DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4 / KELAS B :
1. ( 02103047 ) Arnol Wijaya
2. ( 02103054 ) Amalia Rana Kalauw
3. ( 02103062 ) Furqani Abdul Razaq
4. ( 02103067 ) Nur Munifah Anugrah Rezky
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak,
terutama dosen mata kuliah Pendidikan Budaya Anti Korupsi kami, Yaitu Ayu Wijaya,
S.Si, M.Si,Apt.Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat
sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta
pengalaman, sehingga nantinya kami dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini
menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik dari
aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan. Semua ini murni
didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik
dan saran kepada segenap pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan
kualitas di kemudian hari.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................................................2
D. Manfaat.......................................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
C. Tujuan Makalah
D. Manfaat Makalah
Adapun manfaat bagi penulis dan pembaca dari makalah ini adalah untuk
memahami / meningkatkan pengetahuan terlebih dibidang Pendidikan Budaya Anti
Korupsi mengenai hal-hal yang berkenaan dengan korupsi seperti bahaya korupsi,
dampak negatif yang ditimbulkan akibat korupsi, mengetahui konsep dan strategi
pemberantasan korupsi,dan juga sebagai upaya kita dalam pencegahan dan
pemberantasan korupsi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa Latin corruptio atau corruptus yang kemudian
dikatakan bahwa corruptio berasal dari bahasa Latin yang lebih tua, yaitu corrumpere.
Secara harfiah, korupsi adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat
disuap, tidak bermoral, dan penyimpangan dari kesucian.
Secara umum, pengertian korupsi adalah semua tindakan tidak jujur yang
memanfaatkan jabatan atau kuasa untuk mendapatkan keuntungan bagi pribadi atau
orang lain. Di Indonesia, tindak korupsi diatur dalam Undang-undang Nomor 31 Tahun
1999 Tentang Pemberantasan Tidak Pidana Korupsi.
Sedangkan berdasarkan undang-undang, korupsi adalah setiap orang yang secara
melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri, orang lain, atau suatu
korporasi yang dapat merugikan keuangan negara dan perekonomian negara.
A. Pencegahan
Korupsi masih terjadi secara masif dan sistematis. Praktiknya bisa berlangsung
di manapun, di lembaga negara, lembaga privat, hingga di kehidupan sehari-hari.
Melihat kondisi seperti itu, maka pencegahan menjadi layak didudukkan sebagai
strategi perdananya. Melalui strategi pencegahan, diharapkan muncul langkah
berkesinambungan yang berkontribusi bagi perbaikan ke depan. Strategi ini
merupakan jawaban atas pendekatan yang lebih terfokus pada pendekatan represif.
Paradigma dengan pendekatan represif yang berkembang karena diyakini dapat
memberikan efek jera terhadap pelaku tindak pidana korupsi (tipikor). Sayangnya,
pendekatan represif ini masih belum mampu mengurangi perilaku dan praktik
koruptif secara sistematis-massif. Keberhasilan strategi pencegahan diukur
berdasarkan peningkatan nilai Indeks Pencegahan korupsi, yang hitungannya
diperoleh dari dua sub indikator yaitu Control Of Corruption Index dan peringkat
kemudahan berusaha (ease of doing business) yang dikeluarkan oleh World Bank.
Semakin tinggi angka indeks yang diperoleh, maka diyakini strategi pencegahan
korupsi berjalan semakin baik.
B. Penegakkan Hukum
Masih banyak kasus korupsi yang belum tuntas, padahal animo dan
ekspektasi masyarakat sudah tersedot sedemikian rupa hingga menanti-nanti adanya
penyelesaian secara adil dan transparan. Penegakan hukum yang inkonsisten
terhadap hukum positif dan prosesnya tidak transparan, pada akhirnya, berpengaruh
pada tingkat kepercayaan (trust) masyarakat terhadap hukum dan aparaturnya.
Dalam tingkat kepercayaan yang lemah, masyarakat tergiring ke arah opini bahwa
hukum tidak lagi dipercayai sebagai wadah penyelesaian konflik. Masyarakat
cenderung menyelesaikan konflik dan permasalahan mereka melalui caranya
sendiri yang, celakanya, acap berseberangan dengan hukum.
Belum lagi jika ada pihak-pihak lain yang memanfaatkan inkonsistensi
penegakan hukum demi kepentingannya sendiri, keadaaan bisa makin runyam.
Absennya kepercayaan di tengah-tengah masyarakat, tak ayal, menumbuhkan rasa
tidak puas dan tidak adil terhadap lembaga hukum beserta aparaturnya. Pada suatu
tempo, manakala ada upaya-upaya perbaikan dalam rangka penegakan hukum di
Indonesia, maka hal seperti ini akan menjadi hambatan tersendiri. Untuk itu,
penyelesaian kasus-kasus korupsi yang menarik perhatian masyarakat mutlak perlu
dipercepat. Tingkat keberhasilan strategi penegakan hukum ini diukur berdasarkan
indeks Penegakan Hukum Tipikor yang diperoleh dari persentase penyelesaian
setiap tahapan dalam proses penegakan hukum terkait kasus Tipikor, mulai dari
tahap penyelesaian pengaduan Tipikor hingga penyelesaian eksekusi putusan
Tipikor. Semakin tinggi angka Indeks Penegakan Hukum Tipikor, maka diyakini
strategi Penegakan Hukum berjalan semakin baik.
Penyidikan
Dalam tahap penyidikan seorang yang ditetapkan tersangka tindak pidana
korupsi wajib memberikan keterangan kepada penyidik
Penuntutan
Dalam tahap penuntutan, penuntut umum melimpahkan kasus ke pengadilan
Tipikor disertai berkas perkara dan surat dakwaan.Dengan pelimpahan ini,
kewenangan penahanan secara yuridis beralih kepada hakim yang menangani.
b. Strategi Detektif
Upaya detektif adalah usaha yang diarahkan untuk mendeteksi terjadinya
kasus-kasus korupsi dengan cepat, tepat, dan biaya murah. Sehingga dapat
segera ditindaklanjuti.
Berikut upaya detektif pencegahan korupsi:
1. Perbaikan sistem dan tindak lanjut atas pengaduan dari masyarakat.
2. Pemberlakuan kewajiban pelaporan transaksi keuangan tertentu.
3. Pelaporan kekayaan pribadi pemegang jabatan dan fungsi publik.
4. Partisipasi Indonesia pada gerakan anti korupsi dan anti pencucian uang di
kancah internasional.
5. Peningkatan kemampuan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah atau
APFP dalam mendeteksi tindak pidana korupsi.
3. Strategi Represif
Upaya represif adalah usaha yang diarahkan agar setiap perbuatan korupsi
yang telah diidentifikasi dapat diproses dengan cepat, tepat, dan dengan biaya
murah. Sehingga para pelakunya dapat segera diberikan sanksi sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.
Upaya represif dalam mencegah tindak pidana korupsi adalah:
1. Penguatan kapasitas badan atau komisi anti korupsi.
2. Penyelidikan, penuntutan, peradilan, dan penghukuman koruptor besar dengan
efek jera.
3. Penentuan jenis-jenis atau kelompok korupsi yang diprioritaskan untuk
diberantas.
4. Pemberlakuan konsep pembuktian terbalik.
5. Meneliti dan mengevaluasi proses penanganan perkara korupsi dalam sistem
peradilan pidana secara terus menerus.
6. Pemberlakuan sistem pemantauan proses penanganan tindak korupsi secara
terpadu.
7. Publikasi kasus-kasus tindak pidana korupsi beserta analisisnya.
8. Pengaturan kembali hubungan dan standar kerja antara tugas penyidik tindak
pidana korupsi dengan penyidik umum, penyidik pegawai negeri sipil atau
PPNS, dan penuntut umum.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Korupsi memberikan dampak negatif yang sangat besar bagi kehidupan
masyarakat. Oleh sebab itu upaya pencegahan dan penindakan korupsi di Indonesia
memiliki arti dan peran yang sangat penting untuk menjamin konsistensi dan
efektivitas implementasi dengan pencegahan dan penindakan korupsi, diperlukan
komitmen yang tinggi dari pimpinan instansi-instansi pemerintah terkait, serta
dukungan elemen-elemen masyarakat.
B. Saran
Adapun saran dari kami sebagai upaya pencegahan dan penindakan korupsi di
Indonesia adalah :
Membangun situasi politik yang bersih dan sehat dari perbuatan atau tindakan
korupsi
Mengikuti pendidikan anti korupsi sejak dini
Pendidikan moral atau agama yang baik
Menegakkan hukum secara tegas dan adil dalam menyelesaikan kasus-kasus
korupsi
DAFTAR PUSTAKA
http://bpka.jogjaprov.go.id/index.php?
option=com_phocadownload&view=category&download=539:antikorupsi&id=42:artikel
&Itemid=67&start=10#:~:text=Keenam%20strategi%20itu%20adalah%3A
%20Pencegahan,%3B%20Kerjasama%20Internasional%3B%20dan%20Pelaporan
https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/03/26/02000091/upaya-pencegahan-
korupsi#aoh=16526786641513&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s
https://ditjenpp.kemenkumham.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=667:upaya-pemberantasan-korupsi-seiring-
kemajuan-teknologi-informasi&catid=107&Itemid=187
https://www.academia.edu/28402731/Upaya_Pencegahan_dan_Penindakan_Korupsi
https://www.lawyersclubs.com/bagaimana-proses-dan-mekanisme-penyelesaian-perkara-
pidana-pada-tingkat-penyelidikan-dan-penyidikan-dikepolisian-hukum-pidana-berita-
hukum-pengacara-lawyer-advokat-hukum-indonesia-kumparan-hukum-onlin/
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5803362/korupsi-pengertian-jenis-dan-cara-
memberantasnya