Anda di halaman 1dari 3

FINANCIAL STATEMENT FRAUD: SOME LESSONS FROM

US AND EUROPEAN CASE STUDIES


Oleh Niamh M. Brennan & Mary McGrath

Latar Belakang
Latar belakang dari riset ini adalah kecurangan dalam penyajian keuangan memiliki
dampak yang sangat serius terhadap perusahaan, walaupun menurut ACFE kejadiannya
sangat jarang terjadi, tetapi apabila terjadi akan mengakibatkan kerugian sebesar USD1 juta
(nilai tengah). Terdapat berbagai macam faktor dan berbagai macam cara yang
menyebabkan sulitnya untuk mendeteksi adanya kecurangan dalam penyajian laporan
keuangan. Penelitian berikut akan berusaha untuk mengidentifikasi indikasi terjadinya
kecurangan dalam penyajian dalam laporan keuangan yang diambil dari 14 studi kasus di
Amerika Serikat dan Eropa.

Metode Riset
Metode riset yang digunakan oleh Brennan dan McGrath adalah metode studi kasus.
Menurut Sekaran (2016), pada metode studi kasus, penulis fokus untuk mengumpulkan
informasi mengenai obyek atau aktivitas yang spesifik untuk menunjukan bahwa suatu
permasalahan harus diusut berdasarkan situasi pada dunia nyata dari berbagai macam
perspektif dan dengan menggunakan berbagai macam metode. Terdapat 14 perusahaan
yang dianalisa dalam penelitian tersebut, yang terdiri dari sembilan perusahaan Amerika
Serikat dan lima perusahaan Eropa. Semua perusahaan tersebut merupakan perusahaan
yang dilaporkan pernah memiliki kasus kecurangan berdasarkan laporan Securities
Exchange Comission (SEC) dan Serious Fraud Office (SFO). Pendekatan yang digunakan
adalah memasukkan kasus-kasus yang dianggap cocok dalam penelitian di mana informasi
tentang metode dan motif ada pada catatan publik dan orang-orang yang terlibat
teridentifikasi secara publik. Bukti sekunder seperti artikel dan surat kabar juga digunakan.
Setiap kasus dianalisis dengan menggunakan pertanyaan penelitian berikut:
a. Siapa yang melakukan kecurangan pelaporan keuangan?
b. Bagamana kecurangan tersebut dilakukan?
c. Apa motivasi yang melandasi kecurangan tersebut?
d. Apakah terdapat factor organisasi yang terlibat pada kecurangan tersebut?
e. Bagaimana dan mengapa kecurangan tersebut dapat terdeteksi?
f. Apa akibat yang diperoleh bagi pelaku dan korban atas kecurangan tersebut?
Hasil dari analisis tersebut dituangkan dalam tabel yang memperlihatkan keterkaitan
semua faktor yang berhubungan dengan kecurangan pelaporan keuangan dalam 14 studi
kasus tersebut. Dengan menggunakan total untuk meringkas bukti, tiap perusahaan
dirangking berdasarkan jumlah faktor yang ditemukan.

Pembahasan
1. Pelaku kecurangan terhadap penyajian laporan keuangan
Pada banyak kasus, manajemen senior adalah pihak yang melakukan kecurangan.
Hal ini disebabkan oleh kemampuan manajemen senior untuk mengesampingkan
pelaksanaan pengendalian internal serta memerintah orang lain untuk melakukan dan
menyembunyikan kecurangan. Pihak-pihak lain yang terlibat antara lain direktur
penjualan, direktur trading, direktur keuangan, COO, direktur tata kelola yang
merangkap sebagai pemilik perusahaan, serta staf keuangan senior. Selain itu, pada
dua kasus ditemukan bahwa auditor bertanggung jawab karena gagal untuk mendeteksi
atau mengambil langkah yang tepat atas terjadinya kecurangan tersebut. Bahkan,
terdapat satu kasus yang menyatakan bahwa rekanan auditor bertanggung jawab
karena pihaknya mengetahui adanya kecurangan, tetapi tetap memberikan opini wajar
tanpa pengecualian.
2. Metode kecurangan terhadap penyajian laporan keuangan
Metode yang paling umum digunakan adalah kenaikan jumlah pendapatan,
berbagai cara digunakan untuk melakukan hal ini. Namun, yang paling sering dilakukan
adalah menaikkan jumlah penjualan. Metode lain yang digunakan adalah manipulasi
besaran depresiasi, pemalsuan penjualan, mencatat keuntungan yang tidak benar saat
membuang aset, saling hapus antara keuntungan dengan kerugian yang belum diakui
sebelumnya, membuat perjanjian penjualan yang tidak menghasilkan laba hanya
meningkatkan pendapatan, manipulasi perjanjian leasing.
3. Motivasi terjadinya kecurangan penyajian laporan keuangan
Motivasi paling umum terhadap terjadinya kecurangan adalah memenuhi
perkiraan/prediksi pihak eksternal serta untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Pada
beberapa kasus, motivasi pelaku terkadang tidak terlalu jelas. Selain itu, motivasi
seseorang untuk melakukan kecurangan bisa saja lebih dari satu alasan.
4. Faktor organisasi yang berhubungan dengan terjadinya kecurangan penyajian laporan
keuangan
Seluruh perusahaan yang diteliti pada paper ini memiliki pengendalian lingkungan
organisasi yang lemah. Faktor organisasi lain yang berhubungan dengan terjadinya
kecurangan adalah individu yang memiliki kekuasaan sangat besar karena rangkap
jabatan serta komite audit dan dewan direksi yang lemah karena tidak independen dan
dikendalikan oleh beberapa pihak saja.
5. Deteksi terjadinya kecurangan penyajian laporan keuangan
Waktu yang diperlukan untuk mendeteksi terjadinya kecurangan adalah antara 1
sampai dengan 5 tahun. Namun, terdapat juga beberapa kasus yang baru ditemukan
setelah 5 tahun. Kebanyakan dari kecurangan itu ditemukan oleh manajemen baru,
dugaan yang ditulis di media cetak atau forum publik, dan penemuan oleh auditor
eksternal.
6. Akibat bagi korban dan pelaku
Kebanyakan pelaku diminta oleh SEC/SFO untuk tidak lagi melakukan
kecurangan. Pelaku yang juga merupakan akuntan dilarang untuk hadir di depan SEC
dan melakukan praktik akuntasi selama 3–5 tahun. Sedangkan, hukuman penjara hanya
dijatuhkan pada 4 kasus saja. Selain itu, para pelaku juga diminta untuk ganti rugi terkait
dengan keuntungan pribadi yang didapatkannya secara ilegal. Salah satu auditor yang
bertanggung jawab atas terjadinya kecurangan dikenakan denda, sementara auditor lain
melakukan penyelesaian pembayaran kepada SEC.
Kemudian terkait dengan perusahaan di mana ditemukannya kasus kecurangan,
seluruhnya menyajikan kembali laporan keuangan untuk masa akuntansi saat terjadinya
kecurangan. Selain itu, tiga perusahaan mengajukan perlindungan kebankrutan.
7. Implikasi dan konklusi
a. Suasana pada manajemen tingkat atas
Manajemen tingkat atas perlu mengingatkan tanpa henti bahwa angka yang disajikan
dalam laporan keuangan harus benar dan jujur. Manajemen juga harus memiliki
perilaku yang baik untuk bisa mempertahankan pengendalian lingkungan
perusahaan.
b. Komite audit dan pengendalian internal
Komite audit yang dimiliki perusahaan harus independen, melakukan pertemuan
secara berkala, dan memiliki ahli di bidang keuangan. Selain itu, pengendalian
internal juga perlu melakukan tugasnya tanpa adanya campur tangan
manajemen.Komunikasi antara auditor internal dan eksternal juga diperlukan.
c. Kemampuan departemen akuntansi
Departemen akuntansi diharuskan untuk memiliki pegawai yang cukup untuk
melakukan tugasnya. Seluruh pegawai pada departemen keuangan juga perlu
memiliki pengetahuan yang mumpuni.
d. Implikasi bagi auditor eksternal
Auditor perlu mempertimbangkan adanya pola penerimaan serta pergerakan dana
cadangan yang tidak biasa untuk mendeteksi kecurangan. Selain itu, dalam
menentukan penyesuaian kesalahan (error) material atau tidak diperlukan
pertimbangan baik kualitatif maupun kuantitatif.
e. Implikasi bagi pembuat peraturan
- Peraturan
Perubahan peraturan saat ini ditujukan untuk memperbaiki integritas dan
tranparansi pelaporan keuangan. Namun, kejatuhan Refco membuat beberapa
orang percaya bahwa tidak ada peraturan yang bisa mencegah kecurangan.
- Penegakkan peraturan
Pembuat peraturan perlu mengubah fokus mereka dari mengeluarkan peraturan
baru yang akan membebani perusahaan menjadi memastikan bahwa peraturan
yang sudah diatur benar-benar ditegakkan.
- Pengungkapan berkelanjutan
Pasar keuangan hanya akan merespon apabila perusahaan tidak mencapai
prediksi analisis keuangan. Para pembuat peraturan perlu menemukan cara
untuk mengurangi tekanan terhadap perusahaan untuk memenuhi prediksi analis
karena hal tersebut merupakan salah satu motivasi dilakukannya kecurangan.
Oleh karena itu, disusunlah aturan terkait dengan pengungkapan berkelanjutan
untuk mengurangi tingkat agresifitas perusahaan untuk memenuhi prediksi
analis.

Kritik atau Pendapat Grup


Berdasarkan topik pembahasan, penelitian ini sudah cukup lengkap untuk
menggambarkan pelaku, metode yang digunakan, motivasi pelaku, faktor-faktor terkait
organisasi yang berpengaruh, pendeteksian, serta akibat yang ditanggung oleh pelaku
maupun korban terjadinya kecurangan penyajian laporan keuangan. Selain itu, penulis juga
memberikan berbagai macam masukan perbaikan mulai dari saran untuk pihak internal,
auditor eksternal, maupun pembuat peraturan.
Namun, salah satu kekurangan dari penelitian ini adalah jumlah perusahaan yang
diteliti masih terbilang sangat sedikit. Hal ini mungkin disebabkan oleh terbatasnya data
publik yang disampaikan sehubungan dengan terjadinya kecurangan penyajian pelaporan
keuangan pada sebuah perusahaan. Mungkin, sebaiknya penelitian selanjutnya bisa
mendapatkan data kasus yang lebih banyak untuk mendapatkan hasil yang lebih andal.

Anda mungkin juga menyukai