Anda di halaman 1dari 24

MODUL PERKULIAHAN

Kecurangan Pelaporan Keuangan

POKOK BAHASAN :

Memahami dan menjelaskan tentang Realisasi, Pencegahan, dan Deteksi


Kecurangan Laporan Keuangan

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Ekonomi Akuntansi 04 P321750003 Feber Sormin.,SE.,M.AK.,Ak.,CA

Abstract Kompetensi
Memahami dan Menjelaskan tentang Mahasiswa mampu memahami
Realisasi, Pencegahan, dan Deteksi Realisasi kejadian kecurangan laporan
Kecurangan Laporan Keuangan, kasus keuangan, Pencegahan penipuan laporan
kecurangan. keuangan, Deteksi kecurangan laporan
keuangan, Prosedur Koreksi, Strategi
pencegahan, deteksi, dan koreksi, dan
Aplikasi anti kecurangan

2016 Kecurangan Pelaporan Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


1 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
PENDAHULUAN
Fraud (kecurangan) dalam laporan keuangan biasanya berbentuk salah saji atau
kelalaian yang disengaja baik dalam jumlah penungkapan pos-pos dalam pelaporan keuangan
untuk menyesatkan pemakai informasi laporan keuangan tersebut. Fraud dapat terungkap, bila
ada kerjasama antara beberapa pihak yang terkait dengan entitas seperti dewan direksi, pihak
manajemen, akuntan public, dan internal auditor. Kecurangan yang terjadi dalam laporan
keuangan pada umumnya disebabkan oleh lingkungan internal dan lingkungan eksternal.
Pengaruh lingkungan internal umumnya terkait antara lain dengan pengendalian internal,
lemahnya perilaku etika manajemen atau factor likuiditas serta probabilitas entias yang
bersangkutan. Sedangkan, pengaruh eksternal umumnya terkait antara lain dengan kondisi
entitas secara umum, lingkungan bisnis secara umum,maupun pertimbangan hukum dan
perundang-undangan.
Black’s Law Dictionary Fraud menguraikan pengertian fraud mencakup segala macam
yang dapat dipikirkan manusia, dan yang diupayakan oleh seseorang, untuk mendapatkan
keuntungan dari orang lain dengan saran yang salah atau pemaksaan kebenaran, dan mencakup
semua cara yang tidak terduga, penuh siasat. Licik, tersembunyi, dan setiap cara yang tidak
jujur yang menyebabkan orang lain tertipu. Secara singkat dapat dikatakan bahwa fraud adalah
perbuatan curang (cheating) yang berkaitan dengan sejumlah uang atau properti.Berdasarkan
defenisi dari  The Institute of Internal Auditor (“IIA”), yang dimaksud dengan fraud adalah “An
array of irregularities and illegal acts characterized by intentional deception”: sekumpulan
tindakan yang tidak diizinkan dan melanggar hukum yang ditandai dengan adanya unsur
kecurangan yang disengaja.
Webster’s New World Dictionary mendefenisikan fraud sebagai suatu pembohongan
atau penipuan (deception) yang dilakukan demi kepentingan pribadi, sementara International
Standards of Auditing seksi 240 – The Auditor’s Responsibility to Consider Fraud in an Audit
of Financial Statement paragraph 6 mendefenisikan fraud sebagai “…tindakan yang disengaja
oleh anggota manajemen perusahaan, pihak yang berperan dalam governanceperusahaan,
karyawan, atau pihak ketiga yang melakukan pembohongan atau penipuan untuk memperoleh
keuntungan  yang tidak adil atau illegal”. Motifnya sama, yaitu sama-sama memperkaya diri
sendiri/golongan dan modus operandinya sama, yaitu dengan melakukan cara-cara yang illegal.

2016 Kecurangan Pelaporan Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
1. Realisasi Kecurangan Laporan Keuangan
Laporan Association of Certified Fraud Examiners tahun 2008 mengungkapkan
bagaimana kecurangan terdeteksi, termasuk peran komite audit dan auditor internal dan
eksternal dalam menemukan kecurangan laporan keuangan. Ini menyoroti kebutuhan komite
audit untuk menetapkan dan mempertahankan kebijakan dan prosedur whistle blowing yang
obyektif dan independen; dan bagi auditor eksternal untuk melakukan audit mengejutkan
atau tidak terduga terhadap klien mereka. Laporan tersebut mengindikasikan bahwa di antara
237 kasus kecurangan yang mengakibatkan kerugian sebesar $ 81 juta atau lebih, 16 persen
terdeteksi oleh auditor eksternal, sementara 42 persen ditemukan melalui tip atau keluhan.
Penipuan dalam bisnis skala kecil sering ditemukan melalui informasi dari auditor
internal dan kemungkinan besar secara tidak sengaja. Hasil ini menunjukkan bahwa
kebijakan dan program antifraud dapat memainkan peran penting dalam mencegah dan
mendeteksi kecurangan. Ada bukti bahwa masyarakat umum semakin sadar akan kecurangan
laporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan public. Sebuah tinjauan ekstensif
terhadap kasus penipuan laporan keuangan menunjukkan bahwa kecurangan laporan
keuangan akan terjadi jika :
1. Kondisi yang menguntungkan terhadap kecurangan laporan keuangan yang ada.
2. Budaya perusahaan memberi peluang dan motivasi bagi tim manajemen puncak
untuk melakukan kecurangan laporan keuangan (Misalnya: Keuntungan ekonomi).
3. Tim manajemen puncak dapat memilih dari seperangkat prinsip dan praktik
akuntansi yang merasionalisasi keputusannya untuk terlibat dalam penipuan laporan
keuangan.

1.1 Kondisi (Conditions)


Kecurangan laporan keuangan akan terjadi jika dan kapan manfaat bagi penipu
melebihi biaya terkait yang dihitung dengan menggunakan probabilitas dan konsekuensi
pendeteksian. Dalam kerangka ini, kecurangan laporan keuangan akan terjadi terutama
dalam situasi berikut:
 Tekanan ekonomi akibat penurunan pendapatan yang terus menerus
 Penurunan kinerja organisasi

2016 Kecurangan Pelaporan Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
 Penurunan kinerja ana tau secara terus-menerus
 Resesi ekonomi secara umum
 Motif ekonomi biasa terjadi dalam kecurangan laporan keuangan, meskipun motif
jenis lainnya, seperti motif psikotik, egosentris, atau ideologis juga dapat berperan.
Tekanan pada perusahaan untuk memenuhi perkiraan pendapatan analis dapat
menjadi tempat yang merangsang manajemen laba dan mengakibatkan kecurangan
laporan keuangan. Manajemen laba nampaknya merupakan respons taktis terhadap
kebutuhan yang dirasakan untuk memenuhi ekspektasi pendapatan.

Manajemen mengevaluasi manfaat manajemen laba dalam hal dampak positif dari
harga saham perusahaan atau penghematan biaya untuk mencegah dampak ana tau pada
harga saham agar tidak memenuhi perkiraan pendapatan akibat kemungkinan konsekuensi
terlibat dalam penipuan laporan keuangan. Dan kemungkinan deteksi, penuntutan, dan
sanksi. Kompensasi eksekutif biasanya terkait dengan kinerja pasar jangka pendek daripada
kinerja jangka panjang yang berkelanjutan, yang memberikan insentif yang memadai bagi
manajemen untuk terlibat dalam manipulasi pendapatan. Perusahaan menganalisis
hubungan antara kompensasi eksekutif dan kinerja perusahaan. Ditemukan bahwa banyak
perusahaan ana t membayar eksekutif puncak mereka beberapa dari gaji tertinggi di tahun
2006 sementara nilai pemegang saham jangka panjang menurun secara signifikan. Temuan
ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang berarti antara kompensasi eksekutif dan
kinerja perusahaan :
 Kurangnya tata kelola perusahaan yang bertanggung jawab
 Dewan direksi tidak efektif
 Tidak ada Komite audit atau komite audit tidak efektif
 Tim manajemen puncak yang dominan dengan sedikit atau tanpa akuntabilitas
 Tidak ada ulasan tentang kegiatan eksekutif puncak dan tidak ada persyaratan untuk
pengungkapan eksekutif
 Adanya transaksi pihak terkait dan kurangnya pengawasan atas transparansi
transaksi tersebut

2016 Kecurangan Pelaporan Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
 Fungsi audit internal yang tidak memadai dan tidak efektif
 Sering terjadi perubahan pada auditor eksternal atau pemilihan auditor eksternal
yang tidak berpengalaman
 Ketidakmampuan untuk mendapatkan kredit
 Kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan
 Arus kas yang tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan pendapatan yang
dilaporkan
 Perjanjian pinjaman yang bersifat pembatasan
 Biaya hutang buruk yang berlebihan akibat ketidakmampuan untuk mengumpulkan
piutang
 Investasi dan / atau kerugian yang berlebihan
 Ketergantungan hanya pada beberapa pelanggan

1.2 Budaya Perusahaan (Corporate Culture)


Karena kecurangan laporan keuangan biasanya dilakukan di tingkat tim manajemen
puncak, bukan manajemen atau karyawan yang lebih rendah, orang akan mengharapkan
kejadian paling sering terjadi di lingkungan yang ditandai dengan tata kelola perusahaan
yang tidak efektif. Manajemen akan lebih enggan untuk terlibat dalam kecurangan laporan
keuangan ketika mekanisme tata kelola perusahaan yang efektif meningkatkan probabilitas
pencegahan dan deteksi. Tata kelola perusahaan mengacu pada tempat perusahaan
dijalankan melalui pertanggungjawaban yang tepat atas kinerja manajerial dan keuangan.

Karakteristik dan atribut tata kelola perusahaan yang paling mungkin dikaitkan
dengan kecurangan laporan keuangan adalah agresivitas, kekompakan, loyalitas,
oportunisme, kepercayaan, dan efektivitas pengendalian. Agresivitas dan oportunisme dapat
ditunjukkan oleh sikap dan motivasi perusahaan untuk mengalahkan perkiraan analis
tentang pendapatan kuartalan atau laba bersih per saham tahunan dan upaya untuk membuat
Wall Street bahagia dengan melaporkan kinerja keuangan yang tidak dapat dibenarkan.

2016 Kecurangan Pelaporan Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
Sifat kekompakan dan kesetiaan menciptakan lingkungan yang mengurangi kemungkinan
whistleblowing dan meningkatkan kemungkinan upaya menutup-nutupi.

Mempercayai dan mengendalikan ketidakefektifan dapat menyebabkan fungsi


pengawasan (Misalnya., Dewan direksi, komite audit) serta fungsi penjaminan (Misalnya.,
Auditor internal, auditor eksternal) kurang efektif dalam mendeteksi kecurangan.
Kekompakan dapat menyebabkan batas kelompok tata kelola perusahaan yang sangat jelas
yang menciptakan kerja sama yang tinggi antara anggota tata kelola perusahaan untuk
menyembunyikan kecurangan laporan keuangan dan menerapkan pembatasan informasi
keuangan yang lebih besar untuk bocor ke pihak luar. Kohesivitas ini dapat mendorong
lebih banyak kolusi dalam pengembangan kecurangan laporan keuangan. Jika kecurangan
ditemukan oleh auditor internal atau eksternal, hal itu juga memotivasi dorongan untuk
menutup-nutupi. Ketika anggota tata kelola perusahaan membangun kepercayaan, ini
menciptakan lebih sedikit ruang untuk kecurigaan dan skeptisisme, yang, pada gilirannya,
dapat mengurangi kemungkinan deteksi penipuan auditor.

Reformasi tata kelola perusahaan yang baru-baru ini, termasuk Sarbanes-Oxley Act
(SOX), peraturan SEC, standar pencatatan, dan praktik terbaik, telah mengubah
keseimbangan kekuatan antara pemegang saham, direktur, dan manajemen perusahaan.
Pemegang saham lebih proaktif dalam memantau dan meneliti perusahaan mereka dan
dengan demikian telah meningkatkan harapan mereka atas kinerja direksi atas nama
mereka. Direksi telah memperkuat komitmen dan akuntabilitas mereka dalam memenuhi
tugas fidusia dengan mengawasi rencana strategis, keputusan, dan kinerja manajemen ana t
meluangkan lebih banyak waktu untuk menjalankan tugasnya, terutama dalam mengawasi
proses pelaporan keuangan.

Manajemen telah meningkatkan upayanya untuk mencapai penciptaan dan


peningkatan nilai pemegang saham yang berkelanjutan, meningkatkan keandalan laporan
keuangan melalui sertifikasi eksekutif pengendalian internal dan memperbaiki laporan
keuangan. Kesesuaian yang lebih baik dengan undang-undang, peraturan, dan peraturan

2016 Kecurangan Pelaporan Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
yang tepat dapat menciptakan budaya perusahaan yang sehat untuk menciptakan nada yang
tepat di puncak yang mempromosikan perilaku etis dan bertanggung jawab di seluruh
perusahaan. Budaya perusahaan yang tepat memerlukan pengembangan program,
kebijakan, dan prosedur yang tepat untuk mematuhi secara efektif hukum, peraturan,
standar, dan praktik terbaik yang berlaku. Namun, kepatuhan hanya demi kepatuhan dan
promosi mentalitas kotak cek saja tidak cukup. Korporasi harus menetapkan budaya etis
yang menuntut semua peserta tata kelola perusahaan melakukan hal yang benar dan
menahan diri dari benturan kepentingan dan kegiatan yang tidak benar.

1.3 Pilihan (Choice)


Manajemen dapat menggunakan kebijaksanaannya untuk memilih jalan pintas dalam
melibatkan manajemen laba ana ta atau strategi etis untuk perbaikan terus-menerus baik
kualitas maupun kuantitas pendapatan. Secara khusus, ketika tidak ada tekanan lingkungan
atau budaya perusahaan adalah pengaruh yang signifikan, kecurangan laporan keuangan
dapat terjadi hanya sebagai salah satu alat atau kebijaksanaan strategis manajemen yang
didorong oleh agresivitas, kurangnya prinsip moral, atau kreativitas atau inovasi yang salah
arah. Dalam keadaan seperti ini, kecurangan laporan keuangan adalah masalah pilihan,
terlepas dari tekanan lingkungan, kebutuhan, atau budaya perusahaan.

Pelaku kecurangan laporan keuangan mungkin termotivasi untuk melakukan


penipuan terlepas dari konsekuensi tindakan mereka atau apakah sanksi tersebut ada. Suatu
perusahaan mungkin, dengan itikad baik, melihat peraturan dan persyaratannya terlalu keras
dan, untuk mengurangi dampak buruknya, dapat terlibat dalam kecurangan laporan
keuangan.

2. Pencegahan Penipuan Laporan Keuangan.

Pencegahan fraud menurut Dr. Steve Albrecht : budaya kerja (soft control). Fraud
timbul karena adanya niat pelaku juga karena adanya kesempatan atau peluang
(opportunity) yang dapat dieksploitasi oleh pelaku. Oleh karena itu, tahap awal pencegahan

2016 Kecurangan Pelaporan Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
fraud adalah menghilangkan kesempatan atau peluang melakukan fraud dengan
membangun dan menerapkan manajemen risiko (khususnya manajemen risiko fraud),
pengendalian intern dan tata kelola perusahaan yang jujur. Selain itu, pencegahan fraud
yang berhasil harus melibatkan soft control yaitu penciptaan lingkungan yang mampu
menghalangi timbulnya bibit-bibit fraud yaitu menciptakan budaya (culture) yang sehat,
jujur, terbuka dan saling tolong menolong. Didalam budaya terdapat empat factor penting
yang harus diperhatikan dalam menciptakan budaya yang sehat, jujur, terbuka, dan saling
tolong menolong yaitu:
1. Menyusun dan mengkomunikasikan (menginternalisasi) kode etik (code of conduct)
yang mudah dipahami dan dihormati, yang selanjutnya adalah memantau keefektifan
implementasi kode etik dan menegakkan aturan bila ada yang melanggar.
2. Memilih memperkerjakan orang-orang yang jujur melalui penyaringan latar
belakang perilaku dan riwayat penyimpangan serta mendidik pegawai tentang
kesadaran bahaya fraud dan program anti fraud diperusahaan (fraud awareness)
3. Menyediakan program yang membantu masalah finansial, psikologi atau sosial
pegawai.
4. Menciptakan lingkungan kerja yang positif. Untuk memahami lingkungan kerja
yang positif, berikut ini adalah contoh karakteristik budaya yang dapat
menyebabkan terjadinnya fraud sehingga dapat menyusun program pencegahannya
yaitu:
a) Manajer yang tidak peduli atau tidak menaruh perhatian pada kejujuran.
Termasuk adalah tidak adanya suri tauladan atau contoh dan komitmen yang
baik dan manajer.Hal ini akan menyebabkan terjadinya pembiaran fraud dan
fraud menjadi marak.
b) Bayaran remunerasi yang tidak memadai terutama untuk memenuhi
kebutuha fisik minimum termasuk persoalan kesenjangan remunerasi yang
tajam sehingga menimbulkan gejolak sosial dan hubungan kerja (kecurigaan
dan kecemburuan) dan rasionalisasi fraud.
c) Tidak ada pengakuan yang adik dan objektif atas kinerj pekerjaan.
Persoalaan penilaian kerja (assessment) dan penghargaannya (reward) bukan

2016 Kecurangan Pelaporan Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
hanya berdampak pada penurunan motivasi (demotivasi) tetapi dapat
memicu embrio rasionalisasi fraud.
d) Anggaran yang disediakan tidak beralasan/tidak masuk akal. Bukan hanya
masalah anggaran biaya yang terbatas sehingga mendorong seorang pegawai
negeri atau anggota kepolisisia melakukan pungutan tidak resmi namun
target pendapatan yang tidak sesuai dengan kemampuan untuk mencapainya
akan mencorong window dressing melalui financial shenanigans dan
creative accounting yang tidak sah.
e) Harapan atau gaya hidup pegawai yang tinggi mendorong pegawai
melakukan fraud untuk membiayai harapan dan gaya hidup tersebut bila
peluang melakukan fraud terbuka lebar karena pendapatan pegawai dari
pekerjaannya pasi tidak mencukupi.
f) Focus jangka pendek. Manajemen hanya focus pada pertumbuhan asset,
pendapatan dan laba bersih. Kinerja dihitung dari komparasi finansial
beberapa tahun dan trend. Sebagai target kerjanya, tentu saja manajemen
akan berusaha sangat keras mencapainya. Pegawai memiliki kepentingan
berbeda yaitu memaksimalkan remunerasinya, sehingga selain sulit
memperoleh loyalitas, tujuan pegawai juga berorientasi kepada besarnya
materi didapat.

Pencegahan kecurangan pada umumnya adalah aktivitas yang dilaksanakan manajemen


dalam hal penetapan kebijakan, sistem dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa
tindakan yang diperlukan sudah dilakukan dewan komisaris, manajemen, dan personil lain
perusahaan untuk dapat memberikan keyakinan memadai dalam mencapai 3 ( tiga ) tujuan
pokok yaitu ;
 Keandalan pelaporan keuangan
 Efektivitas dan efisiensi operasi serta kepatuhan terhadap hukum
 peraturan yang berlaku.

2016 Kecurangan Pelaporan Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
Untuk hal tersebut , kecurangan yang mungkin terjadi harus dicegah antara lain dengan cara
–cara berikut :

2.1 Membangun struktur pengendalian intern yang baik.


Dengan semakin berkembangnya suatu perusahaan, maka tugas manajemen untuk
mengendalikan jalannya perusahaan menjadi semakin berat. Agar tujuan yang telah
ditetapkan top manajemen dapat dicapai, keamanan harta perusahaan terjamin dan kegiatan
operasi bisa dijalankan secara efektif dan efisien, manajemen perlu mengadakan struktur
pengendalian intern yang baik dan efektif mencegah kecurangan.

2.2 Mengefektifkan aktivitas pengendalian

2.2.1 Review Kinerja Aktivitas


Pengendalian ini mencakup review atas kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan
anggaran, prakiraan, atau kinerja priode sebelumnya, menghubungkan satu rangkaian data
yang berbeda operasi atau keuangan satu sama lain, bersama dengan analisis atas hubungan
dan tindakan penyelidikan dan perbaikan; dan review atas kinerja fungsional atau aktivitas
seseorang manajer kredit atas laporan cabang perusahaan tentang persetujuan dan
penagihan pinjaman.

2.2.2 Pengolahan informasi


Berbagai pengendalian dilaksanakan untuk mengecek ketepatan, kelengkapan, dan
otorisasi transaksi. Dua pengelompokan luas aktivitas pengendalian sistem informasi
adalah pengendalian umum (general control) dan pengendalian aplikasi ( application
control). Pengendalian umum biasanya mencakup pengendalian atas operasi pusat data,
pemerosesan dan pemeliharaan perangkat lunak sistem, keamanan akses, pengembangan
dan pemeliharaan sistem aplikasi. Pengendalian ini berlaku untuk maiframe, minicomputer
dan lingkungan pemakai akhir (end-user). Pengendalian ini membantu menetapkan bahwa
transaksi adalah sah, diotorisasi semestinya, dan diolah secara lengkap dan akurat.

2016 Kecurangan Pelaporan Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
2.2.3 Pengengendalian fisik.
Aktivitas pengendalian fisik mencakup keamanan fisik aktiva, penjagaan yang
memadai terhadap fasilitas yang terlindungi dari akses terhadap aktiva dan catatan;
otorisasi untuk akses ke program komputer dan data files; dan perhitungan secara periodik
dan pembandingan dengan jumlah yang tercantum dalam catatan pengendali.

2.2.4 Pemisahan tugas.


Pembebanan tanggungjawab ke orang yang berbeda untuk memberikan otorisasi,
pencatatan transaksi, menyelenggarakan penyimpanan aktiva ditujukan untuk mengurangi
kesempatan bagi seseorang dalam posisi baik untuk berbuat kecurangan dan sekaligus
menyembunyikan kekeliruan dan ketidakberesan dalam menjalankan tugasnya dalam
keadaan normal.

2.3 Meningkatkan kultur organisasi

Meningkatkan kultur organisasi dapat dilakukan dengan mengimplementasikan


prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang saling terkait satu sama lain agar
dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan bekerja secara efisien, menghasikan
nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun
masyarakat sekitar secara keseluruhan.

2.4 Mengefektifkan fungsi internal

Audit Walaupun internal auditor tidak dapat menjamin bahwa kecurangan tidak
akan terjadi, namun ia harus menggunakan kemahiran jabatannya dengan saksama
sehingga diharapkan mampu mendeteksi terjadinya kecurangan dan dapat memberikan
saran-saran yang bermafaat kepada manajemen untuk mencegah terjadinya kecurangan.

2016 Kecurangan Pelaporan Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh manajemen agar fungsi internal audit bisa
efektif membantu manajemen dalam melaksanakan tanggungjawabnya dengan
memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya
adalah :
 Internal audit departemen harus mempunyai kedudukan yang independen dalam
organisasi perusahaan dalam artikata ia tidak boleh terlibat kegiatan operasional
perusahaan dan bertanggungjawab kepada atau melaporkan kegiatannya kepada
top manajemen
 Internal audit departemen harus mempunyai uraian tugas secara tertulis,
sehingga setiap auditor mengetahui dengan jelas apa yang menjadi tugas,
wewenang dan tanggungjawabnya.
 Internal audit harus mempunyai internal audit manual yang berguna untuk :
mencegah terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan tugas, menentukan
standar yang berguna untuk mengukur dan meningkatkan performance, memberi
keyakinan bahwa hasil akhir internal audit departemen sesuai dengan
requirement dari internal audit director
 Harus ada dukungan yang kuat dari top manajemen kepada internal audit
departemen
 Internal audit departemen harus memiliki sumber daya yang profesional,
capable, bisa bersikap objective dan mempunyai integritas serta loyalitas yang
tinggi
 Internal auditor harus bisa bekerjasama dengan akuntan publik Jika internal
auditor sudah bisa bekerja secara efisien dan efektif dan bisa bekerjasama
dengan akuntan publik, maka audit fee yang harus dibayar kepada KAP bisa
ditekan menjadi lebih rendah karena hasil kerja internal auditor bisa
mempercepat dan mempermudah penyelesaian pekerjaan KAP.

Cara mengatasi Fraud mengacu pada Albrecht, dan Zimbelman (2009:109) yang dikutip
dari satu tulisan, menyebutkan cara mengatasi fraud harus memperhatikan hal-hal sbb:
a. Memiliki Sistem Pengendalian Yang baik.

2016 Kecurangan Pelaporan Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
b. Menghambat terjadinya Kolusi.
c. Mengawasi Karyawan dan menyediakan saluran telekomunikasi untuk pelaporan
fraud.
d. Menciptakan gambaran hukuman yang akan diterima bila melakukan fraud.
e. Melaksanakan pemeriksaan secara proaktif.

Secara garis besar tujuan pencegahan fraud yang efektif memiliki lima tujuan, yaitu:
a) Prevention – mencegah terjadinya fraud secara nyata pada semua lini organisasi.
b) Deterrece – menangkal pelaku potensial bahkan tindakan yang bersifat coba-coba
karena pelaku potensial melihat sistem pengendalian risiko fraud efektif berjalan
dan telah memberi sanksi tegas dan tuntas sehingga membuat jera (takut) pelaku
potensial
c) Disruption – mempersulit gerak langkah pelaku fraud sejauh mungkin
d) Identification – mengidentifikasi kegiatan berisiko tinggi dan kelemahan
pengendalian.
e) Civil action prosecution – melakukan tuntutan dan penjatuhan sanksi yang
setimpal atau perbuatan curang kepada pelakunya.

3. Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan


Kecurangan laporan keuangan dapat dideteksi dengan mengidentifikasi sinyal yang
terkait dengan kecurangan, yang disebut bendera merah (red flags). Laporan yang disengaja
telah menyediakan daftar bendera merah (red flags) yang menunjukkan sinyal peringatan
dini kecurangan laporan keuangan potensial.
Red flags adalah kondisi dan keadaan yang timbul dari kebutuhan yang dirasakan
untuk mengatasi kesulitan keuangan, seperti ketidakmampuan untuk memenuhi perkiraan
analis, persaingan yang meningkat, dan kekurangan arus kas. Dr. Steve Albercht

2016 Kecurangan Pelaporan Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
menjelaskan bahwa indikasi fraud dapat dikenali dari gejala-gejala atau tanda-tanda (red
flag) sebagai berikut:
1. Anomali dokumentasi bukti transaksi meliputi antara lain:
a) Terdapat dokumen sumber transaksi yang hilang atau penggunaan dokumen
tidak asli (foto kopi) atau banyak dijumpai penggantian dokumen.
b) Nama dan alamat penerima pembayaram sama dengan nama dan alamat pembeli
atau pegawai perusahaan.
c) Piutang yang telah melewati tanggal jatuh tempo dan berusia sangat lanjut.
d) Jumlah item penyebab selisih yang direkonsiliasi banyak dan belum tuntas atau
berasal dari periode lalu.
e) Pembayaran dengan bukti transaksi duplikat (Salinan).

2. Anomaly akuntansi meliputi antara lain:


a) Ayat (entry) jurnal yang salah atau tidak sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku baik salah dalam klasifikasi akun maupun salah dalam pengukuran atau
salah dalam saat pengakuan; dan
b) Buku besar (ledger) yang tidak akurat seperti ledger yang tidak seimbang dana
kun master atau akun control pada buku besar (general ledger)tidak sama
dengan jumlah akun dari cutomer atau pemasok secara individual pada buku
pembantu (subsidiary ledger)

3. Kelemahan struktur pengendalian intern baik level trasaksi maupun level entitas
meluputi antara lain:
a) Tidak ada pemisahan tugas
b) Tidak ada pengamanan yang memadai untuk asset
c) Tidak ada pengecekan dan penelaahan independen
d) Tidak ada otorisasi yang tepat
e) Mengesampingkan atau mengabaikan pengendalian (control) yang dibuat.
f) Sistem akuntansi yang tidak memadai.

2016 Kecurangan Pelaporan Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
4. Anomaly dari prosedur analitis, contohnya antara lain:
a) Pendapatan yang meningkat dengan persediaan yang menurun
b) Pendapatan yang meningkat dengan piutang yang menurun
c) Pendapatan yang meningkat dengan arus kas masuk yang menurun
d) Persedeiaan yang meningkat dengan utang yang menurun
e) Volume penjualan yang meningkat dengan penambahan biaya perunit yang
menurun.
f) Volume produksi yang meningkat dengan penambahan biaya per unit yang
menurun
g) Persediaan yang meningkat dengan biaya pergudangan yang menurun.

5. Gaya hidup mewah


6. Perilaku yang tidak biasa
7. Pengaduan dan koplain

Pendeteksian fraud dapat dilakukan secara proaktif sebagai berikut:


a) Pelaksanaan audit internal yang menerapkan proactive fraud auditing.
b) Pegumpulan data intelijen terhadap gaya hidup dan kebiasaan pribadi pegawai.
c) Penerapan prinsip pengecualian (exception) didalam pengendalian dan prosedur intern
dimana setiap exception harus diterlusuri dengan cermat.
d) Pelaksanaan riview terhadap penyimpangan (variances) dalam kinerja operasi (standar,
tujuan, sasaran, anggaran, rencana)
e) Adanya laporan pengaduan dan keluhan atau whistleblower Hotmail
f) Intuisi atasan pegawai atau sesama pegawai melihat kejanggalan atau kecurigaan

Mendeteksi terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan juga dapat dilakukan dengan
beberapa teknik dibawah ini:
1. Memeriksa jajaran manajerial

2016 Kecurangan Pelaporan Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


15 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
Kasus penggelapan, kecurangan laporan keuangan seringkali melibatkan pihak di
jajaran manajerial atau pengambil keputusan. Karena itu, jajaran manajemen harus
diselidiki untuk mengetahui tujuan mereka melakukan keurangan.

2. Adanya keterkaitan dengan pihak eksternal


Salah satu cara yang sering digunakan dalam melakukan kecurangan adalah dengan
memberikan bantuan pada organisasi baik yang nyata atau fiktif. Untuk itu harus
dideteksi adanya hubungan antara organisasi dengan lembaga keuangan, organisasi
dengan individu, eksternal auditor, lembaga pemerintahan, atau investor.

3. Sifat organisasi
Sebuah kecurangan seringkali tidak terendus karena adanya struktur organisasi yang
digunakan untuk menyembunyikan kecurangan tersebut. Misalnya struktur organisasi
yang terlalu kompleks atau tidak adanya internal audit dalam sebuah departemen. Untuk
itu peneliti harus mengetahui seluk beluk organisasi termsuk pemilik perusahaan.

4. Laporan keuangan dan karakteristik operasional


Melakukan pemeriksaan diantaranya rekening pendapatan, aset, kewajiban, pengeluaran
atau ekuitas. Tanda kecurangan yang seringkali terdeteksi adalah adanya perubahan
dalam laporan keuangan.

5. Auditor Internal
Merupakan aktivitas konsultasi yang independen dan obyektif untuk menambah nilai
dan memperbaiki operasional organisasi. Definisi lainnya adalah penilaian yang
dilakukan oleh personel dalam organisasi uang memiliki kompetensi dalam hal meneliti
catatan akuntansi perusahaan dan pengendalian internal dalam perusahaan. Tujuan dari
auditor internal adalah untuk membantu pihak manajemen dalam pertanggungan jawab
dengan memberikan analisa, saran, penilaian tentang kegiatan yang diaudit.

6. Auditor eksternal

2016 Kecurangan Pelaporan Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


16 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
Auditor eksternal diperlukan untuk mendeteksi kecurangan dalam organisasi serta
melakukan analisa jika auditor internal mengalami kesulitan.

4. Prosedur Koreksi.

Laporan keuangan perusahaan kadang-kadang melaporkan hasil yang sangat berbeda dari
tahun ke tahun. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya perubahan keadaan
perekonomian, sebagaimana dicerminkan dalam laporan tersebut.
Akan tetapi, perbedaan itu mungkin juga disebabkan karena adanya perubahan akuntansi
seperti metode akuntansi atau karena adanya koreksi kesalahan dalam pencatatan transaksi di
masa lampau.
Mekanisme koreksi dirancang untuk:
 Menyajikan kembali laporan keuangan tahun-tahun lalu agar mencerminkan efek
perubahan akuntansi, dengan efek kumulatifnya diperlakukan sebagai
penyesuaianterhadap saldo laba yang di tahan pada awal tahun berjalan.
 Melaporkan efek kumulatif perubahan akuntansi hanya di dalam laporan keuangantahun
berjalan, dengan dibebankan atau ditambahkan secara langsung kepada saldolaba yang
ditahan, tanpa melakukan penyesuaian terhadap laporan keuangan tahun-tahun lau.
 Melaporkan efek kumulatif perubahan akuntansi sebagai elemen laba-rugi tahun
berjalan, tanpa melakukan penyesuaian terhadap laporan keuangan tahun-tahun lalu.
 Menghilangkan motif dan peluang yang berkontribusi terhadap kecurangan laporan
keuangan
 Menetapkan dan menerapkan strategi untuk mendapatkan kepercayaan publik terhadap
integritas, kualitas, dan keandalan proses pelaporan keuangan

5. Strategi Pencegahan, Deteksi dan Koreksi.


Perusahaan yang diperdagangkan secara publik harus menetapkan strategi pencegahan,
deteksi, dan koreksi kecurangan untuk memantau secara efektif kondisi, budaya perusahaan,
dan pilihan. Contoh strategi ini meliputi:

2016 Kecurangan Pelaporan Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


17 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
 Menetapkan tata kelola perusahaan yang bertanggung jawab, dewan direksi dan komite
audit yang waspada, diligent management, serta fungsi audit internal yang memadai dan
efektif.
 Menggunakan fungsi audit eksternal yang skeptis, penasihat hukum yang bertanggung
jawab, struktur pengendalian internal yang memadai dan efektif, dan prosedur peraturan
eksternal
 Melaksanakan strategi korporasi yang tepat untuk koreksi kecurangan laporan
keuangan, mengeliminasi kemungkinan terjadinya kecurangan di masa depan, dan
penyajian kembali kepercayaan pada proses laporan keuangan.

Strategi yang paling efektif, rendahnya kemungkinan terjadinya kecurangan laporan


keuangan.Bila strategi ini dilakukan dengan benar dan efektif, kesempatan untuk
kecurangan laporan keuangan secara substansial berkurang. Kecurangan laporan keuangan
terjadi ketika satu atau kombinasi strategi ini lemah karena kepentingan pribadi, kurangnya
due diligence, tekanan, terlalu percaya, atau kurangnya dedikasi. Kesempatan untuk
kecurangan laporan keuangan terjadi meningkat secara signifikan bila strategi ini tidak
memadai dan tidak efektif.

6. Aplikasi Anti Fraud untuk Praktik


Cynthia Cooper, wakil presiden audit internal WorldCom, whistle blower, dan majalah Time
"Persons of the Year," mengatakannya dengan baik:People don’t wake up and say, “I think
I’ll become a criminal today.” Instead, it’s often a slippery slope and we lose our footing one
step at a time.
Segitiga penipuan (The fraud triangle) yang dikembangkan oleh Donald R. Cressey,
menunjukkan bahwa untuk penipu pertama kali, tiga atribut harus hadir agar kecurangan
terjadi: tekanan / insentif, peluang, dan sikap / rasionalisasi.

2016 Kecurangan Pelaporan Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


18 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
Insentif / Tekanan ( Incetives / Pressure )
Tekanan adalah langkah awal penting yang menyebabkan seseorang menganggap serius
penipuan. Tekanan penipuan sering kali mencakup masalah keuangan: hidup di luar
kemampuan seseorang, keserakahan, hutang pribadi yang tinggi, kredit pribadi yang buruk,
tagihan medis, kerugian investasi, dan biaya pendidikan anak-anak. Kecurangan laporan
keuangan sering dikaitkan dengan tekanan yang kurang langsung, seperti memenuhi harapan
analis atau kualifikasi untuk bonus.

Kesempatan ( Opportunity )
Kondisi kedua yang diperlukan adalah kesempatan. Tanpa kesempatan, tidak ada
kecurangan yang bisa terjadi. Cara integral untuk mengurangi peluang meliputi :
 Pembentukan lingkungan pengendalian internal yang tepat
 Pelatihan dan supervisi personil yang memadai
 Pemantauan manajemen perusahaan secara efektif oleh auditor, komite audit, dan
dewan direksi
 Program anti fraud proaktif
 Budaya etis yang kuat
 Hotline anonim dan perlindungan whistle-blower

Berkenaan dengan kecurangan laporan keuangan, salah satu tantangan utamanya adalah
bahwa manajer, terutama manajer tingkat eksekutif, dapat mengganti sistem kontrol internal.

2016 Kecurangan Pelaporan Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


19 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
Dalam sebuah organisasi dengan kontrol antifraud yang tidak efektif, para manajer dapat
melakukan apa saja yang mereka inginkan.
Secara operasional, ini bisa berarti mengesampingkan lingkungan pengendalian untuk
menghasilkan kecurangan pelaporan keuangan. Penanganan manajemen dapat terjadi dalam
tiga cara utama:
 Penggunaan jurnal yang salah
 Penyalahgunaan kebijaksanaan manajerial dalam hal pilihan akuntansi, seperti perkiraan
penting untuk kredit macet, garansi, akhir biaya periode, dan sebagainya.
 Misaccounting untuk transaksi yang tidak biasa, satu kali tapi signifikan,
 Tantangan yang terkait adalah kecurangan pelaporan keuangan sering kali kolusif.
Ketika sejumlah orang berkolusi, penyembunyian kecurangan ditingkatkan dan deteksi
lebih sulit.

Sikap atau Rasionalisasi ( Attitudes or Rationalization )


Akhirnya, menurut Cressey, penipu membutuhkan rasionalisasi atau sikap permisif.
Rasionalisasi mengajukan pertanyaan berikut: Bagaimana pelaku tidur di malam hari atau
melihat diri mereka sendiri di cermin? Rasionalisasi dapat mencakup sikap:
 Tidak ada yang terluka.
 Ini demi kepentingan pemegang saham dan perusahaan terbaik.
 Mereka akan mengerti jika mereka mengetahui situasinya.
 Ini untuk tujuan yang baik.
 Semua orang melakukannya.

CONTOH KASUS
Pada awalnya Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia
yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama Kimia Farma pada awalnya
adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas
eks perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik

2016 Kecurangan Pelaporan Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


20 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
Indonesia melakukan penyatuan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan
Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk
badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama perusahaan berubah
menjadi PT Kimia Farma (Persero).

Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) kembali mengubah statusnya
menjadi perusahaan publik, PT Kimia Farma (Persero) Tbk, dalam penulisan berikutnya disebut
Perseroan. Awalnya audit PT. Kimia Farma dilakukan pada tanggal 31 Desember 2001,
manajemen Kimia Farma melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 milyar, dan laporan
tersebut di audit oleh Hans Tuanakotta dan Mustofa (HTM). Akan tetapi, Kementerian BUMN
dan Bapepam menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa.

Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan keuangan Kimia Farma
2001 disajikan kembali (restated), karena telah ditemukan kesalahan yang cukup mendasar.
Pada laporan keuangan yang baru, keuntungan yang disajikan hanya sebesar Rp 99,56 miliar,
atau lebih rendah sebesar Rp 32,6 milyar, atau 24,7% dari laba awal yang dilaporkan.
Kesalahan itu timbul pada unit Industri Bahan Baku yaitu kesalahan berupa overstated
penjualan sebesar Rp 2,7 miliar, pada unit Logistik Sentral berupa overstated persediaan barang
sebesar Rp 23,9 miliar, pada unit Pedagang Besar Farmasi berupa overstated persediaan sebesar
Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan sebesar Rp 10,7 miliar.
Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai yang ada
dalam daftar harga persediaan digelembungkan. PT Kimia Farma, melalui direktur
produksinya, menerbitkan dua buah daftar harga persediaan (master prices) pada tanggal 1 dan
3 Februari 2002. Daftar harga per 3 Februari ini telah digelembungkan nilainya dan dijadikan
dasar penilaian persediaan pada unit distribusi Kimia Farma per 31 Desember 2001. Sedangkan
kesalahan penyajian berkaitan dengan penjualan adalah dengan dilakukannya pencatatan ganda
atas penjualan. Pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh
akuntan, sehingga tidak berhasil dideteksi. Berdasarkan penyelidikan Bapepam, disebutkan
bahwa KAP yang mengaudit laporan keuangan PT Kimia Farma telah mengikuti standar audit
yang berlaku, namun gagal mendeteksi kecurangan tersebut.

2016 Kecurangan Pelaporan Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


21 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
Pihak Bapepam selaku pengawas pasar modal mengungkapkan
tentang kasus PT.Kimia Farma. Dalamrangka restrukturisasi PT.Kimia Farma Tbk, Ludovicus
Sensi W selaku partner dari KAP Hans Tuanakotta dan Mustofa yang diberikan tugas untuk
mengaudit laporan keuangan PT.Kimia Farma untuk masa lima bulan yang berakhir 31 Mei
2002, tidak menemukan dan melaporkan adanya kesalahan dalam penilaian persediaan barang
dan jasa dan kesalahan pencatatan penjualan untuk tahun yang berakhir per 31 Desember 2001.
Selanjutnya diikuti dengan pemberitaan dalam harian Kontan yang menyatakan bahwa
kementrian BUMN memutuskan penghentian proses divestasi saham milik pemerintah
di PT.Kimia Farma setelah melihat adanya indikasi penggelembungan keuntungan dalam
laporan keuangan pada semester I tahun 2002.

Langkah-langkah (Strategi) yang diambil agar kasus tidak terulang


1. Dalam kasus ini, adanya kesalahan penyajian tersebut dilakukan oleh direksi periode
1998-2002, berarti adanya kelalaian dalam pemeriksaan laporan keuangan tersebut. Jadi
sebaiknya proses laporan keuangan selalu di kontrol, dilakukan pemeriksaan, dan
evaluasi disetiap bulannya. Karena jika dilakukan pemeriksaan hanya setiap periodenya
atau pertahunnya menjadi tidak terkontrol, dan sulit untuk mendeteksi kecurangan yang
dilakukan.
2. Tidak hanya proses laporan keuangannya saja, namun pihak-pihak yang terlibatnya pun
selalu dikontrol setiap proses laporan keuangan tersebut, diperiksa kemanakah uang
tersebut dialirkan baik uang yang keluar maupun uang yang masuk diperiksa secara
detail dan rinci agar tidak adanya celah untuk melakukan kecurangan manipulasi dalam
laporan keuangan tersebut.
3. Dibuatnya struktur organisasi yang jelas, agar tugas-tugas yang dilakukan setiap
anggota organisasi lebih terarah dengan baik, sehingga tidak ada satu sama lain yang
mencampuri tugas pokok antar anggota, dengan demikian tidak ada campur tangan
pihak lain yang terlibat maupun mempengaruhi sehingga proses dalam perusahaan dapat
berjalan secara efektif dan efisien.

2016 Kecurangan Pelaporan Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


22 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
4. Mengawasi setiap kinerja karyawan baik akuntan, auditor, dan organisasi perusahaan
lainnya. Dengan adanya sturktur organisasi yang jelas, tidak berjalan dengan baik juga
jika tidak dilakukannya pengawasan. Pengawasan yang dilakukan agar setiap anggota
organisasi perusahaan dapat melakukan tugasnya secara baik, dan takut untuk
melakukan kecurangan karena selalu diawasi.
5. Adanya hukuman dan sanksi yang tegas baik para organisasi perusahaan yang
melakukan pelanggaran, dan kecurangan yang merugikan berbagai pihak diperusahaan.
6. Pemerintah memperbaiki kinerja perusahaan, selalu melakukan pengawasan/monitoring,
pemeriksaan, dan evaluasi setiap anggota organisasi perusahaan agar tidak ada celah
untuk melakukan kecurangan lagi.
7. Pemerintah membuat aturan yang mengatur profesi akuntan dengan maksud mencegah
adanya praktik yang akan melanggar etika profesi. Diharapkan aturan tersebut juga
dapat dijalankan secara tegas, dan pihak yang melanggar etika dihukum dan diberi
sanksi yang adil

2016 Kecurangan Pelaporan Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


23 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Financal Statement Fraud Prevention and Detection, Zabilollah Rezaee dan Richard Riley.
Wiley Authenticity Guarantee.
Marshall B.Romney & Paul John Stentbart (2015), Accounting Information Systems.,13end,
Pearson Education Limited England.
Rezaee, Zabihollah. 2010. Financial Statement Fraud : Prevention and. Detection. 2e John
Wiley &sons, Inc
Amrizal, Pecegahan dan Pendeteksian Kecurangan oleh auditor, 31 Agustus 2004
Priantara, Diaz. 2014. Fraud Auditing & Investigation. Mitra Wacana Media
Widya, perubahan dan koreksi kesalahan, 17 Juli 2017
www.zahiraccounting.com, Cara efektif mendeteksi Kecurangan (Fraud) dalam Profesi
Akuntansi) 26/04/16
https://www.beecloud.id/cara-mencegah-terjadinya-fraud-diperusahaan-dan-cara-
mengatasinya/, cara mencegah terjadinya fraud diperusahaan dan cara mengatasinya.

2016 Kecurangan Pelaporan Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


24 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai