Anda di halaman 1dari 39

Pertemuan 9

PERENCANAAN RISET MEREK


Riset Pemasaran dan Merek

Menurut Maholtra dalam American Marketing


Association (AMA) mengatakan bahwa riset pemasaran adalah
identifikasi, pengumpulan, analisis, dan penyebaran (pembagian)
informasi yang sistematis dan objektif untuk meningkatkan
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan identifikasi
dan solusi masalah-masalah dan kesempatan-kesempatan dalam
pemasaran
Riset pemasaran adalah proses identifikasi, pengumpulan,
analisis, dan penyebaran informasi tentang masalah-masalah dan
kesempatan-kesempatan pasar secara sistematis, dimana hasil
yang diperoleh dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk
membuat keputusan-keputusan untuk mengevaluasi, memonitor,
dan mengoptimalkan performa pemasaran.
Dalam kegiatan pemasaran, merek merupakan asset
prestisius yang dimiliki perusahaan, dalam kondisi pasar yang
kompetitif preferensi dan loyalitas pelanggan terhadap merek
adalah kunci kesuksesan. Persaingan merebut pangsa pasar tidak
terlepas dari kemampuan membentuk persepsi konsumen dan
bagaimana memenangkan pertempuran persepsi konsumen
tersebut.
Salah satu upaya membangun persepsi dapat dilakukan
melalui jalur merek. Merek yang prestesius adalah merek yang
memiliki band equity (ekuitas merek) yang kuat, dengan kata lain
ekuitas merek yang kuat akan mampu mengembangkan
keberadaan suatu merek dalam persaingan apapun dalam jangka
waktu yang lama.
Upaya memahami elemen-elemen equitas merek dan
pengukurannya menjadi penting untuk dapat menyusun langkah
strategis bagi perusahaan melalui riset yang berkelanjutan
Proses Riset
Tahap-tahap proses kegiatan riset dapat digambarkan sebagai
berikut :
1. Identifikasi dan Penetapan Masalah
Masalah merupakan suatu kesulitan yang dirasakan, konkrit dan
memerlukan solusi. Suatu kesenjangan antara apa yang
seharusnya dengan apa yang ada dalam kenyataan atau antara apa
yang diperlukan dengan apa yang tersedia atau antara harapan
dengan kenyataan dan sebagainya
Menurut Notohadiprawiro (2006) permasalahan dalam penelitian
yang baik yaitu:
1. Bermanfaat, artinya mempunyai nilai dan kelayakan penelitian
dari segi manfaat / kontribusi dan berguna untuk
mengembangkan suatu teori
2. Fisibel/dapat dipecahkan (konkrit) dimana ada data dan metode
pemecahannya
3. Dapat dilaksanakan yang meliputi kemampuan teori dari peneliti,
waktu yang tersedia, tenaga yang tersedia, danan yang tersedia,
adanya factor pendukung, tersedianya data, treedianya izin dari
pihak yang berwenang.
4. Adanya factor pendukung yang meliputi tersedianya data dan
tersedianya izin dari pihak yang berwenang.
5. Spesifik mengenai bidang tertentu (jelas ruang lingkup
pembahasannya).
Peneliti harus melakukan identifikasi dengan komprehensif untuk
menentukan permasalahan dari suatu merek dengan membaca
berbagai sumber dan merekam fenomena yang ada. Masalah bisa
muncul karena beberapa sebab antara lain sebagai berikut :
1. Karena adanya pengaduan muncul karena konsumen tidak
menerima kepuasan dari barang/jasa yang diberikan perusahaan.
2. Karena adanya persaingan, lingkungan industri sekarang yang
sangat keras dan kejam dalam persaingan bisnis.
2. Batasan Ruang Lingkup Masalah
Selanjutnya karena adanya keterbatasan waktu, dana, tenaga,
teori dan supaya penelitian dapat dilakukan dengan baik dan
mendalam maka tidak semua masalah terkait merek akan di teliti
Untuk itu peneliti umumnya memberikan batasan variable apa
saja yang akan di teliti, berdasarkan batasan masalah ini maka
selanjutnya peneliti merumuskan masalah penelitian.

3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan pernyataan penelitian yang
menjabarkan dari apa yang ada dalam identifikasi dan
pembatasan masalah penelitian. Masalah yang di rumuskan
dengan baik, sebenarnya telah mampu menjawab sebagian dari
masalah itu sendiri
Secara umum rumusan masalah yang baik adalah yang
menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih yang
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Menurut Sugiyono bentuk-bentuk permasalahan
penelitian di kelompokan kedalam bentuk masalah
deskriptif, komperatif dan asosiatif.
a). Permasalah deskriptif adalah permasalahan yang
berkenaan dengan pertanyaan terhadap variable mandiri baik
pada satu variable atau lebih. Dalam penelitian ini peneliti
tidak membuat perbandingan atau mencari hubungan dengan
variabel lainya.
Contoh :
1. Apakah teh botol sosro sebagai merek top of mind di
kategori minuman ringan di kalangan mahasiswa ?
2. Seberapa baik interaksi kerja karyawan di perusahaan x
b). Permasalahan komperatif; suatu permasalahan
membandingkan keberadaan satu variable atau lebih pada dua
atau lebih sampel yang berbeda.
Contoh :
1. Adakah perbedaan tingkat loyalitas merek produk indomie,
sarimi dan mie sedap di kalangan mahasiswa
2. Adakah perbedaan kualitas pelayanan antara Bank
pemerintah dan Bank swasta
c). Permasalahan asosiatif adalah pernyataan penelitian yang
bersifat hubungan antara dua variable atau lebih, bisa bersifat
hubungan simetris, kausal dan interaktif.
Contoh permasalahan hubungan simetris :
1. Adakah hubungan antara brand awareness dengan tingkat
Pendidikan
2. Terdapat hubungan “antara” tingkat pelayanan “dengan”
kepuasan pelanggan
Contoh permasalahan hubungan kausal :
1. Adakah pengaruh brand awareness, brand loyalty terhadap
keputusan pelanggan membeli produk x
2. Adakah pengaruh kepemimpinan terhadap prestasi kerja

Contoh permasalahan hubungan Interaktif/ resiprocal :


1. Adakan hubungan antara motivasi dan prestasi ( disini dapat
dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi dan juga prestasi
mempengaruhi motivasi)
2. Ada hubungan antara penentuan harga dengan tingkat
penjualan
4. Tujuan Penelitian
Perumusan tujuan riset atau penelitan mencakup
pernyataan tentang mengapa riset dilakukan, sasaran riset, dan
dampak hasil riset. Rumusan tujuan harus selalu konsisten
dengan rumusan masalah. Berapa banyak masalah dirumuskan,
sebanyak itu pula tujuan yang akan dicapai. Tujuan yang jelas
memberikan landasan untuk perancangan proyek riset, untuk
pemilihan metode yang paling tepat dan untuk pengolahan riset
setelah dimulai serta memberikan bentuk dan makna bagi
laporan akhir.
Contoh tujuan riset :
Masalahnya : Apakah teh botol sosro sebagai merek top of mind
di kategori minuman ringan di kalangan mahasiswa ?
Tujuan : untuk mengetahui merek the botoh sosro menjadi top
of mind di kalangan mahasiswa.
5. Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian merupakan dampak dari
tercapainya tujuan. Kalau tujuan penelitian dapat di capai dan
rumusan masalah dapat terjawab secara akurat maka sekarang
kegunaannya apa. Pada umumnya manfaat penelitian ini dapat di
tujukan untuk kepentingan akademis dan praktis atau manfaat
untuk peneliti, perusahaan, dan masyarakat.

6. Landasan Teori
Landasan teori adalah teori-teori yang relevan yang dapat
digunakan untuk menjelaskan tentang variable yang akan diteliti
serta sebagai dasar untuk memberikan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis dan
penyusunan instrumen penelitian.
Riset brand equity ( ekuitas merek) meliputi penelitian
tentang elemen-elemen ekuitas merek dapat mengacu kepada
berbagai teori, salah satu yang utama adalah pendapat dari David
A.Aaker yaitu elemen brand awareness, brand association,
perceived quality dan brand loyalty.

