Anda di halaman 1dari 5

RANGKUMAN Pemeriksaan Akuntansi I

Ch9 Arens

“Risiko Audit”

Canta Nandiwardhana 19013010291

UPN “VETERAN” JAWA TIMUR


Jl. Rungkut Madya, Dn. Anyar, Kec. Gn. Anyar, Kota SBY, Jawa Timur 6029
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
 Kecurangan Laporan Keuangan (Financial Statement Fraud), Kecurangan Laporan
Keuangan dapat didefinisikan sebagai kecurangan yang dilakukan oleh manajemen
dalam bentuk salah saji material Laporan Keuangan yang merugikan investor dan
kreditor. Kecurangan ini dapat bersifat financial atau kecurangan non financial.
Prepared by Amz 4
 b. Penyalahgunaan aset (Asset Misappropriation), Penyalahagunaan aset dapat
digolongkan ke dalam ‘Kecurangan Kas’ dan ‘Kecurangan atas Persediaan dan Aset
Lainnya’, serta pengeluaran-pengeluaran biaya secara curang (fraudulent
disbursement).
 c. Korupsi (Corruption), Korupsi dalam konteks pembahasan ini adalah korupsi
menurut ACFE, bukannya pengertian korupsi menurut UU Pemberantasan TPK di
Indonesia. Menurut ACFE, korupsi terbagi ke dalam pertentangan kepentingan
(conflict of interest), suap (bribery), pemberian illegal (illegal gratuity), dan
pemerasan (economic extortion)

Risiko Audit

Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi
pendapatannya sebagaimana mestinya atas suatu laporan keuangan yang mengandung
salah saji material. Standar audit mengharuskan auditor untuk memperoleh pemahaman
tentang entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internalnya, untuk menilai risiko
salah saji material dalam laporan keuangan klien. Auditor menerima beberapa tingkat risiko
atau ketidakpastian dalam melaksanakan fungsi audit. Seorang auditor yang efektif
mengakui bahwa ada risiko dan menangani risiko tersebut dengan cara yang tepat.
Sebagian besar risiko yang dihadapi auditor sulit diukur dan memerlukan pertimbangan
yang cermat sebelum auditor dapat merespons dengan tepat. Karena penilaian risiko adalah
masalah pertimbangan profesional, bukan pengukuran yang tepat, menanggapi risiko ini
dengan benar sangat penting untuk mencapai audit berkualitas tinggi. Risiko salah saji
material adalah risiko yang laporan keuangan mengandung salah saji material karena
kecurangan atau kesalahan sebelum audit. Risiko salah saji material adalah fungsi dari
kerentanan laporan keuangan secara keseluruhan atau akun individu terhadap salah saji,
termasuk risiko bahwa kontrol klien mungkin tidak efektif dalam mencegah atau mendeteksi
dan mengoreksi salah saji.

● Hubungan Antar Unsur Risiko

Risiko bawaan dan risiko pengendalian berbeda dengan risiko deteksi. Kedua risiko
yang disebut terdahulu ada, terlepas dari dilakukan atau tidaknya audit atas laporan
keuangan, sedangkan risiko deteksi berhubungan dengan prosedur audit dan dapat diubah
oleh keputusan auditor itu sendiri. Risiko deteksi mempunyai hubungan yang terbalik
dengan risiko bawaan dan risiko pengendalian.

Semakin kecil risiko bawaan dan risiko pengendalian yang diyakini oleh auditor, semakin
besar risiko deteksi yang dapat diterima. Sebaliknya, semakin besar adanya risiko bawaan
dan risiko pengendalian yang diyakini oleh auditor, semakin kecil tingkat risiko deteksi yang
dapat diterima. Sebagai bagian dari penilaian auditor atas risiko salah saji material, baik
yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan, standar auditing mengharuskan auditor
untuk menentukan apakah salah satu risiko yang diidentifikasi, menurut pertimbangan
profesional auditor, merupakan risiko yang signifikan.

Risiko signifikan merupakan risiko salah saji material yang teridentifikasi dan dinilai,
yang menurut pertimbangan profesional auditor, memerlukan pertimbangan audit khusus.
Standar audit mengharuskan auditor untuk memperoleh pemahaman tentang pengendalian
entitas yang relevan dengan risiko signifikan untuk mengevaluasi desain dan penerapan
pengendalian tersebut, dan auditor harus melakukan pengujian substantif terkait dengan
asersi yang dianggap memiliki risiko signifikan.

