Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN PRODUK DONAT J.CO DONUTS & COFFE DI KOTA


BANJARMASIN

NAMA : M.RAZAK

NPM : 16.31.0450

KELAS : FEKON REG D MALAM BANJARMASIN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL


BANJARI

BANJARMASIN

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini persaingan perusahaan untuk memperebutkan konsumen tidak lagi

terbatas pada atribut fungsional produk seperti kegunaan produk, melainkan sudah

dikaitkan dengan merek yang mampu memberikan citra khusus bagi pemakainya,

dengan kata lain peranan merek mengalami pergeseran. Pada tingkat persaingan yang

rendah, merek hanya sekedar membedakan antar satu produk dengan produk lainnya

atau merek sekedar nama (just a name).

Sedangkan pada tingkat persaingan yang tinggi, merek memberikan

kontribusi dalam menciptakan dan menjaga daya saing sebuah produk. Merek akan

dihubungkan dengan citra khusus yang mampu memberikan asosiasi tertentu dalam

benak konsumen. Di dalam perkembangannya, perusahaan semakin menyadari merek

sebagai aset perusahaan yang paling bernilai. Merek yang prestisius memilikki

ekuitas merek (brand equity) yang kuat. Ekuitas merek yang kuat dapat terbentuk

melalui kesadaran merek (brand awareness), asosiasi merek (brand

association),persepsi kualitas (perceivedquality), dan loyalitas merek (brand loyalty).


Semakin kuat ekuitas merek suatu produk, semakin kuat pula rasa percaya diri

konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian, sehingga mengantar perusahaan

untuk mendapatkan keuntungan dari waktu ke waktu. Persaingan semakin meningkat

diantara merek-merek yang beroperasi di pasar, hanya produk yang memilikki brand

equity kuat yang akan mampu tetap bersaing, merebut, dan menguasai pasar

(Durianto dkk, 2001:7).

Objek dalam penelitian ini adalah Produk Donat J.Co Donuts & Coffee di

kota Banjarmasin yang merupakan salah satu perusahaan donat yang ada di kota

Banjarmasin. Dari survey yang dilakukan dapat diperoleh gambaran bahwa Kembang

Lineke dalam menjalankan usahanya telah menerapkan strategi pemasaran tujuannya

yakni untuk dapat menarik pelanggan, dan pendekatan dengan pelanggan harus di

jalankan dengan baik agar menciptakan suasana yang nyaman dengan para

pelanggan. Asumsi yang dipakai perusahaan adalah semakin berkualitas suatu

produk, maka akan dapat memenuhi segala kebutuhan pelanggan, maka dengan

demikian akan menarik minat beli konsumen.


1.2 Rumusan masalah

1. Apakah kesadaran merk berpengaruh terhadap keputusan pembelian Donut J.Co

Donuts & Coffe di kota Banjarmasin?

2. Apakah Asosiasi merk berpengaruh terhadap keputusan pembelian Donut J.Co

Donuts & Coffe di kota Banjarmasin?

3. Apakah Loyalitas Merk berpengaruh terhadap keputusan pembelian Donut J.Co

Donuts & Coffe di kota Banjarmasin?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji pengaruh kesadaran merk terhadap keputusan pembelian Donut

J.Co Donuts & Coffe di kota Banjarmasin

2. Untuk menguji pengaruh asosiasi merk terhadap keputusan pembelian Donut J.Co

Donuts & Coffe di kota Banjarmasin

3. Untuk menguji pengaruh loyalitas merk terhadap keputusan pembelian Donut L.Co

Donuts & Coffe di kota Banjarmasin


1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi pihak perusahaan di harapkan dapat memberikan pertimbangan berkaitan

dengan Ekuitas Merk untuk meningkatkan keputusan pembelian terhadap merk

Donut J.Co Donuts & Coffe di kota Banjarmasin

2. Bagi pihak peneliti di harapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan

pengaplikasian ilmu pengetahuan di bidang manajemen khusus nya dalam

manajemen pemasaran

3. Bagi pihak lain di harapkan dapat menjadi tambahan rujukan bagi penelitian

selanjutnya serta sebagai pertimbangan bagi perusahaan yang menghadapi masalah

serupa
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Ekuitas Merek

Menurut Aaker (1997:22) Ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas

merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama, dan simbolnya, yang menambah

atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan

dan para pelanggan perusahaan. Sedangkan menurut Keller (dalam Tjiptono,

2007:111) ekuitas merek adalah efek diferensiasi dari kombinasi-kombinasi antara

brand awareness dan brand meaning terhadap respon pelanggan pada pemasaran

merek.

