Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA

Dosen Pengampu:

Dr. Dien Noviany R, S.E,M.M, Akt, C.A

DISUSUN OLEH :

Bella Ayu Girindra (4317500110)

Dian Budiarti (4317500121)

Iqbal Mardhani (4317500169)

Sagita Nur Aeni (4317500020)

Yuli Sartika (4317500027)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun Tugas Perpajakan 2 ini dengan baik
dan tepat waktu.
Tugas ini kami buat untuk memberikan  penjelasan tentang laporan audit bagi para
mahasiswa. Semoga makalah yang kami buat ini dapat membantu menambah wawasan kita
menjadi lebih luas lagi.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun  makalah ini. Oleh
karena itu,  kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan makalah ini.Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Pembina mata
kuliah ini  yang telah membantu ikut serta dalam penyelesaian makalah ini.
Atas perhatian dan waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.

Tegal, 4 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2

1.3 Tujuan..........................................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN........................................................................................................................3

2.1 Pengertian Audit SDM................................................................................................3

2.2 Kerangka Kerja Audit SDM........................................................................................4

2.3 Cara Pengukuran dalam Audit SDM...........................................................................5

2.4 Langkah-langkah Audit...............................................................................................6

2.5 Kasus.........................................................................................................................11

2.6 Contoh Laporan Hasil Audit.....................................................................................17

BAB III.....................................................................................................................................24

PENUTUP................................................................................................................................24

3.1 Kesimpulan................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................25

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan menentukan dalam arah
dan perubahan organisasi. Tanpa manusia sebagai penggeraknya, organisasi menjadi
kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia menjadi pilar
penyangga utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam usaha mewujudkan visi-
misi dan tujuan organisasi. Dan persis seperti aspek keuangan, pemasaran, mutu,
lingkungan, manajemen, operasional, internal dan eksternal, maka sumber daya manusia
juga memerlukan audit untuk memeriksa dan melihat sejauh mana fungsi fungsi sumber
daya manusia dalam organisasi memenuhi azas kesesuaian, efektivitas dan efisiensi di
dalam prakteknya untuk mendukung tercapainya tujuan dan sasaran organisasi secara
keseluruhan. Audit sumber daya mansia sejatinya merupakan penilaian yang sifatnya
komprehensif. Audit itu juga di desain untuk menentukan jika dan bagaimana suatu
perusahaan memenuhi tanggungjawabnya yang berhubungan dengan aturan-aturan
sumber daya manusia. Guna mengerti dengan benar akan budaya, dinamika internal, dan
bagaimana fungsi-fungsi organisasi, maka porsi terbesar dari pekerjaan audit sumber
daya manusia dilakukan on-site dan diikutsertakannya berbagai komponen audit. Kunci
penilaian keseluruhan dalam audit ini adalah gap analysis yang mengukur aktivitas
sumber daya manusia pada kondisi saat audit dengan praktek-praktek yang
dipertimbangkan sebagai yang ‘terbaik’.
Perlu juga dipahami, bahasannya untuk lebih mengerti isi audit sumber daya manusia
yang sebenarnya, siapapun terlebih dahulu mesti mengenal pengertian, manfaat,
instrumen-instrumen, dan bentuk laporan audit secara umum serta kemudian
menghubungkannya dengan pengertian dan manfaat audit sumber daya manusia.
Pemaparan pengertian ini sangatlah penting supaya pembaca tidak kehilangan makna dan
maksud dari audit sumber daya manusia.
Hal penting lain adalah bahwa audit sumber daya manusia tidak mesti selalu
ditekankan untuk mencari pelanggaran atau ketidaksesuaian. Akan tetapi, berguna juga
mencari terobosan dan tantangan baru. Auditor memanfaatkan pengetahuan dan
kemampuan yang dimilikinya untuk menggali potensi nilai dari perspektif sumber daya
1
2

manusia memotivasi auditee guna memacu prestasi dengan melakukan berbagai


perubahan atau inovasi. Sumber daya manusia akan bisa berkembang jika didukung oleh
budaya dan iklim organisasi yang kondusif melalui habitat belajar yang dapat
meningkatkan modal kredibilitas individu dan organisasi. Kompetensi individu dan
organisasi saja tidak cukup jika tidak didukung oleh kredibilitas individu dan organisasi.
Karena itu pula, audit sumber daya manusia perlu ditindaklanjuti oleh manajemen
dengan melakukan perbaikan dan menghindari masalah yang sama dikemudian hari. Dan
peranan top manajemen sangat diharapkan dalam keberhasilan audit ini. Caranya, dengan
memberikan disposisi atas laporan hasil audit sumber daya manusia yang dapat
menimbulkan dampak psikologis bagi auditor.
Lebih penting lagi, audit sumber daya manusia dapat dipandang sebagai proses
pembelajaran yang merupakan perluasan dari kata mencoba. Dalam pembelajaran juga
terdapat beberapa kesalahan dan ini dipandang sebagai proses untuk lebih menghasilkan
dan mencapai apa yang dipandang sebagai praktek terbaik. Seperti aturan umum yang
disampaikan oleh Warren Bennis dan But Nanus untuk semua organisasi: reasonable
failure should never be received with anger.
1.2 Rumusan Masalah
Ada beberapa masalah yang terjadi dirumuskan dalam makalah ini, yaitu sebagai
berikut :
1. Bagaimana mendefinisikan Audit Sumber Daya Manusia ?
2. Bagaimana kerangka kerja Audit Sumber Daya Manusia ?
3. Bagaimana cara pengukuran dalam Audit Sumber Daya Manusia ?
4. Bagaimana contoh kasus dalam audit manajemen beserta pembahasannya ?
5. Seperti apa contoh Laporan Keuangan terkait Audit Sumber Daya Manusia ?
1.3 Tujuan
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan pembaca mampu :
1. Mengetahui apa definisi Audit Sumber Daya Manusia
2. Mengetahui kerangka kerja Audit Sumber Daya Manusia
3. Mengetahui cara pengukuran dalam Audit Sumber Daya Manusia
4. Mengetahui kasus dan pembahasan dalam Audit Sumber Daya Manusia
5. Mengetahui Laporan Keuangan terkait Audit Sumber Daya Manusia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Audit SDM


Audit SDM merupakan penilaian dan analisis yang komprehensif terhadap program-
program SDM. Walaupun secara khusus, audit ini dilakukan pada departemen SDM,
tetapi tidak terbatas hanya pada aktivitas yang terjadi pada departemen ini. Audit
termasuk studi terhadap fungsi manajemen SDM pada organisasi secara keseluruhan
termasuk yang dilaksanakan oleh manajer dan para supervisor. Audit SDM menekankan
penilaian (evaluasi) terhadap berbagai aktivitas SDM yang terjadi pada perusahaan
dalam rangka memastikan apakah aktivitas tersebut telah berjalan secara ekonomis,
efisien, dan efektif dalam mencapai tujuannya serta memberikan rekomendasi perbaikan
atas berbagai kekurangan yang masih terjadi pada aktivitas SDM yang diaudit untuk
meningkatkan kinerja dari program/aktivitas tersebut. Audit bisa dilakukan terhadap satu
divisi atau departemen, atau mungkin juga dilakukan terhadap keseluruhan organisasi.
Dari hasil audit akan diketahui apakah kebutuhan potensial SDM perusahaan telah
terpenuhi atau tidak dan berbagai hal dalam aktivitas SDM yang masih bisa ditingkatkan
kinerjanya.
Audit SDM membantu perusahaan meningkatkan kinerja atas pengelolaan SDM
dengan cara :
1. Menyediakan umpan balik nilai kontribusi fungsi SDM terhadap strategi bisnis dan
tujuan perusahaan,
2. Menilai kualitas praktik, kebijakan, dan pengelolaan SDM,
3. Melaporkan keberadaan SDM saat ini dan langkah-langkah perbaikan yang
dibutuhkan,
4. Menilai biaya dan manfaat praktik-praktik SDM
5. Menilai hubungan SDM dengan manajemen lini dan cara-cara meningkatkannya,
6. Merancang panduan untuk menentukan standar kinerja SDM,
7. Mengidentifikasi area yang perlu diubah dan ditingkatkan dengan rekomendasi
khusus.

3
4

2.2 Kerangka Kerja Audit SDM


Kerangka kerja audit SDM menghubungkan pengelolaan SDM dengan tujuan bisnis
perusahaan secara keseluruhan. Dalam hubungan ini, audit menilai dukungan SDM
terhadap pencapaian tujuan perusahaan, komitmen perusahaan dalam memberdayakan,
dan melibatkan SDM, serta mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dalam hubungan
tersebut dan merekomendasikan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.
Berdasarkan rekomendasi dari hasil audit, perusahaan melakukan perubahan (perbaikan)
dan mengevaluasi pengaruh perubahan-perubahan dari hasil audit. Kerangka kerja audit
SDM disajikan dalam Gambar 4.1.

TUJUAN BISNIS

PENGELOLAAN SDM

 Penentuan Prioritas
Pengelolaan SDM
 Pengembangan strategi SDM
 Aktivitas Program SDM harian

EVALUASI
PENGARUH PENINGKATAN AUDIT
PERUBAHAN BERKELANJUTA SDM
DARI HASIL N
AUDIT

IDENTITAS DAN
IMPLEMENTASI
PROGRAM PERBAIKAN

Gambar 4.1
Kerangka Kerja Audit SDM
5

2.3 Cara Pengukuran dalam Audit SDM


1. Mengukur Kesesuaian Program dengan Tujuan Organisasi
Semakin pentingnya arti produktivitas karyawan bagi perusahaan, menjadikan
manajemen puncak memberikan perhatian yang lebih baik kepada Departemen SDM.
Produktivitas berasal dari kelompok karyawan yang tertantang diberdayakan,
mempunyai semangat dan dihargai. Membuat setiap orang sebagai bagian dari setiap
langkah yang diambil dan memperbolehkannya berpendapat (memiliki peran) dalam
keberhasilan perusahaan, merupakan sumber peningkatan produktivitas yang sangat
berarti bagi perusahaan. Manajer SDM sebagai pengendali fungsi ini, dituntut untuk
mampu mengarahkan program-programnya pada berbagai aktivitas yang dapat
meningkatkan produktivitas karyawan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Keselarasan tujuan departemen SDM mulai dari tujuan para karyawannya sampai
tujuan berbagai program yang ditetapkan pada departemen ini, dengan tujuan perusahaan
secara keseluruhan, harus menjadi pertimbangan utama dalam penyusunan rencana di
departemen SDM. Adanya keselarasan tujuan akan menjadikan aktivitas organisasi
berjalan seirama dalam mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan. Di samping itu,
hal ini juga dapat menghindari benturan antarbagian yang ada, yang dipicu oleh
kebutuhan jangka pendek masing-masing bagian berdasarkan ego sektoral masing-
masing.
Pemahaman terhadap tujuan perusahaan dan strategi pencapaiannya, menjadi dasar
dalam penyusunan program setiap fungsi bisnis. Tren yang berkembang saat ini, di mana
SDM adalah sumber kekuatan bersaing perusahaan, menantang manajer SDM untuk
berinovasi dalam menciptakan model pengelolaan SDM yang tepat, sesuai dengan
strategi yang telah ditetapkan. Menjadikan SDM sebagai kekuatan bersaing menuntut
adanya program pengelolaan SDM yang secara optimal memberikan ruang dan waktu
terhadap keterlibatan SDM dalam keberhasilan perusahaan. Pemberdayaan SDM dapat
diwujudkan dalam berbagai program yang memberikan kesempatan yang sebesar-
besarnya bagi karyawan untuk berpartisipasi dan mengambil peran dalam mencapai
keberhasilan perusahaan. Perusahaan harus secara periodik melakukan evaluasi terhadap
program-program dalam proses SDM-nya untuk menilai apakah program-program yang
telah ditetapkan sesuai dengan (mendukung) tujuan perusahaan secara keseluruhan. Oleh
6

karena itu, penilaian terhadap kesesuaian dan dukungan program/aktivitas SDM terhadap
strategi pencapaian tujuan perusahaan menjadi sorotan yang penting dalam audit SDM.
2. Mengukur Kinerja Program
Mengukur kinerja program berarti menghubungkan aktivitas aktual program SDM
yang diaudit dengan ukuran-ukuran keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya. Di
samping ukuran ukuran keberhasilan penilaian kinerja program juga dihubungkan
dengan strategi dan rencana yang telah ditetapkan.
Untuk mencapai tujuannya, fungsi SDM menetapkan berbagai program sebagai
implementasi rencana yang telah ditetapkan. Apakah program yang ditetapkan tersebut
telah terlaksana secara ekonomis, efisien, dan efektif dalam mencapai tujuannya? Audit
SDM melakukan evaluasi secara komprehensif terhadap kinerja program yang
dilaksanakan pada perusahaan. Penilaian ditekankan pada ekonomisasi, efisiensi, dan
efektivitas program dalam mencapai tujuannya. Dari hasil audit akan diketahui apakah
beberapa program masih mungkin untuk ditingkatkan kinerjanya, atau memang program
tersebut belum berjalan secara maksimal karena dihadapkan pada suatu kondisi di luar
kemampuan manajemen untuk mengendalikannya (uncontrollable) dan bagaimana tindak
lanjut (rencana perbaikan) yang mungkin dilakukan untuk memperbaiki kekurangan
yang masih terjadi pada program-program SDM tersebut.
Dalam pelaksanaan audit, masing-masing pendekatan ini tidak berdiri sendiri tetapi
lebih kepada kombinasi dari ketiganya untuk mendapatkan hasil audit yang secara
optimal dapat membantu manajemen dalam meningkatkan keunggulan bersaing
perusahaan. Penekanan pada salah satu pendekatan dimungkinkan tergantung pada
tujuan dan tujuan audit yang telah ditetapkan.

2.4 Langkah-langkah Audit


Secara umum ada lima tahapan yang harus dilakukan dalam audit manajemen dan
audit SDM mengacu pada tahapan ini dalam pelaksanaannya. Langkah (tahapan) tersebut
meliputi:
1. Audit pendahuluan,
2. Review dan pengujian pengendalian manajemen atas program-program SDM,
3. Audit lanjutan,
4. Pelaporan,
5. Tindak lanjut.
7

AUDIT PENDAHULUAN
Pada tahap ini, auditor menekankan auditnya pada pencarian informasi latar
belakang dan gambaran umum terhadap program/aktivitas SDM yang diaudit. Informasi
yang diperoleh pada tahap ini akan mengantarkan auditor pada perumusan tujuan audit
sementara (tentative audit objective). Tujuan audit merupakan suatu hipotesis yang
memerlukan pembuktian untuk menjawab pertanyaan (kecurigaan) auditor. Untuk
mendapatkan jawaban ini, auditor menerapkan prosedur audit yang telah ditetapkan
Audit keuangan memiliki tujuan audit yang sudah jelas, yaitu bukti-bukti transaksi dan
laporan keuangan yang dibuat auditee. Sementara tujuan audit dalam audit SDM harus
dirumuskan terlebih dahulu dan memerlukan suatu survei awal untuk memahami kondisi
yang terjadi berkaitan dengan program/aktivitas yang diaudit serta masih memerlukan
perbaikan untuk mendukung keberhasilan perusahaan di masa depan. Tujuan audit
merupakan hal yang sangat penting dalam audit SDM karena tujuan audit ini yang
mengarahkan bagaimana audit dilaksanakan, termasuk hasil apa yang diharapkan dari
audit tersebut. Ketepatan perumusan tujuan audit ini sangat menentukan keberhasilan
audit mencapai tujuannya. Tujuan audit terdiri atas tiga elemen, yaitu kriteria (criteria),
penyebab (cause), dan akibat (effect).

a) Kriteria

Kriteria (criteria) merupakan standar (norma) yang menjadi pedoman bagi setiap
individu dan kelompok dalam organisasi dalam bertindak. Berbagai peraturan kebijakan,
dan ketentuan lain yang ditetaplan perusahaan sebagai pedoman dalam beraktivitas
adalah kriteria. Kriteria inilah yang menjadi dasar bagi auditor dalam melakukan
penilaian terhadap program/aktivitas yang diaudit. Kriteria dapat berupa hal-hal berikut.

1) Rencana SDM.
2) Berbagai kebijakan dan peraturan tentang SDM.
3) Tujuan setiap program SDM.
4) Standard operating procedure (SOP) yang dimiliki perusahaan.
5) Rencana pelatihan dan pengembangan karyawan.
6) Standar evaluasi (ukuran kinerja) yang telah ditetapkan perusahaan.
7) Peraturan pemerintah
8

8) Standar (norma) yang merupakan best practice yang diterapkan oleh perusahaan
sejenis dalam bidang SDM dapat digunakan sebagai acuan (benchmark).
9) Kriteria lain yang mungkin untuk diterapkan.
Setiap perusahaan pada dasarnya harus memiliki kriteria, karena kriteria inilah yang
menjadi pedoman dalam beraktivitas, termasuk bagaimana perusahaan memiliki
keunggulan bersaing sangat ditentukan oleh kriteria ini sebagai pedoman bertindak.
Tetapi pada kenyataannya kadang-kadang perusahaan tidak memiliki kriteria yang secara
lengkap terdokumentasi Terhädap permasalahan ini sebelum audit dilanjutkan kepada
tahap berikutnya, auditor harus menawarkan terlebih dahulu kepada manajemen untuk
bersama-sama merumuskan kriteria yang dapat digunakan sebagai dasar (pedoman)
beraktivitas oleh semua komponen di dalam perusahaan dan juga sebagai dasar
melakukan evaluasi oleh auditor.

b) Penyebab

Penyebab merupakan pelaksanaan program-program SDM dalam organisasi yang


menyebabkan terjadinya kondisi SDM yang ada saat ini. Penyebab ini ada yang bersifat
positif, di mana aktivitas yang terjadi sangat mendukung tercapai atau terlampauinya
tujuan serta manfaat dari program aktivitas yang dilaksanakan tersebut. Misalnya,
pemilihan metode, materi, dan tutor (dalam pelatihan karyawan) yang tepat sehingga
program pelatihan karyawan dapat mencapai tujuannya (meningkatnya keterampilan dan
disiplin karyawan).

Penyebab ada juga yang bersifat negatif, di mana aktivitas yang terjadi menyebabkan
tidak tercapainya tujuan dari program/aktivitas yang dilaksanakan atau bahkan
perusahaan mengalami kerugian baik secara finansial maupun non finansial. Sebagai
contoh, penetapan kompensasi karyawan yang tidak berdasarkan survei pengupahan
menyebabkan tidak tercapainya keadilan internal dan eksternal dalam kompensasi yang
diterima karyawan

c) Akibat

Akibat merupakan sesuatu yang harus ditanggung atau dinikmati perusahaan karena
terjadinya perbedaan aktivitas yang seharusnya dilakukan (berdasarkan kriteria) dengan
aktivitas aktual yang terjadi di lapangan (dilakukan oleh setiap komponen dalam
9

organisasi). Akibat yang berasal dari penyebab positif dapat menguntungkan perusahaan
sedangkan akibat yang timbul dari penyebab negatif akan merugikan perusahaan. Akibat
ini ada yang dapat diukur secara finansial maupun non finansial.

REVIEW TERHADAP SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN


Sistem pengendalian manajemen yang dimiliki perusahaan menjadi pedoman yang
digunakan oleh para manajer dan supervisor dalam mengendalikan proses yang berjalan
agar tidak keluar dari ketentuan yang telah ditetapkan. Di samping itu, sistem
pengendalian ini juga mengendalikan proses agar berjalan secara ekonomis, efisien dan
efektif dalam mencapai tujuan perusahaan Dalam audit SDM auditor harus memahami
hal ini terutama yang berkaitan dengan pengelolaan SDM. Beberapa hal yang
berhubungan dengan sistem pengendalian manajemen yang harus diperhatikan oleh
auditor dalam audit SDM antara lain:

1. Tujuan dari program/aktivitas SDM harus dinyatakan dengan jelas dan tegas.
2. Kualitas dan kuantitas dari SDM yang melaksanakan program/aktivitas kualifikasi
dari SDM yang terlibat menjadi sasaran dari program aktivitas SDM yang
dilaksanakan.
3. Anggaran program.
4. Pedoman/metode ketja, persyaratan kualifikasi.
5. Spesifikasi dan deskripsi pekerjaan.
6. Standar ukuran kinerja program.
Berdasarkan hasil review sistem pengendalian malaria auditor akan mama dalam
memahami kondisi yang terjadi. Dengan demikian, auditor mampu memutuskan apakah
manajemen ini, akan mampu lebih tujuan audit sementara yang ditetapkan pada audit
pendahuluan dapat ditingkatkan menjadi tujuan audit yang sesungguhnya (dengan
adanya cukup bukti pendukung terhadap permasalahan yang disoroti auditor yang
tertuang dalam tujuan audit sementara), atau diabaikan karena terjadi sebaliknya. Di
samping itu, berdasarkan hasil review int auditor dapat mengambil keputusan apakah
audit dapat dilanjutkan atau tidak mengingat ketersediaan data yang dibutuhkan dan
kebebasan dalam melakukan audit (tidak menghadapi keterbatasan akses dalam
melakukan audit).
10

AUDIT LANJUTAN
Dari temuan audit yang diperoleh, auditor meringkas dan melakukan
pengelompokan terhadap temuan tersebut ke dalam kelompok kondisi, kriteria,
penyebab, dan akibat. Kondisi merupakan kenyataan riil yang ditemukan auditor
berkaitan dengan program-program SDM yang ditetapkan perusahaan. Contoh kondisi
dapat berupa rendahnya keterampilan karyawan; produktivitas kerja yang rendah; tidak
adanya motivasi untuk berprestasi pada karyawan, tingkat absensi dan perputaran
karyawan yang tinggi, dan sebagainya. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai aktivitas
dalam mengelola SDM. Kriteria merupakan berbagai aturan, norma, dan standar sebagai
pedoman bertindak bagi seluruh pihak berwenang dalam pengelolaan SDM. Contoh
kriteria dapat berupa pedoman pelaksanaan pelatihan karyawan ketentuan pemberian
insentif aturan disiplin kerja: kompensasi dan berbagai pedoman (norma) lainnya dalam
pengelolaan SDM. Penyebab adalah tindakan riil dari pihak-pihak yang berwenang
dalam menangani SDM yang menyebabkan terjadinya kondisi yang ditemukan auditor.
Penyebab dapat berupa penyimpangan dari pedoman pelaksanaan pelatihan karyawan
seperti tidak dilaksanakannya pelatihan sesuai dengan rencana yang menyebabkan
keterampilan karyawan rendah dan berbagai penyebab lainnya. Sementara akibat adalah
temuan berupa akibat yang harus ditanggung perusahaan karena terjadinya perbedaan
tindakan riil dengan kriteria yang telah ditetapkan. Temuan akibat dapat berupa
banyaknya produk cacat; karyawan kurang terampil dalam mengoperasikan mesin da
berbagai bentuk akibat lainnya.

Berbagai kelompok temuan tersebut kemudian dianalisis untuk memahami apakah


permasalahan yang terjadi merupakan permasalahan yang berdiri sendiri atau saling
terkaiu dengan permasalahan-permasalahan yang lain. Berkaitan dengan hal ini, auditor
harus mengembangkan temuan secara cermat sehingga dapat diketahui adanya
penyimpangan vang terjadi, apa penyebab dari penyimpangan tersebut, apa akibat yang
harus ditanggung perusahaan berkaitan dengan terjadinya penyimpangan tersebut. Dari
berbagai kekurangan yang ditemukan kemudian auditor menyusun suatu rekomendasi
untuk memperbaiki penyimpangan yang terjadi agar tidak terulang lagi di masa yang
akan datang.
11

PELAPORAN
Laporan harus disajikan dalam bahasa yang mudah dipahami. Laporan audit harus
memuat tentang informasi latar belakang, kesimpulan audit dan disertai dengan temuan-
temuan audit sebagai bukti pendukung kesimpulan tersebut. Dalam laporan juga harus
disajikan rekomendasi yang diusulkan auditor sebagai alternatif perbaikan terhadap
penyimpangan (kekurangan) yang masih terjadi. Sebagai kelengkapannya, laporan juga
harus menyatakan ruang lingkup dari audit yang dilakukan.

TINDAK LANJUT
Tindak lanjut merupakan implementasi dari rekomendasi yang diajukan auditor.
Manajemen dan auditor harus sepakat dan secara bersama-sama dalam melaksanakan
tindak lanjut perbaikan tersebut. Pada dasarnya keputusan untuk melakukan tindak lanjut
sepenuhnya ada pada manajemen, tetapi dalam pelaksanaannya, auditor mendampingi
agar tindak lanjut tersebut berjalan sesuai dengan rekomendasi yang diajukan dan dapat
mencapai tujuannya.

2.5 Kasus
Audit atas Pelatihan Karyawan di PT Indojewel

PT Indojewel (perusahaan ilustrasi) mengundang Tn. Kris Palguna dari KAP &
Management Consultant Rawiatmaja & Partner, untuk melakukan audit atas program
pelatihan karyawan yang telah dilakukan perusahaan. Hal ini dilatarbelakangi hasil
diskusi anggota direksi yang menyimpulkan bahwa terjadi banyak kegagalan produk dan
pemborosan dalam proses produksi yang menjadi pemicu kenaikan harga pokok produksi
tanpa peningkatan kualitas terhadap produk yang dihasilkan. Dari hasil penelusuran,
kesalahan manusia merupakan penyebab terbesar terjadinya kegagalan produk tersebut.
Akibat permasalahan ini selama dua tahun terakhir, laba kotor mengalami penurunan
yang sangat berarti. Pada operasional tahun 2007 perusahaan mencapai penjualan sebesar
Rp9 triliun dengan margin bruto 17,5%. Sementara berdasarkan laporan bagian
penjualan, pada semester pertama tahun 2008 perusahaan baru membukukan penjualan
Rp3,5 triliun dengan margin bruto di bawah 10% Berdasarkan laporan HRD. pelatihan
telah dilakukan sesuai dengan permintaan dari berbagai departemen dengan anggaran
yang telah disetujui oleh direktur keuangan.
12

Berikut ini adalah perbincangan selama pertemuan pertama Kris Palguna dengan para
direksi PT Indojewel, yang dipimpin oleh Direktur Utama, Tn. Kevin Suparno.
"Dalam dua tahun ini, kita memang sulit mempertahankan tingkat margin karena
terjadinya kenaikan harga pokok produksi. Harga pokok produksi kitu naik rata-rata
12,5% dalam 2 tahun terakhir. Dengan input yang sama, kita menghasilkan produk
dalam volume yang lebih kecil dari tahun sebelumnya. Saya memperkirakan banyak
terjadi pemborosan dalam proses produksi”, jelas Tn. Cecep Mulyadi, Direktur
Akuntansi dan Keuangan.
"Berdasarkan data yang saya peroleh dari bagian penjualan dan bagian gudang, dua
tahun terakhir ini kita menghadapi tingkat pengembalian barang yang cukup tinggi
karena produk tidak sesuai dengan harapan pelanggan. Hal ini berakibat pula semakin
turunnya pesanan dari geral-gerai yang merupakan ujung tombak penjualan kita," ujar
Nn. Sandra Gultom, Direktur Pemasaran menimpali apa yang disampaikan oleh Tn.
Cecep.
Apa sebenarnya yang terjadi pada proses produksi?" "Apakah bahan baku kita
mengalami penurunan kualitas?" Dengan sedikit mengerutkan dahinya. Tn. Kevin
meminta penjelasan kepada Direktur Produksi, Tn. Steve Handayana.
"Sejauh ini uji kualitas bahan baku menunjukkan hasil yang bagus. Tidak ada masalah
dengan bahan baku kita, karena pembudidayaan mutiara telah tertangani dengan
baik." Tn.Steve mengawali penjelasannya: "Memang dengan penggunaan mesin baru
ini banyak bahan yang terbuang karena rusak dalam proses dan banyak juga produk
yang harus dikerjakan ulang karena tidak sesuai dengan standar yang telah kita
tetapkan," Tn. Steve menambahkan.
"Apakah kerusakan ini terjadi karena mesin yang tidak siap?" Tanya Tn. Kevin
dengan sedikit penasaran.
"Hasil diskusi saya dengan beberapa operator, banyak yang mengatakan sangat sulit
mengoperasikan mesin baru ini dan sebagian lagi menyatakan mereka tertekan dengan
banyaknya produk yang rusak. Padahal dari hasil pengamatan saya, tidak ada masalah
dengan kondisi mesin," sambung Steve menambahkan temuannya.
"Pelatihan saya kira sudah kita lakukan sesuai dengan permintaan bagian produksi dan
telah sesuai dengan anggaran yang disetujui direktur keuangan, dan kalau kita
hubungkan dengan kesejahteraan karyawan, saya kira tidak mungkin karena baru
13

beberapa bulan ini perusahaan meningkatkan gaji karyawan sampai 250% dari UMK
yang ditetapkan pemerintah Tn. Syam Nugroho, Manajer SDM menambahkan.
Dari informasi awal ini. Tn. Kris Palguna membuat rencana audit termasuk
anggarannya yang akan disampaikan kepada Tn. Kevin untuk mendapatkan persetujuan
pelaksanaannya. Rencana audit meliputi jadwal pelaksanaan dan jangka waktu audit,
ruang lingkup audit, audit personalia. serta fee yang harus dibayar oleh perusahaan untuk
pelaksanaan audit tersebut. Pihak perusahaan menyetujui rencana tersebut dan tahapan
audit dimulai.
Dari audit pendahuluan, auditor menemukan beberapa informasi umum penting yang
berkaitan dengan objek audit sebagai berikut.
1. PT Indojewel bergerak di bidang produksi perhiasan berbahan dasar mutiara da ban
dasar dan emas Mutiara yang digunakan adalah hasil pembudidayaan sendiri yang
terintegrasi da rencana bisnis perusahaan, sedangkan emas diperoleh dari pasar dalam
negeri. Desain produk sudah cukup dikenal di pasar, merupakan hasil pengembangan
dari bagian litbane perusahaan yang dipimpin oleh tenaga ahli di bidangnya.
2. Perusahaan mempekerjakan 1.500 karyawan tetap dan sekitar 750 karyawan kontrak
yang dipekerjakan terutama sebagai staf produksi di divisi budidaya mutiara dan
cleaning service di seluruh divisi perusahaan, dengan penghasilan rata-rata sebesar
250% dari UMK yang ditetapkan pemerintah.
3. Perusahaan menerapkan teknologi maju dalam produksi perhiasan dengan investasi
sebesar Rp1,75 triliun untuk membeli perangkat keras dan Rp500 miliar untuk
membeli perangkat lunak termasuk sistem informasi, yang mengintegrasikan seluruh
divisi ke dalam satu rangkaian operasi dan sistem pelaporan.
4. Pelatihan karyawan bersifat situasional, sesuai dengan permintaan manajer lini dan
sesuai dengan anggaran yang tersedia.
Dari hasil audit pendahuluan ini auditor merumuskan beberapa tujuan audit
sementara sebagai berikut :
1. Tingkat kegagalan produksi disebabkan oleh kurang terampilnya karyawan dalam
mengoperasikan mesin baru.
2. Program pelatihan karyawan yang dilaksanakan perusahaan belum mampu
meningkatkan keterampilan karyawan dalam mengoperasikan mesin baru.
14

Pengembangan kriteria awal kemudian dilakukan auditor bersama Direktur Utama


dan Manajer SDM. Dari pertemuan tersebut dirumuskan beberapa kriteria digunakan
dalam menilai efektivitas dan efisiensi program pelatihan di perusahaan ini sebagai
berikut
1. Tujuan pelatihan dan pengembangan karyawan harus dirumuskan dengan jelas dan
disosialisasikan ke seluruh manajer lini. Tujuan pelatihan adalah untuk:
a. Meningkatkan keterampilan karyawan
b. Menurunkan kegagalan produk sampai pada tingkat 2,5%
c. Menurunkan pemborosan penggunaan sumber daya
d. Menurunkan kecelakaan kerja karyawan serta meningkatkan motivasi kerja dan
kebanggan karyawan terhadap pekerjaannya.
2. Rencana pelatihan dan pengembangan karyawan harus disusun secara periodik ba
dengan penyusunan anggaran perusahaan
3. Program pelatihan dirumuskan berdasarkan hasil Identifikasi terhadap kebutuhan
pelatihan sebelum program ditetapkan. Identifikasi meliputi:
a. Penentuan jenis dan bentuk keterampilan yang dibutuhkan karyawan sehingga
mampu berkontribusi maksimal kepada perusahaan,
b. Melakukan penilaian secara periodik untuk mengidentifikasi topik pelatihan yang
tepat,
c. Melakukan penilaian terhadap pelatihan yang telah dilakukan untuk mendapatkan
umpan balik bagi perbaikan pelatihan berikutnya,
d. Melakukan benchmarking pada industri yang sama yang lebih berhasil dalam
mengelola program pelatihan dan pengembangan.
4. Pengelolaan pelatihan karyawan harus didukung anggaran yang memadai.
5. Laporan biaya kualitas harus terdokumentasi untuk menyediakan informasi sebagai
umpan balik dalam meningkatkan kualitas proses dan produk yang dihasilkan.
Dari hasil review dan pengujian terhadap sistem pengendalian manajemen, auditor
telah mencatat beberapa temuan penting sebagai berikut:
1. Kemitraan antara departemen SDM dan manajemen lini dalam pengelolaan SDM
berjalan dengan baik dan dipimpin oleh suatu pedoman yang disepakati
penerapannya.
15

2. Tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan keterampilan karyawan dalam


melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
3. Rencana pelatihan baru dibuat setelah ada bagian yang membutuhkan pelatihan.
4. Program pelatihan disusun berdasarkan permintaan dari departemen yang
membutuhkan pelatihan tersebut dan disesuaikan dengan besarnya anggaran yang
disetujui oleh Direktur Akuntansi dan Keuangan.
5. Belum tersedia suatu sistem review dan pelaporan yang terdokumentasi tentang
penilaian efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pelatihan.
Berdasarkan hasil review dan pengujian sistem pengendalian manajemen ini
didukung dengan sikap kooperatif dari berbagai lapisan manajemen, auditor merasa
yakin bahwa data data yang dibutuhkan dalam audit untuk mendukung tujuan audit dapat
diperoleh secara akurat dan memadai tanpa pembatasan-pembatasan yang dilakukan oleh
manajemen dan tujuan audit sementara yang telah dirumuskan dapat dilanjutkan menjadi
tujuan audit yang sesungguhnya.
Langkah berikutnya adalah audit lanjutan

Dari audit lanjutan, diperoleh beberapa temuan penting sebagai berikut.

1. Mesin baru yang digunakan perusahaan telah dilengkapi manual penggunaanya, tetapi
untuk memahami manual tersebut dan mampu menggunakan sesuai dengan standar
manual tersebut perlu dilakukan pelatihan intensif, dengan mempraktikkannya di
lokasi mesin tersebut dioperasikan. Sementara pelatihan yang telah dilakukan adalah
pelatihan klasikal di kelas untuk memahami petunjuk (manual) tersebut. Konfirmasi
kepada manajer SDM diperoleh informasi tidak tersedia cukup dana untuk
melanjutkan pelatihan sampai pada praktik lapangan.

2. Perusahaan tidak memiliki rencana pelatihan periodik dan menentukan program


pelatihan berdasarkan permintaan manajer lini yang harus terealisasi dalam waktu
singkat tanpa melalui suatu identifikasi untuk menentukan pelatihan apa yang
sesungguhnya dibutuhkan karyawan.

3. Perusahaan hanya menganggarkan biaya pelatihan sebesar 0,25% selama satu tahun
da laba bersih setelah pajak tahun sebelumnya. Untuk tahun 2008 biaya pelatihan
16

didasarkan pada laba bersih setelah pajak tahun 2007 yang mencapai sebesar
Rp650,75 miliar.

4. Terjadi penurunan produk gagal menjadi 18% dibandingkan sebesar 20% tahun lalu.

5. Tidak ada penilaian keberhasilan pelatihan secara formal, sehingga tidak ada
dokumen/ catatan yang bisa dipertanggungjawabkan atas penilaian hasil pelatihan
yang telah dilakukan.

6. Dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada karyawan yang telah mengikuti pelatihan
tahun 2008 diperoleh temuan sebagai berikut.

a. Sebesar 35% dari peserta menjawab bahwa materi pelatihan sesuai dengan
kebutuhannya untuk meningkatkan keterampilan.
b. Sebesar 12,5% peserta menjawab metode pelatihan sesuai dengan materi pelatihan
yang diberikan.
c. Hanya sebesar 35% menjawab keterampilannya meningkat setelah mengikuti
pelatihan.
d. Sebesar 80% peserta menjawab waktu pelatihan terlalu singkat dan tidak cukup
waktu bagi mereka untuk memahami materi yang diberikan dalam pelatihan
tersebut.
7. Sebanyak 40% kegagalan produk terjadi pada proses produksi, 35% pada proses
pengepakan, dan 25% dalam proses penggudangan dari keseluruhan biaya kegagalan
produk yang terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp825,25 juta.

8. Pengembalian produk oleh pelanggan yang terjadi selama tahun 2008 sebesar 7,5%
dari total penjualan Rp7,5 triliun.

Instruksi:

1. Sebagai auditor, Anda diminta untuk mengelompokkan temuan audit tersebut di atas
ke dalam kelompok kondisi, kriteria, penyebab, dan akibat.
2. Buat laporan audit atas pelatihan karyawan ini, lengkapi kesimpulan audit Anda
dengan temuan audit yang mendukung kesimpulan tersebut dan rumuskan
rekomendasi yang Anda berikan kepada PT Indojewel sebagai alternatif perbaikan
pengelolaan program pelatihan karyawan di masa depan.
17

2.6 Contoh Laporan Hasil Audit


Medan, 8 April 2013-04-07

No : 013/KAP/IV/2013
Lampiran : 4 eksemplar
Perihal : Laporan Hasil Audit Manajemen

Kepada
Yth, Direktur PT. Indojewel
Di Medan
Kami telah melakukan audit atas Program Pelatihan Karyawan pada PT.
Indojewel untuk periode 2007/2008. Audit kami tidak dimaksudkan untuk memberikan
pendapat atas kewajaran laporan keuangan perusahaan dan oleh karenanya kami tidak
memberikan pendapat atas laporan keuangan tersebut. Audit kami hanya mencakup
bidang Program Pelatihan Karyawan yang dilakukan oleh perusahaan. Audit tersebut
dimaksudkan untuk menilai ekonomisasi (kehematan), efisiensi (daya guna), dan
efektivitas (hasil guna). Program Pelatihan Karyawan yang dilakukan dan memberikan
saran perbaikan atas kelemahan keterampilan karyawan dalam mengoperasikan mesin
baru yang ditemukan selama audit, sehingga diharapkan dimasa yang akan datang dapat
dicapai perbaikan atas kekurangan tersebut dan perusahaan dapat beroperasi dengan
lebih ekonomis, efisien dan efektif dalam mencapai tujuannya.
Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi:
Bab I : Informasi Latar Belakang
Bab II : Kesimpulan Audit yang Didukung dengan Temuan Audit
Bab III : Rekomendasi
Bab IV : Ruang Lingkup Audit
Dalam melakukan audit kami telah memperoleh banyak bantuan,dukungan, dan
kerjasama dari berbagai pihak baik jajaran direksi maupun staf yang berhubungan
dengan pelaksanaan audit ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama
yang telah terjalin dengan baik ini.

Kantor Akuntan Publik


Kris Palguna dan Rekan

Dr. Kris Palguna, S.E., M.M., Ak., BAP.


18

Bab I
Informasi Latar Belakang
PT. Indojewel (selanjutnya disebut “perusahaan”) berlokasi di Jl. CR No. 7 Medan,
didirikan tanggal 13 April 1990 oleh para pendiri yang terdiri atas:
1. Dr. Kevin Suparno
2. Dr. Cecep Mulyadi
3. Sandra Gultom
4. Dr. Steve Handayana
PT. Indojewel bergerak dibidang produksi perhiasan berbahan dasar mutiara dan
emas. Mutiara yang digunakan adalah hasil pembudidayaan sendiri yang terintegrasi
dalam rencana bisnis perusahaan, sedangkan emas diperoleh dari pasar dalam negeri.
Perusahaan mempekerjakan 1.500 karyawan tetap dan sekitar 750 karyawan
kontrak yang dipekerjakan terutama sebagai staf produksi di divisi budidaya mutiara dan
cleaning service diseluruh divisi perusahaan, dengan penghasilan rata-rata sebesar 250%
dari UMK yang ditetapkan pemerintah.
Perusahaan menerapkan teknologi maju dalam produksi perhiasan dengan investasi
sebesar Rp 1,75 triliun untuk membeli peranti keras dan Rp 500 miliar untuk membeli
peranti lunak termasuk sistem informasi yang mengintegrasikan seluruh divisi kedalam
satu rangkaian oprasi dan sistem pelaporan.
Perusahaan karyawan yang dilakukan PT. Indojewel bersifat situasional, sesuai
dengan permintaan manajer lini dan sesuai dengan anggaran yang tersedia.
Susunan direksi perusahaan adalah sebagai berikut:
Direktur Utama : Dr. Kevin Suparno
Direktur Akuntansi dan Keuangan : Dr. Cecep Mulyadi
Direktur Pemasaran : Dr. Sandra Gultom
Direktur Produksi : Dr. Steve Handayana
Sedangkan tujuan dilakukannya audit adalah untuk:
1. Menilai kinerja pelatihan keterampilan karyawan dalam mengoperasikan mesin baru
perusahaan.
2. Menilai ekoniomisasi, efisiensi, dan efektivitas program pelatihan karyawan yang
dilakukan perusahaan.
19

3. Memberikan berbagai saran dan perbaikan atas kelemahan dalam program pelatihan
karyawan yang ditemukan.
Bab II
Kesimpulan Audit
Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang kami lakukan,
kami dapat menyimpulkan sebagai berikut:
Kondisi:
1. Mesin baru yang digunakan perusahaan telah dilengkapi manual penggunaannya,
tetapi untuk memahami manual tersebut dan mampu menggunakannya sesuai dengan
standar manual tersebut perlu dilakukan pelatihan intensif, dengan mempraktikkannya
dilokasi mesin tersebut dioperasikan. Sementara pelatihan yang dilakukan adalah
pelatihan klasikal di kelas untuk memahami petunjuk tersebut. Konfirmasi kepada
manajer SDM diperoleh informasi tidak tersedia cukup dana untuk melanjutkan
pelatihan sampai pada praktik lapangan.
2. Perusahaan tidak memiliki rencana pelatihan periodik dan menentukan program
pelatihan berdasarkan permintaan manajer lini yang harus terealisasi dalam waktu
singkat tanpa melalui suatu identifikasi untuk menentukan pelatihan apa yang
sesungguhnya dibutuhkan karyawan.
3. Perusahaan hanya menganggarkan biaya pelatihan sebesar 0,25% selama satu tahun
dari laba bersih setelah pajak tahun sebelumnya. Untuk tahun 2008 biaya pelatihan
didasarkan pada laba bersih setelah pajak tahun 2007 yang mencapai sebesar 650,75
miliar.
4. Terjadi penurunan produk gagal sebesar 18% dibanding sebesar 20% pada tahun lalu
(penurunan produk gagal hanya 2% saja).
5. Tidak ada penilaian keberhasilan pelatihan secara formal sehingga tidak ada dokumen
atau catatan yang bisa dipertanggungjawabkan atas penilaian hasil pelatihan yang
telah dilakukan.
6. Dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada karyawan yang telah mengikuti
pelatihan tahun 2008 diperoleh temuan sebagai berikut:
a. Sebesar 35% dari peserta menjawab bahwa materi pelatihan sesuai dengan
kebutuhannya untuk meningkatkan keterampilan
20

b. Sebesar 12,5% peserta menjawab metode pelatihan sesuai dengan materi pelatihan
yang diberikan.
c. Hanya sebesar 35% menjawab keterampilannya meningkat setelah mengikuti
pelatihan.
d. Sebesar 80% peserta menjawab bahwa waktu pelatihan terlalu singkat dan tidak
cukup waktu bagi mereka untuk memahami materi yang diberikan dalam pelatihan
tersebut.
7. Sebanyak 40% kegagalan produk terjadi dalam proses produksi, 35% pada proses
pengepakan, dan 25% pada proses penggudangan dari keseluruhan biaya kegagalan
produk yang terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 825,25 juta.
8. Pengembalian produk oleh pelanggan yang terjadi selama tahun 2008 sebesar 7,5%
dari total penjualan Rp 7,5 triliun.
Kriteria:
1. Tujuan pelatihan dan pengembangan karyawan harus dirumuskan secara jelas dan
disosialisasikan keseluruh manajer lini. Tujuan pelatihan adalah untuk:
a. Meningkatkan keterampilan karyawan.
b. Menurunkan kegagalan produk sampai pada tingkat 2,5%.
c. Menurunkan pemborosan penggunaan sumber daya.
d. Menurunkan kecelakaan kerja karyawan serta meningkatkan motivasi kerja dan
kebanggaan karyawan terhadap pekerjaannya.
2. Rencana pelatihan dan pengembangan karyawan harus disusun secara periodik
bersama dengan penyusunan anggaran perusahaan.
3. Program pelatihan dirumuskan berdasarkan hasil identifikasi terhadap kebutuhan
pelatihan sebelum program ditetapkan. Identifikasi meliputi:
a. Penentuan jenis dan bentuk keterampilan yang dibutuhkan karyawan sehingga
mampu berkontribusi maksimal kepada perusahaan.
b. Melakukan penilaian secara periodik untuk mengidentifikasi topik pelatihan yang
tepat.
c. Melakukan penilaian terhadap pelatihan yang telah dilakukan untuk mendapatkan
umpan balik bagi perbaikan pelatihan berikutnya.
d. Melakukan benchmarking pada industri yang sama yang lebih berhasil dalam
mengelola program pelatihan dan pengembangan.
21

4. Pengelolaan pelatihan karyawan harus didukung anggaran yang memadai.


5. Laporan biaya kualitas harus terdokumentasi untuk menyediakan informasi sebagai
umpan balik dalam meningktkan kualitas proses dan produk yang dihasilkan.
Penyebab:
1. Pelatihan yang telah dilakukan adalah pelatihan klasikal di kelas untuk memahami
petunjuk (manual), pada hal untuk memahami manual tersebut dan mampu
menggunakan sesuai dengan standar manual perlu dilakukan pelatihan intensif dengan
mempraktikkannya dilokasi mesin tersebut dioperasikan.
2. Rencana pelatihan baru dibuat setelah ada bagian yang membutuhkan pelatihan.
3. Belum tersedia suatu sistem review dan pelaporan yang terdokumentasi tentang
penilaian efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pelatihan.
4. Dana SDM tidak mencukupi untuk melanjutkan pelatihan karyawan sampai pada
praktik lapangan secara intensif terkait dengan adanya mesin baru.
Akibat:
1. Banyak karyawan menjadi kurang terampil ketika mengoperasikan mesin baru
perusahaan.
2. Tidak ada dokumen/catatan yang bisa dipertanggungjawabkan atas penilaian hasil
pelatihan yang telah dilakukan.
3. Tidak diketahui berapa biaya yang dikeluarkan untuk peningkatan kualitas proses dan
produk yang dihasilkan sehingga tidak ada umpan balik dalam peningkatan kualitas
produk.
4. Banyak bahan yang terbuang karena rusak dalam proses.
5. Banyak tercipta produk yang gagal.
6. Pesanan dari gerai-gerai yang merupakan ujung tombak penjualan semakin menurun.
7. Terjadi pemborosan biaya produksi sehingga merugikan perusahaan.

Pejabat yang bertanggung jawab:


Direktur Utama dan Manajer SDM
22

Bab III
Rekomendasi
Hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi perhatian
manajemen dimasa yang akan datang. Kelemahan ini dapat dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu:
1. Kelemahan yang terjadi pada program perencanaan pelatihan yang tidak terstruktur
dan dipersiapkan dengan baik.
2. Kelemahan yang terjadi pada saat dilakukannya proses pelatihan karyawan atas mesin
baru perusahaan.
3. Kelemahan yang terjadi karena kurangnya dana SDM untuk meningkatkan pelatihan
kejenjang yang lebih tinggi.
Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi
atau langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan
tersebut.
Rekomendasi:
1. Perusahaan harus membuat program perencanaan pelatihan karyawan secara jelas dan
terstruktur serta dipersiapkan dengan baik sehingga program pelatihan dapat berjalan
dengan maksimal dan karyawan bisa mendapatkan pelatihan yang sesuai dengan
kebutuhan.
2. Perusahaan harus membuat kebijakan dalam hal penambahan dana atau angggaran
untuk pelatihan intensif dalam mempraktikkan mesin baru perusahaan agar para
karyawan dapat lebih terampil mempraktikkan mesin tersebut secara langsung
dilapangan.
3. Perusahaan harus melakukan penilaian atas keberhasilan pelatihan secara formal dan
terdokumentasi sebagai pertanggungjawaban atas dilaksanakannya pelatihan sebagai
acuan untuk melihat kinerja sejauh mana program pelatihan yang dilakukan.
4. Manajer SDM harus membuat jadwal program pelatihan karyawan secara jelas khusus
serta harus sesuai dengan topik, materi, dan metode pelatihan agar karyawan dapat
lebih terampil ketika akan mempraktikkan apa yang telah dilatih.
Keputusan untuk melakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada pada
manajemen, tetapi jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki kami mengkhawatirkan
23

terjadi akibat yang lebih buruk pada Program Pelatihan Karyawan dimasa yang akan
datang.

Bab IV
Ruang Lingkup Audit
Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya
meliputi masalah Program Pelatihan Karyawan PT. Indojewel untuk periode tahun
2007/2008. Audit kami mencakup penilaian atas kecukupan sistem pengendalian
manajemen Program Pelatihan Karyawan, personalia yang bertugas dalam program
pelatihan karyawan, dan aktivitas Program Pelatihan Karyawan itu sendiri.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Audit SDM merupakan penilaian dan analisis yang komprehensif terhadap program-
program SDM. Audit SDM menekankan penilaian (evaluasi) terhadap berbagai aktivitas
SDM yang terjadi pada perusahaan dalam rangka memastikan apakah aktivitas tersebut
telah berjalan secara ekonomis, efisien, dan efektif dalam mencapai tujuannya serta
memberikan rekomendasi perbaikan atas berbagai kekurangan yang masih terjadi pada
aktivitas SDM yang diaudit untuk meningkatkan kinerja dari program/aktivitas tersebut.
Tujuannya antara lain untuk menjaga dan mengamankan harta milik perusahaan dari
penyimpangan-penyimpangan baik oleh pihak intern perusahaan maupun ekstern. Audit
bisa dilakukan terhadap satu divisi atau departemen, atau mungkin juga dilakukan
terhadap keseluruhan organisasi.

24
DAFTAR PUSTAKA

25

Anda mungkin juga menyukai