Anda di halaman 1dari 22

ETIKA BISNIS

“NORMA DAN ETIKA DALAM BAURAN PRODUKSI”

DOSEN PENGAMPU : SULAIMAN LUBIS, SE., MM

DISUSUN OLEH:

SOZA SILPHA ABDY RITONGA

(7183510039)

MANAJEMEN B

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada
waktunya yang berjudul “NORMA DAN ETIKA DALAM BAURAN PRODUKSI”.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Etika Bisnis. Penulis menyadari
bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan Makalah ini.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.

Medan, 29 April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................

2.1 Produk Apa Yang Dibuat.......................................................................................


2.2 Jumlah Yang Diproduksi.......................................................................................
2.3 Alasan Memproduksi.............................................................................................
2.4 Kapan dan Dimana Diproduksi..............................................................................
2.5 Etika Lingkungan Hidup........................................................................................
2.6 Pengawasan Polusi.................................................................................................
2.7 Amdal.....................................................................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................................

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................
3.2 Saran.....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dengan adanya pasar bebas dan kompetitif, banyak orang meyakini bahwa konsumen
secaraotomatis terlindungi dari kerugian sehingga pemerintah dan pelaku bisnis tidak
perlumengambil langkah-langkah untuk memberikan perlindungan kepada konsumen. Pasar
bebasmendukung alokasi, penggunaan, dan distribusi barang-barang yang dalam artian
tertentu,adil, menghargai hak, dan memiliki nilai kegunaan maksimum bagi orang-orang yang
berpartisipasi dalam pasar, berdasarkan kenyataan yang tidak dibantahkan bahwa bisnis
merasuki seluruh kehidupan semua manusia, maka dari perspektif etis, bisnis diharapkan bahwa
dituntut untuk menawarkan sesuatu yang berguna bagi manusia dan tidak sekadar menawarkan
sesuatu yang merugikan hanya demi memperoleh keuntungan. Termasuk didalamnya para
pelaku bisnis dilarang untuk menawarkan sesuatu yang dianggap merugikan manusia.
Perlindungan Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian untuk
memberikan perlindungan hukum kepada konsumen. Pengertian konsumen sendiri adalah setiap
orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri
sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Itu berarti pada akhirnya etika bisnis semakin dianggap serius oleh para pelaku bisnis modern
yang kompetitif. Dengan kata lain, kenyataan bahwa dalam pasar yang bebas dan terbuka hanya
mereka yang unggul, termasuk unggul dalam melayani konsumen secara baik dan memuaskan,
akan benar-benar keluar sebagai pemenang. Maka kalau pasar benar-benar adalah sebuah medan
pertempuran, pertempuran pasar adalah pertempuran keunggulan yang fair, termasuk keunggulan
nilai yang menguntungkan banyak pihak termasuk konsumen.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Produksi

Produksi yang menghasilkan barang dan jasa baru sehingga dapat menambah jumlah,
mengubah bentuk, atau memperbesar ukurannya. Misalnya beternak dan bercocok tanam.

Produksi diartikan sebagai kegiatan untuk meningkatkan atau menambah daya guna suatu barang
sehingga lebih bermanfaat. Misalnya pertukangan dan kerajinan.

2. Tujuan Produksi antara lain

1. Memperbanyak jumlah barang dan jasa


2. Menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas tinggi
3. Memenuhi kebutuhan sesuai dengan peradaban
4. Mengganti barang-barang yang rusak atau habis
5. Memenuhi pasar dalam negeri untuk perusahaan dan rumah tangga
6. Memenuhi pasar internasional
7. Meningkatkan kemakmuran
3. Proses Produksi

Suatu kegiatan yang dilakuka nmelalui tahapan-tahapan tertentu untuk menghasilkan atau
menambah manfaat barang atau jasa.

4. Etika dalam Produksi Barang dan Jasa

Kegiatan produksi berarti membuat nilai manfaat atas suatu barang atau jasa. Produksi
dalam hal ini tidak diartikan dengan membentuk fisik saja. Sehingga kegiatan produksi
mempunyai fungsi menciptakan barang dan jumlah yang tepat. Oleh karena itu, dalam proses
produksi biasanya perusahaan menekankan agar produk yang dihasilkan mengeluarkan biaya
yang murah, melalui pendayagunaan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan, didukung
dengan inovasi dan kreativitas untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut. Misalnya
berproduksi dengan cara konvensional/tradisional, tetapi sekarang dengan pemanfaatan teknologi
yang tepat guna.

Jika kegiatan produksi ini berstandar dunia, maka harus berdasarkan standar dunia yang
diakui misaknya ISO 9000 tentanh peningkatan kualitas prodyksi ataupun ISO 14000 tentang
peningkatan pola produksi berwawasan lingkungan, membangun pabrik atau perusahaan yang
ramah lingkungan (go green) dengan sasaran pada keselamatan kerja, kesehatan dan lingkungan
yang maksimal dengan limbah nol.

Hukum harus dijadikan sarana pencegahan bagi pelaku bisnis. Perilaku pelaku bisnis
yang dapat membahayakan masyarakat dalam memproduksi barang dan jasa harus dijerat dengan
norma-norma hukum yang berlaku sehingga masyarakat umum tidak dirugikan dan pemerintah
juga ikut membina pelaku-pelaku bisnis di Indonesia agar memiliki moral dan etika bisnis yang
baik sehingga diharapkan dapat bermanfaat.

5. Dalam etika bisnis yang perlu kita perhatikan

1. Nilai Nilai merupakan aturan main yang dibuat pengusaha dan menjadi patokan dalam
berusaha

2. Hak dan Kewajiban Pengusaha yang mengerti etika akan meminta haknya sebagai pihak
yang mendapat keuntungan dari hasil usaha, namun ia juga memahami kewajibannya.
Misalnya menggaji karyawan, membayar pajak dan sebagainya.

Etika Lingkungan

1. Pengertian
Etika Lingkungan berasal dari dua kata, yaitu Etika dan Lingkungan. Etika berasal dari
bahasa yunani yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Ada tiga teori mengenai
pengertian etika, yaitu: etika Deontologi, etika Teologi, dan etika Keutamaan. Etika Deontologi
adalah suatu tindakan di nilai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak
dengan kewajiban.Etika Teologi adalah baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan atau
akibat suatu tindakan.Sedangkan Etika keutamaan adalah mengutamakan pengembangan
karakter moral pada diri setiap orang.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi
kelangsungan kehidupan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lain baik secara langsung
maupun secara tidak langsung.Jadi, etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia
dalam bergaul dengan lingkungannya.etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang
menyangkut lingkungan dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan lingkungan
tetap terjaga.

Jadi, etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul dengan
lingkungannya.etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang menyangkut lingkungan
dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan lingkungan tetap terjaga.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan penerapan etika lingkungan
sebagai berikut:

a. Manusia merupakan bagian dari lingkungan yang tidak terpisahkan sehngga perlu menyayangi
semua kehidupan dan lingkungannya selain dirinya sendiri.

b. Manusia sebagai bagian dari lingkungan, hendaknya selalu berupaya untuk emnjaga terhadap
pelestarian , keseimbangan dan keindahan alam.

c. Kebijaksanaan penggunaan sumber daya alam yang terbatas termasuk bahan energy.

d. Lingkungan disediakan bukan untuk manusia saja, melainkan juga untuk makhluk hidup yang
lain.

Di samping itu, etika Lingkungan tidak hanya berbicara mengenai perilaku manusia
terhadap alam, namun juga mengenai relasi di antara semua kehidupan alam semesta, yaitu
antara manusia dengan manusia yang mempunyai dampak pada alam dan antara manusia dengan
makhluk hidup lain atau dengan alam secara keseluruhan.

2.2 Teori Etika Lingkungan

1. Antroposentrisme

Teori lingkungan ini memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta.
Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan
dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung maupun secara
tidak langsung. Nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya, yaitu : nilai dan prinsip
moral hanya berlaku bagi manusia dan etika hanya berlaku bagi manusia.Antroposentrisme
selain bersifat antroposentris, juga sangat instrumentalistik. Artinya pola hubungan manusia dan
alam di lihat hanya dalam relasi instrumental.Alam ini sebagai alat bagi kepentingan manusia,
sehingga apabila alam atau komponennya dinilai tidak berguna bagi manusia maka alam akan
diabaikan (bersifat egois).Karena bersifat instrumentalik dan egois maka teori ini dianggap
sebagai sebuah etika lingkungan yang dangkal dan sempit (Shallow environmental ethics). Teori
ini dianggap sebagai salah satu penyebab, bahkan penyebab utama, dari krisis lingkungan yang
terjadi. Teori ini menyebabkan manusia mengeksploitasi dan menguras alam semesta demi
memenuhi kepentingan dan kebutuhan hidupnya dan tidak peduli terhadap alam.

2. Biosentrisme

Teori lingkungan ini memandang setiap kehidupan dan makhluk hidup mempunyai nilai
dan berharga pada dirinya sendiri. Tidak hanya manusia yang mempunyai nilai, alam juga
mempunyai nilai pada dirinya sendiri lepas dari kepentingan manusia. Biosentrisme menolak
argumen antroposentrisme, karena yang menjadi pusat perhatian dan yang dibela oleh teori ini
adalah kehidupan, secara moral berlaku prinsip bahwa setiap kehidupan di muka bumi ini
mempunyai nilai moral yang sama sehingga harus dilindungi dan diselamatkan.Konsekuensinya
alam semesta adalah sebuah komunitas moral baik pada manusia maupun pada makhluk hidup
lainnya. Manusia maupun bukan manusia sama-sama memiliki nilai moral, dan kehidupan
makhluk hidup apapun pantas dipertimbangkan secara serius dalam setiap keputusan dan
tindakan moral, bahkan lepas dari perhitungan untung-rugi bagi kepentingan manusia.

3. Ekosentrisme

Teori ini secara ekologis memandang makhluk hidup (biotik) dan makhluk tak hidup
(abiotik) lainnya saling terkait satu sama lainnya. Etika diperluas untuk mencakup komunitas
ekologis seluruhnya, baik yang hidup maupun tidak. Kewajiban dan tanggung jawab moral tidak
hanya dibatasi pada makhluk hidup.Deep Ecology (DE)menuntut suatu etika baru yang tidak
berpusat pada manusia, tetapi berpusat pada makhluk hidup seluruhnya dalam kaitannya dengan
upaya mengatasi persoalan lingkungan hidup.
4. Zoosentrisme

Etika lingkungan Zoosentrisme adalah etika yang menekankan perjuangan hak-hak


binatang, karenanya etika ini juga disebut etika pembebasan binatang. Tokoh bidang etika ini
adalah Charles Brich. Menurut etika ini, binatang mempunyai hak untuk menikmati kesenangan
karena mereka dapat merasa senang dan harus dicegah dari penderitaan. Sehingga bagi para
penganut etika ini, rasa senang dan penderitaan binatang dijadikan salah satu standar moral.
Menurut The Society for the Prevention of Cruelty to Animals, perasaan senang dan menderita
mewajibkan manusia secara moral memperlakukan binatang dengan penuh belas kasih.

5. Hak Asasi Alam

Makhluk hidup selain manusia tidak memiliki hak pribadi, namun makhluk hidup
membutuhkan ekosistem atau habitat untuk hidup dan berkembang.Makhluk hidup seperti
binatang dan tumbuhan juga mempunyai hak, meskipun mereka tidak dapat bertindak yang
berlandaskan kewajiban. Mereka ada dan tercipta untuk kelestarian alam ini. Maka mereka juga
mempunyai hak untuk hidup. Hak itu harus dihormati berdasar prinsip nilai intrinsik yang
menyatakan bahwa setiap entitas sebagai anggota komunitas bumi bernilai. Dengan demikian,
pembabatan hutan secara tidak proporsional dan penggunaan binatang sebagai obyek eksperimen
tidak dapat dibenarkan.

2.5 Dasar Etika Dalam Mewujudkan Kesadaran Masyarakat

Dasar-dasar pemikiran/pendekatan etika lingkungan, yaitu:

1. Dasar pendekatan ekologis

Mengenalkan suatu pemahaman adanya keterkaitan yang luas atas kehidupan yang luas atas
kehidupan dimana tindakan manusia pada masa lalu, sekarang dan yang akan datang yang akan
memberi dampak yang tak dapat diperkirakan. Kita tidak bisa melakukan hanya satu hal atas
alam, kita tidak juga bisa sepenuhnya memahami bagaimana alam bekerja, pun kita tidak akan
pernah bisa mengelak bahwa apa yang kita lakukan pasti memberi dampak pada organisme lain,
sekarang atau akan datang.

2. Dasar pendekatan humanisme


Setara dengan pendekatan ekologis, dasar pendekatan ini menekankan pada pentingnya tanggung
jawab kita untuk hak dan kesejahteraan manusia lain atas sumber daya alam.

3. Dasar pendekatan teologis

Merupakan dasar dari kedua pendekatan sebelumnya, bersumber pada agama yang nilai-nilai
luhur dan mula ajarannya menunjukkan bagaiman alam sebenarnya diciptakan dan bagaimana
kedudukan dan fungsi manusia serta interaksi yang selayaknya terjalin antara alam dan manusia.

3. Unsur Etika atau Moral Lingkungan

Beberapa unsur etika atau moral lingkungan yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut:

a. Pertama, etika lingkungan hidup sebaiknya etika keutamaan atau kewajiban? Etika keutamaan
itu perlu karena yang kita butuhkan adalah manusia-manusia yang punya keunggulan perilaku.
Sementara itu etika kewajiban, dalam arti pelaksanaan kewajiban moral, tidak bisa diabaikan
begitu saja. Idealnya ialah, bahwa pelaksanaan keutamaan manusia Indonesia, bukan hanya demi
kewajiban semata-mata, apalagi sesuai kewajiban. Rumusan-rumusan moral itu di satu pihak
memang penting, namun di lain pihak yang lebih penting lagi ialah bahwa orang mengikutinya
karena keunggulan perilaku.

b. Kedua, bila etika lingkungan hidup adalah etika normatif plus etika terapan, maka ada faktor
lain yang mesti ikut dipertimbangkan, yaitu sikap awal orang terhadap lingkungan hidup,
informasi, termasuk kerja sama multidisipliner dan norma-norma moral lingkungan hidup yang
sudah diterima masyaraakat (ingat akan berbagai) kearifan lingkungan hidup dalam masyarakat
kita, yang dapat dikatakan sebagai “moral lingkungan hidup” (Bertens, 2000:295-300).

c. Ketiga, etika lingkungan hidup tidak bertujuan menciptakan apa yang disebut sebagai eco-
fascism (fasis lingkungan, pinjam istilah Ton Dietz, 1996). Artinya, dengan dan atas nama etika
seolah-olah lingkungan hidup adalah demi lingkungan hidup itu sendiri. Dengan risiko apapun
lingkungan hidup perlu dilindungi. Dari segi etika yang bertujuan melindungi lingkungan dari
semua malapetaka bikinan manusia, hal itu tentu saja baik. Namun buruk secara etis, bila
akibatnya membuat manusia tidak dapat menggunakan lingkungan hidup itu lagi karena serba
dilarang. Etika lingkungan tidak hanya mengijinkan suatu perbuatan yang secara moral baik,
melainkan juga melarang setiap akibat buruknya terhadap manusia.
d. Keempat, ciri-ciri etika lingkungan hidup yang perlu diperhatikan adalah sikap dasar
menguasai secara berpartisipasi, menggunakan sambil memlihara, belajar menghormati
lingkungan hidup dan kehidupan, kebebasan dan tanggung jawab berdasarkan hati nurani yang
bersih, baik untuk generasi sekarang maupun bagi generasi yang akan datang. Yang juga penting
adalah soal oreintasi dalam pembangunan, yakni tidak hanya bersifat homosentri, yang sering
tidak memperhitungkan ecological externalities, melainkan juga ekosentris. Pembangunan tidak
hanya mementingkan manusia, melainkan kesatuan antara manusia dengan keseluruhan
ekosistem atau kosmos.

Nilai-nilai etika lingkungan sangat mudah dipahami oleh segenap lapisan masyarakat,
melalui penerapan konsep lingkungan hidup melalui pendidikan formal yang terintegrasi dengan
mata pelajaran lain misalnya PPKn, Pendidikan Agama, Pendidikan Biologi, Pendidikan
Geografi serta mata pelajaran lainnya yang relevan. Kementerian Pendidikan Nasional melalui
Biro Perencanaan ke Luar Negeri merupakan institusi pemerintah yang sangat apresiasi dalam
menjaga kualitas lingkungan hidup, melalui peningkatan sumber daya manusia. Hal ini
dilakukan agar tercipta intelektual-intelektual muda yang lebih bermartabat, bersaing dan
berdaya guna dalam menyongsong era globalisasi transformasi, menuju Indonesia yang lebih
baik, adil dan makmur.

Pengawasan Polusi
1. Pengertian Tentang Polusi dan Pencemaran Limbah Perkotaan

Masalah pencemaran udara dikota-kota besar, sangat dipengaruhi dan berbeda oleh
berbagai faktor yaitu: tofografi, kependudukan, iklim dan cuaca serta tingkat atau angka
perkembangan sosio-ekonomi dan industrialisasi. Masalah-masalah ini akan meningkat
keadaannya, jika jumlah penduduk perkotaan semakin meningkat yang mengakibatkan jumlah
penduduk yang terpapar polusi udara juga meningkat. Perkiraan–perkiraan PBB menunjukkan
sampai tahun 2000,47 persen dari jumlah keseluruhan populasi akan tinggal didaerah perkotaan.
Pada tahun1990, 60 kota–kota didunia mempunyai jumlah penduduk ± 3 juta orang dan pada
tahun 2000 diproyeksikan 85 kota-kota akan termasuk jenis katagori ini.

2. Sumber-Sumber Polusi Udara dan Pencemaran Limbah


Pertumbuhan polusi kota dan tingakat industrialisasi yang tak terhindar, akan mengarah
kepada kebutuhan enegi yang lebiH besar, pada umumnya akan menghasilkan pembuabuangan
limbah / zat pencemar lebih banyak.pembakaran bahan bakar posil untuk pemanasan
rumahtangga untuk pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor, dalam proses–proses industri
dan pembuangan limbah padat dengan pembakaran merupakan sumber utama dari pembuangan
limbah zat-zat pencemar didaerah perkotaan.

Zat-zat pencemar udara yang paling sering dijumpai dilingkungan perkotaan adalah:
SO2, NO dan NO2, CO, O3, SPM(=Suspended Particulate Matter) dan Pb(=Lead). SO2 berperan
dalam terjadinya hujan asam dan polusi partikel sulfat aerosol. NO2 berperan terhadap polusi
partikel dan deposit asam dan prekusor ozon yang merupakan unsur pokok dari kabut fotokimia.
Asap dan debu termasuk polusi partikel. Ozon, CO, SPM, dan Pb seluruhnya telah dibuktikan
memberi pengaruh yang merugikan kesehatan manusia. Pembakaran bahan bakar fosil di
sumber-sumber yang menetap, mengarah terbentuknya produksi SO2, NO dan NO2 serta Pb,
sedangkan masing–masing berminyak solar jelas terbukti menghasilkan sejumlah partikel dan
SO2 sebagai tambahan dari NO dan NO2. Ozon merupakan suatu fotokimia oksidan secara tidak
langsung dihasilkan dari sumber-sumber pembakaran, dibentuk dibagian bawah atmosfir, dari
NO dan komponen-komponen organik yang mudah menguap(=VOCs= Volatile Organic
Compounds) atau Hidrokarbon–hidrokarbon reaktif dengan adanya sinar matahari.

VOCs dihasilkan dari keaneka ragaman sumber-sumber buatan manusia termasuk lalu
lintas jalan raya, produksi dan pemakaian zat-zat kimia organik seperti ;bahan-bahan pelarut,
transport dan pemakaian crude oil, pemakaian dan distribusi gas alam, tempat pembuangan
limbah dan pabrik-pabrik limbah cair. Walaupun penemuan-penemuan pembuangan limbah cair
secara rinci tidak tersedia luas bagi kota-kota itu sendiri. Berdasarkan observasi nasional dan
adanya peningkatan registrasi kendaraan bermotor akhir-akhir ini, dapat disimpulkan bahwa
kendaran bermotor merupakan sumber utama dari zat-zat pencemar udara terutama CO, NO, dan
NO2, SPM dimayoritas dikota-kota besar dinegara industri.

Sebaiknya dikota-kota negara berkembang menunjukkan variasi sumber polusi udara


yang lebih besar. Kontribusi relatif dari mobil dan sumber-sumber yang bergerak / menetap
terhadap emisi – emisi polutan udara berbeda nyata diantara kota–kota,tergantung dari tingkat
motorisasi, kepadatan,tipe industri yang ada. Kontribusi dari kendaraan bermotor lebih sedikit
dikota-kota dengan tingkat motorisasi rendah seperti: di Afrika dan kota-kota terletak didaerah
yang suhu dingin (tergantung pada bahan bakar batu bara atau biomosa untuk pemanas ruangan).

Suatu hal yang perlu diperhatikan pada beberapa negara berkembang adalah cenderung
banyaknya kendaraan bermotor tua dan tak terawat sehingga jelas merupakan suatu faktor yang
menunjukkan kendaraan tersebut adalah sumber zatzat pencemar. Banyaknya jumlah kendaraan
bermotor didunia saat ini dipusatkan kedalam kelompok ekonomi pendapatan tinggi dunia. Pada
tahun 1988, negara–negara OECD (Organization for Economic Cooperation and Development)
mencatat bahwa dari 80% jenis-jenis mobil didunia: 70%nya adalah jenis truk dan bus-bus ,
>50% merupakan kendaraan beroda dua dan tiga. Sejak tahun 1950; armada kendaraan secara
global telah meningkat 10% kali lipat dan diperkirakan menjadi dua kali lipat dalam tempo 20 –
30 Tahun mendatang, dari sekarang berjumlah 630 juta buah. Angka pertambahan jumlah
kendraan dunia. diproyeksikan melampaui kedua jumlah total produksi dan populasi diperkotaan.

Peranan kendaraan bermotor terhadap pertambahan polusi menjadi meningkat di negara-


negara yang sedang berkembang. Jika tidak dilakukan pengawasan yang ketat terhadap zat-zat
pencemar yang berkaitan dengan lalu lintas, sudah pasti akan memperburuk kondisi udara daerah
ini. Sebagai tambah zat-zat pencemar udara yang lebih tradisionil yang lebih umum, sejumlah
besar racun dan zat kimia dideteksi telah meningkat jumlahnya diudara perkotaan, walaupun
dengan konsentrasi rendah. Contohnya :

– Logam–logam berat pilihan (Berilium, Cadnium, Merkuri)

– Sedikit zat-zat organik (Benzene, Polychlorodi benzo-dioxid Furan,Formaldehide,


Vinychloride, Polyaromatic hidrokarbon)

– Radionucleids seperti ; radon

– Fibers; Asbes

Bahan–bahan kimia tersebut dikeluarkan dari bermacam-macam sumber seperti;


pembakaran sampah, pabrik-pabrik pengelolah limbah, proses-proses industri dan manufaktur,
dry cleaning, bahan–bahan bangunan, dan kendaraan bermotor. Walaupun emisi-emisi zat kimia
ini umumnya lebih rendah kadarnya dibandingkan zat pencemar tradisionil, namun jelas polutan
ini memberi resiko terhadap kesehatan sehubungan dengan daya racun mereka yang sangat tinggi
atau bersifat karsinogenik bahkan bisa keduanya. Zat-zat polutan ini lebih sering dianalisa karena
rendahnya konsentrasi mereka diudara, juga karena pengawasan yang sangat kurang. Untuk itu
dilakukan pengawasan secara otomatis.

3. Dampak Polusi Udara

Dampak memberikan pengaruh yang merugikan bagi kesehatan manusia, bukan saja
dengan terhisap langsung, tetapi juga dengan cara-cara pemaparan lainnya seperti: meminum air
yang terkontaminasi dan melalui kulit. Umumnya sebagian besar zat-zat polutan udara ini
langsung mempengaruhi sistem pernafasan dan pembuluh darah. Meningginya angka kesakitan
dan kematian dan adanya gangguan fungsi paru-paru dikaitkan dengan kenaikan konsentrasi zat
SO2, SPM, NO2 dan O3 yang juga mempengaruhi sistem pernafasan. Pemaparan yang akut
dapat menyebabkan radang paru sehingga respon paru kurang permeabel, fungsi pau menjadi
berkurang dan menghambat jalan udara. Ozon dapat mengiritasi mata, hidung dan tenggorokan
dan penyebab sakit kepala. CO beraffianitas tinggi terhadap Hb sehingga mampu mengganti O2
dalam darah yang menuju ke sistem pembuluh darah dan jantung serta persarafan. Pb
menghambat sistem pembentukan Hb dalam darah merah, sumsum tulang, merusak fungsi hati
dan ginjal dan penyebab kerusakan syaraf. Pengaruh-pengaruh langsung dari polusi udara
terhadap kesehatan manusia tergantung pada; intensitas dan lamanya pemaparan, juga status
kesehatan penduduk yang terpapar.

4. Pemantau Kualitas Udara

Pada tahun 1960 an pengenalan zat-zat pencemar alam yang ada dimanamana seperti:
SO2, NO & NO2, CO, SPM, Pb dan O3 di udara perkotaan, sertatertarik akan pengaruh yang
merugikan bagi kesehatan manusia mendorong Institusi-institusi untuk mengatur pemantauan
jaringan guna pengukuran rutin kualitas udara perkotaan. Standard-standard kualitas udara
Nasional dan bentuk-bentuk lain dari Undang-undang juga diperkenalkan untuk melindungi
kesehatan manusia. Banyak dinegara-negara maju UU dan pemantauan pada mulanya
difokuskan terhadap SO2 dan SPM, sejak akhir tahun 1970 sejalan dengan datangnya dan
peningkatan jumlah kenderaan bermotor yang merupakan sumber polusi udara yang penting
seperti: CO, NO & NO2 dan Pb, perkembangan jaringan pemantau polutan kualitas udara dari
lalulintas dilakukan secara rutin. Pada tahun 1980, pemantau udara secara tradisioil didirikan di
negara-negara berkembang, khususnya di Asia dan Amerika Selatan. Saat sekarang ini perhatian
besar ditujukan terhadap pemantauan oksidan fotokimia, O3 dan VOCs. Walaupun alat ini tidak
begitu banyak berkembang, hanya sedikit negara yang rutin memonitor O3 sebagai pedoman dari
polusi fotokimia. Untuk zat polutan VOCs jarang digunakan karena sulitnya data tentang zat ini
diperoleh. Sebagai kunci dari prioritas pemantauan zat polutan adalah resikonya terhadap
kesehatan manusia. Pusat monitor hanya memantau data-data tentang tingkat polusi udara di saat
tertentu dan contoh tempat tertentu. Bahkan pada negara-negara maju dengan tingkat industri
tinggi umumnya hanya terbatas pada pengamatan lokasi secara rutin. Pada tahun 1980, pemantau
udara secara tradisionil didirikan negara-negara belum berkembang, khusus di Asia dan Amerika
Selatan. Saat sekarang ini perhatian besar ditujukan terhadap pemantau oksidan fotokimia,O3
dan VOCs. karena besarnya biaya untuk mendirikannya. Menurt penilitian WHO dari 60
perusahaan-perusahan didunia,hanya 34 yang memiliki rencana pemantauan sedang yang 16 lagi
tidak ada.

5. Pengelolaan Limbah dan Polusi

Minimalisasi limbah terdiri dari tiga aktivitas yang disebut dengan 3R, yaitu Reduce
(kurang), Recycle (daur-ulang), dan Reuse (penggunaan kembali). Selain itu dalam
meminimalisasi limbah dikenal juga kegiatan yang disebut waste hierarchy, yang kegiatannya
adalah:

• Mencegah timbulnya limbah dan pencemaran melalui substitusi bahan baku, perubahan proses
atau penggunaan teknologo alternative.

• Mendaur-ulang limbah yang tidak dapat dicegah keberadaannya.

• Mengelola limbah yang tidak dapat dicegah/didaur ulang

• Mengamankan limbah yang telah diolah secara legal.

Dari uraian diatas, agar pengelolaan lingkungan dapat berjalan dengan efisien,
dibutuhkan suatu kebijaksanaan lingkungan yang diterapkan dalam suatu system manjemen.
Pernyataan kebijakan adalah suatu deklarasi yang ditandatangani oleh pimpinan organisasi.
Dalam pengelolaan lingkungan, hal-hal yang menyangkut organisasi seringkali diabaikan begitu
saja. Perhatian yang diberikan terutama pada aspek-aspek teknis dari pengawasan lingkungan
dengan mengabaikan segi kemanusiaan dan organisasi.

Sistem Manajemen Lingkungan ISO-14001 dibahas oleh Sub-komite 1(SC-1), yang


merupakan inti dari seluruh usaha sertifikasi spesifikasi system pengelolaan lingkungan atau
system manajemen lingkungan, yang dihasilkan adalah satu-satunya spesifikasi yang diwajibkan
saat ini. Spesifikasi ISO-14001 adalah yang paling umum, yang memberikan kerangka yang
menyeluruh bagi hal-hal lainnya dari semua spesifikasi yang lain (ISO 14001-14040).

Penyelesaian masalah pencemaran terdiri dari langkah pencegahan dan pengendalian.


Langkah pencegahan pada prinsipnya mengurangi pencemar dari sumbernya untuk mencegah
dampak lingkungan yang lebih berat. Di lingkungan yang terdekat, misalnya dengan mengurangi
jumlah sampah yang dihasilkan menggunakan kembali (reuse) dan mendaur ulang (recycle). Di
bidang industri misalnya mengurangi air yang dipakai, mengurangi jumlah limbah, dan
mengurangi keberadaan zat kimia PBT (Persistent, Bioccumulative, and Toxic), dan berangsur-
angsur menggantinya dengan Green Chemistry. Green Chemistry merupakan segala produk dan
proses kimia yang mengurangi atau menghilangkan zat berbahaya. Tindakan pencegahan dapat
pula dilakukan dengan mengganti alat-alat rumah tangga, atau bahan bakar kendaraan bermotor
dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. Pencegahan dapat pula dilakukan dengan kegiatan
konservasi, penggunaan energi, alternatif, penggunaan alat transportasi alternatif, dan
permbangunan berkelanjutan (sustamable development). Langkah pengendalian sangat penting
untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat. Pengendalian dapat berupa pembauatan
standar baku mutu lingkungan, menitoring lingkungan dan penggunaan teknologi untuk
mengatasi masalah lingkungan. Untuk permasalahan global seperti perubahan iklim, penipisan
lapisan ozon, dan pemanasan global diperlukan kerjasama selama pihak antara satu negara
dengan negara lain.

AMDAL

1. Pengertian Amdal
Pengertian amdal menurut PP no 27 tahun 1999, yaitu suatu kajian mengenai dampak
yang telah ditimbulkan oleh lingkungan. Serta menjadi hal yang penting dalam pengambilan
suatu keputusan atau dari kegiatan yang telah direncanakan di lingkungan hidup. Selain itu
diperlukan juga proses pengambilan suatu keputusan tentang penyelenggaraan jenis usaha atau
kegiatan.

Amdal merupakan suatu analisis yang meliputi beragam faktor seperti misalnya fisik,
kimia, sosial ekonomi, biologi, dan juga sosial budaya yang menyeluruh. Pengertian lain dari
amdal adalah proses suatu pengkajian yang digunakan untuk memperkirakan dampak, yang
terjadi di lingkungan hidup dari suatu kegiatan atau proyek yang sudah dilakukan atau sudah
direncanakan.

2. Tujuan Amdal

Tujuan dari amdal ini adalah untuk menjaga kemungkinan dan dampak dari suatu rencana
usaha atau kegiatan tertentu. Amdal sangat diperlukan karena harus ada studi kelayakan di dalam
undang-undang atau peraturan pemerintah, untuk menjaga lingkungan dari sebuah operasi
proyek pada kegiatan industri atau kegiatan yang dapat menyebabkan kerusakan di suatu
lingkungan.

Beberapa komponen yang terdapat pada amdal, diantaranya yaitu :

1. PIL (penyajian informasi lingkungan).

2. KA (Kerangka acuan).

3. ANDAL (analisis dampak lingkungan).

4. RPL (rencana pemantauan lingkungan).

5. RKL (rencana pengelolaan lingkungan).

Tujuan amdal ini merupakan suatu penjagaan di dalam rencana suatu usaha atau kegiatan,
agar tidak memberi dampak buruk kepada lingkungan. Sehingga dengan dibuatnya suatu analisis
maka kerusakan di suatu lingkungan dapat teratasi dengan baik. Itulah pentingnya dibuat amdal
oleh undang-undang atau peraturan pemerintah.

3. Manfaat Amdal

Beberapa manfaat yang terdapat di amdal, diantaranya yaitu sebagai berikut :

1. Manfaat amdal untuk pemerintah meliputi :

• Dapat membantu di dalam suatu proses suatu perencanaan yang bertujuan untuk mencegah
pencemaran dan kerusakan, yang terjadi di dalam lingkungan tertentu.

• Dapat membantu dalam mencegah konflik yang muncul di kelompok masyarakat, terhadap
dampak dari kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan atau usaha.

• Menjaga suatu proses pembangunan yang berjalan sesuai dengan prinsip pembangunan yang
telah berkelanjutan.

• Amdal dapat membantu mewujudkan suatu pemerintahan yang bertanggung jawab, di dalam
bidang pengelolaan lingkungan hidup.

2. Manfaat amdal untuk pemrakarsa atau sebagai pelaksana usaha :

• Dapat membantu mewujudkan sebuah usaha dan kegiatan menjadi lebih terjamin dan juga
aman.

• Dapat dijadikan sebuah referensi dalam pengajuan kredit atau pengajuan usaha misalnya
pengajuan ke Bank.

• Dapat dijadikan sebagai sarana yang baik dalam membantu interaksi dengan masyarakat yang
berada di sekitarnya, sebagai bukti nyata dari ketaatannya kepada hukum.

3. Manfaat amdal bagi masyarakat :

• Dapat menjelaskan secara langsung kepada masyarakat sekitar tentang dampak dari sebuah
usaha atau kegiatan yang telah dijalankan.
• Masyarakat juga bisa ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan sebuah kegiatan serta dapat
mengontrol kegiatan tersebut, melalui amdal.

• Masyarakat dibilehkan untuk ikut terlibat di dalam proses pengambilan suatu keputusan, yang
nantinya akan berpengaruh pada lingkungan di tempat tinggalnya.

4. Prosedur Amdal

Prosedur amdal biasanya terdiri dari beberapa poin, diantaranya yaitu :

1. Proses penapisan atau screening atau wajib amdal

Proses penapisan pada amdal atau sering disebut juga dengan proses seleksi wajib amdal
adalah suatu proses untuk menentukan, apakah rencana kegiatan ini wajib menyusun amdal atau
tidak. Di indonesia, proses penapisan ini biasanya dilakukan dengan sistem penapisan hanya 1
langkah saja.

Ketentuan di dalam suatu rencana kegiatan yang perlu menyusun dokumen amdal atau
tidak, dapat dilihat dari keputusan Menteri Negara LH nomor 17 tahun 2001 tentang jenis
rencana usaha atau kegiatan yang memang wajib dilengkapi dengan adanya amdal.

Yang menjadi bahan pertimbangan dalam penapisan biasanya mengacu kepada dasar
pertimbangan, di suatu kegiatan dalam menjadi wajib amdal dalam Keputusan Mentri Negara
LH nomor 17 tahun 2001. Yang isinya meliputi :

a. Keputusan BAPEDAL nomor 064 tahun 1994 tentang pedoman pada dampak penting, yang
mengulas tentang ukuran dampak penting di dalam suatu kegiatan.

b. Referensi internasional yang isinya mengenai kegiatan wajib amdal yang telah diterapkan oleh
beberapa negara.

c. Ketidakpastian dalam kemampuan teknologi yang telah tersedia untuk menanggulangi dampak
negatif, juga merupakan hal yang penting.

d. Beberapa studi yang telah dilakukan oleh perguruan tinggi yang di dalamnya ada kaitannya
dengan wajib amdal.
e. Adanya masukan dan atau usulan dari berbagai sektor teknis yang terkait.

2. Proses pengumuman

Segala rencana kegiatan yang dilakukan dan diwajibkan untuk membuat amdal, maka
wajib mengumumkan segala rencana kegiatannya kepada masyarakat dari sebelum pemrakarsa
melakukan penyusunan amdal. Pengumuman tersebut harus dilakukan oleh instansi yang
bertanggung jawab serta oleh pemrakarsa kegiatan.

Tata cara dan juga bentuk pengumuman serta tata cara dalam penyampaian saran,
pendapat, dan tanggapan harus diatur dalam Keputusan Kepala BAPEDAL nomor 08 tahun
2000. Yang isinya tentang keterlibatan masyarakat dan keterbukaan informasi di dalam proses
amdal.

3. Proses pelingkupan (scaping)

Pelingkupan adalah proses awal untuk menentukan lingkup permasalahan dan


mengidentifikasi, dampak penting yang terkait dengan suatu rencana kegiatan. Tujuan dari
pelingkupan ini adalah untuk menetapkan suatu batas wilayah studi, mengidentifikasi dampak
penting suatu lingkungan, dan menetapkan tingkat kedalaman studi.

Tujuan lainnya yaitu menetapkan lingkup studi, menelaah kegiatan lain yang telah terkait
dengan rencana kegiatan yang sudah dikaji. Hasil akhir dari proses pelingkupan ini adalah
dokumen KA-ANDAL. Saran dan masukan dari masyarakat harus menjadi suatu bahan
pertimbangan, di dalam proses pelingkupan.

4. Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL

Jika KA-ANDAL selesai disusun maka pemrakarsa pun dapat mengajukan dokumen
kepada komisi penilai amdal untuk kemudian dinilai. Berdasarkan peraturan yang ada, lamak
waktu maksimal penilaian pada KA-ANDAL tersebut adalah 75 hari. Waktu tersebut dihitung di
luar yang telah dibutuhkan penyusun untuk memperbaiki atau menyempurnakan dokumennya.

5. Penyusunan dan penilaian pada ANDAL, RKL, dan RPL


Penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL tersebut dilakukan dengan mengacu kepada KA-
ANDAL yang telah disepakati bersama. Hal itu dapat dilihat dari hasil penilaian komisi amdal.
Setelah semua itu selesai disusun, pemrakarsa baru boleh mengajukan dokumen kepada komisi
penilai amdal untuk kemudian dinilai kembali.

Berdasarkan peraturan yang berlaku, lamanya waktu penilaian amdal tersebut adalah
sekitar 75 hari. Sama halnya dengan RKL dan RPL, semuanya di luar waktu yang dibutuhkan
oleh penyusun untuk memperbaiki atau atau menyempurnakan kembali dokumen tersebut.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Etika adalah seperangkat prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang menegaskan tentang benar
dan salah. Sedangkan produksi adalah suatu kegiatan menambah nilai guna barang dengan
menggunakan sumberdaya yang ada
Etika Produksi adalah seperangkat prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang menegaskan
tentang benar dan salahnya hal hal yang dikukan dalam proses produksi atau dalam proses
penambahan nilai guna barang.
Etika pemasaran berkaitan dengan prinsip-prinsip moral di balik operasi dan regulasi
pemasaran. Tanggung jawab sosial Seorang manajer pemasaran meliputi pengembangan
program pemasaran dan meningkatkan kesadaran dan penerimaan ide-ide dan praktek-praktek
sosial.
Dapat ditarik garis besar dari pengertian Etika Produksi dan Etika Pemasaran, bahwa
semua hal baik dalam produksi dan pemasaran memiliki aturan yang jelas dan tidak boleh
menyalahi aturan. Sebab segala sesuatu di negara ini telah diatur oleh undang-undang yang
ditetapkan oleh pemerintah dan perusahaan itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Velasquez, Immanuel G. 2005. Etika Bisnis, Konsep dan Kasus-Edisi 5. Yogyakarta : ANDI
Yogyakarta.

Ernawan, Erni R. 2011. Businesss Ethics. ALFABETA: Bandung

http://www.sridianti.com/apa-itu-etika-pemasaran.html

http://www.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai