INDOMIE
Kelas : 64.3C.25
Dengan ini menyatakan bahwa Tugas Mata Kuliah Manajemen Pemasaran yang telah saya buat
dengan judul:’ Analisis Brand Perceived Quality Masyarakat Pada Indomie ”, adalah asli
(orsinil) atau tidak plagiat (menjiplak) dan belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dimanapun
dan dalam bentuk apapun.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari
pihak manapun juga. Apabila di kemudian hari ternyata saya memberikan keterangan palsu
dan atau ada pihak lain yang mengklaim bahwa Tugas yang telah saya buat adalah hasil karya
milik seseorang atau badan tertentu, saya bersedia diproses baik secara pidana maupun perdata
dan kelulusan mata kuliah Manajemen Pemasaran dicabut/dibatalkan dan mendapatkan sanksi
akademik dari kampus.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 2 Desember 2022
Yang menyatakan,
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Analisis
Brand Perceived Quality Masyarakat Pada Indomie " dengan tepat waktu.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Data Indonesia.id
Indomie 65,5
Shoppe 63,7
Garuda Indonesia 61,6
Youtube 58,9
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian
“Analisis Brand Perceived Quality Masyarakat pada Indomie”
1. Bagi Penulis
Dapat memahami, menyajikan informasi serta menambah wawasan mengenai
brand perceived quality melalui pengalaman yang di dapat oleh penulis saat
melakukan penelitian.
2. Bagi Pembaca
Memberikan wawasan baru mengenai brand perceived quality serta diharapkan
dapat menjadi bahan referensi atau pembanding untuk penelitian berikutnya yang
sesuai dengan judul
1. Kuesioner
Metode ini dilakukan dengan cara penulis menyebarkan kuesioner dalam format
google form yang berisi berbagai pernyataan kepada para pembeli Indomie.
2. Dokumentasi
Metode dokumentasi yang digunakan penulis dengan cara menggumpulkan data
dari beberapa jurnal, website dan dan Laporan. Dengan metode ini penulis
mendapatkan data yang relevan dengan judul penelitian serta informasi
mengenai profil perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam UU No.15 tahun 2001 menyatakan bahwa merek (brand) adalah tanda
yang berupa gambar, nama kata, huruf huruf, angka-angka, susunan warna, atau
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan
dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
Menurut Alma (2014) merek (brand) adalah suatu tanda atau simbol yang
memberikan identitas suatu barang atau jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata,
gambar, atau kombinasi keduanya.
Pada saat ini, persaingan dalam membuat produk makanan sangatlah ketat,
maka dari itu PT Indofood berlomba dalam memproduksi Indomie dengan varian-
varian rasa terbaru, contohnya seperti Indomie kriting goreng special dan indomie
rasa soto lamongan. Banyak juga dari para konsumen yang ada di Indonesia belum
sempat mencoba varian rasa terbaru dari Indomie. Mereka sudah dihadapkan pada
varian rasa lainnya dari merek (brand) lain, dikarenakan merek (brand) yang lain
juga tidak mau kalah bersaing dalam memasarkan dan menciptakan varian-varian
rasa terbarunya.
Berbagai merek (brand) mie instan dengan keunggulannya masing-masing
saling berlomba agar bisa dipilih oleh konsumen. Dengan banyaknya merek yang
beredar di pasaran, masing-masing dari merek itu dipersepsikan secara berbeda-
beda oleh konsumen dalam bentuk citra merek yang dimana mengantarkan
konsumen pada kesimpulan atas merek tersebut. Peranan merek (brand) bukan lagi
sekedar nama ataupun pembeda dari para pesaing yang ada, lebih dari itu, merek
(brand) sudah menjadi faktor penentu keunggulan dalam persaingan. Aaker (1997)
menjelaskan bahwa sebuah merek bisa memiliki posisi yang sangat kuat dan
menjadi modal atau ekuitas.
Pada saat ini merek menjadi alat yang sangat penting dalam mengenali dan
mengetahui kualitas dari suatu produk, sebelum akhirnya konsumen memutuskan
untuk membeli produk tersebut. Banyak dari pelaku usaha menjadikan merek ini
sebagai suatu senjata dalam memenangkan persaingan yang ada di pasar.
Kotler et al, (2005 : 97) pemberian merek adalah seni dan batu pertama
dalam pemasaran. Asosiasi Pemasaran Amerika mendefinisikan merek sebagai
nama, istilah, simbol atau desain atau kombinasinnya, yang ditujukan agar dapat
mengenal barang atau jasa dari satu atau sekelompok penjual dan membedakannya
dari produk dan jasa para pesaing. Utami (2010:251), membangun ekuitas merek
adalah aktifitas yang dapat diandal kan dalam membangun ekuitas merek bagi
suatu perusahaan.
Merek merupakan suatu hal yang sangat penting, karna dengan merek para
konsumen dapat dengan mudah mengingat produk apa yang ingin dibeli. Apabila
tidak ada merek para konsumen akan salah dalam mempersepsikan suatu produk.
Dari sisi para pelaku usaha banyak yang melakukan promosi dalam menyebarkan
informasi tentang produk yang dijual sehinga para masyarakat bisa mengenali
produk mereka jual tersebut. Selain itu merek juga bisa dijadikan sebagai tanda
identitas dari suatu produk sehingga memiliki khas nya tersendiri yang
membedakan nya dengan produk para pesaing.
Peran Brand Equity sangat penting dalam menarik para pelanggan untuk
membeli produk dengan mengetahui informasi terkait produk yang ingin mereka
beli. Dimensi pembentuk brand equity terdiri dari kesadaran terhadap suatu brand
(brand awareness), loyalitas atau kesetiaan konsumen terhadap suatu brand (brand
loyalty), persepsi keunggulan brand dalam hal kualitas, serta keunggulan merek
(perceived quality), dan juga yang terakhir yaitu kesan konsumen terhadap suatu
merek (brand association) (Sultan et al., 2020).
Yang berarti kualitas dari suatu produk mempunyai pengaruh yang cukup
signifikan terhadap kepercayaan konsumen terhadap merek, karena dengan
memberikan kualitas yang baik dapat membentuk kepercayaan terhadap konsumen
dan menghasilkan komitmen sehingga konsumen tidak beralih kepada merek
lainnya.
Sampel adalah sebagian kecil dari jumlah fitur yang dimiliki populasi. Menurut
Sugishirono (2015:81). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
probabilistic sampling. Artinya, pengambilan sampel tidak dilakukan secara
subyektif. Dalam arti sampel yang terpilih menjadi sampel. Pada penelitian ini besar
sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin.
Populasi adalah domain generalisasi yang terdiri dari objek / subjek yang
menunjukkan sifat dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti yang
diteliti, dari mana kesimpulan ditarik. Oleh karena itu, populasi tidak hanya terdiri
dari orang, tetapi juga benda dan benda. Populasi juga tidak hanya mencakup kuantitas
yang ada pada objek/subjek yang diperiksa, tetapi juga semua sifat/karakteristik yang
dimiliki oleh subjek atau objek tersebut.
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. adalah sebuah perusahaan yang memproduksi
berbagai jenis makanan dan minuman. Awalnya perusahaan yang berdiri pada 1990 ini
bernama PT. Panganjaya Intikusuma. Kemudian diubah menjadi Indofood Sukses
Makmur pada 1994. Kemudian di tahun selanjutnya perusahaan ini mengakuisisi pabrik
penggilingan gandum Bogasari.
Agar tetap sukses, perusahaan ini memegang nilai disiplin. Perusahaan menjalankan
bisnis dengan integritas, memperlakukan stakeholder dengan hormat dan bersatu untuk
berjuang menjadi unggul dengan inovasi yang berkelanjutan. Produk Indofood terkenal
dan sangat digemari oleh seluruh masyarakat Indonesia dan dunia. Salah satu produk
unggulan adalah mie instan bernama Indomie.
3.2 Produk INDOMIE
Indomie adalah merek produk mi instan dari Indonesia yang diproduksi oleh PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.. Ketika mi instan pertama kali diperkenalkan
kepada masyarakat Indonesia pada tahun 1969, banyak yang meragukan tentang mi
instan dapat dijadikan salah satu bahan pangan pokok. Namun, dengan harga mi instan
yang terjangkau, mudah disajikan, dan awet, Indomie berkembang pesat seiring dengan
diterimanya mi instan di Indonesia.
Produk Indomie yang pertama kali diperkenalkan adalah Indomie Kuah Rasa Kaldu
Ayam yang saat itu sangat sesuai dengan selera orang Indonesia. Kemudian di tahun
1982, penjualan produk Indomie mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan
diluncurkannya varian Indomie Kuah Rasa Kari Ayam. Puncaknya pada tahun 1983,
produk Indomie kembali semakin digemari oleh masyarakat Indonesia dengan
diluncurkannya varian Indomie Mi Goreng.
Dengan perkembangan pesat Indomie didalam pasar lokal, Indofood berusaha untuk
mengembangkan pasarnya ke manca negara sehingga pada tahun 1992 pertama kalinya
Indomie mengekspor produknya. Awalnya, Indofood membentuk Direktorat Ekspor
dengan tugas fokus mengembangkan ekspor Indomie ke berbagai negara. Tim ini aktif
mempelajari semua izin impor di setiap negara. Lalu tahap selanjutnya adalah
menetapkan target negara. Pada saat itu, sasaran utamanya adalah negara dengan tenaga
kerja Indonesia paling banyak, yaitu Hong Kong, Taiwan, Arab Saudi, dan negara
lainnya. Selain menargetkan pada negara dengan tenaga kerja Indonesia, Indofood juga
menargetkan negara yang menjadi tujuan pelajar Indonesia melanjutkan pendidikannya
diluar negeri, seperti Amerika Serikat dan Australia.
Sampai saat ini Indomie sudah dipasarkan dan berkembang di lebih dari 80 negara.
Kepopuleran Indomie diluar negeri memang sudah tidak diragukan kembali, seperti salah
satu berita yang dapat dikutip berikut ini, “Beberapa produk makanan Indonesia yang
digemari para pengunjung pameran Utazas di Hungaria, antara lain Indomie, kacang
Garuda, biskuit Gerry, Inaco Nata Decoco, dan permen Kopiko”. Hal ini terbukti
dengan penghargaan yang telah diraih oleh Indomie.
Selain ancaman dari internal perusahaan, tentunya risiko menjalankan bisnis secara
global lebih besar daripada menjalankan bisnis dalam negeri saja. Hal ini disebabkan
dengan menjalankan bisnis secara global berarti perusahaan tersebut berurusan dengan
banyak administrasi dan hukum yang berlaku pada setiap negara. Terbukti dari isu yang
sempat menimpa produk Indomie di negara Taiwan dan Hong Kong. Pada tahun 2010
silam, produk Indomie ditarik dari sejumlah supermarket di Taiwan, dikarenakan
mengandung pengawet yang dianggap berbahaya. Pengawet tersebut adalah E218 atau
Methyl P-Hydroxybenzoate, pengawet jenis ini dilarang penggunaannya di Taiwan.
Tidak tinggal diam, pihak Indomie pun melakukan konfirmasi bahwa produk Indomie
yang mengandung Methyl P-Hydroxybenzoate tidak ditujukan untuk pasar di Taiwan,
pihak manajemen memastikan bahwa Indomie yang diperjualbelikan di Taiwan sudah
sesuai dengan regulasi yang berlaku di Taiwan.
Melihat perkembangan Indomie sejak tahun 1969 tentu tidak mudah untuk mencapai
keberhasilannya sampai sekarang ini. Perkembangan dari pasar lokal hingga mencapai
pasar global dan berhasil mencuri perhatian konsumen dalam negeri dan luar negeri
adalah bukti jerih payah PT. Indofood untuk mencapai kesuksesan. Dengan
kepopulerannya sekarang ini di pasar global dapat diyakini bahwa Indomie akan terus
berkembang ke negara-negara lainnya. Indomie adalah salah satu perusahaan milik
Indonesia yang bisa dijadikan cerminan serta panutan bagi perusahaan lokal Indonesia
lainnya untuk berani menempus pasar global dan menjadi salah satu produk kebanggaan
Indonesia.
1. Jenis Kelamin
2. Usia
Berdasarkan tabel III.2 usia responden di atas, kelompok usia ≤ 17 tahun tahun
memiliki persentase sebanyak 12%, kelompok usis responden 18-30 tahun memiliki
persentase sebanyak 78%, kelompok usia responden 31-39 tahun memiliki persentase
9%, kelompok usia responden 40-49 tahun memiliki persentase 1%, sedangkan
kelompok usia responden ≥ 50 tahun tidak memiliki persentasi dari hasil pengisian
kuesioner. Maka, dapat disimpulkan bahwa konsumen Indomie mayoritas memiliki
usia 18-30 tahun.
3. Pekerjaan
Skala Pengukuran
Importance Performance
Dengan pembobotan sebagai berikut Dengan pembobotan sebagai berikut
1. Sangat penting 1. Sangat memuaskan
2. Penting 2. Memuaskan
3. Tidak penting 3. Tidak memuaskan
4. Sangat tidak penting 4. Sangat tidak memuaskan
Importance
Seberapa penting harga Mie instan merek Indomie yang terjangkau menurut Anda?
Penting 47 2 94 4 188 47
Tidak penting 6 3 18 9 54 6
Sangat tidak penting 1 4 4 16 16 1
Jumlah 100 10 162 306 100
Rata-rata = 162/100 = 1,62
SD= √306-(162²/100) = 0,06
100-1
Pertanyaan : Tingkat rsasa produk Indomie
Penting 33 2 66 4 132 33
Tidak penting 1 3 3 9 9 1
Sangat tidak penting 1 4 4 16 16 1
Jumlah 100 10 138 222 100
Rata-rata = 138/100 = 1,38
Seberapa penting desain kemasan mie instan merek indomie menurut anda ?
Penting 42 2 84 4 168 42
Tidak penting 16 3 48 9 144 16
Sangat tidak penting 0 4 0 16 0 0
Jumlah 100 10 174 354 100
Rata-rata = 174/100 = 1,74
SD = √200-(132²/100) = 0,05
100-1
Performance
Apakah harga mie instan merek indomie yang ada di masyarakat terjangkau menurut
anda ?
Jawaban F X F.X X² F.X ² %
Sangat memuaskan 36 1 36 1 36 36
Memuaskan 38 2 76 4 152 38
Tidak memuaskan 5 3 15 9 45 5
Sangat tidak 0 4 0 16 0 0
memuaskan
Jumlah 100 10 148 254 100
Rata-rata = 148/100 = 1,48
SD = √320-(170²/100) = 0,05
100-1
Pertanyaan : Kualitas mutu Indomie
Bagaimana kualitas mie instan merek indomie yang anda konsumsi selama ini ?
Memuaskan 46 2 92 4 184 46
Tidak memuaskan 3 3 9 9 27 3
Sangat tidak 0 4 0 16 0 0
memuaskan
Jumlah 100 10 132 262 100
Rata-rata = 132/100 = 1,32
SD = √262-(132²/100) = 0,09
100-1
Rangkuman dari hasil Importance-Performance
Tabel 3. 5 Tabel hasil Importance-Performance
Diagram kartesius
2
1.8
1.6
1.4
1.2
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Produk Indomie sangat digemari oleh para konsumen dengan nilai kualitas
produk yang baik untuk para konsumen. Indomie bisa mencapai penjualan yang
cukup tinggi dengan posisi yang tidak terlalu berbeda dengan merek lain
4.2 Saran
Karnadi, (2022) Indomie Jadi Merek Terbaik di Indonesia pada 2021 Produk
Saputri, (2022) Pengertian Merek Menurut Para Ahli, Lengkap dan BERITA TERPOPULER.
PELANGGAN.
Kuesioner
Link Kuesioner
https://forms.gle/7KeFongsWSbAaPzU6