Anda di halaman 1dari 13

KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN

Kecurangan laporan keuangan merupakan satu dari dua ranting dari Fraudulent
Statements yang berkenaan dengan penyajian laporan keuangan, yang menjadi
perhatian auditor, masyarakat,

atau para LSM (Lembaga Sosial Masyarakat).

Kecurangan ini berupa salah saji yang terdiri dari dua jenis yaitu penyajian aset atau
pendapatan lebih tinggi dari yang sebenarnya (Asset/ Revenue Overstatements) atau
penyajian aset atau pendapatan lebih rendah dari yang sebenarnya (Asset/ Revenue
Understatements).
I. KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN DALAM BEBERAPA TAHUN TERAKHIR
Laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan dan kinerja keuangan
suatu organisasi terkadang dengan sengaja salah disajikan sebagai akibat dari
adanya tindakan manipulasi, pemalsuan, atau melakukan perubahan dalam
catatan akuntansi. Hal tersebut menimbulkan kerugian besar bagi para investor,
kurangnya kepercayaan pada pasar dan sistem akuntansi yang ada, serta proses
peradilan juga rasa malu yang harus ditanggung oleh individu atau organisasi yang
terlibat dalam kecurangan laporan keuangan.
Beberapa penyelewengan yang terjadi selama periode 2000-2002 dan paling
terkenal dalam sejarah perusahaan di Amerika Serikat:
- Salah saji laporan keuangan atau pengolahan pembukuan-cooking the
-

books;
Pemberian pinjaman secara tidak tepat kepada para eksekutif dan corporate

looting;
Skandal perdagangan yang melibatkan orang dalam perusahaan;
Mengistimewakan Penawaran Saham Perdana (Initial Public Offering-IPO),

termasuk di antaranya spinning dan laddering;


Tunjangan pension yang berlebihan pada CEO;
Kompensasi yang berlebihan (baik secara tunai maupun dalam bentuk saham)

kepada para eksekutif;


Pinjaman untuk fee perdagangan dan transaksi-transaksi quid pro quo lainnya;
Kebangkrutan dan utang dalam jumlah yang sangat besar;
Kecurangan dalam skala besar yang dilakukan oleh pegawai.

Penanggalan kembali (Backdating), praktik yang secara sengaja mengubah


tanggal efektif dari opsi saham dengan tujuan mendapatkan tambahan
kompensasi bagi manajemen.

II.

MENGAPA PERMASALAHAN INI TERJADI

Terdapat 3 (tiga) elemen yang muncul bersamaan dan mendorong terjadinya


kecurangan secara keseluruhan yang sering disebut dengan istilah Fraud
Triangle yaitu:
A. Tekanan yang dirasakan, faktor-faktor pemicunya meliputi: kerugian finansial,
kegagalan

dalam

memenuhi

ekspektasi

pendapatan

di

pasar

saham,

ketidakmampuan untuk bersaing dengan entitas lain, atau sistem kompensasi


opsi saham yang melebihi kompensasi dalam bentuk lain.
B. Peluang/ kesempatan yang dimiliki, faktor-faktor pemicunya

meliputi:

lemahnya keberadaan dewan direksi, adanya pengendalian internal yang tidak


memadai, atau kemampuan untuk menyembunyikan kecurangan di balik
transaksi-transaksi dengan pihak-pihak terkait lainnya.
C. Kemampuan untuk merasionalisasi kecurangan sebagai sesuatu yang dapat
diterima.
Selain itu, terdapat 9 (sembilan) faktor yang muncul secara bersamaan yang
menyebabkan munculnya Perfect Storm, antara lain:
-

Ledakan ekonomi;
Kemerosotan nilai-nilai moral;
Kesalahan alokasi insentif;
Tingginya ekspektasi Analis;
Tingginya tingkat utang;
Fokus pada aturan daripada prinsip akuntansi;
Kurangnya independensi auditor;
Keserakahan; dan

Kegagalan Pendidik.

III. SIFAT DASAR KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN


Sangat sulit mengetahui seberapa sering kecurangan laporan keuangan terjadi
karena sebagian kecurangan laporan keuangan tidak terdeteksi. Namun, indicator
kecurangan dan sejumlah indicator lainnya yang biasanya dapat diamati. Karena
apa yang muncul sebagai indicator dapat disebabkan oleh faktor lain yang masuk
akal, munculnya indicator kecurangan tidak selalu mengindikasikan adanya
kecurangan. Tanpa adanya pengakuan, dokumen yang benar-benar terlihat fiktif,
atau sejumlah tindakan kecurangan yang sama dan dilakukan berulang-ulang,
menuduh seseorang melakukan kecurangan laporan keuangan dapat menjadi
sangat sulit, sehingga investigator harus sangat berhati-hati dalam melakukan
pemeriksaan kecurangan, menghitung jumlah kecurangan, atau melakukan
berbagai macam perikatan kerja terkait dengan kecurangan.
IV.

MOTIVASI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN


Motivasi untuk menyajikan laporan keuangan

yang

mengandung

kecurangan cukup beragam, beberapa di antaranya yaitu untuk:


- memberikan dukungan agar harga saham tetap tinggi;

unsur

V.

memberikan dukungan terhadap penawaran obligasi dan saham;


meningkatkan harga saham perusahaan; atau

memaksimalkan bonus bagi manajemen.

KERANGKA

KERJA

UNTUK

MENDETEKSI

KECURANGAN

LAPORAN

KEUANGAN
Untuk mengidentifikasi eksposur kecurangan dengan benar, seorang auditor dan
investigator harus memahami secara jelas antara lain: (1) kegiatan operasional
dan sifat dasar dari organisasi; (2) Pengelolaan suatu organisasi dan apa yang
memotivasi mereka; (3) hubungan organisasi dengan pihak-pihak lain dan
pengaruh dari masing-masing pihak tersebut terhadap manajemen. Selain ketiga
hal tersebut, seorang auditor dan investigator harus menggunakan penalaran
strategik yang mengacu pada kemampuan untuk mengantisipasi kemungkinan
metode penyembunyian kecurangan yang digunakan oleh pelaku kecurangan.
Kecenderungan manajemen untuk melakukan kecurangan tergantung dari audit
yang

telah

diperhitungkan

sebelumnya

dan

pendekatan

auditor

untuk

mendeteksi kecurangan dipengaruhi oleh potensi manajemen untuk melakukan


kecurangan.
Ada berbagai tingkatan penalaran strategic dalam pengaturan audit, yaitu:
1. Zero-order Reasoning, auditor dan auditee hanya mempertimbangkan kondisi
yang secara langsung mempengaruhi mereka, tetapi bukan pihak-pihak lain;
2. First-order Reasoning, auditor mempertimbangkan kondisi yang secara
langsung mempengaruhi auditee; dan
3. Higher-order Reasoning, auditor mempertimbangkan

adanya

tambahan

tingkatan kompleksitas termasuk bagaimana manajemen mengantisipasi


perilaku auditor.
Ketika

menerapkan

penalaran

strategic,

auditor

akan

mempertimbangkan

berbagai pertanyaan berikut:


-

Skema kecurangan apa yang mungkin akan digunakan oleh manajemen untuk

melakukan kecurangan laporan keuangan?


Jenis pengujian seperti apa yang akan digunakan untuk mendeteksi skema

tersebut?
Bagaimana manajemen dapat menyembunyikan skema tersebut dari jenis
pengujian yang akan dilakukan?

Bagaimana jenis pengujian tertentu dapat dimodifikasi agar dapat mendeteksi


skema penyembunyian aset?

VI. MANAJEMEN DAN DEWAN DIREKSI


Dalam mendeteksi kecurangan dalam laporan keuangan, terdapat 3 (tiga) aspek
manajemen yang harus diinvestigasi:
- Latar belakang manajemen, dimana investigator harus memahami jenis
organisasi dan aktivitas pihak manajemen dan direksi yang terkait di periode
-

sebelumnya;
Motivasi manajemen; dan

Pengaruh manajemen dalam pembuatan keputusan untuk organisasi, karena


melakukan kecurangan jauh lebih mudah ketika satu atau dua individu
memiliki kekuasaan besar dalam pengambilan keputusan daripada ketika
organisasi memiliki pola kepemimpinan yang lebih bersifat demokratis.

VII. HUBUNGAN DENGAN PIHAK-PIHAK LAIN


Kecurangan laporan keuangan sering kali dilakukan dengan bantuan dari
organisasi lain, baik secara riil ada ataupun yang fiktif. Hubungan dengan pihakpihak lain yang harus diuji untuk menentukan apakah hubungan tersebut
memberikan peluang atau eksposur kecurangan bagi manajemen, antara lain:
1. Hubungan dengan lembaga keuangan;
2. Hubungan dengan organisasi dan individu yang terkait;
3. Hubungan dengan auditor;
4. Hubungan dengan pengacara;
5. Hubungan dengan investor; dan
6. Hubungan dengan badan regulasi.
Selain hubungan dengan pihak-pihak lain, beberapa hal yang harus diuji oleh
auditor dan investigator untuk mendeteksi potensi kecurangan laporan keuangan
yaitu: (1) Sifat yang melekat pada organisasi dan jenis industry dari organisasi
tersebut; dan (2) Pola hubungan-hubungan keuangan dan ukuran kinerja nonkeuangan organisasi.
CHAPTER 03. KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN TERKAIT PENDAPATAN
DAN PERSEDIAAN

I.

KECURANGAN PENDAPATAN
Akun yang paling sering dimanipulasi ketika melakukan kecurangan laporan
keuangan adalah pendapatan dan/ atau piutang dagang. Ada dua alasan umum
kecurangan laporan keuangan terkait pendapatan, yaitu: (1) Ketersediaan
berbagai alternative yang dapat diterima dalam pengakuan pendapatan; dan/
atau

(2)

mudahnya

manipulasi

pendapatan dan piutang dagang.


Bagaimana cara mengidentifikasi

pendapatan

bersih

kecurangan

menggunakan

laporan

keuangan

akun
terkait

pendapatan?
Ada beberapa tahap untuk mengidentifikasi terjadinya kecurangan laporan
keuangan terkait pendapatan:
A. Identifikasi Eksposur Kecurangan Pendapatan
Eksposur kecurangan pendapatan melibatkan berbagai macam skema yang
dapat digunakan untuk memanipulasi pendapatan dan sering kali juga
digunakan

untuk

memanipulasi

piutang.

Beberapa

skema

kecurangan

pendapatan yang umum dilakukan, meliputi: Transaksi dengan pihak terkait;


Penjualan fiktif; Faktur diterbitkan tetapi barang ditahan (bill-and-hold sales);

Kesepakatan sepihak; Penjualan konsinyasi; Channel Stuffing; Lapping atau


Kitting; Penanggalan atau pembaruan transaksi; Kebijakan pengembalian
bebas; Pengiriman sebagian; Pisah batas yang tidak tepat; dan/ atau Roundtripping. Salah satu cara terbaik untuk memahami bagaimana kecurangan
pendapatan dapat dilakukan adalah dengan memahami berbagai transaksi
pendapatan dalam perusahaan.
B. Identifikasi Indikator Kecurangan Pendapatan
Indikator kecurangan dapat dibagi menjadi 6 (enam) kategori, yaitu:
1. Pencarian secara Aktif Indikator Analitis terkait Pendapatan
Cara praktis untuk mulai melakukan pencarian indicator analitis adalah
berfokus pada perubahan dan perbandingan dalam laporan keuangan.
Analisis secara khusus yang biasanya dilakukan adalah:
- Melakukan analisis terhadap saldo keuangan dan hubungannya dalam
laporan keuangan. Terdapat dua cara yang paling umum digunakan
dalam analisis laporan keuangan yaitu dengan mencari perubahan yang
tidak wajar dalam: (a) saldo akun dari periode ke periode; atau (b)
-

hubungan terkait pendapatan dari periode ke periode.


Membandingkan jumlah atau hubungan dalam laporan keuangan
dengan informasi di luar laporan keuangan. Terdapat dua jenis analisis
terkait hal ini yaitu: (a) membandingkan hasil keuangan dan tren antara
perusahaan dengan perusahaan-perusahaan sejenis dalam industry
yang sama atau dengan rata-rata industry; atau (b) membandingkan
jumlah pendapatan yang tercatat dalam laporan keuangan dengan aset

atau informasi finansial ataupun non-finansial lainnya.


2. Pencarian secara Aktif Indikator Akuntansi atau Indikator Dokumentasi
Salah satu cara yang umum digunakan yaitu mendeteksi adanya upaya
manajemen melakukan posting satu atau lebih ayat jurnal yang tidak
seharusnya

secara

langsung

pada

catatan

akuntansi,

sehingga

mengabaikan proses pengendalian internal. Apalagi dengan kemajuan


teknologi perangkat lunak seperti Picalo, ACL atau IDEA, pemeriksa
kecurangan dapat dengan mudah melakukan investigasi terhadap jutaan
ayat jurnal untuk menemukan potensi kecurangan. Selain itu, ayat jurnal
tersebut harus dianalisis untuk menentukan apakah ayat jurnal tersebut
tidak wajar terkait 5W (Who, What, When, Where, dan Why).
3. Pencarian secara Aktif Indikator Pengendalian
Terdapat 2 (dua) faktor terkait dengan pengendalian dalam hubungannya
dengan kecurangan pendapatan, yaitu: (a) Akuntan dan auditor laporan
keuangan terbiasa mendapatkan pengecualian pengendalian dalam jumlah
yang terbatas, ketika menilai kecukupan dari sistem pengendalian internal;
(b) Lingkungan pengendalian (komite audit atau dewan direksi lemah).

4. Pencarian secara Aktif Indikator Perilaku, atau Pencarian secara Aktif


Indikator Verbal dan Indikator Gaya Hidup
Indikator gaya hidup lebih banyak membantu ketika berusaha mendeteksi
kecurangan

yang

kecurangan

laporan

keuangan

tidak

dilakukan
keuangan

secara

oleh

pegawai

karena

langsung

banyak

dibandingkan

dengan

kecurangan

laporan

mendatangkan

keuntungan

bagi

pelakunya. Selain itu, pencarian informasi secara verbal dan pengamatan


pribadi secara efektif yang dilakukan oleh auditor terhadap pihak-pihak
yang terkait (manajamen, anggota komite audit, personil audit internal,
dan/ atau pegawai-pegawai lainnya) dapat mengidentifikasi adanya
kecurangan pendapatan.
5. Pencarian secara Aktif untuk Informasi dan Pengaduan
Cara terbaik untuk melakukan pencarian informasi dan pengaduan untuk
berbagai macam kecurangan adalah dengan membuat saluran pengaduan,
sistem whistle-blower, atau sistem lainnya yang memungkinkan orangorang dapat menyampaikan informasi dan pengaduan secara anonym,
sehingga auditor dan pemeriksa kecurangan laporan keuangan dapat
melakukan tinjauan terhadap catatan dan transkrip saluran pengaduan
untuk mengetahui informasi yang telah dikumpulkan dan untuk melakukan
tinjauan

terhadap

proses

tindak

lanjut

yang

dilakukan

perusahaan

terhadap informasi dan pengaduan tersebut.


Namun demikian dalam mendeteksi kecurangan, indicator seharusnya hanya
dilihat berdasarkan konteks. Selain itu, indicator kecurangan juga harus
diamati dan diketahui.
Dengan semakin berkembangnya teknologi dan riset tentang kecurangan,
saat ini auditor memiliki alat dan pengetahuan yang dapat digunakan untuk
mencari indicator kecurangan secara proaktif, tergantung pada jenis indicator
yang diperkirakan menimbulkan adanya kecurangan.
II.

KECURANGAN PERSEDIAAN DAN HARGA POKOK PENJUALAN


Selain skema kecurangan pendapatan, terdapat pula skema kecurangan berupa
manipulasi akun persediaan dan harga pokok penjualan, sebagai contoh terdapat
persediaan yang lebih saji yang mengakibatkan harga pokok penjualan kurang
saji dan margin kotor serta laba bersih menjadi lebih saji dengan jumlah yang
sama (tidak termasuk pajak).
Sama halnya dengan proses identifikasi kecurangan pendapatan, terdapat
beberapa tahap untuk mengidentifikasi terjadinya kecurangan terkait persediaan
dan harga pokok penjualan, antara lain:
A. Identifikasi Eksposur Kecurangan Persediaan

Terdapat sejumlah potensi skema kecurangan persediaan, beberapa yang


paling umum meliputi: (1) Pencatatan ganda; (2) Kapitalisasi biaya yang
seharusnya

dibebankan;

(3)

Permasalahan

pisah

batas;

(4)

Estimasi

berlebihan terhadap persediaan; (5) Faktur diterbitkan tetapi barang ditahan


(bill-and-hold sales); (6) Persediaan konsinyasi. Salah satu cara terbaik untuk
mengidentifikasi eksposur kecurangan laporan keuangan adalah dengan
membuat diagram mengenai berbagai jenis transaksi terkait persediaan yang
terjadi dalam organisasi.
B. Identifikasi Indikator Kecurangan Persediaan
Indikator kecurangan dapat dibagi menjadi 6 (enam) kategori, antara lain:
1. Pencarian secara Aktif Indikator Analitis Persediaan dan Harga Pokok
Penjualan
Cara praktis untuk mulai melakukan pencarian indicator analitis adalah
berfokus pada perubahan dan perbandingan dalam laporan keuangan.
Analisis secara khusus yang biasanya dilakukan adalah:
- Melakukan analisis terhadap saldo keuangan dan hubungannya dalam
laporan keuangan. Terdapat dua cara yang paling umum digunakan
dalam analisis laporan keuangan yaitu dengan mencari perubahan yang
tidak wajar dalam: (a) saldo akun dari periode ke periode; atau (b)
-

hubungan dari periode ke periode.


Membandingkan jumlah atau hubungan dalam laporan keuangan
dengan informasi di luar laporan keuangan. Terdapat dua jenis analisis
terkait hal ini yaitu: (a) membandingkan informasi laporan keuangan
antara

perusahaan

dengan

perusahaan

lainnya;

atau

(b)

membandingkan jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan dengan


jumlah aset yang direpresentasikan.
2. Pencarian secara Aktif Indikator Akuntansi atau Indikator Dokumentasi
Salah satu cara yang umum digunakan yaitu mendeteksi adanya upaya
manajemen melakukan posting satu atau lebih ayat jurnal yang tidak
seharusnya

secara

langsung

pada

catatan

akuntansi,

sehingga

mengabaikan proses pengendalian internal. Apalagi dengan kemajuan


teknologi perangkat lunak seperti Picalo, ACL atau IDEA, pemeriksa
kecurangan dapat dengan mudah melakukan investigasi terhadap jutaan
ayat jurnal untuk menemukan potensi kecurangan. Selain itu, ayat jurnal
tersebut harus dianalisis untuk menentukan apakah ayat jurnal tersebut
tidak wajar terkait 5W (Who, What, When, Where, dan Why).
3. Pencarian secara Aktif Indikator Pengendalian Persediaan
Terdapat 2 (dua) faktor terkait dengan pengendalian dalam hubungannya
dengan kecurangan persediaan, yaitu: (a) Akuntan dan auditor laporan
keuangan terbiasa mendapatkan pengecualian pengendalian dalam jumlah

yang terbatas, ketika menilai kecukupan dari sistem pengendalian internal;


(b) Lingkungan pengendalian (komite audit atau dewan direksi lemah).
4. Pencarian secara Aktif Indikator Perilaku, atau Pencarian secara Aktif
Indikator Verbal dan Indikator Gaya Hidup
Indikator gaya hidup lebih banyak membantu ketika berusaha mendeteksi
kecurangan

yang

kecurangan

laporan

keuangan

tidak

dilakukan
keuangan

secara

oleh

pegawai

karena

langsung

banyak

dibandingkan

dengan

kecurangan

laporan

mendatangkan

keuntungan

bagi

pelakunya. Selain itu, pencarian informasi secara verbal dan pengamatan


pribadi secara efektif yang dilakukan oleh auditor terhadap pihak-pihak
yang terkait (manajamen, anggota komite audit, personil audit internal,
dan/ atau pegawai-pegawai lainnya) dapat mengidentifikasi adanya
kecurangan persediaan.
5. Pencarian secara Aktif untuk Informasi dan Pengaduan
Cara terbaik untuk melakukan pencarian informasi dan pengaduan untuk
berbagai macam kecurangan adalah dengan membuat saluran pengaduan,
sistem whistle-blower, atau sistem lainnya yang memungkinkan orangorang dapat menyampaikan informasi dan pengaduan secara anonym.
Meskipun sebagian besar perusahaan saat ini memiliki sistem whistleblower, namun harus tetap meminta informasi secara aktif baik kepada
pengelola persediaan maupun kepada pemasok.

CHAPTER 4. KECURANGAN TERKAIT LIABILITAS, ASET, DAN


PENGUNGKAPAN YANG TIDAK MEMADAI

Pada umumnya, audit laporan keuangan menggunakan prosedur audit yang


dapat diprediksi, yang diwajibkan dalam Standar Audit Berlaku Umum, sehingga
memungkinkan

pelaku

kecurangan

dapat

menemukan

cara

untuk

menyembunyikan skemanya dari auditor. Kecurangan laporan kuangan dapat


dipandang sebagai rangkaian kesatuan dari yang mudah terdeteksi dan mungkin
seharusnya dapat terdeteksi oleh auditor yang bekerja sesuai Standar Audit
Berlaku Umum sampai sulit untuk terdeteksi dan bahkan mungkin tidak akan
pernah terdeteksi oleh setiap auditor yang melaksanakan audit berdasarkan
Standar Audit Berlaku Umum.
I.

KECURANGAN LIABILITAS YANG KURANG SAJI


A. Cara Memanipulasi Liabilitas
Salah satu cara untuk memanipulasi liabilitas adalah menggunakan
restrukturisasi dan cadangan-cadangan liabilitas lainnya secara tidak
sesuai.
B. Identifikasi Eksposur Kekurangan Liabilitas yang Kurang Saji
Cara paling mudah dalam mengidentifikasi eksposur kecurangan terkait
liabilitas yang kurang saji adalah dengan melakukan identifikasi
terhadap berbagai transaksi yang melibatkan liabilitas dan yang dapat
disajikan terlalu rendah, sehingga mengakibatkan adanya kurang saji
pada liabilitas.
Terdapat 4 kategori skema kecurangan laporan keuangan terkait
liabilitas, antara lain:
1. Utang Dagang yang Kurang Saji;
2. Nilai Liabilitas yang Masih Harus Dibayar Kurang Saji;
3. Mengakui Pendapatan Diterima di Muka (Liabilitas) sebagai
Pendapatan; dan
4. Pencatatan Kewajiban di Masa yang Akan Datang secara Tidak
Lengkap
C. Tidak Mencatat atau Mencatat Berbagai jenis Utang secara
Tidak Lengkap (Utang Wesel, Utang Hipotek, dan Lain-lain)
Selain pinjaman tidak diotorisasi dengan jaminan pada kepemilikan atas
aset perusahaan, terdapat beberapa cara untuk mencatat utang atau
liabilitas yang serupa secara tidak lengkap, yaitu:
- Tidak melaporkan atau mencatat utang pada pihak-pihak terkait
secara tidak lengkap;

Meminjam tapi tidak mencantumkan nilai utang yang muncul karena


adanya batasan kredit maksimum yang diperbolehkan (lines of

credit);
Tidak mencatat nilai pinjaman yang terjadi;
Mengajukan klaim bahwa utang yang ada telah dihapuskan oleh

pihak kreditur; dan/ atau


Mengajukan klaim bahwa utang yang ada dalam pembukuan
perusahaan adalah utang pribadi dari pemilik atau pihak-pihak yang
berkepentingan dalam perusahaan dan bukan utang perusahaan.

Statement of Financial Accounting Standards No. 5 Akuntansi untuk


Kontingensi, mengharuskan liabilitas bersyarat untuk dicatat sebagai
liabilitas dalam laporan posisi keuangan jika kemungkinan adanya
kerugian atau pembayaran bersifat mungkin. Jika kemungkinan
adanya kerugian adalah kemungkinan yang cukup beralasan, maka
liabilitas bersyarat harus diungkapkan dalam catatan kaki sebuah
laporan keuangan. Jika probabilitas kerugian bersifat jauh, tidak ada
keharusnan untuk mencantumkan liabilitas bersyarat tersebut dalam
laporan keuangan.
D. Mendeteksi Indikator Kecurangan Liabilitas yang Kurang Saji
Cara paling efektif untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan
terkait liabilitas, yaitu auditor berfokus pada:
1. Indikator Analitis; dan
2. Indikator Akuntansi atau Dokumentasi.
E. Pencarian Proaktif Indikator terkait Pelaporan Liabilitas yang
Tidak Lengkap
Pencarian indicator analitis secara proaktif berarti bahwa auditor
mencari akun-akun yang tidak biasa dilihat dalam berbagai cara, yaitu
dengan melakukan evaluasi terhdap perubahan dan perbandinganperbandingan yang ada. Analisis secara khusus yang biasanya
dilakukan adalah:
1. Analisis terhadap saldo keuangan dan hubungannya dalam laporan
keuangan. Terdapat dua cara yang paling umum digunakan dalam
analisis laporan keuangan yaitu dengan mencari perubahan yang
tidak wajar dalam saldo liabilitas dari periode ke periode dengan
cara: (a) berfokus pada perubahan angka-angka laporan keuangan
yang aktual; atau (b) mempelajari laporan arus kas; dan (3)
Menggunakan analisis horizontal.
2. Membandingkan jumlah-jumlah atau hubungan dalam laporan
keuangan dengan informasi di luar laporan keuangan, yaitu
membandingkan hasil-hasil keuangan dan tren dengan perusahaan
sejenis dalam industry yang sama.

II.

KECURANGAN ASET YANG LEBIH SAJI


Salah satu bentuk kecurangan laporan keuangan terkait aset yang lebih
saji yaitu ketika aset yang mengalami penurunan nilai tidak dinilai secara
tepat, sehingga biaya atau kerugian perusahaan menjadi kurang saji dan
laba bersih akan menjadi lebih saji.
A. Identifikasi Kecurangan Aset yang Lebih Saji
Terdapat 5 (lima) aset yang paling umum untuk dibuat menjadi lebih
saji nilainya, yaitu: (1) Kas, investasi jangka pendek, dan surat-surat
berharga yang lebih saji; (2) Piutang dan persediaan yang lebih saji; (3)
Aset yang lebih saji melalui merger dan akuisisi, atau dengan
memanipulasi akun atau transaksi antarperusahaan; (4) Aset tidak
berwujud atau aset yang ditangguhkan yang lebih saji; dan/ atau (5)
Aset tetap yang lebih saji.
B. Bagian Mengkhawatirkan dari Manajemen Laba
Kecurangan laporan keuangan sering dimulai ketika manajemen
menerapkan metode atau asumsi akuntansi yang agresif ketika hal
yang terlihat sebagai perubahan yang tidak ada salahnya pada
metode akuntansi akan memberikan organisasi keuntungan yang
dibutuhkan untuk memenuhi target laba. Beberapa bentuk kecurangan
antara lain:
1. Penggelembungan Aset melalui Merger dan Akuisisi (atau
Restrukturisasi) atau dengan Memanipulasi Akun dan/ atau Transaksi
Antarperusahaan.
Skema yang digunakan dalam mencatat nilai pasar aset secara tidak
tepat adalah kesalahan memilih entitas yang bertindak sebagai
pembeli atas entitas lain, mengalokasikan nilai buku atas aset-aset
secara tidak tepat atau dengan cara-cara lainnya.
2. Aset Tetap yang Lebih Saji (Properti, Pabrik, dan Peralatan)
Beberapa cara yang paling umum dilakukan adalah membiarkan
aset tidak berharga atau habis masa manfaatnya pada pembukuan
(tidak menghapuskan aset), melaporkan biaya depresiasi dengan
nilai yang lebih rendah atau pencatatan nilai sisa yang lebih saji,
mencatat aset tetap pada nilai yang sudah digelembungkan atau
hanya merekayasa nilai aset tetap untuk dicatat dalam laporan
keuangan.
3. Kecurangan Kas dan Investasi Jangka Pendek
Bentuk skema kecurangan ini meliputi: sekuritas berharga telah
dibuat lebih saji nilainya secara material, melaporkan kas yang
penggunaannya dibatasi secara curang sebagai kas yang
penggunaannya tidak dibatasi pada laporan posisi keuangan, dan/

atau pegawai atau pemasok mencuri kas dalam jumlah yang


signifikan.
4. Piutang Dagang yang Lebih Saji (Tidak Terkait Pengakuan
Pendapatan) atau Persediaan (Tidak Terkait dengan Harga Pokok
Penjualan)
Piutang dagang atau persediaan dapat dibuat dengan nilai yang
lebih tinggi dalam upaya agar aset menjadi lebih saji dan menutupi
adanya pencurian kas dan bukan untuk melaporkan laba yang lebih
saji.
C. Identifikasi dan Pencarian secara Aktif Indikator Kecurangan
Aset yang Lebih Saji
Sama seperti kasus kecurangan liabilitas, cara paling efektif untuk
mendeteksi jenis kecurangan laporan keuangan terkait aset yang lebih
saji, yaitu auditor berfokus pada:
1. Indikator Analitis; dan
2. Indikator Akuntansi atau Dokumentasi.
III.

KECURANGAN PENGUNGKAPAN YANG TIDAK MEMADAI


Kecurangan pengungkapan yang tidak memadai termasuk penerbitan
laporan keuangan yang mengandung kecurangan atau pernyataan yang
menyesatkan dalam pengungkapannya. Kecurangan tersebut dapat juga
termasuk pernyataan yang seharusnya dibuat oleh manajemen, namun
tidak dibuat oleh manajemen.
A. Jenis-jenis Kecurangan Pengungkapan
Kecurangan pengungkapan dapat dikategorikan ke dalam 3 (tiga)
kelompok berikut:
1. Representasi yang salah terkait sifat dasar atau produk perusahaan;
2. Representasi yang salah dalam MD&A dan informasi lain yang
bersifat non-keuangan dalam laporan keuangan; dan
3. Representasi yang salah atau penghilangan dalam catatan kaki
laporan keuangan.
B. Mendeteksi Kecurangan Pengungkapan yang Tidak Memadai
Biasanya akan lebih mudah mendeteksi kecurangan pengungkapan
yang menyesatkan daripada mendeteksi kecurangan pengungkapan
yang berupa ketiadaan pengungkapan. Selanjutnya, indicator-indikator
yang akan dicari berbeda, tergantung dari jenis kecurangan
pengungkapan yang sedang menjadi perhatian.
C. Kecurangan Pengungkapan terkait Laporan Keuangan dan
Catatan Kaki Laporan Keuangan
Beberapa teknik pemeriksaan kecurangan dapat digunakan untuk
mendeteksi pengungkapan yang tidak memadai, yaitu:
1. Melihat ketidakkonsistenan antara pengungkapan dan informasi
yang ada dalam laporan keuangan dan informasi lainnya yang
tersedia;

2. Membuat pertanyaan pada manajemen dan pihak lainnya dalam


perusahaan tersebut berkenaan dengan transaksi yang dilakukan
dengan pihak-pihak yang terkait, liabilitas bersyarat, dan kewajiban
kontraktual;
3. Melakukan tinjauan terhadap dokumen dan catatan perusahaan
pada komite audit dan lembaga regulasi lainnya mengenai namanama pejabat dan direksi yang menempati posisi manajemen atau
direktur pada perusahaan lain.
IV.

JENIS LAIN DALAM KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN


Terdapa beberapa jenis kecurangan laporan keuangan yang tidak begitu
umum dijumpai, antara lain:
A. Akuntansi untuk Transaksi Non-moneter yang Tidak Tepat
B. Akuntansi untuk Transaksi Roundtrip yang Tidak Tepat
C. Akuntansi untuk Pembayaran di Luar Negeri yang Tidak Tepat atas
Pelanggaran terhadap Foreign Corrupt Practices Act (FCPA)
D. Penggunaan Ukuran Keuangan Non-PABU (Prinsip Akuntansi Berlaku
Umum) secara Tidak Tepat; dan
E. Penggunaan Pengaturan Akun di Luar Laporan Posisi Keuangan yang
Tidak Tepat.

Anda mungkin juga menyukai