Anda di halaman 1dari 17

AUDITING MANAJEMEN

AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA

DISUSUN OLEH:
NURI CYNTHIA WULANDARI (C1C014013)
ASTRIA NOPRIDA SARI (C1C014025)
DESWILIYANI (C1C014091)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN AJARAN 2016/2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan rahmat, taufik serta Hidayahnya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik untuk memenuhi
salah satu tugas disemester ini.
Makalah ini kami susun dari berbagai macam referensi dan
bantuan dari berbagai pihak, dan kami juga menyadari bahwa
dalam

penulisan

makalah

ini

masih

banyak

mengalami

kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik serta


saran dari semua pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik
lagi.
Kami juga mengucapkan banyak terimah kasih kepada
semua pihak yang sudah membantu kami dalam penyusunan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
suatu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca dalam
bidang Audit Manajemen yang membahas tentang Audit Sumber
Daya Manusia

Jambi, 31 Oktober 2016

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Secara tradisional, manajemen

memberikan

perhatian

utama

dalam

pencapaian efesiensi dan ekonomisasi penggunaan sumber-sumber daya alam


(bahan baku) dalam tujuan perusahaannya. Pada saat ini, perhatian lebih
diarahkan pada Sumber Daya Manusia (SDM) dan kontribusinya terhadap
pencapaian tehadap perusahaan. Fungsi SDM dalam mempersiapkan dan
mengeloleh SDM memegang perang yang sangat penting dalam pecapaian
dalam bersaing perusahaan. Dukungan SDM yang berkualitas tinnggi
memiliki korelasi positif dengan penciptaan nilai tambah dan tingkat kualitas
keputusan yang diambil didalam perusahaan. Penciptaan nilai tambah bagi
perusahaan terjadi jika operasi berjalan sebagai besar (bahkan semuanya)
melibatkan aktivitas-aktivitas yang menambah nilai (value added activity)
baik bagi perusahaan maupun pelannggan. Hal ini hanya terjadi jika seluruh
SDM di dalam perusahaan menyadari bahwa segala aktivitasnya harus
memberi kontribusi kepada keunnggulan bersaing perusahaan.
Untuk meningkatkan tanggung jawab seluruh lapisan karyawan pada
penciptaan

nilai

tambah

ini,

pengelolah

SDM

harus

memjadiakan

pemberdayaan karyawan (employee empowerment) sebagai dasar perumusan


program dalam bidang SDM dan pelaksanaannya. Dalam hal ini fungsi SDM
memegang peranan dan tanggu jawab penting dalam memasok SDM yang
memenuhi kualifikasi (kompotensi, loyalitas, dan etos kerja yang tinggi)
sesuai dengan kebutuhan keunggulan bersaing perusahaan.
Menjadikan karyawan sebagai asset berarti menempatkan karyawan pada
posisi yang penting dengan strategi bersaing dan pencapaian tujuan
perusahaan. Fungsi manajemen SDM, tidak cukup hanya dipandang sebagai
fungsi pendukung operasi dan lebih rendah dari fungsi utama yang lain

(pemasaran, operasional, keuangan) tetapi harus di tempatkan pada posisi


yang sejajar. Karena memang pada kenyataan salah satu kunci keberhasilan
perusahaan terletak kualitas SDM-nya. SDM yang berkualitas hanya dapat
diperoleh dari proses pengelolaan SDM yang berkualitas juga. Di sinilah
peranan pennting fungsi SDM yang tidak dapat diganti oleh fungsi yang lain,
dalam memberi kontribusinya pada keberhasilan perusahaan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan audit sumber daya manusia?
b. Apa tujuan audit sumber daya manusia?
c. Apa manfaat audit sumber daya manusia?
d. Bagaimana ruang lingkup audit sumber daya manusia?
e. Bagaimana sasaran audit sumber daya manusia?
f. Bagaimana tahap-tahap dalam audit sumber daya manusia?
1.3 TUJUAN
a. Untuk mengetahui pentingnya audit sumber daya manusia
b. Untuk mengetahui tujuan dilakukannya audit sumber daya manusia
c. Untuk mengetahui manfaat audit sumber daya manusia
d. Untuk mengetahui ruang lingkup audit sumber daya manusia
e. Untuk mengetahui sasaran audit sumber daya manusia
f. Untuk mengetahui tahap-tahap dalam audit sumber daya manusia

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Audit Sumber Daya Manusia


Audit SDM merupakan penilaian dan analisis yang komprehensif terhadap
program-program SDM. Audit SDM menekankan penilaian terhadap
berbagai aktivitas SDM yang terjadi pada perusahaan dalam rangka
memastikan apakah aktivitas tersebut telah berjalan secara ekonomis,
efisien, dan efektif dalam mencapai tujuan nya serta memberikan
rekomendasi perbaikan atas berbagai kekurangan yang masih terjadi pada
aktivitas SDM yang diaudit untuk meningkatkan kinerja dari
program/aktivitas tersebut. Dari hasil audit akan diketahui apakah
kebutuhan potensial SDM perusahaan telah terpenuhi atau tidak dan
berbagai hal dalam aktivitas SDM yang masih bisa ditingkatkan
kinerjanya.
B. Kerangka Kerja Audit SDM
Kerangka kerja audit SDM menghubungkan pengeolaan SDM dengan
tujuan bisnis perusahaan secara keseluruhan. Dalam hubungan ini audit
menilai dukungan SDM

terhadap pencapaian tujuan perusahaan,

komitmen perusahaan dalam memberdayakan, dan melibatkan SDM, serta


mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dalam hubungan tersebut dan
merekomendasikan

langkah-langkah

perbaikan

yang

diperlukan.

Berdasarkan rekomendasi dari hasil audit, peerusahaan melakukan


perubahan dan mengevaluasi pengaruh perubahan-perubahan dari hasil
audit.

Gambar Kerangka kerja Audit SDM

C. Tujuan Audit SDM


Ada beberapa hal yang ingin dicapai melalui audit SDM yang merupakan
tujuan dilakukannya audit tersebut, yaitu :
1. Menilai efektivitas dari fungsi SDM;
2. Menilai apakah program/aktivitas SDM telah berjalan secara ekonomis,
efektif dan efisien;
3. Memastikan ketaatan berbagai program/aktivitas SDM terhadap ketentuan
hukum, peraturan dan kebijakan yang berlaku di perusahaan;
4. Mengidentifikasi berbagai hal yang masih dapat ditingkatkan terhadap
aktivitas SDM dalam menunjang kontribusinya terhadap perusahaan;
5. Merumuskan beberapa langkah perbaikan yang tepat untuk meningkatkan
ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas berbagai program/aktivitas SDM.

D. Manfaat Audit SDM


William B Wertther,Jr. dan Keith Davis menyebutkan beberapa manfaat
dari audit SDM, antara lain :
1. Mengidentifikasi kontribusi dari departemen SDM terhadap
organisasi;
2. Meningkatkan citra profesional departemen SDM;
3. Mendorong tanggung jawab dan profesionalisme yang lebih tinggi
karyawan departemen SDM;
4. Memperjelas tugas-tugas dan tanggung jawab departemen SDM;
5. Mendorong terjadinya keragaman kebijakan dan praktik-praktik
SDM;
6. Menemukan masalah-masalah kritis dalam bidang SDM;
7. Memastikan ketaatan terhadap hukum dan peraturan dalam praktik
SDM;
8. Menurunkan biaya SDM melalui prosedur SDM yang lebih efektif;
9. Meningkatkan keinginan untuk berubah dalam departemen SDM;
10. Memberikan evaluasi yang cermat terhadap system informasi
SDM.
E. Pendekatan Audit SDM
1. Menentukan Ketaatan Kepada Peraturan Dan Hukum yang
Berlaku
Audit menekankan penilaian bagaimana perusahaan menetapkan berbagai
aturan dan kebijakan yang secara internal berlaku di perusahaan, apakah
telah sesuai dengan aturan dan hukum yang ditetapkan pemerintah sebagai
pemegang otoritas dan apakah setiap komponen dalam organisasi
menjalankan aktivitasnya sesuai dengan aturan dan kebijakan tersebut.
Manajemen puncak harus menyadari bahwa manajer di setiap tingkat
berkewajiban untuk mentaati peraturan dan ketentuan hukum yang
berlaku.
2. Mengukur Kesesuaian Program Dengan Tujuan Organisasi
Keselarasan tujuan departemen SDM mulai dari tujuan para karyawannya
sampai tujuan berbagai program yang ditetapkan pada departemen ini,
dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan harus menjadi pertimbangan
utama dalam penyusunan rencana di departemen SDM. Adanya
keselarasan tujuan akan menjadikan aktivitas organisasi berjalan seirama

dalam mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan. Disamping itu, hal


ini juga dapat menghindari benturan antar bagian yang ada, yang dipicu
oleh kebutuhan jangka pendek masing-masing bagian berdasarkan ego
sektoral masing-masing.
3. Menilai Kinerja Program
Mengukur kinerja program berarti menghubungkan aktivitas actual
program SDM yang diaudit dengan ukuran-ukuran keberhasilan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Disamping ukuran-ukuran keberhasilan, penilaian
kinerja program juga berhubungan denga strategi dan rencana yang telah
ditetapkan.
Untuk mencapai tujuannya, fungsi SDM menetapkan berbagai program
sebagai implementasi rencana yang telah ditetapkan. Apakah program
yang telah ditetapkan tersebut telah terlaksana secara ekonomis, efisien
dan efektif dalam mencapai tujuannya? Audit SDM melakukan evaluasi
secara komprehensif terhadap kinerja program yang dilaksanakan pada
perusahaan. Penilaian ditekankan pada ekonomisasi, efisiensi, dan
efektivitas program dalam mencapai tujuannya. Dari hasil audit akan
diketahui apakah beberapa program masih mungkin untuk ditingkatkan
kinerjanya atau memang program tersebut belum berjalan secara maksimal
karena dihadapkan pada suatu kondisi diluar kemampuan manajemen
untuk mengendalikannya dan bagaimana tidak lanjut yang mungkin
dilakukan untuk memperbaiki kekurangan yang masih terjadi pada
program-program SDM tersebut.
F. Langkah-Langkah Audit
Dalam audit SDM terdapat 5 (lima) tahapan yang hendaknya
dilaksanakan, yaitu :
1. Pada tahap audit pendahuluan, auditor menekankan kegiatan
auditnya pada pencarian informasi latar belakang dan gambaran
umum terhadap program/aktivitas SDM yang di audit. Informasi
yang diperoleh ini nantinya digunakan oleh auditor untuk
mengindentifikasi tujuan sementara audit, pengembangan kriteria,
penyebab, dan akibat dalam proses audit.

Kriteria merupakan pedoman/dasar bagi auditor dalam melakukan


penilaian terhadap program/aktivitas SDM. Kriteria dalam audit
SDM terdiri dari rencana SDM, berbagai kebijakan dan peraturan
tentang SDM, tujuan setiap program SDM, Standar Operasional
Prosedur (SOP) organisasi, rencana pelatihan dan pengembangan
pegawai, standar evaluasi yang telah ditetapkan organisasi,
peraturan pemerintah, dan kriteria lain yang mungkin diterapkan.
Penyebab diartikan sebagai pelaksanaan dari program-program
SDM, yang bisa dibagi dalam dua sifat, yaitu:
a. bersifat positif, dimana program-program yang terjadi
sangat mendukung tercapainya tujuan dari program yang
dilaksanakan tersebut;
b. bersifat negative apabila
menyebabkan
program/aktivitas

tidak
yang

program

yang

tercapainya

tujuan

dilaksanakan

atau

terjadi
dari
bahkan

perusahaan mengalami kerugian baik secara finansial


2.

maupun non finansial.


Pada tahap review dan pengujian pengendalian manajemen atas
program-program SDM, beberapa hal yang berhubungan dengan
sistem pengendalian manajemen yang harus diperhatikan oleh
auditor dalam audit SDM antara lain:
1) tujuan dari program/akitivitas SDM harus dinyatakan
dengan jelas dan tegas,
2) kualitas dan kuantitas dari SDM yang melaksanakan

3.

program kualifikasi dari SDM yang terlibat,


3) anggaran program,
4) pedoman/metode kerja, persyaratan kualifikasi
5) spesifikasi dan deskripsi pekerjaan, serta
6) standar kinerja program.
Dalam tahap audit lanjutan, pelaporan dan tindak lanjut sama
halnya dengan proses audit pada umumnya, dimana pada audit
lanjutan

auditor

akan

mengembangkan

temuantemuanya,

pelaporan audit pun disajikan dengan bahasa yang jelas

menyangkut hasil audit, serta tindak lanjut yang berhubungan


4.

dengan rekomendasi dari auditor.


Pelaporan harus disajikan dalam bahasa yang mudah dipahami.
Laporan audit harus memuat tentang informasi latar belakang,
kesimpulan audit dan disertai dengan temuan-temuan audit
sebagai bukti pendukung kesimpulan tersebut. Dalam laporan juga
harus disajikan rekomendasi yang diusulkan auditor sebagai
alternatif perbaikan terhadap penyimpangan yang masih terjadi.
Sebagai kelengkapannya, laporan juga harus menyatakan ruang

5.

lingkup dari audit yang dilakukan.


Tindak Lanjut, merupakan implementasi dari rekomendasi yang
diajukan auditor. Manajemen dan auditor harus sepakat daan
secara bersama sama dalam melaksanakan tindak lanjut perbaikan
tersebut.

G. Ruang Lingkup Audit SDM


Pelaksanaan audit SDM pada dasarnya adalah untuk memastikan apakah
kebutuhan potensial SDM bagi perusahaan telah terpenuhi secara
ekonomis,efektif, dan efisien.
Pengelompokkan ruang lingkup audit SDM dan sumber informasinya
Ruang Lingkup Audit
1
2
3
4

1
2
3
4
5

Sumber Informasi

Rekruitmen SDM
Perencanaan SDM
Anggaran SDM
Rekruitmen
Data (catatan) biaya rekruitmen
Seleksi dan penempatan
Uraian dan spesifikasi pekerjaan
Orientasi dan penempatan
Tingkat penerimaan karyawan
Catatan wawancara karyawan
Catatan lamaran yang ditolak
Permintaan transfer
Pengelolaan SDM
Pelatihan

dan

pengembangan Data biaya pelatihan


Catatan produksi
karyawan
Catatan kecelakaan kerja
Keselamatan
dan
kesehatan
Catatan pengendalian kualitas
karyawan
Catatan produktivitas karyawan
Kesejahteraan karyawan
Catatan penilaian kinerja
Hubungan kerja
Catatan kegagalan produk
Penilaian kinerja
Catatan kehadiran karyawan

Catatan

tindakan

disiplin

terhadap karyawan
Data gaji dan tunjangan karyawan
Laporan survei penggajian
Catatan perputaran karyawan
Laporan survei biaya hidup
Catatan keluhan karyawan
Tuntutan serikat pekerja
Pemutusan Hubungan Kerja
1
2
3
4

Memasuki usia pensiun


Pengunduran diri karyawan
Pelanggaran disiplin
Karyawan meninggal

Aturan pensiun
Aturan mengenai kompensasi
Aturan disiplin karyawan
Aturan sanksi karyawan
Hak
dan
kewajiban
bagi
karyawan yang masuk dalam
program

pemutusan

hubungan

kerja
H. Audit atas Perolehan SDM
1. Perencanaan SDM
Perencanaan SDM merupakan proses analisis dan identifikasi
tentang kebutuhan dan ketersediaan SDM untuk menyelesaikan
berbagai bidang tugas dan tanggung jawab yang harus dikelola
perusahaan dalam mencapai tujuannya. Rencana SDM merupakan
bagian dari rencana strategis perusahaan, dimana rencana ini
memastikan kebutuhan SDM untuk mengimplementasikan strategi
pencapaian tujuan perusahaan dapat terpenuhi dalam kualitas dan
kuantitasnya yang tepat pada saat diperukan. Oleh karena itu,
perencanaan SDM harus secara maksimal mengadopsi berbagai
perubahan lingkungan bisnis dan organisasi yang terjadi, sehingga
dapat memenuhi tuntutan perubahan tersebut, yang tertuang dalam
rencana strategi perusahaan.
Beberapa tujuan yang ingin dicapai melalui perencanaan SDM
menunjukkan komitmen fungsi SDM dalam pencapaian tujuan
perusahaan secara keseluruhan melalui :

1) Penentuan kuantitas dan kualitas SDM yang akan mengisi


semua formasi di dalam perusahaan;
2) Menjamin tersedianya SDM saat ini dan yang akan datang;
3) Menghindari terjadinya mismanajemen dan tumpang tindih
dalam pelaksanaan tugas;
4) Memudahkan koordinasi,

integrasi,

dan

sinkronisasi

pengelolaan SDM sehingga produktivitas kinerja meningkat;


5) Menghindari kekurangan atau kelebihan SDM;
6) Memberikan pedoman bagi setiap aktivitas SDM;
7) Memberikan dasar untuk melakukan evaluasi terhadap
karyawan
Sementara manfaat dari perencanaan SDM meliputi :
1) Perusahaan dapat memanfaatkan secara optimal SDM yang
sudah ada di perusahaan.
2) Meningkatkan efektivitas kinerja.
3) Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
4) Tersedianya SDM yang memenuhi kualifikasi

untuk

memegang wewewang dan tanggung jawab yang lebih besar


di masa yang akan datang.
5) Menyediakan dasar penyusunan program SDM bagi fungsi
SDM.
2.

Rekrutmen
Rekrutmen meliputi upaya pencarian sejumlah calon karyawan
yang memenuhi syarat dalam jumlah tertentu ehingga dari mereka
perusahaan dapat menyeleksi orang-orang yang paling tepat untuk
mengisi lowongan pekerjaan yang ada. Pelaksanaan rekrutmen
harus mampu mendapatkan SDM dengan cara yang paling
ekonomis, efektif dan efisien.
Kegiatan kunci dalam melaksanakan rekrutmen meliputi:
1) Menentukan kebutuhan jangka panjang dan jangka pendek
pada setiap bidang, jenis pekerjaan dan levelnya dalam
perusahaan.
2) Terus
berupaya

mendapatkan

informasi

perkembangan kondisi pasar tenaga kerja.


3) Menyusun bahan-bahan rekrutmen yang efektif.

tentang

4) Menyusun program rekrutmen yang terpadu berhubungan


dengan aktivitas SDM yang lain dan dengan kerjasama
antara manajer lini dan karyawan.
5) Mendapat pool calon karyawan yang berbobot dan
memenuhi syarat.
6) Mencatat jumlah dan kualitas pelamar dari berbagai sumber
dan masing-masing metode rekrutmennya.
7) Melakukan tindak lanjut terhadap para karyawan baik yang
ditolak

maupun

yang

diterima

untuk

mengevaluasi

efektivitas rekrutmen yang dilkukan


3.

Seleksi dan Penempatan


Seleksi adalah proses mendapatkan dan menggunakan informasi
mengenai pelamar kerja untuk menentukan siapa seharusnya yang
diterima untuk menempati posisi jangka pendek dan jangka
panjang. Sedangkan penempatan berkaitan dengan pencocokan
seseorang dengan jabatan yang akan dipegangnya. Seleksi dan
penempatan bertujuan untuk menempatkan orang yang tepat pada
jabatan yang tepat. Ini berarti mengukur keerampilan, pengetahuan
dan kemampuan seseorang dengan tuntutan pekerjaan dan juga
kecocokan antara kepribadian, minat, kesukaan serta kesempatan
dan budaya yang terkait dengan perusahaan secara keseluruhan.

I. Audit atas Pengelolaan SDM


1. Pelatihan Dan Pengembangan Karyawan
Pelatihan dan pengembangan karyawan bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan SDM dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya. Pelatihan menekankan pada peningkatan
keterampilan dan kemampuan SDM dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya saat ini, sedangkan pengembangan SDM
lebih menekankan pada peningkatan kinerja SDM di masa yang
akan datang.
2.

Perencanaan Dan Pengembangan Karier

Karier adalah seluruh pekerjaan yang dimiliki atau yang dilakukan


oleh individu selama hidupnya. Pengembangan karier seorang
karyawan menunjukkan semakin meningkatnya kemempuan
karyawan tersebut dalam memegang tugas, wewenang dan
tanggung jawab yang lebih besar dalam pekerjaannya. Untuk
dapat memegang tanggung jawab yang lebih besar seorang
karyawan harus mempunyai kamampuan yang memedai.
1. Program perencanaan dan pengembangan karier karyawan
harus memperhatikan tiga kepentingan pokok agar
program ini dapat berjalan secara efektif. Ketiga hal
tesebut adalah :
a) Perencanaan

dan

pengembangan

karier

harus

terintegrasi dengan perencanaan SDM.


b) Perencanaan dan pengembangan karier harus diikuti
dengan evaluasi yang memadai.
c) Kebutuhan karyawan.
d) Penilaian Kinerja
Penilaian kerja karyawan pada dasarnya adalah menghubungkan
kinerja karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dengan standar keberhasilan yang telah ditetapkan
untuk tugas dan tanggung jawab tersebut. Hasil penilaian kinerja
karyawan dapat mencerminkan sebagian dari kinerja perusahaan.
3.

Kompensasi Dan Balas Jasa


Kompensasi adalah sesuatu yang diterima karyawan sebagai
pengganti (imbalan) atas kontribusi yang telah diberikan karyawan
kepada perusahaan. Hal ini merupakan salah satu bentuk
pelaksanaan fungsi manajemen SDM yang berhubungan dengan
semua jenis pemberian penghargaan individual atas jasa, keahlian
atau pekerja, dan kesetiaan karyawan kepada bisnis perusahaan.

4.

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja


Keselamatan dan kesehatan kerja mengacu kepada kondisi
fisiologis-fisik dan psikologis karyawan yang diakibatkan oleh
lingkungan dan fasilitas kerja yang di sediakan perusahaan.

Perusahaan yang melaksanakan dengan baik program keselamatan


dan kesehatan kerja secara signifikan dapat mencegah berbagai
akibat dalam bentuk penyakit, cedera atau meninggal karena
pengelolaan keselamatan kerja yang kurang baik.
5.

Kepuasan Kerja Karyawan


Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda
sesuai dengan system nilai yang berlaku pada dirinya. Semakin
tinggi penilaian terhadap kegiatan dirasakan sesuai dengan
keinginan individu, maka semakin tinggi pula kepuasannya
terhadap kegiatan tersebut. Jika kepuasan kerja merupakan
gambaran evaluasi seseorang atas perasaan sikapnya senang atau
tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja, beberapa teori
mengenai mengenai kepuasan kerja yang telah cukup dikenal
antara lain :
a) Teori ketidak puasan
b) Teori keadilan
c) Teori dua factor.

J. Audit atas Pengurangan SDM


Perubahan lingkungan bisnis dimana perusahaan harus mampu beroperasi
dengan sangat efisien, juga menuntut perusahaan untuk melakukan
perubahan dalam organisasinya. Kemungkinan yang sering terjadi adalah
kebijakan untuk melakukan rekstrukturisasi yang memungkinkan
hilangnya beberapa jabatan karena jabatab tersebut sudah tidak efektif lagi
untuk dipertahankan dan fungsi-fungsinya bisa dilaksanakan oleh jabatan
yang sangat ini dipertahankan. Sebagai akibat dari rekstruksisasi ini,
pengurangan tenaga kerja merupakan konsikuensi logis yang harus terjadi.
Hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran dan keresahan karyawan
(terutama yang merasa prestasinya tidak istimewa, tidak memiliki

keterampilan yang menonjol dibandingkan dengan karyawan yang lain,


dan berbagai kekurangan yang lain) akan kehilangan posisi atau pekerjaan
karena pengurangan tenaga kerja dapat berupa pemutusan hubungan kerja.

BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Pengelolaan SDM memegang peranan yang sangat penting dalam
pencapaian keunggulan bersaing perusahaan. Dukungan SDM yang sangat
berkualitas tinggi memiliki korelasi positif dengan penciptaan nilai tambah dan
tingkat kualitas keputusan yang diambil dalam perusahaan.
Audit SDM merupakan penilaian dan analisis yang konfrehensif terhadap
program-progam SDM. Audit SDM menekankan penilaian (evaluasi) terhadap
berbagai aktivitas SDM yang terjadi dalam perusahaan dalam rangka memastikan
apakah aktivitas akivitas tersebut telah berjalan secara ekonomis, efisien dan
efektif dalam mencapai tujuannya dan memberikan rekomendasi perbaikan atas
berbagai kekurangan yang terjadi pada aktiviatas SDM yang diaudit untuk
meningkatkan kinerja dari program/aktvitas tersebut
Dalam audit SDM terdapat 5 (lima) tahapan yang hendaknya
dilaksanakan, yaitu :
1. Tahap audit pendahuluan,
2. Tahap review dan pengujian pengendalian manajemen atas program
program SDM
3. Dalam tahap audit lanjutan,
4. Laporan Audit,
5. Tindak Lanjut,
3.2 REFERENSI
IBK Bhayangkara, Audit Manajemen : Prosedur dan Implementasi,
Salemba Empat, Jakarta, 2015

Anda mungkin juga menyukai