Anda di halaman 1dari 3

Nama : Josep Franzley Sirait

Nim : 042788771

Tugas 1

1. Bagaimana hubungan antara materialitas, risiko


audit dan bukti audit? [35]
2. Hal apa yang bisa dilakukan oleh seorang auditor jika
ingin mengurangi risiko audit? [30 poin]
3. Bagaimana hubungan antara Planned Detection risk,
Acceptable Audit Risk, Control Risk dan Inherent
Risk? [35 poin

Jawaban :

1. Hubungan antara materialitas, resiko audit dan bukti audit adalah dengan berdasarkan
pertimbangan biaya dalam manfaat auditor yang tidak mungkin melakukan pemeriksaan atas
semua transaksi yang dicerminkan dalam laporan keuangan, sehingga auditor harus
menggunakan konsep materialitas bahkan kosep resiko audit dalam menyatakan pendapat atas
laporan keuangan audit. Dengan demikian, konsep materialitas berkaitan dengan seberapa
salah saji yang terdapat di asersi yang diterima oleh auditor agar pemakaian laporan keuangan
tidak terpengaruh dengan besarnya salah saji tersebut. Oleh karena itu, konsep resiko audit
berkaitan dengan resiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan
keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material. Dan materialitas menjadi dua golongan
yaitu materialitas pada tingkat laporan keuangan dan materialitas pada tingkat saldo akun.

Pembahasan

Materialisme merupakan suatu filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan
benar-benar ada yaitu materi. Dengan demikian, semua hal terdiri atas materi dan semua
fenomena merupakan hasil interaksi material. Materi juga merupakan satu-satunya substansi
yang termasuk dalam ontologi monistik. Dan resiko audit juga merupakan salah satu resiko
yang timbul dikarenakan auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana
mestinya dengan atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Bukti audit
juga merupakan suatu informasi yang digunakan auditor dalam membuktikan apakah informasi
yang diaudit sudah sesuai dengan kriteria tertentu untuk memperoleh sejumlah bukti audit yang
berkualitas sangatlah penting dalam mencapai tujuan audit. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi auditor seputar kelayakan bukti audit, antara lain:

1. Pertimbangan profesional atau professional judgment, yang artinya probabilitas seorang auditor dalam
menemukan bahkan melaporkan penyelewengan dalam sistem akuntasi kien.
2. Integritas manajemen atau management integrity, yang artinya suatu sikap kejujuran dari pihak
manajemen perusahaan dalam menghasilkan leporan keuangan.
3. Kepemilikan publik versus terbatas, yang artinya salah satu jenis perusahaan yang termasuk jenis
perusahaan terbuka atau perusahaan terbatas.
4. Kondisi keuangan atau financial condition, dengan menunjukkan dalam perusahaan mendapatkan laba
maupun dalam kondisi merugi.

2. Yang bisa dilakukan oleh seorang auditor jika ingin mengurangi risiko audit ialah sebagai
berikut:

1. Menambah tingkat materialitas, dan mempertahakan jumlah bukti audit yang dikumpulkan,
2. Menambah jumlah bukti audit yang telah dikumpulkan, sementara itu tingkat materialitas tetap
dipertahankan
3. Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat materialitas secara bersamaan.

Pembahasan

Risiko adalah suatu kondisi yang belum pasti, tetapi mengandung unsur bahaya sebagai konsekuensi
atau akibat dari sesuatu. Sedangkan, risiko audit adalah risiko yang muncul karena auditor tanpa
disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atau bisa dikatakan bahwa auditor
gagal menterjemahkan pendapat secara tepat mengenai laporan keuangan / salah saji
material. Auditor sendiri mempunyai arti sebagai seseorang yang bertugas mengaudit beragam laporan
keuangan dan kegiatan dari suatu perusahaan, instansi, atau lembaga. Tujuan dari risiko audit ialah
meningkatkan kemampuan dalam melakukan identifikasi dan mengukur risiko dalam berbagai area
mulai dari area strategis, kebijakan, finansial, operasional, dan area kerja lain serta meningkatkan usaha
ataupun ketrampilan dalam mengidentifikasi kelemahan yang ada di pihak manajemen. Berikut ini
merupakan jenis-jenis risiko audit:
1. Risiko deteksi (Detection Risk) bahwa auditor gagal mendeteksi salah saji dan kesalahan dalam laporan
keuangan perusahaan akibatnya, mereka mengeluarkan opini yang salah atas laporan tersebut.
2. Risiko Pengendalian (Control Risk) ialah risiko yang mengacu pada risiko salah saji dan kesalahan dalam
laporan keuangan perusahaan karena perusahaan gagal mengontrol pengendalian internalnya secara
baik.
3. Risiko Bawaan (Inherent Risk) merupakan risiko yang tidak bisa dicegah oleh manajemen dan
perusahaan karena beberapa faktor yang tidak dapat dikontrol dan auditor tidak menemukannya dalam
audit

3. - Inherent Risk Risiko bawaan mengukur penilaian auditor atas kemungkinan terdapatnya salah
saji material (baik kecurangan maupun kesalahan) dalam suatu bagian pengauditan sebelum
melakukan pertimbangan efektivitas pengendalian internal klien (Elder, R. J. et al., 2011). Risiko
bawaan meliputi suatu kententuan saldo rekening atau golongan transaksi terhadap suatu salah
saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur struktur
pengendalian intern yang terkait.
- Control Risk Risiko pengendalian merupakan suatu salah saji material yang dapat terjadi
apabila dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur
pengendalian intern pihak klien. Risiko pengendalian adalah ukuran penetapan auditor akan
kemungkinan adanya kekeliruan salah saji dalam segmen audit yang melewati batas toleransi,
yang tak terdeteksi atau tercegah oleh struktur pengendalian intern klien (Arens dan Loebbecke,
1997).
- Detection Risk Risiko deteksi merupakan risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji
material yang terdapat dalam suatu asersi. Dalam hal mengetahui risiko tersebut dapat
dilakukan uji analitis (analytical procedure) dan tes uji atas transaksi (test of detail).

Anda mungkin juga menyukai