PENDAHULUAN
Kata Trinitas atau Trituggal tidak terdapat dalam Alkitab. Dan
kendati Tertullianus sudah menggunakan kata itu pada abad 2 M,
barulah pada abad 4, kata ini mendapat tempat resmi dalam teologi
Kristen. Tetapi doktrin mengenai Allah Trinitas inilah ajaran Kristen
yang paling khas, dan 'mencakup seutuhnya segenap unsur utama
kebenaran yang diajarkan agama Kristen mengenai adanya kegiatan
Allah dalam hanya satu istilah umum yang sangat luhur' (Lowry).
Teologi
berusaha
menerangkan
keberadaan
Allah
dengan
PEMBAHASAN
a. Dalam Perjanjian Lama
Kendati ajaran ini tidak 'berkibar' dalam Perjanjian Lama, Trinitas
itu sudah tersirat dalam penyataan diri Allah sejak masa paling dini.
yang
mempunyai
kuasa
mencipta,
dan
sekaligus
membuat
mengungkapkan
alam
semesta
pikiran-Nya
itu
sebagai
dalam
karya
wujud
pikiran-Nya,
Firman,
dan
ditemukannya
teleskop
yang
lebih
tinggi
tingkat
kita
bayangkan
bagaimana
tingginya
keteraturan
dan
ketertiban dari pribadi Allah dalam menciptakan jagat raya ini, karena
jikalau tidak akan terjadi suatu kekacauan yang sangat dahsyat di
alam semesta ini.
ke
kayu
salib
untuk
menggenapi
Firman
Tuhan,
Yesus
tapi
dalam
diriNya
ada
tiga
Oknum
yang
tidak
'Oknum'
adalah
ungkapan
yang
tidak
sempurna
untuk
manusia
mencakup
kebebasan
berkehendak,
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Allah, yang menyatakan diri menurut Alkitab, adalah Esa dalam
tiga cara khas yang tergantung satu sama lainnya, yaitu sebagai
Bapa, Anak, dan Roh Kudus yang mempunyai peranan sebagai
berikut:
Allah Bapa sebagai Allah Pencipta, maka disebut Khalik langit, bumi,
dan segala isinya.
Allah Anak adalah Juruselamat, Penebus, sesuai dengan Firman Tuhan
yang tertulis di Yohanes 3:16
Allah Roh Kudus sebagai Penghibur, yang tertulis di Yohanes 14:26
tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa
dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu
kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah
Kukatakan kepadamu artinya Roh Kudus itu sebagai pendamping
juga. Maka tidak heran kalau setelah kita membaca Firman kadang
kita bisa lupa, tetapi setelah beberapa waktu lama kemudian bisa
saja tiba-tiba kita teringat akan Firman itu lagi pada saat situasi dan
konteks yang tepat, hal itu merupakan hasil pekerjaan Roh Kudus
yang mengingatkan kita melalui hati nurani kita.
B. DAFTAR PUSTAKA
- Barth, Karl. Teolog Kemerdekaan: Kumpulan Cuplikan Karya Karl
Barth. BPK Gunung Mulia, 1997.
-J. R Illingworth, The Doctrine of the Trinity, 1909; C. W Lowry, The
Trinity and Christian Devotion, 1946; A. E Garvie, The Christian
Doctrine of the Godhead, 1925; H. Bavinck, The Doctrine of God,
1951, hlm 255-334; B. B Warfield dalam ISBE (artikel 'Tritunggal'); R. S
Franks, The Doctrine of the Trinity, 1953; K Barth, Church Dogmatics
1; D Lamont, Christ and the World of Thought, 1934, hlm 221-247.
RAF/MHS/HAO