Dosen Pengampu:
Dr. Damayanti, SE, MSi
Disusun oleh :
Puji syukur kita haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan pertolonganNya sehingga Kami dapat menyelesaikan Makalah ini. Melalui
makalah ini, kami juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing.
Makalah ini membahas tentang Fungsi
Actuating/Penggerakan/Pelaksanaan dalam manajemen Sumber Daya Manusia
(SDM). Telah kita ketahui bahwa pembelajaran kita dalam pengantar manajemen
ini menyangkut pembelajaran tentang perusahaan dan hal terpenting dalam
tercapainya usaha yang maju tergantung dari kemampuan sumber daya manusia.
Oleh karena itu timbul dalam pemikiran kami untuk mengambil tema dalam
pembuatan makalah ini Fungsi Actuating/ Penggerakan/Pelaksanaan dalam
Manajemen Sumber Daya Manusia agar kita lebih memahami dan mengerti apa
dan bagaimana arti penting sumber daya manusia dalam manajemen perusahaan.
Makalah ini akan menjelaskan seluas-luasnya mengenai Fungsi Actuating/
Penggerakan/Pelaksanaan Manajemen Sumber Daya Manusia yang kami rangkum
dari berbagi sumber baik melalui buku penunjang maupun dari sumber-sumber
lainnya. Untuk itu semoga makalah yang Kami buat ini dapat menjadi dasar dan
acuan agar kita menjadi lebih kreatif lagi dalam membuat suatu laporan atau
makalah.
Penuli
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB 1.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................5
1.3 Tujuan..............................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
2.1 Pengertian dari pelaksanaan (actuating)..........................................................6
2.2 Fungsi dan Tujuan pelaksanaan (actuating).....................................................7
2.3 Prinsip pelaksanaan (actuating).......................................................................8
2.4 Cara pelaksanaan (actuating)...........................................................................9
2.5 Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan (actuating)........................12
2.6 Elemen dari pelaksanaan (actuating).............................................................14
2.7 Tahapan actuating..........................................................................................15
BAB III...................................................................................................................17
PENUTUP..............................................................................................................17
3.1 Kesimpulan....................................................................................................17
3.2 Saran..............................................................................................................17
DAFTAR RUJUKAN............................................................................................18
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
2. Perintah
Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang-orang yang
berada dibawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada
keadaan tertentu. Jadi, perintah itu berasal dari atasan, dan ditujukan kepada para
bawahan atau dapat dikatakan bahwa arus perintah ini mengalir dari atas ke
bawah. Perintah tidak dapat diberikan kepada orang lain yang memiliki
kedudukan sejajar atau orang lain yang berada di bagian lain. (Halomoan.2009).
Adapun perintah yang dapat berupa :
a. Perintah umum dan khusus
Penggunaan perintah ini sangat bergantung pada preferensi manajer,
kemampuanuntuk meramalkan keadaan serta tanggapan yang diberikan oleh
bawahan. Perintah umum memiliki sifat yang luas, serta perintah khusus
bersifat lebih mendetail.
b. Perintah lisan dan tertulis
Kemampuan bawahan untuk menerima perintah sangat mempengaruhi
apakan perintah harus diberikan secara tertulis atau lisan saja. Perintah tertulis
memberikan kemungkinan waktu yang lebih lama untuk memahaminya,
sehingga dapat menghindari adanya salah tafsir. Sebaliknya, perintah lisan
akan lebih cepat diberikan walaupun mengandung resiko lebih besar.
Biasanya perintah lisan ini hanya diberikan untuk tugas-tugas yang relatif
mudah.
c. Perintah formal dan informal
Perintah formal merupakan perintah yang diberikan kepada bawahan sesuai
dengan tugas/aktivitas yang telah ditetapkan dalam organisasi. Sedangkan
perintah informal lebih banyak mengandung saran atau dapat pula berupa
bujukan dan ajakan.
3. Delegasi wewenang
Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum jika dibandingkan dengan
pemberian perintah. Dalam pendelegasian wewenang ini, pemimpin melimpahkan
sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahan.
Kesulitan-kesulitan akan muncul bilamana tugas-tugas akan diberikan kepada
bawahan itu tidak jelas, misalnya kesulitan-kesulitan dalam menafsirkan
wewenang. Ini dapat menimbulkan keengganan bawahan untuk mengambil suatu
tindakan. Sebagai contoh, seorang Kepala Bagian Pembelian mengadakan
perjanjian pembelian dengan pihak penyedia (supplier) dengan wewenang yang
kurang jelas itu, ia akan menanyakan kepada pimpinan, yang jawabannya belum
tentu memuaskan. Hal ini dapat diatasi dengan membuat suatu bagan wewenang
untuk menyetujui perjanjian.
Setelah perencanaan dan pengorganisasian selesai dilakukan, maka langkah
selanjutnya yang perlu ditempuh dalam manajemen adalah mewujudkan rencana
tersebut dengan mempergunakan organisasi yang terbentuk. Langkah tersebut
adalah actuating yang secara harfiah diartikan sebagai memberi bimbingan namun
istilah tersebut lebih condong diartikan penggerak atau pelaksanaan. Secara
praktis fungsi actuating ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerjasama
diantara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara
efektif dan efisien.
3.1 Kesimpulan
Actuating penting dalam manajemen dan berbeda dengan ketiga fungsi
lainnya karena dalam actuating berisi tentang hal-hal yang menyangkut dengan
proses dari sebuah manajemen, juga mengatur tentang hubungan kerja antar
orang.
Actuating adalah usaha menggerakkan seluruh orang yang terkait, untuk
secara bersama-sama melaksanakan program kegiatan sesuai dengan bidang
masing-masing dengan cara yang terbaik dan benar. Fungsi dan peranan actuating
yakni pertama, melakukan pengarahan (commanding), bimbingan (directing) dan
komunikasi (communication). Kedua, upaya untuk menjadikan perencanaan
menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian.
Pengaplikasian actuating dalam perusahaan adalah pengarahan dan pemotivasian
seluruh personil pada setiap kegiatan perusahaan untuk selalu dapat meningkatkan
kualitas kinerjanya. Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang
berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan
pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan
seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas.
3.2 Saran
Sebaiknya perusahaan dapat menjalankan fungsi actuating dengan baik
supaya dapat tercapai visi dan misi dari perusahaan tersebut. Selain dengan fungsi
perencanaan, organizing dan controlling.
DAFTAR RUJUKAN
Rahman,dkk.2011. Actuating dalam Manajemen Sumber Daya Manusia.
Lampung:
Universitas Negeri Lampung.
Dimas,dkk.2010. Dasar-dasar Manajemen Actuating. Bandung: Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung
Anggowo. 2013. Actuating dalam Pendidikan. (Online),
(http://www.rumahbelajar.web.id/actuating-penggerakan-dalam-
pendidikan/), dikases pada tanggal 1 Maret 2022)
Halomoan, Rutdtra. 2009. Penerapan Fungsi Manajemen dalam program
Produksi
Acara Mimbar Jum'atan di Radio Global FM Yogyakarta. Yogyakarta:
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Harjanti, S. (2004, April). Menciptakan keunggulan bersaing yang berkelanjutan
melalui manajemen sumber daya manusia. Jurnal Ekonomi dan
Kewirausahaan, vol. 4, no 41 – 55.
Jumarni.2013. Makalah Fungsi Actuating. (Online),
(http://joemarnioye.blogspot.co.id/2022/02/makalah-fungsi
manajemenactuating. html, dikases pada tanggal 1 Maret 2022).)
Simanjuntak, A. (2010, September). Prinsip-prinsip manajemen bisnis keluarga
(family business) dikaitkan dengan kedudukan mandiri perseroan terbatas
(PT). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, vol. 12, no 2
Pintauli, S. 2003. Dokter Sebagai Menejer di Puskesmas. (Online)
(http://repository.usu.ac.id/, dikases pada tanggal 1 Maret 2022).
Herman,2009. Hubungan Pengarahan dalam Keperawatan. Universitas Indonesia
Dalimunthe, R. F. 2006. Keterkaitan Antar Penelitian Dengan Pendidikan Dan
Pengemangan Ilmu Manajemen. available (Online),
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1229/1/manajemen-
ritha.pdf. dikases pada tanggal 1 Maret 2022)