Anda di halaman 1dari 19

0

DISKUSI TIM AUDIT & MENGIDENTIFIKASI RISIKO BAWAAN

Pemeriksaan Akuntansi I

Dosen Pembimbing :

Dr. H. Rasuli, SE., M.Si., Akt., CA

Disusun Oleh:

Nurika Aini (1302111510)

Elisabeth Veronika Sipahutar (1302121392)

Desy Natalia (1302156067)

Andini Rahmatika P (1302157031)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS RIAU

2015
1

Statement of Authorship

Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah terlampir adalah

murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan

tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/ belum pernah disajikan/ digunakan sebagai bahan untuk makalah/ tugas

pada mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami

menggunakannya.

Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau

dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Mata Kuliah : Pemeriksaan Akuntansi I

Judul RMK/ Makalah/Tugas : Diskusi Tim Audit & Mengidentifikasi Risiko Bawaan

Tanggal : 26 Mei 2015

Dosen : Dr. H. Rasuli, SE., M.Si., Akt., CA

Nama :

Nurika Aini Elisabeth Veronika Sipahutar Desy Natalia Andini Rahmatika P


(1302111510) (1302121392) (1302156067) (1302157031)
2

DAFTAR ISI

STATEMENT OF AUTHORSHIP...............................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................................3

1.2 Perumusan Masalah..............................................................................................3

1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................3

1.4 Metode Penulisan..................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

1) Diskusi Tim Audit....................................................................................................4

2) Mengidentifikasi Risiko Bawaan.............................................................................7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................18

3.2 Saran...................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................19
3

BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab I ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penulisan, dan metode penulisan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Identifikasi risiko merupakan dasar dalam audit. Identifikasi risiko merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari, prosedur yang dilaksanakan auditor untuk memahami entitas
dan lingkungannya. Tanpa pemahaman yang mendalam tentang entitas, auditor akan
mengebaikan faktor risiko tertentu.
Tujuan tahap penilaian risiko (tahap pertama dalam proses audit) adalah
mengidentifikasi sumber-sumber risiko, dan kemudian menilai apakah risiko ini mungkin
menjadi sebab salah saji yang material dalam laporan keuangan. Langkah ini memberikan
auditor informasi yang diperlukan untuk mengarahkan upaya auditnya langsung pada area di
mana risiko nya tinggi, dan menjauhi area di mana risiko nya rendah.
Oleh karena itu, tahap pertama dalam proses audit (risk assessment) terdiri dari 2
bagian, yakni penentuan atau identifikasi risiko (risk identification) dan penilaian risiko itu
sendiri (risk assessment).

1.2 Perumusan Masalah


1. Bagaimana tujuan dan sifat diskusi antara anggota tim audit?
2. Bagaimana proses mengidentifikasi risiko bawaan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui tujuan dan sifat diskusi antara anggota tim audit.
2. Untuk mengetahui proses mengidentifikasi risiko bawaan.

1.4 Metode Penulisan


Dalam penulisan makalah ini, kami memperoleh data-data yang dibutuhkan dengan
menggunakan satu metode penulisan, yaitu Studi Kepustakaan: yaitu dengan membaca buku
untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan judul makalah ini.

BAB II
4

PEMBAHASAN

1) DISKUSI TIM AUDIT

Unsur penting dalam sukses penugasan audit manapun, adalah komunikasi yang baik diantara
anggota tim audit. Komunikasi dimulai dengan menugaskan anggota tim, mengatur pertemuan tim
untuk merencanakan penugasan dan kemudian berlanjut sepanjang penugasan.

