Merek adalah kekayaan hakiki sebuah sebuah industri/perusahaan. Apapun dilakukan orang untuk
membangun ekuitas atas merek, yang kemudian lebih dikenal sebagai ‘Brand Equity’.
Nilai sebuah perusahaan tidaklah terletak pada jumlah asset-asetnya semata, seperti gedung
perkantoran, pabrik, mesin-mesin produksi dan inventaris lainnya, namun termasuk kedalamnya nilai
dari ekuitas dari merek tersebut. Jadi ketika terjadi akuisisi pada sebuah perusahaan, seperti yang
terjadi pada Sampoerna, maka harga sebuah perusahaan adalah penjumlahan dari corporate
equity dan Brand Equity. Jika diberi prosentase maka nilai Brand equity mencapai 90% bahkan lebih
dan nilai corporate equity hanya maksimal 10% dari total nilai.
Ekuitas atas merek (Brand Equity) menjadi pembahasan dan perdebatan para ahli strategi pemasaran
di seluruh penjuru bumi dari masa ke masa, selama berabad-abad lamanya. Ratusan bahkan miliaran
rupiah dikeluarkan untuk melakukan riset-riset untuk mencari merek-merek terbaik pada wilayah
sebuah negara, bahkan diseluruh dunia. Lembaga-lembaga riset pun melakukan penelitian secara
berkesinambungan untuk mencari dan memilih merek-merek terbaik pada berbagai kategori untuk
memperoleh penghargaan (award).
Di Indonesia, kita mengenal banyak sekali penghargaan yang dianugerahkan untuk merek-merek
terbaik di negeri ini. Dan lembaga/badan riset yang berkompeten untuk hal ini diantaranya Frontier
untuk Indonesia Customer Satisfactions Award (ICSA), MARS untuk Indonesia Best Brand Award (IBBA),
MarkPlus untuk Superbrand, dan lain sebagainya.
Penghargaan-penghargaan tersebut merupakan kebanggaan bagi merek yang terpilih sebagai merek
terbaik, dan keberhasilan itu dapat dijadikan indikator keberhasilan dan prestasi sebuah merek di
pasar. Award tersebut merupakan materi iklan yang sangat baik untuk makin meningkatkan nilai
ekuitas atas merek tersebut. Hampir semua produk yang memperoleh award menjadikan award
tersebut sebagai salah satu attribute produk yang dibuat sangat menonjol diantara attribute lainnya,
sehingga kita dapat melihatnya sebagai bagian dari design kemasan. Konsumen pun tidak jarang
menjadikan penghargaan tersebut sebagai alasan utama untuk tetap loyal terhadap merek yang
digunakan saat ini (customer loyalty), mencoba merek tersebut (switcher) atau melakukan migrasi
(customer migration), serta meninggalkan merek yang selama ini mereka gunakan (customer
competitor).
Dari sini dapat ditarik hipotesa bahwa penghargaan atas merek dapat mempengaruhi perilaku
pembelian konsumen atas merek pada kategori yang sama yang tidak ada subtitusinya, bahkan
pindah ke merek lain walau beda kategori sekalipun, selama merek tersebut sesuai dengan ekspektasi
konsumen.
Untuk mengukur brand value (brand equity), proses pengidentifikasian hingga decisiondilakukan
dengan penelitian di lapangan dengan menggunakan metoda riset yang didesain dengan begitu baik
dan terukur. Untuk penelitian lapangan, pengambilan sample dilakukan dengan probabilistic sampling,
sehingga margins of error (MOE) bisa ditentukan. Total sample yang digunakan dengan asumsi
populasinya infinite, jadi secara statistik, jika populasi melewati jumlah tertentu bisa dianggap infinite
atau tak terhingga, secara total setiap sample memiliki MOE 1,79 %, dengan tingkat kepercayaan
95%. Pengambilan sampling dalam pemilihan merek terbaik menggunakan metode multistage random
sampling, yakni random sampling secara bertahap. Perhitungan brand value (brand equity) dilakukan
dengan menggunakan kaidah mutually exlusive weighting factors, sehingga hasilnya dapat
digeneralisir.
Dengan metoda riset inilah pemilihan merek terbaik di Indonesia, mungkin juga di negera-negara lain
di dunia dilakukan dan metoda ini hingga saat ini tetap digunakan untuk menentukan merek-merek
terbaik di sebuah kawasan. Beberapa diantaranya telah memperoleh penghargaan beberapa kali
karena mampu mempertahankan kinerja merek tersebut di mata pelanggan, diantara Garuda
Indonesia untuk kategori penerbangan, Citibank untuk kategori kartu kredit, Kompas untuk kategori
surat khabar, Kartini untuk kategori majalah, Electrolux untuk kategori elektronik, Coca Cola untuk
kategori minuman, Philips untuk kategori lampu, Hawlet Packard untuk kategori Komputer, Canon
untuk kategori printer, Sony untuk kategori kamera, Rinso untuk kategori detergen dan lain
sebagainya.
Sebelum berbicara lebih jauh tentang ekuitas merek dan loyalitas merek, maka sebaiknya kita
memahami dimensi-dimensi kedua hal tersebut secara baik. Tingkatan dimensi ekuitas merek, secara
berturut-turut dari tingkatan yang paling rendah, adalah kesadaran merek (brand awareness), persepsi
kualitas merek (brand perceived quality), assosiasi merek (brand association) dan loyalitas merek
(brand loyalty). Hampir tidak mungkin, bahkan dipastikan tidak mungkin (imposible) sebuah merek
mencapai dimensi/tahapan brand loyalty tanpa melalui dimensi dan tahapan sebelumnya.
Berdasarkan tingkatan loyalitas dan kepuasan, terbagi atas 4 tingkatan. Tingkatan loyalitas keempat
disebut Habitual Buyer, dimana konsumen yang puas terhadap produk, dalam mengkonsumsi suatu
produk bersifat kebiasaan dan konsumen ini tidak ada masalah jika harus berpindah produk jika
produk tersebut memberikan ketidakpuasan.
Tingkatan loyalitas ketiga disebut Satisfied Buyer, dimana pada dasarnya konsumen puas, namun
sebetulnya mereka menanggung biaya peralihan (switching cost), biaya, waktu, dan uang, atau resiko
kinerja berkenaan dengan tindakan beralih merek.
Tingkatan loyalitas kedua adalah Like the Brand, dimana konsumen yang sungguh-sungguh menyukai
merek dan menganggap merek sebagai sahabat, serta tingkatan loyalitas pertama, yang merupakan
tingkatan tertinggi disebut Commited Buyer, dimana pelanggan yang setia, mempunyai kebanggaan
dalam menemukan atau menjadi pelanggan dari merek. Pada tingkat ini salah satu ciri loyalitas
pembeli ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada
orang lain. Sama halnya dengan ekuitas merek, maka tidak satupun merek yang ada, bahkan tidak
mungkin untuk merek terbaik dunia sekalipun, yang memiliki tingkat loyalitas konsumen atas merek
mencapai tahapan commited buyer tanpa melewati empat tingkatan-tingkatan sebelumnya.
Beberapa pertanyaan besar yang harus kita jawab saat ini adalah, seberapa akurat metoda riset untuk
pemilihan metoda riset tersebut? Benarkah Garuda Indonesia, Citibank, Kompas, Kartini, Electrolux,
Coca Cola, Philips dan Hawlet Packard, benar-benar memiliki nilai kepantasan hakiki sebagai merek
terbaik? Jika tidak, lalu tahukah dan sadarkan anda siapa dan apa merek terbaik dunia sesungguhnya
sepanjang masa?
Jika kita menyadari sepenuhnya tentang hakikat sebuah merek, maka tidak perlu membuat research
design untuk menentukan sebuah merek terbaik, karena cukup menggunakan hati nurani dan
ketajaman berfikir. Metoda yang digunakan adalah keikhlasan, kerendah hatian, kesyukuran dan
kecerdasan intelektual sebagai manusia.
Merek tersebut dibuat atas kesadaran, kesepakatan dan kecintaan yang begitu tinggi. Setiap proses
produksi belum tentu menghasilkan output seketika. Butuh kesabaran yang begitu tinggi, karena
’berhasil atau tidaknya’ produk sangat bergantung pada ’kekuatan lain’ dan takdir. Perangkat produksi
pun di desain dengan sedemikian unik dan sempurna, dan menjamin setiap output yang dihasilkan
pada proses produksi itu pun adalah unik dan memiliki differensiasi, bahkan terdifferensiasi seketika.
Ketika ‘kekuatan’ lain menghendaki jadi, maka jadilah!
Produk tersebut. Proses pembentukan hingga menjadi bentuk produk yang defenitif memakan waktu
berbulan-bulan lamanya dan selama proses itu berlangsung dan proses produksi menggunakan
materi-materi terbaik dan melibatkan quality control yang ‘maha ahli’ di bidangnya, sehingga
kualitasnya tak dapat diragukan sedikitpun.
Proses produksi akan terus berlangsung seiring dengan berjalannya waktu dan musim yang berganti.
Berbulan-bulan lamanya selama masa proses berlangsung, produk tersebut mendapat tambahan
materi yang sangat tinggi kualitasnya dari produsen. Tidak hanya itu, selama proses produksi
berlangsung begitu banyak hal yang terjadi, dilakukan dan dikorbankan, sebagai komitmen atas
kualitas produk dan ekuitas merek. Dan semua itu dilakukan dengan segala keihlasan dan kebanggaan
sebagai produsen sejati. Harapan sebagai manufacturer tidaklah banyak, kelak ketika produk tersebut
siap di lounching, maka produk tersebut benar-benar memiliki kesempurnaan, tanpa cacat produksi
sedikitpun, dan kalaupun ada diusahakan seminimal mungkin. Kalaupun itu terjadi, produk itu tidak
dapat dikatakan sebagai ’produk gagal’ karena begitu banyak ’kebesaran’ lain dan ’keunggulan’ lain
pada produk tersebut.
Tidak ada satupun produk di dunia ini dibuat dengan segala keihlasan dan tanggung jawab yang
tinggi. Bahkan ekuitas atas merek tidak dapat dinilai dengan metoda riset dan statistik secanggih
apapun karena ke-takternilaiaan-nya. Hal ini menjadi salah satu alasan kenapa produsen tidak pernah
berpikir menjual produk tersebut, bahkan jangankan berpikir, terlintas pun tidak!. Jauh sebelum
diluncurkan, produk ini telah memiliki portfolio yang sangat detail dan jelas, bahkan masa depannya
sudah direncanakan dengan sedemikian baiknya. Ekuitas atas merek bahkan melewati empat tahapan
sekaligus dan langsung mencapai tingkatan ekuitas tertinggi, yaitu Brand Loyalty.
Brand awarness dibangun dengan memberikan nama yang baik dan dalam nama itu terkandung
makna dan nilai yang begitu tinggi, dimana awareness atas merek dibangun dengan sedemikian
baiknya secara terus menerus (continue) sepanjang daur hidup produk itu berlangsung. Brand
perceived quality dan brand association pun ditanamkan saat itu juga, dengan komitmen yang teguh
dan tekad untuk menjadikan merek tersebut menjadi brand yang memiliki masa depan, bahkan benar-
benar di assosiasikan sebagai ’brand dari masa depan’ tanpa ada hal-hal yang meragukan sedikit pun.
Demikian halnya dengan ekuitas atas merek (brand equity), loyalitas atas merek (brand loyalty) atas
produk tersebut langsung menempati tingkatan tertinggi, yaitu like the brand dan commited buyer.
Produsen benar-benar bangga terharap produk tersebut, menjadikannya sahabat dan
merekomendasikan produk tersebut ke setiap market sebagai merek terbaik dengan berbagai nilai
tambah sebagai differensiasi. Tidak ada satupun merek yang diproduksi di dunia ini, yang seketika
diluncurkan (lounching) langsung menjadi produk dengan ekuitas merek tertinggi dan loyalitas terbaik,
kecuali produk tersebut. Differensiasi atas produk tersebut hampir tidak dapat diukur karena begitu
uniknya dan memiliki karakteristik yang begitu tinggi.
Anehnya, walaupun memiliki brand value dan loyalty yang sangat baik, produsen tidak pernah berniat
menjualnya, bahkan produsen terus menerus melakukan apa saja tanpa mengenal batas ruang dan
waktu untuk meningkatkan brand value index, yang sebetulnya sudah sangat baik dan tak mampu
diukur oleh semua sumber daya teknologi, secanggih apapun.
Cobalah renungkan sejenak, sadari dengan segala keikhlasan yang ada dan Demi ALLAH! Merek
terbaik dunia sepanjang masa itu tidak lain adalah nama saya, nama anda dan nama-nama mereka.
Soekarno, Soeharto, Bachruddin Yusuf Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, Susilo
Bambang Yudhoyono, Lies Sudianti, Jamil Azzani, Iwan Pramana, Yeri Afrizon, Mawardi Djucli,
Gaaoenarjadi Goenawan, Oten Prabowo, Yan Yan Peliyana, Faisal Nasoetion, Yandra, Dadang, Wiwik,
Asdar, Azhar, Rohim, Udin, Aswin, Aulia, Dindin dan nama-nama lainnya adalah merek terbaik,
diantara merek-merek terbaik sepanjang masa, tidak hanya di dunia, juga akhirat. Dan orang tua kita,
terutama Ibu-Ibu kita adalah produsen terbaik dunia, yang telah mengandung, melahirkan,
membesarkan dan mendoakan kita, tanpa ada sedikitpun pamrih.
Bayangkanlah sejenak dan pikirkanlah, apakah ada produk yang diberi merek nama-nama kita,
dikelola sedemikian baiknya nyaris tanpa pamrih? Mungkin sepanjang kita hidup, sejak
terjadi fertilisasi (pembuahan) hingga saat ini, sebetulnya kita telah ’membebani’ hidupnya.
Ketika fertilisasi terjadi ’kita’ telah membuat ibu-ibu kita merasakan mual yang teramat sangat dan
muntah-muntah yang menyiksa, namun ’siksaan’ itu diterima dengan segala kegembiraan dan
kesyukuran. Kemudian selama lebih dari sembilan bulan lamanya, kita ’kembali membebaninya’
diangkut kemana-mana sepanjang siang dan malam, dijaga sedemikian rupa penuh kehati-hatian, dan
makanan yang diberikan pada kita selama dalam kandungan berasal dari kualitas terbaik dari
darahnya, bahkan ketika beliau dalam keadaan sakit dan laparpun, kita tetap memperoleh suplai
makanan dari darah terbaik yang sebetulnya merupakan cadangan energi baginya.
Sembilan bulan itu adalah masa yang begitu panjang, dan bahkan tidak ada ’kuli’ yang bersedia
dibayar untuk memanggul beban selama itu. Ibu-Ibu kita mempertaruhkan hidupnya ketika
melahirkan, berjuang antara hidup dan mati, menahan rasa sakit yang tiada tara dan banyaknya
pembuluh darah pecah dan sel-sel yang rusak ketika proses melahirkan itu berlangsung. Butuh waktu
paling sedikit 40 hari untuk mengembalikan kondisi tubuh beliau ke kondisi semula, namun belum
tentu seperti sedia kala. Setelah lahir, kita disusui selama berbulan-bulan lamanya, dan susu itu
terbuat dari darah dari kualitas terbaik, yang sebetulnya lebih dibutuhkan untuk kelangsungan
hidupnya. Siang dan malam kita dijaga dengan hatinya, memandikan kita dengan penuh cinta,
membersihkan kotoran kita dengan tangan kanannya, dan dalam setiap helaan nafasnya, sepanjang
siang dan malam terpanjat doa dan harap semoga kita cepat besar dan kelak menjadi manusia yang
berguna.
Dengan penuh kesabaran beliau ajarkan kita merangkak, berjalan dan mengenal semua yang ada di
dunia untuk pertama kalinya. Beliau adalah insan mulia yang pertama kali mengajarkan kita mengenal
ALLAH, menuntun tangan kita menulis dan mengajarkan kita membaca, dengan harapan kelak kita
bisa membaca keadaan dan belajar tentang hidup di jalan yang lurus. Beliau bangun ketika kita masih
terlelap pulas dalam buaian mimpi, ruku dan sujud, serta menegadahkan wajah dan tangan ke langit,
memohon tanpa henti pada Sang Khaliq untuk kebahagiaan seorang anak, yang bahkan belum tentu
berguna baginya. Pun demikian, beliau tidur ketika kita telah pulas tertidur, dan sebelum tidur beliau
sempatkan memandangi wajah kita dengan segala kecintaan, membelai dan mencium kening kita,
sebelum beliau tidur. Ibu-Ibu kita menjalankan fungsi sebagai ’customer service’ terbaik di dunia ini,
dan tak ada ilmu manajemen, pemasaran dan strategy manapun yang mengajarkan ini.
Masih segar dalam ingatan saya, bagaimana sibuknya Ibu ketika saya akan berangkat sekolah beliau
menyiapkan makanan dan menyuapkan nasi dengan sabar sesuap demi sesuap ke mulut ini sembari
menunggu bis ditepi jalan. Dikemudian hari, dimasa ini barulah saya sadar, betapa suap demi suap
nasi itu ternyata dikonversi sebagai sumber energi bagi otak, untuk belajar, untuk berfikir dan
menjadikan saya manusia seperti sekarang ini.
Perempuan inspirasi hidup itu dengan sabar menunggu setiap hari di depan pintu rumah hingga anak-
anaknya pulang sekolah, dan menanyakan pelajaran hari itu. Ketika telah dewasa seperti sekarang ini
pun beliau masih tetap setia menunggu saya pulang di depan pintu rumah, masih seperti dulu dan tak
ada yang berubah. Setiap kepahitan hidup dilalui dengan senyum ikhlas, tak ada kebahagiaan baginya
kecuali melihat kami bahagia. Semua kesedihan hidup mampu beliau simpan dengan sempurna, tak
terlihat dan seakan-akan tidak ada apa-apa. Ibu selalu meyakinkan kami untuk terus belajar dan
melanjutkan sekolah, apapun yang terjadi.
Diantara semua anak-anak mungkin saya paling dekat dengan Ibu, beliau tidak hanya sebagai ibu,
melainkan juga sahabat dan tempat untuk mencurahkan cinta dan pengabdian seorang anak. Saya
sangat mencintainya sepanjang hayat, tak ada yang lebih membahagiakan saya kecuali
membahagiakannya, tak ada yang lebih berharga bagi saya, kecuali memiliki kecintaan yang
sedemikian besar pada perempuan itu.
Sepenuhnya saya sadar, apapun yang saya lakukan tak akan mampu membayar apa yang telah beliau
lakukan selama ini. Tak ada satupun ilmu akutansi manajerial yang mampu menghitung dan
mengkonversi segala pengorbanan, pengabdian dan keikhlasan beliau dalam bentuk indeks, uang dan
angka.
Ibu-ibu kita adalah pribadi yang unik, bahkan mereka tidak pernah menghitung apapun yang mereka
lakukan, karena semuanya dilandasi cinta tanpa batas dan keihlasan tanpa pamrih sedikitpun.
Membalas jasanya saja sudah tidak mungkin, lalu apakah pada tempatnya jika setelah apa yang beliau
lakukan, kita melawan, mendurhakai, bahkan memperlakukan Ibu-Ibu kita tidak pada tempatnya.
ALLAH mengajarkan, janganlah sekali-kali mengatakan ’ah’ pada ibu kita, bahkan makna yang lebih
dalam, jangankan berkata ’ah’ dimulut, jika mungkin di hati pun jangan!
Jadi, apakah ada merek yang lebih baik di dunia ini selain nama-nama kita? Adakah produk yang
dikelola sebaik dan sesempurna itu? Bahkan sejak proses produksi, selama proses produksi dan pasca
produksi? Ibu kita sesungguhnya adalah produsen terbaik dunia bahkan akhirat yang memproduksi
tanpa mengharapkan sama sekalireturn of equity (ROE) bahkan return of investment (ROI) padahal
begitu banyak harta baik yang berwujud ataupun tidak yang telah dikorbankan untuk membangun
ekuitas nama kita, sebagai merek dari masa depan. Kita adalah inspirasi hidup Ibu kita, dan sudah
selayaknya kita jadikan Ibu kita inspirasi hidup pula.
Sebagai merek terbaik dunia, maka banyak alasan untuk berhasil, namun tak satupun alasan untuk
gagal. Jadikan setiap hari merupakan hari yang terbaik, rubahlah apa yang perlu dirubah dan
belajarlah dari kehidupan yang kita jalani. Harus kita akui bahwa kita tak bisa mengubah masa lalu,
namun perlu diingat, kita bisa melukis masa depan. Tak ada yang lebih berharga bagi seorang
manusia, kecuali memiliki ilmu yang berguna dan ilmu itu bermanfaat bagi orang lain.
Dari sini kita bisa belajar, bahwa ALLAH memberikan kita kemuliaan sebagai manusia, dan
dianugerahkan kemuliaan seorang Ibu. Selayaknya kita menghasilkan merek-merek yang lebih baik
lagi, dengan melakukan benchmarking terhadap apa yang telah dilakukan oleh Ibu-Ibu kita. Apa yang
tertulis adalah sebagian kecil dari sebagian kecil cerita tentang Ibu yang terungkap, begitu banyak
bahkan tidak bisa kita ceritakan, karena begitu banyaknya, baik yang terlihat ataupun tidak terlihat.
Namun hampir tidak seorangpun bisa membantah, bahwa hampir semua orang menjadikan Ibu
sebagai insiprasi hidup!! Setelah ini, pulanglah ke rumah, temui Ibumu yang selalu menunggumu
pulang dan selalu mencintaimu, walaupun kamu selalu melawannya, berkata dengan suara lebih
nyaring dan lebih tinggi darinya, bahkan hampir setiap nasehatnya kamu abaikan, padahal itu adalah
wujud cinta kasih, pengabdian dan pemenuhan janjinya kepada Sang Khaliq.
Pulanglah, dan mintalah maaf dan restu pada insan yang selalu memuliakanmu, dengan tak
memperdulikan apapun yang kamu lakukan atasnya. Lihatlah matanya yang mulai redup, kulitnya
yang mulai kusam dihiasi keriput, pertanda betapa banyak penderitaan tak terungkap dan cukup
ALLAH yang tahu tentang hal itu. Namun semua penderitaan itu adalah kebahagiaan untuknya. Mulai
hari ini upayakanlah mata itu terus berbinar dan ciumlah pipi dan keningnya setiap hari, seperti yang
telah dia lakukan padamu selama ini, dan menjadikanmu seperti sekarang ini.
Pulanglah, temui Ibumu. Karena tak ada lagi waktu, bahkan tak akan pernah bisa kamu menggantikan
semua usaha yang telah dia lakukan untukmu, karena tak terhitung dengan uang bahkan apapun yang
kini kamu miliki. Temuilah dia dan katakan bahwa betapa kamu mencintainya, dengan segenap hati,
jiwa dan raga. Pulanglah, temui Ibumu. Karena waktu tak lagi banyak, buatlah hari yang tersisa ini
sebagai hari-hari yang penuh kenangan. Kenangan yang akan selalu ada dan hidup bersamamu, pun
ketika beliau pergi ke pelukan ALLAH.
Pulanglah, temui Ibumu. Berbaktilah dan berdoalah untuknya sepanjang kamu hidup! Dan untuk
menjadi pemasar terbaik maka tidak hanya pengetahuan dan pembelajaran tentang hakikat dunia
yang harus kamu kuasai, melainkan ada sesuatu yang mutlak harus kamu lakukan dan tak ada tawar
menawar untuk itu, jika memang kamu memiliki komitmen sebagai seorang pemasar yang baik, yaitu
doa dan restu Ibumu, karena dia adalah manufacturer terbaik di dunia ini, yang telah bersusah payah
menjadikanmu seperti sekarang ini, Brand Terbaik Dunia, Sepanjang Masa!
* Penulis, Senior Project Management for Equipment & Tecnology Consultant, Islamic Develompent
Bank (IDB) Sulawesi Region – Indonesia
sumber:
http://refrinal.blogspot.com/2008/01/brand-terbaik-dunia-sepanjang-masa-rky.html
Aset ekuitas merek pada umumnya menambahkan atau mengurangi nilai bagi para konsumen.
a. Aset-aset ini bisa membantu mereka menafsirkan, berproses dan menyimpan informasi dalam jumlah
b. Ekuitas merek juga bisa mempengaruhi rasa percaya diri konsumen dalam mengambil keputusan
pembelian (baik itu karena pengalaman masa lalu dalam menggunakan maupun kedekatan dengan merek
c. Yang lebih penting nantinya adalah kenyataan bahwa kesan kualitas dan asosiasi merek bisa menguatkan
Sebagai bagian dari perannya dalam menambah nilai untuk konsumen, ekuitas merek memiliki potensi
untuk menambah nilai bagi perusahaan dengan membangkitkan arus kas marginal setidaknya lewat enam
cara:
a. Ekuitas merek menguatkan program memikat para konsumen baru atau merangkul kembali konsumen
lama. Promosi, memberikan insentif untuk mencoba rasa baru atau kegunaan baru akan lebih efektif jika
merek itu dikenal dan jika tidak ada kebutuhan untuk mengurangi kebimbangan konsumen terhadap
kualitas merek.
b. Empat dimensi ekuitas merek yang terakhir bisa menguatkan loyalitas merek. Kesan kualitas, asosiasi,
dan nama yang terkenal bisa memberikan alasan untuk membeli dan bisa mempengaruhi kepuasan
penggunaan. Bahkan jika ketiganya tidak penting dalam proses pemilihan merek, ketiganya tetap bisa
mengurangi rangsangan untuk mencoba merek-merek lain. Loyalitas merek yang telah dikuatkan terutama
penting untuk merespon para kompetitor yang melakukan inovasi dan memperoleh keuntungan produk.
Loyalitas merek adalah salah satu dimensi ekuitas merek. Pengaruh potensial dimensi-dimensi lain atau
loyalitas adalah cukup penting sehingga terang-terangan dimasukkan sebagai salah satu diantara dimensi-
dimensi ekuitas merek yang lain. Sebagai contoh, kesan kualitas bisa dipengaruhi oleh kesadaran (sebuah
nama memungkinkan menampilkan kesan bahwa produk ini dibuat dengan baik), oleh asosiasi-asosiasi
(juru bicara yang kompeten akan meneguhkan), dan oleh loyalitas (seorang konsumen yang loyal tidak
akan menyukai produk yang rendah kualitasnya). Dalam beberapa situasi, mungkin berguna secara eksplisit
memasukkan dimensi-dimensi ekuitas merek yang lain sebagai keluaran dari ekuitas merek sebagaimana
masukan.
c. Ekuitas merek biasanya akan memungkinkan margin yang lebih tinggi dengan memungkinkan harga
optimum (premium pricing) dan mengurangi ketergantungan pada promosi. Dalam banyak konteks,
elemen-elemen ekuitas merek menunjang harga optimum. Jelasnya, sebuah merek yang memiliki
kelemahan dalam ekuitas merek harus menginvestasikan lebih banyak untuk aktivitas promosi. Adakalanya
d. Ekuitas merek bisa memberikan landasan untuk pertumbuhan lewat perluasan merek.
e. Ekuitas merek bisa memberikan dorongan dalam saluran distribusi. Seperti halnya para konsumen,
perdagangan pun tidak ragu-ragu dalam suatu merek yang telah teruji dan telah memperoleh pengakuan
dan asosiasi. Merek yang kuat akan mendapatkan keuntungan dalam urusan penempatan barang di toko-
f. Aset-aset ekuitas merek memberikan keuntungan kompetitif yang sering menghadirkan rintangan nyata
Abstract
ABSTRAK Hubungan Antara Ekuitas Merek dengan Keputusan Membeli Sepeda Motor Yamaha Merek
yang prestisius memiliki ekuitas merek yang kuat. Semakin kuatnya ekuitas merek dari suatu produk
dapat pula menjadi daya tarik dimata konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut yang selanjutnya
dapat menggiring konsumen untuk melakukan pembelian serta mengantarkan perusahaan untuk meraup
keuntungan dari waktu ke waktu. Yamaha merupakan merek yang banyak dikenal dibenak konsumen
karena merek ini memiliki ekuitas merek yang tinggi dibanding dengan produk lainnya. Merek yang
tertanam pada produk sepeda motor Yamaha memiliki landasan merek yang kuat sehingga mampu
bersaing dijajaran pertama pada peringkat kategori sepeda motor di Indonesia. Namun seiring dengan
perkembangan dunia otomotif saat ini terutama dengan munculnya beragam kompetitor seperti Honda,
Suzuki, Kawasaki, dan lain-lain yang seakan-akan berlomba-lomba menciptakan inovasi baru, model dan
desain terus diuji cobakan dan dikembangkan sesuai dengan selera konsumen, membuat sepeda motor
Yamaha harus senantiasa melakukan terobosan guna menjaga agar tetap mampu bersaing dijajaran
pertama peringkat kategori sepeda motor di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara brand equity dengan keputusan membeli speda motor Yamaha. Hipotesis yang
diajukan adalah ada hubungan positif antara ekuitas merek dengan keputusan membeli sepeda motor
Yamaha. Semakin tinggi ekuitas merek semakin tinggi pula keputusan membeli sepeda motor Yamaha.
Penelitian ini mengambil populasi di daerah Yogyakarta. Teknik analisis yang digunakan dalam
memperoleh sample adalah Incidental non random sampling. Hasil analisis data dengan menggunakan
teknik korelasi product moment dari Pearson diperoleh nilai (r) sebesar 0,530 dengan p<0,01. Ekuitas
merek mempunyai rerata empirik sebesar 97,657 dan rerata hipotetik sebesar 82,5 sehingga ekuitas
merek pada subjek penelitian tergolong tinggi. Sedangkan keputusan membeli diketahui rerata empirik
sebesar 97,529 dan rerata hipotetik sebesar 82,5 sehingga keputusan membeli pada konsumen sepeda
motor Yamaha tergolong tinggi. Sumbangan efektif variabel ekuitas merek dengan keputusan membeli
sebesar 28 % terhadap keputusan membeli yang ditunjukkan oleh koefisien determinan (r2)= 0,280. Hasil
korelasi stepwise menunjukkan bahwa aspek kesadaran merek merupakan aspek yang paling dominan
terhadap keputusan membeli sepeda motor Yamaha. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan
positif yang sangat signifikan antara ekuitas merek dengan keputusan membeli sepeda motor Yamaha.
Semakin tinggi atau positif ekuitas merek maka semakin tinggi pula keputusan membeli sepeda motor
Yamaha.
Blog http://bahankuliah.blogsome.com/2008/12/15/manajemen-pemasaran/
Judul:
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Brand Equity kacang Garuda pada PT Garuda FOOD (2003) 490
Perbedaan Brand Equity Antara Hotel Bintang 5 dan Hotel Bintang 3 (2007)515
Hubungan Antara Karakteristik Konsumen dan Sikap Berbelanja Secara On Line (2007)495
Kuesioner Perilaku Konsumen Dalam Berbelanja Baju Secara
OL Shopping
By luganda
Kuesioner atau daftar pernyataan ini semata-mata digunakan untuk keperluan studi. Adapun
pernyataan – pernyataannya merupakan tanggapan pribadi mengenai kebiasaan berbelanja baju
Anda melalui sebuah situs web (online shopping). Untuk itu saya mengharapkan kesediaan
Bapak / Ibu / Saudara / Saudari untuk menjawab secara benar pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Dalam menjawab pernyataan – pernyataan yang diajukan, Anda dimohon untuk memilih
jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda. Isilah kuesioner ini dengan sejujurnya. Jawaban
yang Anda berikan dijamin kerahasiaannya.
Atas perhatian dan kesediaan Bapak / Ibu / Saudara / Saudari, saya mengucapkan banyak
terima kasih.
Redhemptus Yuri
Pria
Wanita
View Results
Create A Poll
2. Berapakah usia Anda saat ini?
15 – 25 tahun
26 – 35 tahun
36 – 45 tahun
Diatas 45 tahun
View Results
Create A Poll
3. Anda termasuk ke dalam keturunan…
Sunda
Jawa
Batak
Cina
Lainnya, sebutkan
Other:
View Results
Create A Poll
4. Dimanakah Anda tinggal / berdomisili?
Bandung
Surabaya
Semarang
Yogyakarta
Medan
Denpasar
Lainnya, sebutkan
Other:
View Results
Create A Poll
5. Apakah tingkat pendidikan terakhir yang telah Anda selesaikan?
SD
SMP / SLTP
SMA / SMU
Sarjana (S1)
Doktor (S3)
Lainnya, sebutkan
Other:
View Results
Create A Poll
6. Apakah pekerjaan Anda saat ini?
Pelajar / Mahasiswa
Pegawai Negeri
Karyawan / Karyawati
Wirausaha / Wiraswasta
Lainnya, sebutkan
Other:
View Results
Create A Poll
7. Berapakah pendapatan Anda per bulan?
View Results
Create A Poll
8. Seberapa seringkah Anda menggunakan internet?(selama 1 tahun terakhir)
Setiap hari
Sebulan Sekali
Lainnya, sebutkan
Other:
View Results
Create A Poll
polldaddy poll=”1543297″]
10. Seberapa seringkah Anda melakukan transaksi dalam membeli baju secara online? (selama 1
tahun terakhir)
30 kali (tiap hari)
Lainnya, sebutkan
Other:
View Results
Create A Poll
11. Ditujukan kepada siapakah produk baju yang Anda beli secara online? (Jawaban boleh lebih
dari 1)
Digunakan sendiri
Hadiah
Pacar
Lainnya, sebutkan
Other:
View Results
Create A Poll
12. Seberapa banyak Anda menghabiskan uang dalam sekali berbelanja baju secara online?
(selama 1 tahun terakhir)
View Results
Create A Poll
13. Jenis baju yang biasa dibeli dalam online shopping? (jawaban boleh lebih dari 1)
Lainnya, sebutkan
Other:
View Results
Create A Poll
14. Siapakah yang paling berperan dalam memutuskan pembelian baju secara online?
Diri sendiri
Orang Tua
Saudara
Kakak / Adik
Kekasih
Lainnya, sebutkan
Other:
View Results
Create A Poll
15. Metode pembayaran apakah yang anda lakukan dalam berbelanja baju online? (Jawaban
boleh lebih dari 1)
Credit card
Transfer / ATM
Lainnya, sebutkan
Other:
View Results
Create A Poll
16. Pengalaman buruk apakah yang pernah Anda dapat dari berbelanja baju secara online?
(jawaban boleh lebih dari 1)
Seller mengirim baju dengan ukuran yang salah (tidak sesuai pesanan)
Lainnya, sebutkan
Other:
View Results
Create A Poll
17. Di manakah Anda membeli baju secara online? (jawaban boleh lebih dari 1)
Kaskus
Friendster
Multiply
Lainnya, sebutkan
Other:
View Results
Create A Poll
18. Dari manakah Anda mengetahui situs web online shopping? (Jawaban boleh lebih dari 1)
Orang lain
Saudara
Lainnya, sebutkan
Other:
View Results
Create A Poll
19. Mengapa anda tertarik melakukan pembelian produk baju secara online di tempat tersebut?
(jawaban boleh lebih dari 1)
Lainnya, sebutkan
Other:
View Results
Create A Poll
20. Apakah yang Anda harapkan dari jasa layanan penjual baju secara online? (Jawaban boleh
lebih dari 1)
Adanya diskon pada hari-hari khusus (Natal, Tahun Baru, Valentine, Lebaran)
View Results
Create A Poll
1* Nama Responden :
SCREENING
5* Yang mana kategori barang berikut yang pernah Anda beli dari website
www.istanabaju.com ?
Blouses Dresses
Tops &
Skirts & Shorts
Tees
Big Size Outwear
Intimates Accessories
Lainnya, please
sebutkan.. specify:
Direct mail
Dari teman atau kolega
Lainnya please
, specify:
8* Apakah saat ini Anda juga menjadi member di komunitas club Istanabaju?
Y
Tidak
a
KEPUASAN SECARA UMUM
Tidak merekomendasikan
Merekomendasikan
Sangat merekomendasikan
DEMOGRAFI RESPONDEN
20 - 30 tahun
30 - 40 tahun
40 - 50 tahun
Diploma Sarjana / S1
Pasca Sarjana /
Doktoral / S3
S2
Wiraswasta (pengusaha)
Pegawai Negeri
Akademisi
Mahasiswa / Pelajar
Lainnya. please
.. specify:
500,000 - 999,999
1,000,000 - 1,499,999
1,500,000 - 1,999,999
2,000,000 - 2,499,999
2,500,000 - 2,999,999
3,000,000 - 3,499,999
Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas Konsumen pada Produk Restoran Cepat Saji KFC
Jumlah Halaman: 82 halaman + lampiran
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) tingkat kualitas pelayanan KFC menurut pendapat responden, (2)
tingkat loyalitas konsumen pada merek KFC, dan (3) tingkat hubungan kualitas pelayanan dengan loyalitas
konsumen pada produk restoran cepat saji KFC.
Pasuraman, Zeithmal dan Berry (1985, dalam Sitaniapessy, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 2006:17) menyebutkan
lima dimensi kualitas pelayanan yang disebut dengan SERVQUAL (Service Quality) yang terdiri atas: (1)
Tangibles (kasat mata), (2) Reliabilitas (keandalan), (3) Daya tanggap, (4) Jaminan, dan (5) Empati. Adapun
untuk mengukur loyalitas konsumen, Aaker (1997:63-68) menyebutkan beberapa indikator sebagai berikut: (1)
Pengukuran sikap (attitude), (2) Pengukuran resistensi untuk tidak beralih (switching resistence), (3) Pengukuran
tingkat kepuasan, (4) Rasa suka terhadap merek, (5) Pembeli yang komit.
Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik proportionate sampling (penyampelan secara
proporsional), dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Lalu
dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk menguji persyaratan data. Pembobotan kuesioner menggunakan
skala likert. Teknik analisis data menggunakan Uji Regresi Berganda dan Uji t.
Dari hasil perhitungan, secara keseluruhan Kualitas Pelayanan menurut jawaban responden adalah baik. Hal ini
diketahui dari perolehan skor sebesar 374 dan persentase sebesar 76.3%. Adapun loyalitas konsumen
berdasarkan jawaban responden terhadap pertanyaan mengenai loyalitas pada produk KFC menghasilkan nilai
rata-rata yang tergolong pada loyalitas yang “tinggi/baik”. Hal ini diketahui dari perolehan skor sebesar 361 dan
persentase sebesar 73.7%.
Diperoleh kesimpulan bahwa variabel Kualitas Pelayanan memiliki tingkat hubungan yang signifikan dengan
Loyalitas Konsumen dengan nilai korelasi (r) sebesar 0.392. Adapun dimensi kualitas pelayanan yang paling
dominan mempengaruhi loyalitas konsumen adalah dimensi reliabilitas karena memiliki nilai korelasi (rs =
0.676). Hal ini didukung oleh hasil uji hipotesis melalui uji t yang menolak Ho. Pengaruh yang signifikan
artinya jika faktor kualitas pelayanan mengalami peningkatan maka akan diikuti dengan peningkatan loyalitas
konsumen.