Anda di halaman 1dari 11

BAB III

Metode Penelitian

A. Objek dan Subjek penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menguji variabel independen, yaitu solvabilitas,

profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, dan perputaran persediaan terhadap variabel

dependen, yaitu audit report lag. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Laporan Keuangan perusahaan - perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan

minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2017 – 2020.

B. Teknik Pengambilan data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini menggunakan metode purposive

sampling. Purposive sampling merupakan pemilihan sampel secara tidak acak yang

informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu disesuaikan dengan

kriteria dan tujuan masalah penelitian. Sampel data yang diperoleh yaitu sebagai berikut :

1. Perusahaan yang terdaftar di perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) selama periode 2017 – 2020

2. Perusahaan tersebut telah menerbitkan laporan keuangan tahunan untuk periode 2017

– 2020

3. Menampilkan data dan informasi yang digunakan untuk menganalisis faktor – faktor

yang mempengaruhi audit report lag periode 2017 – 2020.

C. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber sekunder atau data

sekunder. Data sekunder adalah sumber data yang dapat diperoleh secara tidak langsung

oleh peneliti lewat media perantara. Data sekunder pada umumnya berupa bukti atau
laporan yang tersusun dan tersimpan di dalam arsip, baik yang tidak dipublikasikan atau

dipublikasikan. Data ini diperoleh dari situs resmi pada Bursa Efek Indonesia tahun 2017

– 2020 di www.idx.co.id.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi dokumen. Studi

dokumen merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang

diteliti seperti dokumen yang berguna untuk bahan analisis. Dokumen di dalam penelitian

ini menggunakan laporan keuangan perusahaan – perusahaan manufaktur sub sektor

makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2017 –

2020, Peneliti mengumpulkan data dari data base Bursa Efek Indonesia.

E. Definisi Operasional dan Indikator Operasional Variabel

Dalam penelitian ini, terdapat 2 variabel yang digunakan peneliti, yaitu variabel

independen yaitu solvabilitas, profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas dan perputaran

persediaan. Dan variabel dependen yaitu audit report lag.

1. Variabel Dependen

1) Audit Report lag

Pada dasarnya audit report lag merupakan waktu yang dibutuhkan auditor

dalam menyelasaikan laporan auditnya. Audit report lag adalah rentang waktu

mulai dari akhir tahun fiskal perusahaan sampai dengan tanggal laporan auditor

dikeluarkan (Ashton Robert H. et al., 1987). Audit report lag sering disebut audit

delay dimana mendefinisikan sebagai perbedaan waktu antara tanggal publikasi

KAP dan akhir tahun fiskal atau dengan kata lain, periode waktu yang dibutuhkan

untuk mengeluarkan laporan audit (Muchran Mucriana, 2017). Dari definisi


tersebut maka dapat disimpulkan bahwa audit report lag merupakan rentang

waktu yang dibutuhkan oleh auditor dalam menyelesaikan proses auditnya mulai

dari akhir tahun fiskal perusahaan sampai tanggal laporan audit dikeluarkan, yaitu

per 31 Desember sampai tanggal tertera pada laporan auditor independen. Audit

report lag mengakibatkan berkurangnya kualitas isi informasi yang terkandung

dalam laporan keuangan sehingga mempengaruhi tingkat ketidakpastian

keputusan yang didasarkan pada informasi yang dipublikasikan. Semakin lama

auditor menyelesaikan auditnya, maka semakin panjang audit report lag.

Pengukuran variabel ini dilakukan secara kuantitatif dalam jumlah hari (Indarti,

2017). Audit report lag dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Audit Report lag = Tanggal Laporan Audit – Tanggal Laporan Keuangan

2. Variabel Independen

1) Solvabilitas

Solvabilitas merupakan perbandingan antara jumlah hutang dengan jumlah

aktiva. Solvabilitas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam

membayar seluruh kewajibannya, baik yang berupa kewajiban jangka panjang

maupun kewajiban jangan pendek apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.

Menurut Irham Fahmi (2016) mengatakan bahwa rasio solvabilitas atau leverage

ratio digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan

utang. Suatu perusahaan dikatakan solvable apabila perusahaan tersebut

mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutangnya

(Arief Sugiono dan Untung, 2016). Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai
indikator dari pengukuran variabel solvabilitas yaitu Debt to Asset Ratio (DAR)

yaitu perbandingan antara jumlah utang dengan jumlah aktiva (Indarti, 2017)

yaitu :

Total Utang
Debt ¿ Asset Ratio= × 100 %
Total Aset

2) Profitabilitas

Secara umum profitabilitas merupakan salah satu alat yang digunakan

untuk menilai suatu perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan laba dan

untuk mengetahui efektivitas perusahaan. Profit dianggap sebagai kabar baik

(good news) oleh suatu perusahaan, dengan begitu perusahaan yang memiliki

tingkat profitabilitas yang tinggi, perusahaan akan segera melaporkan laporan

keuangannya dengan tepat waktu dan akan segera mengumumkannya dengan

cepat. Hal itu akan mempertinggi nilai perusahaan di kalangan publik dan dapat

segera difahami oleh para investor. Rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas

merupakan suatu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu

perusahaan dalam memperoleh laba. Disamping hal itu, rasio profitabilitas juga

digunakan untuk mengukur seberapa efektifitasnya manajemen dalam

menjalankan operasional perusahaan (Hery,2017). Dalam penelitian ini yang

dijadikan sebagai indikator dari pengukuran variabel profitabilitas yaitu return on

asset (ROA) yaitu laba bersih setelah pajak dari total aset perusahaan (Indarti,

2017). Indikator pengukuran profitabilitas menurut Indarti (2017) yaitu:

Laba Bersih
Return On Asset= ×100 %
Total Asset
3) Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan atau firm size secara dasar merupakan suatu skala

dalam mengaplikasikan kecil atau besarnya suatu perusahaan berdasarkan

beberapa kriteria, seperti nilai pasar, total pendapatan, total aktiva, total modal,

saham, log size, dan lain sebagainya. Windy Novianty dan Wendy May (2018)

mengemukakan bahwa ukuran perusahaan dilihat dari bidang bisnis yang sedang

dioperasikan. Ukuran perusahaan merupakan salah satu hal yang dapat

mempengaruhi perusahaan dalam perolehan mencari laba. Semakin besar ukuran

yang dimiliki perusahaan, maka biasanya akan memiliki kekuatan tersendiri

dalam menghadapi masalah perusahaan serta ukuran perusahaan yang besar

berperan penting dalam memperoleh laba tinggi karena didukung aset yang besar

sehingga kendala perusahaan dapat dicegah. Dalam penelitian ini indikator

pengukuran variabel ukuran perusahaan ini menggunakan logaritma natural (Ln)

dari total aktiva. Logaritma natural (Ln) ini digunakan untuk mengurangi

perbedaan yang signifikan secara ukuran perusahaan yang terlalu besar dengan

ukuran yang terlalu kecil, maka dari jumlah aktiva dibentuk logaritma narutal

bertujuan untuk membuat jumlah dan data aktiva terdistribusi secara normal (Mita

Tegar Pribadi, 2018). Indikator pengukuran ukuran perusahaan menurut Indarti

(2017) yaitu :

Firm ¿ ln ( Total Aktiva)


4) Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi

kewajibannya, yang digunakan untuk menunjukan posisi keuangan atau kekayaan

suatu perusahaan. Menurut Wild, et al dalam Fatmawati (2017) mengatakan

bahwa likuiditas mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka pendeknya. Jangka pendek secara konvensional dianggap

periode hingga satu tahun. Biasanya di dalam penilaian kinerja perusahaan akan

menggunakan analisis rasio keuangan, yang kemudian di dalamnya terdapat rasio

likuiditas. Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan memenuhi kewajiban (hutang) jangka pendek. Rasio likuiditas

mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat

aktiva lancar perusahaan relatif terhadap utang lancarnya (Hanafi, Mamduh dan

Halim, 2016). Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai indikator dari

pengukuran variabel likuiditas yaitu current ratio (Rasio Lancar) yaitu

menganalisis posisi modal kerja suatu perusahaan dengan cara menghitung total

aktiva lancar dibagi dengan kewajiban jangka pendek (Kasmir, 2016). Indikator

pengukuran likuiditas menurut Kasmir (2016) yaitu:

Aktiva Lancar
Current Ratio= × 100 %
Hutang Lancar

5) Perputaran Persediaan

Perputaran persediaan atau inventory turnover ratio yaitu sebuah rumus

rasio efisiensi yang menunjukan seberapa efektif dari persediaan yang dapat

dikelola dengan membandingkan harga pokok penjualan (HPP) dengan


persediaan rata – rata untuk suatu periode. Artinya, rasio perputaran persediaan

digunakan untuk mengukur berapa kali perusahaan menjual total persediaan rata –

rata sepanjang tahun. Menurut Hafis (2016) mengatakan bahwa perputaran

persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana

yang disimpan dalam persediaan ini berputar dalam satu tahun. Perputaran

sediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang sediaan

diganti dalam satu periode. Adapun pengukuran dalam penelitian ini

menggunakan rumus perputaran persediaan menurut Debbianita (2017) yaitu

sebagai berikut :

F. Teknik Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Uji statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis hasil perhitungan penelitian

kuantitatif dari variabel-variabel dalam penelitian ini, sehingga dapat memberikan

penjelasan mengenai karakteristik data. Analisis data dalam penelitian ini dibantu dengan

menggunakan program SPSS.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas.

Uji normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk

menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak, apabila

variabel berdistribusi normal, maka menjadi valid. Sebaliknya, jika variabel tidak

berdistribusi normal, maka menjadi tidak valid. Uji One-Sample Kolmogorov-

Smirnov bisa digunakan untuk mengindikasi suatu data berdistribusi dengan


normal atau tidak. Model regresi yang memiliki distribusi normal jika analisisnya

menunjukkan bahwa Asymp.sig (2-tailed) ≥ alpha 0,05. Sebaliknya jika nilai

Asymp.sig (2-tailed) ≤ alpha 0,05, maka data tidak berdistribusi normal

(Nazaruddin dan Basuki, 2017).

b. Uji Multikolinieritas.

Uji multikolinieritas adalah uji yang dilakukan untuk memastikan apakah

di dalam sebuah model regresi ada atau tidaknya kolerasi yang terjadi antara

variabel satu dengan variabel lainnya. Pengujian ini dapat dilakukan dengan

melihat nilai Variance Inflation Factors (VIF). jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF

< 10, maka dalam penelitian tersebut tidak ada multikolinieritas diantara variabel

independent dan begitu pun sebaliknya (Nazaruddin dan Basuki, 2017).

c. Uji Autokorelasi

Untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik

autokorelasi dapat menggunakan uji autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi

antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model

regresi. Untuk dapat mendeteksi adanya autokorelasi akan digunakan metode

pengujian Durbin Watson. Model regresi tidak mengandung masalah autokorelasi

jika kriteria du  d  4-du ini dipenuhi (Nazaruddin dan Basuki, 2017).

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menilai apakah ada

ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi

linear. Model yang baik yaitu model yang tidak terjadi heteroskedastisitas.

Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser,


dengan kriteria yang digunakan untuk menentukan ada tidaknya masalah

heteroskedastisitas yaitu jika hasil atau nilai sig nya ≤ dari alpha 0,05 artinya

model regresi mengalami masalah heteroskedastisitas, sedangkan jika hasil atau

nilai sig nya ≥ dari alpha 0,05 artinya model regresi terbebas dari

heteroskedastisitas (Apriyana, 2016).

G. Uji Hipotesis dan Analisis Data.

Penelitian ini menggunakan uji regresi linear berganda yang digunakan untuk

menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini

menggunakan variabel dependen audit report lag, sedangkan variabel independennya

adalah solvabilitas, profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, dan perputaran

persediaan. Model analisis regresi linier berganda adalah sebagai berikut :

ARL= a + β1LVRG + β2PRO + β3SIZE + β4LIQ + β5IT + e

Keterangan :

ARL = Audit Report Lag

LVRG = Solvabilitas

PRO = Profitabilitas

SIZE = Ukuran Perusahaan

LIQ = Likuiditas

IT = Perputaran Persediaan

1. Uji Koefisien Determinasi

Uji ini digunakan untuk menunjukkan seberapa besar variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependen. Nilai Adjusted R Square antara 0 sampai 1. Jika nilai R 2
semakin mendekati angka 1 berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan

variabel dependen semakin jelas (Nazaruddin dan Basuki, 2017).

2. Uji Simultan ( Uji Nilai F)

Uji nilai f dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen secara simultan dan menunjukkan apakah variabel independen secara

bersamasama berpengaruh terhadap variabel dependen (Nazaruddin dan Basuki, 2017).

Pengambilan kesimpulan hipotesis diterima atau ditolak ditentukan dengan kriteria

sebagai berikut :

1. Jika nilai sig F ≤ 0,05 maka hipotesis diterima, artinya variabel independen yang

meliputi solvabilitas, profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, dan perputaran

persediaan secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap variabel

dependen yaitu audit report lag.

2. Jika nilai sig F ≥ 0,05 maka hipotesis ditolak, artinya variabel independen yang

meliputi solvabilitas, profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, dan perputaran

persediaan secara bersama-sama (simultan) tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen yaitu audit report lag.

3. Uji Parsial (Uji Nilai t)

Uji nilai t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial (Nazaruddin dan Basuki, 2017).

Uji t dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh masing – masing

variabel independen yaitu solvabilitas, profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, dan


perputaran persediaan terhadap variabel dependen yaitu audit report lag. Pengambilan

kesimpulan hipotesis diterima atau ditolak ditentukan dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika nilai sig t ≤ 0,05 maka hipotesis penelitian diterima, artinya secara parsial

variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai sig t ≥ 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak, artinya secara parsial

variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Anda mungkin juga menyukai