NAMA : M.RAZAK
NPM : 16.31.0450
FAKULTAS EKONOMI
BANJARMASIN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
terbatas pada atribut fungsional produk seperti kegunaan produk, melainkan sudah
dikaitkan dengan merek yang mampu memberikan citra khusus bagi pemakainya,
dengan kata lain peranan merek mengalami pergeseran. Pada tingkat persaingan yang
rendah, merek hanya sekedar membedakan antar satu produk dengan produk lainnya
kontribusi dalam menciptakan dan menjaga daya saing sebuah produk. Merek akan
dihubungkan dengan citra khusus yang mampu memberikan asosiasi tertentu dalam
sebagai aset perusahaan yang paling bernilai. Merek yang prestisius memilikki
ekuitas merek (brand equity) yang kuat. Ekuitas merek yang kuat dapat terbentuk
diantara merek-merek yang beroperasi di pasar, hanya produk yang memilikki brand
equity kuat yang akan mampu tetap bersaing, merebut, dan menguasai pasar
Objek dalam penelitian ini adalah Produk Donat J.Co Donuts & Coffee di
kota Banjarmasin yang merupakan salah satu perusahaan donat yang ada di kota
Banjarmasin. Dari survey yang dilakukan dapat diperoleh gambaran bahwa Kembang
yakni untuk dapat menarik pelanggan, dan pendekatan dengan pelanggan harus di
jalankan dengan baik agar menciptakan suasana yang nyaman dengan para
produk, maka akan dapat memenuhi segala kebutuhan pelanggan, maka dengan
2. Untuk menguji pengaruh asosiasi merk terhadap keputusan pembelian Donut J.Co
3. Untuk menguji pengaruh loyalitas merk terhadap keputusan pembelian Donut L.Co
manajemen pemasaran
3. Bagi pihak lain di harapkan dapat menjadi tambahan rujukan bagi penelitian
serupa
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Menurut Aaker (1997:22) Ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas
merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama, dan simbolnya, yang menambah
atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan
brand awareness dan brand meaning terhadap respon pelanggan pada pemasaran
merek.
Menurut Durianto (2012:18) tedapat lima (5) dimensi ekuitas merek antara
a. Kesadaran merek
Mengacu pada sejauh mana suatu merek dikenal atau tinggal dalam benak konsumen.
b. Asosiasi merek
Mencerminkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitan
nya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga, pesaing,
suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan. Kesan
kualitas juga merupakan asosiasi merek yang ditinjau dari sudut pandang para
d. Loyalitas merek
merek lainnya dikenal dengan elemen-elemen utama dari brand equity, Elemen
ekuitas merek yang kelima (aset-aset merek lainnya), secara langsung akan
dipengaruhi oleh kualitas empat elemen utama ekuitas merek. Dengan kata lain
hanya empat dari kelima elemen ekuitas merek yang digunakan, yaitu kesadaran
merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek. Hal ini dikarenakan
aset-aset merek lain yang berkaitan dengan merek (seperti hak paten, dan saluran
Adapun penjelasnnya :
a. Kesadaran Merek
1. Top of mind
2. Brand recall
3. Brand Recognition
Pelanggan dapat mengingat tentang merek tatapi ingatannya tidak terlalu kuat. Brand
4. Unware of Brand
Merupakan kontradiksi dari top of mind, di mana masyarakat tidak pernah menyebut
merek produk untuk kategori tertentu. Dampaknya tentu saja tingkat penjualan tidak
merek baik yang berhubungan langsung terhadap produknya, ataupun yang tidak
c.Kesan Kualitas
Menurut Simamora (2004:155) para ahli psikologi sosial menganggap bahwa sikap
menganggap bahwa sikap memiliki sifat multidimensi, bukan unidimensi seperti pada
suatu obyek
sikap didasarkan pada penilaian seseorang terhadap atribut-atribut yang berkaitan
yaitu keyakinan bahwa suatu obyek memiliki atribut tertentu. Sedangkan penilaian
yang kedua menyangkut evaluasi terhadap atribut tersebut. Pendekatan ini dipakai
oleh model fishbein. Sikap diperlukan sebagai sebagai evaluasi yang diciptakan oleh
proses integrasi ini adalah untuk menganalisis relevansi pribadi dari konsep tersebut
d.Loyalitas Merek
a. Tingkat yang paling dasar dalam loyalitas yaitu switcher (konsumen yang
dikatakan sebagai konsumen yang berada pada tingkat paling dasar. Semakin tinggi
sekali tidak loyal atau tidak tertarik pada merek tersebut. Pada tingkatan ini merek
apapun mereka anggap memadai serta memegang peranan yang sangat kecil
dalam keputusan pembelian. Ciri yang paing nampak dari jenis pelanggan ini adalah
Pembeli yang berada pada tingkat loyalitas ini dapat dikategorikan sebagai
pembeli yang puas dengan merek yang dikonsumsinya atau setidaknya mereka
tingkatan ini pada dasarnya tidak didapati alasan yang cukup untuk menciptakan
keinginan untuk membeli merek produk yang lain atau berpindah merek terutama
jika peralihan tersebut memerlukan usaha, biaya maupun pengorbanan lain. Jadi
dapat disimpulkan bahwa konsumen membeli suatu merek hanya didasarkan atas
c. Satisfied buyer (pembeli yang puas). Pada tingkatan ini, konsumen atau
pembeli merek masuk dalam kategori puas bila mereka mengkonsumsi merek
ke merek lain dengan menanggung switching cost (biaya peralihan) yang terkait
dengan waktu, uang, atau resiko kinerja yang melekat dengan tindakan mereka
beralih merek. Untuk dapat menarik minat para pembeli yang masuk dalam
tingkatan loyalitas ini maka para pesaing perlu mengatasi biaya peralihan yang
harus ditanggung oleh pembeli yang masuk dalam kategori ini dengan menawarkan
Konsumen yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan konsumen yang
suka ini merupakan suatu perasaan yang sulit diidentifikasi dan ditelusuri dengan
ini merupakan konsumen yang setia. Mereka memiliki suatu kebanggaan sebagai
pengguna suatu merek dan bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi
mereka dipandang dari segi fungsi maupun sebagai suatu ekspresi mengenai
siapa sebenarnya mereka. Pada tingkatan ini, salah satu aktualisasi loyalitas
Menurut Swastha dan Handoko (2011) berpendapat bahwa lima peran individu dalam
barang tertentu atau yang mempunyai kebutuhan atau keinginan tetapi tidak
atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya, kapan dan dimana
membelinya.
5. Pemakai (user): individu yang menikmati atau memakai produk atau jasa yang
dibeli.
Kesadaran akan nama dapat menandakan keberadaan komitmen, dan ini yang
sangat penting bagi mutu perusahaan. Secara logika, suatu nama dikenal karena
beberapa alasan, mungkin karena program iklan perusahaan yang ekstensif, jaringan
distribusi yang luas, eksistensi yang sudah lama dalam industri, dll, Jika kualitas dua
Semakin banyak asosiasi yang saling berhubungan, maka akan semakin kuat
citra mereknya. Selain itu, asosiasi merek juga dapat membangkitkan berbagai atribut
produk atau manfaat bagi konsumen yang pada akhirnya akan memberikan alasan
spesifik bagi konsumen untuk membeli dan menggunakan merek tertentu Durianto
DKk, (2004:144)
produk dan akan menciptakan loyalitas terhadap produk tersebut. Karena persepsi
kualitas merupakan persepsi konsumen maka dapat diramalkan jika presepsi kualitas
negatif, produk tidak akan disukai dan tidak akan bertahan di pasar.
pengaruhi oleh persepsi kualitas suatu merek yang ada di benak konsumen sehingga
seringkali alasan keputusan pembelian hanya didasarkan kepada persepsi kualitas dari
sekaligus ditarik oleh suatu merek, maka konsumen akan melakukan keputusan
pembelian. Hal ini akan membuat hubungan antara merek dengan konsumen akan
merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidak nya seorang
pelanggan berlaih ke merek yang lain, terutama jika pada merek tersebut di dapati
terjadinya perubahan baik menyangkut harga maupun atribut lain Durianto DKk,
(2004:145).
2.2 Penelitian Terdahulu (Mapping Teori)
KESADARAN MEREK
(X1)
ASOSIASI MEREK
(X2)
KEPUTUSAN
PEMBELIAN (Y)
PERSEPSI KUALITAS
(X3)
LOYALITAS MEREK
(X4)
Hipotesis
1. Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, Persepsi Kualitas, dan Loyalitas Merek diduga
berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk donat J.Co Donuts & Coffee di
Kota Banjarmasin
METODE PENELITIAN
merupakan rencana kegiatan yang di buat oleh peneliti untuk memecahkan masalah,
sehingga akan diperoleh data yang valid sesuai dengan tujuan penelitian Suharismi
(2006:12).
untuk mengkonfirmasi teori dan explanatory research yaitu metode penelitian untuk
Imam Ghozali (2005:2). Selanjutnya, agar tujuan penelitian dapat dicapai sesuai
dengan perumusan masalah yang telah diajukan, maka data dan informasi mengenai
tersebut dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner yang datanya dikumpulkan dari
Populasi adalhah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
sedang mengantri. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilikki
oleh populasi tersebut, Sugiyono (2012:120) sampel dalam penelitian ini sebanyak
100 responden.
Variabel – variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
2. Asosiasi Merek (X2) Indikator : Atribut produk, harga, pesaing, gaya hidup.
3. Persepsi Kualitas (X3) Indikator : Kinerja produk, kualitas produk, tingkat layanan,
keandalan.
komitmen.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Desain penelitian yang
mengetahui pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya. Penelitian ini akan
melihat pengaruh dan hubungan kausal antara variabel bebas (independent variable)
yaitu loyalitas merek, persepsi kualitas, kesadaran merek dan asosiasi merekdengan
variabel terikat (dependent variable) yaitu keputusan pembelian pada J.Co Donuts &
Coffee di Kota Banjarmasin. Melihat tujuan penelitian maka uji penelitian ini
termasuk uji asosiasi. Tjiptono (2001: 176) menyatakan uji asosiasi akan
variabel lainnnya. Analisis korelasi dan regresi adalah alat analisis yang sering
dipakai dalam uji asosiasi. Sugiyono, (2012: 11) menyatakan penelitian asosiatif
merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
atau lebih. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
2. Data Sekunder : Data yang diperolej dari pihak lain seperti hasil penelitian dan
literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Data yang diperoleh langsung dari
laten, maka dilakukan uji asumsi klasik untuk melihat apakah prasyarat yang
diperlukan dalam permodelan regresi linier berganda dapat terpenuhi adalah asumsi
a. Uji Normalitas
Normalitas yaitu sebaran data yang akan dianalisis, untuk melihat apakah
asumsi normalitas dapat dipenuhi sehingga data dapat diolah lebih lanjut untuk
permodelan regresi linier berganda ini. Uji normalitas perlu dilakukan baik untuk
variabel yang digunakan sekaligus dalam analisis terakhir. Untuk menguji dilanggar
atau tidaknya, maka dapat dilakukan dengan nilai statistik Z untuk skewness dan
kurtosisnya dan secara empiris dapat dilihat dengan critical ratio (CR) skewness
value jika dipergunakan tingkat signifikan 5% (0,05), maka nilai CR yang berbeda
antara -1,96 sampai dengan 1,96 (-1,96 ≤ CR ≥ 1,96) dikatakan data distribusi
normal, baik secara unvariate maupun secara multivarlate (Ghozali, 2005 : 128).
b. Uji Multikolinieritas
determinan yang sangat kecil atau mendekati nol, maka menunjukkan indikasi
terdapatnya masalah multikolinieritas atau singularitas, sehingga data itu tidak dapat
c. Uji Outliers
Outliers adalah kondisi observasi dari suatu data yang memiliki karakteristik unik
yang telihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya yang muncul dan
dalam bentuk nilai ekstrim, baik untuk sebuah variabel tunggal atau variabel
kombinasi (Ghozali, 2008 : 227). Apabila terjadi outliers dapat dilakukan perlakuan
Kriteria yang digunakan adalah berdasarkan nilai chi square pada derajat kebebasan
(degree of freedom) sebesar jumlah variabel indikator pada tingkat signifikasi p<0,05.
Kasus yang mempunyai nilai mahalnobis distance lebih besar dari nilai chi square
yang disarankan, maka kasus tersebut adalah multivariate outliers square yang
disaratkan, maka kasus tersebut adalah multivariate outliers (Ghozali, 2005 : 130).