INDONESIA
JAYA PRADANA
NIM 201901023
2020
1
Daftar Isi
Abstrak ...............................................................................................................................3
Pendahuluan .......................................................................................................................4
Merek .....................................................................................................................5
Hipotesis ...........................................................................................................................12
Penutup .............................................................................................................................15
2
Abstrak
Promag sebagai market leader obat maag di Indonesia dengan market share sebesar
68% telah menunjukkan eksistensisya sejak 1971 samapi saat ini. Ekuitas merek yang
dibentuk oleh tim promosi melalui kesadaarn merek, asosiasi merek, persepsi kualitas serta
loyaliyas merek terbukti mempengaruhi keputusan pembelian masyarakat. Dengan pengujian
Uji F secara positif dan signifikan ekuitas merek terhadap keputusan pembelian, Uji T
menunjukkan loyalitas merek mempunyai pengaruh besar terhadap keputusan pembelian
diikuti oleh asosiasi merek, persepsi kualitas kemudian kesadaran merek.
Promag as an ulcer drug market leader in Indonesia with a market share of 68% has
shown its existence since 1971 until now. Brand equity formed by the promotion team
through brand awareness, brand association, perceived quality and brand loyalty has been
proven to influence people's purchasing decisions. By testing the F Test positively and
significantly brand equity on purchasing decisions, the T Test shows brand loyalty has a
major influence on purchasing decisions followed by brand associations, perceived quality
then brand awareness.
3
Strategi Promag sebagai market leader obat maag
Pendahuluan
4
Kajian Pustaka
Merek
Penelitian sebelumnya oleh St. Sudomo (2013) merek adalah tanda atau simbol yang
dapat mengidentifikasi suatu produk maupun jasa dari sebuah perusahaan dan dapat menjadi
ciri khas atau pembeda dengan produk masupun jasa yang dihasilkan oleh perusahaan lain.
Merek atau dalam bahasa Inggris brand adalah tanda yang digunakan oleh pengusaha
(pabrik, produsen, dan sebagainya) pada barang yang dihasilkan sebagai tanda pengenal,
Wikipedia.
5
Ekuitas merek
Penelitian sebelumnya oleh St, Sudomo (2013) ekuitas merek akan mempengaruhi
kepercayaan diri konsumen dalam menentukan keputusan pembelian.
Oleh Dian Anita Sari (2014) ekuitas merek adalah suatu yang ditawarkan suatu perusahaan
yang mewakili merek, kualitas, produk dan mutu yang dihasilkan yang pada
perkembangannya digunakan sebagai strategi perusahaan menghadapi kompetitor eksisten
maupun baru.
Bagi pelanggan, ekuitas merek dapat memberikan nilai dalam memperkuat pemahaman
mereka akan proses informasi, memupuk rasa percaya diri dalam pembelian, serta
meningkatkan pencapaian kepuasan. Nilai ekuitas merek bagi pemasar/perusahaan dapat
mempertinggi keberhasilan program pemasaran dalam memikat konsumen baru atau
merangkul konsumen lama. Hal ini dimungkinkan karena dengan merek yang telah dikenal
maka promosi yang dilakukan akan lebih efektif.
Menurut Aaker (1991) ekitas merek pengukuran lima dimensi diantaranya kesadaran
merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, loyalitas merek dan kebiasaan pasar. Kesadaran
merek
Oleh St, Sudiomo (2013) kesadaran merek mempunyai pengaruh positifdan signifikan
terhadap keputusan pembelian.
6
Kesadaran Merek
Tingkatan Brand Awareness
Brand awareness memiliki beberapa tingkatan dari tingkatan yang paling rendah
(tidak menyadari brand) sampai tingkatan yang paling tinggi yaitu Top of Mind, yang bisa
digambarkan dalam sebuah piramida. Piramida brand awareness dari rendah sampai tingkat
tertinggi adalah sebagai berikut:
7
Gambar 1 Piramida Brand Awareness Sumber: Durianto et al. (2004: p.55)
8
Asosiasi merek
Penelitian sebelumnya oleh St, Sudomo (2013) asosiasi merek tidak mempunyai
pengaruh positif dan signifkan terhadap keputusan pembelian. Oleh Dian Anita Sari (2014)
asosiasi merek adalah kesan yang meekat pada suatu produk baik barang maupun jasa yang
sering disebut brand image. Oleh Arief Rahendy (2014) Asosiasi merek adalah semua kesan
yang dapat membuat orang dapat mengingat sebuah merek dimana semakin tinggi asosiasi
merek semakin tinggi pula keputusan pembelian konsumen.
Brand Association (Asosiasi Merek) adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan
mengenai merek. Asosiasi itu tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu tingkat
kekuatan. Keterkaitan pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak
pengalaman atau penampakan untuk mengkomunikasikannya. Berbagai asosiasi yang diingat
konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk citra tentang merek atau brand image di
dalam benak konsumen.
Secara sederhana, pengertian brand image adalah sekumpulan asosiasi merek yang
terbentuk di benak konsumen. Konsumen terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung
memiliki konsisten terhadap brand image atau hal ini disebut juga dengan kepribadian merek
(brand personality)
Merek mulai digunakan sebagai penjamin keandalan dan kualitas produk konsumen,
dan telah berkembang menjadi lambang gaya hidup atau sekumpulan ide. Perusahaan juga
bisa menjadi merek yang memiliki kepribadian dan susunan nilai. Sebagai contoh, IBM atau
Apple, produsen komputer dengan identitas yang sangat berbeda. Pelanggan masing-masing
perusahaan sangat setia dengan merek dan mempercayai produknya. Merek menghasilkan
kesetiaan konsumen dan menangkap harga premium. Merek menyederhanakan informasi,
berkomunikasi dengan cepat dan memudahkan keputusan untuk membeli.
Sebuah merek lebih dari sekedar nama atau identitas. Merek ialah sekelompok nilai tambah
yang menawarkan keuntungan fungsional dan psikologi kepada konsumen, nilai yang
tercermin pada kemasan, harga, warna, rasa, bau dan bentuk suatu produk konsumen.
Secara sederhana, pengertian brand image adalah sekumpulan asosiasi merek yang
terbentuk di benak konsumen. Konsumen terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung
memiliki konsisten terhadap brand image atau hal ini disebut juga dengan kepribadian merek
(brand personality).
9
Asosiasi merek dapat menciptakan suatu nilai bagi perusahaan dan para pelanggan,
karena ia dapat membantu proses penyusunan informasi untuk membedakan merek yang satu
dengan merek yang lain.
Terdapat lima keuntungan asosiasi merek, yaitu:
1. Dapat membantu proses penyusunan informasi. Asosiasi-asosiasi yang terdapat pada
suatu merek, dapat membantu mengikhtisarkan sekumpulan fakta dan spesifikasi yang
dapat dengan mudah dikenal oleh pelanggan.
2. Perbedaan. Suatu asosiasi dapat memberikan landasan yang sangat penting bagi usaha
pembedaan. Asosiasi-asosiasi merek dapat memainkan peran yang sangat penting dalam
membedakan satu merek dari merek yang lain.
3. Alasan untuk membeli. Pada umumnya, asosiasi merek sangat membantu para
konsumen untuk mengambil keputusan untuk membeli produk tersebut atau tidak.
4. Penciptaan sikap atau perasaan positif. Asosiasi merek dapat merangsang perasaan
positif yang pada gilirannya akan berdampak positif terhadap produk yang bersangkutan.
5. Landasan untuk perluasan. Asosiasi merek dapat menghasilkan landasan bagi suatu
perluasan merek, yaitu dengan menciptakan rasa kesesuaian antara suatu merek dan
sebuah produk baru.
Selanjutnya apabila para konsumen beranggapan bahwa merek tertentu secara fisik berbeda
dari merek pesaing, citra merek tersebut akan melekat secara terus menerus sehingga dapat
membentuk kesetiaan terhadap merek tertentu, yang disebut dengan loyalitas merek (brand
loyalty).
Persepsi kualitas
Penelitian sebelumnya oleh St, Sudomo (2013) persepsi kualitas tidak mempunyai
pengaaruh positif dan signifkan terhadap keputusan pembelian. Oleh Dian Anita Sari (2014)
persepsi kualitas adalah kesan yang melekat pada suatu barang maupun jasa tentang kualitas,
penampilan, kepercayaan konsumen. Oleh Arief Rahendy (2014) persepsi kualitas adalah
kemampuan produk suatu produk yang meliputi kehandalan, daya tahan, kekuatan,
kemudahan, dan lainnya dimana semakin tinggi persepsi kualitas semakin tinggi pula
keputusan pembelian oleh konsumen.
10
Menurut Darmadi Durianto, dkk. (2001:96), persepsi konsumen
terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasa dapat menentukan nilai dari produk
atau jasa tersebut dan berpengaruh secara langsung kepada keputusan pembelian konsumen
dan loyalitas mereka terhadap merek.
Loyalitas merek
Penelitian sebelumnya oleh St, Sudomo (2013) loyalitas merek mempunyai pengaaruh
positif dan signifkan terhadap keputusan pembelian. Oleh Dian Anita Sari (2014) loyalitas
merek adalah yang membentuk kesetiaan serta loyalitas terhadap produk yang akan
dikonsumsi oeh konsumen. Oleh Arief Rahendy (2014) loyalitas merek adalah gambaran
tentang saling terkait antara produk dengan konsumen seberapa besar kemungkinan
konsumen pindah pada merek lain, bagaimana konsumen loyal untuk merekomendasikan
merek tersebut kepada orang lain, serta bagaimana konsumen terus membeli suatu produk.
Keputusan pembelian
Penelitian sebelumnya oleh St, Sudomo (2013) keputusan pembelian dapat dikur
dengan beberapa indikator diantaranya pertimbangan dalam pembelian, kemantapan
pembelian, kecepatan memutuskan pembelian.
11
Hipotesis
H1. Kesadaran merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
H2. Asosiasi merek berpengaruh posiitif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
H3. Loyalitas merek berpengaruhg positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
H4. Loyalitas merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
Metode penelitian
Pengujian hipotesis dengan uji t (secara parsial), dengan kriteria jika t hitung > t tabel
maka Ha diterima dan sebaliknya jika t hitung < t tabel maka Ha ditolak. Uji F digunakan
untuk menguji secara simultan variabel independen terhadap variabel dependen.
12
Analisis dan pembahasan
Persamaan regresi
Dengan jumlah responden sebanyak 100 orang maka alfa 5% t tabel dalam penelitian
ini adalah 1, 989 dan F tabel sebesar 2,480.
13
5. Hasil uji F semua variabel independen terhadap variabel dependen menunnjukkan
angka, F hitung = 89,168 lebih besar dari F tabel maka kesadaran merek, persepsi
kualitas, asosiasi merek, loyalitas merek secara simultan berpengaruh tehadap
keputusan pembelian.
6. Dari pengujian didapatkan nilai R Square 0,819 dengan kesimpulan 81,9% dari
keputusan pembelian dapat diterangkan melalui variabel ekuitas merek sedangkan
sebanyak 18,1% dijelaskan oleh variabel lain diuar penelitian.
Kesimpulannya secara umum ekuitas merek promag mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian dengan masing – masing variabel juga berpengaruh
dengan nilai paling tinggi secara berturut-turut adalah loyalitas merek, asosiasi merek,
persepsi kualitas dan kesadaran merek.
14
Penutup
Penelitian ini secara singkat menjelaskan bagaimana strategi promag menjadi market leader
obat maag di Indonsia yang diharapkan pada penelitian selanjutnya diadakan dengan lebih
terperinci tentang variabel yang bisa menyempurnakan penelitian ini.
15
Daftar Pustaka
Aaker, D. A. (1996). ‘Measuring Brand Equity across Products and Markets’. California
Management Review, 38 (3)
Das, Gopal (2014). “Linkages of retailer awareness, retailer association, retailer perceived
quality and retailer loyalty with purchase intention: A study of Indian
food retail brands”, Journal and retailing and consumer services 21 (2014) 284-292
Lara Stocchi, Rachel Fuller. (2017). “A comparison iof brand equity strength accross
consumer segment and market”, Journal of product and brand management
Sari, Dian Anita. (2014). ‘’Analisis Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian
Air Minum Daam Kemasan Aqua-Danone (Studi Kasus Konsumen Kecamatan Kota
Rembang)”, STIE YPPI Rembang: Rembang
16