Menurut Durianto (2012:18) tedapat lima (5) dimensi ekuitas merek antara

lain sebagai berikut :

a. Kesadaran merek

Mengacu pada sejauh mana suatu merek dikenal atau tinggal dalam benak konsumen.

b. Asosiasi merek

Mencerminkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitan

nya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga, pesaing,

selebritis dan lain-lain.


c. Perceived Quality atau kesan kualitas

Mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan

suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan. Kesan

kualitas juga merupakan asosiasi merek yang ditinjau dari sudut pandang para

konsumen, dimana sebuah merek dipersepsikan sebagai produk berkualitas tinggi.

d. Loyalitas merek

Mencerminkan tingkat keterkaitan konsumen dengan suatu perusahaan.

e. Aset-aset hak merek lainnya

Seperti pate,cap dagang, saluran distribusi dll.

Menurut Durianto (2012:18), Empat elemen ekuitas merek diluar aset-aset

merek lainnya dikenal dengan elemen-elemen utama dari brand equity, Elemen

ekuitas merek yang kelima (aset-aset merek lainnya), secara langsung akan

dipengaruhi oleh kualitas empat elemen utama ekuitas merek. Dengan kata lain

penelitian mengenai ekuitas hanya difokuskan pada dimensi-dimensi utama yang

membentuk ekuitas merek (tanpa memasukkan dimensi aset-aset merek lainnya).

Hal ini didukung dari penelitian-penelitian terdahulu bahwa pada prakteknya

hanya empat dari kelima elemen ekuitas merek yang digunakan, yaitu kesadaran

merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek. Hal ini dikarenakan

aset-aset merek lain yang berkaitan dengan merek (seperti hak paten, dan saluran

distribusi) tidak berhubungan secara langsung dengan konsumen.


2.1.2 Variabel-Variabel Ekuitas merek

Menurut Durianto (2012:18) variabel pembentuk dari ekuitas merek meliputi

kesadaran merek, asosiasi, persepsi kualitas, dan loyalitas konsumen.

Adapun penjelasnnya :

a. Kesadaran Merek

Menurut Tandjung (2004:54), tingkat kesadaran

merek ada 4, tingkatan tersebut adalah:

1. Top of mind

Merek yang disebut pertama kali untuk kategori produk tertentu.

2. Brand recall

Merek yang disebut untuk kelas produk tertentu.

3. Brand Recognition

Pelanggan dapat mengingat tentang merek tatapi ingatannya tidak terlalu kuat. Brand

recognition adalah tingkat minimum dalam proses menciptakan kesadaran terhadap

merek. Paling tidak, suatu merek pernah didengar oleh masyarakat.

4. Unware of Brand

Merupakan kontradiksi dari top of mind, di mana masyarakat tidak pernah menyebut

merek produk untuk kategori tertentu. Dampaknya tentu saja tingkat penjualan tidak

terlalu bagus dan produk tersebut tidak dikenal oleh masyarakat.


b.Asosiasi Merek

Menurut Keller dalam Pravitasari (2009),

indikator yang digunakan untuk mengukur

asosiasi merek antara lain:

a. Atribut (attributes), adalah asosiasi yang dikaitkan dengan atribut-atribut dari

merek baik yang berhubungan langsung terhadap produknya, ataupun yang tidak

berhubungan langsung terhadap produknya.

b. Manfaat (benefit), adalah asosiasi merek dikaitkan dengan manfaat secara

fungsional (functional benefit), manfaat secara simbolis dari pelanggan (symbolic

benefit), dan pengalaman yang dirasakan dari pelanggan (experiential benefit).

c. Perilaku (attitudes), adalah evaluasi kesukaan atas penggunaan merek

c.Kesan Kualitas

Menurut Simamora (2004:155) para ahli psikologi sosial menganggap bahwa sikap

terdiri dari tiga komponen, yaitu:

1. Komponen Kognitif yaitu pengetahuan dan keyakinan seseorang mengenai sesuatu

yang menjadi obyek sikap.

2. Komponen Afektif , ini berisikan perasaaan terhadap obyek sikap.

3. Komponen Konatif, yaitu kecenderungan melakukan sesuatu terhadap obyek sikap.

Pandangan di atas di golongkan sebagai pandangan tradisional. Teori paling baru

menganggap bahwa sikap memiliki sifat multidimensi, bukan unidimensi seperti pada

pengertian di atas. Pendekatannya juga bersifat multiatribut. Artinya, sikap terhadap

suatu obyek
sikap didasarkan pada penilaian seseorang terhadap atribut-atribut yang berkaitan

dengan obyek sikap tersebut. Penilaian dimaksud menyangkut dua hal,

yaitu keyakinan bahwa suatu obyek memiliki atribut tertentu. Sedangkan penilaian

yang kedua menyangkut evaluasi terhadap atribut tersebut. Pendekatan ini dipakai

oleh model fishbein. Sikap diperlukan sebagai sebagai evaluasi yang diciptakan oleh

sistem kognitif. Model pemrosesan kognitif dari pengambilan keputusan

menunjukkan bahwa suatu evaluasi menyeluruh dibentuk ketika konsumen

mengintegrasikan pengetahuan, arti, atau kepercayaan tentang konsep sikap. Tujuan

proses integrasi ini adalah untuk menganalisis relevansi pribadi dari konsep tersebut

dan menentukan apakah itu menyenangkan atau tidak menyenangkan.

d.Loyalitas Merek

Ada beberapa tingkatan brand loyality. Tingkatan brand loyality tersebut

antara lain sebagai berikut (Durianto dkk: 2001) :

a. Tingkat yang paling dasar dalam loyalitas yaitu switcher (konsumen yang

senang berpindah-pindah). Konsumen yang berada pada tingkat loyalitas ini

dikatakan sebagai konsumen yang berada pada tingkat paling dasar. Semakin tinggi

frekuensi pelanggan untuk memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke

merek-merek yang lain mengindikasikan mereka sebagai pembeli yang sama

sekali tidak loyal atau tidak tertarik pada merek tersebut. Pada tingkatan ini merek

apapun mereka anggap memadai serta memegang peranan yang sangat kecil

dalam keputusan pembelian. Ciri yang paing nampak dari jenis pelanggan ini adalah

mereka membeli suatu produk karena harganya murah.


b. Habitual buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan).

Pembeli yang berada pada tingkat loyalitas ini dapat dikategorikan sebagai

pembeli yang puas dengan merek yang dikonsumsinya atau setidaknya mereka

tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi merek tersebut. Pada

tingkatan ini pada dasarnya tidak didapati alasan yang cukup untuk menciptakan

keinginan untuk membeli merek produk yang lain atau berpindah merek terutama

jika peralihan tersebut memerlukan usaha, biaya maupun pengorbanan lain. Jadi

dapat disimpulkan bahwa konsumen membeli suatu merek hanya didasarkan atas

kebiasaan mereka selama ini.

c. Satisfied buyer (pembeli yang puas). Pada tingkatan ini, konsumen atau

pembeli merek masuk dalam kategori puas bila mereka mengkonsumsi merek

tersebut. Meskipun demikian, mungkin saja mereka memindahkan pembeliannya

ke merek lain dengan menanggung switching cost (biaya peralihan) yang terkait

dengan waktu, uang, atau resiko kinerja yang melekat dengan tindakan mereka

beralih merek. Untuk dapat menarik minat para pembeli yang masuk dalam

tingkatan loyalitas ini maka para pesaing perlu mengatasi biaya peralihan yang

harus ditanggung oleh pembeli yang masuk dalam kategori ini dengan menawarkan

manfaat yang cukup besar sebagai kompensasinya (switching cost loyal).

d. Likes the brand (konsumen yang menyukai merek).

Konsumen yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan konsumen yang

sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada tingkatan ini dijumpai perasaan


emosional yang terkait pada merek. Rasa suka konsumen bisa saja didasari oleh

asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam penggunaan

sebelumnya, baik yang dialami pribadi maupun oleh kerabatnya ataupun

disebabkan oleh perceived qualityyang tinggi. Meskipun demikian seringkali rasa

suka ini merupakan suatu perasaan yang sulit diidentifikasi dan ditelusuri dengan

cermat untuk dikategorikan ke dalam sesuatu yang spesifik.

e. Tingkatan yang paling tinggi adalahcommitted buyer. Konsumen pada tingkatan

ini merupakan konsumen yang setia. Mereka memiliki suatu kebanggaan sebagai

pengguna suatu merek dan bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi

mereka dipandang dari segi fungsi maupun sebagai suatu ekspresi mengenai

siapa sebenarnya mereka. Pada tingkatan ini, salah satu aktualisasi loyalitas

konsumen ditunjukan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek

tersebut kepada pihak lain.

2.1.3 Keputusan Pembelian

Menurut Swastha dan Handoko (2011) berpendapat bahwa lima peran individu dalam

sebuah keputusan membeli, yaitu:

1. Pengambilan inisiatif (initiator): individu yang mempunyai inisiatif pembelian

barang tertentu atau yang mempunyai kebutuhan atau keinginan tetapi tidak

mempunyai wewenang untuk melakukan sendiri.

2. Orang yang mempengaruhi (influencer): individu yang mempengaruhi

keputusan untuk membeli baik secara sengaja maupun tidak sengaja.


3. Pembuat keputusan (decider): individu yang memutuskan apakah akan membeli

atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya, kapan dan dimana

membelinya.

4. Pembeli (buyer): individu yang melakukan pembelian yang sebenarnya.

5. Pemakai (user): individu yang menikmati atau memakai produk atau jasa yang

dibeli.

Sebuah perusahaan perlu mengenai peranan tersebut karena semua peranan

mengandung implikasi guna merancang produk, menentukan pesan dan

mengalokasikan biaya anggaran promosi serta membuat program pemasaran yang

sesuai dengan pembeli.

2.1.4 Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian

a. Pengaruh Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian

Kesadaran akan nama dapat menandakan keberadaan komitmen, dan ini yang

sangat penting bagi mutu perusahaan. Secara logika, suatu nama dikenal karena

beberapa alasan, mungkin karena program iklan perusahaan yang ekstensif, jaringan

distribusi yang luas, eksistensi yang sudah lama dalam industri, dll, Jika kualitas dua

merek sama, kesadaran akan merek tersebut tidak dipertimbangkan di benak

konsumen. Biasanya merek-merek yang disimpan dalam ingatan konsumen adalah

merek yang disukai atau dibenci Durianto DKk (2004:144)


b. Pengaruh Asosiasi Merek Terhadap Keputusan Pembelian

Pada umumnya, asosiasi menjadi pijakan konsumen dalam melakukan

keputusan pembelian pada merek. Asosiasi merek membangkitkan berbagai atribut

produk manfaat bagi konsumen untuk melakukan proses pembelian dan

menggunakan merek tersebut.

Semakin banyak asosiasi yang saling berhubungan, maka akan semakin kuat

citra mereknya. Selain itu, asosiasi merek juga dapat membangkitkan berbagai atribut

produk atau manfaat bagi konsumen yang pada akhirnya akan memberikan alasan

spesifik bagi konsumen untuk membeli dan menggunakan merek tertentu Durianto

DKk, (2004:144)

c. Pengaruh Persepsi Kualitas Terhadap Keputusan Pembelian

Persepsi kualitas yang positif akan mendorong keputusan pembelian suatu

produk dan akan menciptakan loyalitas terhadap produk tersebut. Karena persepsi

kualitas merupakan persepsi konsumen maka dapat diramalkan jika presepsi kualitas

negatif, produk tidak akan disukai dan tidak akan bertahan di pasar.

Jika persepsi kualitas positif, produk akan disukai. Keterbatasan infomasi,

uang, dan waktu membuat keputusan pembelian seorang pelanggan sangat di

pengaruhi oleh persepsi kualitas suatu merek yang ada di benak konsumen sehingga

seringkali alasan keputusan pembelian hanya didasarkan kepada persepsi kualitas dari

merek yang akan dibelinya Durianto DKk (2004:145)


d. Pengaruh Loyalitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian

Merek yang kuat akan mendapatkan manfaat, yaitu loyalitas yang

memungkinkan proses pembelian yang berulang. Jika konsumen termotivasi

sekaligus ditarik oleh suatu merek, maka konsumen akan melakukan keputusan

pembelian. Hal ini akan membuat hubungan antara merek dengan konsumen akan

semakin kuat. Hasilnya adalah loyalitas merek yang tinggi.

Loyalitas merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah

merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidak nya seorang

pelanggan berlaih ke merek yang lain, terutama jika pada merek tersebut di dapati

terjadinya perubahan baik menyangkut harga maupun atribut lain Durianto DKk,

(2004:145).
2.2 Penelitian Terdahulu (Mapping Teori)

Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya berkaitan

dengan penelitian ini. Penelitian tersebut antara lain :

No Nama (tahun) Variabel-Variabel Metode Analisis Hasil (Kesimpulan)


Peneltitian

Independen : Jenis penelitian Variabel Committed


1 Committed buyer menggunakan deskriptif, buyer (X1),Liking of
Johannes Marthin
(2007) (X1),Liking of the sampel menggunakan the brand (X2),
brand (X2), rumus oleh hair et al, Satisfied (X3),
Satisfied (X3), pengumpulan data Habitual buyer (X4),
Habitual buyer menggunakan data Switcher berpengaruh
(X4), Switcher (Y) primer(kuisioner), teknik positif dan signifikan
analisis uji validitas dan terhadap nilai
realivabilitas analisis pelanggan (Y)
deskriptip, metode
analisis yaitu regresi
linier berganda

Variabel Desain penelitian Variabel independen

Fitrahdini, Ujang independen terdiri menggunakan cross kualitas merek (X1),


2
Sumarwan, Rita dari kualitas sectional study, jenis asosiasi merek (X2),
Nurmalina (2010) merek (X1), data berupa primer dan loyalitas merek (X3)
asosiasi merek sekunder, analisis data memiliki pengaruh
(X2), loyalitas variabel menggunakan yang signifikan
merek (X3), structural equation terhadap rasa percaya
keputusan model, metode analisis diri pelanggan atas
pembelian (Y) yaitu regresi linier keputusan pembelian
berganda (Y)

Variabel Metode penelitian Variabel independen


3 Henry Purnomo independen terdiri bersifat deskriptip dan faktor individu (X1),
(2011)
dari faktor individu verifikatip, responden nilai jasa pemasaran
(X1), nilai jasa menggunakan (X2), bauran
pemasaran (X2), pengunjung objek wisata pemasaran (X3)
bauran pemasaran alam, metode analisis memiliki pengaruh
(X3), jasa yaitu regresi linier yang signifikan baik
pelayanan berganda secara bersama
pariwisata (Y) maupun individu
terhadap rasa percaya
diri pelanggan atas
nilai pelayanan
pariwisata (Y)
Variabel Analisis regresi linier Variabel kesadaran
4 Rina Rachmawati independen terdiri berganda product (X1), Price
(2011)
dari product (X1), (X2), Promotion (X3)
price (X2), berpengaruh positif
promotion (X3), dan signifikan
keputusan terhadap keputusan
pembelian (Y) pembelian (Y)
Variabel-variabel Jenis penelitian ini Keempat variabel
5. Nila Kasuma penelitian adalah menggunakan deskriptip iklan (X1), citra
Dewi,SE, Gus
iklan (X1), citra kuantitatif, populasi merek (X2), kepuasan
Andri,SE,MM,
Sepris merek (X2), menggunakan seluruh konsumen (X3),
Yonaldi,SE,MM kepuasan konsumen, sampel loyalitas konsumen
(2012)
konsumen (X3), menggunakan 98 orang (X4) independen
loyalitas konsumen konsumen, metode memiliki pengaruh
(X4), keputusan analisis yaitu regresi yang signifikan baik
pembelian (Y) linier berganda secara bersama
maupun individu
terhadap rasa percaya
diri pelanggan atas
keputusan pembelian
(Y)
Variabel-variabel Populasi yang digunakan Variabel kualitas
6 Aniek Fatlahah penelitian adalah responden yang ikut produk (X1), citra
(2013)
kualitas produk terlibat dalam membeli, merek (X2) positif
(X1), citra merek teknik pengumpulan data dan signifikan
(X2), keputusan ada 3 yaitu angket, terhadap keputusan
pembelian (Y) observasi, pembelian (Y)
mengumpulkan data
yang mendukung
penelitian ini, analisis
data yang digunakan
regresi linier berganda
Variabel Jenis penelitian ini Keempat variabel
7 Ian Antonius Ong independen terdiri menggunakan metode independen
dan Drs. Sugiono
dari diferensiasi kausal komperatif, diferensiasi (X1),
Sugiharto, M.M
(2013) (X1) , citra merek populasi seluruh citra merek (X2),
(X2), kualitas konsumen yang pernah kualitas produk (X3),
produk (X3), price mengkonsumsi cincau price (X4) memiliki
(X4), keputusan stasiun grand city, pengaruh yang
pembelian (Y) sampel penelitian ini signifikan baik secara
mengambil sampel non bersama maupun
probability sampling, individu terhadap rasa
metode yang digunakan percaya diri
metode purposive pelanggan atas
sampling, teknik keputusan pembelian
pengumpulan data (Y)
menggunakan primer
dan sekunder, metode
yaitu regresi linier
berganda
Variabel-variabel Penelitian ini bersifat Variabel iklan (X1),
8 Yustina penelitian adalah kualitatif, metode publisitas (X2),
Chrismardani
iklan (X1), penelitian deskriftip, promosi penjualan
(2014)
publisitas (X2), teknik pengumpulan data (X3), pemasaran
promosi penjualan menggunakan purposive langsung (X4)
(X3), pemasaran sampling, metode yaitu berpengaruh positif
langsung (X4), regresi linier berganda dan signifikan
kepuasan terhadap nilai
pelayanan jasa (Y) pelayanan pelanggan
(Y)
Variabel Jenis penelitian Keempat variabel
9 Afrizal kesadaran merek konfirmatory research, independen kesadaran
Zulkarnain, Imam
(X1), asosiasi menggunakan data merek (X1), asosiasi
Suroso, Ketut
Indraningrat merek (X2), primer dan sekunder, merek (X2), persepsi
(2015 presepsi kualitas populasi menggunakan kualitas (X3),
(X3), loyalitas pelanggan dk caffe, loyalitas merek (X4)
Merek (X4), metode yaitu regresi memiliki pengaruh
keputusan linier berganda yang signifikan
pembelian (Y) terhadap keputusan
pembelian (Y)
BAB III

KERANGKA PENELITIAN DAN HIPOTESIS

KESADARAN MEREK
(X1)

ASOSIASI MEREK
(X2)
KEPUTUSAN
PEMBELIAN (Y)

PERSEPSI KUALITAS
(X3)

LOYALITAS MEREK
(X4)

Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, Persepsi Kualitas, dan Loyalitas Merek diduga

berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk donat J.Co Donuts & Coffee di

Kota Banjarmasin

2. Kesadaran Merek diduga berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

3. Asosiasi Merek diduga berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

4. Persepsi Kualitas diduga berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

5. Loyalitas Merek diduga berpengaruh terhadap keputusan pembelian.


BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Design Penelitian

Design penelitian adalah suatu usulan untuk memecahkan masalah dan

merupakan rencana kegiatan yang di buat oleh peneliti untuk memecahkan masalah,

sehingga akan diperoleh data yang valid sesuai dengan tujuan penelitian Suharismi

(2006:12).

Penelitian ini termasuk dalam jenis confirmatory research karena bertujuan

untuk mengkonfirmasi teori dan explanatory research yaitu metode penelitian untuk

menjelaskan suatu hubungan antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis

Imam Ghozali (2005:2). Selanjutnya, agar tujuan penelitian dapat dicapai sesuai

dengan perumusan masalah yang telah diajukan, maka data dan informasi mengenai

pelanggan akan dikumpulkan melalui survei. Pelaksanaan dan pengambilan data

tersebut dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner yang datanya dikumpulkan dari

sampel dan populasi.

4.2 Populasi Sampel

Populasi adalhah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya, Sugiyono (2012:119) Populasi dalam penelitian ini


adalah para konsumen produk donat J.Co Donuts & Coffee di Kota Banjarmasin yang

sedang mengantri. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilikki

oleh populasi tersebut, Sugiyono (2012:120) sampel dalam penelitian ini sebanyak

100 responden.

4.3 Definisi Konsep Dan Operasional

Variabel – variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kesadaran merek (X1) Indikator : Ingatan merek, pengenalan merek, hubungan

simbol dengan merek.

2. Asosiasi Merek (X2) Indikator : Atribut produk, harga, pesaing, gaya hidup.

3. Persepsi Kualitas (X3) Indikator : Kinerja produk, kualitas produk, tingkat layanan,

keandalan.

