HAIDAN
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA HUKUM DAN HAM
8 – 9 OKTOBER 2019
SISTEMATIKA PEMBELAJARAN
PESERTA MENGIKUTI PROSES BERIKUT AGAR MEMAHAMI
ANTI DAN MENJAUH DARI KORUPSI
VISITASI
memfasillitasi peserta menginternalisasi Nilai
Dasar Anti Korupsi & Peran Kedudukan ASN
Dalam NKRI melalui Experiencial Learning
2
KEGIATAN PELATIHAN (BM)
3
TUJUAN PELATIHAN
DESKRIPSI SINGKAT
memfasilitasi pembentukan nilai-nilai dasar anti korupsi melalui
pembelajaran penyadaran anti korupsi, menjauhi perilaku korupsi,
membangun sistem integritas, dan proses internalisasi nilai nilai dasar anti
korupsi.
HASIL BELAJAR
Mengaktualisasikan sikap dan perilaku yang amanah,
jujur, dan mampu mencegah terjadinya korupsi di lingkungannya.
4
MATERI ANTI KORUPSI DAN
MENJAUH DARI KORUPSI
5
TOPIK DISKUSI
Study Kasus Bagaimana Dampak Perilaku
Dan Tindak Pidana Korupsi Bagi Kehidupan
diri Pribadi Keluarga Bangsa Dan Negara ?
KORUPSI BAGAIKAN
BOM WAKTU
DASAR HUKUM
United Nations Convention Against Corruption,
2003 (Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa
menentang Korupsi,2003);
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 2006 Tentang Pengesahan United Nation
Convention Against Corruption, 2oo3 (Konvensi
Perserikatan Bangsa-bangsa Anti Korupsi, 2003);
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 30
Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi;
Penjelasan Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
DASAR HUKUM
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31
Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi;
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-
undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 1999 Tentang Penyelenggara Negara Yang
Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan
Nepotisme;
Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggara
Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi
Dan Nepotisme;
United Nations Convention Against Corruption, 2003
(Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa menentang Korupsi, 2003)
Pasal 1
Tujuan
(a)Meningkatkan dan memperkuat (c) Meningkatkan integritas,
upaya-upaya untuk mencegah dan akuntabilitas, dan pengelolaan
memberantas korupsi secara lebih yang baik urusan-urusan
efisien dan efektif; publik dan kekayaan publik.
(b)Meningkatkan, memfasilitasi, dan
mendukung kerja sama internasional
dan bantuan teknis dalam
pencegahan dan pemberantasan
korupsi, termasuk dalam
pengembalian aset;
United Nations Convention Against Corruption, 2003
(Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa menentang Korupsi, 2003)
Pasal 2
Penggunaan Istilah
(i) Setiap orang yang memegang (ii) Setiap orang yang melaksanakan
jabatan legislatif, eksekutif, fungsi publik, termasuk untuk
administratif, atau yudikatif di suatu instansi publik atau
suatu Negara Pihak, baik diangkat perusahaan publik, atau
atau dipilih, baik tetap atau untuk memberikan layanan umum,
sementara, baik digaji atau tidak sebagaimana dimaksud dalam
digaji, tanpa memperhatikan undang-undang nasional Negara
senioritas orang itu; Pihak dan sebagaimana berlaku di
bidang hukum yang sesuai di
Negara Pihak tersebut;
Kebijakan dan Praktek Pencegahan Korupsi
Pasal 1
Mengesahkan United Nations Salinan naskah asli United Nations
Convention Against Corruption, Convention Against Corruption,
2003 (Konvensi Perserikatan 2003 (Konvensi Perserikatan
Bangsa-Bangsa Anti Korupsi, 2003) Bangsa-Bangsa Anti Korupsi, 2003)
dengan Reservation (Pensyaratan) dengan Reservation (Pensyaratan)
terhadap Pasal 66 ayat (2) tentang terhadap Pasal 66 ayat (2) tentang
Penyelesaian Sengketa. Penyelesaian Sengketa dalam
bahasa Inggris dan terjemahannya
dalam bahasa Indonesia
sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari
Undang-Undang ini.
Undang undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002
Tentang Komisi Pemberantasan Korupsi
Pasal 1
Tindak Pidana Korupsi adalah tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Penyelenggara Negara adalah penyelenggara negara
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 28
Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
Pemberantasan tindak pidana korupsi adalah serangkaian
tindakan untuk mencegah dan memberantas tindak pidana
korupsi melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor,
penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di
sidang pengadilan, denganperan serta masyarakat
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
TUGAS, WEWENANG, DAN KEWAJIBAN
Pasal 6
a. koordinasi dengan instansi yang berwenang
melakukan pemberantasan tindak pidana
korupsi;
b. supervisi terhadap instansi yang
berwenang melakukan pemberantasan
tindak pidana korupsi;
c. melakukan penyelidikan, penyidikan, dan
penuntutan terhadap tindak pidana
korupsi;
d. melakukan tindakan-tindakan pencegahan
tindak pidana korupsi; dan
e. melakukan monitor terhadap
penyelenggaraan pemerintahan negara;
TUGAS, KOORDINASI
Pasal 5
Bagi pegawai negeri memberi atau Dipidana dengan pidana
atau penyelenggara menjanjikan sesuatu penjara paling singkat 1
negara yang menerima kepada pegawai negeri (satu) tahun dan paling
pemberian atau janji atau penyelenggara lama 5 (lima) tahun dan
negara dengan maksud atau pidana denda paling
supaya pegawai negeri sedikit Rp 50.000.000,00
atau penyelenggara (lima puluh juta rupiah) dan
negara tersebut berbuat paling banyak Rp
atau tidak berbuat 250.000.000,00 (dua ratus
sesuatu dalam lima puluh
jabatannya, yang juta rupiah) setiap orang
bertentangan dengan yang:
kewajibannya;
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001
Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Pelaku Jenis Perbuatan Ancaman Pidana
( Hukuman )
Pasal 6
hakim yang menerima memberi atau Dipidana dengan pidana
pemberian atau janji, menjanjikan sesuatu penjara paling singkat 3
atau advokat yang kepada hakim dengan (tiga) tahun dan paling lama
menerima pemberian maksud untuk 15 (lima belas) tahun dan
atau janji mempengaruhi putusan pidana denda paling sedikit
perkara yang diserahkan Rp 150.000.000,00
kepadanya untuk (seratus lima puluh juta
diadili; atau memberi atau rupiah) dan paling banyak
menjanjikan sesuatu Rp 750.000.000,00 (tujuh
kepada seseorang yang ratus lima puluh juta rupiah
menurut ketentuan
peraturan perundang-
undangan ditentukan
menjadi advokat
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001
Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Pelaku Jenis Perbuatan Ancaman Pidana
( Hukuman )
Pasal 7 huruf a
pemborong, ahli menerima penyerahan Dipidana dengan pidana
bangunan yang pada bahan bangunan atau penjara paling singkat 2
waktu membuat orang yang (dua) tahun dan paling lama
bangunan, atau menerima penyerahan 7 (tujuh) tahun dan atau
penjual bahan barang keperluan Tentara pidana denda paling sedikit
bangunan yang pada Nasional Indonesia dan Rp 100.000.000,00 (seratus
waktu menyerahkan atau Kepolisian Negara juta rupiah) dan paling
bahan bangunan, Republik Indonesia dan banyak Rp 350.000.000,00
melakukan perbuatan membiarkan perbuatan (tiga ratus lima puluh juta
curang yang dapat curang rupiah)
membahayakan
keamanan orang atau
barang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001
Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Pelaku Jenis Perbuatan Ancaman Pidana
( Hukuman )
Pasal 7 huruf b
setiap orang yang menerima penyerahan Dipidana dengan pidana
bertugas mengawasi bahan bangunan atau penjara paling singkat 2
pembangunan atau orang yang (dua) tahun dan paling lama
penyerahan menerima penyerahan 7 (tujuh) tahun dan atau
bahan bangunan, barang keperluan Tentara pidana denda paling sedikit
sengaja membiarkan Nasional Indonesia dan Rp 100.000.000,00 (seratus
perbuatan curang atau Kepolisian Negara juta rupiah) dan paling
Republik Indonesia dan banyak Rp 350.000.000,00
membiarkan perbuatan (tiga ratus lima puluh juta
curang rupiah)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001
Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Pelaku Jenis Perbuatan Ancaman Pidana
( Hukuman )
Pasal 7 huruf c
setiap orang yang pada menerima penyerahan Dipidana dengan pidana
waktu menyerahkan bahan bangunan atau penjara paling singkat 2
barang keperluan orang yang (dua) tahun dan paling lama
Tentara Nasional menerima penyerahan 7 (tujuh) tahun dan atau
Indonesia dan atau barang keperluan Tentara pidana denda paling sedikit
Kepolisian Negara Nasional Indonesia dan Rp 100.000.000,00 (seratus
Republik Indonesia atau Kepolisian Negara juta rupiah) dan paling
melakukan perbuatan Republik Indonesia dan banyak Rp 350.000.000,00
curang yang dapat membiarkan perbuatan (tiga ratus lima puluh juta
membahayakan curang rupiah)
keselamatan
negara dalam keadaan
perang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001
Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Pelaku Jenis Perbuatan Ancaman Pidana
( Hukuman )
Pasal 7 huruf d
setiap orang yang menerima penyerahan Dipidana dengan pidana
bertugas mengawasi bahan bangunan atau penjara paling singkat 2
penyerahan barang orang yang (dua) tahun dan paling lama
keperluan menerima penyerahan 7 (tujuh) tahun dan atau
Tentara Nasional barang keperluan Tentara pidana denda paling sedikit
Indonesia dan atau Nasional Indonesia dan Rp 100.000.000,00 (seratus
Kepolisian Negara atau Kepolisian Negara juta rupiah) dan paling
Republik Republik Indonesia dan banyak Rp 350.000.000,00
Indonesia dengan membiarkan perbuatan (tiga ratus lima puluh juta
sengaja membiarkan curang rupiah)
perbuatan curang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001
Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Pelaku Jenis Perbuatan Ancaman Pidana
( Hukuman )
Pasal 8
pegawai negeri atau menggelapkan uang atau Dipidana dengan pidana
orang selain pegawai surat berharga yang penjara paling singkat 3
negeri yang ditugaskan disimpan karena (tiga) tahun dan paling lama
menjalankan suatu jabatannya, atau 15 (lima
jabatan umum secara membiarkan uang atau belas) tahun dan pidana
terus menerus atau surat berharga tersebut denda paling sedikit Rp
untuk sementara waktu diambil atau digelapkan 150.000.000,00 (seratus lima
oleh orang puluh
lain, atau membantu juta rupiah) dan paling
dalam melakukan banyak Rp 750.000.000,00
perbuatan tersebut. (tujuh ratus lima puluh juta
rupiah) DST.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 Tentang
Penyelenggara Negara Yang Bersih Dan Bebas
Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme
1. Penyelenggara Negara adalah Pejabat 2. Penyelenggara Negara yang bersih
Negara yang menjalankan fungsi adalah Penyelenggara Negara yang
eksekutif, legislatif, atau yudikatif dan menaati asas-asas umum
pejabat lain yang fungsi dan tugas penyelenggaraan negara dan bebas
pokoknya berkaitan dengan dari praktek korupsi, kolusi dan
penyelenggaraan negara sesuai nepotisme, serta perbuatan tercela
dengan ketentuan peraturan lainnya.
perundangundangan yang berlaku.
Menanamkan
Nilai -nilai Dasar
Sadar Anti Korupsi
SUMBER GAMBAR
LEMBAGA ANTI KORUPSI REPUBLIK INDONESIA
Amati dan Analisis Peristiwa di bawah ini
Renungan
1. Negara Korup harus membayar biaya hutang yang lebih besar
( Depken and Lafountan, 2006 )
2. Harga Infrastruktur lebih tinggi ( Golden and Picci, 2005 )
3. Tingkat Korupsi yang tinggi meningkatkan ketimpangan
pendapatan dan kemiskinan (Gupta, Davoodi and Alonso-Terme,
2002 )
4. Korupsi menurunkan investasi (Paolo Mauro, 1995)
5. Persepsi Korupsi memiliki dampak yang kuat dan negatif
terhadap arus investasiasing (Shang, ADB)
6. Negara-negara yang dianggap memiliki tingkat korupsi yang
relatif rendah selalu menarik investasi lebih banyak daripada
negara rentan korupsi (Campos dan Pradhan, ADB)
Pengertian
APA ITU TINDAK PIDANA KORUPSI?
Tindak Pidana
+
Korupsi
a Muangthai
“Gin Moung”
Lingkaran dengan kode
yang menunjukan arti
dari berbagai istilah
korupsi :
a. Kerusakan atau China b
kebobrokan “Tanwu”
b. Makan Bangsa
c. Kerja Kotor
d. Keserakahan Latin
Bernoda
c Corruptio
Jepang
“Oshuko” d
Robert Klitgaard
Pengertian Korupsi
K=D+M–A
K orupsi
D iskresi
M onopoli
A kuntabilitas
Syed Husen Alatas
7 Jenis Korupsi
Korupsi Transaktif : Korupsi yang menunjukan adanya kesepakatan timbal
balik antara pemberi dan penerima, demi keuntungan
bersama. Kedua fihak sama-sama aktif menjalankan
perbuatan tersebut
Korupsi Ekstroaktif : Korupsi yang menyertakan bentuk-bentuk koersi
(tekanan) tertentu dimana fihak pemberi dipaksa
untuk menyuap guna mencegah kerugian yang
mengancam diri, kepentingan orang-orangnya, atau
hal hal yang dihargai
Korupsi Investif : Korupsi yang melibatkan suatu penawaran barang atau
jasa tanpa adanya pertalian langsung dengan
keuntungan bagi pemberi. Keuntungan diharapkan
akan diperoleh dimasa yang akan datang
Syed Husen Alatas
7 Jenis Korupsi
Korupsi Nepotistik : Korupsi yang berupa pemberian perlakuan khusus
kepada teman atau yang mempunyai kedekatan
hubungan dalam rangka menduduki jabatan publik
perlakuan pengutamaan dalam segala bentuk
yang bertentangan dengan norma atau peraturan
yang berlaku
Korupsi Autogenik : Korupsi yang yang dilakukan individu karena
mempunyai kesempatan untuk mendapat
keuntungan dari pengetahuan dan pemahamannya
atas sesuatu yang hanya diketahui sendiri
Korupsi Suportik : Korupsi yang yang mengacu pada penciptaan suasana
yang kondusif untuk melindungi atau
mempertahankan keberadaan tindak korupsi yang
lain.
Korupsi Defensif : Korupsi yang terpaksa dilakukan dalam rangka
mempertahankan diri dari pemerasan
Bentuk-Bentuk Korupsi
Suap/bribery.
Penggelapan (embezzlement)
Penipuan (fraud)
Pemerasan dalam jabatan (extortion)
Penyalahgunaan wewenang (abuse of
discretion)
Pemanfaatan kedudukan (exploiting a
conflict interest atau insider trading)
Nepotisme
Prinsip-Prinsip Penanggulangan
Pemberantasan Korupsi
• Korupsi adalah Extraordinary Crime.
• Center For International Crime
Prevention (CICP), suatu bagian
(organ) PBB yang yang berkedudukan
di Wina, mendefinisikan Korupsi
sebagai ‘missuse of (public) power for
private gain.
Penegakan Hukum di Indonesia
Semua jenis tersebut merupakan delik-delik yang diadopsi dari KUHP (pasal 1
ayat 1 sub c UU no.3/71
Korupsi Merugikan Keuangan Negara
H
ASY e he
BEL Ik bis
Ter I baju a
ma
h al
Korupsi Suap - Meyuap
U
AL h
M a
u d de
ge apin
u
d is
Korupsi Pemerasan
Korupsi di Indonesia
Korupsi sudah bukan
kejahatan biasa
Korupsi melanggar hak sosial
dan hak ekonomi
Penegakan hukum korupsi
mengalami berbagai
hambatan
Kontroversi Pemberantasan Korupsi:
https://nasional.kompas.com/read/2017/09/04/12302181/patrialis-akbar-divonis8-tahun
-penjara?page=all
. Penulis : Abba Gabrillin
(KPK) menahan tersangka kasus pengadaan
pesawat dan mesin pesawat dari Airbus
SAS dan Rolls-Royce PLC pada PT Garuda
Indonesia, Emirsyah Satar. Mantan Dirut PT
Garuda Indonesia itu keluar dari gedung
Merah Putih KPK menggunakan rompi
tahanan Rabu (7/8) sekitar pukul 17.31
WIB.
Partai Politik Hukum Kementerian
D Niat, Semangat & Komitmen Anti Korupsi
SPIRITUAL
ACCOUNTABILITY yang baik
akan menimbulkan Niat Baik
D Niat, Semangat & Komitmen Anti Korupsi
AMANAH, kesadaran
diri bahwa hidup Niat anti korupsi semakin kuat
kita harus bagi mereka yang ingat pada
dipertanggung NIAT Tuhannya, ia tidak ingin merusak
jawabkan mereka BAIK perjanjian dengan Tuhannya dan
yang amanah akan akan menjadi beban bagi
selalu ingat kehidupan sehari-hari
perjanjian dengan
Tuhannya, pada saat
di alam Ruh SPIRITUAL ACCOUNTABILITY yang
baik akan menimbulkan Niat Baik
SEMANGAT ANTI KORUPSI
KOMITMEN INTEGRITAS
SAAT ANDA TELAH MENCAPAI KESADARAN
ANTI KORUPSI SECARA MENYELURUH DAN
UTUH, MAKA HAL TERSEBUT TIDAK HANYA
SAMPAI MENJADI SEMANGAT, NAMUN
AKAN TERUS BERGERAK HINGGA MENJADI
KOMITMEN INTEGRITAS. ANDA SUDAH
MELANGKAH LEBIH JAUH , BUKAN SEKEDAR
MENGHINDARI NAMUN MENCARI SOLUSI
TERHADAP FENOMENA KORUPSI
• Komit
Integ men
ritas • Konsis
• Keperc
tensiayaan
Integ
ritas • Akunt
abilita
Integ • s Etika
ritas Profesi
Integ
ritas
NIAT
• Nilai-Nilai Sosial
KEJUJURAN
KETULUSAN
HATI
KEBERSAMAAN
KEPEDULIAN
KEADILAN
INDONESIA BEBAS DARI KORUPSI
INDONESIA BEBAS DARI KORUPSI
4. Dari pernyataan di bawah ini, manakah yang bertentangan dengan konsep spiritual
accountability:
A. Spiritual accountability yang baik akan menghasilkan niat baik, kemudian niat
baik akan mendorong untuk menghasilkan visi dan misi yang baik dan
diterjemahkan
menjadi usaha dan hasil terbaik
B. Spiritual accountability yang bail tidak menjamin untuk menghasilkan public
accountability yang baik, terbukti dengan banyak negara-negara yang
penduduknya dengan basis atau mayoritas beragama, layanan publiknya masih
jelek dan tingkat korupsinya masih tinggi
C. Spiritual accountability akan membuat manusia untuk selalu ingat pada tujuan
hidup dan kesadaran bahwa hidupnya harus dipertanggungjawabkan!
D. Kualitas spiritual accountability yang baik secara otomatis membuat manusia
berhati-hati atas akibat perbuatannya kepada manusia dan alam pada
umumnya!
Review Dan Diskusi Kasus
1 Tujuan review dan Diskusi Kasus
Lanjutan