a). Brand Awareness


Brand awareness, adalah kesanggupan seorang calon
pembeli untuk mengenali , mengingat kembali suatu merek
sebagai bagian dari suatu produk tertentu. Pada suatu ketika anda
berkumpul dengan teman- teman kemudian anda meminta
mereka satu demi satu menyebutkan merek minuman ringan apa
yang diingat mereka. Dari jawaban yang di sampaikan tentu ada
merek yang tidak disebutkan, dari sini bisa akan di prediksikan
kemungkinan penjualan terhadap merek tersebut.
Peran Brand Awareness tergantung pada tingkatan akan
pencapaian kesadaran di benak konsumen. Piramida brand
awareness terdiri dari ; brand unaware, brand recognition,
brand recall dan top of mind.
Tingkatan brand awareness dalam ekuitas merek yang paling
rendah adalah Brand recognition ( pengenalan merek) atau di
sebut juga sebagai tingkatan pengingatan kembali dengan
bantuan (aided recall);
tingkatan kedua brand recall (pengingatan kembali merek) atau
tingkatan pengingatan kembali tanpa bantuan;
tingkat berikutnya adalah top of mind ( kesadaran puncak
pikiran). Top of mind adalah brand awareness tertinggi dari
berbagai merek yang ada dalam pikiran konsumen.
b). Brand association ( asosiasi merek) adalah segala kesan yang
muncul di benak seorang yang terkait dengan ingatannya
mengenai suatu merek. Berbagai asosiasi merek saling
berhubungan akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut
brand image. Semakin banyak asosiasi yang saling berhubungan,
semakin kuat brand image yang dimiliki oleh merek tersebut.
Asosiasi-asosiasi yang terkait dengan suatu merek
umunya di hubungkan dengan berbagai hal (Durianto, dkk)
1. Atribut merek 7. Orang terkenal/khalayak
2. Intangible atribut 8. Gaya hidup/Kepribadian
3. Manfaat bagi pelanggan 9. Kelas produk
4. Harga relative 10. Komptitor/pesaing
5. Penggunaan 11. Negara/wilayah geografis
6. Pengguna/pelanggan 12. dsb…
c. Brand perceived quality ; (persepsi kualitas merek) adalah
persepsi pelanggan terhadap terhadap kualitas suatu merek
produk. Persepsi terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk
atau jasa dapat menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut
dan berpengaruh secara langsung kepada keputusan pembelian
konsumen, loyalitas mereka terhadap merek. Jika persepsi kulitas
terhadap suatu merek produk negative di benak konsumen maka
dapat di prediksikan nasib dari kelanjutan produk tersebut.
Mengacu pendapat David A Gavin ( Durianto), dimensi
persepsi kualitas merek di bagi menjadi tujuh yaitu :
1. Kinerja : melibatkan berbagai karakteristik operasional
utama, missal karakteristik operasional utama mobil adalah
kecepatan, akselerasi, system kemudi dan kenyamanan.
2. Pelayanan ; mencerminkan kemampuan memberikan
pelayanan pada produk tersebut, misal melayani 24 jam
3. Ketahanan : mencerminkan umur ekonomis dari produk
tersebut. Misal produk batteray yang mengatakan mampu
hidup selama 3 tahun.
4. Keandalan : Konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu
produk dari satu pembelian ke pembelian berikutnya.
5. Karakteristik produk : bagian-bagian tambahan dari produk
(feature). Penambahan ini biasanya di gunakan sebagai
pembeda yang utama dari kategori produk sejenis.
6. Kesesuaian dengan spesifikasi ; merupakan pandangan
mengenai kualitas proses manufaktur (tidak ada cacat produk)
sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dan teruji.
7. Hasil ; mengarah pada kualitas yang dirasakan yang
melibatkan enam dimensi sebelumnya, jika perusahaan tidak
dapat menghasilkan “hasil akhir” produk yang baik maka
kemungkinan produk tidak memiliki atribut lain yang penting
Dimensi perceived quality untuk konteks jasa, yang sering
digunakan adalah pendapat dari Parasuraman, Zeithaml dan
Berry, diantara meliputi :
1. Bentuk fisik : apakah fasilitas fisik, perlengkapan kantor dan
penampilan pegawai mengesankan kualitasnya?
2. Kompetensi ; apakah karyawan memiliki pengetahuan yang
memadai dalam melaksanakan tugasnya? Apakah karyawan
mengesankan dan memiliki percaya diri yang tinggi
3. Keandalan : dapatkah tugas (jasa) tersebut dikerjakan
karyawan dengan akurat dan meyakinkan.
4. Tanggung jawab : Apakah petugas pemberi jasa berkemauan
untuk membantu para pelanggan dengan pelayanan yang
sebaik-baiknya.
5. Empati : apakah petugas menunjukan kepedulian dan
perhatian kepada permasalahan /kebutuhan setiap pelanggan ?
d). Brand Loyalty (loyalitas merek) ; merupakan suatu ukuran
keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu
memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang
pelanggan beralih ke merek produk yang lain, terutama jika pada
merek tersebut di dapati adanya perubahan, baik menyangkut
harga ataupun atribut lainnya.
Dalam kaitannya dengan brand loyalty suatu produk
terdapat beberapa tingkatan, masing-masing tingkatan
menunjukan tantangan pemasaran yang harus dihadapi sekaligus
asset yang dapat dimanfaatkan. Adapun tingkatan loyalitas merek
tersebut adalah :
1. Switcher (berpindah-pindah) ; loyalitas paling dasar, semakin
sering pelanggan memindahkan pembeliannya maka semakin
tidak loyal pelanggan tersebut.
2. Habitual buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan), pembeli
yang yang puas dengan merek produk, sehingga tidak ada alasan
pelanggan untuk membeli merek produk lain atau berpindah
terutama jika peralihan tersebut memerlukan usaha, biaya
maupun pengorbanan lainnya.
3). Satisfied buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan),
pada tingkat ini pembeli termasuk dalam kategori pelanggan puas
bila mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin
saja mereka memindahkan pembeliannya ke merek lain dengan
menanggung switching cost (biaya peralihan) yang terkait dengan
waktu, uang, atau resiko kinerja yang melekat dengan tindakan
mereka beralih merek.
4) Likes the brand (Menyukai merek); pembeli yang sungguh-
sunguh menyukai merek produk. Ada keterikatan emosial
pembeli dengan produk, bisa muncul kerena keyakinan, symbol,
pengalam pribadi atau kerabat, dan persepsi kualitas.
5. Comitted buyer (pembeli yang komit); pembeli yang setia,
mereka memiliki kebanggaan sebagi pengguna suatu merek dan
bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi mereka
dipandang dari segi fungsi maupun sebagi suatu ekspresi
mengenai siapa sebenarnya mereka. Pada tingkatan ini pelanggan
aktif merekomendasikan dan mempromosikan merek produk
kepada pihak lain, bahkan melakukan pembelaan dan turut
membantu merek jika terdapat ada permasalahan.
7. Hipotesis
Berdasarkan teori yang di bangun sesuai variabel-variable
penelitian selanjutnya di dapat di gunakan menyusun suatu
hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara yang diajukan
terhadap rumusan masalah yang diajukan. Karena sifatnya
sementara maka di perlukan adanya pembuktian kebenarannya
melalui pengumpulan data emperik dan analisis data dengan
menggunakan metode tertentu yang sesuai dengan data yang di
kumpulkan. Hipotesis dapat saja tidak diperlukan, umumnya pada
penelitian kualitatif /deskriptif, tetapi untuk penelitian kuantitatif
hipotesis umumnya selalu di gunakan.
8. Metode Penelitian
Metode riset yang dipilih hendaknya dibuat dengan
mempertimbangkan kondisi di atas dengan tujuan khusus untuk
mendukung tujuan riset. Bermacam metode riset bisnis yang
umum dipakai adalah metode studi kasus, metode survei, metode
pengembangan, metode tindak lanjut (follow up study), metode
analisis isi, metode kecenderungan, metode korelasional, dan
metode eksperimen

9. Metode Populasi dan Sampel


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek /
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik
kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya orang tetapi juga obyek dan benda-
benda.
Populasi juga bukan sekedar jumlah jumlah yang ada pada
obyek/subyek yang dipelajari tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Sampel ; adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi sangat besar dan
peneliti memiliki keterbatas biaya, waktu dan tenaga peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi.

Teknik Sampling :
Teknik sampling adalah Teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian terdapat
berbagai teknik sampling yang bisa digunakan, yang pada
dasarnya di kelompokan menjadi dua yaitu : Probability
sampling dan nonprobalility sampling.
• Probability sampling : Teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi yang dipilih menjadi anggota sampel.

• Nonprobability sampling : Teknik pengambilan sampel yang


tidak memberikan peluang / kesempatan sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sample.
Menentukan Ukuran Sampel
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel
selain metode pengambilan sampel di atas adalah tingkat
ketepatan (precision dan tingkat kepercayaan (confidence)
sampel. Ketepatan (precision) mengacu pada seberapa dekat
estimasi peneliti berdasarkan sampel yang terpilih terhadap
karakteristik yang sebenarnya daripopulasi.
Confidence level : derajat kepercayaan atau ketelitian
pengambilan sebuah sampel. Confidence level 95%-99%.
Semakin tinggi Condidence level semakin dapat dipercaya data
tersebut. (100 - CL = 1%-5%) adalah persen kelonggaran
ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih
dapat ditolelir.
Berapa banyak jumlah atau ukuran sample yang harus diambil
dalam penelitian, ada banyak cara yang digunakan salah
satunya adalah menggunakan rumus slovin sebagai berikut :

n = ukuran sample
N = ukuran populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir atau
diinginkan, misalnya 5 %
Misal : jumlah populasi 8000 orang, dengan tingkat kesalahan 5%
atau tingkat kepercayaan 95 % maka jumlah sampel yang diambil
adalah sebanyak 381 orang.
Dalam menentukan ukuran sampel juga bisa memperhatikan
pedoman kasar yang dikemukakan oleh Roscoe (Sekaran,2000),
yaitu:
1. Jumlah sampel yang paling sesuai untuk hampir semua penelitian adalah 30 <
n < 500
2. Apabila sampel dibagi ke dalam beberapa sub sampel (laki-laki dan
perempuan, senior dan yunior) jumlah sampel minimum untuk tiap kategori
adalah 30
3. Dalam penelitian multivariate (multiple regression analysis) jumlah sampel
harus beberapa kali (sekitar 10 kali atau lebih) lipat dari jumlah variabel
dalam penelitian.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana dengan pengendalian
ekperimental yang ketat, penelitian yang baik dapat dilakukan dengan
menggunakan sampel sekitar 10 sampai 20.
10. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan menujukan cara-cara yang dapat di tempuh
untuk memperoleh data yang di butuhkan, dalam hal ini kita
mengenal : metode pengumpulan data primer dan metode
pengumpulan data sekunder.
a. Metode pengumpulan data primer; merupakan data yang
didapat dari sumber pertama, misalnya dari
individu/perseorangan. Untuk mendapatkan data primer peneliti
langsung melakukan observasi baik dilapangan atau di
laboratorium. Mendapatkan data primer dapat dilakukan dengan
survei atau percobaan.
Survei dapat dilakukan jika data yang dicari sebenarnya sudah
ada dilapangan atau di sasaran penelitian lainnya. Teknik
pengumpulan data dengan survei dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1. Wawancara dengan responden ; adalah mengumpulkan data
dengan menanyakan langsung kepada informan atau pihak
kompeten dalam suatu permasalahan. Pertanyaan di
persiapkan terlebih dahulu diarahkan pada informasi yang
akan digali sesuai masalah yang akan di cari jawabannya.
Pertanyaan dapat berkembang untuk menggali data lebih
dalam selama proses wawancara berlangsung.
2. Angket. Adalah jawaban tertulis dari informan/responden atas
daftar pertanyaan / kuisioner yang di berikan oleh peneliti.
3. Menggunakan telepon (pooling) ataupun melakukan
observasi langsung.

b. Percobaan : dilakukan jika data yang ingin diperoleh belum


tersedia dan dengan demikian variable yang akan diukur hars di
munculkan datanya melalui suatu percobaan.
b). Metode pengumpulan data primer ; sering di sebut metode
penggunaan bahan dokumen, karena dalam hal ini peneliti tidak
secara langsung melakukan penelitian sendiri tetapi meneliti dan
memanfaatkan data dari dokumen yang dihasilkan pihak lain.
Tentunya sumber data sekunder ini harus dapat di
pertangungjawabkan dan mendapatkannya secara legal.
Data penelitian di dapat dari sumber dari :
➢ Mass media
➢ BPS (laporan statistic)
➢ Lembaga pemerintah atau swasta
➢ Lembaga penelitian
➢ Hasil penelitian dan publikasi ilmiah
➢ Penelitian kepustakaan.
Etika Pengumpulan Data
1. Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan
memegang prinsip kerahasiaan dan menjaga pribadi responden
merupakan salah satu tanggung jawab peneliti.
2. Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar
mengenai sifat penelitian kepada subjek. Dengan demikian,
peneliti harus menyampaikan tujuan dari penelitian kepada
subjek dengan jelas.
3. Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak
ditanyakan, dan jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk
penelitian, maka penyampaiannya harus diungkapkan dengan
kepekaan yang tinggi kepada responden, dan memberikan alasan
spesifik mengapa informasi tersebut dibutuhkan untuk
kepentingan penelitian
4. Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan
kehormatan subjek tidak boleh dilanggar
5. Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei
dan responden yang tidak mau berpartisipasi tetap harus
dihormati.
6. Dalam study lab, subjek harus diberitahukan sepenuhnya
mengenai alasan eksperimen setelah mereka berpartisipasi
dalam studi
7. Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam
mereka, baik secara fisik maupun mental.
8. Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam
melaporkan data yang dikumpulkan selama study
Jenis Data Penelitian
Data yang diperoleh dapat diklasifikasikan menurut jenisnya
berdasarkan kreteria sebagi berikut :
❑ Data kualitatif dan kuantitatif
Data kualitatif data dikumpulkan berbentuk keterangan, kata,
kalimat gambar atau catatan dengan berskala ukur nominal
dan ordinal sedangkan data kuantitatif data yang berbentuk
angka, dengan skala ukur interval dan rasio.
❑ Data internal dan eksternal
Data internal data yang didapat dari dalam perusahaan
tempat riset, sedangkan data ekternal adalah data yang
mengambarkan keadaan diluar perusahaan
❑ Data time series dan cross section
Data time series merupakan data dikumpulkan dari beberapa
tahapan waktu secara kronologis, sedangkan data cross
section dikumpulkan pada waktu dan tempat tertentu saja.
Skala Pengukuran :
Dalam statistika dibedakan ada empat macam skala pengukuran
untuk menilai obyek pengamatan dalam penelitian yaitu :
1. Skala Nominal ; dengan skala nominal hasil pengukurannya
bisa dibedakan tetapi tidak bisa diurutkan mana yang lebih
tinggi, mana yang lebih rendah, mana yang utama dan mana
yang lebih dikesampingkan. Fungsi angka, symbol maupun
huruf yang diberikan hanya sebagai lambang/label yang
menunjukan dalam kelompok mana suatu hasil pengamatan di
masukan. Misal menunjuk jenis kelamin, 1 = laki dan 0 =
perempuan, maka 1 dan 0 bukan urutan matematis tapi hanya
kategori.
2. Skala Ordinal ; dengan skala ordinal obyek yang ada juga dapat
digolongkan ke dalam kategori tertentu. Angka atau huruf yang
di berikan di sini mengandung tingkatan sehingga dari
kelompok yang terbentuk dapat dibuat urutan peringkat
yang menyatakan hubungan lebih dari atau kurang dari
menurut aturan penataan tertentu. Ukuran skala ordinal tidak
memberikan nilai absolut pada obyek tetapi hanya
memberikan urutan (rangking) relatif saja.
Contoh skala ordinal : di dapat informasi kualitas kursi sangat
bagus, bagus dan kurang bagus, pemeringkatan kebagusannya
tidak bisa di ukur dengan pasti. Status sosial ; rendah, sedang,
tinggi, besarnya perbedaan status sedang ketinggi belum tentu
sama antara rendah ke sedang.
3. Skala Interval : suatu pemberian angka kepada kelompok dari
obyek-obyek yang mempunyai sifat skala nominal dan ordinal
ditambahkan dengan sifat lain yaitu jarak yang sama, pada
skala interval memperlihatkan jarak yang sama dari ciri atau
sifat obyek yang diukur. Data skala interval di berikan apabila
kategori yang digunakan bisa di bedakan, diurutkan,
mempunyai jarak tertentu tetapi tidak bisa di bandingkan.
Ciri lain skala interval datanya bisa di tambahkan, dikurangi,
digandakan dan dibagi tanpa mempengaruhi jarak relative
diantara skor-skornya. Skala pengukuran interval tidak
memiliki nilai nol mutlak sehingga tidak dapat
diinterpretasikan secara penuh besarnya skor dari rasio tertentu.
4. Skala Rasio ; skala pengukuran yang mempunyai sifat skala
interval di tambah satu sifat lain yaitu memberikan keterangan
tentang nilai absolut dari obyek yang diukur. Skala rasio
merupakan skala pengukuran yang ditujukan kepada hasil
pengukuran yang bisa di bedakan, diurutkan, mempunyai jarak
tertentu dan bisa di bandingkan. Skala rasio menggunakan titik
baku mutlak (titik nol mutlak). Angka skala rasio menunjukan
nilai yang sebenarnya dari obyek yang diukur, sedangkan besar
satu satuan ukur di tetapkan dengan satu perjanjian tertentu.
11. Teknik Analisis Data
Berdasarkan jenis data yang di kumpulkan teknik analisis
data penelitian dapat di bedakan menjadi : Teknik analisis data
kualitatif, Teknik analisis kuantitatif dan Teknik analisis
gabungan keduanya.
Sedangkan berdasarkan tingkat explanasinya atau tingkat
penjelasannya yang bermaksud menjelaskan kedudukan varabel-
variable yang diteliti serta hubungan antar variabel dengan
variable lainnya penelitian dapat di kelompokan menjadi
deskriptif, komperatif dan assosiatif. (Sugiono, 2004)

Anda mungkin juga menyukai