Anda di halaman 1dari 15

Statement of Authorship

Mata Kuliah : Analisis Laporan Keuangan


Judul Makalah/Tugas : Analisis Kualitatif dan Rasio Keuangan Perusahaan pada Sektor Energi
Tanggal : 01 Maret 2024
Dosen : Vindaniar Yuristamanda Putri S.IA., M.M
“Saya/kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah murni
hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya/kami gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya. Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk
makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami
menyatakan menggunakannya. Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini
dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”
Nama : Karin Viola Br Sembiring

NPM : 2206837965

Tanda Tangan :
Nama : Alif Rizki Takuada
NPM : 2206837593

Tanda Tangan :
Nama : Dzaky Winata
NPM : 2206835846

Tanda Tangan :
Nama : Chamida Nurmala Chusna
NPM : 2206839333

Tanda Tangan :
Nama : Lerano Anzha Ahmadi
NPM : 2206835650

Tanda Tangan :
Nama : Novia Wulan Sri Rahmi
NPM : 2206

Tanda Tangan :
Analisis Kualitatif dan Rasio Keuangan Perusahaan pada
Sektor Energi
Karin Viola Br Sembiring1, Alif Rizki Takuada2, Dzaky Winata3, Chamida Nurmala Chusna4, Lerano
Anzha Ahmadi5, Novia Wulan Sri Rahmi6
Administrasi Keuangan & Perbankan, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia, Depok,
16424, Indonesia
e-mail : karin.viola@ui.ac.id, alif.rizki21@ui.ac.id, dzaky.winata@ui.ac.id,
chamida.nurmala@ui.ac.id, lerano.anzha@ui.ac.id, novia.wulan@ui.ac.id

Abstrak
Analisis Kualitatif pada laporan keuangan memiliki peran yang signifikan bagi stakeholder
karena dapat menjelaskan secara komprehensif mengenai kondisi laporan keuangan suatu
perusahaan dengan pendekatan tekstual. Analisis Rasio Keuangan berperan untuk menentukan
kondisi keuangan dan mengukur kinerja akuntansi perusahaan dengan pendekatan teori yang
bersifat kuantitatif. Analisis kualitatif Laporan keuangan pada makalah ini mencakup Neraca,
Laba Rugi, dan Aliran kas perusahaan. Selain itu, Analisis Rasio Keuangan pada makalah ini
mencakup Analisis Common Size, Analisis Du Pont, dan Analisis Rasio (Profitabilitas,
Solvabilitas, dan Likuiditas). Dalam makalah ini, analisis tersebut diimplementasikan pada
perusahaan dalam sektor energi yang mencakup tiga perusahaan yaitu PT. Adaro Energy tbk,
PT. Barito Pacific tbk., dan PT. Bumi Resources tbk dengan melalukan Metode penelitian
Kualitatif sebagai pendekatan untuk menginterpretasikan data keuangan perusahaan.
Kata kunci: analisis kualitatif, analisis rasio keuangan, sektor energi
I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Sektor Energi memiliki peran vital pada kemajuan suatu negara dan kinerja keuangan
perusahaan pada sektor Infrastruktur merupakan salah satu aspek yang menopang peranan
tersebut. Akuntabilitas pada kinerja keuangan diperlukan untuk mengakomodir kepercayaan
publik atas suatu perusahaan yang didapat dari laporan keuangan perusahaan terkait. Laporan
keuangan merupakan “jiwa” dari kinerja keuangan suatu perusahaan sehingga data pada
laporan keuangan harus memiliki tingkat validitas yang tinggi untuk memperoleh akuntabilitas
kinerja keuangan yang baik dan dapat dikonfirmasi oleh publik. Oleh karena itu analisis pada
beberapa pilar laporan keuangan diperlukan untuk menguji validitas laporan keuangan pada
suatu perusahaan.

Rasio keuangan adalah salah satu pilar penting dalam laporan keuangan yang umumnya terdiri
dari Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Efektivitas. Sealin
rasio keuangan, kami juga menganalisis kualitatif neraca, laba rugi dan pendanaan serta analisis
common size perusahaan. Pada penelitan ini, objek penelitian yang kami analisis adalah rasio
keuangan yang meliputi Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio
Efektivitas serta analisis vertikal dan horizontal dari tiga Perusahaan pada sektor infrastruktur
yaitu PT. Adaro Energy, PT. Bumi Resource, dan PT. Barito Pacific periode 2017 – 2022.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kondisi keuangan perusahaan PT. Adaro Energy, PT. Bumi Resource, dan
PT. Barito Pacific periode 2017-2022 jika ditinjau dari aspek analisis kualitatif laporan
keuangan (Neraca, Laba Rugi, dan Aliran Kas) ?
2. Bagaimana perbandingan kualitas kinerja keuangan masing-masing PT. Adaro Energy,
PT. Bumi Resource, dan PT. Barito Pacific periode 2017-2022 dari aspek Analisis Rasio
Keuangan ?

II. Pembahasan

2.1 Landasan Teori

Analisis Kualitatif Laporan Keuangan


Analisis kualitatif laporan keuangan merupakan pendekatan untuk memahami informasi
keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan. Analisis kualitatif melibatkan
aktivitas interpretasi dan penilaian data yang tidak mengkuantifikasi laporan keuangan untuk
dijadikan sebuah informasi. Metode deskriptif merupakan cara yang diaplikasikan karena
dilakukan menggunakan pendekatan tekstual. Metode ini menggambarkan dan menjelaskan
fenomena yang sedang berlangsung atau karakteristik data selama kurun waktu tertentu.
Analisis kualitatif yang dilakukan hanya berfokus kepada tiga elemen laporan keuangan yaitu
Neraca, Laba Rugi, dan Aliran Kas dari perusahaan PT. Adaro Energy, PT. Bumi Resources,
dan PT. Barito Pacific dalam periode 2017-2022. Batasan metode analisis pada makalah ini
hanya mencakup beberapa elemen laporan keuangan yaitu menganalisis neraca, laba rugi, dan
aliran kas perusahaan secara kualitatif. Ruang lingkup analisis pada makalah ini ialah :
▪ Proporsi pos keuangan terbesar pada elemen-elemen dalam neraca dalam kurun waktu
5 tahun terakhir yang di rata-rata dengan menggunakan metode arithmetic mean, serta
menganalisis implikasinya pada kinerja perusahaan.
▪ Pertumbuhan Laba Bersih setiap tahunnya yang di rata-rata dengan menggunakan
metode arithmetic mean dan pengaruhnya dalam Laporan Laba Rugi perusahaan pada
kinerja perusahaan.
▪ Pengaruh pertumbuhan arus kas dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan
terhadap kinerja perusahaan
Dengan metode tersebut, pembaca dapat mengetahui gambaran mengenai kinerja keuangan
perusahaan dan pengaruh pergerakan nilai pada laporan keuangan untuk menggambarkan
kondisi finansial perusahaan dalam 5 tahun terakhir.
Analisis Rasio Keuangan
Analisis Common Size merupakan metode untuk mengetahui persentase investasi terhadap
masing-masing elemen neraca dari sisi aset, liabilitas, dan ekuitasnya untuk mengetahui
pertumbuhan struktur permodalan serta komposisi terbesar suatu pos keuangan dalam neraca
yang meliputi dua hal yaitu :

▪ Analisis Vertikal, laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi satu periode saja yaitu
dengan membandingkan pos satu dengan lainnya, sehingga dapat diketahui keadaan
laporan keuangan saat itu saja.
▪ Analisis Horizontal yaitu membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode
sehinggadiketahui perkembangannya, suatu akun laporan keuangan tahun berjalan dapat
dibandingan dengan akun yang sama dengan periode sebelumnya
Analisis Rasio merupakan sebuah penelitian yang menggunakan rasio keuangan untuk
mengukur kinerja keuangan perusahaan, memprediksi perubahan laba,dan digunakan untuk
membandingkan perusahaan dengan industri yang sama atau untuk mengukur kinerja keuangan
perusahaan terhadap target yang ditetapkan. Rasio ini dihitung berdasarkan data yang terdapat
dalam laporan keuangan. Berikut adalah beberapa jenis rasio keuangan yang umum digunakan:

• Rasio Profitabilitas: Rasio ini mengukur sejauh mana perusahaan mampu


menghasilkan laba dari kegiatan operasionalnya. Rasio profitabilitas meliputi:

o Net Profit Margin (NPM): Mengukur persentase laba bersih dari total
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
pendapatan perusahaan dengan rumus : 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒 × 100%
o Return on Assets (ROA): Menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam
menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba. Dengan menggunakan rumus:
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
× 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

• Rasio Likuiditas: Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan
aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

o Current Ratio : Digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam


𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
memenuhi kewajibannya ketik jatuh tempo dengan rumus : 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
o Quick Ratio : Digunakan untuk mengevaluasi keadaan keuangan perusahaan,
yang memfokuskan pada keadaan likuiditas perusahaan tanpa memperhatikan
aspek persediaan perusahaan. Dengan menggunakan rumus :
(𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠−𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦)
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

• Rasio Solvabilitas: Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva ataupun ekuitas perusahaan dibiayai
dengan kewajiban.

o Debt to Total Asset Ratio : merupakan metode untuk mengukur proporsi utang
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
terhadap ekuitas yang dimilikki perusahaan dengan rumus : 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
o Debt to Equity Ratio : mengukur metode untuk mengukur proporsi utang pada
kecukupan modal yang diterima perusahaan yaitu dengan rumus :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

Pada aspek penyajian data pada Analisis Rasio Keuangan, metode interpretasi data digunakan
dengan menggunakan metode Compound Average Growth (CAGR) pada tiap komponen
keuangan yang dianalisis dan membandingkannya dengan nilai komponen keuangan tiap
perusahaan serta implikasinya pada kinerja perusahaan.

Analisis Du Pont

Salah satu Teknik analisis laporan keuangan yang kami gnakan dalam analisis ini adalah
analisis data kuantitatif menggunakan analisis Sistem Du Pont. dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1. Menghitung laba bersih setelah pajak, yang diperoleh dari selisih antara penjualan
dengan total beban. Namun, laba bisa dilihat dari laporan laba rugi perusahaan.
2. Selanjutnya Menghitung Return on Eqiuty (ROE), pada tahap ini kami hanya memilih
rasio Return on Eqiuty dari beberapa komponen lainya seperti NPM,ROI dan lainnya
3. Nilai-nilai yang diperoleh dalam perhitungan pada setiap perusahaan dibandingkan dan
dianalisis dengan induk perusahaan (holding company) sebagai indikator
pengukurannya (dengan melihat pada trend).

2.2 Metodologi Penulisan

▪ Populasi dan Sampel


Dalam penyusunan makalah ini, kami memilih perusahaan yang bergerak di industri energi
yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode yang kami gunakan adalah 2017-
2022 sebagai populasi, dan memilih annual report periode 2017-2022 dari perusahaan Bumi
Resource, Adaro Energy, dan Barito Pacific yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sebagai sempel dari penyusunan makalah ini.
▪ Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang kami sajikan di makalah ini adalah data kuantitatif perusahaan yang
diinterpretasikan dengan data yang bersumber dari Annual Report pada tiga perusahaan di
sektor energi periode 2017-2022
▪ Metode pengumpulan Data
Kami menggunakan studi dokumen untuk pengumpulan data, teknik penelitian
ini berorientasi pada analisis dokumen untuk mendapatkan informasi terkait topik penelitian.
Dokumen yang dimaksud dapat berupa dokumen tertulis, gambar, hasil karya, dan lain, data
yang diperoleh lalu dianalisa dan dibandingkan untuk membentuk hasil analisa yang sistematis,
penilitian ini menggunakan Annual Report periode 2017-2022 dari perusahaan PT. Bumi
Resource, PT. Adaro Energy, Dan PT. Barito Pacific.
2.3 Kontribusi Tim

▪ Alif Rizki Takuada: Menganalisis pada bagian analisis kualitatif dan analisis rasio,
merumuskan metode penelitian pada analisis kualitatif dan analisis rasio, membuat abstrak
dan rumusan masalah
▪ Lerano Anzha Ahmadi: Menyajikan data laporan keuangan, membuat latar belakang,
membuat kesimpulan, membuat saran, dan membuat daftar pustaka
▪ Novia Wulan Sri Rahmi: Menyajikan rumus untuk melakukan analisis rasio keuangan dan
membuat landasan teori
▪ Chamida Nurmala Chusna: Membuat landasan teori dan menyajikan berbagai data
keuangan perusahaan
▪ Karin Viola Br Sembiring: Membuat analisis du pont dan membuat data analisis common
size
▪ Dzaky Winata: Menyusun metodologi penulisan, membuat landasan teori, membuat
kesimpulan
2.4 Pembahasan
Analisis Kualitatif Neraca Keuangan Tahunan

• PT. Adaro Energy


Dalam sisi asset pada neraca PT. Adaro Energy, kuantitas nilai pada asset tidak lancar lebih
besar dibanding asset lancar perusahaan. Proporsi terbesar berada pada Properti Pertambangan
dengan nilai 1.634.409.000 USD dan Aset tetap (peralatan penunjang operasional dan
bangunan) dengan nilai 1.537.866.000 USD. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Adaro Energy
lebih mengkonsentrasikan Asset Tidak Lancar sebagai wadah untuk melindungi nilai asset
perusahaan dan menitikberatkan Properti Pertambangan sebagai sarana utama untuk
menunjang aktivitas operasional perusahaan. Namun pertumbuhan pada properti
pertambangan mengalami divestasi karena kecenderungan penurunan asset setiap tahunnya.
Dalam sisi Liabilitas, Proporsi terbesar berada pada pos Liabilitas Jangka Panjang yaitu Utang
Bank dengan nilai 662.677.000 USD. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Adaro Energy
memilikki kecenderungan untuk menambahkan liabilitas jangka panjang dalam utang bank
untuk menyerap permodalan dengan suku bunga yang relatif kecil dan mengefisiensikan pajak.
Pertumbuhan pada utang bank mengalami penurunan hingga tahun 2020, hingga meningkat
kembali setelahnya. Dalam sisi ekuitas, Proporsi terbesar berada pada pos Saldo Laba yang
belum dicadangkan dengan nilai 2.676.434.000 USD. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Adaro
Energy memiliki jumlah laba yang belum dikonversi menjadi dividen sehingga memungkinkan
bahwa perusahaan masih menggunakan jenis ekuitas ini untuk aktivitas usaha lain seperti
merumuskan strategi pengembangan usaha maupun pelunasan utang.
• PT. Bumi Resources

Dalam sisi asset pada neraca PT. Bumi Resources, Proporsi terbesar berada pada Properti
Pertambangan dengan nilai 1.491.027.000 USD. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Bumi
Resources lebih menitikberatkan Properti Pertambangan sebagai sarana utama untuk
menunjang aktivitas operasional perusahaan. Pertumbuhan pada properti pertambangan
cenderung mengalami kenaikan yang berarti PT. Bumi Resources memperluas ekspansi
bisnisnya dalam lima tahun terakhir. Dalam sisi Liabilitas, Proporsi terbesar berada pada pos
Liabilitas Jangka Panjang yaitu Pinjaman Jangka Panjang dengan nilai rata-rata 996.777.000
USD. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Bumi Resources memilikki preferensi untuk menyerap
modal dengan cara melakukan pinjaman jangka panjang. Pertumbuhan pinjaman jangka
panjang mengalami penurunan drastis pasca-pandemi yang dimulai pada tahun 2021. Dalam
sisi ekuitas, Proporsi terbesar berada pada pos Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
dengan nilai 2.030.343.000 USD. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Bumi Resources memiliki
mayoritas modal yang dimilikki perusahaan bergantung besar pada pemegang saham untuk
menjalankan kegiatan perusahaan.

• PT. Barito Pacific

Dalam sisi asset pada neraca PT. Barito Pacific, Proporsi terbesar berada pada Aset Tetap –
Bersih ( Peralatan Petrokimia, Pembangkit Tenaga Listrik, Tanah, dan Bangunan) dengan nilai
2.548.534.000 USD. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Barito Pacific lebih berfokus pada Aset
Tetap untuk mempertahankan aktivitas bisnis dan nilai perusahaan. Pertumbuhan yang
meningkat pada aspek ini berimplikasi pada meningkatnya ekspansi operasional perusahaan.
Dalam sisi Liabilitas, Proporsi terbesar berada pada pos Liabilitas Jangka Pendek yaitu Utang
Obligasi dan Wesel dengan nilai 531.467.000 USD. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Barito
Pacific memilikki preferensi untuk menyerap modal berbentuk liabilitas dengan cara
menerbitkan obligasi kepada investor. Pertumbuhan Utang Obligasi dan Wesel cenderung
menurun sejak 2019, namun pertumbuhan meningkat kembali setelahnya namun tidak
signifikan. Dalam sisi ekuitas, Proporsi terbesar berada pada pos Kepetingan Non-Pengendali
dengan nilai 1.798.095.000 USD. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Barito Pacific memiliki
mayoritas modal dari pemegang saham minoritas yang didapatkan dari aktivitas penerbitan
obligasi perusahaan.

Analisis Kualitatif Laba Rugi

• PT. Adaro Energy

Pertumbuhan Laba Bersih pada PT. Adaro Energy cenderung meningkat setiap tahunnya
berdasarkan chart dengan nilai rata-rata pertahun sebesar 911.200.000 USD dengan pos
Pendapatan Usaha sebagai kontributor terbesar dalam mempengaruhi kenaikan laba bersih
perusahaan. PT. Adaro Energy mengalami resistensi yang baik dalam menghadapi situasi
pandemi dengan menahan laba bersih tanpa menyentuh angka minus. Pasca-Pandemi PT.
Adaro Energy mengalami perkembangan pesat pada laba bersihnya hingga menyentuh nilai
estimasi sebesar 2.831.123.000 USD, hal tersebut dimungkinkan terjadi karena faktor
permintaan bahan bakar, peningkatan harga komoditas terkait dengan produk PT. Adaro
Energy, fluktuasi harga pasar migas dunia, dan strategi pengurangan biaya operasional karena
kondisi ekonomi pasca-pandemi yang berubah.

• PT. Bumi Resources

Pertumbuhan Laba Bersih pada PT. Bumi Resources mengalami volatilitas yang tidak stabil
dalam lima tahun terakhir, berdasarkan chart dengan nilai rata-rata estimasi pertahun sebesar
145.835.000 USD dengan pos Pendapatan Usaha sebagai kontributor terbesar dalam
mempengaruhi pergerakan nilai laba bersih perusahaan. PT. Bumi Resources mengalami
instabilitas laba bersih terutama pada tahun 2020 yang disebabkan karena pandemi sebesar -
337.350.969 USD. Namun PT. Bumi Resources berhasil memulihkan kondisi laba bersih
perusahaan pasca-pandemi karena salah satu faktor seperti kenaikan tren harga batu bara pasca-
pandemi yang signifikan hingga tahun 2022.

• PT. Barito Pacific

Pertumbuhan Laba Bersih pada PT. Barito Pacific cenderung mengalami penurunan dan
volatilitas yang tidak stabil, berdasarkan chart dengan nilai rata-rata pertahun sebesar
204.003.000 USD dengan pos Pendapatan Usaha sebagai kontributor terbesar dalam
mempengaruhi pergerakan nilai laba bersih perusahaan. Kecenderungan penurunan laba bersih
terutama pada tahun 2021-2022 kemungkinan terjadi dikarenakan faktor eksternal seperti
pengaruh ketidakstabilan geopolitik dunia, peningkatan harga bahan baku petrokimia yang
tidak sebanding dengan kenaikan harga produk petrokimia, dan instabilitas fluktuasi harga
bahan baku dan produk petrokimia.

Analisis Kualitatif Aliran Kas Perusahaan

• PT. Adaro Energy


Aktivitas Operasional Aktivitas Investasi Aktivitas Pendanaan

Pada sisi aliran kas dari Aktivitas Operasional, PT. Adaro Energy memiliki pertumbuhan yang
meningkat signifikan setiap tahunnya, mengindikasikan bahwa PT. Adaro Energy berkapasitas
untuk menghasilkan pendapatan dan mampu membiayai kegiatan operasional perusahaan.
Faktor peningkatan arus kas dari Aktivitas Operasional berbanding lurus dengan pertumbuhan
laba bersih setiap tahunnya yang menandakan bahwa PT. Adaro Energy memiliki kapasitas
yang baik dalam mengelola aspek operasional perusahaan. Dalam sisi Arus kas dari Aktivitas
Investasi, Pertumbuhan pada aspek ini mengalami pergerakan yang dinamis dan cenderung
bernilai negatif, hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan tidak cukup strategis dalam
berinvestasi pada asset dan penanaman modal pada pihak eksternal. Pada sisi Arus kas dari
Aktivitas Pendanaan, volatilitas nilai terjadi secara signifikan setiap tahunnya yang berdampak
pada persediaan kas dan kemampuan perusahaan memenuhi likuiditas jangka pendeknya.

• PT. Bumi Resources

Aktivitas Operasional Aktivitas Investasi Aktivitas Pendanaan

Pada sisi aliran kas dari Aktivitas Operasional, PT. Bumi Resources memiliki pertumbuhan
dengan nilai yang negatif dan pergerakan nilainya cenderung stabil setiap tahunnya, kecuali
pada periode 2021-2022. Hal tersebut mengindikasikan bahwa PT. Bumi Resources kurang
berkapasitas untuk menghasilkan pendapatan dan membiayai kegiatan operasional perusahaan.
Selain itu, hal ini berimplikasi juga pada kurangnya kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba dari aktivitas operasional. Dalam sisi Arus kas dari Aktivitas Investasi,
Pertumbuhan pada aspek ini mengalami pergerakan yang dinamis dan bergerak dalam nilai
positif dan negatif, hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan belum dapat memaksimalkan
alokasi investasi yang efektif bagi perusahaan. Pada sisi Arus kas dari Aktivitas Pendanaan,
aliran kas pada aspek ini memiliki performa yang cukup stabil hingga mengalami kenaikan
signifikan pada 2021 dan 2022. Hal ini berimplikasi pada berkapasitasnya perusahaan dalam
menghasilkan persediaan kas dan berkemampuan dalam memenuhi likuiditas jangka
pendeknya.

• PT. Barito Pacific

Aktivitas Operasional Aktivitas Investasi Aktivitas Pendanaan

Pada sisi aliran kas dari Aktivitas Operasional, PT. Barito Pacific memiliki pertumbuhan nilai
cenderung stabil setiap tahunnya, kecuali pada tahun 2022. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa PT. Barito Pacific cukup berkapasitas untuk menghasilkan pendapatan dan membiayai
kegiatan operasional perusahaan selain tahun 2022. Hal tersebut disebabkan adanya penurunan
laba bersih perusahaan yang akan selalu berbanding lurus dengan Arus kas dari Aktivitas
Operasional perusahaan. Dalam sisi Arus kas dari Aktivitas Investasi, Pertumbuhan pada aspek
ini mengalami pergerakan cenderung meningkat namun berada dalam kuadran negatif, hal ini
mengindikasikan bahwa perusahaan belum dapat memaksimalkan alokasi investasi yang
efektif bagi perusahaan. Pada sisi Arus kas dari Aktivitas Pendanaan, aliran kas pada aspek ini
mengalami penurunan pada 2018, namun kembali pulih setelahnya. Dalam hal ini, PT. Barito
Pacific memiliki performa yang cukup stabil pada tahun 2019-2022. Hal ini berimplikasi pada
cukupnya kapasitas perusahaan dalam menghasilkan persediaan kas dan berkapasitas dalam
memenuhi likuiditas jangka pendeknya.

Analisis Common Size


▪ Analisis Vertikal
Analisis Vertikal
Jenis Elemen PT. Adaro Energy PT. Bumi Resources PT. Barito Pacific
Aset Lancar 32,47% 15,34% 28,01%
Aset Tidak Lancar 67,53% 84,66% 70,51%
Liabilitas Jangka Pendek 16,43% 37,46% 15,11%
Liabilitas Jangka Panjang 24,00% 43,51% 44,81%
Ekuitas 59,57% 19,04% 40,08%

Pada Aset Lancar, Proporsi terbesar dalam aspek ini terletak pada PT. Adaro Energy yang
memiliki dominasi proporsi terbesar dibanding perusahaan lain dengan nilai 32,47% yang
mengimplikasikan bahwa perusahaan memiliki fokus dalam meningkatkan likuiditas
perusahaan dan berfokus dalam meningkatkan aktivitas cash-inflow perusahaan. Dalam sisi
Aset Tidak Lancar, PT. Bumi Resources memiliki proporsi paling besar dibanding perusahaan
lain sebesar 84,66% yang menandakan bahwa perusahaan berkonsentrasi penuh pada investasi
aset jangka panjang untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan memperluas ekspansi
bisnis perusahaan serta meningkatkan stabilitas nilai buku perusahaan. Pada aspek Liabilitas
Jangka Pendek, Proporsi tertinggi terdapat pada PT. Bumi Resources dengan nilai sebesar
37,46%, hal tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan dapat menyelesaikan kewajiban
dalam standar siklus operasi perusahaan dan menjadikan liabilitas jangka pendek sebagai
komponen penting untuk mendanai kebutuhan operasional perusahaan. Dalam aspek Liabilitas
Jangka Panjang, PT. Barito Pacific memiliki proporsi 44,81% yang berimplikasi pada
peningkatan likuiditas perusahaan karena hal tersebut membantu perusahaan dalam menjaga
cash flow perusahaan agar tetap stabil serta perusahaan memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam
mengimplementasikan strategi investasi perusahaan. Pada sisi Ekuitas, Proporsi terbesar
terletak pada PT. Adaro Energy sebesar 59,57% yang berarti bahwa perusahaan memiliki
efektivitas penerimaan modal dengan baik yang tinggi serta dapat mengelola stabilisasi nilai
hutang perusahaan.
▪ Analisis Horizontal
Analisis Horizontal
Jenis Elemen PT. Adaro Energy PT. Bumi Resources PT. Barito Pacific
Aset Lancar 72,62% 108,33% 109,47%
Aset Tidak Lancar 98,03% 105,28% 104,72%
Liabilitas Jangka Pendek 81,67% 110,51% 87,53%
Liabilitas Jangka Panjang 104,73% 87,72% 113,35%
Ekuitas 92,17% 242,82% 108,42%

Pada sisi Aset Lancar, PT. Barito Pacific memiliki pertumbuhan rata-rata pertahun yang
signifikan dibanding kedua perusahaan lain yang meningkat sebesar 109,47%, menandakan
bahwa aktivitas perusahaan untuk berfokus kepada aspek likuiditas perusahaan cukup tinggi
dalam periode 2017-2022. Hal tersebut juga berimplikasi bahwa perusahaan berfokus untuk
memperbaiki kualitas aset lancarnya pada periode tersebut. Lalu pada sisi Aset Tidak Lancar,
PT. Bumi Resources unggul dalam aspek pertumbuhan rata-rata pertahun pada aset tidak lancar
dari kedua perusahaan lainnya sebesar 105,28%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa terdapat
aktivitas permodalan yang cukup tinggi dalam mengkonsentrasikan alokasi asetnya pada
investasi jangka panjang dan ekspansi bisnis perusahaan. Pada aspek Liabilitas Jangka Pendek,
PT. Bumi Resources memilikki pertumbuhan yang progresif peningkatannya sebesar 110,51%
yang berarti bahwa perusahaan melakukan konsentrasi untuk meningkatan nilai Liabilitas
Jangka Pendek sebagai komponen penunjang bagi aktivitas operasional perusahaan dan
menjaga arus kas masuk perusahaan. Dalam sisi Liabilitas Jangka Panjang, PT. Adaro Energy
memiliki rata-rata pertumbuhan paling tinggi dari kedua perusahaan lain sebesar 104,73% yang
berarti bahwa perusahaan harus menjaga arus kas dalam periode 2017-2022 untuk melakukan
investasi dengan nominal yang cukup besar yang ditetapkan oleh standar perusahaan dan
perusahaan perlu memperhatikan pengelolaan hutang agar berkapasitas untuk memenuhi
kewajiban perusahaan. Pada sisi ekuitas, PT. Bumi Resources memiliki pertumbuhan yang
meningkat signifikan pada sisi ekuitasnya sebesar 242,82% yang berarti terdapat aktivitas
permodalan yang cukup tinggi dari para investor maupun masuknya laba ditahan yang nilai
nya cukup signifikan meningkat pada perusahaan dalam periode 2017-2022.
Analisis Rasio
Analisis Rasio
Jenis Rasio PT. Adaro Energy PT. Bumi Resources PT. Barito Pacific
Rasio Profitabilitas
ROA 10,52% 3,14% 2,71%
ROE (Du Pont) 17,59% -12,44% 9,30%
NPM 18,20% 237,13% 7,32%
Rasio Solvabilitas
DAR 0,40 0,81 0,38
DER 0,64 4,61 0,94
Rasio Likuiditas
Current Ratio 2,00 0,46 2,17
Quick Ratio 1,93 0,43 1,76

▪ Rasio Profitabilitas
Pada aspek Return on Asset (ROA) terbesar terdapat pada PT. Adaro Energy yaitu sebesar
10,52% yang merupakan nilai tertinggi dari kedua perusahaan lainnnya. Return on Asset
menitikberatkan pada kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari asset yang telah
diakuisisi. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Adaro Energy berkapasitas untuk mengefisiensikan
asset perusahaan untuk menghasilkan laba bersih yang optimal dan menandakan bahwa
perusahaan mampu menghasilkan nilai laba lebih besar dari nilai assetnya. Lalu dalam aspek
ROE yang menilai bagaimana perusahaan dapat menghasilkan laba dari pemanfaatan ekuitas
yang dimilikki perusahaan. Pada konteks ini, PT. Adaro Energy memiliki nilai yang besar
daripada kedua perusahaan yang lain sebesar 17,59% yang menandakan bahwa perusahaan
dapat memberikan keuntungan yang signifikan bagi para investor yang menanamkan modal
pada PT. Adaro Energy. Hal ini juga dapat menimbulkan kepercayaan yang tinggi bagi para
investor untuk menanamkan modalnya bagi perusahaan. Dalam sisi NPM, PT. Bumi Resources
memiliki persentase tertinggi pada aspek ini jika dibandingkan dengan kedua perusahaan
lainnya yaitu sebesar 237,13%. Hal tersebut mengartikulasikan bahwa PT. Bumi Resources
mampu menghasilkan keuntungan atau laba bersih dari setiap aktivitas penjualan yang terjadi
dengan implikasi bahwa perusahaan berhasil melakukan kinerja penjualan dengan baik.
▪ Rasio Solvabilitas
Dalam aspek DAR, PT. Barito Pacific memiliki keunggulan karena memiliki nilai yang lebih
kecil dari kedua perusahaan lainnya yaitu sebesar 0,38. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
memilikki proporsi hutang yang lebih kecil terhadap asset yang dimilikkinya sehingga
perusahaan berkemampuan untuk menuntaskan kewajibannya menggunakan asset yang
dimilikkinya. Selain itu hal ini mengimplikasikan bahwa perusahaan mampu melakukan
pengelolaan hutang agar stabil dengan nilai asset yang diakuisisi perusahaan. Pada aspek DER,
PT. Adaro Energy memiliki nilai Debt to Equity yang lebih rendah dibandingkan kedua
perusahaan lain yaitu sebesar 0,64. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memilikki proporsi
hutang yang lebih kecil terhadap modal yang dimilikkinya sehingga menunjukkan bahwa
perusahaan dapat memenuhi kewajibannya dengan menggunakan ekuitas yang dimilikkinya.
Hal tersebut juga merefleksikan tingginya nominal ekuitas yang dimilikkinya dibanding
nominal kewajiban perusahaan serta dapat berdampak pada kepercayaan investor pada kinerja
pengelolaan utang perusahaan dengan baik.
▪ Rasio Likuiditas
PT. Barito Pacific memiliki nilai current ratio yang lebih tinggi dari 2 (nilai ideal) yaitu sebesar
2,17 yang mengartikan bahwa perusahaan dapat memenuhi segala kewajiban jangka pendek
atas asset lancar yang dimilikkinya. Dalam hal ini, PT. Barito Pacific memiliki persediaan aset
lancar yang cukup baik untuk mengimbangi nilai kewajiban jangka pendek perusahaan
sehingga perusahaan memiliki stabilitas yang baik dalam mengelola hutang jangka pendeknya.
Lalu PT. Adaro Energy memiliki nilai quick ratio yang lebih tinggi dari 1 (nilai ideal) yaitu
sebesar 1,93 yang mengartikan bahwa perusahaan dapat memenuhi segala kewajiban jangka
pendeknya tanpa harus bergantung pada persediaan perusahaan. Dalam hal ini, PT. Adaro
Energy memilikki kemampuan yang baik dalam menghasilkan kas secara cepat untuk
membayar kewajiban jangka pendeknya.
Analisis Du Pont
Data dari laporan keuangan dari perusahaan PT. Adaro Energy, PT. Bumi Resources, dan PT.
Barito Pacific dalam periode 2017-2022 kami memperoleh average nilai ROE sebagai berikut
dimana PT. Adaro Energy rata rata dari tahun 2017-2022 sebesar 17.59%, kemudian PT. Bumi
Resources sebesar -12.44% dan PT. Barito Pacific sebesar 9.30%. Hasil ini menunjukkan
bahwa perusahaan yang paling baik dan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut efisien dalam
menggunakan aset yang dimilikinya untuk menghasilkan keuntungan adalah PT. Adaro Energy
karna memperoleh nilai roe tertinggi dari ketiga perusahaan yang diamati. Dilain sisi PT.
Bumi Resources memperoleh rata rata ROE bernilai negatif karna ditahun 2020 memperoleh
nilai ROE yang paling rendah yakni -254.34% ini kemungkinan faktor pandemi COVID-19 ini
menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu menghasilkan keuntungan yang cukup untuk
menutupi pengeluarannya, yang berarti perusahaan berada dalam kondisi tidak
menguntungkan. Ini bisa menjadi tanda bahwa perusahaan mengalami kerugian atau
mengalami kekurangan dalam pengelolaan asetnya, yang mengakibatkan tidak mampu
menghasilkan keuntungan yang diharapkan dari aset yang dimilikinya.
3.1 Kesimpulan

Dalam analisis kualitatif neraca, PT. Adaro Energy dan PT. Bumi Resources memiliki
kesamaan dalam penekanan alokasi dana mereka dalam jenis aset. Di dalam jenis Asset, kedua
perusahaan ini lebih berfokus dalam properti pertambangan sebagai konsentrasi aset.
Sedangkan untuk PT. Barito Pacific, mereka lebih memfokuskan proporsi Aset Tetap – Bersih
di bagian Jenis Asetnya. Dari segi liabilitas, ketiga perusahaan ini menggunakan tiga jenis
proporsi yang berbeda – beda. PT. Adaro Energy menggunakan proporsi Utang Bank Jangka
Panjang, PT. Bumi Resources menggunakan proporsi Pinjaman Jangka Panjang, sedangkan
untuk PT. Barito Pacific menggunakan proporsi Utang Obligasi dan Wesel. Hal tersebut juga
berlaku sama dari sisi ekuitas. Dari sisi ekuitas, ketiga perusaan ini menggunakan proporsi
yang berbeda juga. PT. Adaro Energy menggunakan proporsi Saldo Laba yang Belum
Dicadangkan, PT. Bumi Resources menggunakan proporsi Modal Saham ditempatkan dan
disetor penuh, sedangkan untuk PT. Barito Pacific menggunakan proporsi Kepentingan Non-
Pengendali. Berdasarkan grafik diatas, dalam sisi laba rugi, PT. Adaro Energy cenderung
meningkat dan relatif lebih stabil dibandingkan dengan dua perusahaan lain. Hal ini
mengidentifikasikan bahwa PT. Adaro Energy dalam Laba Rugi lebih unggul dibandingkan
PT. Bumi Resources dan PT. Barito Pacific. Dari sisi aliran kas, PT. Adaro Energy unggul
dalam Aktivitas Operasional dibandingkan dengan dua perusahaan lainnya. Berdasarkan
grafik, dalam sisi Aktivitas Operasional terdapat pertumbuhan yang meningkat signifikan
setiap tahunnya. Dari sisi Aktivitas Investasi, perusahaan PT. Bumi Resources sedikit lebih
unggul dibandingkan dengan dua perusahaan lainnya. Hal ini dikarenakan berdasarkan grafik,
PT. Bumi Resources sempat menyentuh di kuadran positif. Dari sisi Aktivitias Pendanaan,
berdasarkan grafik menunjukkan bahwa PT. Barito Pacific lebih stabil dibandingkan dengan
kedua perusahaan lainnya. PT. Barito Pacific menunjukkan grafik yang stabil dari tahun 2019
– 2022. Pada aspek analisis rasio keuangan, PT. Barito Pacific berfokus pada aspek likuiditas
dengan memaksimalkan stabilitas asset lancar, PT. Bumi Resources berfokus pada ekspansi
bisnis dengan memperluas investasi pada aspek asset tidak lancar, dan PT. Adaro Energy yang
berfokus pada stabilitas keuangan dengan memaksimalkan aspek profitabilitas perusahaan.
Masing-masing strategi memiliki kelebihan dan kekurangan, dan pemilihan strategi yang tepat
tergantung pada kondisi dan tujuan perusahaan, Perbedaan strategi ini juga terlihat pada
proporsi liabilitas jangka pendek dan jangka panjang. PT. Bumi Resources memiliki proporsi
liabilitas jangka pendek terbesar (37,46%) untuk membiayai operasional perusahaan,
sedangkan PT. Barito Pacific memiliki proporsi liabilitas jangka panjang terbesar (44,81%)
untuk menjaga cash flow dan fleksibilitas investasi,dari analisis yang kami lakukan dapat kami
simpulkan jika PT. Barito Pacific yang memiliki Aset lancar terbesar (32,47%) untuk
meningkatkan likuiditas dan cash-inflow, fokus pada kelancaran arus kas dan kewajiban jangka
pendek, lalu ada PT.Bumi Resources dimana Aset tidak lancar terbesar (84,66%) untuk
ekspansi bisnis dan stabilitas nilai buku, fokus pada pertumbuhan jangka panjang dengan
berinvestasi pada aset tetap dan properti, dan yang terakhir ada PT. Adaro Energy
dengan Ekuitas terbesar (59,57%) untuk efektivitas penerimaan modal dan stabilitas nilai
hutang, fokus pada pengelolaan modal yang efektif dan keseimbangan antara hutang dan
ekuitas, lalu berdasarkan analisis rasio keuangan, PT. Adaro Energy memiliki kinerja keuangan
yang paling stabil dan menguntungkan, dengan profitabilitas dan solvabilitas yang baik. PT.
Barito Pacific memiliki likuiditas yang tinggi, sedangkan PT. Bumi Resources memiliki
potensi pertumbuhan yang tinggi namun perlu berhati-hati dalam mengelola hutangnya

3.2 Saran
▪ PT. Adaro Energy harus memperhatikan sisi Aktivitas Investasi agar lebih strategis dalam
penanaman modal pada pihak eksternal. PT. Adaro Energy juga sebaiknya menjaga
stabilitas nya dalam sisi Aktivitas Operasional, ROA, ROE, NPM, DER, serta Quick Ratio
pada tahun kedepannya.

▪ PT. Bumi Resources harus lebih meningkatkan dan membuat strategi dalam pertumbuhan
Laba Rugi, Aliran Kas (terutama pada Aktivitas Operasional dan Aktivitas Pendanaan),
ROA, ROE, DAR, dan DER. PT. Bumi Resources juga seharusnya mempertahankan nilai
NPM nya yang sudah tinggi serta menjaga kestabilan kinerja penjualan mereka. Dalam segi
likuiditas, PT. Bumi harus harus lebih meningkatkan current ratio dan quick rationya dan
bisa memenuhi semua kewajiban jangka pendeknya.

▪ PT. Barito Pacific seharusnya memperhatikan dan memaksimalkan Pertumbuhan Laba


Rugi mereka supaya lebih stabil kedepannya. Pada Aliran Kas nya, PT. Barito Pacific harus
menekankan konsentrasi mereka untuk meningkatkan pada sisi Aktivitas Investasi. Dalam
Aktivitas Operasional dan Aktivitas Pendanaan, PT. Barito harus bisa menjaga kestabilan
serta peningkatan untuk tahun – tahun kedepannya. PT. Barito Pacific harus meningkatkan
dari segi profitabilitas (ROA, ROE dan NPM) untuk menghasilkan laba rugi yang lebih
maksimal. Dari segi solvabilitas, PT. Barito Pacific harus bisa mempertahankan nilai DAR
nya dan lebih bisa menekan nilai DER nya dan lebih bisa untuk menggunakan ekuitas yang
dimilikinya untuk memenuhi kewajibannya. Dari segi likuidtas, PT. Barito harus bisa
mempertahankan nilai current ratio dan meningkatkan quick rationya.
Referensi
Adaro. (2023). Laporan Keuangan Tahunan PT. Adaro Enegy. Diakses 1 Maret 2024, dari
https://www.adaro.com/pages/read/10/42/Annual%20Report
Barito Pacific. (2023). Laporan Keuangan Tahunan PT. Barito Pacific. Diakses 1 Maret 2024, dari
https://barito-pacific.com/investors/annual-report
Bumi Resources. (2023). Laporan Keuangan Tahunan PT. Bumi Resources. Diakses 1 Maret 2024, dari
https://www.bumiresources.com/en/investor-relations/annual-report
Laoli, Noverious, (2023). “Bumi Resources (BUMI) Optimistis Laba pada 2022 Melesat 3 Kali Lipat”.
Diakses 4 Maret 2024, dari https://industri.kontan.co.id/news/bumi-resources-bumi-optimistis-
laba-pada-2022-melesat-3-kali-lipat
Fatma, Ika, (2021). ” BUMI Bukukan Rugi Bersih Setara Rp4,64 Triliun Selama 2020”. Diakses pada
4 Maret 2024, dari https://market.bisnis.com/read/20210519/192/1395786/bumi-bukukan-
rugi-bersih-setara-rp464-triliun-selama-2020
Saum, Annisa (2023). ” Laba Bumi Resources (BUMI) Turun 51 Persen Semester I/2023, Ini
Sebabnya”. Diakses pada 4 Maret 2024, dari
https://market.bisnis.com/read/20230730/192/1679554/laba-bumi-resources-bumi-turun-51-
persen-semester-i2023-ini-sebabnya
Saum, Annisa (2023). ” Penyebab Laba Bersih Adaro Minerals (ADMR) Melonjak 114 Persen di
2022”. Diakses pada 4 Maret 2024, dari
https://market.bisnis.com/read/20230302/192/1633318/penyebab-laba-bersih-adaro-minerals-
admr-melonjak-114-persen-di-2022
Saum, Annisa (2022). ” Laba Bersih Barito Pacific (BRPT) Turun Jadi Rp613 Miliar, Ini
Penyebabnya”. Diakses pada 4 Maret 2024, dari
https://market.bisnis.com/read/20221105/192/1595156/laba-bersih-barito-pacific-brpt-
turun-jadi-rp613-miliar-ini-penyebabnya
Hastuti, Khairina (2021). Analisa Rasio Keuangan, Common Size, Dan Trend Pada Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs) Kesehatan Periode Tahun 2015-2019. Artikel Ilmiah 3-6.
Cahyaningsih, Rindang (2016). Analisis Sistem Du Pont Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan
(Studi Pada Pt Astra International Tbk Periode 2012-2016), 8.
Anindita, Raaka (2016). Analisis Sistem Du Pont Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi
Pada 6 Pilar Bisnis Utama Sinar Mas Group Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2012-2016), 8-9.
Riani,Nuru (2020). Analisis Common Size Dan Rasio Keuangan Pada Subsektor Wholesale (Durable
& Non-Durable Goods) Yang Tercatat Di Bei 3(2), 157 – 159.

Anda mungkin juga menyukai