Anda di halaman 1dari 14

PENGAUDITAN II

13
Modul ke:

Menyelesaikan Audit
1. Menganalisis dan mengaplikasikan tahapan dalam penyelesaian audit

Fakultas
FAKULTAS
EKONOMI DAN
BISNIS
Program Studi
AKUNTANSI
Afly Yessie., SE., Msi., Ak., CA., CPA
Pembuka Daftar Pustaka Akhiri Presentasi
Melakukan Reviu Akhir atas Kertas Kerja Pemeriksaan

Review tingkat pertama atas kertas kerja oleh supervisor. Review ini dilakukan untuk mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan, bukti yang
diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat oleh penyusun kertas kerja. Review tambahan atas kertas kerja dapat dilakukan pada akhir pekerjaan
lapangan oleh anggota tim audit. Tingkatan review yang dapat dilakukan dalam penyelesaian audit ditunjukkan dalam tabel berikut:

REVIEW SIFAT REVIEW

Manajer Mereview kertas kerja yang


disiapkan oleh auditor senior
dan mereview beberapa atau
semua kertas kerja yang
direview oleh auditor senior.

Partner yang bertanggung Mereview kertas kerja yang


jawab atas penugasan disiapkan oleh manajer dan
mereview kertas kerja lainnya
atas dasar selektif.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Review yang dilakukan partner atas kertas kerja dirancang untuk mendapatkan kepastian bahwa :
1. Pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan adalah akurat dan lengkap.
2. Pertimbangan yang dilakukan oleh bawahan adalah layak dan tepat pada situasi bersangkutan.
3. Penugasan audit telah diselesaikan sesuai dengan kondisi dan syarat yang ditetapkan dalam surat penugasan.
4. Semua pertanyaan tentang akuntansi, auditing, dan pelaporan signifikan yang timbul selama audit telah diselesaikan dengan tepat.
5. Kertas kerja mendukung pendapat auditor.
6. GAAS dan kebijakan serta prosedur pengendalian mutu kantor akuntan telah dipenuhi.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Komunikasi dengan Klien

MENGKOMUNIKASIKAN HAL-HAL YANG BERKAITAN DENGAN PENGENDALIAN INTERNAL


• AU 325, Communication of Internal Control Related Matters Noted in an Audit, mempersyaratkan auditor untuk menyampaikan kondisi-
kondisi yang dapat dilaporkan (reportable conditions), yang didefinisikan sebagai hal yang merupakan kekurangan yang signifikan dalam
perancangan atau operasi pengendalian internal, yang dapat berpengaruh buruk terhadap kemampuan organisasi untuk mencatat,
memproses, mengikhtisarkan dan melaporkan data keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan.”
• AU 325.11 menyatakan bahwa setiap laporan yang diterbitkan mengenai kondisi yang dapat dilaporkan harus:
• Menunjukkan bahwa tujuan audit adalah melaporkan tentang laporan keuangan dan bukan memberikan kepastian tentang pengendalian
internal.
• Menyertakan definisi tentang kondisi yang dapat dilaporkan
• Menyertakan pembatasan pembagian
•  
• Faktor-faktor tambahan berikut dapat mempengamhi isi laporan:
• Karena potensi misinterpretasi dari tingkat kepastian yang sangat terbatas yang diberikan oleh laporan itu, maka auditor
sebaiknya tidak menyatakan dalam laporan bahwa tidak ada kondisi yang dapat dilaporkan yang dicatat.
• Dengan persetujuan klien, laporan itu mungkin (1) tidak memasukkan kondisi yang dapat dilaporkan yang sudah diketahui oleh komite
audit dan (2) memasukkan hal-hal yang tidak memenuhi syarat sebagai kondisi yang dapat dilaporkan.
•  
• Suatu kondisi yang dapat dilaporkan bisa begitu besar sehingga merupakan kelemahan yang material. AU 325.15 mendefinisikan
kelemahan yang material sebagai:
• “ suatu kondisi yang dapat dilaoprkan dimana rancangan atau operasi dari satu atau lebih komponen pengendalianinternal tidak
mengurangi risiko hingga tingkat yang relative rendah, sehingga salah saji yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan dalam
jumlah yang material dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang sedang diaudit mungkin terjadi dan tidak terdeteksi pada periode
yang tepat waktu oleh karyawan ketika melaksanakan kegiatan normal dari fungsi yang telah dibebankan kepadanya.”

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

MENGKOMUNIKASIKAN HAL-HAL YANG BERKENAAN DENGAN PELAKSANAAN AUDIT
AU 380.06-,14 menyatakan bahwa komunikasi dengan komite audit dapat mencakup hal-hal berikut:
1. Tanggung jawab auditor menurut GAAS termasuk kepastian yang diberikan oleh suatu audit bahwa laporan keuangan telah bebas dan
salah saji yang material, konsep materialitas yang digunakan dalam audit, dan jenis pengujian audit yang dilaksanakan.
2. Kebijakan akuntansi yang signifikan seperti seleksi awal dan perubahan kebijakan manajemen, metode akuntansi yang digunakan untuk
transaksi signifikan yang tidak biasa, dan pengaruh kebijakan terhadap bidang-bidang yang kurang memiliki pedoman atau konsensus
berwenang.
3. Pertimbangan auditor tentang mutu prinsip akuntansi entitas Pembahasan ini lazimnya akan menyertakan manajemen sebagai peserta
aktif karena mereka mempunyai tanggung jawab utama untuk menetapkan prinsip-prinsip akuntansi.
4. Pertimbangan manajemen dan estiniasi akuntansi mencakup dasar untuk pertimbangan dan proses membuat estimasi akuntansi
5. Penyesuaian audit yang signifikan yang secara tersendiri, atau secara agregat, mempunyai pengaruh penting terhadap proses pelaporan
keuangan entitas itu.
6. Ketidaksepakatan dengan manajemen yang signifikan mengenai laporan keuangan atau laporan auditor, dan ketidaksepakatan
berkenaan dengan penerapan prinsip akuntansi serta dasar untuk pertimbangan manajemen tentang estimasi akuntansi.
7. Konsultasi dengan akuntan lain tentang masalah akuntansi dan auditing.
8. Masalah penting yang dibahas dengan manajemen sebelum penarikan diri termasuk yang bersangkutan dengan prinsip akuntansi dan
standar auditing.
9. Kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan audit seperti penangguhan yang tidak semestinya oleh manajemen tentang izin pelaksanaan
audit dan memberikan informasi yang diperlukan, tidak tersedianya personil klien, serta kelalaian kien untuk menyelesaikan skedul yang
disiapkan klien secara tepat waktu.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Penemuan Fakta yang ada pada Tanggal Laporan

Auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk menemukan fakta yang ada setelah audit (tetapi tidak diketahui) pada tanggal laporan audit.
Namun, SAS 1, Subsequent Discovery of Facts Existing at the Date of the Auditor’s Report (AU 561), menunjukkan dalam AU 561.04 bahwa jika
(1) * auditor menyadari adanya fakta tersebut dan (2) fakta itu mungkin mempengaruhi laporan yang telah dikeluarkan, maka auditor
diwajibkan untuk memastikan reliabilitas informasi itu. Apabila penyelidikan lebih lanjut menguatkan eksistensi fakta itu dan auditor merasa
yakin bahwa informasi itu penting bagi mereka yang mengandalkan atau cenderung mengandalkan pada laporan keuangan, maka auditor harus
mengambil langkah-Iangkah untuk mencegah ketergantungan pada laporan audit itu di masa depan.
• Selain itu, AU 561.08 juga menyatakan bahwa auditor harus mengambil langkah-langkah berikut untuk mencegah ketergantungan lebih
lanjut pada laporan itu:
• Memberi tahu Mien bahwa laporan audit tidak dapat lagi dikaitkan dengan laporan keuangan.
• Memberi tahu lembaga berwenang yang mempunyai jurisdiksi terhadap kien bahwa laporan itu tidak dapat lagi diandalkan.
• Memberi tahu (biasanya melalui lembaga yang berwenang) setiap orang yang diketahui mengandalkan pada laporan bahwa laporan
audit itu tidak dapat lagi diandalkan.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Menyiapkan Surat Manajemen
Surat manajemen dapat mencakup komentar tentang :
1. Hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian internal yang tidak dipertimbangkan sebagai kondisi yang dapat dilaporkan.
2. Rekomendasi mengenai pengelolaan sumber daya dan jasa bernilai tambah yang tercatat selama audit.
3. Hal-hal yang bersangkutan dengan pajak.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Tanggungjawab Setelah Audit
Tanggung jawab setelah audit (postaudit responsibility) mencakup pertimbarigan atas :
1. Peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal dan penerbitan laporan auditor.
2. Penemuan fakta yang ada
3. Penemuan prosedur yang dihilangkan

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Peristiwa Kemudian antara Tanggal dan Penerbitan Laporan
Interval waktu antara satu sampai tiga minggu biasanya berlalu antara akhir pekerjaan lapangan dan penerbitan laporan audit. SAS 1, Dating of
the Independent Auditor’s Report (AU 530), menyatakan bahwa auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk mengajukan pertanyaan atau
melaksanakan suatu prosedur audit apapun selama periode waktu ini guna menemukan peristiwa kemudian yang material. Akan tetapi, jika
pengetahuan tentang peristiwa semacam itu menarik perhatian auditor, maka ia harus mempertimbangkan apakah perlu melakukan
pengungkapan atau penyesuaian atas laporan keuangan untuk peristiwa itu. Apabila penyesuaian diperlukan dan manajemen secara layak
mengubah laporan tersebut, maka auditor dapat mengeluar laporan audit standar. Apabila pengungkapan yang diperlukan dibuat oleh
manajemen, auditor juga dapat mengeluarkan laporan standar asalkan laporan itu diberi tanggal agar sesuai dengan tanggal peristiwa
kemudian. Tanggal ganda adalah praktik yang paling umum karena memberi tanggal kembali atas keseluruhan laporan akan memperluas
tanggung jawab auditor secara keseluruhan di luar penyelesaian pekerjaan lapangan. Ketika memberi tanggal kembali, auditor harus
memperpanjang prosedur review atas peristiwa kemudian sampai tanggal terakhir.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Merumuskan Opini dan Menulis Naskah Laporan Audit

• Selama melakukan penugasan audit, berbagai pengujian audit telah dilaksanakan. Pengujian-pengujian ini seringkali dilaksanakan oleh
personil staf yang partisipasinya dalam audit mungkin terbatas pada beberapa bidang atau akun. Pada saat pengujian atas masing-
masing bidang fungsional atau pos laporan telah selesai, staf auditor diharapkan untuk mengikhtisarkan semua temuannya.
• Dalam penyelesaian audit, auditor perlu memisahkan temuan-temuan dengan mengikhtisarkan dan mengevaluasinya untuk
tujuan menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan. Tanggung jawab akhir atas langkah-langkah ini terletak pada
partner yang melakukan penugasan itu. Dalam beberapa kasus, manajer audit dapat mengambil keputusan awal yang kemudian akan
direview dengan cermat oleh partner.
• Sebelum mengambil keputusan akhir tentang pendapat, biasanya diadakan suatu konferensi dengan kien. Pada pertemuan ini,
auditor melaporkan semua temuannya secara lisan dan berusaha memberikan dasar pemikiran untuk melakukan penyesuaian yang
diusulkan dan/atau pengungkapan tambahan. Sebaliknya, manajemen dapat berusaha untuk mempertahankan posisinya. Pada akhirnya,
beberapa kesepakatan umumnya dapat dicapai tentang perubahan yang harus dilakukan dan auditor dapat meneruskan dengan
mengeluarkan pendapat wajar tanpa pengecualian.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Melakukan Reviu Teknis ats Laporan Keuangan

Banyak kantor akuntan publik mempunyai daftar periksa laporan keuangan terinci yang diselesaikan oleh auditor yang melaksanakan review
awal atas laporan keuangan bersangkutan. Daftar periksa yang lengkap itu kemudian direview oleh manajer dan partner yang bertanggung
jawab atas penugasan tersebut. Sebelum mengeluarkan laporan audit atas klien yang merupakan perusahaan terbuka, review teknis juga harus
dilakukan atas laporan itu oleh partner yang bukan anggota tim audit.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Mengevaluasi Going Concern
• AU 341, The Auditor’s Consideration of an Entity Ability to Continue as a Going Concern, menetapkan tanggung jawab
auditor untuk mengevaluasi tanggung jawab apakah ada keraguan yang substansial tentang kemampuan klien untuk
mempertahankan kelanjutan usahanya selama suatu periode waktu yang layak, yaitu tidak melebihi satu tahun di luar
tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit (biasanya satu tahun dari tanggal neraca). Biasanya, informasi yang akan
menimbulkan keraguan yang substansial tentang asumsi kelanjutan usaha (going concern) berkaitan dengan
ketidakmampuan entitas untuk terus memenuhi kewajibannya ketika jatuh tempo tanpa disposisi aktiva yang besar di luar
arah bisnis yang biasa, merestrukturisasi hutang, merevisi operasinya yang dipaksa dari luar, atau melakukan tindakan yang
serupa.
• Beberapa informasi yang mungkin diungkapkan mencakup:
• Kondisi dan peristiwa bersangkutan yang menimbulkan penilaian atas keraguan yang substansial mengenai kemampuan
entitas untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama periode waktu yang layak.
• Kemungkinan pengaruh kondisi dan peristiwa tersebut.
• Evaluasi manajemen atas signifikansi dan kondisi-kondisi dan penstiwa itu serta setiap faktor yang dapat mengurangi.
• Kemungkinan penghentian operasi.
• Rencana manajemen (termasuk informasi keuangan prospektif yang relevan)
• Informasi tentang pemulihan atau klasifikasi jumlah aktiva yang tercatat atau jumlah atau klasifikasi kewajiban.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

Daftar Pustaka
1. Audit Berbasis ISA (Internasional Standard on Auditing), Theodorus M. Thuanakotta,
Salemba Empat, 2013
2. Audit Kontemporer, Theodorus M. Thuanakotta, Salemba Empat, 2013
3. Standar Akuntansi Keuangan, Institut Akuntan Publik Indonesia (SAK).
4. Undang-undang Akuntan Publik, 2011 (UU AP).
5. Prinsip-prinsip Pengauditan (Internasional Standard on Auditing), Rick Hayes, Philip
Wallage and Hans Gortemaker, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat, 2017
6. Jasa Audit dan Assurance Pendekatan Sistematis, William F. Meissier, Steven M.
Glover, Douglas F. Prawitt, Edisi 8 buki 1, Penerbit Salemba Empat, 2014
7. Auditing & Jasa Assurance Pendekatan Integrasi, Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark
S. Beasley, Edisi Elimabelas Jilid I, Penerbit Erlangga, 2014
8. Boynton, Modern Auditing, Second Edition, 2006

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai