PENGAUDITAN
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mini riset ini dengan baik dan tepat waktu.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.Surbakti Karo Karo,M.Si.,Ak.,CA
karena telah membimbing kami menyelesaikan tugas ini.
Penulis berharap makalah mini riset ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis juga
menyadari bahwa didalam makalah ini masih terdapat kesalahan-kesalahan. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik dan saran yang
membangun sebagai bahan evaluasi dalam pembuatan tugas ini.
Penulis juga meminta maaf apabila ada kesalahan kata-kata pada tugas makalah mini
riset ini yang kurang berkenan bagi para pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
Audit atas laporan keuangan sangat diperlukan, terutama bagi perusahaan berbadan
hukum berbentuk perseroan terbatas yang bersifat terbuka (PT terbuka). Dalam bentuk badan
usaha ini, perusahaan dikelola oleh manajemen yang ditunjuk oleh para pemegang saham
sebagai pemilik perusahaan dan akan diminta pertanggungjawabannya atas dana yang
Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dan merupakan tanggung jawabnya. Laporan
keuangan perlu diaudit oleh pihak ketiga yang independen, dalam hal ini auditor eksternal,
karena: Pertama, adanya perbedaan kepentingan antara manajemen perusahaan dengan pihak
luar perusahaan menyebabkan perlunya pihak ketiga yang dapat dipercaya. Kedua, karena
laporan keuangan kemungkinan mengandung kesalahan, baik yang disengaja maupun yang
tidak disengaja. Ketiga, laporan keuangan yang sudah diaudit dan mendapat opini unqualified,
diharapkan para pemakai laporan keuangan dapat yakin bahwa laporan keuangan tersebut bebas
dari salah saji yang material dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima
Di era globalisasi sekarang ini, dimana bisnis tidak lagi mengenal batas negara,
perusahaan membutuhkan laporan keuangan yang dapat dipercaya. Auditor eksternal yang
independen menjadi salah satu profesi yang dicari. Profesi auditor diharapkan oleh banyak
orang untuk dapat menambah kepercayaan pada pemeriksaan dan pendapat yang diberikan.
Oleh karena itu, profesionalisme menjadi tuntutan utama seseorang yang bekerja sebagai
auditor eksternal.
Dalam pekerjaan audit, seorang auditor tidak lepas dari salah satu prosesnya, yaitu
Penentuan Risiko Audit. Adanya Risiko Audit diakui dalam pernyataan pada laporan keuangan
bentuk baku bahwa auditor memperoleh “keyakinan memadai” apakah laporan keuangan bebas
dari salah saji material. Menurut SA Seksi 312 Risiko Audit dan Materialitas dalam
Pelaksanaan Audit, “Risiko Audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari,
tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang
Auditor harus merencanakan auditnya sedemikian rupa sehingga Risiko Audit dapat
dibatasi pada tingkat yang rendah, yang menurut pertimbangan profesionalnya, memadai untuk
menyatakan pendapat terhadap laporan keuangan (Sukrisno Agoes, 1999: 107). Risiko Audit
Dari penjelasan di atas, terlihat jelas bahwa Pertimbangan Penentuan Risiko Audit merupakan
hal yang penting dalam proses pengauditan suatu entitas. Besaran Risiko Audit mempengaruhi
audit yang dilakukan. Untuk itu besaran Risiko Audit perlu ditaksir dengan tepat, tidak terlalu
Dalam menentukan besaran Risiko Audit perlu terlebih dahulu dipahami seluk-beluk
pengauditan dengan baik. Pengetahuan audit menentukan penentuan besarnya Risiko Audit.
Oleh karena itu, penentuan besarnya Risiko Audit tidak dapat ditentukan secara serampangan.
Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Akuntan (PPA) sebagai calon auditor, dituntut untuk
kemampuan yang cukup untuk bisa menjadi auditor yang handal. Mahasiswa harus mulai
berlatih mempraktikkan pengetahuan pengauditan yang didapat pada jenjang perkuliahan agar
Akan tetapi, jika dikaji lebih mendalam, penentuan besarnya Risiko Audit tidak semata-
mata hanya berdasarkan pengetahuan mengenai pengauditan. Terdapat variabel lain yang juga
menentukan pertimbangan dalam menentukan Risiko Audit, yaitu Pengenalan diri (Self
Goleman (2003) menyatakan bahwa kemampuan akademik bawaan, nilai rapor, dan prediksi
kelulusan pendidikan tinggi tidak memprediksi seberapa baik kinerja seseorang setelah bekerja
atau seberapa tinggi sukses yang dicapainya dalam hidup. Sebaliknya ia menyatakan bahwa
seperangkat kecakapan khusus seperti empati, disiplin diri, dan inisiatif mampu membedakan
orang sukses dari mereka yang berprestasi biasa-biasa saja selain kecerdasan akal yang dapat
Proses audit dalam berbagai aspek sangat terkait dengan Pengenalan diri, Pengendalian
diri, Motivasi, Empati dan Keterampilan sosial karena mampu melatih kecerdasan emosional
auditor. Melalui Pengenalan Diri, setiap orang perlu mengetahui dan memahami dirinya serta
dirinya, maka terbentuklah sikap dan perilaku dalam menentukan arah dan prinsip hidup yang
diinginkan. Seseorang yang mempunyai pengenalan diri, dapat menilai dirinya dalam
menjalankan peranan hidup berkeluarga atau dalam masyarakat tanpa merasa lebih atau kurang
terhadap kemampuan dan bersikap kepada orang lain. Seorang mahasiswa, yang juga sebagai
calon auditor harus bisa mengenal kemampuan diri sendiri dengan baik untuk dapat
melaksanakan audit dengan baik dan benar. Risiko Audit yang ditaksir, juga harus benar-benar
tepat sehingga dapat memberi pendapat dengan sesuai. Seseorang yang memiliki Pengenalan
Diri yang baik, akan memiliki keyakinan yang baik pula sehingga dapat membuat keputusan
walaupun dalam keadaan tak pasti dan tertekan. Seorang auditor yang mempunyai Pengenalan
Diri yang buruk tidak dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam diri dan tidak
kesanggupan untuk tegar dalam menghadapi frustasi dan kegagalan serta kesanggupan
menunda kepuasan sesaat. Pengendalian diri ini harus dimiliki oleh calon auditor agar ia
mampu menyeimbangkan semangat, ambisi dan kemampuan keras mereka dengan kendali diri
sehingga mampu memadukan kebutuhan pribadi dalam meraih prestasi (Praptiningsih, 2009).
Emosi diri benar-benar dipakai untuk menimbang Risiko yang dipilih. Pengendalian Diri dapat
menjaga agar emosi tetap terkendali. Tanpa Pengendalian Diri yang baik seorang auditor akan
berpikiran negatif, mudah goyah, tidak dapat berpikir jernih dan tidak fokus meskipun dalam
tekanan.
Motivasi memberikan dorongan kepada seseorang untuk bekerja lebih baik. Dengan
adanya motivasi seseorang bertindak untuk meraih apa yang diinginkan. Para auditor yang
memiliki upaya untuk meningkatkan diri akan menunjukkan semangat juang yang tinggi ke
arah penyempurnaan diri untuk meraih prestasi. Tanpa motivasi seorang auditor menjadi tidak
Empati sangat penting untuk kesuksesan hubungan antar manusia. Tanpa empati
hubungan manusia akan gagal karena berarti tidak mampu memahami perasaan orang lain.
Akibatnya akan sering terjadi salah persepsi dan konflik dengan orang lain. Kerjasama dalam
tim merupakan suatu hal yang penting dalam audit. Maka dari itu dibutuhkan kekompakkan
dalam tim tersebut. Di dalam tim yang kompak terdapat rasa empati yang kuat dalam setiap
anggota tim. Seorang auditor dituntut untuk belajar bekerja sama dalam tim untuk melakukan
pekerjaan, termasuk menetapkan Risiko Audit. Selain itu empati yang baik akan mampu
dengan apa yang dibutuhkan. Seorang auditor yang memiliki rasa empati rendah kurang dapat
bekerja sama dalam kelompok serta kurang bisa memahami kebutuhan klien dengan baik.
cara-cara yang khusus yang dapat diterima secara sosial maupun nilai-nilai dan di saat yang
sama berguna bagi dirinya dan orang lain. Dengan Keterampilan Sosial yang baik, seseorang
akan mudah bergaul dengan siapa saja. Semakin erat koordinasi antar anggota dalam
kelompok, semakin besar pula perasaan bersahabat, bahagia, antusias, dan keterbukaan ketika
melakukan interaksi. Perasaan bersahabat antar anggota dalam kelompok akan menciptakan
sebuah interaksi yang efektif dalam membina hubungan. Keterampilan Sosial yang kurang baik
dapat berakibat seorang auditor kurang maksimal bila bekerja dalam sebuah kelompok.
Keterampilan sosial (Social Skills) dalam kehidupan. Hal ini menjadi motivasi penulis untuk
meneliti tentang tema tersebut. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menemukan
bukti empiris mengenai pengaruh Pengenalan diri, Pengendalian diri, Motivasi, Empati dan
mengenai “Pengaruh Pengenalan Diri, Pengendalian Diri, Motivasi, Empati dan Keterampilan
Sosial Terhadap Pertimbangan Penentuan Risiko Audit” (Studi Kasus pada Mahasiswa
B. Identifikasi Masalah
audit.
kinerja seseorang.
4. Seorang auditor yang mempunyai Pengenalan Diri yang buruk tidak dapat
mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam diri dan tidak menjalankan tugas
5. Tanpa Pengendalian Diri yang baik seorang auditor akan berpikiran negatif,
mudah goyah, serta tidak dapat berpikir jernih dan tidak fokus meskipun dalam
tekanan.
6. Tanpa motivasi seorang auditor menjadi tidak semangat dan enggan untuk
7. Seorang auditor yang memiliki rasa empati rendah kurang dapat bekerja sama
dalam kelompok serta kurang bias memahami keutuhan klien dengan baik.
8. Keterampilan Sosial yang kurang baik dapat berakibat seorang auditor kurang
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini dilakukan pembatasan masalah agar ruang lingkup yang diuji menjadi
lebih spesifik sehingga menghasilkan penelitian yang lebih efektif. Masalah yang menjadi
1. Seorang auditor yang mempunyai Pengenalan Diri yang buruk tidak dapat
mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam diri dan tidak menjalankan tugas
2. Tanpa Pengendalian Diri yang baik seorang auditor akan berpikiran negatif,
mudah goyah, serta tidak dapat berpikir jernih dan tidak fokus meskipun dalam
tekanan.
3. Tanpa motivasi seorang auditor menjadi tidak semangat dan enggan untuk
dalam kelompok serta kurang bias memahami keutuhan klien dengan baik.
5. Keterampilan Sosial yang kurang baik dapat berakibat seorang auditor kurang
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak antara lain:
dan berkualitas.