Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN SDM

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah MSDM

Disusun oleh:

1. M.Pahruddinnur
2. Aldi Muzakki

Dosen pengampu:
Senang, M.Pd.I

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
AL-URWATUL WUTSQO
2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur selalu kami panjatkan kehadirat Allah swt atas kasih dan sayang
nya memberikan pengetahuan, kemampuan, dan kesempatan kepada penyusun
sehingga mampu menyelesaikan makalah ini sebagai mata kuliah Manajemen
Sumber Daya Manusia

Penyusun menyadari dalam penulisan makalah ini masih ada kemungkinan


kekurangan-kekurangan karena keterbatasan kemampuan penyusun. Untuk itu,
masukan yang bersifat membangun akan sangat membantu penyusun untuk
membenahi kekurangannya.

Ucapan terima kasih tidak lupa kami tuturkan kepada dosen pembimbing
mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia ini, kami berharap semoga makalah
ini dapat berguna untuk semua generasi selanjutnya.

Kediri, 08 Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LATAR BELAKANG .................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan .............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengawasan dan Pengendalian SDM .......................... 3


B. Tujuan Dari Pengawasan dan Pengendalian.................................. 5
C. Langkah-langkah dalam Proses Pengawasan ................................ 6
D. Langkah-langkah dalam Pengendalian .......................................... 7
E. Gejala-gejala yang Memerlukan Pengawasan dan
Pengendalian ...................................................................................... 8
F. Sistem Pengawasan ........................................................................... 9
G. Sistem-sistem Pengendalian ............................................................ 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 11
B. Saran.................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumber daya manusia atau yang biasa dikenal dengan SDM adalah salah
satu sumber daya terpenting bagi terselenggaranya sebuah organisasi atau
perusahaan karena manusia sebagai pengerak dari segala aktivitas di dalam
perusahaan agar dapat mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan baik di bidang
keuangan, pemasaran, operasi dan produksi, maupun keadaan lingkungan internal
dan eksternal. Dalam suatu perusahaan akan dibutuhkan adanya manajemen
sumber daya manusia untuk mengatur dan mengelola sumber daya manusia yang
ada. Manajemen sumber daya manusia menjadi sangat penting sebab akan memicu
tercapainya tujuan baik itu bagi perusahaan, individu maupun masyarakat.
Manajamen akan terselenggara efektif dan efisien apabila dalam seluruh
proses manajemen terjadi interaksi positif antara para manajer teknis operasional
yang bertanggung jawab atas terselenggaranya tugas pokok dan fungsi organisasi
dengan para pejabat dan spesialis yang mengelola sumber daya manusia dalam
organisasi. Manajer dalam perusahaan harus ekstra kerja keras untuk memutahirkan
tenaga kerjanya agar dapat menerima berbagai perubahan teknologi yang baru.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud dengan Pengawasan dan Pengendalian SDM ?
2. Apa saja Tujuan dari Pengawasan dan Pengendalian SDM ?
3. Apa saja Langkah-langkah dalam Proses Pengawasan ?
4. Apa saja Langkah-langkah dalam Pengendalian?
5. Apa saja Gejala-gejala yang memerlukan Pengawasan dan Pengendalian ?
6. Apa saja Sistem Pengawasan ?
7. Apa saja Sistem Pengendalian ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud dengan Pengawasan dan Pengendalian
SDM

1
2

2. Untuk Mengetahui Apa saja Tujuan dari Pengawasan dan Pengendalian SDM
3. Untuk Mengetahui Apa saja Langkah-langkah dalam Proses Pengawasan
4. Untuk Mengetahui Apa saja Langkah-langkah Pengendalian
5. Untuk Mengetahui Apa saja Gejala-gejala yang memerlukan Pengawasan dan
Pengendalian
6. Untuk Mengetahui Apa saja Sistem Pengawasan
7. Untuk Mengetahui Apa saja sistem Pengendalian
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengawasan dan Pengendalian SDM


Banyak penulis di bidang manajemen mengemukakan pandangannya
tentang pengertian dari pengawasan, salah satunya Schermerhorn. Pengawasan
menurut Schermerhorn seperti yang dikutip Ernie Tisnawati dan
Kurniawan, adalah suatu proses dalam menetapkan kinerja dan pengambilan
tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan
kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Sedangkan menurut Stoner, Freeman, dan
Gilbert yang juga dikutip oleh Ernie Tisnawati dan Kurniawan menyataka
bahwa “control is the process of ensuring that actual activities conform the
plannedactivities”
Sedikit berbeda dengan pengertian di atas, Sadali Samsudin mendefenisikan
pengawasan SDM sebagai suatu kegiatan manajemen dalam mengadakan
pengamatan terhadap – sekurang-kurangnya – tujuh aspek, yaitu: (1) sumber daya
manusia yang ada dalam organisasi, (2) sumber daya manusia yang benar-benar
dibutuhkan organisasi, (3) pasaran sumber daya manusia yang ada dan
memungkinkan, (4) kualitas sumber daya manusia yang dimiliki dan yang ada di
pasaran tenaga kerja, (5) kemampuan individual dari setiap sumber daya manusia
dalam organisasi, (6) upaya meningkatkan kemampuan sumber daya manusia
dalam organisasi, dan (7) semangat kerja sumber daya manusia, dan sebagainya
Dengan memperhatikan berbagai aspek dalam pengawasan sumber daya
manusia ini, perlu adanya suatu tolok ukur atau penetapan standar minimal yang
memungkinkan ketercapaian sasaran-sasaran pada tiap aspeknya dengan baik dan
terkendali. Menurut Sadali Samsudin, ketentuan standar minimal tersebut antara
lain sebagai berikut:
1. Jumlah personil yang harus ada dalam organisasi atau perusahaan yang
bersangkutan untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai.
2. Kualitas kemampuan tenaga kerja yang bagaimana yang harus mengisi berbagai
bagian dalam organisasi dengan segala jenis latar belakang pendidikannya.

3
4

3. Sasaan apa saja pada tiap bagian yang ingin dicapai dan keterkaitan antara
bagian-bagian tersebut sehingga dalam mencapai sasaran organisasi dapat
dilakukan secara sistematis.
4. Pola karier dari para karyawan dalam organisasi yang berpengaruh terhadap
peningkatan prestasi kerja, dan sebagainya
Namun, perlu diingat bahwa inti dari pengawasan bukan hanya sebatas pada
penilaian berkaitan dengan berjalan atau tidaknya rencana yang telah ditetapkan,
akan tetapi termasuk tindakan koreksi yang mungkin diperlukan maupun penentuan
sekaligus penyesuaian standar yang terkait dengan pencapaian tujuan dari waktu ke
waktu.
Sementara itu, yang dimaksud dengan pengendalian manajeman adalah
semua usaha perusahaan yang mencakup metode, prosedur dan strategi perusahaan
yang mengacu pada efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan (organisasi),
agar dipatuhinya kebijakan manjemen serta tercapainya tujuan perusahaan
(organisasi). Jadi, bisa dipahami bahwa adanya pengendalian ini dalam rangka
mencapai keefektifan dan keefisiensian kinerja dari organisasi yang dalam
pembahasan ini berkenaan dengan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan
dari organisasi. sementara itu, pengendalian dalam kaitannya dengan akuntansi
didefinisikan sebagai hubungan antara prosedur dan system yang berkaitan dengan
pencapaian tujuan perusahaan (organisasi)
Ernie Tisnawati dan Kurniawan dalam bukunya yang berjudul Pengantar
Manajeman cenderung menyamakan – atau menyandingkan – antara pengawasan
dengan pengendalian dari suatu organisasi dalam satu pembahasan. Artinya,
pengawasan dan pengendalian adalah satu hal yang memiliki dua sisi. Di atas pun
telah disebutkan bahwa adanta ditetapkannya standar minimal adalah untuk
memungkinkan ketercapaian sasaran-sasaran pada tiap aspeknya dengan baik dan
terkendali. Jadi, dalam pengawasan ada pengendalian, begitu pun sebaliknya.
5

B. Tujuan Dari Pengawasan dan Pengendalian


Griffin menyebutkan bahwa terdapat empat tujuan dari pengawasan ini,
seperti yang dikutip Ernie Tisnawati dan Kurniawan. Keempat tujuan tersebut
adalah adaptasi lingkungan, meminimalkan kegagalan, Meminimumkan biaya, dan
mengantisipasi kompleksitas dari organisasi itu sendiri.
1. Adaptasi Lingkungan
Organisasi akan tetap solid jika organisasi tersebut dapat terus beradaptasi
dengan perubahan yang terjadi di lingkungan organisasi baik lingkungan yang
bersifat internal maupun lingkungan eksternal.
2. Meminimalisir Kegagalan
Semisal dalam suatu perusahaan. Ketika perusahaan melakukan kegiatan
produksi, perusahaan berharap agar kegagalan seminimal mungkin. katakanlah
perusahaan memiliki target produksi 10.000 unit, maka perusahaan tersebut
ingin produksi dapat menghasilkan produk sebanyak yang diinginkan
perusahaan itu. Seandainya ketika bagian produksi ternyata hanya mampu
menghasilkan 9000 unit yang memenuhi standar, dan 1000 unit lagi tidak
memenuhi standar, maka perusahaan mengalami 1000 unit kegagalan dalam
produksi, dan sudah pasti kegagalan tersebut sangat merugikan perusahaan. Oleh
karena itu, dengan menjalankan pengawasan, maka tingkat kegagalan akan dapat
diminimalisir.
3. Meminimumkan Biaya
Selain bertujuan untuk meminimalisir kegagalan, pengawasan juga
mempunyai tujuan untuk meminimumkan biaya. Sebagaimana contoh di atas,
ketika perusahaan mengalami kegagalan sebanyak 1000 unit, maka akan ada
pemborosan biaya sebanyak 1000 unit yang tidak memberikan keuntungan bagi
perusahaan. Oleh jarena itu, pengawasan melalui penetapan standar tertentu
dalam meminimumkan kegagalan dalam produksi misalnya, akan dapat
meminimumkan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.
4. Antivitasi Kompleksitas Organisasi
Tentunya tiap organisasi ingin selalu bergerak maju, yakni semakin
berkembang. Berkembangnya suatu organisasi tentu akan membawa dampak
6

pada semakin kompleks masalah yang akan dihadapi. Jika hal tersebut tidak
diatasi, maka sudah dapat dipastikan organisasi tersebut akan terpuruk di saat
kemajuan telah di depan mata. Oleh karena itu, pengawasan jelas memiliki
peranan penting untuk menjamin bahwa kompleksitas tersebut dapat diantisipasi
dengan baik.
C. Langkah-langkah Dalam Proses pengawasan
Dalam Pengawasan, Terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh,
antara lain:
1. Penetapan Standar dan metode penilaian kerja
Idealnya, tujuan yang hendak dicapai suatu organisasi sebaiknya ditetapkan
dengan jelas dan lengkap pada saat perencanaan dilakukan. Terdapat tiga alasan
mengapa tujuan harus jelas, yaitu: (1) sering kali tujuan terlalu bersifat umum
sehingga sulit untuk dinilai saat implementasi dilakukan, (2) berdasarkan alasan
pertama tersebut, sebaiknya tujuan yang ditetapkan memuat standar yang lebih
jelas dinyatakan, dan (3) kejelasan dan kelengkapan tujuan memudahkan
manajemen untuk melakukan komunikasi dalam organisasi, termasuk juga
menentukan metode yang akan digunakan dalam mengevaluasi standar yang
telah ditetapkan. Manajemen akan lebih mudah menjelaskan kepada seluruh
pihak dalam organisasi jika tujuan organisasi dirumuskan dengan jelas.
2. Penilaian kinerja
Yang dimaksud dengan penilaian kinerja adalah upaya untuk
membandingkan kinerja yang dicapai dengan tujuan dan standar yang telah
ditetapkan semula. Penilaian kinerja merupakan sebuah proses yang
berkelanjutan dan terus menerus dalam beberapa kegiatan yang hanya dapat
dilihat kualitas pekerjaannya saat akhir dari kegiatan tersebut.
3. Membandingkan Kinerja dengan standar
Secara garis besar, ada kemungkinan hasil penilaian yang diambil dari
perbandingan antara kinerja dan standar, yaitu:
a) Kinerja > Standar, di mana dalam kondisi ini organisasi mencapai kinerja
yang terbaik karena berada di atas standar yang ditetapkan.
7

b) Kinerja = Standar, artinya organisasi mencapai kinerja yang baik, namun pada
tingkat yang paling minimum karena kinerjanya sama dengan standar.
c) Kinerja < Standar, berarti dalam kondisi ini organisasi mencapai kinerja yang
buruk atau tidak sesuai dengan yang diharapkan karena berada di bawah
standar.
4. Melakukan Tindakan Koreksi jika terdapat masalah
Dari tahap sebelumnya, melalui perbandingan antara kinerja dengan
standar, kita dapat memperoleh informasi dari proses pengawasan yang kita
lakukan bahwa kinerja di atas standar, sama dengan standar, atau di bawah
standar. Ketika kinerja di bawah standar berarti organisasi mendapatkan maslah.
Oleh karena itu organisasi kemudian perlu melakukan pengendalian, yaitu
dengan mencari jawaban mengapa masalah tersebut terjadi, yaitu kinerja di
bawah standar, kemudian perusahaan melakukan tindakan untuk mengoreksi
masalah tersebut.
D. Langkah-langkah dalam Pengendalian
Pengendalian sumber daya manusia Melibatkan beberapa langkah, antara
lain:
1. Pengukuran kinerja
Yaitu evaluasi kinerja karyawan menggunakan matrik yang telah
ditetapkan, seperti produktivitas, kehadiran, dan pencapaian tujuan.
2. Umpan balik evaluasi kinerja
Yaitu berikan umpan balik kepada karyawan tentang kinerjanya dan
identifikasi area perbaikan atau pengakuan prestasi.
3. Pengembangan Karyawan
Yaitu melakukan pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan karyawan sesuai dengan kebutuhan organisasi.
4. Pengelolaan kinerja
Yaitu menerapkan proses pengelolaan kinerja untuk mengidentifikasi
masalah dan mengambil tindakan korektif atau pemberian penghargaan.
8

5. Pemantauan kepatuhan
Yaitu memastikan kebijakan dan prosedur SDM diikuti dengan baik sesuai
dengan peraturan standar yang berlaku.
6. Penyesuaian kebutuhan SDM
Yaitu menyesuaikan jumlah dan jenis sumber daya manusia dengan
kebutuhan organisasi, termasuk perencanaan penggajian dan manajemen beban
kerja.
7. Komunikasi efektif
Yaitu menjaga komunikasi yang efektif antara manajemen dan karyawan
untuk memastikan pemahaman yang baik tentang tujuan organisasi dan
ekspektasi kinerja.
8. Pengelolaan Konflik
Yaitu Mengatasi konflik dengan pendekatan yang adil dan efektif,
mendorong kolaborasi dan solusi yang memuaskan semua pihak.
E. Gejala-gejala yang Memerlukan Pengawasan dan Pengendalian
Sebuah organisasi dituntut untuk tahu tentang masalah-masalah yang akan
dihadapi. Dengan tahu, maka aka nada upaya-upaya yang akan dilakukan untuk
mengatasai masalah-masalah tersebut baik itu berupa pencegahan (preventive)
ataupun pemecahan masalah (problem solving). Lantas bagaimana agar dapat
mengenali adanya masalah kegiatan organisasi sehingga memerlukan pengawasan
dan pengendalian yang lebih intensif? Salah satunya adalah mengenali secara pasti
gejala dari setiap yang dilakukan oleh organisasi.
Berkaitan dengan hal ini, Kreitner menberikan keterangan berkaitan dengan
gejala yang biasanya menunjukkan perlu adanya kontrol atau pengawasan dan
pengendalian perusahaan (organisasi) sebagaimana yang dikutip oleh Ernie
Tisnawati dan Kurniawan:
1. Terjadi penurunan pendapatan atau profit, namun tidak begitu jelas faktor
penyebabnya.
2. Penurunan kulaitas pelayanan (teridentifikasi dari adanya keluhan pelanggan.
3. Ketidakpuasan pegawai (teridentifikasi dari adanya keluhan pegawai,
produktifitas kerja yang menurun, dan lain sebagainya).
9

4. Berkurangnya kas perusahaan (organisasi).


5. Banyaknya pegawai atau pekerja yang menganggur.
6. Tidak terorganisasinya setiap pekerjaan dengan baik.
7. Biaya yang melebihi anggaran
8. Adanya penghamburan dan inefisiensi
Beberapa gejala di atas dapat membantu organiasisasi untuk mengenali
bahwa terdapat masalah yang ada dalam organisasi yang perlu ditindak lanjuti.
F. Sistem Pengawasan
Secara garis besar, Dessler mengemukakan seperti yang dikutip Ernie
Tisnawati dan Kurniawan bahwa terdapat dua pendekatan dalam pengawasan,
yaitu: Pertama, system pengawasan tradisional (traditional control
system). Kedua, system pengawasan yang berdasarkan komitmen (commitment-
based control system)
1. Sistem Pengawasan Traditional
Sistem pengawasan tradional adalah Sistem yang digunakan untuk
mempertahankan fungsi pengawasan melalui prosedur dan kegiatan yang
melibatkan penentuan standard dan berbagai upaya untuk mencapai standar
tersebut. umumnya, system ini melibatkan kegiatan monitoring yang bersifat
eksternal. Kinerja pegawai diawasi oleh atasan pegawai, dan seterusnya.
2. Sistem Pengawasan Yang Berdasarkan Komitmen
Berbeda dengan system pengawasan tradisional yang lebih menekankan
pada sisi eksternalnya, untuk pengawasan yang berdasarkan pada komitmen ini
lebih ditekankan pada sisi internal dari organisasi.
Berbagai pendekatan dapat digunakan dalam system pengawasan ini,
diantaranya dengan menerapkan suatu system keyakinan tertentu dalam budaya
kerja perusahaan (organisasi) atau juga melalui berbagai upaya yang “memaksa”
pegawai untuk membiasakan diri dengan tanggung jawab dan instropeksi diri,
diantaranya mungkin dengan pemberian kepercayaan dan wewenang dalam
berbagai aktifitas. Harapan ke depan dengan pemberian kepercayaan dan
wewenang tersebut akan menjadikan pegawai terbiasa untuk berinisiatif,
inovatif, tanggung jawab, sekaligus juga melakukan koreksi terhadap diri sendiri
10

atau instropeksi diri, sekiranya ada berbagai penyimpangan yang mungkin


dilakukannya.
G. Sistem-sistem Pengendalian
Pengendalian sumber daya manusia (SDM) melibatkan berbagai sistem
untuk memastikan manajemen yang efektif, antara lain:
1. Sistem Informasi SDM
Yaitu Mengelola data karyawan, informasi pelatihan, evaluasi kinerja, dan
aspek administrasi lainnya.
2. Sistem evaluasi Kinerja
Yaitu memberikan kerangka kerja untuk menilai Kinerja karyawan secara
teratur dan membantu identifikasi kebutuhan pengembangan.
3. Sistem Pelatihan dan Pengembangan
Yaitu menentukan kebutuhan pelatihan, melacak partisipasi, dan mengukur
dampak pelatihan terhadap kinerja karyawan.
4. Sistem Manajemen Bakat
Yaitu mencari, mengembangkan, dan mempertahankan bakat dalam organisasi
untuk memastikan keberlanjutan dan kesinambungan bisnis.
5. Sistem Manajemen Kesejahteraan Karyawan
Yaitu Memantau kesejahteraan dan kepuasan karyawan, termasuk program
kesehatan dan kesejahteraan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sumber daya manusia atau yang biasa dikenal dengan SDM adalah salah
satu sumber daya terpenting bagi terselenggaranya sebuah organisasi atau
perusahaan karena manusia sebagai pengerak dari segala aktivitas di dalam
perusahaan agar dapat mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan baik di bidang
keuangan, pemasaran, operasi dan produksi, maupun keadaan lingkungan internal
dan eksternal. Dalam suatu perusahaan akan dibutuhkan adanya manajemen
sumber daya manusia untuk mengatur dan mengelola sumber daya manusia yang
ada. Manajemen sumber daya manusia menjadi sangat penting sebab akan memicu
tercapainya tujuan baik itu bagi perusahaan, individu maupun masyarakat.
Pengawasan menurut Schermerhorn seperti yang dikutip Ernie Tisnawati
dan Kurniawan, adalah suatu proses dalam menetapkan kinerja dan pengambilan
tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan
kinerja yang telah ditetapkan tersebut.
Sementara itu, yang dimaksud dengan pengendalian manajeman adalah
semua usaha perusahaan yang mencakup metode, prosedur dan strategi perusahaan
yang mengacu pada efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan (organisasi),
agar dipatuhinya kebijakan manjemen serta tercapainya tujuan perusahaan
(organisasi). Jadi, bisa dipahami bahwa adanya pengendalian ini dalam rangka
mencapai keefektifan dan keefisiensian kinerja dari organisasi yang dalam
pembahasan ini berkenaan dengan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan
dari organisasi. sementara itu, pengendalian dalam kaitannya dengan akuntansi
didefinisikan sebagai hubungan antara prosedur dan system yang berkaitan dengan
pencapaian tujuan perusahaan (organisasi)
Adapun Tujuan-tujuan Pengawasan dan Pengendalian meliputi Adaptasi
Lingkungan, Meminimalisir Kegagalan, Meminimumkan Biaya, dan Antivitasi
Kompleksitas Organisasi

11
12

Langkah-langkah yang harus di tempuh dalam proses pengawasan meliputi:


Penetapan Standar dan metode penilaian kerja, Penilaian Kinerja, Membandingkan
kinerja dangan standar, dan melakukan tindakan koreksi jika terdapat masalah
Adapun Sistem pengawasan terbagi menjadi dua yaitu sistem pengawasan
traditional dan sistem pengawasan yang berdasarkan komitmen
B. Saran
Setelah makalah yang berjudul “Pengawasan dan Pengendalian Sumber
Daya Manusia” terselesaikan, diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca agar
lebih mengetahui dan memahami bagaimana Sistem Pengawasan dan pengendalian
sumber daya manusia yang biasa diterapkan dalam suatu perusahaan.
Makalah ini tentunya masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penyusun
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar
makalah ini menjadi lebih baik lagi.
13

DAFTAR PUSTAKA

Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen;


Edisi Pertama, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 317
Sadili Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia,cet.3 (Bandung:
Pustaka Setia, 2010), h. 299
Thomas Sumarsan, Sistem Pengendalian Manajemen: Konsep, Aplikasi,
dan Pengukuran Kinerja,cet. 1, (Jakarta: Indeks, 2010), h. 3
Richard L. Daft, Manajemen; Edisi 6 Buku 2, terj. Diana Angelica, (Jakarta:
Salemba Empat, 2003), h. 526
Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen;
Edisi Pertama, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 321
Sadili Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia,cet.3 (Bandung:
Pustaka Setia, 2010), h. 300
Sadili Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia,cet.3 (Bandung:
Pustaka Setia, 2010), h. 300
Sadili Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia,cet.3 (Bandung:
Pustaka Setia, 2010), h. 304

Anda mungkin juga menyukai