Penggerakan (Aktuasi)
NPM: 19043010191
Kelas: E
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga saya dapat merampungkan penyusunan
makalah atau paper Dasar-Dasar Manajemen yang berjudul “Penggerakan
(Aktuasi)” tepat pada waktunya.
Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh
karena itu, dengan lapang dada saya membuka selebar-lebarnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki paper ini.
1
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan
Bab 2 Pembahasan
Bab 3 Penutup
I. Kesimpulan .............................................................................17
II. Saran .......................................................................................17
2
BAB 1
Pendahuluan
3
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang ingin dijawab dan
dibahas dalam tulisan ini adalah:
a. Apa pengertian dari penggerakan (aktuasi)?
b. Apa fungsi dan tujuan penggerakan (aktuasi)?
c. Bagaimana prinsip penggerakan (aktuasi)?
d. Bagaimana cara melaksanakan penggerakan (aktuasi)?
e. Apa sajakah faktor pendukung penggerakan (aktuasi)?
f. Apa sajakah faktor penghambat penggerakan (aktuasi)?
g. Apa sajakah elemen dari penggerakan (aktuasi)?
h. Bagaimana tahapan dari penggerakan (aktuasi)?
1.3 Tujuan
Tujuan pembahasan tulisan ini adalah untuk mengetahui:
a. Pengertian penggerakan (aktuasi)
b. Fungsi dan tujuan penggerakan (aktuasi)
c. Prinsip penggerakan (aktuasi)
d. Cara melaksanakan penggerakan (aktuasi)
e. Faktor pendukung penggerakan (aktuasi)
f. Faktor penghambat penggerakan (aktuasi)
g. Elemen dari penggerakan (aktuasi)
h. Tahapan dari penggerakan (aktuasi)
4
BAB 2
Pembahasan
5
Jadi, dapat disimpulkan bahwa aktuasi atau penggerakan artinya
menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau
dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki secara efektif sesuai dengan perencanaan yang ada
kedalam unit-unit kegiatan. Pembagian pekerjaan harus sesuai dengan
kuantitas sumber daya manusia dalam organisasi.
6
Seorang manajer harus mampu bersikap yaitu objektif dalam menghadapi
berbagai persoalan organisasi melalui pengamatan, objektif dalam
menghadapi perbedaan dan persamaan karakter stafnya baik sebagai
individu maupun kelompok manusia. Manajer mempunyai tekad untuk
mencapai kemajuan, peka terhadap lingkungan dan adanya kemampuan
bekerja sama dengan orang lain secara harmonis.
Dengan kata lain, manajer harus peka dengan kodrat manusia yaitu
mempunyai kekuatan dan kelemahan, tidak mungkin akan mampu
bekerja sendiri dan pasti akan memerlukan bantuan orang lain, manusia
mempunyai kebutuhan yang bersifat pribadi dan sosial, dan pada diri
manusia kadang-kadang muncul juga sifat-sifat emosional.
7
yang berbeda-beda memiliki pandangan serta pola hidup yang berbeda
pula. Oleh karena itu, penggerakan yang dilakukan oleh pimpinan harus
berpegang pada beberapa prinsip, yaitu:
a. Prinsip mengarah pada tujuan. Tujuan pokok dari penggerakan
nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya
proses penggerakan, akan semakin besar sumbangan bawahan
terhadap usaha mencapai tujuan. Penggerakan tidak dapat berdiri
sendiri, artinya dalam melaksanakan fungsi penggerakan perlu
mendapatkan dukungan atau bantuan dari faktor-faktor lain seperti,
perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup,
pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan
pengetahuan serta kemampuan bawahan.
b. Prinsip keharmonisan dengan tujuan. Orang-orang bekerja untuk
dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak mungkin sama dengan
tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan
harapan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar dan
kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis
dengan kepentingan perusahaan. Semua ini dipengaruhi oleh
motivasi masing-masing individu. Motivasi yang baik akan mendorong
orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar.
Sedangkan kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja
dengan baik dan pada saat itulah mereka menyumbangkan
kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Prinsip kesatuan komando. Prinsip kesatuan komando ini sangat
penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para
bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam
melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu
pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat
dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk
memperoleh hasil maksimal.
8
b. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
c. Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
d. Menghargai hasil yang baik dan sempurna
e. Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
f. Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
g. Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
9
Perintah tidak dapat diberikan kepada orang lain yang memiliki
kedudukan sejajar atau orang lain yang berada di bagian lain. Adapun
perintah yang dapat berupa:
a. Perintah umum dan khusus. Penggunaan perintah ini sangat
bergantung pada preferensi manajer, kemampuan untuk
meramalkan keadaan serta tanggapan yang diberikan oleh
bawahan. Perintah umum memiliki sifat yang luas, serta perintah
khusus bersifat lebih mendetail.
b. Perintah lisan dan tertulis. Kemampuan bawahan untuk menerima
perintah sangat mempengaruhi apakah perintah harus diberikan
secara tertulis atau lisan saja. Perintah tertulis memberikan
kemungkinan waktu yang lebih lama untuk memahaminya,
sehingga dapat menghindari adanya salah tafsir. Sebaliknya,
perintah lisan akan lebih cepat diberikan walaupun mengandung
resiko lebih besar. Biasanya perintah lisan ini hanya diberikan
untuk tugas-tugas yang relatif mudah.
c. Perintah formal dan informal. Perintah formal merupakan perintah
yang diberikan kepada bawahan sesuai dengan tugas atau
aktivitas yang telah ditetapkan dalam organisasi. Sedangkan
perintah informal lebih banyak mengandung saran atau dapat pula
berupa bujukan dan ajakan.
3. Delegasi wewenang. Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum
jika dibandingkan dengan pemberian perintah. Dalam pendelegasian
wewenang ini, pemimpin melimpahkan sebagian dari wewenang yang
dimilikinya kepada bawahan.
Kesulitan-kesulitan akan muncul bilamana tugas-tugas akan diberikan
kepada bawahan itu tidak jelas, misalnya kesulitan-kesulitan dalam
menafsirkan wewenang. Ini dapat menimbulkan keengganan
bawahan untuk mengambil suatu tindakan. Sebagai contoh, seorang
kepala bagian pembelian mengadakan perjanjian pembelian dengan
pihak penyedia (supplier) dengan wewenang yang kurang jelas itu, ia
akan menanyakan kepada pimpinan, yang jawabannya belum tentu
memuaskan. Hal ini dapat diatasi dengan membuat suatu bagan
wewenang untuk menyetujui perjanjian.
10
Setelah perencanaan dan pengorganisasian selesai dilakukan, maka
langkah selanjutnya yang perlu ditempuh dalam manajemen adalah
mewujudkan rencana tersebut dengan mempergunakan organisasi
yang terbentuk. Langkah tersebut adalah aktuasi yang secara harfiah
diartikan sebagai memberi bimbingan namun istilah tersebut lebih
condong diartikan penggerak atau pelaksanaan. Secara praktis fungsi
aktuasi ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerjasama
diantara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat
tercapai secara efektif dan efisien.
11
sikap anggota masyarakat sesuai dengan pola hidup feodalisme
akan sukar lahir kepemimpinan demokratis dari para manajer,
mengingat manajer tersebut hidup dari masyarakat feudal.
b. Sikap kediktatoran (Dictatorial attitude). Manajer yang bersikap
kediktatoran akan berpikir, berperasaan dan bertindak sebagai
diktator yang mempunyai kekuasaan mutlak, sehingga bawahan,
pekerja akan menjadi sasaran daripada kekuasaannya.
a. Tata hubungan (Communication). Komunikasi membantu
perencanaan manajerial dilaksanakan dengan efektif,
pengorganisasian manajerial dilakukan dengan effektif,
penggerakan manajerial diikuti dengan efektif dan pengawasan
diterapkan dengan efektif. Dalam melakukan komunikasi dalam
manajemen ada beberapa macam diantaranya:
1. Komunikasi intern, yaitu komunikasi yang dilakukan dalam
organisasi itu sendiri baik antara atasan dengan atasan atau
bawahan dengan bawahan atau antara atasan dengan
bawahan atau sebaliknya.
2. Komunikasi ekstern, yaitu komunikasi yang dilakukan keluar
organisasi.
3. Komunikasi horizontal, yaitu komunikasi yang dilakukan baik
intern maupun ekstern antar jabatan yang sama.
4. Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi yang dilakukan dalam
intern organisasi antara atasan dan bawahan atau sebaliknya
dalam suasana formil.
3. Perangsang (Incentive). Insentif ialah sesuatu yang menyebabkan
atau menimbulkan seseorang bertindak.
4. Supervisi (Supervision). Supervisi dalam bahasa Indonesia disebut
juga dengan pengawasan, sehingga suka timbul kekacauan
pengertian dengan kata pengawasan sebagai terjemah dari kata
control. Menurut Terry, supervsi ialah kegiatan pengurusan dalam
tingkatan organisasi dimana anggota manajemen dan bukan anggota
manajemen saling berhubungan secara langsung. Dengan demikian
tugas supervisor cukup berat karena ia harus dapat menemukan
kesalahan-kesalahan dan memperbaikinya, serta memberi petunjuk
12
untuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan dan memberi nasehat-
nasehat kepada pegawai yang mengalami kesulitan.
5. Disiplin (Discipline). Disiplin ialah latihan pikiran, perasaan, kehendak
dan watak untuk melahirkan ketaatan dan tingkah laku yang teratur.
Jenis disiplin ada dua, yaitu self imposed discipline (disiplin yang
timbul dengan sendirinya) dan command discipline (disiplin
berdasarkan perintah).
Hal – hal yang perlu diperhatikan manajer dalam fungsi penggerakan:
a. Manajer harus bekerja lebih produktif
b. Manajer perlu memahami ilmu psikologi, komunikasi,
kepemimpinan dan sosiologi
c. Manajer harus mempunyai tekad untuk mencapai kemajuan dan
peka terhadap lingkungan
d. Manajer harus bersikap obyektif
13
mempengaruhi tingkat prestasi seseorang. Dua faktor lainnya yang
terlibat adalah kemampuan individu dan pemahaman tentang perilaku
yang diperlakukan untuk mencapai prestasi yang tinggi atau biasa
disebut dengan presepsi peranan. Motivasi, kemampuan dan presepsi
peranan adalah saling berhubungan. Bila salah satu faktor rendah
maka tingkat prestasi akan rendah walaupun faktor-faktor lainnya
tinggi. Jadi, manajer harus mampu menumbuhkan faktor-faktor
tersebut kepada bawahannya agar fungsi aktuasi dapat berjalan
dengan baik.
3. Komunikasi yang kurang efektif. Manajemen sering mempunyai
masalah tidak efektifnya komunikasi. Padahal komunikasi yang paling
efektif adalah penting bagi para manajer, proses komunikasi
memungkinkan manajer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka.
Informasi harus dikomunikasikan oleh para manajer agar mereka
mempunyai dasar perencanaan, recana-rencana tersebut harus
dikomunikasikan kepada bawahan agar dilaksanakan. Namun,
komunikasi sering tidak efektif karena adanya hambatan-hambatan
dari luar yang menghambatnya, yaitu seperti hambatan-hambatan
organisasional dan hambatan-hambatan antar-pribadi.
Pengorganisasian memerlukan komunikasi dengan bawahan tentang
penugasan jabatan mereka. Penggerakan mengharuskan manajer
untuk berkomunikasi dengan bawahan agar tujuan perusahaan dapat
diacapai.
14
cukup maka kinerja para karyawan dalam perusahaan pun akan
optimal.
3. Communication, komunikasi antara para pimpinan dan karyawan
sangat diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan
menjalin komunikasi yang baik maka akan menimbulkan suasana
kerja yang kondusif di perusahaan dan akan menumbuhkan teamwork
atau kerjasama yang baik dalam berbagai kegiatan perusahaan.
4. Commanding, dalam memberi perintah pun seorang atasan tidak bisa
seenaknya, tetapi harus memperhitungkan langkah-langkah dan
resiko dari setiap langkah yang para atasan itu ambil karena setiap
keputusan dan langkah akan memberi pengaruh bagi perusahaan.
Dengan penggerakan yang baik dari para atasan dengan visi dan misi
yang jelas dari suatu manajer perusahaan dapat menimbulkan efek
yang positif untuk perusahaan itu sendiri, antara lain teamwork yang
baik dan dapat memunculkan decision maker yang bagus. Karena
decision maker dan teamwork dalam suatu perusahaan adalah kunci
kesuksesan suatu perusahaan untuk mencapai goal atau tujuan
perusahaan seefektif dan seefisien mungkin.
15
meliputi beberapa tindakan, seperti, pengambilan keputusan,
mengadakan komunikasi antara pimpinan dan staf, memilih orang-
orang yang menjadi anggota kelompok dan memperbaiki sikap,
pengetahuan maupun keterampilan staf.
3. Pengarahan yang dilakukan dengan memberikan petunjuk-petunjuk
yang benar, jelas dan tegas. Segala saran-saran atau instruksi
kepada staf dalam pelaksanaan tugas harus diberikan dengan jelas
agar terlaksana dengan baik terarah kepada tujuan yang telah
ditetapkan.
4. Berkomunikasi secara efektif.
16
BAB 3
Penutup
I. Kesimpulan
Dari kesimpulan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa aktuasi penting
dalam manajemen dan berbeda dengan fungsi manajemen lainnya
karena dalam aktuasi berisi tentang hal-hal yang menyangkut dengan
proses dari sebuah manajemen, juga mengatur tentang hubungan kerja
antar orang.
Aktuasi adalah usaha menggerakkan seluruh orang yang terkait, untuk
secara bersama-sama melaksanakan program kegiatan sesuai dengan
bidang masing-masing dengan cara yang baik dan benar. Fungsi dan
peranan aktuasi yakni pertama, melakukan pengarahan (commanding),
bimbingan (directing) dan komunikasi (communication). Kedua, upaya
untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui
berbagai pengarahan dan pemotivasian. Pengaplikasian aktuasi dalam
perusahaan adalah pengarahan dan pemotivasian seluruh karyawan
pada setiap kegiatan perusahaan untuk selalu dapat meningkatkan
kualitas kinerjanya.
Fungsi aktuasi lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan
langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan
pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan
penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan non manusia
pada pelaksanaan tugas.
II. Saran
Mengingat pentingnya fungsi aktuasi atau penggerakan maka perlu
kiranya masalah ini diperhatikan dan dipahami sebaik-baiknya. Sebaiknya
perusahaan dapat menjalankan fungsi aktuasi dengan baik agar dapat
tercapai visi dan misi dari perusahaan tersebut. Selain dengan fungsi
perencanaan, organizing dan controlling.
17
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/24245122/MAKALAH_FUNGSI_PELAKSANAAN_AC
TUATING_DALAM_MANAJEMEN_SUMBER_DAYA_MANUSIA?auto=download
18