Anda di halaman 1dari 66

PERAN SELEBRITAS DALAM MENYAMPAIKAN

KEPRIBADIAN DAN IDENTITAS MEREK MELALUI


IKLAN TELEVISI UNTUK MENINGKATKAN
KESADARAN MEREK SAMPO PANTENE

PROPOSAL

Oleh:
Indana Kholisoh
15133200220

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2019
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh signifikan dan positif


dukungan selebritas, iklan televisi, kepribadian merek, dan identitas merek baik
secara parsial dan simultan untuk sampo merek Pantene. Jenis sumber data yang
digunakan adalah data primer dengan mengambil langsung ke lapangan. Teknik
sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel
sebanyak 150 konsumen di Yogyakarta. Analisis regresi linier berganda, uji t, dan
uji F digunakan untuk menganalisis hipotesis penelitian. Hasil penelitian (melalui
hasil skripsi) diharapkan dapat berkontribusi dalam pengembangan disiplin ilmu
Pemasaran khususnya Perilaku Konsumen.

Kata kunci: dukungan selebritas, identitas merek, iklan televisi, kepribadian


merek, kesadaran merek

2
DAFTAR ISI

[disesuaikan]

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persaingan bisnis saat ini semakin intensif. Persaingan tersebut ditandai

dengan semakin banyaknya tantangan perusahaan untuk menarik perhatian

konsumen. Salah satu tantangan yang dihadapi perusahaan tersebut adalah

memperkenalkan produk yang dimiliki kepada konsumen. Meskipun

demikian, tantangan perusahaan tidak berhenti pada perkenalan produk saja,

tetapi juga supaya produk tersebut tetap diketahui dan dikenal oleh

konsumen atau pelanggan. Selain itu, perusahaan berusaha mengembangkan

brand (merek) produk menjadi lebih besar dan menciptakan karakteristik

merek produk agar memiliki perbedaan dengan merek produk dari perusahaan

pesaing. Karena kondisi tersebut maka perusahaan harus menerapkan strategi

pemasaran yang efektif. Strategi pemasaran tersebut bertujuan untuk

mempertahankan serta mengembangkan perusahaan agar tetap terkenal dan

unggul daripada perusahaan pesaing sejenis. Agar dapat bersaing, perusahaan

diharapkan mampu memposisikan merek produknya di benak konsumen

untuk menciptakan gambaran merek yang akan selalu diingat konsumen baik

dari segi atribut merek, karakteristik produk, dan merek produk itu sendiri.

Perusahaan harus memiliki program komunikasi yang efektif agar

produknya dapat dikenal luas oleh konsumen. Komunikasi pemasaran saat ini

memiliki peran penting bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan merek

tertentu atas produk maupun jasanya kepada konsumen. Komunikasi

4
ditujukan agar calon konsumen menyadari, mengetahui, dan tertarik dengan

merek produk yang disediakan perusahaan. Periklanan adalah salah satu

program komunikasi pemasaran yang paling umum digunakan perusahaan

untuk mengingatkan, membujuk, dan menginformasikan kepada calon

konsumen. Hal ini terjadi karena jangkauan periklanan jauh lebih luas dan

menjadi harapan besar bagi perusahaan yang ingin merek produknya dapat

diterima oleh konsumen. Iklan juga dapat digunakan untuk membangun kesan

jangka panjang suatu produk serta mudah untuk dikenalkan kepada konsumen

dengan didukung media elektronik. Salah satu media elektronik yang dimiliki

oleh banyak konsumen salah satunya adalah televisi. Televisi merupakan

media yang paling kuat untuk mempengaruhi karena mencakup gambaran

audio-visual untuk mempermudah konsumen mengenal merek produk,

dengan demikian calon konsumen akan dapat mempertimbangkan merek

produk perusahaan apabila digunakan. Selain itu, penggunaan televisi

sebagai media periklanan merupakan cara yang cukup efektif karena hampir

seluruh elemen masyarakat memiliki televisi sehingga dapat menjangkau

masyarakat luas. Dengan demikian, media televisi merupakan pilihan yang

tepat bagi perusahaan dalam melakukan periklanan.

Tidak hanya perusahaan, dalam periklanan juga terdapat persaingan

yang semakin ketat, sehingga perusahaan harus membuat strategi yang

mendukung iklan agar lebih menarik konsumen. Salah satu pendukung iklan

adalah penggunaan selebritas atau celebrity endorsement (dukungan

selebritas), penggunaan dukungan selebritas bertujuan untuk menumbuhkan

5
image (citra) yang baik bagi merek produk perusahaan. Perusahaan harus

memilih selebritas yang cocok untuk menyampaikan pesan iklan yang ingin

disampaikan kepada konsumen karena dengan hal ini akan lebih mudah

menarik dan mendapatkan perhatian dari konsumen. Pesan yang disampaikan

melalui dukungan selebritas membentuk opini ataupun persepsi masing –

masing konsumen. Biasanya konsumen tersebut mengidentifikasi dirinya

dengan figur selebritas yang dikaguminya. Oleh karena itu, diharapkan akan

menambah kesadaran masyarakat terhadap suatu merek produk.

Selain menggunakan selebritas untuk pendukung periklanan perusahaan

juga harus memperhatikan kepribadian selebritas tersebut dalam suatu merek

produk sehingga konsumen akan mendapatkan hubungan emosional dan

memberikan kemudahan untuk mengidentifikasi, mengingat, serta memahami

suatu merek perusahaan. Brand personality (kepribadian merek) merupakan

salah satu cara terbaik untuk mengkomunikasikan merek kepada sasaran

pengguna atau konsumen. Kepribadian merek harus dilihatkan oleh

perusahaan kepada konsumen agar mudah dipahami dan diterima konsumen.

Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan setiap perusahaan pasti memiliki

kepribadian merek masing – masing yang unik dan berbeda dengan

perusahaan lain.

Tidak hanya kepribadian merek produk saja yang perlu diperhatikan,

tetapi juga karakteristiknya sebagai alat bantu untuk memasarkan merek.

Oleh karena itu, merek bukan hanya sekedar nama atau logo perusahaan saja,

tetapi berkaitan pula dengan reputasi dan kepercayaan konsumen terhadap

6
perusahaan, karena saat ini dengan kemajuan teknologi yang canggih sangat

mempermudah masyarakat dalam mencari identitas sebuah merek. Dengan

kata lain, merek merupakan salah satu aset intangible (tidak berwujud)

perusahaan yang memiliki peran sangat penting. Brand identity (identitas

merek) merupakan semua hal yamg terkait dengan identitas suatu merek

yamg membuat merek tersebut berbeda dengan para pesaingnya seperti

contoh dari segi karakter, komitmen, dan nilai – nilai produk sebuah

perusahaan agar dipahami oleh konsumen melalui aspek warna dan simbol

serta serangkaian elemen lain yang menunjukkan identitas sebuah merek

(Janonis et al. 2007). Usaha dalam meraih identitas merek harus dilakukan

dengan komitmen dan konsistensi tinggi agar manfaatnya dapat digunakan

oleh perusahaan dalam jangka panjang. Perusahaan yang dapat menampilkan

identitas merek yang baik, menarik, dan berbeda dengan perusahaan lain

sehingga dapat menambah nilai merek maupun jasanya serta akan

meningkatkan kesadaran konsumen untuk mengingat kembali mengenai

merek yang dimiliki perusahaan. Merek yang kuat dapat menjaga posisi

competitive advantage (keunggulan kompetitif) perusahaan ketika

perusahaan-perusahaan pesaing mulai “menyerang” atau ingin merebut posisi

pasar.

Karena banyaknya persaingan merek antar produk perusahaan, maka

semakin membuat perusahaan berlomba – lomba untuk meningkatkan

kesadaran konsumen tentang pentingnya mengetahui merek dari perusahaan

tertentu. Sebuah merek yang kuat akan memiliki kesempatan untuk menjadi

7
pilihan utama konsumen serta dapat menaikan harga yang lebih optimal di

bandingkan merek yang lain di pasaran. Oleh sebab itu, kekuatan merek

memiliki peran penting dalam pemasaran. Hal tersebut disebut juga dengan

brand awareness (kesadaran merek) karena hal ini menjadikan merek sebagai

aset yang sangat penting dalam persaingan industri.

Kesadaran merek merupakan kemampuan konsumen untuk mengenali

serta mengingat merek suatu produk yang membutuhkan beberapa rangkaian

mulai dari perasaan tidak percaya hingga konsumen percaya (Tritama &

Tarigan, 2016). Kesadaran merek penting bagi perusahaan karena dapat

mengundang konsumen untuk memilih produk dari perusahaan untuk yang

pertama kalinya atau dalam arti menjadi suatu produk sebagai barang tujuan

utama. Selain itu, apabila konsumen puas dengan produk yang diberikan

perusahaan maka kemungkinan besar konsumen akan memberi tahu orang

lain mengenai merek perusahaan.

Salah satu perusahaan yang memperhatikan kesadaran merek konsumen

melalui iklan dengan dukungan selebritas yang menyampaikan identitas

produk sesuai dengan kepribadian produk adalah PT Procter & Gamble

(P&G). P&G yang awalnya merupakan perusahaan yang memproduksi lilin

dan sabun namun karena permintaan yang terus menerus meningkat dan

beragam hingga akhirnya perusahaan tersebut memproduksi sampo untuk

memenuhi kebutuhan konsumen. Salah satu merek samponya yang cukup di

kenal oleh masyarakat adalah Pantene. Pantene di luncurkan pertama di Eropa

pada tahun 1947, nama Pantene di ambil dari kandungan asal produk tersebut

8
yaitu dari panthenol yang merupakan nama lain untuk pro-vitamin B-5 (Deil,

2015). Pantene termasuk merek besar di Indonesia tetapi saat ini persaingan

merek sampo semakin ketat, sehingga menuntut pihak Pantene untuk

membuat strategi agar tetap terkenal di pasaran.

Salah satu strategi pemasaran yang digunakan Pantene adalah iklan

menggunakan media televisi. Akan tetapi, penggunan media televisi sebagai

sarana beriklan mungkin kurang menarik tanpa dukungan selebritas sehingga

membuat perusahaan harus memikirkan pendukung periklanan produk

Pantene. Seperti halnya pendukung periklanan yang digunakan oleh Pantene

adalah dukungan selebritas, selebritas yang di pilih oleh Pantene adalah

Anggun Cipta Sasmi. Anggun Cipta Sasmi merupakan pelantun lagu Mimpi,

ia wanita pertama asal Indonesia yang berhasil menembus industri musik

internasional dan album – albumnya telah meraih penghargaan gold hingga

platinum dibeberapa negara Eropa. Beberapa penghargaan telah diraih

Anggun seperti anugerah prestisius “Chevailer des Arts et Letters” dari

pemerintah Perancis dan “World’s Best Selling Indonesian Artist” dari World

Music Awards sebagai artis Indonesia dengan penjualan album tertinggi di

dunia. Kini Anggun Cipta Sasmi telah menjadi artis internasional yang

merintis karisnya di Perancis (Masnundhidhiew, 2012).

Track record seorang Anggun Cipta Sasmi yang mengesankan

membuat perusahaan produk sampo Pantene memilihnya sebagai selebritas

pendukung karena Anggun Cipta Sasmi dianggap sesuai dengan karakteristik

produk yang menunjukan bahwa seseorang yang sibuk bekerja dan sering

9
berganti gaya rambut menyebabkan rambut rusak sehingga Anggun Cipta

Sasmi memilih Pantene untuk mengatasi kerusakan rambutnya. Oleh karena

itu, Anggun Cipta Sasmi dipilih Pantene karena memiliki peran untuk

menyadarkan masyarakat akan merek sampo Pantene. Anggun Cipta Sasmi

juga dapat menggambarkan kepribadian produk Pantene dalam penyampaian

pesan iklannya.

Dalam iklan sampo Pantene, Anggun Cipta Sasmi terlihat

menyampaikan identitas merek sampo Pantene dengan baik dan jelas.

Anggun Cipta Sasmi terkenal dengan slogannya “jadi duta sampo lain?”

kemudian ia tertawa, hal tersebut menggambarkan bahwa Anggun Cipta

Sasmi enggan untuk berpindah pada produk sampo lain. Kemudian Anggun

Cipta Sasmi menjelaskan mengenai kandungan yang ada di dalam sampo

Pantene sambil mengusap rambutnya dan berkata “pilih kuat, pilih cantik,

pilih Pantene” yang berarti apabila seseorang ingin memiliki rambut kuat dan

cantik seperti yang dimiliki Anggun Cipta Sasmi maka orang tersebut harus

memilih sampo Pantene untuk merawat rambutnya. Selain itu, Anggun Cipta

Sasmi juga memotivasi konsumen agar memiliki rambut seperti dirinya

dengan slogan “siapa bilang nggak bisa?”. Slogan tersebut dijadikan sebagai

judul lagu yang hingga saat ini sering dinyanyikan untuk acara konsernya.

Dengan demikian perusahaan P&G ingin menggambarkan kepribadian

Anggun Cipta Sasmi dalam menjelaskan identitas sampo Pantene dalam

iklannya diharapkan mampu menambah kesadaran konsumen. Berdasarkan

latar belakang dan uraian fenomena di atas maka peneliti ingin melaksanakan

10
penelitian dengan judul “Peran Selebritas Dalam Menyampaikan Kepribadian

dan Identitas Merek Melalui Iklan Televisi untuk Meningkatkan Kesadaran

Merek Sampo Pantene”.

B. Identifikasi Masalah

Kesadaran merek konsumen terhadap suatu produk dapat dipengaruhi

oleh beberapa sebab salah satunya adalah karena adanya promosi yang

dilakukan perusahaan. Media yang digunakan perusahaan untuk

memperkenalkan mereknya adalah melalui iklan televisi. Salah satu media

yang digunakan adalah iklan televisi. Iklan televisi menggunakan dukungan

selebritas akan lebih menarik perhatian konsumen. Selebritas yang dipilih pun

harus dapat memerankan mengenai kepribadian dari sebuah merek produk

dan menyampaikan identitas merek yang dimiliki oleh merek produk

perusahaan serta diharapkan mampu menambah kesadaran konsumen

terhadap sebuah merek produk.

Iklan ditelevisi yang ditayangkan harus memiliki pesan yang menarik

serta dapat dimengerti dan dipahami oleh konsumen. Pesan yang disampaikan

melalui iklan televisi dapat mempengaruhi minat konsumen untuk membeli

merek produk perusahaan karena iklan menggunakan televisi termasuk cara

untuk mempromosikan merek produk. Setelah konsumen memiliki minat

untuk membeli dimungkinkan pula akan mempengaruhi keputusan pembelian

merek produk perusahaan (Timpal, 2016).

Selebritas pendukung yang dipilih untuk tampil di layar televisi dalam

iklan harus memiliki kemampuan dalam menyampaikan sebuah iklan dan

11
memiliki kredibilitas agar konsumen memiliki respon yang baik. Adanya

dukungan selebritas yang baik dalam sebuah iklan dapat mempengaruhi citra

sebuah merek produk sehingga dapat mendukung image yang baik pula untuk

sebuah merek produk. Selain itu, dengan adanya pendukung selebritas yang

memiliki kemampuan maka akan mempengaruhi konsumen untuk

memutuskan pembelian sebuah produk.

Dalam tayangan iklan, pendukung selebritas diharapkan dapat

menyesuaikan dirinya dengan kepribadian sebuah produk. Karena produk

yang memiliki kepribadian akan lebih mengesankan dan menciptakan

presepsi kualitas terhadap merek produk perusahaan. Setelah presepsi

konsumen terhadap kualitas merek produk terbentuk maka dimungkinkan

konsumen akan memutuskan pembelian sebuah produk.

Selain kepribadian merek, identitas sebuah merek juga perlu

disampaikan kepada konsumen. Karena identitas sebuah merek

mencerminkan komitmen sebuah merek produk dan dapat mempengaruhi

kepercayaan konsumen pada sebuah merek. Selain itu, dengan adanya

identitas merek konsumen dapat membedakan dengan merek produk

perusahaan lain yang sejenis.

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti akan fokus terhadap beberapa

permasalahan yang relevan sebagai berikut:

1. Penelitian ini menyoroti tentang pengaruh dukungan selebritas terhadap

kesadaran merek pada produk sampo merek Pantene.

12
2. Penelitian ini menyoroti tentang pengaruh iklan televisi terhadap

kesadaran merek pada produk sampo merek Pantene.

3. Penelitian ini menyoroti tentang pengaruh kepribadian merek terhadap

kesadaran merek pada produk sampo merek Pantene.

4. Penelitian ini menyoroti tentang pengaruh identitas merek terhadap

kesadaran merek pada produk sampo merek Pantene.

5. Responden yang akan diteliti adalah konsumen yang pernah melihat iklan

produk sampo Pantene dan mengetahui merek Pantene.

6. Dukungan selebritas yang digunakan dalam penelitian ini adalah seorang

penyanyi dan artis internasional yaitu Anggun Cipta Sasmi.

D. Rumusan Masalah

Atas dasar latar belakang diatas, maka penelitian ini memiliki

perumusan masalah yaitu sebagai berikut:

1. Apakah dukungan selebritas berpengaruh signifikan dan positif terhadap

kesadaran merek produk Pantene?

2. Apakah iklan televisi berpengaruh siginifikan dan positif terhadap

kesadaran merek produk Pantene?

3. Apakah kepribadian merek berpengaruh signifikan dan positif terhadap

kesadaran merek produk Pantene?

4. Apakah identitas merek berpengaruh signifikan dan positif terhadap

kesadaran merek produk Pantene?

5. Apakah dukungan selebritas, iklan televisi, kepribadian merek, identitas

merek berpengaruh secara simultan terhadap kesadaran merek?

13
E. Tujuan Penelitian

Beberapa tujuan penelitian melaksanakan penelitian ini, di antaranya

adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh signifikan dan positif dukungan selebritas terhadap

kesadaran merek produk Pantene.

2. Mengetahui pengaruh siginifikan dan positif iklan televisi terhadap

kesadaran merek produk Pantene .

3. Mengetahui pengaruh signifikan dan positif kepribadian merek terhadap

kesadaran merek produk Pantene.

4. Mengetahui pengaruh signifikan dan positif identitas merek terhadap

kesadaran merek produk Pantene.

5. Mengetahui pengaruh signifikansi dan positif dukungan selebritas, iklan

televisi, kepribadian merek, dan identitas merek secara simultan terhadap

kesadaran merek produk Pantene.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai

pengaruh dukungan selebritas, iklan televisi, kepribadian merek, dan

identitas merek terhadap kesadaran merek. Supaya dapat digunakan

perusahaan untuk meningkatkan penggunaan dukungan selebritas,

14
iklan televisi, kepribadian merek, dan identitas merek agar dapat

menambah kesadaran konsumen.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan mampu menambah pemahaman dan

pengetahuan peneliti mengenai pengaruh dukungan selebritas, iklan

televisi, kepribadian merek, dan identitas merek terhadap kesadaran

merek. Penelitian ini juga sebagai implementasi atas teori yang telah

didapatkan selama masa perkuliahan dan menambah wawasan

peneliti.

b. Bagi Pembaca

Bagi pembaca diharapkan dapat memberi informasi tambahan

mengenai dukungan selebritas, iklan televisi, kepribadian merek, dan

identitas merek yang berguna untuk menambah pemahaman bagi

kesadaran merek konsumen.

15
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Supaya konsumen dapat mengenali merek produk yang ditawarkan

perusahaan maka mereka harus menciptakan proses komunikasi yang efektif

kepada konsumen. Tidak hanya sekedar untuk mengenali saja, namun

konsumen diharapkan dapat memberikan umpan balik atau feedback yang

baik terhadap suatu merek produk yang dimiliki perusahaan. Untuk

memahami proses komunikasi yang baik peneliti menggunakan grafik

model proses komunikasi Shanoon & Weaver yang dijelaskan oleh Kent

(1964) seperti berikut:

16
Gambar 2.1
Model Komunikasi
Shanoon & Weaver

17
1. Information of source

Dalam komunikasi yang menjadi sumber informasi adalah

pemikiran manusia. Manusia memiliki pemikiran yang tidak terbatas

sehingga harus memilih pesan yang akan disampaikan (Kent, 1964).

Dalam penelitian ini yang dijadikan sumber informasi adalah selebritas.

Selebritas memiliki banyak sumber informasi mengenai suatu merek yang

akan disampaikan kepada konsumen. Informasi tersebut meliputi ciri –

ciri, karakteristik, identitas hingga kegunaan suatu merek. Selebritas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Anggun Cipta Sasmi yang akan

menyampaikan informasi mengenai ciri – ciri, karakteristik, identitas

hingga kegunaan sampo merek Pantene.

2. Transmitter

Dalam pemilihan kode pesan bergantung pada jenis komunikasi

yang akan digunakan. Terdapat dua macam jenis komunikasi yaitu

komunikasi tatap muka atau menggunakan perantara seperti mesin (Kent,

1964). Pada komunikasi tatap muka, pengirim pesan menggunakan alat –

alat pembentuk suara yang berhubungan dengan organ tubuh manusia.

Komunikasi tatap muka juga melibatkan penggunaan bahasa non verbal

untuk menunjang keefektifan pesan yang akan tersampaikan. Sedangkan

komunikasi menggunakan perantara mesin melibatkan alat komunikasi

yang berkaitan dengan mesin seperti radio, televisi, dan telepon. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan komunikasi dengan perantara mesin

karena untuk menunjang keberadaan sumber informasi yaitu selebritas.

18
3. Channel

Saluran merupakan media yang digunakan sebagai perantara

penyampaian pesan dari sumber informasi kepada penerima (Kent, 1964).

Dalam penelitian ini, saluran yang digunakan untuk penyampaian pesan

adalah televisi. Televisi digunakan karena memiliki kekuatan audio visual

yang dapat menunjang keberadaan selebritas sehingga akan lebih efektif

dalam penyampaian pesan kepada konsumen.

4. Receiver

Penerima melaksanakan susunan rencana yang telah dikembangkan

oleh sumber informasi melalui saluran yang digunakan (Kent, 1964).

Dalam penelitian ini, konsumen yang melihat iklan merek Pantene di

televisi mengembangkan pesan yang disampaikan oleh sumber informasi

yaitu selebritas melalui saluran iklan televisi.

5. Destination

Tujuan yang dimaksudkan adalah seseorang yang menjadi sasaran

penyampaian pesan (Kent, 1964). Dalam penelitian ini, orang yang

menjadi tujuan penyampaian pesan adalah konsumen merek produk

Pantene. Setelah pesan sampai kepada konsumen maka diharapkan

konsumen dapat mengenali, mengingat hingga sadar dengan keberadaan

sampo merek Pantene. Setelah tujuan tersampaikan maka konsumen juga

diharapkan memberikan feedback (umpan balik) terhadap informasi yang

diberikan sumber informasi yaitu selebritas. Umpan balik yang diharapkan

19
adalah berupa kritik ataupun saran yang mendukung untuk merek produk

Pantene.

Model komunikasi Shanoon & Weaver digunakan karena variabel-

variabel dalam penelitian ini erat kaitannya dengan komunikasi. Tujuan

komunikasi dalam penelitian ini adalah pembentukan kesadaran merek

bagi konsumen khususnya adalah konsumen produk sampo merek Pantene

sehingga mereka dapat memberikan feedback atau respons positif terhadap

sampo merek Pantene.

1. Brand awareness (kesadaran merek)

Kesadaran merek merupakan langkah awal membangun merek

produk serta mempunyai peran penting dalam mempengaruhi pikiran

konsumen sehingga berdampak pada pertimbangan konsumen pada

suatu merek (Macdonald & Sharp, 2003). Kesadaran terhadap merek

dapat diciptakan melalui peningkatan penjelasan berulang mengenai

merek kepada konsumen supaya konsumen sadar terhadap merek.

Kapferer (1997) menganalisis masing – masing merek dengan

mengidentifikasi empat situasi konsumen mengenai kesadaran merek

diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Konsumen menggemari sebuah merek sehingga konsumen tidak

memiliki motivasi untuk berpindah merek, dengan hal ini

konsumen diberikan penghargaan karena kesetiaannya terhadap

merek produk.

20
b) Konsumen tidak lagi menggemari merek dan sudah berada pada

titik jenuh atau merasa bosan dengan merek produk perusahaan.

Oleh karena itu, keinginan konsumen terhadap suatu merek harus

didorong dan dimotivasi lagi agar tetap menggemari merek produk

perusahaan.

c) Konsumen yang tidak berlanggan merek produk perusahaan merasa

tertarik dengan merek produk perusahaan namun tidak tertarik

untuk membeli. Oleh karena itu, konsumen yang tidak berlanggan

harus didorong melalui strategi harga dan strategi produk.

d) Akhirnya konsumen tidak menggemari produk lagi dan konsumen

tidak memiliki perhatian terhadap suatu merek produk.

Menurut Macdonald & Sharp (2000), kesadaran merek adalah

kemampuan seseorang untuk mengenali dan mengingat suatu merek

yang menjadi bagian dari sebuah produk dan dibagi menjadi beberapa

tingkatan antara lain sebagai berikut:

Top Of
Mind

Brand Recall

Brand Recognition

Unaware of a Brand

21
Gambar 2.2

Piramida brand awareness

a) Unaware of a brand (tidak menyadari merek), pada tahap ini

konsumen belum menyadari adanya suatu merek.

b) Brand recognition (pengenalan merek), tahap ini merupakan

tingkatan pertama kesadaran merek karena konsumen baru

mengenalinya.

c) Brand recall (pengingatan kembali suatu merek), pada tahap ini

konsumen diingatkan kembali mengenai suatu merek.

d) Top of mind (puncak pikiran), tahap ini merupakan tingkatan

puncak kesadaran merek. Merek yang disebutkan pertama kali oleh

konsumen dari beberapa merek yang ada.

2. Celebrity endorsement (dukungan selebritas)

Saat ini banyak perusahaan melakukan periklanan menggunakan

selebritas sebagai pendukung iklan. Apabila tidak menggunakan

selebritas pendukung seakan-akan iklan tersebut tidak menarik dan

tidak memiliki kesan tersendiri bagi penonton. Kini banyak konsumen

yang tidak memperhatikan iklan dan menganggap iklan sebagai strategi

perusahaan yang sudah menjadi hal biasa (Sridevi, 2012). Hal tersebut

terjadi karena iklan yang ditampilkan tidak memiliki kesan dan kurang

menarik sehingga konsumen tidak terlalu memperhatikan. Perusahaan

yang melakukan periklanan menggunakan dukungan selebritas

22
berupaya agar merek produknya memiliki nilai tambah bagi konsumen.

Seorang selebritas menggambarkan arti gaya hidup yang tidak ada

dalam diri orang lain (Hennayake, 2017). Oleh karena itu, pemilihan

selebritas harus diperhatikan oleh perusahaan karena baik atau

buruknya selebritas akan mempengaruhi merek produk perusahaan,

serta citra selebritas juga dilihat konsumen dari kecocokan dan

kemampuan dalam membawakan suatu merek produk. Selain itu,

selebritas yang dipilih harus memiliki ketenaran atau terkenal.

Ketenaran yang dimaksudkan meliputi bakat, keberanian, keanggunan,

kecantikan atau ketampanan yang dapat menggambarkan merek produk

perusahaan (Wijayaningrum, 2018).

Salah satu merek produk yang menggunakan pendukung selebritas

adalah Pantene. Pantene menggunakan Anggun Cipta Sasmi sebagai

pendukung selebritas merek produknya karena dirasa dapat

mempengaruhi konsumen. Anggun Cipta Sasmi seorang penyanyi

internasional yang sering berganti model rambut namun rambutnya

tetap sehat. Oleh sebab itu, Anggun Cipta Sasmi dijadikan dukungan

selebritas merek produk Pantene.

Dukungan selebritas ditayangkan dalam iklan pada waktu tertentu

agar orang yang menyaksikan merasa terhibur dan selebritas yang

dipilih adalah orang yang terkenal (Khan et al., 2016). Hal ini

dimaksudkan agar konsumen fokus dalam menyaksikan iklan oleh

karena itu, iklan sering ditayangkan saat konsumen sedang beristirahat.

23
Dukungan selebritas digunakan sebagai sarana untuk menarik perhatian

konsumen karena penampilan, karakter, kecantikan atau ketampanan,

serta kecakapannya dalam menyampaikan iklan. Menurut Poghosyan

(2015) seorang selebritas harus memiliki beberapa karakter seperti

berpengetahuan (knowledege), dewasa (mature), berpengalaman

(experienced).

Seorang selebritas harus memiliki kepandaian dan perhatian

mengenai produk yang dibintangi sehingga mampu menyampaikan

merek produk kepada konsumen untuk menentukan tinggi rendahnya

pengetahuan selebritas. Selain itu, selebritas harus sudah mampu

menyesuaikan sifat, sikap atau segala hal yang ada dalam dirinya saat

membawakan merek produk sehingga dapat menimbulkan rasa

emosional yang menimbulkan ketertarikan konsumen. Menurut Shimp

(2004) seperti yang dikutip oleh La Ferle & Choi (2005), Freeman &

Chen (2015), Setyawati (2015) dan Fajria (2018) menyatakan model

TEARS dukungan selebritas yang merupakan akronim dari

Trustworthiness, Expertise, Attractiveness, Respect, dan Similarity.

Berikut ini penjelasan mengenai masing - masing akronim tersebut:

a) Trustworthiness

Kemampuan selebritas dalam menyampaikan informasi yang

sesuai kenyataan sehingga membuat konsumen percaya (Setyawati

2015).

b) Expertise

24
Kemampuan selebritas dalam mendeskripsikan merek produk

yang dibawakannya (Utarsih 2014).

c) Attractiveness

Daya tarik secara fisik pada selebritas pendukung (F. Gunawan

2015).

d) Respect

Pandangan atau penilaian yang baik konsumen terhadap selebritas

dalam menyampaikan merek produk (Utarsih 2014).

e) Similarity

Pengidentifikasian ciri – ciri selebritas pendukung dengan ciri –

ciri audiens (Utarsih 2014). Dalam hal ini ciri – ciri fisik yang

dimaksud adalah kondisi rambut dan warna rambut.

3. Television advertising (iklan televisi)

Saat ini, perusahaan dapat menggunakan beberapa media sebagai

saluran periklanan, media tersebut diantaranya yaitu media cetak dan

elektronik. Media cetak merupakan media penyampaian informasi yang

meliputi data, kata, ataupun gambar yang disajikan berupa lembaran

(Pasallo, 2013). Media cetak berfungsi untuk memberikan informasi

ataupun menghibur pembaca dan hanya dapat digunakan untuk pribadi

contohnya adalah koran, surat kabar dan majalah. Sedangkan media

elektronik merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan

informasi maupun berita yang didukung oleh perkembangan teknologi

(Ardiansyah, 2010). Media elektronik dapat menyiarkan secara langsung

25
suatu peristiwa atau kejadian. Media elektronik juga dianggap lebih

cepat updatenya dibanding media cetak, oleh karena itu iklan

menggunakan media elektronik lebih diminati oleh konsumen.

Salah satu media elektronik yang digunakan dalam beriklan adalah

televisi. Televisi merupakan media telekomunikasi satu arah yang paling

mudah digunakan untuk menyampaikan gagasan, pesan, maupun

informasi karena didukung oleh siaran bergerak dan dilengkapi dengan

suara (Artha, 2016). Saat ini, televisi digunakan perusahaan sebagai

media mempromosikan produknya kepada konsumen. Penggunaan iklan

dalam televisi dimaksudkan untuk menciptakan kesadaran konsumen

mengenai merek produk dari perusahaan.

Menurut Sonkusare (2013), iklan menggunakan media televisi

adalah cara promosi yang paling kuat digunakan untuk mempengaruhi

konsumen karena dapat menampilkan gambar bergerak. Iklan televisi

lebih efektif digunakan untuk sarana promosi karena meliputi frekuensi,

jam tayang, serta kekuatan audio-visual yang secara langsung

mempengaruhi konsumen. Frekuensi tayangan iklan televisi dibangun

oleh beberapa model yang didasarkan pada konsumen yang selektif

memilih iklan untuk dilihat maupun dihindari diantaranya adalah

konsumen memilih iklan sesuai dengan kebutuhan mereka mengenai

merek produk yang ditayangkan jika konsumen merasa iklan yang

ditayangkan tidak sesuai dengan kebutuhan maka konsumen lebih

senang untuk tidak memperhatikan iklan (Wilbur, 2016). Menurut

26
Kotler & Armstong (2008) yang dijelaskan oleh Febriana, et al. (2015)

komunikasi iklan memerlukan beberapa rancangan sebagai berikut:

a) Isi pesan

Iklan berisi pesan yang menarik dan memiliki tema baik rasional,

emosional maupun moral sehingga membuat konsumen

beranggapan positif terhadap sebuah iklan.

b) Struktur pesan

Iklan yang disajikan memiliki susunan mengenai gagasan yang

unik untuk disajikan pada konsumen, pendukung yang menarik

dihadirkan lebih dulu atau terakhir, serta dihadrikan satu

pendukung atau lebih dari satu

c) Format pesan

Menyiapkan keseluruhan yang berhubungan dengan audio-visual

agar memperkuat iklan yang disampaikan.

4. Brand personality (kepribadian merek)

Kepribadian merek dapat digunakan sebagai alat memperkenalkan

merek produk perusahaan meliputi kegunaan utilitarian serta

kelengkapan produk kepada konsumen (Ahmad & Thyagaraj, 2015).

Suatu merek tanpa adanya kepribadian terlihat kurang mengesankan,

dan tidak memiliki pengaruh emosional karena konsumen akan lebih

memiliki perhatian kepada merek yang memiliki karakter sehingga

kepribadian dalam suatu merek dapat menambah nilai tersendiri bagi

konsumen.

27
Menurut Dolatabadi et al. (2012), langkah awal dalam proses

penelitian suatu kepribadian merek adalah menggunakan kepribadian

manusia untuk mempermudah interaksi suatu merek kepada konsumen.

Kepribadian merek berfokus pada tujuan komunikasi dengan konsumen

menggunakan diri seseorang menunjukan karakter produk yang nantinya

akan menciptakan presepsi konsumen. Kepribadian merek

mencerminkan karakteristik dan sifat seseorang yang berkaitan dengan

merek suatu produk sehingga mampu menambah ketertarikan konsumen

terhadap suatu merek serta mengkomunikasikan suatu merek kepada

konsumen. Menurut Aaker (1997), terdapat lima dimensi kepribadian

merek yang dikenal dengan “Big Five”, yaitu sebagai berikut:

a) Sincerity

Meliputi keunggulan, keunikan, dan kebenaran suatu merek produk

yang tercermin dalam ciri khas.

b) Excitement

Karakter merek produk yang gemar melakukan perubahan supaya

berbeda dengan merek produk lain dan senang menghadapi

tantangan.

c) Competence

Menunjukkan karakter yang memiliki kemampuan yang dapat

diunggulkan dibandingkan dengan yang lain.

d) Sophistication

28
Karakteristik khusus yang membuat banyak konsumen tertarik

seperti anggun, elegan, dan mewah.

e) Ruggedness

Karakteristik merek produk yang memberikan manfaat apabila

konsumen membelinya.

Kepribadian merek dengan kepribadian manusia sulit dipisahkan

karena salah satu pendukung utama pembentuk kepribadian merek

adalah karakteristik produk dan tingkatan produk yang diterapkan pada

diri manusia. Kepribadian suatu merek dapat digunakan perusahaan

dalam membuat dan mengatur strategi pemasaran, perencanaan serta

dapat digunakan sebagai bahan evaluasi rancangan bisnis yang sesuai

(Su & Reynolds, 2017). Hal tersebut terjadi karena kepribadian merek

dapat mempengaruhi perasaan konsumen terhadap suatu merek yang

diharapkan akan membentuk suatu kesadaran konsumen pada merek

produk. Konsumen dapat mencapai harga diri yang diinginkan melalui

pengamatan hubungan antara merek dengan manusia sehingga

menciptakan informasi positif mengenai iklan yang mereka amati

(Wang & Yang, 2011).

5. Brand identity (identitas merek)

Identitas merek erat kaitannya dengan manfaat emosial karena

meliputi warna, logo, dan simbol sehingga dapat dijadikan sebagai

kekuatan sebuah merek dan tidak kehilangan maknanya (Janonis et al.,

2007). Perusahaan membuat identitas untuk mereknya supaya konsumen

29
dapat mengetahui keunikan yang ada pada merek produknya, selain itu

agar konsumen dapat membedakan dengan produk sejenis milik

perusahaan lain. Saat identitas merek dapat diartikan dan

dikomunikasikan maka akan tercipta hasil dari proses pengenalan nama,

simbol, logo warna, dan gambar (Urde, 2013). Apabila identitas sebuah

merek dikomunikasikan dengan baik, maka akan tercipta pemikiran

yang setara atau bahkan lebih berkembang antara perusahaan dan

konsumen pada sebuah merek. Menurut Kapferer (2008), identitas

merek memiliki enam dimensi yang digambarkan dengan prisma

identitas merek antara lain sebagai berikut:

a) Physique

Mengenai karakteristik sebuah merek yang akan segera terbentuk

dalam pikiran ketika berpikir tentang merek tertentu.

b) Personality

Mencerminkan sebuah merek yang digambarkan melalui sifat dan

kepribadian manusia.

c) Culture

Menjelaskan kemampuan yang dapat menjadi gambaran mengenai

sebuah merek.

d) Relationship

Sebuah merek dapat menggambarkan hubungan tertentu antar

konsumen dengan merek itu sendiri atau harapan konsumen

terhadap suatu merek.

30
e) Reflection

Gambaran mengenai gaya konsumen ketika menggunakan sebuah

merek.

f) Self image

Menggambarkan pribadi konsumen ketika menggunakan sebuah

merek.

Identitas merek merupakan hal yang penting dalam strategi

pemasaran dibandingkan dengan strategi positioning karena suatu

merek produk yang memiliki identitas akan menemukan konsepnya

seperti keunikan, keunggulan kompetitif, dan proporsi sedangkan

positioning hanya menunjukan perbedaan dengan merek lain yang akan

menciptakan preferensi (Kapferer & Bastien, 2009). Jadi, identitas

digunakan dalam suatu merek produk agar menambah pengetahuan

yang memungkinkan konsumen untuk mengenali hingga menyadari

merek produk. Menurut Cristina & Rodrigues (2011), identitas merek

bukan hanya sekedar simbol, logo, dan nama namun segala sesuatu

yang menjadi ciri-ciri dan pendukung suatu merek merupakan identitas

dari sebuah merek. Sudah menjadi suatu keharusan bagi perusahaan

untuk menunjukan identitas merek supaya membentuk keaslian merek

dan ikatan antara merek produk dengan konsumen.

31
B. Kajian Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Kajian penelitian terdahulu

No Referensi Judul Variabel Ringkasan Hasil

1 Wijayaningrum, et The Effect Of Celebrity Celebrity endorser (X), Celebrity endorser secara parsial

al. (2018) Endorser On Brand Brand awareness (Y1), berpengaruh signifikan dan positif terhadap

Awareness And It’s Purchase decision (Y2) brand awareness, celebrity endorser secara

Impact On Purchase parsial berpengaruh signifikan dan positif

Decision terhadap purchase decision, brand

(Study On awareness secara parsial berpengaruh

Undergraduate Student signifikan dan positif terhadap purchase

User of Oppo decision.

Smarthphone in Malang

City

32
No Referensi Judul Variabel Ringkasan Hasil

2. Khan, et al (2016) Impact of Advertising Advertising, Brand Advertising berpengaruh signifikan dan

on Brand Awareness Awareness, Quality, positif terhadap brand awareness,

and Commitment in Brand Commitment advertising berpengaruh signifikan dan

Female Apparel positif terhadap brand commitment, brand

Industry awareness berpengaruh signifikan dan

positif terhadap brand commitment, quality

berpengaruh signifikan dan positif terhadap

brand awareness dan advertising

berpengaruh signifikan dan positif terhadap

brand commitment melalui brand

awareness.

33
No Referensi Judul Variabel Ringkasan Hasil

3 Gunawan & Analisis Pengaruh Iklan Iklan Televisi (X1), Iklan televisi berpengaruh signifikan dan

Dharmayanti (2014) Televisi dan Endorser Endorser (X2), Brand positif terhadap brand awareness, endorser

terhadap Purchase Awareness (Y1), berpengaruh signifikan dan positif terhadap

Intention dan Brand Purchase Intention (Y2) brand awareness, iklan televisi berpengaruh

Awareness sebagai signifikan dan positif terhadap purchase

variabel intervening intention, endorser berpengaruh signifikan

dan postif terhadap purchase intention,

brand awareness dari iklan televisi dan

endorser berpengaruh terhadap purchase

intention.

Siregar & Analisis Pengaruh Brand personality (X), Brand personality secara parsial

Zulkarnanin (2015) Brand Personality Brand awareness (Y1), berpengaruh signifikan dan positif terhadap

34
No Referensi Judul Variabel Ringkasan Hasil

Terhadap Brand Perceived quality (Y2), brand awareness, brand personality secara

Awareness Dan Keputusan pembelian (Z) parsial berpengaruh signifikan dan positif

Perceived Quality terhadap perceived quality, brand awareness

dalam Keputusan secara parsial berpengaruh signifikan dan

Pembelian Kartu positif terhadap keputusan pembelian,

Provider Xl Di Kota preceived quality secara parsial berpengaruh

Pekanbaru signifikan dan positif terhadap keputusan

pembelian, brand personality secara parsial

berpengaruh signifikan dan positif terhadap

keputusan pembelian.

5 Rahman (2018) Pengaruh Pengetahuan Brand identity (X1), Brand identity secara parsial berpengaruh

Brand Identity, Dan Customer Relationship signifikan dan positif terhadap brand

35
No Referensi Judul Variabel Ringkasan Hasil

Customer Relationship (X2), Brand Awareness awareness, customer relationship secara

Dalam Meningkatkan (Y) parsial berpengaruh signifikan dan positif

Brand Awareness terhadap brand awareness.

36
C. Kerangka Berpikir

Kerangka penelitian ini menggambarkan pengaruh empat variabel

independen yaitu dukungan selebritas, iklan televisi, kepribadian merek, dan

identitas merek terhadap variabel dependen yaitu kesadaran merek.

Bersadarkan kajian teori dan penelitian terdahulu, maka disusun kerangka

penelitian sebagai berikut:

Dukungan
Selebritas (X1) H1

H2
Iklan Televisi
(X2)
Kesadaran
H3 Merek (Y)

Kepribadian
Merek (X3)
H4

Identitas
Merek (X4)

H5

Gambar 2.4

Kerangka berpikir

Keterangan :
X1 : Dukungan selebritas

37
X2 : Iklan televisi
X3 : Kepribadian Merek
X4 : Identitas Merek
Y : Kesadaran Merek
D. Rumusan Hipotesis

1. Pengaruh dukungan selebriti terhadap kesadaran merek

Kekuatan dalam penggunaan selebriti dapat menimbulkan

presepsi konsumen terhadap suatu merek produk. Menggunakan

dukungan selebriti memberikan manfaat dalam penyampaian pesan

dan dapat menarik konsumen untuk mengenali merek produk

perusahaan. Penggunaan dukungan selebriti cukup efektif bagi

perusahaan karena konsumen mengangumi selebriti yang digunakan

sehingga dapat menciptakan kesadaran konsumen terhadap merek

produk. Hasil penelitian Wijayaningrum, et al. (2018), menyatakan

variabel celebrity endorsement memiliki pengaruh signifikan dan

positif terhadap brand awareness, demikian pula dengan penelitian

Gunawan & Dharmayanti (2014), menyatakan variabel celebrity

endorsement berpengaruh signifikan dan positif terhadap brand

awareness. Oleh karena itu, semakin baik dukungan selebritas yang

digunakan maka semakin baik kesadaran merek produk sampo

Pantene. Berdasarkan beberapa uraian di atas maka hipotesis pertama

penelitian ini adalah:

H1 : dukungan selebriti berpengaruh signifikan dan positif terhadap

kesadaran merek.

38
2. Pengaruh iklan televisi terhadap kesadaran merek

Menggunakan televisi sebagai media iklan merupakan cara yang

efektif untuk mempromosikan merek produk kepada konsumen karena

iklan yang ditampilkan melalui televisi meliputi kekuatan visual

maupun audio sehingga konsumen dapat melihat secara langsung

dengan demikian iklan televisi dapat mempengaruhi konsumen secara

individu. Pengaruh yang diberikan iklan televisi terhadap konsumen

adalah konsumen dapat mengenali merek produk hingga memiliki

kesadaran terhadap merek produk yang ditayangkan. Hasil penelitian

Khan, et al. (2016), menunjukkan variabel advertising berpengaruh

signifikan dan positif terhadap brand awareness, demikian pula

dengan penelitian Gunawan & Dharmayanti (2014) menyatakan

variabel iklan televisi berpengaruh signifikan dan positif terhadap

brand awareness. oleh karena itu, semakin baik iklan televisi yang

digunakan maka semakin baik kesadaran merek produk sampo

Pantene. Berdasarkan beberapa uraian di atas maka hipotesis kedua

penelitian ini adalah:

H2 : iklan televisi berpengaruh signifikan dan positif terhadap

kesadaran merek.

3. Pengaruh kepribadian merek terhadap kesadaran merek

Karakteristik manusia yang memiliki keterkaitan dengan merek

produk merupakan kepribadian merek. Membangun karakteristik yang

menghubungkan suatu merek dengan sifat manusia dapat menarik

39
perhatian konsumen karena dapat membangun emosional konsumen

ketika melihat suatu merek produk. Setelah konsumen mendapatkan

pengaruh emosional yang disebabkan hubungan merek produk dengan

sifat manusia maka diharapkan konsumen akan memiliki kesadaran

terhadap merek prouk. Hasil penelitian Siregar & Zulkarnain (2018)

menunjukkan variabel brand personality berpengaruh signifikan dan

positif terhadap brand awareness. Oleh karena itu, semakin baik

keprbadian merek maka semakin baik kesadaran merek produk

Pantene. Berdasarkan beberapa uraian di atas maka hipotesis ketiga

penelitian ini adalah:

H3 : kepribadian merek berpengaruh signifikan dan positif terhadap

kesadaran merek.

4. Pengaruh identitas merek terhadap kesadaran merek

Identitas merek meliputi sesuatu yang dapat didengar dan dilihat

dalam pergerakan. Identitas sebuah merek digunakan perusahaan agar

konsumen dapat membedakan merek yang satu dengan merek yang

lain. Penciptaan identitas suatu merek yang berbeda dengan yang lain

dapat menarik perhatian konsumen. Selain itu, konsumen juga dapat

mengenali, mengingat hingga bahkan menimbulkan kesadaran

konsumen terhadap suatu merek produk. Hasil penelitian Rahman

(2018) menunjukkan variabel brand identity berpengaruh signifikan

dan positif terhadap brand awareness. Oleh karena itu, semakin baik

identitas merek maka semakin baik kesadaran merek produk Pantene.

40
Berdasarkan beberapa uraian di atas maka hipotesis keempat penelitian

ini adalah:

H4 : identitas merek berpengaruh signifikan dan positif terhadap

kesadaran merek.

5. Pengaruh dukungan selebritas, iklan televisi, kepribadian merek,

dan identitas merek terhadap kesadaran merek

Berdasarkan penjelasan hipotesis pertama, kedua, ketiga, dan keempat

maka hipotesis kelima dalam penelitian ini adalah:

H5 : dukungan selebritas, iklan televisi, kepribadian merek, dan

identitas merek secara bersama-sama berpengaruh terhadap kesadaran

merek.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

41
Dalam proposal penelitian ini akan dipilih lokasi penelitian di

Daerah Istimewa Yogyakarta. Rencana pelaksanaan penelitian adalah pada

bulan Oktober 2018.

B. Desain Penelitian

Dalam proposal penelitian ini akan menjelaskan permasalahan

fenomena kesadaran merek konsumen sampo Pantene. Berdasarkan

tingkat eksplanasi jenis penelitian pada proposal ini adalah asosiatif

khususnya kausal. Pengambilan sampel dilakukan di lapangan dengan

survei dan metode pengumpulan data menggunakan intrumen kuesioner

serta sumbe data primer. Selain itu, jenis penelitian proposal ini adalah

kuantitatif. Untuk pengolahan data, peneliti akan menggunakan analisis

regresi linear berganda, analisis regresi linear berganda digunakan untuk

menguji dua atau lebih variabel independen berpengaruh ke variabel

dependen. Analisis regresi linear berganda merupakan hubungan secara

linear antara dua tau lebih variabel independen (X) dengan variabel

dependen (Y) (Ghozali, 2014:77). Analisis ini untuk memprediksi nilai

dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami

kenaikan atau penurunan dan untuk mengetahui arah hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen berupa hubungan positif

atau negatif. Dalam penelitian ini variabel independen terdiri dari

dukungan selebritas, iklan televisi, kepribadian merek, dan identitas merek

sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah kesadaran merek

dengan persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

42
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e

Keterangan :

Y = Variabel kesadaran merek

X1 = Variabel dukungan selebritas

X2 = Variabel iklan televisi

X3 = Variabel kepribadian merek

X4 = Variabel identitas merek

a = Nilai Y bila X1, X2, X3, X4 sama dengan 0 ( konstan)

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan atau penurunan)

e = Error

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah konsumen Daerah Istimewa

Yogyakarta yang pernah menggunakan merek produk Pantene dan

menyaksikan iklan Pantene di televisi.

2. Populasi Penelitian

Penelitian ini juga menggunakan populasi, populasi merupakan

keseluruhan subjek penelitian yang memiliki sifat atau karakteristik

sesuai dengan bidang yang akan diteliti (Amirullah, 2015). Populasi

dalam penelitian ini adalah konsumen wilayah Yogyakarta yang

pernah melihat Anggun Cipta Sasmi mengiklankan sampo Pantene di

televisi dan pernah menggunakan sampo merek Pantene dengan

asumsi populasi dalam penelitian ini tidak diketahui.

3. Sampel Penelitian

43
Dalam penelitian ini menggunakan sampel untuk mewakili jumlah

populasi. Menurut Sugiyono (2013:149) sampel adalah bagian dari

jumlah populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian

karena sampel digunakan untuk membantu proses penelitian.

Penelitian ini menggunakan sampel dengan jumlah minimal 100

responden. Jumlah tersebut ditetapkan pernyataan menurut rules of

thumb Hair et al. (2010) bahwa untuk sampel penelitian regresi linear

berganda minimal 50 tetapi lebih baik apabila menggunakan 100.

Menurut Israel (2003) sampel yang semakin mendekati populasi maka

semakin baik karena akan banyak informasi yang peneliti miliki

sehingga dapat mengurangi ketidakpastian yang mungkin dapat terjadi.

Menurut Roscoe (1975) dalam Halim & Ishak (2014) ukuran sampel

yang baik digunakan untuk penelitian adalah mulai dari 30 hingga 500

sampel. Oleh karena itu, jumlah sampel minimum dalam penelitian ini

adalah sejumlah 150 responden dengan objek penelitian variabel

independen dan variabel dependen.

4. Teknik Sampling

Rencana pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

metode purposive sampling, yakni penentuan jumlah sampel

responden dari populasi dengan kriteria - kriteria tertentu yaitu sebagai

berikut:

a) Pernah melihat iklan televisi sampo Pantene

b) Iklah dibintangi oleh Anggun Cipta Sasmi

44
c) Responden pernah menyaksikan iklan dua sampai lima kali dalam

seminggu.

d) Pernah menggunakan sampo merek Pantene.

Purposive sampling termasuk dalam metode non probability

sampling. Non probability sampling adalah teknik pengambilan

sampel melalui kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel, melalui pendekatan purposive

sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2013:154).

C. Variabel Penelitian

Terdapat dua jenis variabel yang dijadikan objek dalam penelitian

ini yaitu variabel independen dan variabel dependen sebagai berikut:

1. Variabel independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi

variabel dependen, penelitian ini menggunakan variabel independen

yang dilambangkan dengan X. Variabel independen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dukungan selebritas sebagai X1, iklan

televisi sebagai X2, kepribadian merek sebagai X3, dan identitas merek

sebagai X4.

2. Variabel dependen

Variabel terikat ini merupakan variabel yang tergantung pada variabel

lainnya atau variabel yang di pengaruhi oleh variabel lain. Variabel

45
dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kesadaran

merek sebagai Y.

Tujuan penulisan definisi operasional adalah menegaskan istilah

yang dipakai dalam penelitian supaya tidak timbul perbedaan pengertian

atau kesalahpahaman makna. Berikut akan dijelaskan definisi operasional

variabel independen dan variabel dependen.

1. Dukungan selebritas (X1)

Menurut Utarsih (2014), Wijanarko et al. (2016), dan Saragih (2018)

dukungan selebritas adalah orang – orang terkenal yang dijadikan

sebagai pendukung promosi suatu iklan untuk memperkenalkan

sebuah merek produk. Adapun indikator – indikator yang akan

digunakan untuk mengukur dukungan selebritas antara lain sebagai

berikut:

a) Trustworthiness

Kemampuan selebritas dalam menyampaikan informasi yang

sesuai kenyataan sehingga membuat konsumen percaya (Setyawati

2015).

b) Expertise

Kemampuan selebritas dalam mendeskripsikan merek produk

yang dibawakannya (Utarsih 2014).

c) Attractiveness

Daya tarik secara fisik pada selebritas pendukung (Gunawan

2015).

46
d) Respect

Pandangan atau penilaian yang baik konsumen terhadap selebritas

dalam menyampaikan merek produk (Utarsih 2014).

e) Similarity

Pengidentifikasian ciri – ciri selebritas pendukung dengan ciri –

ciri audiens (Utarsih 2014). Dalam hal ini ciri – ciri fisik yang

dimaksud adalah kondisi rambut dan warna rambut.

2. Iklan televisi (X2)

Iklan televisi merupakan tayangan pendek yang sifatnya ajakan

kepada audiens yang ditayangkan diselang acara atau program

(Gunawan, 2014). Menurut Wicaksono & Seminari (2016) dan Astuti

(2007) indikator – indikator iklan televisi adalah sebagai berikut:

a) Frekuensi tayang

Menunjukkan jumlah penayangan iklan dalam periode tertentu.

b) Durasi iklan

Rantang waktu atau lama iklan ditayangkan.

c) Jingle iklan

Pemberian efek musik yang melatar belakangi tayangan iklan

televisi untuk menciptakan kesan meriah dan menambah

keindahan pada iklan.

d) Jam tayang

47
Pemilihan waktu penayangan iklan televisi yang disajikan untuk

konsumen. Prime time biasanya ditayangkan pada pukul 19.00-

22.00.

e) Daya tarik iklan

Kemampuan iklan untuk menarik perhatian konsumen agar

menikmati tayangan iklan hingga selesai.

3. Brand Personality (kepribadian merek) (X3)

Menurut Aaker (1997), kepribadian merek merupakan diferensiasi

identitas dan berperilaku sesuai ciri – ciri kepribadian manusia atau

karakteristik merek, karakteristik menandakan perilaku merek melalui

dua individu (produk) yang mewakili merek yang dikembangkan

melalui iklan ataupun kemasan. Menurut Aaker (1997), dan beberapa

peneliti terdahulu seperti Utari et al. (2017) dan Dolatabadi et al.

(2012) yang menggunakan “Big Five” indikator – indikator

kepribadian merek adalah sebagai berikut:

a) Sincerity

Meliputi keunggulan, keunikan, dan kebenaran suatu merek

produk yang tercermin dalam ciri khas.

b) Excitement

Karakter merek produk yang gemar melakukan perubahan supaya

berbeda dengan merek produk lain dan senang menghadapi

tantangan.

c) Competence

48
Menunjukkan karakter yang memiliki kemampuan yang dapat

diunggulkan dibandingkan dengan yang lain.

d) Sophiscation

Karakteristik khusus yang membuat banyak konsumen tertarik

seperti anggun, elegan, dan mewah.

e) Ruggedness

Karakteristik merek produk yang memberikan manfaat apabila

konsumen membelinya.

4. Brand Identity (identitas merek) (X4)

Menurut Kotler dan Keller (1997:266) identitas merek merupakan

“sekumpulan asosiasi merek yang unik mewakili tujuan dan janji

merek kepada pelanggan, sebuah citra merek yang aspirasional”.

Kapferer (2008:183) menjelaskan indikator – indikator identitas

merek dengan prisma identitas merek antara lain sebagai berikut :

a) Physique

Ciri – ciri fisik merek yang muncul dalam benak konsumen ketika

nama merek disebutkan.

b) Personality

Karakter merek yang dapat berkomunikasi dengan konsumen

dengan cara tertentu dan membentuk karakter tertentu.

c) Culture

Suatu prinsip atau nilai dasar perilaku suatu merek. Seperti merek

produk yang mengutamakan nilai keindahan.

49
d) Relationship

Sebuah merek dapat menggambarkan hubungan tertentu antar

konsumen dengan merek itu sendiri atau harapan konsumen

terhadap suatu merek.

e) Reflection

Merek mengacu pada konsumen yang akan dijadikan sumber

identifikasi agar hubungan merek dengan konsumen dapat

dipertahankan. Seperti merek tersebut digunakan untuk usia

tertentu.

f) Self image

Merek produk memiliki citra yang tidak ada dalam merek produk

lain.

5. Brand awareness (kesadaran merek) (Y)

Kesadaran merek merupakan upaya untuk menempatkan suatu merek

produk dibenak konsumen dengan cara memperkenalkan merek, dan

memperkirakan kemungkinan untuk diingat hingga konsumen dapat

membedakan merek produk perusahaan dengan pesaing (Ozkul &

Bilgili 2015). Menurut Aaker (1996), indikator – indikator kesadaran

merek adalah sebagai berikut:

a) Brand recognition (pengenalan merek)

Tingkatan minimal dari kesadaran merek, pengenalan suatu merek

muncul dibenak konsumen setelah dilakukan pengingatan kembali

50
melalui bantuan. Jadi konsumen harus melihat suatu merek produk

untuk mengenalinya.

b) Brand recall (pengingatan kembali)

Pengingatan kembali terhadap merek saat suatu merek disebutkan.

Jadi konsumen tidak memerlukan keberadaan produk untuk

mengingat merek.

c) Top of mind (puncak pikiran)

Ketika konsumen diminta untuk memikirkan nama merek maka

yang muncul pertama kali merupakan puncak pikiran, jadi merek

tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada

dalam benak konsumen.

d) Brand knowledge (pengetahuan merek)

Konsumen mengetahui gambaran suatu merek produk melalui

pengalaman, keyakinan dan presepsi konsumen.

51
1. Perumusan Item – Item Pernyataan

Tabel 3.1
Perumusan item pernyataan

Variabel
No Referensi Indikator Item Pernyataan
Penelitian

1. Dukungan Menurut Shimp a. Trustworthiness a. Saya yakin Anggun Cipta Sasmi menyampaikan

selebritas (X1) (2003) seperti yang informasi mengenai sampo merek Pantene

dikutip oleh La Ferle dengan benar.

& Choi (2005), b. Expertise b. Menurut saya, Anggun Cipta Sasmi mampu

Freeman & Chen mendeskripsikan produk sampo merek Pantene

(2015), Setyawati dengan baik.

(2015) dan Fajria c. Attractiveness c. Menurut saya, Anggun Cipta Sasmi terlihat

(2018) cantik saat membawakan iklan sampo merek

52
Variabel
No Referensi Indikator Item Pernyataan
Penelitian

Pantene.

d. Respect d. Menurut saya, iklan Pantene menarik karena

Anggun Cipta Sasmi menyampaikan dengan

gaya asik dan menyenangkan.

e. Similarity e. Saya merasa kondisi rambut saya mirip dengan

rambut Anggun Cipta Sasmi.

2. Iklan televisi (X2) Wicaksono & a. Frekuensi iklan


a. Saya cukup sering melihat iklan sampo merek
Seminari (2016) dan
Pantene di televisi.
Astuti (2007) b. Durasi iklan
b. Menurut saya, lama waktu penayangan iklan

sampo merek Pantene pas (tidak terlalu lama dan

tidak terlalu singkat).

53
Variabel
No Referensi Indikator Item Pernyataan
Penelitian

c. Jingle iklan c. Saya menyukai musik dalam iklan sampo merek

Pantene.

d. Jam tayang d. Saya sering melihat iklan Pantene sekitar pukul

19.00 – 22.00.

e. Saya menyaksikan iklan sampo merek Pantene


e. Daya tarik iklan
hingga selesai.

3. Kepribadian Aaker (1997), dan a. Sincerity a. Saya percaya sampo merek Pantene berkualitas

merek (X3) beberapa peneliti dan berbeda dengan sampo merek lain.

terdahulu seperti Utari b. Excitement b. Menurut saya, Pantene merupakan sampo yang

et al. (2017) dan sering melakukan inovasi.

Dolatabadi et al. c. Competence c. Saya mengandalkan sampo merek Pantene

(2012) untuk mengatasi masalah rambut dibandingkkan

54
Variabel
No Referensi Indikator Item Pernyataan
Penelitian

sampo merek lain.

d. Sophiscation d. Saya tertarik pada sampo merek Pantene karena

terkesan elegan dan mewah.

e. Ruggedness e. Saya mendapatkan manfaat dari sampo merek

Pantene.

4. Identitas merek Kapferer (2008:183) a. Physique a. Ketika sampo merek Pantene disebutkan, saya

(X3) dapat membayangkan ciri - ciri fisik produk

(warna kemasan, tulisan, bentuk kemasan, dan

ukuran kemasan).

b. Personality b. Menurut saya, slogan Pantene “pilih kuat, pilih

cantik, ingat Pantene” sesuai dengan kepribadian

saya.

55
Variabel
No Referensi Indikator Item Pernyataan
Penelitian

c. Culture c. Menurut saya, Pantene menawarkan nilai

keindahan.

d. Relationship d. Saya merasa sudah akrab dengan sampo merek

Pantene karena aman digunakan jangka panjang.

e. Reflection e. Menurut saya, sampo merek Pantene cocok

digunakan untuk usia remaja hingga dewasa.

f. Self image f. Saya merasa elegan ketika menggunakan sampo

merek Pantene.

5. Kesadaran merek Aaker (1996) a. Brand recognition a. Saya mengenal sampo merek Pantene ketika

(Y) ditayangkan melalui iklan televisi.

b. Brand recall b. Saya mudah mengingat sampo merek Pantene.

c. Top of mind c. Ketika diminta untuk berpikir tentang suatu

56
Variabel
No Referensi Indikator Item Pernyataan
Penelitian

merek sampo, Pantene adalah merek yang

muncul pertama kali di benak saya.

d. Brand knowledge d. Saya mengetahui beberapa hal tentang merek

Pantene berdasarkan pengalaman sebelumnya.

57
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif dengan sumber

data primer yang didesain untuk mengetahui pengaruh dukungan

selebritas (X1), iklan televisi (X2), kepribadian merek (X3), identitas

merek (X4) terhadap kesadaran merek (Y). Metode pengumpulan data

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner melalui

pengumpulan data menggunakan instrumen pernyataan yang ditujukan

kepada responden. Dalam kuesioner memuat informasi karakteristik

demografi responden seperti nama, usia, jenis kelamin, pendidikan

terakhir, dan pekerjaan dan pernyataan utama kuesioner mengenai

pengaruh dukungan selebritas, iklan televisi, kepribadian merek, dan

identitas merek terhadap kesadaran merek produk Pantene di wilayah

Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakan uji instrumen, instrumen penelitian

merupakan alat yang digunakan mengukur fenomena yang diamati

(Sugiyono, 2013:166). Instrumen yang digunakan penelitian ini

menggunakan angket yang terstruktur untuk diberikan secara langsung

kepada responden berupa pernyataan tertutup untuk mengukur variabel

penelitian. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan

presepsi konsumen mengenai fenomena yang diteliti (Sugiyono, 2013:

58
168). Peneliti menggunakan skala likert untuk mengukur item

pernyataan penelitian. Skala likert yang diukur dengan rentang jawaban

satu sampai lima untuk semua variabel dependen dan independen, yaitu

Sangat Setuju (SS), Setuju (ST), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju

(TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

2. Uji Instrumen

Untuk menguji instrumen peneliti akan melakukan pengujian awal

yaitu pilot study dengan menggunakan 30 sampel untuk mengetahui

hasil uji validitas dan reliabilitas. Uji instrumen digunakan untuk

mengetahui sejauh mana instrumen yang disusun tersebut sudah baik,

karena baik buruknya instumen akan berpengaruh pada kebenaran data

dan tingkat mutu hasil penelitian. Uji instrumen yang digunakan adalah

uji validitas dan uji reliabilitas.

a) Uji validitas

Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji

kevalidan kuesioner. Menurut Sugiyono (2013:202) hasil penelitian

dikatakan valid apabila terdapat persamaan antara data yang

terkumpul dengan data yang sebenarnya terjadi pada objek yang

diteliti. Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi alat ukurnya.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan dan kuesioner

59
mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut. Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid

atau tidaknya suatu kuesioner. Indikator yang valid adalah

indikator yang memiliki tingkat kesalahan pengukuran yang kecil.

Dalam menguji validitas instrumen penelitian dapat melalui

pearson correlation, apabila nilai pearson correlation >0,3 maka

item pernyataan dapat dikatakan valid (Azwar, 2012:143). Selain

itu, butir pernyataan dikatakan signifikan apabila nilai signifikansi

yang dihasilkan dari uji tersebut 0.05 (Ghozali, 2009:49)

b) Uji reliabilitas

Instrumen dapat dikatakan reliabel adalah instrumen yang bila

digunakan untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan

data yang sama (Sugiyono, 2013:213). Uji reliabilitas digunakan

untuk mengukur tingkat keandalan kuesioner. Uji reliabilitas

digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat

pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika

pengukuran tersebut diulang. Kuesioner reliabel jika digunakan

secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan

menghasilkan data yang sama. Suatu kuesioner disebut

reliabel/handal jika jawaban-jawaban seseorang konsisten. Kriteria

pengukuran reliabilitas adalah jika nilai Cronbach’s Alpha >0,60

60
maka reliabel namun jika <0,60 maka tidak reliabel (Hair et al.,

2002).

Jika dilihat hasil perbandingan antara uji validitas dengan

reliabilitas maka hasilnya menunjukkan bahwa item yang valid

pasti reliabel. Hasil pengukuran atau pengujian yang valid pasti

reliabel. Tetapi tidak sebaliknya (pengukuran yang dapat

diandalkan akan mengukur secara konsisten, namun belum tentu

mengukur apa yang seharusnya diukur).

E. Teknik Analisa Data

Dalam megananalisis data, peneliti akan menggunakan pengujian

hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda.

Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang

signifikan antara variabel independen yaitu dukungan selebritas, iklan

televisi, kepribadian merek, dan identitas merek terhadap variabel dependen

yaitu kesadaran merek baik secara parsial maupun simultan. Analisis linear

berganda dilakukan dengan uji t, uji F dan uji analisis koefisien determinasi

(R2).

a) Uji t (parsial)

Uji t menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen

secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali,

2009:88). Uji t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah variabel

61
bebas yang terdiri dari dukungan selebritas, iklan televisi, kepribadian

merek, dan identitas merek memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kesadaran merek, pengujian ini menggunakan tingkat keyakinan 95%

dengan pengujian menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

= Koefisien korelasi

n = Jumlah sampel penelitian.

Dasar pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

1) Menggunakan nilai probabilitas signifikansi:

(a) Jika tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa H0 didukung, sebaliknya Ha tidak didukung.

(b) Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa H0 tidak didukung, sebaliknya Ha didukung.

2) Membandingkan t hitung dengan t tabel

(a) Jika t hitung > t tabel maka H0 tidak didukung, sebaliknya Ha

didukung.

(b) Jika t hitung < t tabel maka H0 didukung, sebaliknya Ha tidak

didukung.

62
3) Hipotesis yang diajukan dalam penelitian dirumuskan sebagai

berikut:

H1 : β1 ≥ 0, artinya variabel dukungan selebritas (X1) berpengaruh

positif terhadap kesadaran merek (Y).

H2 : β2 ≥ 0, artinya variabel iklan televisi (X2) berpengaruh positif

terhadap kesadaran merek (Y).

H3 : β3 ≥ 0, artinya variabel kepribadian merek (X3) berpengaruh

positif terhadap kesadaran merek (Y).

H4 : β4 ≥ 0, artinya variabel dukungan selebritas (X1), iklan televisi

(X2), kepribadian merek (X3), dan identitas merek (X4) secara

simultan berpengaruh positif terhadap kesadaran merek (Y).

b) Uji F

Uji F pada dasarnya menunjukkan keseluruhan variabel independen yang

dimasukkan dalam model memiliki pengaruh bersama-sama terhadap

variabel dependen (Ghozali, 2009:88). Uji F dilakukan untuk menguji

apakah variabel dukungan selebritas, iklan televisi, kepribadian merek,

dan identitas merek secara bersama – sama atau simultan memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kesadaran merek. Pengujian hipotesis

untuk uji F menggunakan rumus:

( )

63
Keterangan :

= Koefisien Korelasi
k = Jumlah variabel independen
n = Total sampel
Dasar pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

1) Menggunakan nilai probabilitas signifikansi:

(a) Jika tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa H0 didukung, sebaliknya Ha tidak didukung.

(b) Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa H0 tidak didukung, sebaliknya Ha didukung.

2) Membandingkan F hitung dengan F tabel

(a) Jika F hitung > F tabel maka H0 tidak didukung, sebaliknya Ha

didukung.

(b) Jika F hitung < F tabel maka H0 didukung, sebaliknya Ha tidak

didukung.

c) Analisis koefisien determinasi (Adjusted R2)

Analisis Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa

besar persentase variasi variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variabel dependen. Adjusted R2 pada intinya mengukur seberapa jauh

kempuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,

2014:87). R2 berkisar 0-1. Semakin besar (mendekati 1) nilai R2 maka

64
hubungan kedua variabel semakin kuat. Koefisien determinasi dapat

dirumuskan sebagai berikut :

x 100%

Keterangan :

Kd = Seberapa jauh perubahan variabel Y yang dipengaruhi

variabel X

r2 = Koefisien korelasi yang dikuadratkan

65
DAFTAR PUSTAKA

[dirahasiakan]

66

Anda mungkin juga menyukai