Manfaat komunikasi yang baik adalah:


1. Produktivitas audit
 Setiap anggota tim akan dapat memahami entitas yang diaudit, FRF (financial reporting
framework atau kerangka pelaporan keuangan) yang digunakan, apa peran masing-masing
anggota dalam audit tersebut, dan ekspektasi mengenai bagaimana dan kapan pekerjaan
akan di laksanakan.
 Potensi untuk audit berlebihan atau sebaliknyadapatan ditekan secara signifikan.
2. Efektivitas audit
 Staf mendapat insights mengenai klien dan ekspektasi mengenai audit yang akan
dilaksanakan, langsung dari partner penugasan dan anggota inti/kunci dalam tim audit
 Diskusi diantara anggota tim audit, mengenai kerentanan laporan keuangan entitas
terhadap salah saji yang material akan membantu penangan risiko bisnis dan risiko
kecurangan.
 Pengambilan keputusan yang lebih baik mengenai sifat, waktu pelaksanaan dan luasnya
penilaian risiko dan prosedur audit selanjutnya.
 Kounikasi secara terbuka memungkinkan reaksi yang cepat tanggap terhadap informasi baru
mengenai hal-hak seperti transaksi dan peristiwa yang luar biasa, hubungan istimewah, dan
maslah pelaporan.
3. Pengembangan staf
 Praktik-praktik baik dalam auditing dapat dibagi dan terbagi antara partner dan staf.
 Staf terdorong untuk bertanya dan mempertimbangkan kembali efektifitas tanggapan
terhadap risiko yang dinilai dalm audit risiko tahun lalu.

Komunikasi berkelanjutan yang efektif memerlukan:


 Keterlibatan penuh dari partner penugasan dan anggota inti lainnya.
 Kesediaan personel senior untuk mendengar personel yang lebih junior. Termasuk memahami
penugasan dari perspektif staf junior, mendorong merka untuk bertanya dan memberi saran-
saran, dan kemudian memberikan mereka umpan balik.
5

Pertemuan Perencanaan Tim Audit


Dalam penugasan yang lebih besar, pertemuan mengenai perencanaandijadwalkan jauh
sebelum dimulainya pekerjaan lapangan. Tiga hal yang dibahas selanutnya yaitu sebagai berikut:
 Berbagi insight tentang entitas
 Bertukar pikiran (brainstorm)
 Perencanaan audit.

Berbagi Insight Tentang Entitas


Pertemuan tim audit memeberikan kesempatan kepada partner penugasan dan anggota tim
untuk berbagi insight mengenai entitas, misalnya tentang manusia, kegiatan, dan tujuan entitas.
Tujuan pertemuan tim audit ialah untuk membahas secara terbuka hal-hal berikut:
1. Entitas
 Sejarah an tujuan bisnis.
 Budaya perusahaan/korporasi.
 Perubahan dalam kegiatan/operasi bisnis, personalia, atau sistem.
 Penerapan FRF yang berlaku terhadap fakta dan situasi yang dihadapi entitas.
2. Manajemen
 Sifat/struktur entitas dan manajemen.
 Sikap terhadap pengendalian intern
 Insentif untuk melakukan kecurangan
 Perubahan yang tidak bisa dijelaskan mengenai perilaku atau gaya hidup pimpinan.
 Adanya indikasi biasa dalam keputusan/sikap manajemen.

3. Faktor risiko yang diketahui


 Pengalaman dari penugasan audit yang lalu.
 Faktor risiko bisnis yang signifikan.
 Peluangan dilakukannya kecurangan.

Bertukar Pikiran
Pertemuan penugasan dalam hal ini adalah bertukar pikiran (brainstorming) mengenai gagasan-
gagasan dan pendekatan audit yang mungkin diterapkan sebagai berikut:
1. Potensi untuk kesalahan (errors) dan kecurangan (fraud)
 Area mana dalam laporan keuangan yang rentan terhadap salah saji yang material ?
langkah ini kmerupakan keharusan dalam semua audit.
 Bagaimana manajemen bisa melakukan dan menyembunyikan pelaporan keuangan yang
curang?
6

 Akan bermanfaat untuk mengembangkan berbagai skenario kecurangan atau, jika


munkin, gunakan jasa akuntan forensik.
 Bagaimana aset perusahaanbisa dijarah atau digunakan untuk kepentingan pribadi.
 Apakah ad kegiatan nirbala dengan kedok CRS yang sesungguhnya merupakan sarana
korupsi dan manipulasi laporan keuangan.
2. Tanggapan terhadap risiko
 Apa pendekan atau prosedur audit yang mingkin dilakukan untuk menanggapi risiko
yang diidentifikasi?
 Pertimbangkan untuk memasukan unsur pendadakan kedalam sifat, penetapan waktu,
dan luasnya prosedur audit yang akan dilaksanakan.
3. Perencanaan audit
Pertemuan tim penugasn dalam hal ini adalah memberikan pengarahan. Ada area-area
yang perlu di perhatikan.auditor harus memastikan bahwa semua kewajiban dan persyaratan
yang ditetapkan ISAs yang relevan debgan audit tersebut dimasukkan dalam rencana audit.

Komunikasi Selama dan pada Akhir Audit


Diskusi tim janganlah dibatasi dalam pertemuan-pertemuan mengenai perencanaan audit.
Tim audit perlu didorong untuk berkomunikasi dan berbagi informasi yang mereka peroleh, dengan
berbagai relevansinya, khususnya ketika informasi itu berdampak pada penilaian risiko dan prosedur
audit yang direncanakan.

2) MENGIDENTIFIKASI RISIKO BAWAAN

Prosedur indentifikasi resiko dan prosedur penilaian resiko dapat dijelaskan sebagai berikut:

 Dalam proses indentifikasi resiko pertanyaan auditor ialah apa yang bisa salah yang
menyebabkan salah saji dalam laporan keuangan?

 Auditor mencari jawaban atas pertanyaan itu dengan melaksanakan prosedur penilaian
resiko.

 Dalam prosedur penilaqian resiko ini, auditor berupaya mengindentifikasi ridiko melalui
pemahamanya terhadap entitas dan lingkunganya, seperti: (1) tujuan entitas (2) faktor
eksternal (3) sifat entitas (4) kebijakan akuntansi (5) pengukuran kinerja keuangan, dan (6)
pengendalian iternal.

 Proses pemahaman butir diatas, menghasilkan daftar dari sejumlah faktor resiko bisnis dan
faktor resiko kecurangan (business and fraud risk factors)
BUTIR PERTIMBANGAN

Pertama, indentifikasi 7

resiko

Auditor tidak bisa menilai

resiko (assess a risk)

sebelum ia

mengindentifikasinya. Itu
Jenis Risiko
sebabnya dua istilah yang
Ada dua klasifikasi utama mengenai resiko, yakni risiko bisnis
digunakan, risk
(business risk) dan resiko kecurangan (fraud risk). Dalam kedua
indentification dan risk
resiko ini ada kemungkinan salah saji yang material. Perbedaanya
assessment.
adalah, risiko kecurangan mengandung unsure kesengajaan.
Jangan berasumsi bahwa

entitasnya kecil, tidak ada


Risiko Bisnis (Business Risk)
resiko yang relevan atau
Risko bisnis berasal dari kondisi,peristiwa,situasi,tindakan,bahkan
bahwa resiko salah saji yang
“tidak mengambil tindakan” (inaction) yang dapak berdampak
material akan sama seperti
negative terhadap kemampuan perusahaan mencapai tujuanya
tahun lalu. Risiko bisa mucul,
dalam melaksanakan strateginya. Termasuk didalamnya,
dan sifat atau pentingnya
penetapan tujuan dan strategi yang tidak tepat.
risiko yang diindentifikasi
Risiko bisnis juga meliputi peristiwa yang timbul akibat
tahun lalu,bisa berubah.
perubahan,kompleksitas,atau gagal melihat kebutuhan untuk

berubah. Perubahan bisa berasal dari :


Sesudah penugasan
 Pengembangan produk baru yang bisa gagal
pertama, fokus pada
 Pasar yang tidak cukup besar,sekalipun produk baru sukses
perubahan dikembangkan
Sesudah penugasan  Kegagalan produk yang bisa menimbulkan tuntutan dan
menghancurkan reputasi;
pertama, focus pada apa-
 Tuntutan hukum juga bisa terjadi justru ketika produknya
apa yang berubah diantara
sukses,dan saling menuntut karena dugaan pelanggranan
enam sumber resiko dan hak cipta,seperti dalam kasus sabak elektronik (Apple
versus Samsung)
tanpa perlu mengulang

seluruh proses dari awal. Ini

akan meghemat waktu, dan


8

Risiko Kecurangan (fraud Risk)

Risko kecurangan berhubangan dengan peristiwa atau kondisi yang berindikasi adanya insentif atau

tekanan untuk melakukan kecurangan atau adanya peluang untuk melakukan kecurangan.

Pemahaman auditor akan faktur resiko bisnis dan faktor risiko kecurangan akan menigkatkan peluang

untuk mengindentifikasi adanyha resiko salah saji yang material. Namun, bukanlah tanggung jawab

auditor untuk mengindentifikasi atau menilai semua kemungkinan resiko bisnis.

Sumber Informasi Mengenai Entitas

Langkah pertama dalam proses penilaian resiko ialah megumpulkan dan memutahirkan sebanyak

mungkin informasi yang relevan mengenai entitas.

Informasi mengenai entitas dan lingkunganya bisadi peroleh dari sumber-sumber internal dan

eksternal. Auditor sering mulai mencari iformasi dari sumber internal. Informasi ini kemudian di cek

konsistensinya dengan informasi eksternal seperti data dari asosisasi perusahaan sejenis mengenai

kondisi umum perekonomian yang dapat ditemukan di internet.


Sumber-Sumber Resiko

Bisnis dan Risiko 9

Kecurangan

Tujuan & Strategi Entitas

 Tujuan dan strategi

entitas yang tidak

tepat,tidak
Risiko Kecurangan
realistis,terlalu agresif.
 Produk atau jasa Kecurangan adalah perbuatan yang disengaja oleh satu atau

baru,atau memasuki beberapa orang dalam,manajemen,TCWG,pegawai,atau pihak

bisnis baru. ketiga. Kecurangan yang melibatkan anggota manajemen atau


 Masuk ke area
TCWG disebut “management fraud”. Kecurangan yang hanya
bisnis/transaksi dimana
melibatkan pegawai dari entitas disebut “employee fraud”.
entitas tidak
Kajian berkala yang dilakukan ACFE dalam kejahatan kerah putih
mempunyai (atau
ini dikenal sebagai Report to the Nations. Kajian ini dapat diunduh
sedikit) pengalaman.
di situs ACFE. Pembaca sangat dianjurkan melihat kesimpulan
 Tidak konsistensinya
kajian, khususnya mengenai fraud berupa manipulasi laporan
strategi IT dan strategi
keuangan,seperti:
bisnis.
 Tanggapan terhadap
 Berapa seringnya terjadi manipulasi laporan keuangan;
pertumbuhan yang
 Berapa kerugian yang ditimbulkan;
cepat,atau  Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mendeteksi
manipulasi ini;
sebaliknya,penjualan
 Siapa yang mendeteksi manipulasi ini;
yang menurun
 Bagaimana manipulasi ini terdeteksi;
tajam,menjadi beban
 Profil perilaku fraud; dan seterusnya.
bagi pengedalian intern

dan keterampilan
Segitiga Kecurangan
pegawai.
 Pengaturan keuagan Segitiga kecurangan (fraud triangle) menjelaskan 3 kondisi yang

melalui transaksi yang daoat member petunjuk mengenai adanya kecurangan, yakni:

kompleks.
 Restrukturisasi

korporasi.
 Banyaknya transaksi
10

 Tekanan (pressure); ini sering didorong oleh kebutuhan yang mendesak, termasuk kebutuhan
untuk “sejajar” dengan tetangganya atau rekan sekerja di perusahaan/kantor.

 Peluang (opportunity); berhubungan dengan budaya korporasi dan pengendalian intern yang
tidak mencegah, mendeteksi, dan mengoreksi keadaan.

 Pembenaran (rationalization); pembenaran adalah cara pelaku “menentramkan diri”,


misalnya “semua orang juga korupsi” atau “nanti juga saya kembalikan (jarahan saya)”.

