Anda di halaman 1dari 9

R-009

ETIKA BISNIS DAN PROFESI

DETERMINAN DAN
KONSKUENSI FRAUD
KELOMPOK 4 :
1. C1C020005 Nurul Syafitri
2. C1C020032 Dwi Rara Al Munawaroh
3. C1C020053 Grecia Febnasdi Rahelia Hulu

Dr. Muhammad Gowon.,S.E.,Ak.,M.Si.,CA


Definisi Kecurangan
( Fraud)
Dalam kamus Inggris-Indonesia (Salim, 1991), fraud diartikan sebagai penipuan,
kecurangan atau penggelapan. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia
(Poerwodarminto,1976) fraud berarti tidak jujur, tidak lurus hati, tidak adil dan keculasan.
Fraud juga dapat diartikan sebagai suatu keuntungan yang diperoleh seseorang dengan
menghadirkan sesuatu yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Fraud Financial Reporting menurut Iman Sarwoko dkk (2005) adalah salah saji
atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan.
Menurut Soejono Karni (2000) Audit Kecurangan (Fraud Audit) merupakan audit yang
bertujuan untuk menemukan kecurangan.
Sementara menurut Tuan nakotta (2010) menyatakan fraud Audit atau audit forensik
adalah penerapan disiplin akuntansi dalam arti luas, termasuk auditing pada masalah
hukum untuk penyelesaian hukum di dalam atau diluar pengadilan.
Unsur – unsur Kecurangan (Fraud)
Secara umum, unsur-unsur dari Kecurangan biasanya mencakup tiga
kecurangan (fraud ) langkah
1) Harus terdapat salah pernyataan (misrepresentation) dari suatu masa lampau  Tindakan (the act).
(past) atau sekarang (present) yang fakta bersifat material (material fact)  Penyembunyian (the concealment).
2) Dilakukan secara sengaja atau tanpa perhitungan (make-knowingly or  Konfers (the conversion).
recklessly) untuk tujuan terentu misalnya menipu
3) Dilakukan oleh orang-orang dari dalam atau luar organisasi, dengan maksud
(intent) untuk menyebabkan suatu pihak beraksi secara langsung atau tidak
langsung merugikan orang.
4) Pihak yang dirugikan harus beraksi (acted) terhadap salah pernyataan
tersebut (misrepresentation) yang merugikannya (detriment) Kecurangan
disini juga termasuk manipulasi,penyalah gunaan jabatan, penggelapan
pajak, pencurian aktiva, dan tindakan buruk lainnya yang dilakukan oleh
seseorang yang dapat mengakibatkan kerugian bagi organisasi/perusahaan.
5) Adanya perbuatan-perbuatan yang melawan hukum untuk mendapatkan
keuntungan pribadi atau kelompok
Faktor – faktor Pemicu Fraud

... ... ...

Financial Pressure Faktor Generik Faktor Individu

Masalah keuangan memang bisa membuat 1. Kesempatan (opportunity) untuk 1. Moral, faktor ini berhubungan dengan
seseorang melakukan tindakan yang tidak melakukan kecurangan tergantung pada keserakahan (greed).
jujur (fraud). Tekanan-tekanan karena kedudukan pelaku terhadap objek
masalah keuangan tersebut bisa dipicu karena kecurangan. 2. Motivasi, faktor ini berhubungan dengan
gaya hidup yang berlebihan, tidak puas kebutuhan (need)
dengan apa yang didapat sekarang ini 2. Pengungkapan (exposure) suatu
(rakus), banyak hutang atau tanggungan, dll. kecurangan belum menjamin tidak
Alasan-alasan tersebutlah yang membuat terulangnya kecurangan tersebut baik
seseorang “Terpaksa”melakukan tindakan oleh pelaku yang sama maupun oleh
Fraud. pelaku yang lain.
Konsekuensi Fraud
Konsekuensi fraud adalah dampak kecurangan yang terjadi
pada suatu organisasi. Fraud atau kecurangan, dengan segala
bentuk dan modusnya telah membawa dampak buruk dan
kerugian kepada organisasi bisnis maupun organisasi sektor
publik. Setiap organisasi apapun jenis, bentuk, skala operasi
dan kegiatannya semua memiliki risiko terjadinya fraud.

Fraud sebagai tindakan kecurangan dan dilihat dari sudut


Dampak yang ditimbulkan oleh fraud atau kecurangan
pandang akuntansi terdapat kecurangan yang disengaja dan
sangatlah beragam, baik itu dari segi finansial maupun
tidak disengaja yang tentunya akan sangat berdampak bagi
non-finansial. Dampak dari segi finansial misalnya
perusahaan, dilihat dari berbagai informasi bahwa sering
kehilangan uang dari jumlah yang sedikit sampai
terjadinya penggelapan aset maupun korupsi pada suatu
jumlah yang banyak. Sedangkan dampak non finansial
organisasi yang akan menyebabkan rusaknya reputasi
yaitu seperti kehilangan pekerjaan, rusaknya reputasi,
organisasi, kerugian organisasi, rusaknya moralitas karyawan
tidak bisa lagi menciptakan lapangan pekerjaan,
serta dampak-dampak negatif lainnya.
hingga ditindak secara hukum,
kjknvkkvkdvjdsv

PSAK No. 1 menggariskan bahwa aset lancar


disajikan menurut urutan likuiditas sedangkan
kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo.
Ini berarti kewajiban jangka pendek disajikan
lebih dahulu daripada kewajiban jangka panjang.
Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan
pembaca untuk mengevaluasi likuiditas
perusahaan.
Nxkznvkznvknn mz

Xmskjcnldvnslk ncx,
,v ,nbdklfxbnlxkbmklxcml

• Penyajian Kewajiban jangka pendek • Penyajian Kewajiban Jangka Panjang

Dalam praktik, kewajiban lancar biasanya dicatat Perusahaan yang mempunyai banyak terbitan hutang
dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam laporan jangka panjang dalam jumlah besar sering kali hanya
keuangan pada nilai penuh jatuh temponya. Akun melaporkan satu akun dalam neraca dan
kewajiban lancar biasanya disajikan sebagai mendukungnya dengan komentar serta skedul dalam
klasifikasi pertama dalam kelompok kewajiban dan catatan yang menyertainya. Pengungkapan catatan
ekuitas pemegang saham di neraca. Dalam kelompok umumnya berisi dari kewajiban, tanggal jatuh tempo,
kewajiban lancar akun-akun itu dapat dicantumkan suku bunga, provisi penarikan, pembatasan yang
menurut jatuh temponya, dalam jumlah yang dilakukan oleh kreditor, dan aktiva yang disepakati
menurun, atau menurut preferensi likuiditasnya. atau digadaikan sebagai jaminan.
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai