Anda di halaman 1dari 18

FUNGSI PELAKSANAAN (ACTUATING)

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Manajemen Sumber Daya Manusia

Dosen Pengampu:
Dr. Damayanti, SE, MSi

Disusun oleh :

1. Umi Faizah Hadiyatussa’adah (22030011)


2. Dian Soraya Mayangsari (22030019)

UNIVERSITAS YPPI REMBANG


TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan pertolonganNya sehingga Kami dapat menyelesaikan Makalah ini. Melalui
makalah ini, kami juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing.
Makalah ini membahas tentang Fungsi
Actuating/Penggerakan/Pelaksanaan dalam manajemen Sumber Daya Manusia
(SDM). Telah kita ketahui bahwa pembelajaran kita dalam pengantar manajemen
ini menyangkut pembelajaran tentang perusahaan dan hal terpenting dalam
tercapainya usaha yang maju tergantung dari kemampuan sumber daya manusia.
Oleh karena itu timbul dalam pemikiran kami untuk mengambil tema dalam
pembuatan makalah ini Fungsi Actuating/ Penggerakan/Pelaksanaan dalam
Manajemen Sumber Daya Manusia agar kita lebih memahami dan mengerti apa
dan bagaimana arti penting sumber daya manusia dalam manajemen perusahaan.
Makalah ini akan menjelaskan seluas-luasnya mengenai Fungsi Actuating/
Penggerakan/Pelaksanaan Manajemen Sumber Daya Manusia yang kami rangkum
dari berbagi sumber baik melalui buku penunjang maupun dari sumber-sumber
lainnya. Untuk itu semoga makalah yang Kami buat ini dapat menjadi dasar dan
acuan agar kita menjadi lebih kreatif lagi dalam membuat suatu laporan atau
makalah.

Rembang, 05 November 2022

Penuli
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB 1.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................5
1.3 Tujuan..............................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
2.1 Pengertian dari pelaksanaan (actuating)..........................................................6
2.2 Fungsi dan Tujuan pelaksanaan (actuating).....................................................7
2.3 Prinsip pelaksanaan (actuating).......................................................................8
2.4 Cara pelaksanaan (actuating)...........................................................................9
2.5 Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan (actuating)........................12
2.6 Elemen dari pelaksanaan (actuating).............................................................14
2.7 Tahapan actuating..........................................................................................15
BAB III...................................................................................................................17
PENUTUP..............................................................................................................17
3.1 Kesimpulan....................................................................................................17
3.2 Saran..............................................................................................................17
DAFTAR RUJUKAN............................................................................................18
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber daya manusia merupakan sektor sentral dan penting dalam


rangkapencapaian tujuan di suatu perusahaan, karena dengan adanya kemampuan
skill para pekerja dan kualitas sumber daya manusia dapat menggerakan
perusahaan dengan baik dan benar.
Pengelolaan sumber daya manusia penting, dikarenakan sumber daya
manusia yang merupakan aset yang harus dilatih dan dikembangkan
kemampuannya dan dikelola dengan baik guna mencapai efektivitas dan efisiensi
organisasi. Maka dari itu, perlunya manajemen manusia agar sumber daya
manusia yang ada bisa dikelola dengan baik.
Seiring dengan meningkatkan intensitas persaingan, perusahaan
membutuhkan sumber daya yang bisa membedakan dirinya dengan perusahaan
lain. Salah satu faktor yang menentukan kesuksesan perusahaan terletak pada
Sumber Daya Manusia perusahaan. Menurut Connoly, Mardis & Down (1997)
dalam Harjanti, 2004 sumber daya manusia memiliki kemampuan untuk menjadi
faktor pembeda (distinction) perusahaan dalam persaingan melalui kemampuan
mereka dalam menerapkan pengetahuan dalam pekerjaan mereka. Dasar yang
nyata dari keberhasilan suatu perusahaan tidak lagi ditentukan oleh proses
produksi yang besar atau jenis produk yang beraneka ragam, melainkan pada
kualitas orang-orang yang berada di belakang layar perusahaan tersebut.
Fungsi actuating merupakan fungsi yang terpenting dalam manajemen SDM,
karena pada fungsi ini sebuah organisasi melaksanakan secara fisik kegiatan dari
aktivitasnya, maka pimpinan mengambil tindakan-tindakannya kearah itu,agar
organisasi bisa berjalan dengan baik sesuai dengan visi dan misi dari organisasi.
Oleh karena itu, dalam menghadapi situasi-situasi yang ada di perusahaan,
perusahaan membutuhkan beberapa fungsi, salah satunya adalah fungsi Aktuating.
Sehingga diharapkan dengan berjalannya fungsi actuating ini, kelancaran dalam
operasional manajemen dapat berlangsung dengan baik.
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:


1. Apa yang dimaksud dengan pelaksanaan (actuating) dalam manajemen
sumber daya manusia?
2. Apa fungsi dan tujuan pelaksanaan (actuating) dalam manajemen sumber
daya manusia?
3. Bagaimana prinsip pelaksanaan (actuating) dalam manajemen sumber daya
manusia?
4. Bagaimana cara pelaksanaan (actuating) dalam manajemen sumber daya
manusia?
5. Apa sajakah faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan (actuating)
dalam manajemen sumber daya manusia?
6. Apasajakah elemen dari pelaksanaan (actuating) dalam manajemen sumber
daya manusia?
7. Bagaimanakah tahapan dari pelaksanaan (actuating) dalam manajemen
sumber daya manusia?

1.3 Tujuan

Berikut adalah tujuan dari pembuatan makalah ini:


1. Untuk mengetahui maksud dari pelaksanaan (actuating) dalam manajemen
sumber daya manusia
2. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan pelaksanaan (actuating) dalam
manajemen sumber daya manusia
3. Untuk mengetahui prinsip pelaksanaan (actuating) dalam manajemen
sumber daya manusia
4. Untuk mengetahui cara pelaksanaan (actuating) dalam manajemen SDM
5. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan
(actuating) dalam manajemen sumber daya manusia
6. Untuk mengetahui elemen dari pelaksanaan (actuating) dalam manajemen
SDM
7. Untuk mengetahui tahapan dari pelaksanaan (actuating) dalam manajemen
sumber daya manusia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dari pelaksanaan (actuating)


Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan
manejerial dan usaha-usaha organisasi. Actuating adalah Pelaksanaan untuk
bekerja. Untuk melaksanakan secara fisik kegiatan dari aktivitas tesebut, maka
pimpinan mengambil tindakan-tindakannya kearah itu. Seperti :
Leadership(pimpinan), perintah, komunikasi dan conseling (nasehat). Actuating
disebut juga“ gerakan aksi mencakup kegiatan yang dilakukan seorang pimpinan
untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur-unsur
perencanaan dan pengorganisasian agar tujuantujuan dapat tercapai. Dari seluruh
rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi
manajemen yang paling utama. (Rahman,2011).

Menurut George R. Terry (1986),dalam Dimas 2010, mengemukakan bahwa


actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian
rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran
perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut, oleh karena para
anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.

Pandangan lain tentang pelaksanaan (Actuating) adalah fungsi yang teramat


penting dalam manajemen. Seringkali diketahui perencanaan dan
pengorganisasiannya bagus, namun dikarenakan kurangnya kemampuan
pelaksanaan, hasil kegiatan suatu pekerjaan belum seperti diharapkan (Wijono,
1997). Istilah lain juga yang berhubungan dengan pengarahan atau pelaksanaan
adalah Actuating atau disebut juga “gerakan aksi” mencakup kegiatan yang
dilakukan seorang manajer dalam mengawali dan melanjutkan kegiatan yang
ditetapkan oleh unsur perencanaan dan pengorganisasian, agar tujuan-tujuan dapat
tercapai. Actuating mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan manusiawi dari
pegawai-pegawainya, memberi penghargaan, memimpin, mengembangkan dan
memberi kompensasi kepada mereka (Terry, 2006 dalam Herman 2009)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa actuating/pelaksanaan artinya menggerakkan


orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara
bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif sesuai
dengan perencanaan yang ada.

2.2 Fungsi dan Tujuan pelaksanaan (actuating)


Fungsi pelaksanaan menurut Nawawi,2000 dalam Anggowo,2013 adalah sebagai
berikut:
Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan
langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan
pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan
seluruh potensi sumber daya manusia dan non-manusia pada pelaksanaan tugas.
Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi,
misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas,
fungsi, peran, keahlian, dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai
visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan. Fungsi dari
Pelaksanaan (actuating) adalah sebagai berikut: (James Stoner, 1993)
1. Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian
motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien
dalam pencapaian tujuan
2. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
3. Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
4. Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam
organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat
menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas
yang tinggi.
Fungsi aktuasi haruslah dimulai pada diri manajer selaku pimpinan
organisasi. Manajer yang ingin berhasil menggerakkan karyawannya agar bekerja
lebih produktif, harus memahami dan menerapkan ilmu psikologi, ilmu
komunikasi, kepemimpinan dan sosiologi.
Seorang manajer harus mampu bersikap yaitu objektif dalam menghadapi
berbagai persoalan organisasi melalui pengamatan, objektif dalam menghadapi
perbedaan dan persamaan karakter stafnya baik sebagai individu maupun
kelompok manusia. Manajer mempunyai tekad untuk mencapai kemajuan, peka
terhadap lingkungan dan adanya kemampuan bekerja sama dengan orang lain
secara harmonis.(Herujito, 2003)
Dengan kata lain, manajer harus peka dengan kodrat manusia yaitu
mempunyai kekuatan dan kelemahan, tidak mungkin akan mampu bekerja sendiri
dan pasti akan memerlukan bantuan orang lain, manusia mempunyai kebutuhan
yang bersifat pribadi dan sosial, dan pada diri manusia kadang-kadang muncul
juga sifat-sifat emosional. (Herujito, 2003)
Tujuan fungsi aktuasi, adalah:
1. Menciptakan kerja sama yang lebih efisien
2. Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf
3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan
prestasi kerja staf
5. Membuat organisasi berkembang secara dinamis
Jadi, yang berperan dalam pencapaian tujuan tersebut adalah pimpinan,karena
dalam hal ini pimpinan yang selalu mengusahakan suasana kerja yang meningkat,
dengan diberikan motivasi dan prestasi supaya bawahannya lebih semangat dalam
bekerja.

2.3 Prinsip pelaksanaan (actuating)


Pelaksanaan merupakan aspek hubungan antar manusiawi dalam
kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan
menyumbangkan tenaga kerja efektif serta efesien untuk mencapai tujuan.
Fungsi pengarahan/pelaksanaan ini bersifat sangat kompleks karena
disamping menyangkut manusia, juga menyangkut berbagai tingkah laku dari
manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah laku yang
berbeda-beda, memiliki pandangan serta pola hidup yang berbeda pula. Oleh
karena itu, pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada
beberapa prinsip, yaitu:

a. Prinsip mengarah pada tujuan


Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa
makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawahan
terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri sendiri,artinya
dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan
dari factor-faktor lain seperti :perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja
yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan
pengetahuan serta kemampuan bawahan.
b. Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak
mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian
dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar dan kebutuhan
mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan
perusahaan. Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu.
Motivasi yang baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi
kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi
apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka
menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan
dan tanggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki
satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada
satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat
dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil
maksimal.

Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating antara lain:


a. Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
b. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
c. Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
d. Menghargai hasil yang baik dan sempurna
e. Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
f. Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
g. Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
2.4 Cara pelaksanaan (actuating)
Cara pelaksanaan ini digunakan karena pada umumnya pimpinan
menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka bersedia
bekerja dengan sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari prinsip-
prinsip di muka. Adapun cara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa:
1. Orientasi
Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu
supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik. Biasanya, orientasi ini diberikan
kepada pegawai baru dengan tujuan untuk mengadakan pengenalan dan
memberikan solusi atas berbagai masalah yang dihadapinya. Pegawai lama yang
pernah menjalani masa orientasi tidak selalu ingat atau paham tentang masalah-
masalah yang pernah dihadapinya. Suatu ketika mereka bisa lupa, lalai, atau
sebab-sebab lain yang membuat mereka kurang mengerti lagi. Dengan demikian
orientasi ini perlu diberikan kepada pegawai-pegawai lama agar mereka tetap
memahami akan perananya. Informasi yang diberikan dalam orientasi dapat
berupa diantara lain, :
1. Tugas itu sendiri
2. Tugas lain yang ada hubungannya
3. Ruang lingkup tugas
4. Tujuan dari tugas
5. Delegasi wewenang
6. Cara melaporkan dan cara mengukur prestasi kerja
7. Hubungan antara masing-masing tenaga kerja, Dst.

2. Perintah
Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang-orang yang
berada dibawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada
keadaan tertentu. Jadi, perintah itu berasal dari atasan, dan ditujukan kepada para
bawahan atau dapat dikatakan bahwa arus perintah ini mengalir dari atas ke
bawah. Perintah tidak dapat diberikan kepada orang lain yang memiliki
kedudukan sejajar atau orang lain yang berada di bagian lain. (Halomoan.2009).
Adapun perintah yang dapat berupa :
a. Perintah umum dan khusus
Penggunaan perintah ini sangat bergantung pada preferensi manajer,
kemampuanuntuk meramalkan keadaan serta tanggapan yang diberikan oleh
bawahan. Perintah umum memiliki sifat yang luas, serta perintah khusus
bersifat lebih mendetail.
b. Perintah lisan dan tertulis
Kemampuan bawahan untuk menerima perintah sangat mempengaruhi
apakan perintah harus diberikan secara tertulis atau lisan saja. Perintah tertulis
memberikan kemungkinan waktu yang lebih lama untuk memahaminya,
sehingga dapat menghindari adanya salah tafsir. Sebaliknya, perintah lisan
akan lebih cepat diberikan walaupun mengandung resiko lebih besar.
Biasanya perintah lisan ini hanya diberikan untuk tugas-tugas yang relatif
mudah.
c. Perintah formal dan informal
Perintah formal merupakan perintah yang diberikan kepada bawahan sesuai
dengan tugas/aktivitas yang telah ditetapkan dalam organisasi. Sedangkan
perintah informal lebih banyak mengandung saran atau dapat pula berupa
bujukan dan ajakan.

3. Delegasi wewenang
Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum jika dibandingkan dengan
pemberian perintah. Dalam pendelegasian wewenang ini, pemimpin melimpahkan
sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahan.
Kesulitan-kesulitan akan muncul bilamana tugas-tugas akan diberikan kepada
bawahan itu tidak jelas, misalnya kesulitan-kesulitan dalam menafsirkan
wewenang. Ini dapat menimbulkan keengganan bawahan untuk mengambil suatu
tindakan. Sebagai contoh, seorang Kepala Bagian Pembelian mengadakan
perjanjian pembelian dengan pihak penyedia (supplier) dengan wewenang yang
kurang jelas itu, ia akan menanyakan kepada pimpinan, yang jawabannya belum
tentu memuaskan. Hal ini dapat diatasi dengan membuat suatu bagan wewenang
untuk menyetujui perjanjian.
Setelah perencanaan dan pengorganisasian selesai dilakukan, maka langkah
selanjutnya yang perlu ditempuh dalam manajemen adalah mewujudkan rencana
tersebut dengan mempergunakan organisasi yang terbentuk. Langkah tersebut
adalah actuating yang secara harfiah diartikan sebagai memberi bimbingan namun
istilah tersebut lebih condong diartikan penggerak atau pelaksanaan. Secara
praktis fungsi actuating ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerjasama
diantara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara
efektif dan efisien.

2.5 Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan (actuating)


Faktor-faktor yang diperlukan dalam penggerakan diantaranya :
1) Faktor Pendukung
a. Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar
berusaha dengan ikhlas untuk mencapai tujuan bersama. Seorang manajer yang
tidak memiliki kepemimpinan tidak akan mampu untuk mempengaruhi
bawahannya untuk bekerja, sehingga manajer yang demikian akan gagal
dalam usahanya. Sifatsifat kepemimpinan menurut Harold koontz, diantaranya
sebagai berikut :
1. Memiliki kecerdasan orang-orang yang dipimpin
2. Mempunyai perhatian terhadap kepentingan yang menyeluruh
3. Memiliki kelancaran dalam berbicara
4. Matang dalam berpikir dan emosi
5. Memiliki dorongan yang kuat dari dalam untuk memimpin
6. Memahami/menghayati kepentingan kerja sama.
b. Sikap dan Moril (Attitude and Morale)
Sikap ialah suatu cara memandang hidup, suatu cara berpikir, berperasaan
dan bertindak. Oleh karena itu sikap manajer akan berbeda-beda sesuai dengan
pola hidupnya. Beberpa sikap manajer diantaranya yaitu :
1. Sikap feudal (feudal attitude)
Manajer yang mempunyai sikap cara berpikir, berperasaan dan
bertindak sesuai dengan pola-pola kehidupan feodalisme, yaitu suka terikat
oleh aturan-aturan tertentu yang telah teradat dan selalu ingin
penghormatan yang serba lebih. Dengan demikian dalam masyarakat
feudal dimana sikap anggota masyarakat sesuai dengan pola hidup
feodalisme akan sukar lahir kepemimpinan demokratis dari para manajer,
mengingat manajer tersebut hidup dari masyarakat feudal.
2. Sikap Kediktatoran (Dictatorial attitude)
Manajer yang bersikap kediktatoran akan berpikir berperasaan dan
bertindak sebagai dictator yang mempunyai kekuasaan mutlak, sehingga
bawahan, pekerja akan menjadi sasaran daripada kekuasaannya.
c. Tata hubungan (Communication)
Komunikasi membantu perencanaan managerial dilaksanakan dengan
efektif, pengorganisasian managerial dilakukan dengan effektif, penggerakan
managerial diikuti dengan efektif dan pengawasan diterapkan dengan efektif.
Dalam melakukan komunikasi dalam manajemen ada beberapa macam
diantaranya :
1) Komunikasi intern
yaitu komunikasi yang dilakukan dalam organisasi itu sendiri baik antara
atasan dengan atasan atau bawahan dengan bawahan atau antara atasan
dengan bawahan atau sebaliknya.
2) Komunikasi Ekstern
yaitu komunikasi yang dilakukan keluar organisasi.
3) Komunikasi Horizontal
yaitu komunikasi yang dilakukan baik intern maupun ekstern antar jabatan
yang sama.
4) Komunikasi Vertikal
yaitu komunikasi yang dilakukan dalam intern organisasi antara atasan dan
bawahan atau sebaliknya dalam suasana formil.
d. Perangsang (Incentive)
Insentif ialah sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan
seseorang bertindak.
e. Supervisi (Supervision)
Supervisi dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan pengawasan,
sehingga suka timbul kekacauan pengertian dengan kata pengawasan sebagai
terjemah dari kata control. Menurut Terry Supervsi ialah kegiatan pengurusan
dalam tingkatan organisasi dimana anggota manajemen dan bukan anggota
manajemen saling berhubungan secara langsung. Dengan demkian tugas
supervisor cukup berat karena ia harus dapat menemukan kesalahan-kesalahan
dan memperbaikinya, serta memberi petunjuk untuk menyelesaikan sesuatu
pekerjaan dan memberi nasehatnasehat kepada pegawai yang mengalami
kesulitan.
f. Disiplin (Discipline)
Disiplin ialah latihan pikiran, perasaan, kehendak dan watak untuk
melahirkan ketaatan dan tingkah laku yang teratur. Jenis disiplin ada dua :
a. Self Imposed discipline (disiplin yang timbul dengan sendirinya).
b. Command Discipline (Disiplin berdasarkan perintah).
Hal – hal yang perlu diperhatikan manajer dalam fungsi penggerakan
1. Manajer harus bekerja lebih produktif
2. Manajer perlu memahami ilmu psikologi, komunikasi, kepemimpinan dan
sosiologi
3. Manajer harus mempunyai tekat untuk mencapai kemajuan dan peka
terhadap lingkungan
4. Manajer harus bersikap obyektif
2) Faktor Penghambat
Kegagalan manajer dalam menumbuhkan motivasi stafnya, hal ini terjadi
karena manajer kurang memahami hakekat perilaku dan hubungan antar manusia.
Seperti konsep perilaku manusia yang dikemukakan oleh Maslow, dinegara
berkembang yang menjadi prioritas adalah kebutuhan fisik, rasa aman, dan diterima
oleh lingkungan sedangkan dinegara maju kebutuhan yang menonjol adalah
aktualisasi diri dan self esteem. Perbedaan tersebut juga akan mempengaruhi etos
kerja dan produktifitas kerja.

2.6 Elemen dari pelaksanaan (actuating)


Berikut ini adalah beberapa elemen penggerakan atau actuating dalam manajemen :
a. Coordinating adalah fungsi yang harus dilakukan oleh seorang manajer agar
terdapat suatu komunikasi atau kesesuaian dari berbagai kepentingan dan
perbedaan kepentingan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai . (George. R.
Terry, 1986 dalam Simanjutak 2010)
b. Motivating merupakan salah satu elemen penting dalam manajemen perusahaan,
dengan memberikan fasilitas yang bagus dan gaji yang cukup maka kinerja para
karyawan dalam perusahaan pun akan optimal. (George. R. Terry, 1986 dalam
Simanjutak 2010)
c. Communication, komunikasi antara para pimpinan dan karyawan sangat
diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan menjalin komunikasi yang
baik maka akan menimbulkan suasana kerja yang kondusif di perusahaan dan
akan menumbuhkan teamwork atau kerjasama yang baik dalam berbagai kegiatan
perusahaan. (George. R. Terry, 1986 dalam Simanjutak 2010)
d. Commanding, dalam memberi perintah pun seorang atasan tidak bisa seenaknya,
tetapi harus memperhitungkan langkah – langkah dan resiko dari setiap langkah
yang para atasan itu ambil karena setiap keputusan dan langkah akan memberi
pengaruh bagi perusahaan. Dengan pengarahan yang baik dari para atasan dengan
visi dan misi yang jelas dari suatu manajer perusahaan dapat menimbulkan efek
yang positif untuk perusahaan itu sendiri, antara lain teamwork yang baik dan
dapat memunculkan decision maker yang bagus. (Prajudi Atmosudirdjo, 1982
dalam Simanjutak 2010) Karena decision maker dan teamwork dalam suatu
perusahaan adalah kunci kesuksesan suatu perusahaan untuk mencapai goal atau
tujuan perusahaan seefektif dan seefisien mungkin. Bilamana diambil secara
singkat dan ringkas, maka fungsi actuating dapat tercakup dalam lima sub fungsi
manajemen, yakni : communicating, leading, directing, motivating, dan
facilitating(George. R. Terry, 1986 dalam Simanjutak 2010)

2.7 Tahapan actuating


Tindakan actuating dibagi dalam tiga tahap, yaitu:
a. Memberikan semangat, motivasi, inspirasi atau dorongan sehingga timbul
kesadaran dan kemauan para petugas untuk bekerja dengan penuh semangat
sesuai dengan harapan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
(Nuraida, 2008 dalam Dalimunte,2006). Tindakan ini juga disebut motivating
(Muninjaya, 2004 dalam Dalimunte,2006). Motivasi merupakan proses dengan
apa seseorang menejer merangsang bawahan untuk bekerja dalam rangka upaya
mencapai sasaran organisatoris sebagai alat untuk memuaskan keinginan pribadi
mereka sendiri. Contohnya adalah menaikkan sistem upah untuk memotivasi para
karyawan. Makin besar hasil yang dikerjakan karyawan tersebut makin besar
upah yang didapat (Pintauli, 2003).
b. Memberikan kesempatan pengembangan diri melalui pemberian pendidikan dan
pelatihan (Nuraida, 2008). Tindakan ini juga disebut koding yang meliputi
beberapa tindakan, seperti: pengambilan keputusan, mengadakan komunikasi
antara pimpinan dan staf, memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompok
dan memperbaiki sikap, pengetahuan maupun keterampilan staf (Muninjaya,
2004).
c. Pengarahan (directing atau commanding) yang dilakukan dengan memberikan
petunjuk-petunjuk yang benar, jelas dan tegas. Segala saran-saran atau instruksi
kepada staf dalam pelaksanaan tugas harus diberikan dengan jelas agar terlaksana
dengan baik terarah kepada tujuan yang telah ditetapkan (Muninjaya, 2004).
d. Berkomunikasi secara efektif (Herujito, 2001 dalam Dalimunte,2006).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Actuating penting dalam manajemen dan berbeda dengan ketiga fungsi
lainnya karena dalam actuating berisi tentang hal-hal yang menyangkut dengan
proses dari sebuah manajemen, juga mengatur tentang hubungan kerja antar
orang.
Actuating adalah usaha menggerakkan seluruh orang yang terkait, untuk
secara bersama-sama melaksanakan program kegiatan sesuai dengan bidang
masing-masing dengan cara yang terbaik dan benar. Fungsi dan peranan actuating
yakni pertama, melakukan pengarahan (commanding), bimbingan (directing) dan
komunikasi (communication). Kedua, upaya untuk menjadikan perencanaan
menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian.
Pengaplikasian actuating dalam perusahaan adalah pengarahan dan pemotivasian
seluruh personil pada setiap kegiatan perusahaan untuk selalu dapat meningkatkan
kualitas kinerjanya. Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang
berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan
pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan
seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas.
3.2 Saran
Sebaiknya perusahaan dapat menjalankan fungsi actuating dengan baik
supaya dapat tercapai visi dan misi dari perusahaan tersebut. Selain dengan fungsi
perencanaan, organizing dan controlling.
DAFTAR RUJUKAN
Rahman,dkk.2011. Actuating dalam Manajemen Sumber Daya Manusia.
Lampung:
Universitas Negeri Lampung.
Dimas,dkk.2010. Dasar-dasar Manajemen Actuating. Bandung: Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung
Anggowo. 2013. Actuating dalam Pendidikan. (Online),
(http://www.rumahbelajar.web.id/actuating-penggerakan-dalam-
pendidikan/), dikases pada tanggal 1 Maret 2022)
Halomoan, Rutdtra. 2009. Penerapan Fungsi Manajemen dalam program
Produksi
Acara Mimbar Jum'atan di Radio Global FM Yogyakarta. Yogyakarta:
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Harjanti, S. (2004, April). Menciptakan keunggulan bersaing yang berkelanjutan
melalui manajemen sumber daya manusia. Jurnal Ekonomi dan
Kewirausahaan, vol. 4, no 41 – 55.
Jumarni.2013. Makalah Fungsi Actuating. (Online),
(http://joemarnioye.blogspot.co.id/2022/02/makalah-fungsi
manajemenactuating. html, dikases pada tanggal 1 Maret 2022).)
Simanjuntak, A. (2010, September). Prinsip-prinsip manajemen bisnis keluarga
(family business) dikaitkan dengan kedudukan mandiri perseroan terbatas
(PT). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, vol. 12, no 2
Pintauli, S. 2003. Dokter Sebagai Menejer di Puskesmas. (Online)
(http://repository.usu.ac.id/, dikases pada tanggal 1 Maret 2022).
Herman,2009. Hubungan Pengarahan dalam Keperawatan. Universitas Indonesia
Dalimunthe, R. F. 2006. Keterkaitan Antar Penelitian Dengan Pendidikan Dan
Pengemangan Ilmu Manajemen. available (Online),
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1229/1/manajemen-
ritha.pdf. dikases pada tanggal 1 Maret 2022)

Anda mungkin juga menyukai