4. Loyalitas Merek (X4) Indikator : Tingkat pembelian ulang, kepuasan konsumen,

komitmen.

5. Keputusan Pembelian (Y) Indikator : Kesadaran akan kebutuhan, pencarian

informasi, evaluasi informasi, ketepatan dalam mengambil keputusan, dampak

psikologis stelah melakukan pembelian.


4.4 Alat Pengumpul Data

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Desain penelitian yang

digunakan adalah penelitian ekplanasi. Penelitian ekplanasi bertujuan untuk

mengetahui pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya. Penelitian ini akan

melihat pengaruh dan hubungan kausal antara variabel bebas (independent variable)

yaitu loyalitas merek, persepsi kualitas, kesadaran merek dan asosiasi merekdengan

variabel terikat (dependent variable) yaitu keputusan pembelian pada J.Co Donuts &

Coffee di Kota Banjarmasin. Melihat tujuan penelitian maka uji penelitian ini

termasuk uji asosiasi. Tjiptono (2001: 176) menyatakan uji asosiasi akan

menganalisis apakah sebuah variabel mempunyai hubungan yang signifikan dengan

variabel lainnnya. Analisis korelasi dan regresi adalah alat analisis yang sering

dipakai dalam uji asosiasi. Sugiyono, (2012: 11) menyatakan penelitian asosiatif

merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

atau lebih. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Data Primer : Data yang diperoleh langsung dari responden.

2. Data Sekunder : Data yang diperolej dari pihak lain seperti hasil penelitian dan

literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Data yang diperoleh langsung dari

objek penelitian seperti sejarah perusahaan dan struktur organisasi.


4.5 Analisis Data

4.5.1 Uji Asumsi Regresi Linier Berganda dengan pendekatan Konfirmatori

Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada masing-masing variabel

laten, maka dilakukan uji asumsi klasik untuk melihat apakah prasyarat yang

diperlukan dalam permodelan regresi linier berganda dapat terpenuhi adalah asumsi

multivariate normal, tidak adanya multikolinearitas atau singularitas dan outlier.

a. Uji Normalitas

Normalitas yaitu sebaran data yang akan dianalisis, untuk melihat apakah

asumsi normalitas dapat dipenuhi sehingga data dapat diolah lebih lanjut untuk

permodelan regresi linier berganda ini. Uji normalitas perlu dilakukan baik untuk

normalitas terhadap data univarlate maupun normalitas multivarlate dimana beberapa

variabel yang digunakan sekaligus dalam analisis terakhir. Untuk menguji dilanggar

atau tidaknya, maka dapat dilakukan dengan nilai statistik Z untuk skewness dan

kurtosisnya dan secara empiris dapat dilihat dengan critical ratio (CR) skewness

value jika dipergunakan tingkat signifikan 5% (0,05), maka nilai CR yang berbeda

antara -1,96 sampai dengan 1,96 (-1,96 ≤ CR ≥ 1,96) dikatakan data distribusi

normal, baik secara unvariate maupun secara multivarlate (Ghozali, 2005 : 128).
b. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas dapat dilihat melalui determinan matriks konvarians. Nilai

determinan yang sangat kecil atau mendekati nol, maka menunjukkan indikasi

terdapatnya masalah multikolinieritas atau singularitas, sehingga data itu tidak dapat

digunakan untuk penelitian (Ghozali, 2008 : 231)

c. Uji Outliers

Outliers adalah kondisi observasi dari suatu data yang memiliki karakteristik unik

yang telihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya yang muncul dan

dalam bentuk nilai ekstrim, baik untuk sebuah variabel tunggal atau variabel

kombinasi (Ghozali, 2008 : 227). Apabila terjadi outliers dapat dilakukan perlakuan

khusus outliers-nya asal bagaimana munculnya outliers tersebut. Deteksi terhadap

multivariate outliers dilakukan dengan memperhatikan nilai mahalnobis distance.

Kriteria yang digunakan adalah berdasarkan nilai chi square pada derajat kebebasan

(degree of freedom) sebesar jumlah variabel indikator pada tingkat signifikasi p<0,05.

Kasus yang mempunyai nilai mahalnobis distance lebih besar dari nilai chi square

yang disarankan, maka kasus tersebut adalah multivariate outliers square yang

disaratkan, maka kasus tersebut adalah multivariate outliers (Ghozali, 2005 : 130).

Anda mungkin juga menyukai