● Hubungan Antara Materialitas, Risiko Audit dan Bukti Audit

Risiko adalah ukuran ketidakpastian, sedangkan materialitas adalah ukuran besarnya atau
ukuran. Secara bersama-sama, mereka mengukur ketidakpastian jumlah besaran tertentu.

Berbagai kemungkinan hubungan antara materialitas, risiko audit, dan bukti audit
digambarkan sebagai berikut :

Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat materialitas dikurangi, auditor
harus menambah jumlah bukti audit yang di kumpulkan.

Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan mengurangi jumlah bukti
audit yang dikumpulkan, risiko audit menjadi meningkat.

Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit, auditor dapat menempuh salah
satu dari tiga cara berikut ini :

Menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahankan jumlah bukti audit yang
dikumpulkan.

Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat materialitas tetap
dipertahankan.

Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat materialitas secara
bersama-sama.

 Strategi Audit Awal

Tujuan akhir auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan proses audit adalah
mengurangi risiko audit ke tingkat yang cukup rendah untuk mendukung pendapatnya,
apakah dalam semua hal yang material, laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai
dengan prinsip akuntansi nberterima umum. Tujuan ini dicapai dengan mengumpulkan
bukti audit tentang asersi yang terdapat dalam laporan keuangan yang disajikan oleh
manajemen. Strategi audit awal dalam perencanaan audit atas asersi individual atau
sekelompok asersi. Strategi audit awal dibagi menjadi dua macam: pendekatan terutama
substantif (primarily substantive approach), dan pendekatan tingkat risiko pengendalian
taksiran rendah (lower assessed level of control risk approach).

Unsur Strategi Audit Awal

Dalam  mengembangkan strategi audit awal untuk suatu asersi, auditor menetapkan empat
unsur berikut ini:

 Tingkat risiko pengendalian taksiran yang direncanakan.


 Luasnya pemahaman atas pengendalian intern yang harus diperoleh.
 Pengujian pengendalian yang harus dilaksanakan untuk menaksir risiko
pengendalian.
 Tingkat pengujian substantif yang direncakan untuk mengurangi risiko audit ke
tingkat yang cukup rendah

● Pendekatan terutama substanstif dan pendekatan risiko pengendalian rendah.

Pendekatan Tertutama Substantif


Dalam strategi audit ini, auditor mengumpulkan semua atau hamper semua bukti
audit dengan menggunakan pengujian substantif dan auditor sedikit meletakkan
kepercayaan atau tidak mempercayai pengendalian intern. Pendekatan ini biasanya
mengakibatkan penaksiran risiko pengendalian pada tingkat atau mendekati maksimum.
Pada dasarnya ada tiga alasan mengapa auditor menggunkan pendekatan ini:
·         Hanya terdapat sedikit (jika ada) kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang
relevan dengan perikatan audit atas laporan keuangan, sebagai contoh auditor akan
menjumpai sedikit kebijakan dan prosedur pengendalian intern dalam audit atas laporan
keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan kecil yang dioperasikan sendiri oleh pemiliknya.
Dalam situasi ini, auditor akan mencurahkan usaha sedikit terhadap pengendalian, dan akan
menitikberatkan pengumpulan bukti auditnya terutama dari pengujian substantif.
·         Kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang berkaitan dengan asersi untuk akun
dan golongan transaksi signifikan tidak efektif. Sebagai contoh, pengendalian atas transaksi
pembelian dan pengeluaran kas yang lemah, sehingga auditor merencanakan jauh
sebelumnya untuk melakukan pengujian substantif secara luas terhadap asersi kelengkapan
utang usaha.
·         Peletakan kepercayaan besar terhadap pengujian substantif lebh efisien untuk asersi
tertentu. Misalnya dalam audit atas aktiva tetap , auditor menggunakan pengujian substantif
terhadap penambahan, penghentian pemakaian. Penjagaan fisik aktiva tetap untuk
membuktikan asersi keberadaan aktiva tetap tersebut. Auditor tidak melakukan pengujian
pengendalian atas transaksi penambahan, penghentian pemakaian, penjagaan fisik aktiva
tetap, jika hanya terdapat sedikit transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap.
Pengumpulan bukti audit melalui pengujian substantif lebih efisien dibandingkan dengan
pengujian pengendalian.
Pendekatan Risiko Pengendalian Rendah

Dalam pendekatan ini, auditor meletakkan kepercayann moderat atau pada tingkat
kepercayaan penuh terhadap pengendalian, dan sebagai akibatnya auditor hanya
melaksanakan sedikit pengujian substantif.

Anda mungkin juga menyukai