Pemeriksaan Akuntansi I
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh:
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS RIAU
2015
1
Statement of Authorship
Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah terlampir adalah
murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan
Materi ini tidak/ belum pernah disajikan/ digunakan sebagai bahan untuk makalah/ tugas
pada mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami
menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
Judul RMK/ Makalah/Tugas : Diskusi Tim Audit & Mengidentifikasi Risiko Bawaan
Nama :
DAFTAR ISI
STATEMENT OF AUTHORSHIP...............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................18
3.2 Saran...................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab I ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penulisan, dan metode penulisan.
Identifikasi risiko merupakan dasar dalam audit. Identifikasi risiko merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari, prosedur yang dilaksanakan auditor untuk memahami entitas
dan lingkungannya. Tanpa pemahaman yang mendalam tentang entitas, auditor akan
mengebaikan faktor risiko tertentu.
Tujuan tahap penilaian risiko (tahap pertama dalam proses audit) adalah
mengidentifikasi sumber-sumber risiko, dan kemudian menilai apakah risiko ini mungkin
menjadi sebab salah saji yang material dalam laporan keuangan. Langkah ini memberikan
auditor informasi yang diperlukan untuk mengarahkan upaya auditnya langsung pada area di
mana risiko nya tinggi, dan menjauhi area di mana risiko nya rendah.
Oleh karena itu, tahap pertama dalam proses audit (risk assessment) terdiri dari 2
bagian, yakni penentuan atau identifikasi risiko (risk identification) dan penilaian risiko itu
sendiri (risk assessment).
BAB II
4
PEMBAHASAN
Unsur penting dalam sukses penugasan audit manapun, adalah komunikasi yang baik diantara
anggota tim audit. Komunikasi dimulai dengan menugaskan anggota tim, mengatur pertemuan tim
untuk merencanakan penugasan dan kemudian berlanjut sepanjang penugasan.
Bertukar Pikiran
Pertemuan penugasan dalam hal ini adalah bertukar pikiran (brainstorming) mengenai gagasan-
gagasan dan pendekatan audit yang mungkin diterapkan sebagai berikut:
1. Potensi untuk kesalahan (errors) dan kecurangan (fraud)
Area mana dalam laporan keuangan yang rentan terhadap salah saji yang material ?
langkah ini kmerupakan keharusan dalam semua audit.
Bagaimana manajemen bisa melakukan dan menyembunyikan pelaporan keuangan yang
curang?
6
Prosedur indentifikasi resiko dan prosedur penilaian resiko dapat dijelaskan sebagai berikut:
Dalam proses indentifikasi resiko pertanyaan auditor ialah apa yang bisa salah yang
menyebabkan salah saji dalam laporan keuangan?
Auditor mencari jawaban atas pertanyaan itu dengan melaksanakan prosedur penilaian
resiko.
Dalam prosedur penilaqian resiko ini, auditor berupaya mengindentifikasi ridiko melalui
pemahamanya terhadap entitas dan lingkunganya, seperti: (1) tujuan entitas (2) faktor
eksternal (3) sifat entitas (4) kebijakan akuntansi (5) pengukuran kinerja keuangan, dan (6)
pengendalian iternal.
Proses pemahaman butir diatas, menghasilkan daftar dari sejumlah faktor resiko bisnis dan
faktor resiko kecurangan (business and fraud risk factors)
BUTIR PERTIMBANGAN
Pertama, indentifikasi 7
resiko
sebelum ia
mengindentifikasinya. Itu
Jenis Risiko
sebabnya dua istilah yang
Ada dua klasifikasi utama mengenai resiko, yakni risiko bisnis
digunakan, risk
(business risk) dan resiko kecurangan (fraud risk). Dalam kedua
indentification dan risk
resiko ini ada kemungkinan salah saji yang material. Perbedaanya
assessment.
adalah, risiko kecurangan mengandung unsure kesengajaan.
Jangan berasumsi bahwa
Risko kecurangan berhubangan dengan peristiwa atau kondisi yang berindikasi adanya insentif atau
tekanan untuk melakukan kecurangan atau adanya peluang untuk melakukan kecurangan.
Pemahaman auditor akan faktur resiko bisnis dan faktor risiko kecurangan akan menigkatkan peluang
untuk mengindentifikasi adanyha resiko salah saji yang material. Namun, bukanlah tanggung jawab
Langkah pertama dalam proses penilaian resiko ialah megumpulkan dan memutahirkan sebanyak
Informasi mengenai entitas dan lingkunganya bisadi peroleh dari sumber-sumber internal dan
eksternal. Auditor sering mulai mencari iformasi dari sumber internal. Informasi ini kemudian di cek
konsistensinya dengan informasi eksternal seperti data dari asosisasi perusahaan sejenis mengenai
Kecurangan
tepat,tidak
Risiko Kecurangan
realistis,terlalu agresif.
Produk atau jasa Kecurangan adalah perbuatan yang disengaja oleh satu atau
dan keterampilan
Segitiga Kecurangan
pegawai.
Pengaturan keuagan Segitiga kecurangan (fraud triangle) menjelaskan 3 kondisi yang
melalui transaksi yang daoat member petunjuk mengenai adanya kecurangan, yakni:
kompleks.
Restrukturisasi
korporasi.
Banyaknya transaksi
10
Tekanan (pressure); ini sering didorong oleh kebutuhan yang mendesak, termasuk kebutuhan
untuk “sejajar” dengan tetangganya atau rekan sekerja di perusahaan/kantor.
Peluang (opportunity); berhubungan dengan budaya korporasi dan pengendalian intern yang
tidak mencegah, mendeteksi, dan mengoreksi keadaan.
Tekanan (Pressure)
Perusahaan “dianjurkan” membeli sistem IT dari rekanan yang masih merupakan pihak
terkait.
Harusnya ada asset/laba, kalau tidak, kita tidak bisa ikut tender.
Pimpinan lembaga negara, pemerintah pusat, dan daerah berpendapat (secara keliru)
bahwa WTP identik dengan clear and clean.
Kesempatan (Opportunity)
“Kecerendungan” menyimpan uang tunai dan persediaan dalam jumlah yang sangat
besar.
Rasionalisasi (Rationalization)
Semua rekanan pemerintah member suap, bagaimana kita bisa menang tender tanpa
kasih suap?
Tips yang diberikan dalam publikasi IFAC ialah menggunakan akuntan forensik sebagai auditor’s
expert dalam penugasan audit. Ada praktisi yang keberatan dengan tips ini karena masalah biaya dan
Skeptisisme Profesional
Kewaspadaan Profesional
Buat penilaian kritis tentang sah atau validnya bukti audit yang diperoleh.
Waspada
Terapkan kehati-hatian
Jangan:
Gunakan asumsi keliru dalam menentukan sifat, waktu pelaksanaan, dan luasnya
prosedur audit dan dalam mengevaluasi hasil/temuannya;
Terima bukti audit yang kurang persuasif, dengan harapan manajemen dan TCWG jujur
dan punya integritas;
Terima representasi dari manajemen sebagai subtitusi/pengganti dari bukti audit yang
cukup dan tepat yang seharusnya diperoleh.
Cara paling efektif untuk mencegah terlewatinya faktor risiko yang relevan adalah dengan membuat
identifikasi risiko sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pemahaman entitas. Makin auditor
13
mengetahui dan menghayati ke area pemahaman entitas, makin besar pula kemampuan auditor
mengidentifikasi faktor risiko. Memahami entitas juga bermanfaat ketika auditor mengidentifikasi
Ketika informasi dikumpulkan untuk ke enam area pemahaman entitas, adanya faktor risiko (bisnis
dan kecurangan) akan dipertimbangkan. Risiko bisnis yang diidentifikasi, mungkin juga mengandung
risiko kecurangan. Oleh karena itu, disarankan, sedapat mungkin risiko kecurangan didaftarkan secara
Risiko pervasif sering timbul dari kelemahan lingkungan pengendalian dan berpotensi memengaruhi
banyak area dalam laporan keuangan, disclosures, dan asersi. Risiko pervasif sering berdampak
terhadap penilaian risiko di tingkat laporan keuangan. Risiko pada tingkat laporan keuangan ditangani
melalui tanggapan menyeluruh (overall response) oleh auditor, seperti: melaksanakan lebih banyak
pekerjaan audit work performed, menugaskan staff yang lebih berpengalaman, dst.
14
Langkah permulaan ialah memperoleh pemahaman dasar atau mempunyai kerangka acuan untuk
merancang prosedur penilaian risiko. Tanpa ini, akan sangat sulit bahkan tidak mungkin, mengidentifikasi
kesalahan dan kecurangan apa yang bisa terjadi dalam laporan keuangan.
Dengan pemahaman dasar tentang entitas yang diperoleh dalam langkah 1 di atas, rancang dan
laksanakan prosedur penilaian risiko dan kegiatan terkait.
Lakukan pertemuan dengan anggota tim audit mengenai kerentanan laporan keuangan terhadap
salah saji yang material.
Langkah 3 – Hubungkan risiko yang diidentifikasikan dengan area dalam laporan keuangan
Untuk setiap faktor risiko (penyebab risiko) yang diidentifikasi, tentukan dampak (salah saji yang
spesifik seperti kesalahan atau kecurangan) yang bisa terjadi pada laporan keuangan.
Identifikasi saldo akun, jenis transaksi, dan disclosures yang material dalam laporan keuangan.
Hubungkan atau petakan risiko yang diidentifikasi ke area tertentu dalam laporan keuangan,
disclosures, dan asersi yang dipengaruhi
Identufikasi dampak risiko pervasive akan membantu penilaian risiko di tingkat laporan keuangan.
Butir Pertimbangan
Kecenderungan alamiah seorang editor adalah menggunakan laporan keuangan sebagai titik tolok
untuk mengidentifikasi risiko. Sebagai contoh, persediaan dianggap berisiko tinggi karena kesalahan
yang ditemukan di tahun sebelumnya. Sebenarnya, ini sama saja dengan mengidentifikasi dampak
Mengetahui persediaan berisiko tinggi sangatlah penting. Tetapi akan lebih baik lagi jika auditor
mengetahui penyebab risiko. Jika penyebabnya tidak teridentifikasi, boleh jadi beberapa faktor risiko
Risiko pervasif
proses identifikasi risiko. Salah satu pendekatannya ialah dengan mengikuti ketiga langkah berikut:
16
Dokumentasikan informasi yang diperoleh di bawah judul yang tepat seperti tujuan entitas, faktor
eksternal, sifat entitas, dst. Dokumentasinya bisa berbeda untuk setiap klien, mulai yang sederhana
Data eksternal, seperti laporan industri, komunikasi staf intern, kebijakan & prosedur entitas;
Korespondensi yang relevan, seperti dengan kantor lain (hokum, regulator, dll) dan dalam
berbagai bentuk (emails, laporan konsultan, memo);
Dokumentasikan rincian prosedur penilaian risiko yang dilaksanakan. Ini bisa meliputi:
Diskusi di anatara anggota tim audit tentang kerentanan laporan keuangan entitas terhadap
salah saji yang material karena kesalahan maupun kecurangan;
Unsur-unsur kunci dalam memahami entitas, termasuk: aspek-aspek mengenai entitas dan
lingkungannya yang dibahas di atas; masing-masing dari kelima komponen pengendalian intern
Risiko salah saji yang material di tingkat laporan keuangan dan di tingkat asersi, yang
diidentifikasi maupun yang dinilai.
Dokumentasikan saldo akun, jenis transaksi, dan disclosures yang material dalam laporan keuangan; dan
kemudian, untuk setiap sumber risiko yang diidentifikasi, beri tanda apakah sifatnya:
Ada beberapa cara mendokumentasikan risiko yang teridentifikasi. Tabel berikut menunjukkan
sumber risiko berdasarkan area pemahaman (seperti faktor eksternal, sifat entitas, dst), dampak atau
konsekuensi yang mungkin terjadi dari risiko itu, dan area laporan keuangan yang terpengaruh.
17
Sumber Risiko Dampak Terhadap Laporan Keuangan Area Laporan Keuangan yang
Tujuan Entitas
Salah dalam alokasi biaya dan penilaian Penilaian persediaan
persediaan.
Sistem dan metodologi perhitungan Akurasi angka persediaan.
produk baru dalam kepatuhan terhadap perjanjian bank. Jika keuangan mengenai perjanjian
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
18
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA