Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

AUDIT INTERNAL

Berhubungan Dengan Orang

Fakultas Program Studi Online Kode MK Disusun Oleh

11
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Dr. Rina Y Asmara MM, Ak, CA, CSRS

Abstract Kompetensi
1.Hakekat Kecurangan. Mampu jelas Hakekat kecurangan,
2.Tanggung dan wewenang. tanggung dan wewenang, Deteksi dan
3.Deteksi dan pencegahan. pencegan
4.Risiko interogasi.
Kecurangan manajemen.
Hakekat Kecurangan.
Auditor bidang keuangan biasanya berhadapan dengan angka-angka, terkadang ia
berhadapan pula dengan proses-proses manajemen. Auditor Internal yang berorientasi pada
manajemen berhadapan secara ekstensif dengan lain. Untuk memperoleh infromasi yang
mereka butuhkan dan untuk memastikan adanya tindakan perbaikan untuk temuan-temuan
audit mereka, auditor internal dapat terombang-ambing oleh sasaran yang saling
bertentangan dan sepertinya benar-benar. Saling berlawanan maksudnya. Masalah ini
adalah masalah yang cukup rumit:
 Disatu sisi, untuk mendapatkan kerja sama dari klien namundi sisi lain, harus waspada
terhadap kemungkinan terjadinya kecurangan dan ketidakefisienan dan untuk
mengungkapkannya ketika hal tersebut memang terbukti.
 Disatu sisi, untuk mendapatkan keyakinan dari manajer operasional namun disisi lain,
untuk mencatat adanya temuan-temuan penyimpangan di dalam sebuah laporan yang
akan diberikan kepada atasan manajer tersebut.
 Disatu sisi, digaji oleh direktur utama: namun disisi lain, ia memberikan laporan kepada
deviden komisaris akan adanya kelalaian di dalam perusahaan yang menjadi tanggung
jawab penuh dari CEO tersebut.
Akan sulit untuk menghadapi sasaran2 yang paling bertentangan ini, namun demikian
sasaran tersebut harus dihadapi, jika auditor internal ingin melaksanakan tanggung jawab
yang dibebankan kepadanya:

Kontrol
Karyawan lini bisa tunduk pada kontrol, namun mereka tidak harus menyukainya, Kontrol
meliki konotasi yang negatif. Karyawan lini menganggap auditor internal sebagai bagian dari
sebuah sistem kontrol, tentu saja, auditor internal tidak melakukan sesuatu apa pun untuk
meremehkan peran tersebut. Pernyataan tanggung jawab yang asli mendeklarasikan pada
permulaannya bahwa audit intenal “merupakan sebuah kontrol manajerial yang fungsinya
adalah mengukur dan mengevaluasi efektivitas dari kontrol-kontrol yang lain.” Pernyataam
ini tidak berlaku lagi, namun dampak yang ditimbulkan dari pemikirannya masih berlanjut.
Kebanyakan orang tidak menyukai kontrol maupun pihak-pihak yang menerapkan kontrol
tersebut kepada mereka. Akibatnya kontrol menumbuhkan rasa permusuhan sebagai akibat
dari persepsi oleh, atau pengalaman pribadi dari klien, dengan audit. Sbb;
 Rasa takut terhadap kritik yang disebabkan oleh temuan audit yang merugikan.
 Rasa takut terhadap perubahan yang terjadi dalam kebiasaan sehari-hari karena
adanya rekomendasi audit.

2013 INTERNAL AUDIT


2 Dr. Rina Y Asmara MM, Ak, CA, CSRS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Tindakan penghukuman dari atasan yang dipicu oleh pelaporan adanya
penyimpangan2.
 Praktik-praktik audit yang tidak sensitik laporan yang terlalu kritis, laporan yang
hanya berfokus pada penyimpangan, kesan misterius yang menyelubungi beberapa
audit, dan persepsi bahwa auditor mendapatkan keuntungan pribadi dari
penyimpangan-penyimpangan yang dilaporkan.
 Gaya audit yang tidak bersahabat- sebuah aspek yang dingin dan tidak ramah,
kurangnya pemahaman atas permasalahan yang dihadapi oleh klien, tidak adanya
ras empati, kesan kepuasan diri atau rasa superioritas, konsentrasi yang berlebihan
pada kesalahan yang tidak signifikan, gaya yang menghakimi dalam melontarkan
pertanyaan, dan kepentingan yang lebih besar untuk memamerkan kelemahan dari
pada membantu untuk meningkatkan kondisi secara konstruktif.

Menangani Kekuasaan, Perubahan, dan Konflik


Kekuasaan.
Di dalam organisasi mana pun, orang-orang akan takut atau menghormati kekuasaan.
Mereka menakuti kekuasaan dari seorang pimpina nyang otoriter. Mereka menghormati
kekuasaan dari seorang pemimpin yang berpengalaman dan karismatik. Auditor internal
menikmati kekuasaan. Namun kemampuan mereka untuk berhadapan dengan orang lain
akan bergantung pada jenis kekuasan. Namun kemampuan mereka untuk berhadapan
dengan orang lain akan bergantung pada jenis kekuasaan seperti apa yang mereka
gunakan. Untuk alasan tersebut. Auditor hendaknya mengetahui kekuasaan yang mereka
miliki.

Tujuh sumber kekuasaan:


 Karena posisi.
 Keahlian.
 Karismatik
 Pengaruh
 Ancaman.
 Pemberian tekanan.
 Kekautan Langsung.

2013 INTERNAL AUDIT


3 Dr. Rina Y Asmara MM, Ak, CA, CSRS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Manajemen Perubahan
Perubahan ditakuti oleh sebagian orang dan disambut baikm oleh sebagian yang lain.
Auditor internal memiliki kepentingan terhadap yang disebutkan kali dan gembira untuk
yaang terakhir. Pihak yang disebutkan pertamalah yang memiliki masalah di dalam
implementasi dari rekomendasi audit internal. Begitu pula, pada waktunya akan
mengakibatkan penolakan terhadap kegiatan audit dan auditor sebagai pihak yang
menyebabkan terjadinya perubahan.

Auditor harus siap untuk mengelola dampak dari perubahan yang diakibat oleh
rekomendasi-rekomendasi atau hal-hal yang telah diantisipasi oleh klien. Berikut beberapa
penyebab yang menjadi kekhawatiran klien disertai dengan saran-saran untuk keberhasilan
tindakan dari staf audit:
1. Ketakutan terhadap hal-hal yang tidak diketahui dapat dinetralisasi melalui penjelasan
sampai tingkat yang memungkinkan dari dampak perubahan pada operasi yang sedang
berjalan dan dengan jelas menguraikan potensi keuntungan dan risiko dari perubahan.
2. Konflik dengan operasi yang sedang berjalan dapat dijelaskan dengan menguraikan
hasil-hasil positif yng ditimbulkan oleh perubahan dan pujian yang akan diberikan
kepada manajemen klien.
3. Masalah-masalah ego dapat diselesaikan dengan membawa manajemen klien ke dalam
proses pengambilan keputusan sehingga perubahan tersebut kenyataanya merupakan
produk dari manajemen klien saat ini.
4. Masalah-masalah birokratis, termasuk perlunya penyesuaian ulang secara vertikal dan
horizontal, dapat diperkecil melalui kerja sama dengan seluruh pihak yang terlibat untuk
menguraikan perubahan-perubahan terintegrasi yang dibutuhkan dan melalui kerja sama
dengan seluruh unit-unit vertikal dan horizontal yang terlihat.
5. Jika perubahan tersebut tidak menguntungkan secara biaya dan menghasilkan operasi
yang kurang efisien, jelaskan hasil-hasil positif dari keuntungan yang melebihi kerugian-
kerugian yang terjadi.

Konflik
Konflik terjadi di seluruh organisasi dan menunjukkan dirinya dalam berbagai tingkatan. Di
kebanyakan organisasi konflik dapat dikontrol dengan baik, Konflik disebabkan oleh
perbedaan yang terjadi di antara orang atau organisasi secara relatif terhadap:
 Metode-metode pelaksanaan aktivitas .
 Masalah daerah kekuasaan- bidang-bidang pertanggungjawaban.
 Komitmen dari sumber daya.

2013 INTERNAL AUDIT


4 Dr. Rina Y Asmara MM, Ak, CA, CSRS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Ideologi dan etika.
Konflik auditor-klien sudah umum terjadi, bahkan, auditor yang bertindak dalam posisnya
selaku penasihat merupakan aspek mendasar dari sebuah konflik. Konflik dapat
diselesaikan melalui arbitrase, mediasi, atau kompromi, konflik juga dapat dihilangkan,
meskipun tidak diselesaikan, melalui perintah konsep dari kompromi tentu akan sangat
diinginkan. Sampai pada tingkat yang memungkinkan, baik auditor maupun klien sebaiknya
rela menerima sehingga dapat tercapai kemungkinan keuntungan tertinggi bagi organisasi.

Menyelesaikan Konflik.
Beberapa anjuran dari sebuah artikel dalam internal Auditor memberikan harapan
sehubungan dengan penyelesaian sebuah konflik. Penyelesaian di dalam kasus ini
mengambil kesimpulan bahwa tidak terdapat konflik lagi dan para pihak telah menyetujui
kondisi-kondisi, pemahaman, dan tindakan tertentu. Artikel tersebut mengusulkan dua
aktivitas penting:
1. Memahami konflik tersebut:
2. Menegosiasikan penyelesaiannya.
Memahami konflik mencakup tiga pertanyaan yang harus dijawab:
 Apakah konflik tersebut nyata..? Dapatkah konflik tersebut hanya merupakan suatu
kesalahpahaman atau komunikasi yang buruk…?
 Apa yang menjadi konflik yang menjadi konflik……? Dapatkah konflik yang sebenarnya
harus diungkapkan sehingga tidak dikaitkan dengan “masalah-masalah sekunder”.
 Apa penyebab dari konflik…? Sumber permasalahan sebaiknya diindentifikasikan
secepat mungkin. Mungkin saja pihak-pihak yang bertikai sedang memperdebatkan hasil
konflik, dan bukan penyebabnya.

Menegosiasikan sebuah penyelesaian dapat ditingkatkan dengan berkonsentrasi pada


enam aktivitas. Akitivitas2 tersebut adalah;
 Berkonsentrasi pada masalah-masalah manusia. Permasalahan ini berhubungan
dengan memperlakukan “sisi yang lain” sebagaimana layaknya manusia dari pada
sekadar halangan. Disini empati sangat penting dan adanya kesadaran bahwa
pembahasan yang dilakukan dapat memberikan hasil yang progresif.
 Memisahkan para individu yang terlibat dari konteks konflik. Auditor hendaknya tidak
menyerang orangnya, melainkan sebaiknya mengisolasikan pada permasalahan dan
membahasnya.
 Mempertimbangkan sudut pandang lawan dalam konflik.Memandang konflik dari mata
pihak lawan dapat mengarah kepada penyelesaian yang sejalan dengan pihak lawan.

2013 INTERNAL AUDIT


5 Dr. Rina Y Asmara MM, Ak, CA, CSRS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pembahasan yang terjadi setelahnya hendaknya tidak menggunakan nada yang
menuduh.
 Melibatkan pihak lawan dan proses pengambilan keputusan. Partisipsi adalah
penyeimbang yang baik, dengan asumsi bahwa sasarannya adalah sebuah posisi yang
diinginkan oleh kedua belah pihak.
 Membahas emosi secara terbuka. Emosi sebaiknya dikenal dan dibahas secara terbuka.
Kenyataan bahwa taruhan dan reputasi menjadi terancam sebaiknya disadari dan
penyelesaiannya diarahkan kepada kepuasan bersama.
 Komunikasi. Kedua belah pihak sebaiknya saling mendengarkan dan mencoba untuk
memahami. Aspek ini juiga memiliki arti bahwa auditor merencanakan dengan baik
pernyataan mereka yang sebisa mungkin sebaiknya tidak memberikan maksud untuk
menghasut.

Penggunaan Kebutuhan-kebutuhan Motovasional.


Di awal tadi, subjek mengenai motovasi dubahas sebagai kekuatan yang halus yang
menyebabkan klien menerima audit sebagai suatu rancangan untuk perbaikan. Kebutuhan-
kebutuhan ini berbeda dari kebutuhan fisik-udara, makanan, dan air-sampai pada kebutuhan
yang rumit untuk meyakini bahwa seseorang melaksanakan pekerjaan yang memang
ditakdirkan untuk dikerjakanya Dua kebutuhan yang lain, kemanan, baik secara fisik maupun
ekonomi, dan kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan dapat merangsang klien untuk:
 Memberitahukan adanya masalah-masalah yang dicurigai kepada auditor.
 Bekerja sama dengan auditor dalam melaksanakan audit.
 Mengimplementasikan rekomendasi auditor.

Bagaimana kebutuhan-kebutuhan motivasional ini dapat membantu…? Dengan


mengungkapkan didalam laporan audit apa-apa yang telah dilakukan oleh klien dan berkat
kerja sama dari klienlah maka audit berhasil dilaksanakan dengan baik.

Pengakuan dari manajemen dan rekan sekerja klien dapat memberikan dampak yang
menguntungkan pada kondisi ekonomi klien dan dapat menghasilkan penghargaan karena
menunjukkan adanya pengetahuan tentang segi-segi manajemen yang baik dan memiliki
pertimbangkan dari sisi manajemen dalam menerima perubahan sesuai kepentingan
kelancaran organisasi.

2013 INTERNAL AUDIT


6 Dr. Rina Y Asmara MM, Ak, CA, CSRS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dampak dari Peranan dan Tekanan.
Umumnya orang memainkan banyak peran dalam kehidungan seharihari mereka. Peran
terdiri atas sikap dan pelaksanaan yang dihasilkan akibat dari berbagai macam situasi. Baik
auditor maupun klien memainkan peran-perannya sehubungan dengan bisnis dan
kehidupan pribadinya. Peran-peran tersebut secara garis besar dapat diklasifikasi sebagai:

Auditor Klien
tradisional Polisi Mengabaikan
Penjaga Mengintimidasi
Detektif Kooperatif

Profesional Auditor Klien


Suoervisor Manajer
Manajer -

Pribadi Orang Tua Orang Tua


Pasangan Pasangan
Guru Guru
Murid Murid

Pada saat-saat tertentu terjadi konflik di antara persyaratan dari berbagai peran tersebut.
Misalnya bekerja lembur sebagai seorang auditor atau seorang klien dapt bertentangan
dengan persyaratan dan tanggung jawab sebagai orang tua atau atau seorang pasangan.
Konflik-konflik peranan ini merupakan penyebab-penyebab tekanan terbesar baik bagi
auditor maupun klien.

Dampak dari Hubungan Auditor/Klien.


Studi riset oleh Mints mengumpulkan banyak bukti mengenai pentingnya pelaksanaan audit
tanpa rasa permusuhan. Studi yang ia lakukan meliputi pengujian-pengujian audit di mana
beberapa tim audit menggunakan pendekatan yang partisipatif dan berdasarkan atas kerja
sama tim. Setelah setiap audit, para klien diminta untuk mengevaluasi gaya dari auditor-
auditor tadi. Apakah mereka menganggap auditor sebagai seorang polisi atau seorang
guru..? setelah audit dilakukan, setelah auditor dievaluasi, dan setelah terlewatinya cukup
banyak waktu yang akhirnya menunjukan dampak dari audit tersebut.

Saran-saran untuk Memperbaiki Hubungan.


Hubungan antara auditor dengan klien dapat membaik jika auditor, yang ahli di bidang
kontrol, menghargai perbedaan yang terjadi di antara kontrol yang diperintahkan dan kontrol
yang ditentukan sendiri. Prinsip dari kontrol yang ditentukan sendiri mengharuskan agar

2013 INTERNAL AUDIT


7 Dr. Rina Y Asmara MM, Ak, CA, CSRS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sebuah kelompok staf tidak akan pernah menjadi instrumen dari penentuan kebijakan
menjadi penghubung dimana prosedur-prosedur kontrol yang dikembangkan oleh eselon-
eselon tingkat atas mengalir ke bawah sampai kepada para manajer dan karyawan
operasional.

Sebaliknya, mereka hendaknya bertindak dan dianggap, sebagai sebuah sarana untuk
menyampaikan alasan dari prosedur-prosedur yang dibutuhkan. Mereka hendaknya
membantu para manajer mengontrol diri mereka sendiri. Bantuan ini termasuk memberikan
informasi kepada para karyawan operasional ketika mereka keluar batas: tetapi juga
termasuk membantu mereka kembali ke jalur yang benar dan memotivasi mereka agar ingin
melakukanya. Auditor internal berada ditengah-tengah. Mereka berada diantara kontrol dari
manajemen senior di satu sisi dan pihak-pihak yang dikontrol pada sisi yang lain. Cara
mereka sendiri bertindak sebagai penyangga yang bermanfaat atau sebuah kekuatan yang
mengikis dapat menentukan perbedaan antara suatu audit yang efektif.

Umpan Balik dari Klien.


Sebelum audit internal dapat memperbaiki citra mereka di dalam organisai, mereka harus
mengetahui bagaimana cara orang lain memandang mereka. Mengusulkan adanya suatu
penelaahan terhadap auditor internal oleh klien sebagai satu langkah yang dapat ditempuh
kearah peningkatan hubungan antara klien dengan auditor.Melaporkan hasil dari umpan
balik tersebut kepada auditor internal maupun manajemen senior akan membantu untuk
memastikan akluntabilitas dari fungsi audit internal itu sendiri.Pelaporan umpan balik dapat
memberikan keuntungan-keuntungan :
 Suatu cara untuk menilai kinerja dari audit internal.
 Suatu cara untuk memperbaiki audit dimasa depan dengan mengetahui bidang-
bidang di dalam audit internal yang masih dapat ditingkatkan lagi.
 Suatu jalan untuk mendorong terciptanya hubungan yang harmonis dengan klien
melalui suasana partisipatif yang lebih mendalam.
 Suatu cara untuk memperkecil konflik-konflik yang terjadi akibat dari sindrom
“mereka dan kami” dimana klien terus berada dalam posisi bertahan terhadap
para’mata-mata manajemen”
 Suatu jalan untuk menyampaikan kepada klien beberapa masalah dan kendala yang
dihadapi oleh auditor dalam mengevaluasi kinerja dari pihak lain.

2013 INTERNAL AUDIT


8 Dr. Rina Y Asmara MM, Ak, CA, CSRS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
DAFTRA PUSTKA
1) Lawrence B.Sawyer,JD,CIA,PA, Internal Auditing Buku 3 Salemba Empat tahun
2005.

2013 INTERNAL AUDIT


9 Dr. Rina Y Asmara MM, Ak, CA, CSRS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2013 INTERNAL AUDIT
10 Dr. Rina Y Asmara MM, Ak, CA, CSRS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai