Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah mengenai “Etika Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia” ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami sangat berharap makalah ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai Etika Bisnis. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PEGANTAR...............................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
1.1. LATAR BELAKANG.................................................................................3
1.2. RUMUSAN MASALAH.............................................................................3
1.3. TUJUAN PENULISAN...............................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5
2.1. FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA.............................5
2.2. PRINSIP ETIKA BISNIS DALAM MSDM.................................................9
2.3. KEWAJIBAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN...............................11
2.4. TINDAKAN PERUSAHAAN AGAR KARYAWANNNYA
BERPERILAKU ETIS...............................................................................15
BAB III PENUTUP..............................................................................................19
3.1. KESIMPULAN...........................................................................................19
3.2. SARAN.......................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
Maka dari itu etika dalam manajemen sumber daya manusia dalam
berbisnis diperlukan karena salah satu kunci keberhasilan dalam berbisnis atau
menjalin kerjasama dalam bisnis.
2. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai etika
dalam manajemen sumber daya manusia.
a. Fungsi Lini.
Wewenang yang dijalankan seorang manajer personalia karena yang
lainnya tahu bahwa dia memiliki akses ke manajemen puncak.
b. Fungsi Koordinatif.
Wewenang yang dijalankan seorang manajer SDM sebagai koordinator
kegiatan personil.
c. Fungsi Staf.
Fungsi dari seorang manajer SDM dalam membantu dan menasihati
manajer lini.
1. Fungsi Manajerial.
Perencanaan (Planning).
Pengorganisasian (Organizing).
Pengarahan (Directing).
Pengendalian (Controlling).
2. Fungsi Operasional.
Pengadaan Tenaga Kerja atau Pengadaan Sumber Daya Manusia
(recruitment).
Pengembangan (development).
Kompensasi (compensation).
Pengintegrasian (integration).
Pemeliharaan (maintenance).
1) Ketaatan.
Karyawan harus mematuhi perintah dan petunjuk atasannya.
Namun ada beberapa hal yang tidak harus dipatuhi karyawan, yaitu seperti
1. Karyawan tidak perlu bahkan tidak boleh mematuhi perintah yang
menyuruhnya melakukan sesuatu yang tidak bermoral, 2. Karyawan tidak
wajib mematuhi perintah atasannya yang tidak wajar, walaupun dari segi
etika tidak ada keberatan. Maksud tidak wajar adalah perintah yang tidak
diberikan demi kepentingan perusahaan, 3. Karyawan tidak perlu
mematuhi perintah yang memang demi kepentingan perusahaan, tetapi
tidak sesuai dengan penugasan yang disepakati ketika ia menjadi karyawan
di perusahaan itu.
Cara mengindari terjadinya kesulitan seputar kewajiban ketaatan
adalah membuat job description yang jelas dan lengkap pada saat
karyawan mulai bekerja di perusahaan. Job description harus dibuat
dengan cukup luwes, sehingga kepentingan perusahaan selalu bisa diberi
prioritas.
3) Loyalitas.
Dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggis kata loyal selalu
dikaitkan dengan “setia”. Faktor utama yang bisa membahayakan
terwujudnya loyalitas adalah konflik kepentingan (conflict of interest),
artinya konflik antara kepentingan pribadi karyawan dan kepentingan
perusahaan. Karyawan tidak boleh menjalankan kegiatan pribadi, yang
bersaing dengan kepentingan perusahaan. Berdasarkan kontrak kerja atau
persetujuan implisit (kalau tidak ada kontrak resmi), karyawan wajib
melakukan perbuatan-perbuatan tertentu demi kepentingan perusahaan.
Tidak boleh melibatkan diri dalam kegiatan kegiatan lain yang terbentur
dengan kewajiban itu.
3.2. SARAN.
Penanaman nilai-nilai etika ini bukan hanya untuk kedisiplinan,
tetapi sebaiknya lebih pada usaha-usaha untuk meningkatkan kepedulian
karyawan terhadap perkembangan nilai-nilai etika yang lebih berarti.
Konsep penanaman nilai-nilai etika lebih menekankan pada aktivitas-
aktivitas yang membantu karyawan dalam pembuatan keputusan,
menyediakan nasihat-nasihat dan konsultasi etika, serta mendukung
konsensus mengenai etika bisnis.
De George, Richard T., Business Ethics (Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice
Hall, 1995), edisi IV.
https://shelmi.wordpress.com/2008/10/25/proses-seleksi/