Tekanan (Pressure)

 Dewan komisaris/direksi/eksekutif tertentu memperoleh imbalan (bonus, tantiem, dll)


berdasarkan laba yang diaudit. Sampai bulan ke-11, kinerja keuangan berada di bawah
60% rata-rata tiga tahun terakhir.

 Perusahaan “dianjurkan” membeli sistem IT dari rekanan yang masih merupakan pihak
terkait.

 Harusnya ada asset/laba, kalau tidak, kita tidak bisa ikut tender.

 Pimpinan lembaga negara, pemerintah pusat, dan daerah berpendapat (secara keliru)
bahwa WTP identik dengan clear and clean.

Kesempatan (Opportunity)

 “Tradisi” Dewan Komisaris/Direksi/Eksekutif menggunakan disrection dalam keputusan


penting yang mengarah kepada management override.

 “Kecerendungan” menyimpan uang tunai dan persediaan dalam jumlah yang sangat
besar.

 “Budaya perusahaan” yang tidak memisahkan urusan/pengeluaran pribadi dan


urusan/pengeluaran perusahaan.

 Ada KAP palsu yang menyediakan jasa audit.

Rasionalisasi (Rationalization)

 Semua rekanan pemerintah member suap, bagaimana kita bisa menang tender tanpa
kasih suap?

 Maklumlah, ini lagi musim kampanye.

 Kita di Komite Audit “kan cuma pajangan”.


11

Tips yang diberikan dalam publikasi IFAC ialah menggunakan akuntan forensik sebagai auditor’s

expert dalam penugasan audit. Ada praktisi yang keberatan dengan tips ini karena masalah biaya dan

kesan seolah-olah perikatan audit bertujuan menemukan kecurangan.

Skeptisisme Profesional

Skeptisisme professional adalah kewajiban auditor untuk menggunakan dan mempertahanakan

skeptisisme professional, sepanjang periode penugasan.


12

Kewaspadaan Profesional

Manajemen selalu bisa membuat kecurangan

 Manajemen berada dalam posisi meniadakan pengendalian intern yang baik.

 Anggota tim audit harus mengesampingkan keyakinan/kepercayaan mereka bahwa


manajemen dan TCWG jujur dan punya integritas, sekalipun pengalaman dalam audit
yang lalu menunjukkan mereka jujur dan punya integritas.

Sikap berpikir yang senantiasa mempertanyakan

 Buat penilaian kritis tentang sah atau validnya bukti audit yang diperoleh.

Waspada

 Apakah bukti audit bertentangan dengan atau mempertanyakan keandalan?

 Dokumen dan tanggapan terhadap pertanyaan auditor?

 Semua informasi lain yang diperoleh dari manajemen/TCWG?

Terapkan kehati-hatian

Jangan:

 Abaikan/sepelekan situasi aneh/luar biasa;

 Menggeneralisasi kesimpulan mengenai pengamatan audit;

 Gunakan asumsi keliru dalam menentukan sifat, waktu pelaksanaan, dan luasnya
prosedur audit dan dalam mengevaluasi hasil/temuannya;

 Terima bukti audit yang kurang persuasif, dengan harapan manajemen dan TCWG jujur
dan punya integritas;

 Terima representasi dari manajemen sebagai subtitusi/pengganti dari bukti audit yang
cukup dan tepat yang seharusnya diperoleh.

Mengidentifikasi Faktor Risiko Bawaan

Cara paling efektif untuk mencegah terlewatinya faktor risiko yang relevan adalah dengan membuat

identifikasi risiko sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pemahaman entitas. Makin auditor
13

mengetahui dan menghayati ke area pemahaman entitas, makin besar pula kemampuan auditor

mengidentifikasi faktor risiko. Memahami entitas juga bermanfaat ketika auditor mengidentifikasi

dan kemudian menanggapi skenario kemungkinan terjadinya kecurangan.

Ketika informasi dikumpulkan untuk ke enam area pemahaman entitas, adanya faktor risiko (bisnis

dan kecurangan) akan dipertimbangkan. Risiko bisnis yang diidentifikasi, mungkin juga mengandung

risiko kecurangan. Oleh karena itu, disarankan, sedapat mungkin risiko kecurangan didaftarkan secara

terpisah dari risiko bisnis, dan juga dinilai secara terpisah.

Risiko pervasif sering timbul dari kelemahan lingkungan pengendalian dan berpotensi memengaruhi

banyak area dalam laporan keuangan, disclosures, dan asersi. Risiko pervasif sering berdampak

terhadap penilaian risiko di tingkat laporan keuangan. Risiko pada tingkat laporan keuangan ditangani

melalui tanggapan menyeluruh (overall response) oleh auditor, seperti: melaksanakan lebih banyak

pekerjaan audit work performed, menugaskan staff yang lebih berpengalaman, dst.
14

Proses identifikasi risiko dalam tiga langkah:

Langkah 1 – Kumpulkan informasi dasar tentang entitas

Langkah permulaan ialah memperoleh pemahaman dasar atau mempunyai kerangka acuan untuk

merancang prosedur penilaian risiko. Tanpa ini, akan sangat sulit bahkan tidak mungkin, mengidentifikasi

kesalahan dan kecurangan apa yang bisa terjadi dalam laporan keuangan.

Langkah 2 – Rancang, laksanakan, dan dokumentasikan prosedur penilaian risiko

 Kegiatan/prosedur penilaian risiko harus dilakukan agar:

a. Sumber risiko salah saji yang material dapat diidentifikasi;

b. Pemahaman yang tepat mengenai entitas, bisa diperoleh;

c. Bukti-bukti audit yang menjadi pendukung, bisa diperoleh.

 Dengan pemahaman dasar tentang entitas yang diperoleh dalam langkah 1 di atas, rancang dan
laksanakan prosedur penilaian risiko dan kegiatan terkait.

 Lakukan pertemuan dengan anggota tim audit mengenai kerentanan laporan keuangan terhadap
salah saji yang material.

Langkah 3 – Hubungkan risiko yang diidentifikasikan dengan area dalam laporan keuangan

 Untuk setiap faktor risiko (penyebab risiko) yang diidentifikasi, tentukan dampak (salah saji yang
spesifik seperti kesalahan atau kecurangan) yang bisa terjadi pada laporan keuangan.

 Identifikasi saldo akun, jenis transaksi, dan disclosures yang material dalam laporan keuangan.

 Hubungkan atau petakan risiko yang diidentifikasi ke area tertentu dalam laporan keuangan,
disclosures, dan asersi yang dipengaruhi

 Identufikasi dampak risiko pervasive akan membantu penilaian risiko di tingkat laporan keuangan.

Butir Pertimbangan

Kecenderungan alamiah seorang editor adalah menggunakan laporan keuangan sebagai titik tolok

untuk mengidentifikasi risiko. Sebagai contoh, persediaan dianggap berisiko tinggi karena kesalahan

yang ditemukan di tahun sebelumnya. Sebenarnya, ini sama saja dengan mengidentifikasi dampak

risiko, tetapi bukan penyebabnya.


15

Mengetahui persediaan berisiko tinggi sangatlah penting. Tetapi akan lebih baik lagi jika auditor

mengetahui penyebab risiko. Jika penyebabnya tidak teridentifikasi, boleh jadi beberapa faktor risiko

terlupakan. Beberapa contoh yang berkaitan:

 Saldo dan transaksi yang hilang

 Pengumpulan fakta vs identifikasi risiko

 Sebab-akibat salah saji

 Penyebab dengan beberapa dampak salah saji

 Risiko pervasif

Mendokumentasikan Proses Identifikasi Risiko

Auditor harus menggunakan kearifan profesionalnya mengenai bagaimana ia mendokumentasikan

proses identifikasi risiko. Salah satu pendekatannya ialah dengan mengikuti ketiga langkah berikut:
16

Informasi mengenai entitas

Dokumentasikan informasi yang diperoleh di bawah judul yang tepat seperti tujuan entitas, faktor

eksternal, sifat entitas, dst. Dokumentasinya bisa berbeda untuk setiap klien, mulai yang sederhana

sampai yang kompleks. Dokumentasi ini bisa berisi:

 Informasi yang disiapkan klien, seperti rencana dan analisis bisnis;

 Data eksternal, seperti laporan industri, komunikasi staf intern, kebijakan & prosedur entitas;

 Korespondensi yang relevan, seperti dengan kantor lain (hokum, regulator, dll) dan dalam
berbagai bentuk (emails, laporan konsultan, memo);

 Daftar penguji yang lazim dibuat KAP

Prosedur penilaian risiko

Dokumentasikan rincian prosedur penilaian risiko yang dilaksanakan. Ini bisa meliputi:

 Diskusi di anatara anggota tim audit tentang kerentanan laporan keuangan entitas terhadap
salah saji yang material karena kesalahan maupun kecurangan;

 Unsur-unsur kunci dalam memahami entitas, termasuk: aspek-aspek mengenai entitas dan
lingkungannya yang dibahas di atas; masing-masing dari kelima komponen pengendalian intern

 Risiko salah saji yang material di tingkat laporan keuangan dan di tingkat asersi, yang
diidentifikasi maupun yang dinilai.

Menghubungkan risiko dengan kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan

Dokumentasikan saldo akun, jenis transaksi, dan disclosures yang material dalam laporan keuangan; dan

kemudian, untuk setiap sumber risiko yang diidentifikasi, beri tanda apakah sifatnya:

Ada beberapa cara mendokumentasikan risiko yang teridentifikasi. Tabel berikut menunjukkan

sumber risiko berdasarkan area pemahaman (seperti faktor eksternal, sifat entitas, dst), dampak atau

konsekuensi yang mungkin terjadi dari risiko itu, dan area laporan keuangan yang terpengaruh.
17

Sumber Risiko Dampak Terhadap Laporan Keuangan Area Laporan Keuangan yang

(Kesalahan atau kecurangan) dipengaruhi atau Risiko Pervasif

Tujuan Entitas
Salah dalam alokasi biaya dan penilaian Penilaian persediaan

persediaan.
Sistem dan metodologi perhitungan Akurasi angka persediaan.

biaya pokok dan harga jual produk baru

berpeluang terjadinya kecurangan.


Memperkenalkan Kebutuhan dana segar akan menyulitkan Disclosures dalam laporan

produk baru dalam kepatuhan terhadap perjanjian bank. Jika keuangan mengenai perjanjian

tahun berjalan entitas melanggar perjanjian, utang kredit dan ketentuannya.

harus langsung dibayar.


Manajemen mungkin tergoda Risiko pervasif.

memanipulasi laporan keuangan agar

“terlihat” patuh terhadap perjanjian

kredit dengan bank.


Sifat Entitas
Kepala pembukuan Kesalahan dalam laporan keuangan Risiko pervasif.
Belum ikut pelatihan Peluang terjadinya kecurangan Risiko pervasif.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
18

1) Tiga langkah yang dilakukan dalam mengidentifkasi risiko :


 Kumpulkan informasi dasar tentang entitas
 Rancang, laksanakan, dan dokumentasikan prosedur penilaian risiko
 Hubungkan risiko yang diidentifikasi dengan area dalam laporan keuangan
2) Penilaian atas risiko yang diidentifikasi mempertimbangkan dua atribut mengenai
risiko, yaitu :
 Berapa besarnya peluang terjadinya salah saji (dalam laporan keuangan) akibat
risiko tersebut?
 Berapa besar dampak moneternya jika risiko itu menjadi kenyataan?
3) Langkah auditor terhadap risiko signifikan :
1. Evaluasi pengendalian internal
2. Tanggapan audit terhadap risiko signifikan
3. Bukti yang diperoleh tahun lalu
4. Analitikal substantif saja, tidak cukup.

3.2 Saran

Jika manajemen gagal mengidentifikasi risiko-risiko utama, auditor sebaiknya mempertimbangkan

apakah ada kelemahan yang signifikan dalam proses penilaian risiko.

DAFTAR PUSTAKA

Tuanakotta, Theodorus M. 2014. Audit Berbasis ISA (International Standards on Auditing).


Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai