3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan pernyataan penelitian yang menjabarkan dari
apa yang ada dalam identifikasi dan pembatasan masalah penelitian.
Masalah yang di rumuskan dengan baik, sebenarnya telah mampu menjawab
sebagian dari masalah itu sendiri.
Secara umum rumusan masalah yang baik adalah yang menyatakan
hubungan antara dua variabel atau lebih yang dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan.
Menurut Sugiyono bentuk-bentuk permasalahan penelitian di
kelompokan kedalam bentuk masalah deskriptif, komperatif dan
asosiatif.
a). Permasalahan deskriptif adalah permasalahan yang berkenaan
dengan pertanyaan terhadap variable mandiri baik pada satu variable
atau lebih. Dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan
atau mencari hubungan dengan variabel lainya.
Contoh :
1. Apakah Iphone sebagai merek top of mind dikategori smartphone di
kalangan mahasiswa ?
2. Seberapa baik interaksi kerja karyawan di Perusahaan X?
b). Permasalahan komparatif; suatu permasalahan membandingkan
keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang
berbeda.
Contoh :
1. Adakah perbedaan tingkat loyalitas merek produk Indomie,
Sarimi, dan Mie Sedap di kalangan mahasiswa?
2. Adakah perbedaan kualitas pelayanan antara Bank Pemerintah
dan Bank Swasta?
c). Permasalahan asosiatif adalah pernyataan penelitian yang bersifat
hubungan antara dua variabel atau lebih, bisa bersifat hubungan
simetris, kausal dan interaktif.
Contoh permasalahan hubungan simetris:
1. Adakah hubungan antara brand awareness dengan tingkat
pendidikan?
2. Apakah terdapat hubungan “antara” tingkat pelayanan “dengan”
kepuasan pelanggan?
Contoh permasalahan hubungan kausal :
1. Adakah pengaruh brand awareness dan brand loyalty terhadap
keputusan pelanggan membeli produk X?
2. Adakah pengaruh kepemimpinan terhadap prestasi kerja?
6. Landasan Teori
Landasan teori adalah teori-teori yang relevan yang dapat digunakan
untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti serta sebagai
dasar untuk memberikan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
yang diajukan (hipotesis) dan penyusunan instrumen penelitian.
Riset brand equity (ekuitas merek) meliputi penelitian tentang elemen-
elemen ekuitas merek dapat mengacu kepada berbagai teori, salah satu
yang utama adalah pendapat dari David A. Aaker yaitu elemen brand
awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty.
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir atau diinginkan,
misalnya 5%.
Misal: jumlah populasi 8000 orang, dengan tingkat kesalahan 5% atau
tingkat kepercayaan 95% maka jumlah sampel yang diambil adalah
sebanyak 381 orang.
Dalam menentukan ukuran sampel juga bisa memperhatikan pedoman
kasar yang dikemukakan oleh Roscoe (Sekaran, 2000), yaitu:
1. Jumlah sampel yang paling sesuai untuk hampir semua penelitian
adalah 30 < n < 500
2. Apabila sampel dibagi ke dalam beberapa sub sampel (laki-laki dan
perempuan, senior dan yunior) jumlah sampel minimum untuk tiap
kategori adalah 30
3. Dalam penelitian multivariate (multiple regression analysis) jumlah
sampel harus beberapa kali (sekitar 10 kali atau lebih) lipat dari
jumlah variabel dalam penelitian.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana dengan pengendalian
ekperimental yang ketat, penelitian yang baik dapat dilakukan dengan
menggunakan sampel sekitar 10 sampai 20.
10. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan menujukan cara-cara yang dapat di tempuh untuk
memperoleh data yang di butuhkan, dalam hal ini kita mengenal:
metode pengumpulan data primer dan metode pengumpulan data
sekunder.