Anda di halaman 1dari 19

Paper Dasar-Dasar Manajemen

Penggerakan (Aktuasi)

Oleh: Zahwah Afifah

NPM: 19043010191

Kelas: E

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

UPN “Veteran” Jawa Timur


2019

Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga saya dapat merampungkan penyusunan
makalah atau paper Dasar-Dasar Manajemen yang berjudul “Penggerakan
(Aktuasi)” tepat pada waktunya.

Penyusunan paper ini semaksimal mungkin saya upayakan dan didukung


bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya.
Untuk itu tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu saya dalam merampungkan paper ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh
karena itu, dengan lapang dada saya membuka selebar-lebarnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki paper ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari paper sederhana ini


dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan saya dapat menginspirasi para
pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah atau
paper selanjutnya.

1
Daftar Isi

Kata Pengantar ...........................................................................................1

Daftar Isi .....................................................................................................2

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ................................................................................3


1.2 Permasalahan .................................................................................4
1.3 Tujuan ............................................................................................4

Bab 2 Pembahasan

A. Pengertian Penggerakan (Aktuasi) ................................................. 5


B. Fungsi dan Tujuan Penggerakan ( Aktuasi) ................................... 6
C. Prinsp Penggerakan (Aktuasi) ........................................................ 7
D. Cara Melaksanakan Penggerakan (Aktuasi) .................................. 9
E. Faktor Pendukung Penggerakan (Aktuasi) ................................... 11
F. Faktor Penghambat Penggerakan (Aktuasi) ................................. 13
G. Elemen Penggerakan (Aktuasi) .................................................... 14
H. Tahapan Penggerakan (Aktuasi) .................................................. 15

Bab 3 Penutup

I. Kesimpulan .............................................................................17
II. Saran .......................................................................................17

Daftar Pustaka ..........................................................................................18

2
BAB 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Sumber daya manusia merupakan sektor sentral dan penting dalam rangka
pencapaian tujuan di suatu perusahaan, karena dengan adanya kemampuan
skill para pekerja dan kualitas sumber daya manusia dapat menggerakan
perusahaan dengan baik dan benar. Pengelolaan sumber daya manusia
penting, dikarenakan sumber daya manusia merupakan aset yang harus
dilatih dan dikembangkan kemampuannya dan dikelola dengan baik guna
mencapai efektivitas dan efisiensi organisasi. Maka dari itu, perlunya
manajemen manusia agar sumber daya manusia yang ada bisa dikelola
dengan baik.
Seiring dengan meningkatkan intensitas persaingan, perusahaan
membutuhkan sumber daya yang bisa membedakan dirinya dengan
perusahaan lain. Salah satu faktor yang menentukan kesuksesan
perusahaan terletak pada sumber daya manusia perusahaan. Sumber daya
manusia memiliki kemampuan untuk menjadi faktor pembeda (distinction)
perusahaan dalam persaingan melalui kemampuan mereka dalam
menerapkan pengetahuan dalam pekerjaan mereka. Dasar yang nyata dari
keberhasilan suatu perusahaan tidak lagi ditentukan oleh proses produksi
yang besar atau jenis produk yang beraneka ragam, melainkan pada kualitas
orang-orang yang berada di belakang layar perusahaan tersebut.
Fungsi aktuasi merupakan fungsi yang terpenting dalam manajemen, karena
pada fungsi ini sebuah organisasi melaksanakan secara fisik kegiatan dari
aktivitasnya, maka pimpinan mengambil tindakan-tindakannya kearah itu,
agar organisasi bisa berjalan dengan baik sesuai dengan visi dan misi dari
organisasi. Oleh karena itu, dalam menghadapi situasi-situasi yang ada di
perusahaan, perusahaan membutuhkan beberapa fungsi, salah satunya
adalah fungsi aktuasi. Sehingga diharapkan dengan berjalannya fungsi
aktuasi ini, kelancaran dalam operasional manajemen dapat berlangsung
dengan baik.

3
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang ingin dijawab dan
dibahas dalam tulisan ini adalah:
a. Apa pengertian dari penggerakan (aktuasi)?
b. Apa fungsi dan tujuan penggerakan (aktuasi)?
c. Bagaimana prinsip penggerakan (aktuasi)?
d. Bagaimana cara melaksanakan penggerakan (aktuasi)?
e. Apa sajakah faktor pendukung penggerakan (aktuasi)?
f. Apa sajakah faktor penghambat penggerakan (aktuasi)?
g. Apa sajakah elemen dari penggerakan (aktuasi)?
h. Bagaimana tahapan dari penggerakan (aktuasi)?

1.3 Tujuan
Tujuan pembahasan tulisan ini adalah untuk mengetahui:
a. Pengertian penggerakan (aktuasi)
b. Fungsi dan tujuan penggerakan (aktuasi)
c. Prinsip penggerakan (aktuasi)
d. Cara melaksanakan penggerakan (aktuasi)
e. Faktor pendukung penggerakan (aktuasi)
f. Faktor penghambat penggerakan (aktuasi)
g. Elemen dari penggerakan (aktuasi)
h. Tahapan dari penggerakan (aktuasi)

4
BAB 2

Pembahasan

A. Pengertian Penggerakan (Aktuasi)

Aktuasi adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota


kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan
perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Aktuasi adalah
pelaksanaan untuk bekerja. Untuk melaksanakan secara fisik kegiatan
dari aktivitas tesebut, maka pimpinan mengambil tindakan-tindakannya
kearah itu seperti, leadership (pimpinan), perintah, komunikasi dan
conseling (nasehat). Aktuasi disebut juga dengan gerakan aksi mencakup
kegiatan yang dilakukan seorang pimpinan untuk mengawali dan
melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur-unsur perencanaan dan
pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai. Dari seluruh
rangkaian proses manajemen, penggerakan (aktuasi) merupakan fungsi
manajemen yang paling utama.

Menurut George R. Terry mengemukakan bahwa aktuasi merupakan


usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa
hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran
perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut, oleh
karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.

Pandangan lain tentang penggerakan (aktuasi) adalah fungsi yang


teramat penting dalam manajemen. Seringkali diketahui perencanaan dan
pengorganisasiannya bagus, namun dikarenakan kurangnya kemampuan
penggerakan, hasil kegiatan suatu pekerjaan belum seperti diharapkan.
Aktuasi mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan manusiawi dari
pegawai-pegawainya, memberi penghargaan, memimpin,
mengembangkan dan memberi kompensasi kepada mereka.

5
Jadi, dapat disimpulkan bahwa aktuasi atau penggerakan artinya
menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau
dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki secara efektif sesuai dengan perencanaan yang ada
kedalam unit-unit kegiatan. Pembagian pekerjaan harus sesuai dengan
kuantitas sumber daya manusia dalam organisasi.

B. Fungsi dan Tujuan Penggerakan (Aktuasi)


Fungsi penggerakan menurut Nawawi yaitu, fungsi aktuasi lebih
menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-
orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik
kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi
sumber daya manusia dan non-manusia pada pelaksanaan tugas. Semua
sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi,
misi dan program kerja organisasi. Setiap sumber daya manusia harus
bekerja sesuai dengan tugas, fungsi, peran, keahlian, dan kompetensi
masing-masing, sumber daya manusia untuk mencapai visi, misi dan
program kerja organisasi yang telah ditetapkan.
Fungsi dari penggerakkan (aktuasi) menurut James Stoner adalah
sebagai berikut:
1. Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan
pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara
efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
2. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
3. Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
4. Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh
pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak
tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh
kesadaran dan produktifitas yang tinggi

Fungsi aktuasi haruslah dimulai pada diri manajer selaku pimpinan


organisasi. Manajer yang ingin berhasil menggerakkan karyawannya agar
bekerja lebih produktif, harus memahami dan menerapkan ilmu psikologi,
ilmu komunikasi, kepemimpinan dan sosiologi.

6
Seorang manajer harus mampu bersikap yaitu objektif dalam menghadapi
berbagai persoalan organisasi melalui pengamatan, objektif dalam
menghadapi perbedaan dan persamaan karakter stafnya baik sebagai
individu maupun kelompok manusia. Manajer mempunyai tekad untuk
mencapai kemajuan, peka terhadap lingkungan dan adanya kemampuan
bekerja sama dengan orang lain secara harmonis.

Dengan kata lain, manajer harus peka dengan kodrat manusia yaitu
mempunyai kekuatan dan kelemahan, tidak mungkin akan mampu
bekerja sendiri dan pasti akan memerlukan bantuan orang lain, manusia
mempunyai kebutuhan yang bersifat pribadi dan sosial, dan pada diri
manusia kadang-kadang muncul juga sifat-sifat emosional.

Tujuan fungsi aktuasi, yaitu:

1. Menciptakan kerja sama yang lebih efisien


2. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf
3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan
motivasi dan prestasi kerja staf
5. Membuat organisasi berkembang secara dinamis

Jadi, yang berperan dalam pencapaian tujuan tersebut adalah pimpinan,


karena dalam hal ini pimpinan yang selalu mengusahakan suasana kerja
yang meningkat, dengan diberikan motivasi dan prestasi supaya
bawahannya lebih semangat dalam bekerja.

C. Prinsip Penggerakan (Aktuasi)


Penggerakkan merupakan aspek hubungan antar manusiawi dalam
kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti
dan menyumbangkan tenaga kerja efektif serta efisien untuk mencapai
tujuan.
Fungsi penggerakan atau aktuasi ini bersifat sangat kompleks karena
disamping menyangkut manusia, juga menyangkut berbagai tingkah laku
dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah laku

7
yang berbeda-beda memiliki pandangan serta pola hidup yang berbeda
pula. Oleh karena itu, penggerakan yang dilakukan oleh pimpinan harus
berpegang pada beberapa prinsip, yaitu:
a. Prinsip mengarah pada tujuan. Tujuan pokok dari penggerakan
nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya
proses penggerakan, akan semakin besar sumbangan bawahan
terhadap usaha mencapai tujuan. Penggerakan tidak dapat berdiri
sendiri, artinya dalam melaksanakan fungsi penggerakan perlu
mendapatkan dukungan atau bantuan dari faktor-faktor lain seperti,
perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup,
pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan
pengetahuan serta kemampuan bawahan.
b. Prinsip keharmonisan dengan tujuan. Orang-orang bekerja untuk
dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak mungkin sama dengan
tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan
harapan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar dan
kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis
dengan kepentingan perusahaan. Semua ini dipengaruhi oleh
motivasi masing-masing individu. Motivasi yang baik akan mendorong
orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar.
Sedangkan kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja
dengan baik dan pada saat itulah mereka menyumbangkan
kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Prinsip kesatuan komando. Prinsip kesatuan komando ini sangat
penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para
bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam
melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu
pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat
dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk
memperoleh hasil maksimal.

Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan atau


aktuasi antara lain:

a. Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya

8
b. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
c. Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
d. Menghargai hasil yang baik dan sempurna
e. Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
f. Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
g. Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya

D. Cara Melaksanakan Penggerakan (Aktuasi)


Cara melaksanakan penggerakan ini digunakan karena pada umumnya
pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud
agar mereka bersedia bekerja dengan sebaik mungkin, dan diharapkan
tidak menyimpang dari prinsip-prinsip penggerakan. Adapun cara-cara
melaksanakan penggerakan yaitu:
1. Orientasi, yaitu merupakan cara penggerakan dengan memberikan
informasi yang perlu agar kegiatan dapat dilakukan dengan baik.
Biasanya orientasi ini diberikan kepada pegawai baru dengan tujuan
untuk mengadakan pengenalan dan memberikan solusi atas
berbagai masalah yang dihadapinya. Namun, pegawai lama yang
pernah menjalani masa orientasi tidak selalu ingat atau paham
tentang masalah-masalah yang pernah dihadapinya. Suatu ketika
mereka bisa lupa, lalai, atau sebab-sebab lain yang membuat mereka
kurang mengerti lagi. Dengan demikian orientasi ini perlu diberikan
kepada pegawai-pegawai lama agar mereka tetap memahami akan
peranannya. Informasi yang diberikan dalam orientasi dapat berupa
diantaranya yaitu, tugas karyawan itu sendiri, tugas lain yang ada
hubungannya, ruang lingkup tugas, tujuan dari tugas, delegasi
wewenang, cara melaporkan dan cara mengukur prestasi kerja serta
hubungan antara masing-masing tenaga kerja.
2. Perintah, yaitu merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang-
orang yang berada dibawahnya untuk melakukan atau mengulang
suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu. Jadi, perintah itu
berasal dari atasan dan ditujukan kepada para bawahan atau dapat
dikatakan bahwa arus perintah ini mengalir dari atas ke bawah.

9
Perintah tidak dapat diberikan kepada orang lain yang memiliki
kedudukan sejajar atau orang lain yang berada di bagian lain. Adapun
perintah yang dapat berupa:
a. Perintah umum dan khusus. Penggunaan perintah ini sangat
bergantung pada preferensi manajer, kemampuan untuk
meramalkan keadaan serta tanggapan yang diberikan oleh
bawahan. Perintah umum memiliki sifat yang luas, serta perintah
khusus bersifat lebih mendetail.
b. Perintah lisan dan tertulis. Kemampuan bawahan untuk menerima
perintah sangat mempengaruhi apakah perintah harus diberikan
secara tertulis atau lisan saja. Perintah tertulis memberikan
kemungkinan waktu yang lebih lama untuk memahaminya,
sehingga dapat menghindari adanya salah tafsir. Sebaliknya,
perintah lisan akan lebih cepat diberikan walaupun mengandung
resiko lebih besar. Biasanya perintah lisan ini hanya diberikan
untuk tugas-tugas yang relatif mudah.
c. Perintah formal dan informal. Perintah formal merupakan perintah
yang diberikan kepada bawahan sesuai dengan tugas atau
aktivitas yang telah ditetapkan dalam organisasi. Sedangkan
perintah informal lebih banyak mengandung saran atau dapat pula
berupa bujukan dan ajakan.
3. Delegasi wewenang. Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum
jika dibandingkan dengan pemberian perintah. Dalam pendelegasian
wewenang ini, pemimpin melimpahkan sebagian dari wewenang yang
dimilikinya kepada bawahan.
Kesulitan-kesulitan akan muncul bilamana tugas-tugas akan diberikan
kepada bawahan itu tidak jelas, misalnya kesulitan-kesulitan dalam
menafsirkan wewenang. Ini dapat menimbulkan keengganan
bawahan untuk mengambil suatu tindakan. Sebagai contoh, seorang
kepala bagian pembelian mengadakan perjanjian pembelian dengan
pihak penyedia (supplier) dengan wewenang yang kurang jelas itu, ia
akan menanyakan kepada pimpinan, yang jawabannya belum tentu
memuaskan. Hal ini dapat diatasi dengan membuat suatu bagan
wewenang untuk menyetujui perjanjian.

10
Setelah perencanaan dan pengorganisasian selesai dilakukan, maka
langkah selanjutnya yang perlu ditempuh dalam manajemen adalah
mewujudkan rencana tersebut dengan mempergunakan organisasi
yang terbentuk. Langkah tersebut adalah aktuasi yang secara harfiah
diartikan sebagai memberi bimbingan namun istilah tersebut lebih
condong diartikan penggerak atau pelaksanaan. Secara praktis fungsi
aktuasi ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerjasama
diantara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat
tercapai secara efektif dan efisien.

E. Faktor Pendukung Penggerakan (Aktuasi)


1. Kepemimpinan (Leadership). Kepemimpinan adalah kegiatan untuk
mempengaruhi orang-orang agar berusaha dengan ikhlas untuk
mencapai tujuan bersama. Seorang manajer yang tidak memiliki
kepemimpinan tidak akan mampu untuk mempengaruhi bawahannya
untuk bekerja, sehingga manajer yang demikian akan gagal dalam
usahanya. Sifat-sifat kepemimpinan menurut Harold koontz,
diantaranya sebagai berikut:
a. Memiliki kecerdasan untuk orang-orang yang dipimpin
b. Mempunyai perhatian terhadap kepentingan yang menyeluruh
c. Memiliki kelancaran dalam berbicara
d. Matang dalam berpikir dan emosi
e. Memiliki dorongan yang kuat dari dalam untuk memimpin
f. Memahami atau menghayati kepentingan kerja sama
2. Sikap dan Moral (Attitude and Morale). Sikap ialah suatu cara
memandang hidup, suatu cara berpikir, berperasaan dan bertindak.
Oleh karena itu sikap manajer akan berbeda-beda sesuai dengan
pola hidupnya. Beberapa sikap manajer diantaranya yaitu:
a. Sikap feudal (feudal attitude). Manajer yang mempunyai sikap
cara berpikir, berperasaan dan bertindak sesuai dengan pola-pola
kehidupan feodalisme, yaitu suka terikat oleh aturan-aturan
tertentu yang telah teradat dan selalu ingin penghormatan yang
serba lebih. Dengan demikian dalam masyarakat feudal dimana

11
sikap anggota masyarakat sesuai dengan pola hidup feodalisme
akan sukar lahir kepemimpinan demokratis dari para manajer,
mengingat manajer tersebut hidup dari masyarakat feudal.
b. Sikap kediktatoran (Dictatorial attitude). Manajer yang bersikap
kediktatoran akan berpikir, berperasaan dan bertindak sebagai
diktator yang mempunyai kekuasaan mutlak, sehingga bawahan,
pekerja akan menjadi sasaran daripada kekuasaannya.
a. Tata hubungan (Communication). Komunikasi membantu
perencanaan manajerial dilaksanakan dengan efektif,
pengorganisasian manajerial dilakukan dengan effektif,
penggerakan manajerial diikuti dengan efektif dan pengawasan
diterapkan dengan efektif. Dalam melakukan komunikasi dalam
manajemen ada beberapa macam diantaranya:
1. Komunikasi intern, yaitu komunikasi yang dilakukan dalam
organisasi itu sendiri baik antara atasan dengan atasan atau
bawahan dengan bawahan atau antara atasan dengan
bawahan atau sebaliknya.
2. Komunikasi ekstern, yaitu komunikasi yang dilakukan keluar
organisasi.
3. Komunikasi horizontal, yaitu komunikasi yang dilakukan baik
intern maupun ekstern antar jabatan yang sama.
4. Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi yang dilakukan dalam
intern organisasi antara atasan dan bawahan atau sebaliknya
dalam suasana formil.
3. Perangsang (Incentive). Insentif ialah sesuatu yang menyebabkan
atau menimbulkan seseorang bertindak.
4. Supervisi (Supervision). Supervisi dalam bahasa Indonesia disebut
juga dengan pengawasan, sehingga suka timbul kekacauan
pengertian dengan kata pengawasan sebagai terjemah dari kata
control. Menurut Terry, supervsi ialah kegiatan pengurusan dalam
tingkatan organisasi dimana anggota manajemen dan bukan anggota
manajemen saling berhubungan secara langsung. Dengan demikian
tugas supervisor cukup berat karena ia harus dapat menemukan
kesalahan-kesalahan dan memperbaikinya, serta memberi petunjuk

12
untuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan dan memberi nasehat-
nasehat kepada pegawai yang mengalami kesulitan.
5. Disiplin (Discipline). Disiplin ialah latihan pikiran, perasaan, kehendak
dan watak untuk melahirkan ketaatan dan tingkah laku yang teratur.
Jenis disiplin ada dua, yaitu self imposed discipline (disiplin yang
timbul dengan sendirinya) dan command discipline (disiplin
berdasarkan perintah).
Hal – hal yang perlu diperhatikan manajer dalam fungsi penggerakan:
a. Manajer harus bekerja lebih produktif
b. Manajer perlu memahami ilmu psikologi, komunikasi,
kepemimpinan dan sosiologi
c. Manajer harus mempunyai tekad untuk mencapai kemajuan dan
peka terhadap lingkungan
d. Manajer harus bersikap obyektif

F. Faktor Penghambat Penggerakan (Aktuasi)


1. Pengelolaan sumber daya manusia yang kurang baik. Aktuasi dalam
manajemen tidak dapat dilakukan dengan baik jika sumber daya
manusianya tidak dikelola dengan baik. Pada dasarnya ruang lingkup
pelaksanaan aktuasi ditekankan pada pengelolaan sumber daya
manusia beserta kebutuhan dan keinginannya. Sumber daya manusia
merupakan modal atau aset utama dalam organisasi, melalui sumber
daya manusia maka sumber daya lain dapat dikelola secara efektif
dan efisien. Keberhasilan pelaksanaan fungsi aktuasi diukur dari
berkembangnya sumber daya manusia tersebut.
2. Kegagalan manajer dalam menumbuhkan motivasi bawahannya.
Kemampuan manajer untuk memotivasi, mempengaruhi,
mengarahkan dan berkomunikasi akan menentukan efektivitas
manajer. Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan,
menyalurkan dan memelihara perilaku manusia. Manajer perlu
memahami orang-orang berperilaku tertentu agar dapat
mempengaruhi untuk bekerja sesuai dengan yang diinginkan
perusahaan. Motivasi bukan hanya satu-satunya faktor yang

13
mempengaruhi tingkat prestasi seseorang. Dua faktor lainnya yang
terlibat adalah kemampuan individu dan pemahaman tentang perilaku
yang diperlakukan untuk mencapai prestasi yang tinggi atau biasa
disebut dengan presepsi peranan. Motivasi, kemampuan dan presepsi
peranan adalah saling berhubungan. Bila salah satu faktor rendah
maka tingkat prestasi akan rendah walaupun faktor-faktor lainnya
tinggi. Jadi, manajer harus mampu menumbuhkan faktor-faktor
tersebut kepada bawahannya agar fungsi aktuasi dapat berjalan
dengan baik.
3. Komunikasi yang kurang efektif. Manajemen sering mempunyai
masalah tidak efektifnya komunikasi. Padahal komunikasi yang paling
efektif adalah penting bagi para manajer, proses komunikasi
memungkinkan manajer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka.
Informasi harus dikomunikasikan oleh para manajer agar mereka
mempunyai dasar perencanaan, recana-rencana tersebut harus
dikomunikasikan kepada bawahan agar dilaksanakan. Namun,
komunikasi sering tidak efektif karena adanya hambatan-hambatan
dari luar yang menghambatnya, yaitu seperti hambatan-hambatan
organisasional dan hambatan-hambatan antar-pribadi.
Pengorganisasian memerlukan komunikasi dengan bawahan tentang
penugasan jabatan mereka. Penggerakan mengharuskan manajer
untuk berkomunikasi dengan bawahan agar tujuan perusahaan dapat
diacapai.

G. Elemen Penggerakan (Aktuasi)


Berikut ini adalah beberapa elemen penggerakan atau aktuasi dalam
manajemen:
1. Coordinating adalah fungsi yang harus dilakukan oleh seorang
manajer agar terdapat suatu komunikasi atau kesesuaian dari
berbagai kepentingan dan perbedaan kepentingan sehingga tujuan
perusahaan dapat tercapai.
2. Motivating merupakan salah satu elemen penting dalam manajemen
perusahaan, dengan memberikan fasilitas yang bagus dan gaji yang

14
cukup maka kinerja para karyawan dalam perusahaan pun akan
optimal.
3. Communication, komunikasi antara para pimpinan dan karyawan
sangat diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan
menjalin komunikasi yang baik maka akan menimbulkan suasana
kerja yang kondusif di perusahaan dan akan menumbuhkan teamwork
atau kerjasama yang baik dalam berbagai kegiatan perusahaan.
4. Commanding, dalam memberi perintah pun seorang atasan tidak bisa
seenaknya, tetapi harus memperhitungkan langkah-langkah dan
resiko dari setiap langkah yang para atasan itu ambil karena setiap
keputusan dan langkah akan memberi pengaruh bagi perusahaan.
Dengan penggerakan yang baik dari para atasan dengan visi dan misi
yang jelas dari suatu manajer perusahaan dapat menimbulkan efek
yang positif untuk perusahaan itu sendiri, antara lain teamwork yang
baik dan dapat memunculkan decision maker yang bagus. Karena
decision maker dan teamwork dalam suatu perusahaan adalah kunci
kesuksesan suatu perusahaan untuk mencapai goal atau tujuan
perusahaan seefektif dan seefisien mungkin.

H. Tahapan Penggerakan (Aktuasi)


Tindakan aktuasi dibagi dalam tiga tahap, yaitu:
1. Memberikan semangat, motivasi, inspirasi atau dorongan sehingga
timbul kesadaran dan kemauan para karyawan untuk bekerja dengan
penuh semangat sesuai dengan harapan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Tindakan ini juga disebut motivating.
Motivasi merupakan proses dengan apa seseorang manajer
mempengaruhi bawahan untuk bekerja dalam rangka upaya
mencapai sasaran organisatoris sebagai alat untuk memuaskan
keinginan pribadi mereka sendiri. Contohnya adalah menaikkan
sistem upah untuk memotivasi para karyawan. Makin besar hasil yang
dikerjakan karyawan tersebut makin besar upah yang didapat.
2. Memberikan kesempatan pengembangan diri melalui pemberian
pendidikan dan pelatihan. Tindakan ini juga disebut koding yang

15
meliputi beberapa tindakan, seperti, pengambilan keputusan,
mengadakan komunikasi antara pimpinan dan staf, memilih orang-
orang yang menjadi anggota kelompok dan memperbaiki sikap,
pengetahuan maupun keterampilan staf.
3. Pengarahan yang dilakukan dengan memberikan petunjuk-petunjuk
yang benar, jelas dan tegas. Segala saran-saran atau instruksi
kepada staf dalam pelaksanaan tugas harus diberikan dengan jelas
agar terlaksana dengan baik terarah kepada tujuan yang telah
ditetapkan.
4. Berkomunikasi secara efektif.

16
BAB 3

Penutup

I. Kesimpulan
Dari kesimpulan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa aktuasi penting
dalam manajemen dan berbeda dengan fungsi manajemen lainnya
karena dalam aktuasi berisi tentang hal-hal yang menyangkut dengan
proses dari sebuah manajemen, juga mengatur tentang hubungan kerja
antar orang.
Aktuasi adalah usaha menggerakkan seluruh orang yang terkait, untuk
secara bersama-sama melaksanakan program kegiatan sesuai dengan
bidang masing-masing dengan cara yang baik dan benar. Fungsi dan
peranan aktuasi yakni pertama, melakukan pengarahan (commanding),
bimbingan (directing) dan komunikasi (communication). Kedua, upaya
untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui
berbagai pengarahan dan pemotivasian. Pengaplikasian aktuasi dalam
perusahaan adalah pengarahan dan pemotivasian seluruh karyawan
pada setiap kegiatan perusahaan untuk selalu dapat meningkatkan
kualitas kinerjanya.
Fungsi aktuasi lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan
langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan
pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan
penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan non manusia
pada pelaksanaan tugas.

II. Saran
Mengingat pentingnya fungsi aktuasi atau penggerakan maka perlu
kiranya masalah ini diperhatikan dan dipahami sebaik-baiknya. Sebaiknya
perusahaan dapat menjalankan fungsi aktuasi dengan baik agar dapat
tercapai visi dan misi dari perusahaan tersebut. Selain dengan fungsi
perencanaan, organizing dan controlling.

17
Daftar Pustaka

Handoko, Hani T. 2015. Manajemen Edisi Kedua.Yogyakarta: Bppfe-Yogyakarta.

https://www.academia.edu/24245122/MAKALAH_FUNGSI_PELAKSANAAN_AC
TUATING_DALAM_MANAJEMEN_SUMBER_DAYA_MANUSIA?auto=download

18

Anda mungkin juga menyukai