Disusun Oleh :
NIM. K3317025
SURAKARTA
2017
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Manajemen
Sumberdaya Manusia” ini, untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan.
Makalah ini di harapkan dapat digunakan untuk menambah pengetahuan, dan sebagai
referensi tambahan dalam belajar materi Manajemen dalam wirausaha.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah
wawasan dan pengetahuan kita tentang kewirausahaan.
penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….... 1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...... 2
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………. 3
A.Pendahuluan…………………………………………………………….. 3
B.Rumusan Masalah……………………………………………………..... 4
C.Tujuan…………………………………………………………………... 4
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………… 5
A. Pendahuluan............................................................................................... 5
B. Teori Kepemimpinan................................................................................. 6
C. Sifat Kepemimpinan…………………………………………................... 6
D.Wawasan Kepemimpinan.......................................................................... 7
E. Gaya Kepemimpinan.................................................................................. 9
F. Konsistensi dalam Gaya Kepemimpinan................................................... 10
G. Peran Manajer dalam Perusahaan.............................................................. 15
A.Kesimpulan…………………………………………………………….....21
B.Saran……………………………………………………………………. 21
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………22
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam organisasi apapun Sumber Daya Manusia (SDM) menempati
kedudukan yang paling vital.Memang diakui bahwa biaya itu
penting.Demikian pula sarana, prasarana dan teknologi.Namun ketersediaan
sumber-sumber daya itu menjadi sia-sia apabila ditangani oleh orang-orang
yang tidak kompeten dan kurang komitmen.Upaya-upaya untuk
merencanakan kebutuhan pegawai (SDM), mengadakan, menyeleksi,
menempatkan dan memberi penugasan secara tepat telah menjadi perhatian
penting pada setiap organisasi yang kompetitif.Demikian pula kebijakan
kompensasi (penggajian dan kesejahteraan) dan penilaian kinerja yang
dilakukan dengan adil dan tepat dapat melahirkan motivasi berprestasi pada
para pegawai.
Fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia seperti itu masih
belum cukup, apabila tidak disertai dengan kebijakan pengembangan dan
pemberdayaan pegawai yang dilakukan secara sistematik.Dalam arti yang
tradisional, konsep pengelolaan pegawai terbatas pada urusan-urusan
manajemen operatif, seperti mengelola data pegawai (record keeping),
penilaian kinerja yang bersifat mekanistik (mechanical job evaluation),
kenaikan pangkat dan gaji secara otomatis (automatic merit increase).
Perhatian terhadap SDM pada masa kini mencakup aspek-aspek yang
berkaitan dengan keamanan dan kenyamanan pegawai (fisik, emosional dan
sosial), yang akan berpengaruh secara signifikan terhadap cara-cara mereka
bekerja, dan dengan sendirinya berpengaruh terhadap produktivitas mereka.
3
B. Rumusan Masalah
1. Apa perbedaan manajemen sumberdaya manusia dengan manajemen
personalia?
2. Apa saja fungsi operasional Manajemen SDM?
3. Apa tujuan diadakannya program pengembangan tenaga kerja?
4. Mengapa program pelayanan karyawan diperlukan dalam sebuah
perusahaan?
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang perbedaan manajemen sumberdaya manusia dengan
manajemen personalia
2. Mengetahui tentang ruang lingkup fungsi operasional Manajemen SDM
3. Mengetahui tentang tujuan diadakannya program pengembangan tenaga
kerja
4. Mengetahui tentang pentingnya program pelayanan karyawan dalam
sebuah perusahaan
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
karena dibutuhkan diperoleh dengan harga murah
5. Sifat sangat kompleks 5. Sifat lebih banyak
administratif
6
Penjelasan ringkas dari definisi diatas adalah sebagai berikut:
7
selanjutnya adalah pengawasan, yaitu mengamati dan membandingkan
pelaksanaan dengan rencana dan mengoreksinya apabila terjadi
penyimpangan, atau kalau perlu menyesuaikan kembali rencana yang telah
dibuat. Dengan demikian pengawasan adalah fungsi manajemen yang masalah
pengaturan berbagai kegiatan sesuai rencana personalia, yang dirumuskan
sebagai dasar analisa dari tujuan organisasi yang fundamental.
8
menghadapi problem yang sangat sulit, yakni integrasi. Integrasi ini
menyangkut penyesuaian keinginan dari para individu dengan keinginan
organisasi dan masyarakat. Dengan demikian kita perlu memahami perasaan
dan sikap dari para karyawan untuk dipertimbangkan dalam pembuatan
berbagai kebijaksanaan organisasi.
9
kerja perlu kerja sama antara departemen atau bagian yang memerlukannya
dengan bagian personalia sebagai pelaksana operasionalnya.
a. Mutu Tenaga Kerja
Agar supaya karyawan yang akan kita tarik untuk bekerja pada
perusahaan sesuai dengan keinginan kita, maka lebih dulu harus ditentukan
standar personalia sebagai pembandingnya. Standar ini merupakan
persayaratan minimum yang harus dipenuhi agar seseorang karyawan bisa
menjalankan pekerjaannya dengan baik. Penentuan mutu ini menyangkut
masalah:
1) Analisa Jabatan
2) Deskripsi jabatan
10
Hasil pertama yang segera diperoleh dari proses analisa
jabatan adalah deskripsi jabatan. Deskripsi jabatan merupakan suatu
statement yang teratur, dari berbagai tugas dan kewajiban suatu jabatan
tertentu. Penyusunan statement ini hendaknya bisa mudah dipahami.
Cara seperti ini mungkin bisa dipergunakan:
a) Indentifikasi jabatan
b) Ringkasan jabatan
c) Tugas yang dilaksanakan
d) Pengawasan yang diberikan dan yang diterima
e) Hubungan dengan jabatan-jabatan lain
f) Bahan-bahan, alat-alat dan mesin-mesin yang
dipergunakan
g) Kondisi kerja
h) Penjelasan istilah-istilah yang tidak lazim
i) Komentar tambahan untuk melengkapi penjelasan di
atas.
1. Identifikasi jabatan:
- Nama :
- Kode:
- Bagian:
11
2. Persyaratan kerja:
- Pendidikan (SD,SLTP,SLTA ataukah PT)
- Tingkat kecerdasan minimal yang diperlukan
- Pengalaman yang diperlukan
- Pengetahuan dan ketrampilan
- Persyaratan fisik
- Status perkawinan
- Jenis kelamin
- Usia
- Kewarganegaraan (Penduduk)
3) Kegunaan Informasi Analisa Jabatan
1. Pengadaan tenaga kerja
2. Latihan
3. Evaluasi jabatan
4. Penilaian Prestasi
5. Promosi dan Transfer
6. Organisasi
7. Induksi
8. Counseling.
b. Merekrut Tenaga Kerja
12
Sewaktu menarik karyawan baru, manajemen haruslah
mempertimbangkan keadaan pasar tenaga kerja. Jenis-jenis karyawan
yang bagaimana yang tersedia dan bagaimana mereka mencari pekerjaan?
Para ekonom mempelajari pertanyaan-pertanyaan ini dan penemuan
mereka bisa kita pergunakan di dalam proses penarikan karyawan.
Batasan-batasan pasar tenaga kerja. Dengan memahami batasan-batasan
pasar tenaga kerja akan menolong manajemen menaksir penawaran
tenaga kerja yang tersedia untuk penarikan tenaga kerja. Pasar tenaga
kerja merupakan wilayah geografis dimana kekuatan-kekuatan “supplay”
(orang-orang yang mencari pekerjaan) dan “demand” (perusahaan yang
mencari karyawan) bertemu dan mempengaruhi terbentuknya harga
tenaga kerja (gaji dan upah). Dalam prakteknya banyak perusahaan di
negara kita yang lebih banyak menggunakan karyawan lokal. Baik untuk
perusahaan besar maupun sedang.
13
Menarik tidaknya suatu perusahaan. Para karyawan akan lebih
menyukai perusahaan yang menarik (attractive) daripada yang tidak.
Perusahaan yang sedang memperluas usahanya, industri yang
menguntungkan, dapat menawarkan upah yang lebih tinggi. Ini akan
menjamin: “employment” yang stabil, upah yang tinggi kesempatan
untuk maju yang lebih cepat, pekerjaan yang bersih, dan menjamin sosial
yang lebih menarik.
1. Banyaknya pelamar-pelamar.
2. Banyaknya pemilihan karyawan, dan
3. Banyaknya penempatan karyawan yang berhasil
14
sangat sukar, tetapi keberhasilan pemilihan karyawan akan sangat
membantu memajukan perusahaan. Berbagai prosedur pemilihan tenaga
untuk membandingkan pelamar dengan spesifikasi jabatan banyak kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dan karenanya tidak ada prosedur
standar yang bisa dipergunakan oleh semua perusahaan. Berikut ibi
diberikan contoh metode yang lazim dipergunakan. Prosedurnya meliputi:
1. Wawancara pendahuluan
2. Pengisian formulir/blanko lamaran
3. Memeriksa referensi
4. Tes psikologi
5. Wawancara
6. Persetujuan atasan langsung
7. Pemeriksaan kesehatan
8. Induksi atau orientasi
2. Pengembangan Tenaga Kerja
a. Tujuan Pengembangan Tenaga Kerja
Tujuan perusahaan (organisasi) akan dapat tercapai dengan baik, apabila
karyawan dapat menjalankan tugas-tugasnya dengan efisien. Oleh karena itu untuk
meningkatkan kemampuan kerja karyawannya, perusahaan/organisasi harus
menjalankan usaha-usaha pengembangan karyawannya. Usaha ini bisa berupa
latihan-latihan baik untuk karyawan operasional maupun manajerial. Latihan dapat
didefinisikan sebagai suatu kegiatan perusahaan yang bermaksud untuk dapat
memperbaiki dan mengembangkan sikap tingkah laku, ketrampilan, kemampuan
dan pengetahua karyawab sesuai dengan yang diinginkan perusahaan. Jadi, tujuan
pengembangan karyawan adalah untuk memperbaiki efektifitas kerja karyawan
dalam mencapai hasil-hasil kerja yang telah ditetapkan. Perbaikan efektivitas kerja
dapat dilakukan dengan cara memperbaiki pengetahuan karyawan, ketrampilan
karyawan maupun sikap karyawan itu sendiri terhadap tugas-tugasnya.
15
b. Latihan untuk karyawan Operasional
Meningkatkan produktivitas
Memperbaiki moral
Mengurangi pengawasan
Mengurangi kemungkinan terjadi kecelakaan, dan
Meningkatkan kestabilan dan keluwesan organisasi
1. Prinsip-prinsip latihan
Terdapat berbagai prinsip yang berguna sebagai pedoman dalam
proses perubahan ketrampilan, pengetahuan dan sikap karyawan.
a. Motivasi. Semakin tinggi motivasi seorang karyawan, semakin cepat ia akan
mempelajari ketrampilan atau pengetahuan baru.
b. Laporan kemajuan. Laporan kemajuan diperlukan untuk mengetahui seberapa
jauh seorang karyawan telah memahami pengetahuan yang baru.
c. “Reinforcement”. Diperlukan pengukuhan/penguatan terhadap kemajuan
yang dicapai oleh karyawan.
d. Praktik. Sedapat mungkin para karyawan yang dilatih bisa mempraktikkan
ketrampilan pada suasana pekerjaan yang sebenarnya.
e. Perbedaan Individual. Agar latihan bisa efektif, hendaknya perlu
menyesuaikan kecepatan dan kerumitan dengan kemampuan masing-masing
individu.
2. Berbagai Metode Pelatihan Operasional
16
a. “On-the-job-training”. Metode ini merupakan metode latihan yang paling
banyak dipergunakan. Caranya dengan memberikan tugas kepada atasan
langsung dari karyawan yang baru dilatih, untuk melatih mereka.
b. “Vestibule school”. Merupakan kebalikan dari on the job training, yaitu
merupakan bentuk latihan dimana pelatihnya bukanlah atasan langsung, tetapi
pelatih-pelatih khusus (“Staff specialist”).
c. “Apprenticeship” (magang). Metode ini biasa dipergunakan untuk pekerjaan-
pekerjaan yang membutuhkan keterampilan yang relatif lebih tinggi
d. Kursus Khusus. Merupakan bentuk pengembangan yang lebih mirip
pendidikan dari pada latihan. Kursus ini biasanya diadakan untuk memenuhi
minat dari para karyawan dalam bidang-bidang pengetahuan tertentu (diluar
bidang pekerjaannya) seperti kursus bahasa asing, komputer dan lain
sebagainya
3. Prosedur Latihan
Latihan yang baik adalah latihan yang bisa dimengerti para peserta
latihan sesuai dengan yang direncanakan. Disini perlu kerja sama antara pelatih
dengan yang dilatih.
17
c. Metode latihan/pengembangan untuk karyawan manajerial.
18
iv. Permainan Bisnis (Business Games). Metode ini bertujuan
untuk memberikan ketrampilan memimpin maupun
memutuskan bagi para peserta khususnya yang berkaitan
dengan masalah-masalah manajemen. Dalam permainan ini
diberikan informasi yang nyata dari perusahaan baik yang
berkenaan dengan posisi keuangan, hasil produksi pemasaran
dan informasi lainnya. Kemudian diberikan masalahnya dan
peserta diminta untuk memecahkan masalah tersebut.
d. Penilaian program-program pengembangan karyawan
Karyawan operasional
a) Peningkatan produktivitas, misalnya diukur dari kuantitas
maupun kualitas produksinya.
b) Penurunan tingkat kecelakan
c) Peningkatan moral
Karyawan manajerial
Latihan bagi karyawan manajerial lebih sukar diukur
keberhasilannya karena menyangkut faktor-faktor yang lebih
“abstrak”. Suatu cara untuk menentukan keberhasilan latihan adalah
dengan mengukur suatu kelompok sebelum dan sesudah latihan.
Perbandingan, kemudian bisa dilakukan untuk menentukan apakah
tingkat laku organisasi, seperti sikap, kerjasama, kemampuan
berkomunikasi meningkat ataukah tidak dalam kelompok tersebut.
Kompensasi
i. Pengertian kompensasi
Yang dimaksud dengan kompensasi adalah balas jasa yang
diberikan oleh perusahaan kepada karyawan dalam bentuk lain sesuai
dengan pengorbanan yang dikeluarkan. Kompensasi tidak sama
dengan upah adalah bagian dari kompensasi yang terbesar.
Kompensasi dapat berbentuk fasilitas-fasilitas yang dapat dinilai
19
dengan uang, selain upah. Penentuan kompensasi bukan merupakan
masalah yang sederhana akan tetapi cukup kompleks sehingga setiap
perusahaan hendaknya mempunyai pedoman bagaimana menetapkan
kompensasi.
ii. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam kompensasi
a) Memenuhi kebutuhan minimal
b) Dapat mengikat
c) Dapat menimbulkan semangat dan gairah kerja
d) Adil
e) Tidak bersifat statis
iii. Tantangan yang mempengaruhi kebijakan kompensasi
a) Suplai dan permintaan tenaga kerja
b) Serikat karyawan
c) Produktivitas
d) Kemampuan untuk membayar
e) Biaya hidup
f) pemerintah
iv. Evaluasi jabatan
Langkah pertama untuk menyusun sistem pengupahan yang
adil, manajemen perlu melakukan evaluasi jabatan. Evaluasi
jabatan adalah penentuan nilai relatif atau harga dari suatu jabatan
guna menyusun rangking didalampenentuan upah. Pada dasarnya
terdapat 4 metode evaluasi jabatan dan dapat dibagi menjadi dua
kategori.
Kategori pertama mencakup metode yang sederhana, dimana
tidak menggunakan faktor-faktor pekerjaan secara rinci. Dalam
kategori ini, dikenal dua metode yang kadang-kadang disebut
metode non-kuantitatif, yaitu job ranking dan job grading.
Kategori kedua mencakup metode yang menggunakan pendekatan
20
yang lebih rinci. Faktor-faktor pekerjaan dipilih dan diukur.
Kategori ini dikenal sebagai pendekatan kuantitatif, yaitu metode
perbandingan faktor dan point system.
Di Indonesia penerapan sistem evaluasi jabatan masih belum
lancar. Hambatan dalma penerapan evaluasi jabatan ini adalah
faktor biaya dan kesulitan tenaga ahli. Pada umumnya perusahaan
di Indonesia, penetapan besarnya kompensasi bagi karyawan
operasional di tetapkan oleh pemerintah, yaitu sebesar UMR
(Upah Minimum Regional) ditambah fasilitas-fasilitas lain sesuai
kesepakatan kerja antar perusahaan dengan pegawai.
Integrasi
Setelah perusahaan memperoleh tenaga kerja, melatih mereka,
dan memberikan upah yang adil dan layak, maka langkah
selanjutnya adalah mengintegrasian antara keiginan karyawan
dengan tujuan perusahaan. Hal ini hanya bis adilakukan apabila
perusahaan bisa memahami sifat para karyawan.
Berbagai penulis, para ahli dalam psikologi organisasi,
mengemukakan berbagai model untukmempelajari tingkah laku
manusia diantara penulis yang terkenal adalah Maslow dengan
tingkat kebutuhan manusia, Douglas Mc. Gregor dengan teori Y.
1) Hirarki Kebutuhan dari Maslow
Maslow menyatakan urutan-urutan kebutuhan dasar
sebagai berikut :
- Kebutuhan fisiologis dasar
- Keselamatan dan keamanan
- Cinta/kasih sayang
- Penghargaan
- Self actualization
21
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang paling
dasar bagi setiap manusia, seperti makan dan makan.
Segera setelah kebutuhan itu terpenuhi, maka timbullah
kebutuhan lain dalam dirinya. Kebutuhan tersebut adalah
kebutuhan akan keselamatan dan keamanan. Tingkah laku
manusia didorong oleh adanya kebutuhan akan
keselamatan dan keamanan. Keinginan untuk keselamatan
dan keamanan ini bisa terpenuhi misalnya dengan adanya
masyarakat yang tertib, pekerjaan yang teratur, asuransi,
agama/kepercayaan dan lainnya.
22
a. Rata-rata manusia mempunyai sikap tidak suka
terhadap pekerjaan, karenanya mereka akan berusaha
menghindarinya
b. Karena sikap dasar yang tidak suka terhadap
pekerjaan ini maka para karyawan perlu diatur, diawasi,
dan dipaksa, kalau perlu dengan ancaman hukuman, untuk
menjalankan pekerjaan sebaik-baiknya.
c. Rata-rata manusia lebih suka diarahkan, lebih
suka menghindari tanggung jawab, mempunyai sedikit
ambisi dan menginginkan keamanan diatas segalanya.
23
4. Kemampuan untuk melakukan kreativitas dan
ketulusan dalam tingkat yang relatif tinggi untuk
memecahkan persoalan-persoalan organisasi adalah
tersebar luas, dan bukan sempit dalam masyarakat
5. Dibawah kondisi kehidupan industri modern,
kemampuan intelektual dan rata-rata manusia hanyalah
dimanfaatkan sebagian saja.
24
9. Pengarahan yang wajar
10. Organisasi/tempat kerja yang dihargai
masyarakat
4) Motivasi Kerja
Yang dimaksud motivasi kerja di sini adalah suatu yang
mendorong seseorang untuk bekerja atau dapat juga
dikatakan suatu yang dapat memberi semangat untuk
bekerja. Di dalam memberikan motivasi pada prinsipnya
dapat dibagi dalam 2 kelompok, yaitu :
a. Motivasi Positif, yaitu proses untuk mencoba
mempengaruhi orang lain agar menjalankan
sesuatu yang kita inginkan dengan cara
memberikan kemampuan untuk mendapat
hadiah. Ini dijalankan dengan cara :
- Penghargaan bagi pekerjaan yang
dilakukan dengan baik
- Memberi informasi segala hal yang
diperlukan
- Memberikan perhatian kepada karyawan
dengan tulus
- Menciptakan persaingan sehat antar
karyawan
- Partisipasi
- Kebanggaan
- Uang
b. Motivasi negatif, yaitu proses untuk
mempengaruhi seseorang agar melakukan
25
sesuatu yang kita inginkan. Ini bisa dijalankan
dengan cara :
Memberikan peraturan-peraturan kerja
yang harus ditaati
Hukuman bagi yang tidak dapat
mencapai prestasi tertentu
Kehilangan pekerjaan
26
Stelah perusahaan memperoleh karyawan, mengembangkan
karyawannya, memberikan kompensasi yang adil dan layak, dan
telah mampu mengadakan kerja sama dengan baik, maka
hendaklah perusahaan berusaha untukmemelihara kemampuan
dan sikap dari karyawan tersebut. Program keselamatan dan
kesehatan karyawan akan mmebantu memelihara kondisi fisik
mereka, sementara program-program pelayanan karyawan dalam
berbagai bentuknya membantu memelihara sikap karyawan.
a) Program Keselamatan
Setiap program keselamatan dapat terdiri dari salah satu atau lebih
elemen-elemen berikut ini :
1. Didukung oleh manajemen puncak (top management)
2. Menunjukkan seorang direktur keselamatan
3. Pembuatan pabrik dan operasi yang bertindak dengan aman
4. Mendidik karyawan untuk bertindak aman
5. Menganalisa kecelakaan
6. Menyelenggarakan perlombaan atau keelamatan kerja
7. Menjalankan peraturan-peraturan untuk keselamatan kerja
b) Program Kesehatan
1. Keselamatan Fisik
Program kesehatan fisik yang dibuat oleh perusahaann sebaiknya
terdiri dari salah satu atau keseluruhan elemen-elemen berikut ini :
a) Pemeriksaan kesehatan pada waktu karyawan pertama kali
diterima bekerja
b) Pemeriksaan keseluruhan pada karyawan kunci secara periodik
c) Pemeriksaan kesehatan secara suka rela untuk semua karyawan
secara periodik
d) Tersedianya peralatan dan staf medis yang cukup
27
e) Pemeriksaan perhatian sistematis dan preventif terhadap masalah
ketegangan industri
f) Pemeriksaan mensistematis dan periodik terhadap persyaratan-
persyaratan sanitasi yang baik
2. Kesehatan Mental
28
c. Penyediaan fasilitas, seperti penyediaan kafetaria, perumahan, fasilitas
pembelian, fasilitas kesehatan, penasehat keuangan, fasilitas
pendidikan dan lain sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
29