Guntur Kusmeiyano
Pelaporan Gratifikasi
Pelaporan LHKPN
Pengertian Korupsi
Selama ini sebagian kita memandang korupsi hanya dari sisi korupsi sebagai
delik tindak pidana (bahkan hanya yg memenuhi kriteria merugikan keuangan
negara), hal ini mendorong strategi pemberantasan yang sifatnya represif saja.
4
DAMPAK DARI KORUPSI
6
Komisi Pemberantasan Korupsi adalah lembaga negara yang dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari
pengaruh kekuasaan manapun (pasal 3)
adalah
serangkaian tindakan untuk mencegah dan memberantas TPK melalui upaya
koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan-penyidikan-penuntutan dan
pemeriksaan di sidang pengadilan dengan peran serta masyarakat.
Koordinasi Supervisi
(Pasal 7) (Pasal 8)
1. networking
counterpartner
TUGAS Penyelidikan, 2. tidak memonopoli
Monitoring KPK Penyidikan & tugas dan wewenang lid-
(Pasal 14) Penuntutan dik-tut;
(Pasal 11) 3. trigger mechanism
Pencegahan
(Pasal 13)
7
Tugas Pencegahan (Pasal 13)
UU No. 30 Tahun
2002
KPK berwenang melakukan tugas dan langkah pencegahan sbb:
Pencegahan Korupsi
LHKPN Pemetaan
Korupsi
Gratifikasi
Pendidikan
Partisipasi Anti Korupsi
Masyarakat
Reformasi Penguatan
Birokrasi Pengawasan
• Kompetensi SDM; ‘right sizing’
Internal
• Transparansi dan penyederhanaan Sistem Anggaran
• e-government
• Perbaikan Remunerasi PNS
• Pengukuran Kinerja
• Menerapkan Kode Etik yang Konsisten
• Pakta Integritas
Strategi Pemberantasan Korupsi
Penindakan-Pencegahan
• Penindakan untuk memberikan efek jera;
• Pencegahan mengikuti penindakan
• Penindakan apabila instansi lamban dalam
melakukan upaya pencegahan
Dengan peran serta masyarakat meliputi ketiga
pilar; aparat pemerintah, sektor swasta dan
masyarakat harus bergerak bersama
Strategi Pemberantasan Korupsi
Strategi
jangka pendek strategi yang diharapkan
mampu segera memberikan manfaat/ pengaruh dalam
pemberantasan korupsi.
Strategi jangka menengah strategi yang secara
sistematis mampu mencegah terjadinya TPK Perbaikan
sistem administrasi dan manajemen penyelenggara negara
Strategijangka panjang diharapkan mampu merubah
budaya/ pola pandang dan persepsi masyarakat terhadap
korupsi
AGENDA
Pelaporan Gratifikasi
Pelaporan LHKPN
PENGERTIAN dan LATAR BELAKANG
GRATIFIKASI
Pengusaha/Masyarakat Pengusaha/Masyarakat
atau atau
PN atau Peg. Negeri PN atau Peg. Negeri
GR ATIFIK ASI
Pasal 12B , 12C & 13
Pelaporan Gratifikasi
Korupsi Seringkali berasal dari kebiasaan yang tidak disadari oleh
Pegawai Negeri dan Pejabat Penyelenggara Negara, Misal:
penerimaan hadiah oleh Pejabat dan Keluarganya dalam suatu
acara pribadi , menerima pemberian tertentu seperti diskon yang
tidak wajar atau fasilitas perjalanan.
Banyak orang berpikir dan berpendapat bahwa pemberian itu
sekedar tanda terima kasih dan sah-sah saja.
Namun perlu disadari, bahwa pemberian tersebut selalu terkait
dengan jabatan yang dipangku oleh penerima serta kemungkinan
adanya kepentingan-kepentingan dari pemberi.
Karena itulah Undang-undang mengatur tentang Gratifikasi yaitu
pemberian dalam arti luas kepada Pegawai Negeri dan Pejabat
Penyelenggara Negara.
Gratifikasi
Pasal 12 UU No. 20/2001
Didenda dengan pidana penjara seumur hidup atau penjara paling
singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda paling
sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1 miliar:
– pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah
atau janji, padahal diketahui atau patut diduga hadiah atau janji
tersebut diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau
tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan
dengan kewajibannya.
– pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan
hukum, atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa
seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima
bayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi
dirinya sendiri;
Pasal 12B ayat (1) UU No. 20/2001
Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila
berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan
kewajiban atau tugasnya, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. yang nilainya Rp 10 juta atau lebih, pembuktian
bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan suap
dilakukan oleh penerima gratifikasi (pembalikan
beban pembuktian);
b. yang nilainya kurang dari Rp 10 juta pembuktian
bahwa gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh
penuntut umum.
Sanksi
Pasal 12B ayat (2) UU No. 20/2001
Pidana penjara seumur hidup atau penjara
paling singkat 4 tahun dan paling lama 20
tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200
juta dan paling banyak Rp 1 miliar.
21
Pelanggaran terhadap penerimaan
Gratifikasi oleh PN atau Pegawai
Negeri menurut UU 31/1999 yo UU
No.20 Tahun 2001 Pasal 12B ayat
(2) adalah :
1 Sumatera 0 5 11 18 30 0 64
3 Kalimantan 1 1 82 0 6 0 90
5 Bali, Nusra, 0 0 1 20 0 1 21
Maluku
Note : Pelaporan Internal KPK Periode Tahun 2004 – April 2009 berjumlah 754 laporan
Peta Laporan Gratifikasi
Januari – Juli 2009
UU No. 20 tahun 2001
Kesimpulan : Apabila Anda Pasal 12 C
LAPORKAN KEPADA
KOMISI
PEMBERANTASAN
KORUPSI
Apabila Anda mengetahui adanya pemberian gratifikasi atau
suap kepada Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara
Laporkan ke KPK
Telp: (021) 2557 8440
27
Fax : (021) 5289 2448 Attn: Dit Gratifikasi
E-Mail : Informasi.Gratifikasi@kpk.go.id
AGENDA
Pelaporan Gratifikasi
Pelaporan LHKPN
DASAR HUKUM PENDAFTARAN
DAN PEMERIKSAAN LHKPN
1. Formulir LHKPN Model KPK – B adalah formulir perubahan harta kekayaan diisi
oleh Penyelenggara Negara (PN) yang telah memiliki Nomor Harta Kekayaan
(NHK) yaitu PN yang telah menyampaikan LHKPN (Model KPK – A /Form – A)
kepada Lembaga yang berwenang melakukan pendaftaran dan pemeriksaan
LHKPN, dengan kreteria antara lain meliputi :
a:kp\kape9\yulian\101199
SANKSI
98.841
2009 114.8
95.359
2008 110.892
76.116
2007 84.813
65.448 116.66
2006
52.137
2005 102.229
43.668
2004 88.823
32.002
2003 75.917
18.098
2002 47.025
9.833
2001 23.656
44
PELAPORAN LHKPN
79.181
67.294
58.745