Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................
Latar Belakang.......................................................................................................
Rumusan Masalah.................................................................................................
Tujuan ...................................................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Actuating....................................................................
B. Tujuan Actuating..........................................................................
C. Fungsi Actuating...........................................................................
D. Prinsip Actuating..........................................................................
E. Cara Mengaplikasikan Actuating.................................................
F. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Actuating.............................
G. Pentingnya Actuating dalam Organisasi......................................
BAB III. PENUTUP..............................................................................................
3.1 Kesimpulan..................................................................................
3.2 Saran............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman sekarang baik individu maupun organisasi masih banyak yang
belum mampu untuk menerapkan manajemen dengan baik. Dalam sebuah
manajemen yang baik harus memiliki empat fungsi penting yaitu dari Planning
(perencanaan), Organizing (organisasi), Actuating (penggerakan/pelaksanaan), dan
Controlling (pengendalian) Salah satu fungsi yang tidak berjalan dengan baik dapat
mempengaruhi segala aspek di manajemen.
Banyak individu maupun organisasi yang tidak dapat melakukan pengarahan
organisasi dengan baik.Pengarahan dalam memotivasi tiap anggotanya dan
berkomunikasi antar anggota maupun untuk mengata masalah yang ada di dalm
organisasi itu sendiri.Pengetahuan tentang Actuating (penggerakan/pelaksanaan) di
kalangan para remaja zaman sekarang harus ditingkatkan.Pengetahuan tentang
Actuating penting untuk dipelajari. Dengan dibuatnya makalah ini,diharapkan akan
lebih meningkatkan pengetahuan kita mengenai penjelasan tentang Actuating.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
Apa yang dimaksud Actuating?
Apa saja tujuan dari Actuating?
Apa saja fungsi Actuating?
Bagaimana prinsip-prinsip actuating?
Apa saja faktor yang mempengaruhi actuating?

1.3 Tujuan
Berikut adalah tujuan dari pembuatan makalah ini:
Mengetahui pengertian dari Actuating.
Mengetahui tujuan actuating.
Mengetahui apa saja fungsi Actuating.
Mengetahui bagaimana prinsip Actuating.
Mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi acuating.

BAB II
PEMBAHASAN
Dalam manajemen, fungsi actuating adalah fungsi yang dijalankan dengan cara
memberikan bimbingan, konsultasi, dan pengarahan kepada anggota. Actuating disesuaikan
dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing, jadi setiap anggota dalam suatu
organisasi bisa berbeda. Jika tugas dapat terlaksana sesuai arahan, maka pencapaian tujuan
pun akan lebih mudah terwujud.

Fungsi actuating biasanya diberikan oleh manajemen tingkat atas ke tingkat menengah,
lalu lanjut ke tingkat bawah. Fungsi actuating akan terus dilakukan hingga kepada orang
terakhir yang berhak atas tugas dan tanggung jawab tersebut. Contohnya, senior staff yang
memberikan arahan kepada staff yang bekerja di lapangan atau di kantor.

Ruang lingkup actuating melibatkan kegiatan-kegiatan di perkantoran. Semakin luas


tujuan perusahaan, maka semakin besar pula kegiatan perkantoran yang akan dilakukan.
Beberapa kegiatan perkantoran yang dimaksud, di antaranya:

 Office planning adalah proses menentukan arah kegiatan sekaligus peninjauan


terhadap tercapainya tujuan yang ditetapkan.
 Office organizing adalah pengaturan sejumlah fungsi organisasi dengan fungsi
lainnya, seperti pembagian tugas, pemeliharaan hubungan kerja, dan penyediaan
peralatan maupun perlengkapan yang tepat.
 Office actuating adalah kegiatan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja
sesuai target yang ditentukan demi mewujudkan lingkungan kerja yang sehat dan
dinamis.
 Office controlling adalah kegiatan untuk mengawasi apakah sasaran dan
perencanaan telah berjalan sesuai target atau tidak.

A. Pengertian Actuating
Sebelum membahas tentang actuating tidak ada salahnya jika kita membahas tentang
Manajemen terlebih dahulu, manajemen seperti yang dikemukakan oleh G.R. Terry adalah
mencakup kegiatan untuk mencapai tujuan, dilakukan oleh individu-individu yang
menyumbangkan upayanya yang terbaik melalui tindakan-tindakan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Hal tersebut meliputi pengetahuan tentang apa yang harus mereka lakukan,
menetapkan cara bagaimana melakukannya, memahami bagaimana mereka harus
melakukannya, dan mengukur efektivitas dari usaha-usaha mereka (R. Terry, 1993: 9).
Dalam buku yang lain G. R. Terry (1997:4) menyatakan Management is a distinct
process consisting of planning, organizing, actuating, controlling, performed to determine
and accomplish stated objectives by the use of human beings and other resource.
(manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan, yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan
sumber daya manusia serta sumber-sumber yang lainnya). Secara umum actuating diartikan
sebagai menggerakkan orang lain. Penggerakan pada hakikatnya merupakan suatu usaha
dan dapat bekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien
(Husein, 2003: 78). Sedangkan definisi Actuating berbeda menurut beberapa ahli, seperti:
a. Menurut Prof. Dr. Sondang, M. P. A. penggerakan adalah sebagai keseluruhan proses
pemberian dorongan bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau
bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis
(Sondang, 2004: 120).
b. Menurut G. R. Terry mengemukakan “….Actuating is getting all the members of the
group to want to achieve and strive to achieve mutual objectives because the want to
achieve them” (Winardi, 1993: 90).
c. Actuating berkenaan dengan fungsi manajer untuk menjalankan tindakan dan
melaksanakan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh
organisasi. Actuating merupakan implementasi dari apa yang direncanakan dalam Planning
dengan memanfaatkan persiapan yang sudah dilakukan Organizing (Wibowo, 2006:13).
d. Hersey dan Blanchard mengemukakan bahwa actuating atau motivating adalah kegiatan
untuk menumbuhkan situasi yang secara langsung dapat mengarahkan dorongan-dorongan
yang ada dalam diri seseorang kepada kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan (Sudjana, 1992: 115).
e. Sementara Wilson Bangun mengemukakan bahwa motivasi merupakan suatu kondisi
yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu kegiatan yang berlangsung
secara sadar (2008: 115).
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Actuating merupakan suatu
kegiatan untuk menggerakkan orang-orang dalam suatu organisasi agar dapat bekerja untuk
mencapai suatu tujuan yang sudah menjadi goal organisasi tersebut. Actuating merupakan
salah satu fungsi manajemen yang dicetuskan oleh George R. Terry. Pada dasarnya banyak
pendapat mengenai fungsi manajemen akan tetapi dapat dipahami bahwa fungsi Terry
adalah yang paling sering digunakan dalam memahami fungsi manajemen.
Pada dasarnya penggerakan sangat erat kaitannya dengan unsur manusia yang ada
dalam organisasi. Kegiatan organisasi akan sangat ditentukan oleh sejauh mana unsur
manusia dapat mendayagunakan seluruh unsur-unsur lainnya (non manusiawi) serta mampu
melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan. Unsur-unsur lain dalam organisasi seperti
dana, sarana prasarana, alat, metode, waktu, dan informasi tidak akan berarti bagi organisasi
ketika unsur manusiawi tidak memiliki semangat untuk memanfaatkannya secara efektif dan
efisien. Dengan demikian, keberhasilan suatu organisasi akan sangat ditentukan oleh unsur
manusiawi yang terlibat dalam organisasi itu sendiri.
Penggerakan merupakan aktualisasi dari perencanaan dan pengorganisasian secara
kongkret. Perencanaan dan pengorganisasian tidak akan mencapai tujuan yang ditetapkan
tanpa adanya aktualisasi dalam bentuk kegiatan. Singkatnya actuating mencakup kegiatan
yang dilakukan seorang yang ditetapkan manajer untuk mengawali dan melanjutkan
kegiatan yang telah di tetapkan oleh unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan-
tujuan dapat tercapai (Terry, 1993:17). Menggerakkan (Actuating) berhubungan erat
dengan sumber daya manusia yang pada akhirnya merupakan pusat aktivitas-aktivitas
manajemen. Arti penting sumber daya manusia bagi suatu perusahaan terletak pada
kemampuan untuk bereaksi secara sukarela dan secara positif melaksanakan pekerjaan
untuk mencapai tujuan (Terry, 1979: 311).
Aktivitas penggerakan senantiasa berhubungan dengan masalah kepemimpinan dan
menggerakkan sumber daya untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.
Adapun hal- hal dalam melaksanakan fungsi penggerakan dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
a. Menjelaskan dan mengkomunikasikan tujuan yang hendak di capai.
b. Menyelenggarakan pertemuan yang dapat menstimulus kerja bawahan.
c. Mengajak untuk bekerja semaksimal mungkin guna mencapai standar operasional.
d. Mengembangkan potensi guna merealisasikan kemungkinan hasil yang maksimal.

B. Tujuan Actuating

Pengarahan yang baik merupakan inti dari pengelolaan. Terlepas dari hal ini, perusahaan
juga harus memiliki struktur organisasi yang baik, staf yang efektif, pengendalian yang baik,
sehingga hasil yang diinginkan tercapai secara maksimal. Pemahaman tentang tujuan
actuating mengarah pada faktor-faktor berikut ini.

1. Actuating Membantu Pencapaian Koordinasi

Pengarahan yang efektif dapat diwujudkan dengan koordinasi yang baik dari atas ke
bawah. Manajer akan mengintegrasikan kegiatan yang ingin dilakukan. Lalu, memberikan
pengawasan, bimbingan, dan konseling demi mencapai tujuan perusahaan.

2. Actuating sebagai Sarana Motivasi

Pencapaian suatu tujuan dapat terwujud dengan motivasi yang kuat. Motivasi
diberikan saat kegiatan pengarahan berlangsung, sehingga karyawan mau bekerja secara
efisien dan efektif untuk perusahaan. Atasan akan memberikan instruksi untuk bekerja
sepenuh hati, sehingga hasilnya menjadi maksimal.

3. Actuating untuk Melengkapi Fungsi Manajerial Lainnya

Melalui pengarahan yang baik, maka fungsi manajerial lainnya akan terpenuhi.
Mulai dari pengorganisasian, perencanaan, pengendalian, dan lain sebagainya. Tanpa
actuating yang efektif, maka kinerja dari fungsi manajerial lainnya otomatis terganggu.

4. Actuating Memudahkan Proses Adaptasi

Lingkungan bisnis sewaktu-waktu dapat berubah, baik dari segi fungsi, tujuan, dan
struktur organisasi. Melalui pengarahan, manajer mampu meyakinkan karyawan bahwa
perubahan yang terjadi mengarah pada kebaikan seluruh aspek di perusahaan. Dengan
demikian, karyawan mau menerima perubahan tersebut dan beradaptasi pada hal-hal baru
yang berubah dari sebelumnya.

5. Meningkatkan Kedisiplinan dan Ketertiban Karyawan


Dalam proses pengarahan, instruksi yang diberikan dapat membuat karyawan
termotivasi untuk melakukan sesuatu. Lewat motivasi ini, kedisiplinan dan ketertiban
karyawan dalam bekerja akan terbentuk dengan sendirinya. Jadi, setiap pengarahan yang
diberikan mampu diimplementasikan dengan baik dan menghasilkan sesuatu yang baik pula
bagi tujuan perusahaan.

Tujuan penggerakan dalam organisasi adalah usaha atau tindakan dari pemimpin dalam
rangka menimbulkan kemauan dan membuat bawahan tahu pekerjaannya, sehingga secara
sadar menjalankan tugasnya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Tindakan penggerakan ini oleh para ahli ada kalanya diperinci lebih lanjut kedalam tiga
tindakan sebagai berikut:
a. Memberikan semangat, motivasi, inspirasi, atau dorongan sehingga timbul kesadaran dan
kemauan para petugas untuk bekerja dengan baik.
b. Pemberian bimbingan lewat contoh-contoh tindakan atau teladan, yang meliputi beberapa
tindakan seperti: pengambilan keputusan, mengadakan komunikasi agar ada bahasa yang
sama antara pemimpin dan bawahan, memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompok,
dan memperbaiki sikap, pengetahuan, dan ketrampilan bawahan.
c. Pengarahan yang dilakukan dengan memberikan petunjuk-petunjuk yang benar, jelas, dan
tegas. Segala saran-saran dan perintah atau instruksi kepada bawahan dalam pelaksanaan
tugas harus diberikan dengan jelas dan tegas agar terlaksana dengan baik dan terarah pada
tujuan yang telah ditetapkan (Andri & Endang, 2015: 47).

C. Fungsi Actuating
Actuating mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan manusiawi dari pegawai-
pegawainya, memberi penghargaan, memimpin, mengembangkan dan memberi kompensasi
kepada mereka (Terry, 1993: 17).
Fungsi penggerakan (actuating) merupakan bagian dari proses pengarahan dari pimpinan
kepada karyawan agar dapat mempunyai prestasi kerja menggunakan potensi yang ada pada
dirinya. Pemimpin mengarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Fungsi pokok
penggerakan (actuating) di dalam manajemen adalah:
a. Mempengaruhi seseorang (orang-orang) supaya bersedia menjadi pengikut
b. Menaklukkan daya tolak seseorang
c. Membuat seseorang atau orang-orang suka mengerjakan tugas dengan lebih baik.
d. Mendapatkan, memelihara dan memupuk kesetiaan pada pimpinan, tugas dan organisasi
tempat mereka bekerja.
e. Menanamkan, memelihara dan memupuk rasa tanggung jawab seorang atau orang-orang
terhadap Tuhannya, Negara dan masyarakat (Andri & Endang, 2015: 48).
Selain fungsi pokok, penggerakan dalam manajemen memiliki indikator-indikator
pelaksanaan fungsi actuating, seperti:
a. Directing
Merupakan suatu usaha melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan.
Pelaksanaan kegiatan ini salah satu caranya adalah dengan orientasi yang merupakan
pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya kegiatan dapat dilakukan
dengan baik (Andri & Endang , 2015: 49).
b. Commanding
Menggerakkan kegiatan yang dilaksanakan disebut juga commanding.
Menggerakkan orang untuk mencapai tujuan dengan arahan sesuai potensinya butuh upaya
pembangkitan motivasi. Pemberian motivasi ini merupakan salah satu aktivitas yang harus
dilakukan (Shale, 1993: 112). Setelah pemberian motivasi dilakukan kemudian langkah
selanjutnya adalah pemberian perintah. Perintah di sini merupakan permintaan dari
pemimpin kepada orang yang berada di bawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu
kegiatan tertentu pada keadaan tertentu (Andri & Endang, 2015: 50). Jadi perintah itu
berasal dari atasan dan ditunjukkan kepada para bawahan.
c. Leading
Leading merupakan suatu memberikan contoh yang dilakukan pimpinan kepada
bawahan dalam kegiatan yang dilaksanakan. Pemberian contoh berupa tindakan ini
dilakukan lewat pembimbingan. Pembimbingan yang dilakukan oleh pimpinan terhadap
pelaksana dilakukan dengan jalan usaha-usaha yang bersifat mempengaruhi dan menetapkan
arah tindakan mereka (Shaleh, 1993: 118).
d. Coordinating
Coordinating merupakan suatu usaha menyelenggarakan pertemuan yang dapat
menstimulasi pekerjaan. Usaha ini dilakukan pimpinan dalam rangka penjalinan hubungan
dan penyelenggaraan komunikasi. Penjalinan hubungan atau koordinasi adalah
menggerakkan suatu organisasi atau kelompok, dengan menjalin hubungan pimpinan dan
bawahan akan saling dihubungkan agar mencegah terjadinya kekacauan. Selanjutnya
penyelenggaraan komunikasi yang merupakan suatu proses yang mempengaruhi seluruh
proses kegiatan yang termasuk dalam kesamaan arti agar organisasi dapat berinteraksi
dengan baik untuk mencapai sasaran yang efektif (Munir & Wahyu, 2006: 159).
Penggerakan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan
menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap
karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan
tanggung jawabnya.
Dengan pengarahan yang baik dari para atasan dan tujuan , visi dan misi yang jelas
dari suatu manajer perusahaan dapat menimbulkan efek yang positif untuk perusahaan itu
sendiri, antara lain team work yang baik dan dapat memunculkan decision maker yang
bagus. Karena decision maker dan teamwork dalam suatu perusahaan adalah kunci
kesuksesan suatu perusahaan untuk mencapai goal atau tujuan perusahaan seefektif dan
seefisien mungkin.
Fungsi fundamental ketiga dari fungsi manajerial adalah menggerakkan orang untuk
melaksanakan aktivitas organisasi sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Menggerakkan
jelas membutuhkan adanya kematangan pribadi dan pemahaman terhadap karakter manusia
yang memiliki kecenderungan berbeda dan dinamis, sehingga membutuhkan adanya
sinkronisasi. Sehingga bisa dikatakan fungsi actuating jauh lebih rumit oleh karena harus
berhadapan langsung sehingga fungsi leadership begitu kentara sekali dibutuhkan sekalipun
semuanya melalui proses planning dan pengorganisasian terlebih dulu.
Premis yang begitu fenomenal diungkapkan Doghlas McGregor bahwa seorang
karyawan selalu diasumsikan negatif dan positif :
1. Teori X yang menganggap :
Kebanyakan karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan bekerja sesedikit
mungkin dan mereka umumnya menentang perubahan, Kebanyakan karyawan harus
dibujuk. dipersuasi, diberikan penghargaan, dihukum dan diawasi untuk mengubah
kelakuan mereka agar sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan organisasi. Kebanyakan
karyawan ingin diberikan pengarahan oleh seorang manajer formal dan di mana ada
kesempatan mereka berusaha untuk menghindari tanggung jawab
2. Teori Y menyatakan :
Kebanyakan karyawan memiliki kapasitas untuk menerima tanggung jawab dan
potensi untuk pengembangan tetapi manajemen melalui tindakan-tindakannya harus
membuat mereka sadar tentang sifat-sifat tersebut. Kebanyakan karyawan ingin
memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan
untuk mengaktualisasikan diri sendiri

 Karakteristik Dalam Actuating

Perubahan dunia kerja yang semakin cepat menuntut perusahaan untuk mampu
beradaptasi. Ditambah lagi dengan adanya dominasi anak muda dalam dunia kerja yang
membuat budaya kerja otomatis berubah. Perubahan ini harus diantisipasi dengan beberapa
karakteristik dalam actuating yang diberikan kepada karyawan, di antaranya.

1. Menetapkan Fungsi Pervasif

Karakteristik dalam actuating ini berhubungan dengan keterlibatan atasan dalam


memberikan arahan kepada bawahan. Proses penyampaiannya harus jelas, sehingga
arahan dapat diimplementasikan dengan baik dalam dunia kerja. Arahan ini juga yang
akan membantu karyawan untuk meminimalisir kesalahan dalam bekerja.

2. Proses yang Berkelanjutan

Pengarahan bersifat berkelanjutan, artinya perlu dilakukan secara terus-menerus.


Sekalipun tujuan perusahaan tercapai, atasan tetap harus memberikan pengarahan
yang baik. Dengan demikian, hasil yang dicapai di kemudian hari lebih baik lagi
daripada periode-periode sebelumnya.

3. Aktivitas Kreatif
Tanpa instruksi yang jelas, karyawan akan kesulitan untuk mengimplementasikan
sesuatu. Namun dengan pengemasan instruksi secara kreatif, setiap karyawan mau
bekerja lebih efektif. Bahkan tidak menutup kemungkinan kalau karyawan akan
memberikan ide atau gagasan kreatif demi tercapainya tujuan perusahaan.

4. Faktor Sumber Daya Manusia

Karakteristik dalam actuating tak lepas dari pengaruh sumber daya manusia (SDM).
Dalam hal ini, atasan perlu melihat apakah benefit yang didapatkan karyawan telah
sesuai dengan beban kerjanya atau tidak. Jika seandainya benefit belum sesuai, seperti
gaji, maka mengarahkan karyawan untuk lebih rajin bekerja akan terasa sulit.

5. Fungsi Atasan

Maksudnya adalah aktivitas yang dilakukan oleh bawahan sesuai dengan instruksi
atasan. Tidak boleh lebih atau kurang. Dengan demikian, potensi timbulnya kesalahan
dapat diminimalisir.

6. Fungsi Delegasi

Karakteristik ini berkaitan dengan penyampaian instruksi secara langsung, yaitu dari
atasan ke bawahan. Dalam hal ini, manajer tidak menyampaikan tugas bawahan kepada
supervisor atau senior staff. Namun, langsung kepada bawahan yang bersangkutan guna
menghindari miskomunikasi yang dapat merugikan perusahaan.

 Melakukan Actuating Secara Menyeluruh Itu Penting

Dapat disimpulkan bahwa fungsi actuating adalah proses pengarahan semua SDM di
suatu perusahaan agar mampu bekerja sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Maka dari itu, penting untuk melakukan actuating secara menyeluruh untuk memudahkan
proses pengendalian di lingkungan internal. Hingga pada akhirnya target yang ditetapkan
perusahaan di awal dapat direalisasikan dengan hasil memuaskan.

D. Prinsip-prinsip Actuating

Setelah membahas tentang pengertian actuating, sekarang saatnya membahas tentang


prinsipnya. Ada beberapa prinsip actuating yang harus diperhatikan oleh seorang manager
atau pimpinan di perusahaan, di antaranya.

1. Mengarah pada Tujuan

Ini adalah tujuan utama dari actuating. Jika pengarahan berjalan efektif, maka
kontribusi setiap anggota di dalam suatu organisasi pun menjadi semakin besar. Hal ini
akan mempercepat proses mencapai tujuan. Namun, fungsi pengarahan harus
dilaksanakan oleh semua anggota, baik atasan maupun bawahan.

2. Kesatuan Komando
Prinsip diperlukan untuk menyatukan tugas dan tanggung jawab seluruh karyawan
guna mencapai tujuan. Adanya komando akan memudahkan karyawan untuk mengetahui
apa yang akan dilakukan dan kepada siapa hasilnya akan dilaporkan.

3. Tujuan yang Selaras

Tujuan perusahaan tidak selamanya selaras dengan tujuan setiap karyawan. Namun,
karyawan yang bersedia untuk bekerja keras mencapai tujuan perusahaan akan
memberikan impact yang besar. Tidak hanya bagi perusahaan, tapi juga bagi
perkembangan karirnya agar memiliki jabatan yang tinggi di perusahaan tempatnya
bekerja.

Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating antara lain:

1. Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya

2. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia

3. Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi

4. Menghargai hasil yang baik dan sempurna

5. Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih

6. Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup


7. Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya

Selain itu hal yang tidak kalah pentingnya adalah ketika menggerakkan orang-orang
dalam suatu organisasi, perlu di ingat prinsip-prinsip lain sebagai berikut:

a. Efisien

Efisien adalah bekerja dengan menggunakan sumber daya dan energi yang sesuai tanpa
pemborosan, namun efisiensi tidak melihat tujuan. Organisasi bisa saja menjadi efisien
namun gagal dalam mencapai apa yang dicita-citakan. Untuk itu selain efisien, kita juga
harus efektif. Efisien mengerjakan pekerjaan dengan benar. Efektif mengerjakan pekerjaan
yang benar.

b. Komunikasi

Dalam fungsi actuating komunikasi antar anggota sangat diperlukan karena dengan
komunikasi kita dapat menyampaikan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
organisasi.

c. Jawaban terhadap pertanyaan 5W+1H

Untuk mampu menggerakkan seseorang kita harus mampu menguasai jawaban SW+1H
terlebih dahulu atau kita sudah memiliki rencana untuk dapat menggerakkan seseorang,
karena fungsi penggerakan tidak dapat dipisahkan dari fungsi-fungsi sebelumnya yaitu
fungsi perencanaan dan pengorganisasian serta pengarahan.

d. Penghargaan/insentif.

Dalam menggerakkan seseorang hendaknya kita melihat kinerja dan motivasi seseorang
tersebut dalam bekerja untuk memberi insentif/penghargaan sesuai dengan yang
dilakukannya, hal ini penting dilakukan untuk memenuhi kepuasan dalam bekerja dan
memberi dorongan atau semangat atau memotivasi dalam bekerja.

E. Cara mengaplikasikan actuating (pengarahan)


Pada umumnya, pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud
agar mereka bersedia bekerja dengan sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang
dari prinsip-prinsip di muka. Adapun cara-ara pengarahan yang dilakukan dapat berupa:
1. Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu agar
supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik. Biasanya, orientasi ini diberikan kepada
pegawai baru dengan tujuan untuk mengadakan pengenalan dan memberikan pengerian atas
berbagai masalah yang dihadapinya. Pegawai lama yang pernah menjalani masa orientasi
tidak selalu ingat atau paham tentang masalah-masalah yang pernah dihadapinya. Suatu
ketika mereka bisa lupa, lalai, atau sebab-sebab lain yang membuat mereka kurang mengerti
lagi. Dengan demikian orientasi ini perlu diberikan kepada pegawai-pegawai lama agar
mereka tetap memahami akan perananya. Informasi yang diberikan dalam orientasi dapat
berupa diantara lain:
a. Tugas itu sendiri
b. Tugas lain yang ada hubungannya
c. Ruang lingkup tugas
d. Tujuan dari tugas
e. Delegasi wewenang
f. Cara melaporkan dan cara mengukur prestasi kerja
g. Hubungan antara masing-masing tenaga kerja, Dst.
h. Perintah
Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang-orang yang berada
dibawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada keadaan
tertentu.Jadi, perintah itu berasal dari atasan, dan ditujukan kepada para bawahan atau dapat
dikatakan bahwa arus perintah ini mengalir dari atas ke bawah. Perintah tidak dapat
diberikan kepada orang lain yang memiliki kedudukan sejajar atau orang lain yang berada di
bagian lain. Adapun perintah yang dapat berupa:
1. Perintah umum dan khusus
Penggunaan perintah ini sangat bergantung pada preferensi manajer, kemampuan
untuk meramalkan keadaan serta tanggapan yang diberikan oleh bawahan.Perintah umum
memiliki sifat yang luas, serta perintah khusus bersifat lebih mendetail.
2. Perintah lisan dan tertulis
Kemampuan bawahan untuk menerima perintah sangata mempengaruhi apakan
perintah harus diberikan secara tertulis atau lisan saja.Perintah tertulis memberikan
kemungkinan waktu yang lebih lama untuk memahaminya, sehingga dapat menghindari
adanya salah tafsir. Sebaliknya, perintah lisan akan lebih cepat diberikan walaupun
mengandung resiko lebih besar. Biasanya perintah lisan ini hanya diberikan untuk tugas-
tugas yang relatif mudah.
3. Perintah formal dan informal
Perintah formal merupakan perintah yang diberikan kepada bawahan sesuai dengan
tugas/aktivitas yang telah ditetapkan dalam organisasi.Sedangkan perintah informal lebih
banyak mengandung saran atau dapat pula berupa bujukan dan ajakan.
Contoh perintah informal antara lain dapat berupa kata-kata: “apakah tidak lebih baik
bilamana saudara menggunakan cara lain”.
“marilah kita mulai mengerjakan pekerjaan ini lebih dulu”, dan sebagainya.
Perintah formal yang banyak dipakai dibidang militer bersifat kurang fleksibel dibandingkan
dengan perintah informal

F. Faktor yang dapat mempengaruhi actuating (pengarahan)


1. Faktor–faktor penghambat fungsi penggerakan
Kegagalan manajer dalam menumbuhkan motivasi stafnya, hal ini terjadi karena
manajer kurang memahami hakekat perilaku dan hubungan antar manusia. Seperti konsep
perilaku manusia yang dikemukakan oleh Maslow, dinegara berkembang yang menjadi
prioritas adalah kebutuhan fisik, rasa aman, dan diterima oleh lingkungan sedangkan
dinegara maju kebutuhan yang menonjol adalah aktualisasi diri dan self esteem. Perbedaan
tersebut juga akan mempengaruhi etos kerja dan produktifitas kerja.
2. Faktor – faktor pendukung fungsi penggerakan
Faktor-faktor yang diperlukan dalam penggerakan diantaranya :
a. Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar berusaha
dengan ikhlas untuk mencapai tujuan bersama. Seorang manajer yang tidak memiliki
kepemimpinan tidak akan mampu untuk mempengaruhi bawahannya untuk bekerja,
sehingga manajer yang demikian akan gagal dalam usahanya. Sifat-sifat kepemimpinan
menurut Harold koontz, diantaranya sebagai berikut :
a) Memiliki kecerdasan orang-orang yang dipimpin
b) Mempunyai perhatian terhadap kepentingan yang menyeluruh
c) Memiliki kelancaran dalam berbicara
d) Matang dalam berpikir dan emosi
e) Memiliki dorongan yang kuat dari dalam untuk memimpin
f) Memahami/menghayati kepentingan kerja sama.
b. Sikap dan Moril (Attitude and Morale)
Sikap ialah suatu cara memandang hidup, suatu cara berpikir, berperasaan dan
bertindak. Oleh karena itu sikap manajer akan berbeda-beda sesuai dengan pola hidupnya.
Beberpa sikap manajer diantaranya yaitu :
(a) Sikap feudal (feudal attitude)
Manajer yang mempunyai sikap cara berpikir, berperasaan dan bertindak sesuai
dengan pola-pola kehidupan feodalisme, yaitu suka terikat oleh aturan-aturan tertentu yang
telah teradat dan selalu ingin penghormatan yang serba lebih. Dengan demikian dalam
masyarakat feudal dimana sikap anggota masyarakat sesuai dengan pola hidup feodalisme
akan sukar lahir kepemimpinan demokratis dariad para manajer, mengingat manajer tersebut
hidup dari masyarakat feudal.
(b) Sikap Kediktatoran (Dictatorial attitude).
Manajer yang bersikap kediktatoran akan berpikir berperasaan dan bertindak sebagai
dictator yang mempunyai kekuasaan mutlak, sehingga bawahan, pekerja akan menjadi
sasaran daripada kekuasaannya.
c. Tatahubungan (Communication)
Komunikasi membantu perencanaan managerial dilaksanakan dengan efektif,
pengorganisasian managerial dilakukan dengan effektif, penggerakan managerial diikuti
dengan efektif dan pengawasan diterapkan dengan efektif. Dalam melakukan komunikasi
dalam manajemen ada beberapa macam diantaranya :
a) Komunikasi intern
b) yaitu komunikasi yang dilakukan dalam organisasi itu sendiri baik antara atasan
dengan atasan atau bawahan dengan bawahan atau antara atasan dengan bawahan
atau sebaliknya.
c) Komunikasi Ekstern, yaitu komunikasi yang dilakukan keluar organisasi.
d) Komunikasi Horizontal, yaitu komunikasi yang dilakukan baik intern maupun
ekstern antar jabatan yang sama.
e) Komunikasi Vertikal, yaitu komunikasi yang dilakukan dalam intern organisasi
antara atasan dan bawahan atau sebaliknya dalam suasana formil.
d. Perangsang (Incentive)
Insentif ialah sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan seseorang bertindak.
e. Supervisi (Supervision)
Supervisi dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan pengawasan, sehingga suka timbul
kekacauan pengertian dengan kata pengawasan sebagai terjemah dari kata control. Menurut
Terry Supervsi ialah kegiatan pengurusan dalam tingkatan organisasi dimana anggota
manajemen dan bukan anggota manajemen saling berhubungan secara langsung.Dengan
demkian tugas supervisor cukup berat karena ia harus dapat menemukan kesalahan-
kesalahan dan memperbaikinya, serta memberi petunjuk untuk menyelesaikan sesuatu
pekerjaan dan memberi nasehat-nasehat kepada pegawai yang mengalami kesulitan.

f. Disiplin (Discipline)
Disiplin ialah latihan pikiran, perasaan, kehendak dan watak untuk melahirkan
ketaatan dan tingkah laku yang teratur. Jenis disiplin ada dua:
1. Self imposed discipline (disiplin yang timbul dengan sendirinya).
2. Command Discipline (Disiplin berdasarkan perintah).
Hal - hal yang perlu diperhatikan manajer dalam fungsi penggerakan :
1. Manajer harus bekerja lebih produktif
2. Manajer perlu memahami ilmu psikologi, komunikasi, kepemimpinan dan sosiologi
3. Manajer harus mempunyai tekat untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap
lingkungan
4. Manajer harus bersikap obyektif

G. Pentingnya actuating (pengarahan) dalam organisasi


Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan
orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti
bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan
nonmanusia pada pelaksanaan tugas.Semua sumber daya manusia yang ada harus
dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM harus
bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing
SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Actuating adalah suatu usaha menggerakkan seluruh orang yang terkait dalam suatu
organisasi, untuk secara bersama-sama melaksanakan program kegiatan sesuai dengan
bidang masing-masing dengan cara yang terbaik dan benar. Fungsi dan peranan actuating
yakni pertama, melakukan pengarahan (commanding), bimbingan (directing) dan
komunikasi (communication); kedua, upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi
kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian.Pengaplikasian actuating
dalam organisasi adalah pengarahan dan pemotivasian seluruh personil pada setiap kegiatan
organisasi di wilayah kerjanya untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya.
Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung
dengan orang-orang dalam organisasi.Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang
berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan
nonmanusia pada pelaksanaan tugas.
Fungsi penggerakan dan pelaksanaan (Aktuasi) merupakan usaha untuk menciptakan
iklim kerja sama di antara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai
secara efektif dan efisien.
Tujuan fungsi aktuasi, adalah:
1. Menciptakan kerja sama yang lebih efisien
2. Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf
3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan
prestasi kerja staf
5. Membuat organisasi berkembang secara dinamis
Prinsip-prinsip dalam penggerakan staf suatu organisasi, yaitu:
1. Efisien
2. Komunikasi
3. Jawaban terhadap pertanyaan 5w + 1H
4. Penghargaan/insentif

3.2. Saran
Demikianlah makalah yang sederhana ini kami susun semoga dapat bermanfaat bagi
penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Akhirnya kami merasa kerendahan
hati sebagai manusia yang mempunyai banyak sekali kekurangan. Oleh sebab itu kritik dan
saran bahkan yang tidak membangun sekalipun kami tunggu demi kesempurnaan makalah
selanjutnya. Semoga niat baik kita diridhoi oleh Allah SWT. Amin

DAFTAR PUSTAKA
https://www.cermati.com/artikel/actuating
http://ratnairmanurakbar.blogspot.com/2014/05/pengarahan-actuating.html?m=1
materi kuliah/Manajemen/Browsingan/Makalah Actuating _ KurniaSaputra akunian.htm
http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/6480/3/BAB%20II.pdf
https://www.coursehero.com/file/70340764/Actuatingdocx
Abadi, Ferryal. Pengembangan Organisasi. (Yogyakarta: Penerbit Pohon
Cahaya, 2019) Hlm 87. Adawiyah, Sa'diyah El. Buku Ajar Human Relations. (Yogyakarta:
Decpublish.
2019). Hlm 291.
https://pt.scribd.com/document/453754695/MAKALAH-FUNGSI-PENGGERAKAN-
ACTUATING-docx

Anda mungkin juga menyukai