Anda di halaman 1dari 2

Nama : Arum Risky Anggayuh Mukti

NIM : 126403201042
Kelas : ASY 6A

Management Fraud: Financial Statement Fraud


(Mengidentifikasi adanya gejala dan atau tanda/indikasi kemungkinan terjadinya fraud dari
laporan akuntansi)
Fraud dalam laporan keuangan adalah tindakan yang dilakukan oleh individu atau
kelompok untuk memanipulasi, memalsukan, atau menyembunyikan informasi dalam laporan
keuangan dengan tujuan untuk menipu atau menyesatkan pembaca laporan keuangan. Kecurangan
dalam penyajian laporan keuangan umumnya dapat dideteksi melalui analisis laporan keuangan
sebagai berikut:1
1. analisis vertikal, yaitu teknik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara item-
item dalam laporan laba rugi, neraca, atau Laporan arus kas dengan menggambarkannya
dalam persentase.
2. analisis horizontal, yaitu teknik untuk menganalisis persentasepersentase perubahan item
laporan keuangan selama beberapa periode laporan.
3. analisis rasio, yaitu alat untuk mengukur hubungan antara nilai-nilai item dalam laporan
keuangan.
Berikutnya motivasi pembuatan laporan keuangan. Laporan keuangan sangat penting
untuk memantau kesehatan keuangan suatu entitas, baik itu perusahaan, organisasi, atau individu.
Menjaga transparasi, mengukur kinerja, memudahkan pengambilan keputusan, memenuhi
persyaratan hukum, dan menarik investor merupakan bagian dari motivasi yang mendorong
pembuatan laporan keuangan. Oleh karena iyu, dengan memahami informasi yang terkandung
dalam laporan keuangan, manajemen dapat mengidentifikasi tren dan perubahan dalam kinerja
keuangan perusahaan dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki kondisi
keuangan.
Namun, ada hal lain yang perlu diketahui, yaitu adanya fraudulent financial statement. Fraudulent
financial statement adalah salah saji yang disengaja untuk menipu userlaporan keuangan melalui
melebihsajikan aktiva dan laba; mengabaikan kewajiban dan beban; merendahsajikan laba;
meninggikan nilai aset dan pengakuan pendapatan; serta merendahkan nilai liabilitas dan
pembebanan ongkos operasional dan biaya produksi.2 Kecurangan akuntansi dalam laporan
keuangan merupakan tindakan akuntansi kreatif, moral hazard, dan oportunis. Timbulnya
akuntansi kreatif karena perusahaan harus memperoleh laba. Sehingga, manajer membuat perilaku
oportunis dalam bentuk kebijakan akuntansi, manajemen laba, income smoothing, serta fraud.3 Ini
menjelaskan laporan keuangan yang curang yang seringkali dimulai dengan manajemen laba karena
manajer mencoba mengatur laba untuk memaksimalkan bonus.
Selanjutnya rerangka dalam pendeteksian fraud atas laporan keuangan. Banyaknya skandal
akuntansi yang terjadi merupakan salah satu alasan penting untuk dilakukannya analisis terhadap
laporan keuangan untuk meminimalisir tindak kecurangan laporan keuangan serta dapat
mendeteksi sejak dini adanya aktivitas kecurangan sebelum menjadi kasus besar yang dapat
merugikan negara. Salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui adanya manipulasi adalah

1 Amrizal, “Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan oleh Internal Auditor”, hlm. 12-13 dalam
https://www.bpkp.go.id/public/ diakses 6 Mei 2023
2 MF. Arrozi Adhikara dan Anelis Haryanto, “Motivasi Bonus Plan dalam Fraudelent Financial Statement”, hlm.

4 dalam https://scholar.google.co.id/, diakses pada 6 Mei 2023


3 Ibid., hlm.2
dengan menggunakan benesih ratio index yang dipopulerkan oleh Beneish. Untuk
mengkategorikan perusahaan terindikasi adanya manipulasi (fraud) atau tidak diperlukan sebuah
model perhitungan yang membantu untuk mendeteksi pergerakan tidak wajar pada laporan
keuangan, yakni Beneish M-Score Model. Variabel dalam model didasarkan pada perubahan tahun
ke tahun, hal ini memberikan tanda adanya masalah potensial ketika penyebut kecil. Rasio-rasio
Beneish M-Score yang digunakan untuk menggambarkan adanya manipulasi laporan keuangan
adalah Days Sales in Receivable Index (DSRI), Gross Margin Index (GMI), Asset Quality Index
(AQI), Sales Growth Index (SGI), Depreciation Index (DEPI), Sales General and Administrative
Expenses Index (SGAI), Leverage Index (LVGI) dan Total Accrual To Total Assets Index
(TATA).4
Kemudian fraud atas laporan keuangan. Menurut ACFE, kecurangan yang terjadi dapat
digolongkan ke dalam tiga kategori kecurangan, kecurangan laporan keuangan (Financial Statement
Fraud), penyalahgunaan aset (Asset Misappropriation), dan korupsi (Corruption). Tanda-tanda
awal (symptoms) biasanya muncul dalam kasus kecurangan, walau demikian munculnya symptoms
tersebut belum berarti telah terjadi kecurangan. Symptoms ini dikenal dengan nama Red flag, yang
seyogyanya dipahami dan digunakan oleh internal auditor dalam melakukan analisis dan evaluasi
lebih lanjut untuk mendeteksi adanya kecurangan yang mungkin timbul sebelum dialakuakan
investigasi.5
Yang terakhir adalah tindakan fraud atas laporan keuangan. Dapat terjadi dalam berbagai
bentuk, di antaranya:
1. Pemalsuan, pengubahan, atau manipulasi catatan keuangan (financial record), dokumen
pendukung atau transaksi bisnis.
2. Penghilangan yang disengaja atas peristiwa, transaksi, akun, atau informasi signifikan
lainnya sebagai sumber dari penyajian laporan keuangan.
3. Penerapan yang salah dan disengaja terhadap prinsip akuntansi, kebijakan, dan prosedur
yang digunakan untuk mengukur, mengakui, melaporkan dan mengungkapkan peristiwa
ekonomi dan transaksi bisnis.
4. Penghilangan yang disengaja terhadap informasi yang seharusnya disajikan dan
diungkapkan menyangkut prinsip dan kebijakan akuntansi yang digunakan dalam membuat
laporan keuangan.6
Tindakan fraud atas laporan keuangan dapat berdampak buruk bagi perusahaan atau
organisasi, seperti menurunnya kredibilitas perusahaan di mata publik, hilangnya kepercayaan
investor, dan risiko hukum yang dapat berujung pada tuntutan pidana. Oleh karena itu, penting
bagi perusahaan atau organisasi untuk menerapkan sistem pengendalian internal yang baik dan
melakukan audit secara rutin untuk meminimalkan risiko terjadinya tindakan fraud atas laporan
keuangan. Apabila terjadi tindakan fraud atas laporan keuangan, pihak yang merasa dirugikan dapat
mengambil langkah hukum dengan melaporkan kejadian tersebut ke aparat keamanan atau instansi
yang berwenang untuk menangani tindakan fraud atas laporan keuangan. Selain itu, perusahaan
atau organisasi juga dapat melakukan investigasi internal untuk mengungkap dan menangani
tindakan fraud tersebut.

4 BINUS, “Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan menggunakan Model Beneish” dalam


https://accounting.binus.ac.id, diakses 6 Mei 2023
5 Amrizal, Op. Cit., hlm. 16
6 BINUS, ”Memahami Fraud dalam Laporan Keuangan” dalam https://accounting.binus.ac.id/, diakses 6

Mei 2023

Anda mungkin juga menyukai