Anda di halaman 1dari 34

UJIAN TENGAH SEMESTER

AUDIT INTERNAL
REVIEW MAKALAH AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA DAN
AUDIT ATAS FUNGSI PENGADAAN
Tugas ini disusun untuk memenuhi Ujian Tengah Semester Audit Internal
Dosen Pengampu : Drs. Nasikin, Ak., MM.

Disusun oleh :

Mira Permatasari Putri


185020301111060

AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
Makalah 1 :
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan menentukan
dalam arah dan perubahan organisasi. Tanpa manusia sebagai
penggeraknya, organisasi menjadi kumpulan resources yang tidak
berguna. Selain itu, sumber daya manusia menjadi pilar penyangga utama
sekaligus penggerak roda organisasi dalam usaha mewujudkan visi – misi
dan tujuan organisasi. Dan, persis seperti aspek keuangan, pemasaran,
mutu, lingkungan, manajemen, operasional, internal dan eksternal, maka
sumber daya manusia juga memerlukan audit untuk memeriksa dan
melihat sejauh mana fungsi-fungsi sumber daya manusia dalam organisasi
memenuhi azas kesesuaian, efektivitas dan efisiensi di dalam prakteknya
untuk mendukung tercapainya tujuan dan sasaran organisasi secara
keseluruhan. Audit sumber daya manusia sejatinya merupakan penilaian
yang sifatnya komprehensif. Audit itu juga didesain untuk menentukan
jika dan bagaimana suatu perusahaan memenuhi tanggung jawabnya yang
berhubungan dengan aturan-aturan sumber daya manusia. Guna mengerti
dengan benar akan budaya, dinamika internal, dan bagaimana fungsi-
fungsi organisasi, maka porsi terbesar dari pekerjaan audit sumber daya
manusia dilakukan on-site dan diikutsertakannya berbagai komponen
audit. Kunci penilaian keseluruhan dalam audit ini adalah gap analysis
yang mengukur aktivitas sumber daya manusia pada kondisi saat audit
dengan praktek-praktek yang dipertimbangkan sebagai yang ‘terbaik’.
Perlu juga dipahami, bahwasanya untuk lebih mengerti isi audit sumber
daya manusia yang sebenarnya, siapapun terlebih dahulu mesti mengenal
pengertian, manfaat, instrument-instrumen, dan bentuk laporan audit
secara umum serta kemudian menghubungkannya dengan pengertian dan
manfaat audit sumber daya manusia. Pemaparan pengertian ini sangatlah
penting supaya pembaca tidak kehilangan makna dan maksud dari audit
sumber daya manusia. Hal penting lain adalah bahwa audit sumber daya
manusia tidak mesti selalu ditekankan untuk mencari pelanggaran atau
ketidaksesuaian. Akan tetapi, berguna juga mencari terobosan dan
tantangan baru. Auditor memanfaatkan pengetahuan dan kemampuan yang
dimilikinya untuk menggali potensi nilai dari perspektif sumber daya
manusia memotivasi auditee guna memacu prestasi dengan melakukan
berbagai perubahan atau inovasi. Sumber daya manusia akan bisa
berkembang jika didukung oleh budaya dan iklim organisasi yang
kondusif melalui habitat belajar yang dapat meningkatkan modal
kredibilitas individu dan organisasi. Kompetensi individu dan organisasi
saja tidak cukup jika tidak didukung oleh kredibilitas individu dan
organisasi. Karena itu pula, audit sumber daya manusia perlu
ditindaklanjuti oleh manajemen dengan melakukan perbaikan dan
menghindari masalah yang sama di kemudian hari. Dan, peranan top
management sangat diharapkan dalam keberhasilan audit ini. Caranya,
dengan memberikan disposisi atas laporan hasil audit sumber daya
manusia yang dapat menimbulkan dampak psikologis bagi auditee. Lebih
penting lagi, audit sumber daya manusia dapat dipandang sebagai proses
pembelajaran yang merupakan perluasan dari kata mencoba. Dalam
pembelajaran (learning) juga terdapat beberapa kesalahan dan ini
dipandang sebagai proses untuk lebih menghasilkan dan mencapai apa
yang dipandang sebagai praktek terbaik. Seperti aturan umum yang
disampaikan oleh Warren Bennis dan Burt Nanus untuk semua organisasi:
reasonable failure should never be received with anger.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Audit Sumber Daya Manusia?
2. Bagaimana Kerangka Kerja Audit Sumber Daya Manusia?
3. Apa Tujuan dari Audit Sumber Daya Manusia?
4. Apa Manfaat dari Audit Sumber Daya Manusia?
5. Bagaimana Pendekatan Audit Sumber Daya Manusia?
6. Apa saja Langkah-Langkah Audit?
7. Bagaimana Ruang Lingkup Audit?
8. Apa saja Program Kerja Audit?
9. Bagaimana Audit atas Perolehan Sumber Daya Manusia?
10. Bagaimana Audit atas Pengelolaan Sumber Daya Manusia?
11. Bagaimana Audit atas Pengurangan Sumber Daya Manusia?

C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui pengertian dari Audit SDM
2. Untuk mengetahui Kerangka Kerja Audit SDM
3. Untuk mengetahui Tujuan dari Audit SDM
4. Untuk mengetahui Manfaat dari Audit SDM
5. Untuk mengetahui Pendekatan Audit SDM
6. Untuk mengetahui Langkah-Langkah Audit
7. Untuk mengetahui Ruang Lingkup Audit
8. Untuk mengetahui Program Kerja Audit
9. Untuk mengetahui Audit atas Perolehan SDM
10. Untuk mengetahui Audit atas Pengelolaan SDM
11. Untuk mengetahui Audit atas Pengurangan SDM 3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AUDIT SDM


Audit Sumber Daya Manusia merupakan suatu proses sistematik dan
formal yang didesain untuk mengukur biaya dan manfaat keseluruhan
program Manajemen Sumber Daya Manusia dan untuk membandingkan
efisiensi dan efektivitas keseluruhan program Manajemen Sumber Daya
Manusia tersebut dengan kinerja organisasi di masa lalu, kinerja organisasi
lain yang dapat dibandingkan efektivitasnya, dan tujuan organisasi,
merupakan suatu proses sistematik dan formal untuk mengevaluasi
kompatibilitas fungsi Sumber Daya Manusia dengan tujuan dan strategi
implementasi berbagai fungsi SDM, kebijakan dan prosedur SDM, serta
kinerja setiap program SDM.
Audit Sumber Daya Manusia (Human Resource Audit) mengevaluasi
aktivitas-aktivitas sumber daya manusia di dalam sebuah organisasi
dengan tujuan memperbaiki aktivitas-aktivitas tersebut. Audit dapat
meliputi satu divisi atau seluruh organisasi. Audit ini memberikan umpan
balik mengenai fungsi sumber daya manusia kepada manajer manajer
operasi dan spesialis-spesialis sumber daya manusia. Audit ini juga
memberikan umpan balik perihal seberapa baik manajer memenuhi
tanggung jawab sumber daya manusia mereka. Pendeknya, audit
merupakan kontrol; kualitas keseluruhan yang mencek aktivitas sumber
daya manusia di dalam sebuah departemen, divisi, atau seluruh
perusahaan.
B. KERANGKA KERJA AUDIT SDM

C. TUJUAN AUDIT SDM


Ada beberapa hal yang ingin dicapai melalui audit SDM yang
merupakan tujuan dari dilakukannya audit tersebut, antara lain:
1. Menilai efektivitas dari fungsi SDM
2. Menilai apakah program/aktivitas SDM telah berjalan secara
ekonomis, efektif, dan efisien
3. Memastikan ketaatan berbagai program/aktivitas SDM terhadap
ketentuan hukum, peraturan dan kebijakan yang berlaku di
perusahaan
4. Mengindentifikasikan berbagai hal yang masih dapat
ditingkatkan terhadap aktivitas SDM dalam menunjang
kontribusinya terhadap perusahaan
5. Merumuskan beberapa langkah perbaikan yang tepat untuk
meningkatkan ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas berbagai
program/aktivitas SDM

D. MANFAAT AUDIT SDM


a. Mengidentifikasi kontribusi-kontribusi departemen sumber daya
manusia bagi organisasi
b. Meningkatkan citra profesional departemen sumber daya manusia
c. Mendorong tanggung jawab dan profesionalisme yang lebih besar di
antara anggota-anggota departemen sumber daya manusia
d. Menjernihkan tugas-tugas dan tanggung jawab departemen sumber
daya manusia
e. Merangsang keseragaman berbagai kebijakan dan praktek sumber
daya manusia
f. Menemukan masalah-masalah sumber daya manusia yang kritis
g. Memastikan ketaatan yang tepat waktu terhadap ketentuan-
ketentuan ilegal
h. Mengurangi biaya-biaya sumber daya manusia melalui prosedur
personalia yang efektif
i. Menciptakan peningkatan penerimaan terhadap perubahan-
perubahan yang dibutuhkan di dalam departemen sumber daya
manusia
j. Mewajibkan suatu telaah yang cermat atas sistem informasi
departemen

E. PENDEKATAN AUDIT SDM


Ada tiga pendekatan utama dalam audit SDM, yang umum digunakan,
yaitu:
1. Menentukan ketaatan pada hukum dan berbagai peraturan yang berlaku
Audit menekankan penilaian bagaimana perusahaan menetapkan berbagai
aturan dan kebijakan yang secara internal berlaku di perusahaan, apakah
telah sesuai dengan aturan dan hukum yang telah ditetapkan pemerintah
sebagai pemegang otoritas dan apakah setiap komponen dalam organisasi
menjalankan aktivitasnya sesuai dengan aturan dan kebijakan tersebut.
Manajemen puncak harus menyadari bahwa manajer disetiap tingkat
berkewajiban untuk mentaati peraturan dan ketentuan hukum yang
berlaku.
2. Mengukur kesesuaian program dengan tujuan organisasi Manajer SDM
sebagai pengendali fungsi ini, dituntut untuk mampu mengarahkan
program-programnya pada berbagai aktivitas yang dapat meningkatkan
produktivitas karyawan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
3. Mengukur kinerja program Mengukur kinerja program berarti
menghubungkan aktivitas aktual program SDM yang diaudit dengan
ukuran-ukuran keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya. Disamping
ukuran-ukuran keberhasilan, penilaian kinerja program juga dihubungkan
dengan strategi dan rencana yang telah ditetapkan.

F. LANGKAH-LANGKAH AUDIT
Secara umum ada lima tahapan yang harus dilakukan dalam audit
manajemen dan audit SDM mengacu pada tahapan ini dalam
pelaksanaannya. Langkah (tahapan) tersebut meliputi:
1. Audit Pendahuluan: pada tahap ini, auditor menekankan auditnya pada
pencarian informasi latar belakang dan gambaran umum terhadap
program/aktivitas SDM yang diaudit. Tujuan audit terdiri atas tiga elemen,
yaitu kriteria, penyebab, dan akibat.
2. Review terhadap sistem pengendalian manajemen
3. Audit lanjutan
4. Pelaporan
5. Tidak lanjut

G. RUANG LINGKUP AUDIT


SDM harus dikelola sebagaimana halnya aset yang dimiliki perusahaan.
Jadi, pola pikir pemberdayaan karyawan harus menjadi dasar dalam
pengelolaan SDM ini. Ruang lingkup audit SDM dibagi ke dalam tiga
kelompok, sesuai dengan administrasi aset tetap pada umumnya, yaitu
perolehan, penggunaan, dan penghentian penggunaan sebagai berikut:
1. Rekrutmen atau perolehan SDM, mulai dari awal proses perencanaan
kebutuhan SDM hingga proses seleksi dan penempatan
2. Pengelolaan (pemberdayaan) SDM, meliputi semua aktivitas
pengelolaan SDM setelah ada diperusahaan, mulai dari pelatihan dan
pengembangan sampai dengan penilaian kinerja karyawan
3. Pemutusan hubungan kerja (PHK) karena mengundurkan diri maupun
pemecatan akibat pelanggaran aturan perusahaan

H. PROGRAM KERJA AUDIT


Program kerja audit, atau cukup disebut program audit, merupakan
rencana dan langkah kerja yang harus diikuti oleh auditor dalam
melaksanakan tugas audit, berdasarkan tujuan dan tujuan audit yang telah
ditetapkan. Program kerja audit ini memuat beberapa pertayaan dan langkah
kerja untuk memperoleh temuan audit sesuai dengan tahapan-tahapan audit.

I. AUDIT ATAS PEROLEHAN SDM


- Perencanaan SDM
Perencanaan SDM merupakan proses analisis dan identifikasi
tentang kebutuhan dan ketersediaan SDM untuk menyelesaikan
berbagai bidang tugas dan tanggung jawab yang harus dikelola
perusahaan dalam mencapai tujuannya.
- Rekrutmen
Rekrutmen meliputi upaya pencarian sejumlah calon karyawan
yang memenuhi syarat dalam jumlah tertentu sehingga dari mereka
perusahaan dapat menyeleksi orang-orang yang paling tepat untuk
mengisi lowongan pekerjaan yang ada.
- Seleksi dan Penempatan
Seleksi adalah proses mendapatkan dan menggunakan informasi
mengenai pelamar kerja untuk menentukan siapa yang seharusnya
diterima menduduki posisi jangka pendek dan jangka panjang.
Sedangkan penempatan berkaitan dengan pencocokan seseorang
dengan jabatan yang akan dipegangnya. Seleksi dan penempatan
bertujuan untuk menempatkan orang yang tepat pada jabatan
(pekerjaan) yang tepat.
J. AUDIT ATAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
- Pelatihan dan pengembangan Karyawan
Pelatihan dan pengembangan karyawan bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan SDM dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya, baik saat ini maupun di masa yang akan
datang.
- Perencanaan dan pengembangan Karier
Karier adalah seluruh pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh
individu selama masa hidupnya. Karier merupakan pola dari
pekerjaan dan sangat berhubungan dengan pengalaman (posisi,
wewenang, keputusan, dan interpretasi subjektif atas pekerjaan)
dan aktivitas selama masa kerja individu. Tujuan karier adalah
posisi dimasa depan yang ingin dicapai oleh individu dalam
pekerjaannya. Tujuan ini berperan sebagai tolok ukur sepanjang
jenjang karier seseorang. Pengembangan karier seorang karyawan
menunjukkan semakin meningkatnya kemampuan karyawan
tersebut dalam memegang tugas, wewenang, dan tanggung jawab
yang lebih besar dalam pekerjaannya.
- Penilaian Kinerja
Penilaian kerja karyawan pada dasarnya adalah menghubungkan
kinerja karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dengan standar (ukuran) keberhasilan yang telah
ditetapkan sebelumnya untuk tugas dan tanggung jawab tersebut.
- Kompensasi dan Balas Jasa
Kompensasi adalah sesuatu yang diterima karyawan sebagai
pengganti (imbalan) atas kontribusi yang telah diberikan karyawan
kepada perusahaan.
- Keselamatan dan kesehatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja mengacu pada kondisi fisiologis-
fisik dan psikologis karyawan yang diakibatkan oleh lingkungan
dan fasilitas kerja yang disediakan perusahaan.
- Kepuasan Kerja Karyawan
Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda
sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Semakin
tinggi penilaian terhadap kegiatan dirasakan sesuai dengan
keinginan individu, maka semakin tinggi pula kepuasannya
terhadap kegiatan tersebut. Jadi kepuasan kerja merupakan
gambaran evaluasi seseorang atas perasaan sikapnya senang atau
tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja.

K. AUDIT ATAS PENGURANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


Pengurangan tenaga kerja merupakan keputusan yang tidak berdiri
sendiri. Berbagai kepentingan perusahaan harus diselamatkan agar
perusahaan bisa bertahan hidup (survive) dan ikut bermain dalam
persaingan yang sangat tinggi intensitasnya. UU No. 3 Tahun 2003
Pasal 158-167 mengatur tentang dalam hal apa perusahaan dapat
melakukan PHK. Beberapa alasan perusahaan dapat melakukan PHK
antara lain:
1. Tenaga Kerja mengundurkan diri (secara sukarela)
2. Perusahaan tutup
3. Perusahaan pailit
4. Terjadi perubahan status perusahaan
5. Tenaga kerja memasuki masa pensiun
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Audit SDM di laksanakan untuk mencapai tujuan organisasi secara
keseluruhan baik untuk jangka pendek, jangka menengah maupun jangka
panjang. Artinya audit SDM mempunyai misi membantu pimpinan dengan
memberikan masukan informasi signifikan hasil penilaian auditor untuk
membantu mengatasi permasalahan yang tengah dihadapi oleh
Departemen. Hasil audit SDM dapat menjadi masukan berharga untuk
referensi dalam membuat keputusan atau mengambil kebijakan tentang
SDM sehingga pengelolaan SDM dapat lebih sesuai dengan perencanaan
organisasi jangka panjang.

B. SARAN
Dari uraian makalah ini, penyusun merekomendasikan pentingnya
untuk menguasai konsep Audit SDM karena hal tersebut akan dapat
membantu mengevaluasi kegiatan-kegiatan SDM yang dilakukan dalam
suatu perusahaan. Dan hasilnya memberikan umpan balik tentang fungsi
SDM bagi para manajer operasional dan departemen SDM. Ini juga
mengemukakan seberapa baik para manajer mengelola tugas-tugas SDM.
DAFTAR PUSTAKA

IBK. Bayangkara, AUDIT MANAJEMEN Prosedur dan Implementasi,


Penerbit Salemba Empat, Jakarta:2008
Sumber lain: www.google.com//auditsumberdayamanusia 11
Review Makalah 1 :

Judul Makalah : Audit Manajemen – Audit Sumber Daya Manusia

Tahun : 2012

Penulis : Jiantari Marthen

Jiantari Marthen merupakan seorang akuntan yang tinggal di Palu Selatan,


Sulawesi Tengah. Sebagai seorang akuntan tentu tidak asing untuknya dalam hal
pengauditan, termasuk audit sumber daya manusia ini, oleh karena itu jika
seseorang ingin mencari sebuah makalah tentu akan mencari yang terpercaya.
Seperti saya misalnya sebagai seorang mahasiswi akuntansi yang sedang
menempuh mata kuliah audit internal dan mencari bahan mengenai audit sumber
daya manusia, saya akan lebih percaya untuk membaca dari sumber yang memang
dalam pembuatan makalah tsb sesuai dengan bidangnya.

Pada makalah beliau kali ini membahas mengenai “Audit Sumber Daya
Manusia”. Dalam makalah tersebut dijelaskan secara mendasar mengenai audit
sumber daya manusia. Terdapat materi-materi yang dipelajari dalam mata kuliah
audit internal yang berjudul audit sumber daya manusia. Menurutnya, sumber
daya manusia merupakan pilar penyangga utama sekaligus penggerak roda
organisasi dalam usaha mewujudkan visi, misi, dan tujuan organisasi. Sumber
daya manusiapun juga perlu audit untuk memeriksa dan melihat sejauh mana
fungsi-fungsi sumber daya manusia dalam organisasi memenuhi azas kesesuaian,
efektivitas dan efisiensi di dalam prakteknya untuk mendukung tercapainya tujuan
dan sasaran secara keseluruhan. Selain itu, audit sumber daya manusia diperlukan
untuk menentukan jika dan bagaimana suatu perusahaan memenuhi tanggung
jawabnya yang berhubungan dengan aturan-aturan sumber daya manusia. Maka
dari itu, menurutnya perlu mengerti isi audit sumber daya manusia yang
sebenernya, dari pengertian, manfaat, instrument, dan bentuk laporan auditnya
secara umum dan kemudian dihubungkan dengan pengertian dan manfaat audit
sumber daya manusia. Menurut Jiantari Marthen, audit sumber daya manusia
itupun tidak selalu mencari pelanggaran atau ketidaksesuaian. Namun, juga
berguna mencari terobosan dan tantangan baru sebagai perbaikan dan
menghindari masalah yang sama di kemudian hari.

Dalam makalah ini telah dituliskan segala sesuatu dasar yang memang
harus diketahui sebelum melakukan audit sumber daya manusia. Dari apa itu
pengertian audit sumber daya manusia, kerangka kerja audit sumber daya
manusia, tujuan audit sumber daya manusia, manfaat audit sumber daya manusia,
pendekatan audit sumber daya manusia, langkah-langkah audit, ruang ringkup
audit, program kerja audit, serta audit atas perolehan, pengelolaan, dan
pengurangan sumber daya manusia telah dibahas semuanya dalam makalah tsb.

Setiap karya pasti memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing,


begitu pula dengan makalah yang dituliskan oleh Jiantari Marthen. Jiantari
Marthen dalam meguraikan pembahasan dalam makalah ini sangat lengkap dan
rinci. Alasan diperlukannya audit sumber daya manusia dalam makalah ini telah
dipaparkan dengan baik, yaitu dengan memberikan dasar-dasar audit sumber daya
manusia terlebih dahulu. Tulisan Jiantari Marthen membantu pembaca dalam
memahami audit sumber daya manusia, apa lagi untuk orang umum atau awam
yang benar-benar belum pernah mengerti mengenai audit sumber daya manusia.
Makalah tersebut secara jelas dsn runtut menguraikan mengenai audit sumber
daya manusia. Dalam penulisannya pun, Jiantari Marthen menuliskan sumbernya.
Hal tersebut merupakan hal yang penting dalam penulisan makalah untuk
menghindari plagiarism.

Selain kelebihan yang diungkap dalam review makalah ini, terdapat pula
beberapa kekurangan dalam makalah ini. Dalam makalah ini, meskipun Jiantari
Marthen telah menuliskan sumbernya, namun alangkah lebih baik jika dalam
makalah tersebut berisikan mengenai penjelasan menurut dirinya sendiri. Karena,
setelah saya membaca makalah yang dituliskan oleh Jiantari Marthen dan juga
buku “Audit manajemen Prosedur dan Implementasi” yang diterbitkan oleh
Salemba Empat, isinya sama persis. Pokok bahasan yang dibahaspun juga sama.
Hal tersebut dapat membuat beberapa mahasiswi tidak tertarik membaca makalah
ini lagi khususnya mahasiswi akuntansi yang menggunakan buku tersebut.

Makalah 2 :

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Fungsi pengadaan merupakan fungsi yang paling depan dalam penentuan


ekonomisasi suatu organisasi. Ekonomisasi dalam perolehan input merupakan
bagian dari strategi keunggulan bersaing perusahaan. Kemampuan
memperoleh input dengan pengorbanan terkecil dari berbagai alternatif yang
ada tanpa mengabaikan standar kualitas yang telah ditetapkan, mencerminkan
inovasi perusahaan dalam proses pengadaan. Tiga tahap penting dala
pengadaan adalah perencanaan pengadaan,pelaksanaan
pengadaan,penanganan atas barang/jasa yang diterima. Oleh karena itu, perlu
pengendalian pada fungsi ini.

Pengendalian terhadap perencanaan memastikan bahwa barang/jasa yang


akan diperoleh adalah barang yang benar-benar dibutuhkan. Pada proses
pengadaan, pengendalian berfingsi untuk memastikan bahwa proses
pengadaan telah berjalan transparan. Dan tahap penanganan barang/jasa
memastikan bahwa barang sudah sesuai pesanan,spesifikasi dan sebagainya.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah tujuan dan manfaat audit pengadaan?

2. Seberapa jauh ruang lingkup audit pengadaan?

3. Bagaimana langkah-langkah audit pengadaan?


4. Bagaimana proses pengadaan barang/jasa ?

5. Kecurangan apa saja yang terjadi pada pengadaan?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tujuan dan Manfaat Audit


Tujuan pengadaan adalah untuk mendapatkan barang/jasa sesuai ketentuan
dengan pengorbanan yang minimal. Berikut adalah tujuan dan manfaat audit
pengadaan:

1. Untuk mencapai tujuan, sesuai dengan visi dan misi organisasi.

2. Menilai ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas pengadaan, serta


melindungi aset (dana) perusahaan dari pemborosan, kesalahan
pengelolaan, penyalahgunaan, dan berbagai bentuk penyimpangan lainnya.

3. Mendorong pengembangan dan pemeliharaan meanajemen


informasi pengadaan yang dapat diandalkan serta pengungkapan informasi
tersebut dalam laporan periode termasuk pemenuhan kewajiban
akuntabilitaas.

4. Memastikan bahwa aktivitas pengadaan telah sesuai dengan


ketentuan dan peraturan yang berlaku.

2.2 Ruang Lingkup Audit

Audit atas fungsi pengadaan melakukan penilain atas keseluruhan fungsi


pengadaan, baik organisasinya, pedoman / peraturan yang menjadi panduan
pengadaan, perencanaan, proses dan penyelesaian pengadaan (penerimaan
barang dan jasa). Secara terperinci ruang lingkup audit fungsi pengadaan
meliputi :

a. Organisasi pengadaan.
b. Proses pengadaan yang terdiri atas :
 Perencanaan pengadaan.
 Pelaksanaan pengadaan
 Pembayaran dan pelaporan.

Ruang lingkup ini dapat bervariasi,tergantung dari strategi dak kompleksitas


sistem pengadaan di masing-masing organisasi.

2.3 Langkah-Langkah Audit


Secara umum proses audit pengadaan barang / jasa meliputi beberapa
langkah yang meliputi hal hal berikut.
1. Perencanaan audit, yaitu menyangkut :
a. Penilaian resiko dan penentuan ruang lingkup audit.
b. Penentuan jadwal audit.
c. Penentuan kebutuhan sumber daya dalam melaksanakan audit.
Dalam membuat rencana detail audit, ketua tim audit harus
mempertimbangkan beberapa hal termasuk :
a. Risiko, tingkat materialitas dan prioritas pada setiap aktivitas
audit.
b. Area audit yang signifikan.
1. Pengumpulan dan evaluasi temuan audit
2. Pelaporan.
3. Tidak lanjut hasil audit.

2.4 Proses Pengadaan Barang/Jas

Proses pengadaan barang dan jasa harus mencerminkan keinginan


organisasi untuk mendapatkan barang / jasa untuk memenuhi kebutuhannya
secara ekonomi, efisien, dan efektif. Secara umum proses pengadaan diawali
dengan perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan evaluasi atas aktivitas
pengadaan.

2.4.1 Perencanaan Pengadaan

Perencanaan pengadaan mencakup penentuan kebutuhan atas


barang/jasa dalam operasional perusahaan, baik tingkat kualitas, kuantitas,
dan penentuan waktu kapan barang jasa tersebut harus tersedia. Rencana
pengadaan yang baik harus mencerminkan hubungan yang optimal antara
keinginan untuk memenuhi kebutuhan dengan ketersediaan sumber daya yang
dimiliki berkaitan dengan pengadaan tersebut dan penetapan praktik
pengadaan terbaik dalam rencana tersebut untuk mendapatkan barang/ jasa
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dengan pengorbanan yang
paling rendah.

2.4.2. Pelaksanaan Pengadaan

Tahap ini adalah pelaksanaan dari rencana pengadaan. Aktivitas yang


terlibat dalam pelaksanaan pengadaan sesuai dengan tingkat kompleksitas
proses pengadaan, jenis barang atau jasa yang akan dibeli, dan besarnya
anggaran yang terlibat dalam pengadaan tersebut. Pengendalian yang ketat
pada tahap ini dilakukan untuk memastikan bahwa penitia pengadaan tidak
salah dalam menentukan pemasok terpilih dan harga atas barang/jasa yang
dibutuhkan. Pemilihan pemasok yang tepat yaitu penilaian atas kemampuan
pemasok memenuhi spesifikasi barang/jasa yang dibutuhkan tepat waktu dan
suku cadangnya secara berkelanjutan.

2.4.3. Pelaksanaan Kontrak Penyerahan Barang

Setelah proses pengadaan menghasilkan pemasok terpilih, panitia


pengadaan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa barang/jasa yang
diterima telah sesuai dengan pesanan baik kuantitas yang diterima, tingkat
kualitas, dan waktu penyerahan. Pengendalian atas penerimaan barang/jasa
seharusnya melibatkan unit pengguna dari barang/jasa tersebut untuk
menghindari terjadinya ketidaksesuaian barang/jasa yang diterima dengan
pesanannya
2.4.4. Pembayaran dan Pelaporan

Pembayaran adalah bagian terakhir dari proses pengadaan. Pembayaran


baru bisa dilakukan jika serah terima atas barang/jasa tersebut telah
dinyatakan tidak mengandung masalah dan telah disahkan oleh pihak pihak
berwenang. Setiap pembayaran harus didukung bukti tagihan dan dokumen
pendukung yang lengkap dan tagihan telah jatuh tempo. juru bayar harus
memiliki bukti dan dokumen pendukung yang lengkap sebagai bahan
pertanggung jawaban atas pembayaran yang dilakukan.

Pelaporan atas pengadaan barang/jasa harus segera dilakukan sesuai


dengan ketentuan yang tertuang dalam pedoman pengadaan. Dalam laporan
tersebut, panitia pengadaan harus menyajikan tentang kemampuan panitia
mendapatkan barang/jasa sesuai dengan spesifikasinya.

2.5 Kecurangan dalam Pengadaan

Pengadaan melibatkan pembeli dan penjual, di mana masing-masing pihak


memiliki berbagai cara untuk melakukan korupsi pada setiap tahapan proses
pengadaan. Pihak pemasok berkepentingan dengan penjualan produknya dan
mengharapkan keuntungan dari penjualan tersebut. Untuk mencapai tujuan
tersebut, berbagai perilaku menyimpang berikut ini mungkin dilakukan :

1. Berkolusi dengan pihak dalam menentukan harga penawaran.

2. Secara diskriminatif meningkatkan standar teknis, sehingga pemasok lain


sulit untuk memenuhinya.

3. Mencampuri secara tidak beretika pekerjaan evaluator baik dalam proses


tender maupun dalam serah terima barang/jasa.

4. Memberikan sogokan.

Berbagai godaan, baik yang timbul dari perilaku buruknya maupun yang
datang dari pemasok, mendorong pihak pembeli terjebak pada perilaku
menyimpang seperti :

 Menentukan spesifikasi yang menguntungkan pemasok tertentu


 Membatasi penyebaran informasi berkaitan dengan kesempatan
melakukan tender

 Berdalih pada kepentingan yang mendesak untuk melakukan penunjukan


terhadap pemasok tertentu tanpa melalui tender untuk pengadaan yang
seharusnya melalui tender

 Melanggar kerahasiaan penawaran pemasok

 Mendiskualifikasi pemasok potensial melalui prakualifikasi yang tidak


benar

 Menerima sogokan

 Gagal dalam memenuhi standar kualitas, kuantitas, dan kinerja pengadaan


lainnya

 Memgalihkan pengiriman barang untuk dijual kembali atau digunakan


secara pribadi

 Meminta keuntungan pribadi dari pemasok

 Memalsukan kualitas atau standar sertifikasi

 Meningkatkan atau menurunkan nilai faktur

Berbagai penyimpangan lain yang mungkin terjadi dalam pengadaan dapat


berupa :

1. Pengadaan barang fiktif

2. Harga pengadaan barang di-mark-up

3. Pajak/PNPB sehubungan dengan pengadaan barang tidak dipungut


dan/atau tidak disetorkan

4. Kuantitas/volume hasil pengadaan barang dikurangi

5. Kualitas hasil penyelesaian pekerjaan pengadaan barang

6. Keterlambatan penyelesaian pekerjaan pengadaan barang


7. Hasil pengadaan barang tidak bermanfaat/tidak dimanfaatkan

8. Pelanggaran ketentuan/peraturan pengadaan barang yang


berindikasi praktik KKN.

Sistem pengadaan yang dibuat perusahaan harus transparan dan efisien


berdasarkan prinsip-prinsip pengadaan berikut :

a. Nilai uang : Pengadaan harus mendapatkan barang/jasa sesuai


spesifikasi dengan harga rendah (memaksimalkan nilai uang).

b. Kejujuran dan keadilan : Panitia pengadaan harus berlaku jujur dan


adil kepada seluruh pemasok yang memenuhi syarat untuk
mengikuti kompetisi dalam pengadaan tersebut.

c. Akuntanel dan transparan : Seluruh proses dalam tahapan-tahapan


pengadaan harus dilengkapi dengan catatan-catatan dan
dokumentasi yang memadai sebagai bahan petanggungjawaban.

d. Efisiensi : Proses pengadaan harus berjalan secara efisien


(optimalisasi penggunaan sumber daya dalam pengadaan.

e. Kompetensi dan integritas : Petugas pengadaan harus memiliki


kompetensi yang memadai dan berintegritas tinggi dalam
menjalankan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.

2.6 Audit atas Organisasi Pengadaan


Organisasi pengadaan menyangkut penempatan fungsi pengadaan yang
strategis pada struktur organisasi perusahaan. Setiap perusahaan memiliki
pertimbangan tersendiri menempatkan suatu fungsi dalam struktu
organisasinya, tergantung pada kompleksitas operasional dan peran penting
fungsi tersebut dalam keunggulan bersaing organisasi.
Untuk pengadaan barang/jasa pemerintahan, Peraturan Presiden No. 70
Tahun 2012 menetapkan beberapa tingkat jabatan yang harus bertanggung
jawab dalam pengelolaan dan pengendalian pengadaan barang/jasa
pemerintah. Tingkat jabatan tersebut antara lain :
1. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah pejabat
pemegang kewenangan penggunaan anggaran kementerian/lembaga/satuan
kerja perangkat daerah atau pejabat yang disamakan pada institusi
pengguna APBN/APBD.
2. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat
yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh
kepala daerah untuk menggunakan APBD.
3. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat
yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
4. Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit
organisasi kementerian/lembaga/pemerintah daerah/institusi yang
berfungsi melaksanakan pengadaan barang/jasa yang bersifat permanen,
dapat berdiri sendiri, atau melekat pada unit yang sudah ada.
5. Pejabat Pengadaan adalah personel yang ditunjuk untuk melaksanakan
pengadaan langsung.
6. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang
ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil
pekerjaan/
7. Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau pengawas intern pada institusi
lain yang selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang melakukan
pengawasan melalui audit, review evaluasi, pemantauan, dan kegiatan
pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.
8. Dalam menjalankan aktivitasnya, fungsi pengadaan harus dilengkapi
dengan panduan/pedoman pengadaan (procurement manual) yang
merupakan seperangkat peraturan, kebijakan, kewenangan tugas dan
tanggung jawab yang menjadi pedoman dalam semua aktivitas pengadaan.
9. Prinsip-prinsip pemisahan tugas harus tertuang jelas dalam peraturan
tersebut, di mana fungsi-fungsi pencatatan, penyimpangan, operasional
harus terpisah satu sama lain. Hal ini dimaksudkan untuk memungkinkan
terjadinya pengecekan silang secara internal (internal cross check) antar
fungsi sebagai bentuk pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya
penyimpangan.
Audit atas organisasi pengadaan melakukan penilaian atas efektivitas
organisasi pengadaan dalam melakukan pengadaan barang/jasa secara efisien.
Pada audit ini aduitor menilai ketepatan :
1. Penempatan organisasi pengadaan dalam struktur organisasi perusahaan.
2. Luas wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki fungsi pengadaan
dalam memenuhi kebutuhan barang/jasa secara efektif dan efisien.
3. Kompetensi personalia yang menangani dan bertanggung jawab terhadap
pengadaan barang/jasa.
4. Kecukupan prosedur pengadaan dalam memandu proses pengadaan dalam
kerangka tata kelola pengadaan barang/jasa yang baik.

2.7 Audit atas Proses Pengadaan

Proses pengadaan dimulai dari perencanaan pengadaan, survei harga dan


pemasok, pemilihan pemaso/pelaksanaan tender, penandatanganan kontrak
dengan pemasok (pemenang tender) dan penanganan atas serah terima
barang/jasa sesuai dengan kontrak pengadaan. Tidak semua pengadaan
dilakukan melalui tender terbuka. Pengadaan juga bisa dilakukan melalui
penunjukkan langsung dan tender terbatas.

Perencanaan pengadaan dimulai dari identifikasi kebutuhan setiap unit


pengguna atas barang/jasa. Perusahaan harus memiliki daftar kebutuhan
barang/jasa yang memuat tentang spesifikasi, kuantitas kebutuhan, standar
kualitas, dan waktu penggunaannya. Pada perusahaan perdagangan, daftar ini
dilengkapi dengan batas stok maksimum dan minimum, barang yang
dipungut PPN atau tidak. Dengan daftar ni, perusahaan dapat terhindar dari
beberapa kondisi seperti: (1) pembelian yang berlebihan, (2)
kelebihan/kekurangan stok, (3) dana terikat pada barang/jasa yang belum
digantikan, serta (4) pembelian barang/jasa yang tidak sesuai dengan standar
kualitas.

Selain daftar kebutuhan barang/jasa, perusahaan juga harus memiliki


daftar pemasok terpilihh yang mampu memenuhi kebutuhan barang jasanya
dengan cara paling ekonomis. Sebelum dimasukan dalam daftar pemasok
terpilih, perusahaan harus melakukan verifikasi terlebih dahulu atas
keberadaan pemasok tersebut. Hal ini dapat menghindari perusahaan
melakukan transaksi dengan pemasok yang salah atau memiliki catatan
kinerja yang tidak baik. Pemasok-pemasok ini ermuat dalam daftar pemasok
terpilih yang telah memeahami dengan baik spesifikasi barang/jasa yang
dibutuhkan perusahaan, frekuensi kebutuhan, dan waktu pengirimannya.
Pemasok ini telah memiliki komitmen untuk menyediakan barang/jasa
kebutuhan perusahaan secara tepat kualitas, tepat kuantitas, tepat waktu, dan
harga yang bersaing, yang biasanya tertuang dalam kontrak jangka panjang.
Baik daftar kebutuhan barang/jasa maupun daftar pemasok terpilih sangat
membantu dalam hal organisasi melakukan pembelian kembali.

Beberapa kriteria yang dapat dijadikan pedoman dalam pemilihan


pemasok, berkaitan dengan intergritas pelayanan dan kemampuannya untuk
menyediakan serta mengirimkan barang/jasa ya ng dibutuhkan dengan tepat
waaktu, tepat kuantitas, tepat kualitas, dan dengan harga yang paling murah
relatif dari pemasok lain. Auditor harus menilai dengan cermat perencanaan
pengadaan barang/jasa perusahaan agar kebutuhan barang/jasa dapat
terpenuhi secara tepat waktu, tepat kuantitas, tepat kualitas, dan dengan harga
yang paling murah tanoa melanggar prinsip-prinsip tata kelola pengadaan
barang/jasa yang baik. Penelusuran terhadap pedoman, rencana (anggaran,
spesifikasi barang, dab waktu penggunaan) serta risalah rapat perencanaan
pengadaan memungkinkan auditor dapat mendeteksi
kecurangan/penyimpangan yaang mungkin terjadi pada perencanaan
pengadaan.

Audit atas perencanaan pengadaan melakukan penilaian terhadap


ketepatan rencana pengadaan dalam memenuhi kebutuhan barang/jasa unit-
unit pengguna di dalam perusahaan. Pada audit ini, auditor menekankan
penilaianny terhadap ketepatan hubungan antara rencana pembelian
(spesifikasi, kuantitas, waktu)dengan rencana penggunaan barang/jasa pada
masing-masing unit pengguna. Untuk perusahaan perdagangan, di samping
penilaian terhadap ketepatan hubungan antara rencana pembelian dengan
rencana penjualan, juga dilakukan penilaian terhadap ketepatan jumlah
persediaan dalam menjaga stabilitas bisnis.

Perencanaan pengadaan dimulai dari identifikasi kebutuhan setiap unit


pengguna atas barang/jasa. Perusahaan harus memiliki daftar kebutuhan
barang/jasa yang memuat tentang spesifikasi, kuantitas kebutuhan, standar
kualitas, dan waktu penggunaannya. Pada perusahaan perdagangan, daftar ini
dilengkapi dengan batas stok maksimum dan minimum, barang yang
dipungut PPN atau tidak. Dengan daftar ni, perusahaan dapat terhindar dari
beberapa kondisi seperti: (1) pembelian yang berlebihan, (2)
kelebihan/kekurangan stok, (3) dana terikat pada barang/jasa yang belum
digantikan, serta (4) pembelian barang/jasa yang tidak sesuai dengan standar
kualitas.

Selain daftar kebutuhan barang/jasa, perusahaan juga harus memiliki


daftar pemasok terpilihh yang mampu memenuhi kebutuhan barang jasanya
dengan cara paling ekonomis. Sebelum dimasukan dalam daftar pemasok
terpilih, perusahaan harus melakukan verifikasi terlebih dahulu atas
keberadaan pemasok tersebut. Hal ini dapat menghindari perusahaan
melakukan transaksi dengan pemasok yang salah atau memiliki catatan
kinerja yang tidak baik. Pemasok-pemasok ini ermuat dalam daftar pemasok
terpilih yang telah memeahami dengan baik spesifikasi barang/jasa yang
dibutuhkan perusahaan, frekuensi kebutuhan, dan waktu pengirimannya.
Pemasok ini telah memiliki komitmen untuk menyediakan barang/jasa
kebutuhan perusahaan secara tepat kualitas, tepat kuantitas, tepat waktu, dan
harga yang bersaing, yang biasanya tertuang dalam kontrak jangka panjang.
Baik daftar kebutuhan barang/jasa maupun daftar pemasok terpilih sangat
membantu dalam hal organisasi melakukan pembelian kembali.

Beberapa kriteria yang dapat dijadikan pedoman dalam pemilihan


pemasok, berkaitan dengan intergritas pelayanan dan kemampuannya untuk
menyediakan serta mengirimkan barang/jasa ya ng dibutuhkan dengan tepat
waaktu, tepat kuantitas, tepat kualitas, dan dengan harga yang paling murah
relatif dari pemasok lain. Auditor harus menilai dengan cermat perencanaan
pengadaan barang/jasa perusahaan agar kebutuhan barang/jasa dapat
terpenuhi secara tepat waktu, tepat kuantitas, tepat kualitas, dan dengan harga
yang paling murah tanoa melanggar prinsip-prinsip tata kelola pengadaan
barang/jasa yang baik. Penelusuran terhadap pedoman, rencana (anggaran,
spesifikasi barang, dab waktu penggunaan) serta risalah rapat perencanaan
pengadaan memungkinkan auditor dapat mendeteksi
kecurangan/penyimpangan yaang mungkin terjadi pada perencanaan
pengadaan.

Audit atas perencanaan pengadaan melakukan penilaian terhadap


ketepatan rencana pengadaan dalam memenuhi kebutuhan barang/jasa unit-
unit pengguna di dalam perusahaan. Pada audit ini, auditor menekankan
penilaianny terhadap ketepatan hubungan antara rencana pembelian
(spesifikasi, kuantitas, waktu)dengan rencana penggunaan barang/jasa pada
masing-masing unit pengguna. Untuk perusahaan perdagangan, di samping
penilaian terhadap ketepatan hubungan antara rencana pembelian dengan
rencana penjualan, juga dilakukan penilaian terhadap ketepatan jumlah
persediaan dalam menjaga stabilitas bisnis.

2.8 Audit Atas Pelaksanaan Pengadaan

Metode yang secara umu digunakan dalam pengadaan barang/jasa


adalah pembelian langsung, penunnjukkan langsung, tender terbatas, dan
tender terbuka. Kompetisi adalah dasar dari pengadaan yang memastikan
bahwa perusahaan mendapatkan barang/jasa terbaik melalui persaingan dalam
tender. Di samping itu, pengadaan melalui tender terbuka juga dapat
menimbulkan kesan positif bagi perusahaan, karena menunjukkan nilai
intergritas, keadilan, dan profesionaliseme dalam pengadaan barang atau jasa.

Perkembangan teknologi yang banyak mengandung proses pengadaanb


barang/jasa melalui penerapan teknologi komunikasi dan infromasi yang
lebih dikenal sebagai electronic procurement (e-Procurement). Penggunaan
metode ini memunginkan untuk menjdikan proses pengadaan berjalan lebih
cepat, trnsparan, dan akuntabel. Metode pengadaan ini dapat mencegah
terjadinya kolusi, korupsi, dan berbagai perilaku menyimpang lainnya dalam
proses pengadaan dengan terbatasnya pertemuan secara fisik antara panitia
pengadaan dan pemasok.

Untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat rutin, banyak perusahaan saat


ini hanya melakukan transaksi dengan pemasok tertantu dalam pengadaan
barang/jasanya. Dari daftar pemasok yang terpilih yang dimiliki, perusahaan
memperoleh keyakinan bahwa pemasok tersebut mampu memenuhi
kebutuhan barang/jasanya secara tepat baik kuantitas, kualitas, maupun waktu
pada harga yang relatif lebihh murah dari pemasok lain. Hal ini adalah bagian
dari strategi pengadaan yang efisien karena proses pengadaan berjalan lebih
singkat dan tidak melibatkan banyak pemasok. Perusahaan yang menerapkan
metode Just in Time (JIT) dalam proses produksinya, mengintegrasikan
kekuatan pemasok dan strategi bisnisnya. Maka dari itu, metode produksi ini
hanya memilih beberapa pemasok saja yang memiliki kemampuan dan
komitmen untuk memenuhi kebutuhan barang/jasa perusahaan sesuai dengan
spesifikasinya,kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu. Dengan strategi ini,
proses pengadaan tidak berjalan terlalu rumit yang menyerap banyak waktu
dan tenaga dalam menyeleksi penaaran banyak pemasok dan penangan
barang/jasa yang diterima dari pemasok baru, yang menjadikan pengadaan
dengan penunjukkan langsung. Di samping untuk memenuhi kebutuhan rutin,
metode ini juga banyak digunakan dalam pemenuhan kebutuhan barang/jasa
yang bersifat mendesak (urgent).

Pada pengadaan baarang/jasa yang tidak bersifat rutin atau merupakan


investasi dan melibatkan sumber daya keuangan yang besar, perusahaan
mungkin melakukannya melalui tender terbatas atau tender terbuka, sesuai
dengan besarnya nilai pengadaan dan spesifikasi barang/jasa yang
dibutuhkan. Pedoman pengadaan barang/jasa yang dimiliki perusahaan
seharusnya mengatur batas-batas pengadaan yang harus dilakukan melalui
penunjukan langsung, tender terbatas, dan tender terbuka, berdasarkan
spesifikasi barang/jasa yang dibutuhkan dan besarnya dana yang terlibat
dalam pengadaan tersebut.
Untuk pengadaan barang/jasa pemerintah (dananya bersumber dari
APBN/APBD), Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah telah memberikan panduan bagaimana pengadaan
barang/jasa tersebut dilakukan dan batas-batas kewenangan dari
pejabat/petugas yang meenangani pengadaan barang/jasa tersebut. Peraturan
Presiden ini juga memberikan definisi beberapa metode pengadaan dan
batasan-batasan nilainya, sebagai berikut,.

1. Pelelangan umum adalah metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan


konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh
semua penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang memenuhi
syarat.
2. Pelelangan terbatas adalah metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan
kosntruksi dengan jumlah penyedia yang mampu melaksanakan diyakini
terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks.
3. Pelelangan sederhana adalah metode pemilihan enyedia barang/jasa
lainnya untuk pekerjaan yang bernilai pling tinggi Rp. 5.000.000.000 (lima
miliar rupiah).
4. Pemilihan langsung adalah metode pemilihan penyedia pekerjaan
konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp. 5.000.000.000
(lima miliar rupiah).
5. Seleksi umum adalah metode pemilihan penyedia jasa konsultasi untuk
pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua penyedia jasa konsultasi yang
memenuhi syarat.
6. Seleksi sederhana adalah metode pemilihan penyedia jasa konsultasi untuk
jasa konsultasi yang bernilai paling tinggi Rp. 200.000.000 (dua ratus juta
rupiah).
7. Sayembara adalah metode pemilihan penyedia jasa yang memperlombakan
gagasan orisinil, kreativitas, dan inovasi tertentu yang harga/biayanya
tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan.
8. Kontes adalah metode pemilihan penyedia barang yang memperlombakan
barang/benda tertetu yang tidak mempunyai harga pasar dan yang
harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan.
9. Penunjukan langsung adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa
dengan cara menunjuk 1 (satu)penyedia barang/jasa.
10. Pengadaan langsung adalah pengadaan barang/jasa langsung kepada
penyedia barang/jasa, tanpa melalui pelelangan/seleksi/penunjukan
langsung.

Secara umum, pengadaan barang/jasa yang dlakukan melalui tender,


baik terbuk maupun terbatas, melibatkan (walaupun tidak terbatas pada)
aktivitas-aktivitas berikut.
1. Pembentukan panitia pengadaan/pejabat (panitia Pokja)
pengadaan/unit layanan pengadaan. Panitia pengadaan dapat dibuat
untuk setiap pengadaan atau dibuat untuk beberapa kali pengadaan
dalam waktu tertentu (panitia tetap dengan masa kerja 1 tahun/lebih).
2. Penyusunan dan pengesahan Harga Perkiraan Sendiri (HPS).
3. Penyusunan dan pengesahan dokumen pemilih penyedia barang.
4. Pengumuman pelelangan/seleksi/pengadaan.
5. Prakualifikasi/pascakualifikasi penyedia barang.
6. Pendaftaran dan pengambilan dokumen pemilih penyedia barang.
7. Penjelasan (aanwijzing).
8. Pemasukan dan pembukaan dokumen penawaran.
9. Evaluasi penawaran.
10. Pengumuman pemenang.
11. Sanggahan peserta lelang.
12. Penunjukan pemenang lelang.
13. Penandatangan kontrak.

Elemen kunci transparansi dan keadilan pelaksanaan tender adalah


kerahasiaan informasi tender. Panitia tender harus mampu menjaga
kerahasiaan informasi dari peserta tender dan memastikan bahwa informasi
tersebut tidak bocor, tidak tertukar, dan tidak dimanipulasi untuk kepentingan
peserta tender tertentu. Tempat dan waktu pembukaan tender yang dihadiri
seluruh peserta tender harus disepakati dan dapat diterima. Hal ini dapat
mengurangi risiko kebocoran dan manipulasi kerahasiaan tender.
Evaluasi penawaran adalah tahapan paling sensitif dalam proses tender.
Jika tahap ini tidak dikelola dengan baik dan penuh kehati-hatian, dapat
terjadi distorsi informasi yang pada akhirnya hanya menguntungkan pemasok
tertentu. Berbagai antisipasi harus diambil untuk memastikan bahwa evaluasi
telah berjalan secara adil dan benar. Prinsip dasar: nilai uang, keadilan dan
kejujuran, transaparansi, serta tidak memihak harus tertuang pada semua
tahapan dalam proses pengadaan. Nilai evaluasi penawaran adalah penawar
yang paling responsif dengan bobot skor tertinggi. Audit pada tahap ini
menjadi tantangan tersendiri bagi auditor, karena tata kelola pengadaan
sebagian besar berjalan pada tahap ini dan celah-celah kolusi antara pelaksana
pengadaan dengan pemasok/rekanan kemungkinan banyak terjadi pada tahap
ini. Menelusuri dengan cermat dokumen pengadaan dan membandingkannya
dengan prosedur (petunjuk pelaksanaan/teknis) yang menjadi pedomannya,
memungkinkan auditor dapt mendeteksi kecurangan/penyimpangan yang
mungkin terjadi.

2.9. Audit Atas Inspeksi dan Penerimaan Barang/Jasa

Kecurangan masih mungkin bisa terjadi setelah kontrak ditanda tangani.


Pengendalian yang memadai pada tahap ini dapat berakibat pada:

1. Kegagalan dalam memenuhi standar kuantitas dan kualitas atau standar


pelaksanaan lainnya
2. Pengalihan barang untuk dijual kembali atau digunakan secara pribadi
oleh pihak tertentu
3. Adanya praktik pemberian gratifikasi
4. Pemalsuan kualitas atau sertifikat standar
5. Penyajian faktur yang lebih besar atau kecil

2.10. Audit atas Pembayaran dan Pelaporan

Pembayaran dan pelaporan adlah tahap terakhir dalam proses pengadaan.


Tahapan ini menyangkut penyelesaian kewajiban organisasi kepada pihak
pemasok dan pertangguangjwaban komita pengadaan atas tuas,wewenang,dan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Kewajiban terakhir panitia pengadaan adalah pembuatan laporan


pengadaan, yang melaporkan pelaksanaan pengadaan,kemampuan
memperoleh barang/jasa sesuai spesifikasi yang telah ditentukan dan
besarnya dana yang terserap untuk pengadaan tersebut.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, kami dapat menyimpulkan beberapa hal
yaitu :
Tujuan dan manfaat audit salah satunya adalah untuk mencapai tujuan, sesuai
dengan visi dan misi organisasi. Hasildari fungsi ini, perusahaan
mendapatkan laporanyang menyajikan penilaian atas organisasi. Selain itu,
ruang lingkup audit pengadaan adalah organisasi pengadaan dan proses
pengadaan. Selanjutnya langkah-langkah audit ada 4 yaitu; perencanaan
audit,pengumpulan dan evaluasi temuan audit,pelaporan,tindak lanjut hasil
audit. Sedangkan secara garis besar proses pengadaan barang/jasa adalah
meliputi beberapa tahapan antara lain; perencanaan pengadaan,pelaksanaan
pengadaan, pelaksanaan kontrak penyerahan barang dan pembayaran dan
pelaporan.
Review Makalah 2 :

Judul Makalah : Audit Pengadaan

Tahun : 2017

Penulis : Yunita Tia

Yunita Tia merupakan penulis makalah yang berjudul “Audit Pengadaan”.


Pada tulisan makalah beliau yang membahas mengenai audit pengadaan ini,
menurutnya fungsi pengadaan merupakan fungsi yang paling depan dalam
penentuan ekonomi suatu organisasi. Terdapat 3 tahap penting dalam pengadaan
yang ditulis oleh beliau, yaitu perencanaan pengadaan, pelaksanaan pengadaan,
penanganan atas barang atau jasa yang diterima. Pengendalian terhadap
perencanaan ini memastikan bahwa barang atau jasa yang akan diperoleh adalah
barang yang benar-benar dibutuhkan. Pada proses pengadaan ini, pengendalian
berfungsi untuk memastikan bahwa proses pengadaan telah berjalan secara
transparan atau tidak. Dalam tahap penanganan barang atau jasa memastikan
bahwa barang sudah sesuai pesanan, spesifikasi dan sebagainya. Dalam makalah
tersebut telah dipaparkan seluruh tujuan dan manfaat audit pengadaan, ruang
lingkup audit pengadaan, langkah-langkah audit pengadaan, proses pengadaan,
dan kecurangan yang terjadi pada pengadaan untuk menjawab rumusan-rumusan
masalahnya.
Setiap karya tentu pasti memiliki kekurangan dan kelebihan masing-
masing. Menurut saya pada makalah yang berjudul “Audit Pengadaan” ini lebih
banyak menonjol kekurangannya. Namun, bukan berarti pada makalah ini tidak
terdapat kelebihan. Makalah yang ditulis oleh Yunita Tia ini dalam menguraikan
pembahasannya dijelaskan secara singkat, tertuju langsung pada pointnya. Segala
pembahasan yang dibahas dalam makalah tersebut yang bertujuan untuk
memberikan pengertian dasar mengenai audit fungsi pengadaan telah diuraikan.

Selain kelebihan yang ada dalam makalah inu, ada juga kekurangan dalam
makalah ini. Diantaranya yaitu dalam pembahasan makalah ini kurang ada
pembahasan yang berasal dari opini penulis sendiri. Pembahasannya hanya
penjelasan-penjelasan dasar sesuai dengan materi pada umumnya. Meskipun telah
dijelaskan secara baik, namun penjelasan mengenai audit fungsi pengadaan ini
kurang dipaparkan. Sehingga, kurang memberikan informasi bagi pembaca yang
umum, yang benar-benar belum memiliki pemahaman mengenai audit atas fungsi
pengadaan ini. Selain itu, memang baik jika makalah tersebut berisikan
pembahasan yang singkat. Namun, menurut saya isi dalam makalah tersebut
masih kurang jelas dan kurang informatif. Dalam makalah inipun terlihat
pembahasannya hanya sebatas materi yang ada pada umumnya, namun penulis
tidak menuliskan daftar pustaka atau sumber informasi yang didapat. Hal ini
cukup fatal karena dapat menimbulkan plagiarism dan hal-hal yang tidak
diinginkan lainnya. Selain itu, sebenarnya pada penulisan makalah sudah sangat
rapi dan sesuai dengan komponen makalah, hanya saja ada yang kurang yaitu
kurang adanya saran.

Anda mungkin juga menyukai