Anda di halaman 1dari 33

Dipaparkan oleh : MUSDALENI, SKM, M.

Si
Tujuan Pembelajaran Umum

Peserta mampu
memahami anti korupsi
Tujuan pembelajran khusus

PESERTA MAMPU :

MENJELASKAN KONSEP KORUPSI

MENJELASKAN KONSEP ANTI KORUPSI

MENJELASKAN UPAYA PENCEGAHAN


KORUPSI DAN PEMBERANTASAN
KORUPSI
BRAINTSORMING

Identifikasi , apakah pekerjaan Anda


berisiko utk terjadinya perbuatan
korupsi ?
Upaya apa yang telah anda lakukan
untuk terhindar dari “Jerat Korupsi”
Anti Korpsi, menuju Sehat Tanpa Korupsi

JAGA DIRI

JAGA TEMAN

JAGA INSTITUSI

Apapun Jabatan/Pekerjaan Sebagai ASN, Jika Tidak Waspada, Berisiko Untuk Terjerat Korupsi
Apa yang dimaksud dengan “ KORUPSI “

Pengertian Umum
korupsi /corruptio bermakna busuk, rusak,
menggoyahkan, memutarbalik, menyogok, suap,
memakai kekuasaan untuk kepentingan sendiri

Menurut Association Certified Fraud Examiner (ACFE)


Korupsi merupakan bentuk fraud berupa benturan
kepentingan (conflict of interest), suap (bribery),
pemberian illegal (illegal gratuity), dan pemerasan
(economic extortion).
Menurut UU No 31 Tahun 1999 Jo.UU No 20 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Pasal 2 (1)

Setiap orang yang secara melawan hukum


melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri
atau orang lain atau suatu korporasi yang
dapat merugikan keuangan negara, atau
perekonomian negara, dipidana dengan pidana
penjara seumur hidup atau pidana paling
singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20
tahun, denda paling sedikit Rp 200.000.000,-
dan paling banyak Rp 1.000.000.000,-
TANDA - TANDA KORUPSI

Operasional Organisasi:
Dominasi Kelompok, Tekanan/ Intervensi Kepada Manajemen,
Kegagalan Memperbaiki Pengendalian Intern, Pelaksanaan
Tugas dan Kewenangan Tidak Sesuai Ketentuan, Personil Tidak
Cakap, Tidak Adanya Pemisahan Fungsi, Penguasaan Aktivitas
Oleh Orang Tertentu Dan Tidak Memiliki Catatan Yang
Memadai

Personal/ Individual/ Pegawai:


Perubahan Perilaku Secara Drastis,
Perubahan Gaya Hidup,
Ketergantungan, Bekerja Tanpa Batas
Waktu, Adanya Kedekatan Khusus
JENIS TINDAK PIDANA KORUPSI
(UU No 31 Tahun 1999 Jo.UU No 20 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi)

Kerugian Keuangan Negara (Pasal2) 1

Suap Menyuap (Pasal 5,6 dan 11) 2

Penggelapan Dalam Jabatan (Pasal 8,9,10) 3

7 jenis Pemerasan (Pasal 12) 4


TPK
Perbuatan Curang 5

Benturan Kepentingan Dalam Pengadaan


6
(Pasal 7)

Gratifikasi (Pasal 12 B dan 12 C) 7


Material Corruption
Corruption by need
(kebutuhan)
Penyelewengan yang
bersifat materi/uang

State Capture Corupption


Korupsi Political Corupption,
Berdasarkan penyelewangan dalam bentuk
Motif Perbuatan manipulasi suara dalam pemilu,
komersialisasi jabatan, keputusan, dsb

Intellectual Corupption
Corruption by greed
Penyelewengan yang muncul dalam
(serakah rakus)
bentuk manipulasi informasi atau ilmu
pengetahuan
Perbuatan yang Merugikan Keuangan Negara
Seorang Pejabat Pemerintah /Negara /PNS /Apgaku
/Swasta/Korporasi yang bersama – sama
melakukan perbuatan melawa hukum/
menyalahgunakan kewenangan/sarana dalam
penggunaan UANG NEGARA Menyebabkan Kerugian
Negara : Telah dihitung oleh BPK RI

(pasal 2, 3 UU No.31 tahun 1999 jo UU No. 20 tahun 2011


Suap – Menyuap

Seseorang Memberikan uang atau menerima


uang/hadiah/sesuatu Kepada pegawai Negeri atau
penyelenggara negara untuk melakukan sesuatu atau tidak
melakukan sesuatu yang bertentangan dengan
kewajibannya/Kekuasaan/Wewenang pada jabatan

 Pemberian/Penerimaan sesuatu oleh/kepada Hakim >


Mempengaruhi Putusan
 Pemberian/Penerimaan oleh/kepada Advokat > Mempengaruhi

Nasehat Pasal 5, Pasal 13,Pasal 12 a/b/c/d, Pasal 11, Pasal 6


Penggelapan dalam Jabatan

 Pegawai Negeri/orang selain Pegawai Negeri


 Sedang jalankan suatu jabatan secara terus menerus/sementara
waktu
 Dengan Sengaja
 Menggelapkan/Memalsu Buku (Daftar
administrasi)/Menghancurkan/Merusakkan (barang, akta,surat
 Membiarkan orang lain/Membantu orang lain
 Uang/Surat Berharga
 Yang disimpan karena jabatannya
 Untuk kepentingan sendiri, membuktikan di Pejabat berwenang

Pasal 8,Pasal 9, Pasal 10


 Pegawai Negeri / Penyelenggara Negara
 Dengan Maksud
 Menguntungkan sendiri/orang lain
 Secara Melawan Hukum/Menyalahgunakan
kekuasaan
 MEMAKSA
 Seseorang untuk memberi/membayar/menerima
pembayaran dengan potongan/mengerjakan
sesuatu bagi dirinya
 Kecurangan yang dilakukan
 Oleh pemborong, pengawas proyek, rekanan TNI / Polri,
pengawas rekanan TNI / Polri,
 yang melakukan kecurangan
 dalam membuat & menyerahkan bangunan, barang
keperluan TNI/Polri
 yang mengakibatkan kerugian bagi orang lain atau
terhadap keuangan negara atau yang dapat
membahayakan keselamatan negara pada saat perang.

Selain itu pegawai negeri yang menyerobot tanah


negara yang mendatangkan kerugian bagi orang
lain juga termasuk dalam jenis korupsi ini.
(Pasal 7, Pasal 12 huruf h)
 Pegawai Negeri/Penyelenggara Negara
 Dengan Sengaja
 Langsung/Tidak Langsung turut serta dalam
pemborongan,pengadaan,atau persewaan
 Pada saat dilakukan perbuatan untuk
seluruh/sebagian ditugaskan
mengurusnya/mengawasinya

(pasal 12 Huruf i UU No. 31 tahun 1999)


 Setiap Gratifikasi / Hadiah
 kepada pegawai negeri atau
penyelenggaran negara
 dianggap pemberian suap apabila
berhubungan dengan jabatannya dan yang
berlawanan dengan kewajiban atau
tugasnya
PERBEDAAN
GRATIFIKASI, SUAP DAN
PEMERASAN ????
PENYEBAB KORUPSI/PUNGLI
GREEDY
(KESERAKAHAN)

GONE OPPORTUNITY
(KESEMPATAN,
THEORY KEWENANGAN)

NEED
(KEBUTUHAN)

EXPOSURES
MENURUT JACK (PENGUNGKAPAN)
BOLOGNE
 Anti korupsi adalah pencegahan, bagaimana
meningkatkan kesadaran individu untuk tidak
melakukan korupsi dan bagaimana menyelamatkan
uang dan aset negara.
 Anti korupsi merupakan kebijakan untuk mencegah
dan menghilangkan peluang bagi berkembangnya
korupsi. Peluang bagi berkembangnya korupsi dapat
dihilangkan dengan melakukan perbaikan sistem
(sistem hukum, sistem kelembagaan) dan perbaikan
manusianya (moral dan kesejahteraan).
1 2 3 4
KEJUJURAN KEPEDULIAN KEMANDIRIAN KEDISIPLINAN

9 5
TANGGUNG
KEADILAN NILAI-NILAI ANTI
JAWAB
KORUPSI
6
8 7
KERJA KERAS
KEBERANIAN KESEDERHANAAN

JUPE MANDI TANGKER SEBEDIL


AKUNTABILITAS

TRANSPARANSI

KEWAJARAN

KEBIJAKAN

KONTROL KEBIJAKAN
Tolak
Terima dan laporkan
(Pasal 16 UU 30/2002)
PENGENDALIAN GRATIFIKASI
DILINGKUNGAN KEMENKES RI.

PERMENKES NO 14 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN


GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENKES

Kepmenkes No. HK.02.02 /MENKES/ 306


/ 2014 Tentang Juknis Pengendalian
Gratifikasi

KEPMENKES No. 58Tahun 2016 tentang


Sponsorship Bagi Tenaga Kesehatan
Anti korupsi dapat sebagai prilaku menolak, menentang ,
mencegah ,dan memberantas adanya korupsi

Sikap Anti Korupsi :


a. Melaporkan kepada yang berwajib apabila ada
pejabat yang melakukan korupsi.
b. Membantu pemerintah atau pejabat yang
berwenang dalam memberantas dan mengusut
korupsi .
c. Menolak jika di beri uang oleh orang yang
melakukan korupsi.
d. Memberi nasihat kepada orang lain agar tidak
melakukan korupsi.
e. Menjelaskan kepada generasi muda/anak-anak
tentang dampak negatif dari perilaku korupsi.
f. Mengawasi kegiatan pemerintahan/pejabat
negara dan proyek-proyek pembangunan agar
tidak melakukan korupsi.
 Tidak boleh diam
 TidakAbay
 Jangan malah Ridho
 Jangan malah
Mendukung
 Menegur dengan santun
1. Penindakan Represif
2. Perbaikan Sistem
3. Pendidikan (edukasi)
dan Kampanye

Agar berjalan efektif,


ketiganya harus dilakukan bersamaan
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai