Anda di halaman 1dari 14

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

MAKALAH KELOMPOK 4
MENERAPKAN SIFAT ANTI KORUPSI DI KALANGAN
MAHASISWA

Dosen Pengampu:

Hj. RATNA WIDAYANTI, SH, MH

Anggota:

ERIC MAHENDRA (207984)

ESI MARSYA FITRI (207985)

NELSIKA TARISELELEU (208005)

RAINARU AZHA (187914)

AKBP KBP PADANG

Padang

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunianya sehingga makalah
yang berjudul “Menerapkan Sifat Anti Korupsi Di Kalangan Mahasiswa” ini dapat diselesaikan
meskipun masih terdapat banyak kekurangan di dalamnya.

Kami sebagai penulis dan penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dan masukan
dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Kami sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………1

DAFTAR ISI………………………………………………………………2

BAB 1 PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG………………………………………………..3

RUMUSAN MASALAH……………………………………….….3

TUJUAN DAN MANFAAT ……………………………………..3

BAB II

PENGERTIAN KORUPSI DAN ANTI KORUPSI …………………………………..4

PENERAPAN SIFAT ANTI KORUPSI…………………………………...6

PELAKSANAAN SIFAT ANTI KORUPSI…………………………………6

PERAN MAHASISWA TERHADAP ANTI KORUPSI……………………….7

BAB III

KESIMPULAN………………………………………………………8

SARAN……………………………………………………………….8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mahasiswa merupakan pelajar di perguruan tinggi. Dalam struktur Pendidikan Indonesia,


mahasiswa menduduki jenjang satuan Pendidikan tertinggi di antara yang lainnya. Pendidikan
anti korupsi bagi mahasiswa tidak terlepas dari pengetahuan yang didapatkan selama belajar di
kampus. Termasuk memberikan pengetahuan dalam proses pemberantasanya. Nilai-nilai korupsi
harus terus di tanamkan agar mahasiswa juga memiliki kompetensi dalam melakukan
pencegahan terhadap orang lain untuk korupsi. Tetapi juga melakukan pencegahan pada diri
sendiri untuk tidak melakukan korupsi. Sebagai contoh nyata bagi mahasiswa adalah
mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk melakukan ujian semester dan tidak menyontek saat
ujian. Itu menjadi contoh kecil tentang Pendidikan anti korupsi yang harus di pahami.
Keberanian mahasiswa untuk melakukan berbagai bentuk tindakan pencegahan korupsi
menjadi orientasi dalam pembentukan sifat dan karakter yang baik, terakhir adalah bagaimana
mahasiswa mampumengimplementasi perilaku anti korupsike dalam kehidupan sehari-hari
dalam kehodupan nyata dan menjadi contoh bagi orang lain.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu anti korupsi?


2. Bagaimana menerapkan sifat anti korupsi di kalangan mahasiswa?
3. Bagaimana pelaksaan penerapan anti korupsi di kalangan mahasiswa?
4. Apa penting Pendidikan anti korupsi di kalangan mahasiswa?
5. Apa peran mahasiswa dalam Pendidikan anti korupsi?

C. Tujuan

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk bagaimana menjadi mahasiswa yang


bersifat anti korupsi dan penerapan nya di lingkungan kampus. Bagaimana menjadi
seorang mahasiswa yang bersifat anti korupsi yang di mulai dari kehidupan sehari-hari.
Sifat anti korupsi sebaiknya sudah di mulai sejak Pendidikan dini agar terciptanya
generasi penerus yang gemilang.
BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN KORUPSI & ANTI KORUPSI

Korupsi berasal dari bahasa latin, corruptio atau corruptus. Asal kata Corruptio adalah
corrumpere, kata latin tua. Dari bahasa latin itulah turun kebanyak bahasa Eropa seperti Inggris yaitu
corruption, corrupt; Prancis yaitu corruption; dan Belanda yaitu corruptie, korruptie. Dari Bahasa Belanda
inilah, turun ke Bahasa Indonesia yaitu korupsi. (Andi Hamzah, 2005, Pemberantasan Korupsi) Korupsi :
kebejatan; ketidakjujuran; tidak bermoral; Penyimpangan dari kesucian (The Lexicon Webster
Dictionary, 1978).

Anti korupsi yaitu tingkah laku atau tindakan seseorang yang melanggar norma-norma dengan
tujuan memperoleh keuntungan pribadi dan merugikan negara atau masyarakat baik secara langsung
maupun tidak iangsung. Dengan demikian anti korupsi adalah suatu tindakan atau gerakan yang
dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat untuk memberantas tindakan korupsi. Gerakan anti korupsi di
Indonesia harus dilaksanakan secara sistematis dan berkelanjutan serta melibatkan semua komponen
negara termasuk didalamnya adalah masyarakat.

Dalam skala nasional tindakan-tindakan yang dilakukan oleh berbagai profesi dapat dikatagorikan
korupsi, seperti:

1. Menyuap hakim adalah korupsi. Mengacu kepada kedua pengertian korupsi di atas, maka suatu
perbuatan dikatagorikan korupsi apabila terdapat beberapa syarat, misalnya dalam pasal 6 ayat (1)
huruf a UU no. 20 tahun 2001. Maka untuk menyimpulkan apakah suatu perbuatan termasuk
korupsi harus memenuhi unsur-unsur :

 Setiap orang,

 Memberi atau menjanjikan sesuatu,

 Kepada hakim,

 Dengan maksud untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili.
2. Pegawai Negeri menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatan adalah korupsi. Pasal 11 UU
no. 20 tahun 2001 menyatakan, bahwa Untuk menyimpulkan apakah seorang Pegawai Negeri
melakukan suatu perbuatan korupsi memenuhi unsurunsur :

 Pegawai Negeri atau penyelenggara Negara,

 Menerima hadiah atau janji,

 Diketahuinya,Patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan karena kekuasaan atau
kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya dan menurut pikiran orang yang memberikan
hadiah atau janji tersebut ada hubungan dengan jabatannya.

3. Menyuap advokat adalah korupsi. Mengacu kepada kedua pengertian korupsi di atas, maka suatu
perbuatan dikatagorikan korupsi apabila terdapat beberapa syarat, misalnya dalam pasal 6 ayat (1)
huruf a UU no. 20 tahun 2001 yang berasal dari pasal 210 ayat (1) KUHP yang dirujuk dalam
pasal 1 ayat (1) huruf e UU no. 3 tahun 1971, dan pasal 6 UU no.31 tahun 1999 sebagai tindak
pidana korupsi yang kemudian dirumuskan ulang pada UU no. 20 tahun 2001, maka untuk
menyimpulkan apakah suatu perbuatan termasuk korupsi harus memenuhi unsurunsur :

 Setiap orang,

 Memberi atau menjanjikan sesuatu,

 Kepada advokat yang menghadiri sidang pengadilan,

 Dengan maksud untuk mempengaruhi nasihat atau pendapat yang akan diberikan berhubung
dengan perkara yang diserahkan kepada pengadilan untuk diadili.

Ada beberapa langkah untuk memberantas korupsi (anti korupsi), yaitu:

a. Mengadakan diagnosis jenis korupsi dan penyebarluasannya. Pada langkah ini dilakukan
kajian yang mendalam melalui penelitian khusus dan diskusi-diskusi mengenai daerah-
daerah atau unit-unit yang rawan korupsi.

b. Menyusun sebuah strategi dengan fokus pada sistem, yaitu menganalisa pilihan-pilihan
langkah, dampak dari langkah tersebut dan biaya yang dibutuhkan dalam setiap langkah.
c. Menyusun strategi pelaksanaan, langkah ini meliputi :Menyebarluaskan upaya
pemberantasan korupsi melalui media. Menjalin kerja sama dengan birokrasi, bukan
memusuhinya.Memperkuat kemampuan lembaga-lembaga melalui pelatihanpelatihan.

 menyelaraskan langkah-langkah pemerintah daerah dengan pemerintah pusat dan


adanya koordinasi dan pembagian tanggung jawab.

 “petik buah ranum yang terjangkau”, artinya pilihlah terlebih dahulu masalah-
maslah yang mudah diatasi.

 kerjasama dengan kekuatan-kekuatan yang mendukung baik kekuatan nasional,


internasional, LSM maupun swasta.

 membasmi budaya kebal hukum dengan cara membawa koruptor kelas kakap ke
pengadilan.

d. Mencari jalan agar kampanye anti korupsi dapat mendorong perubahan yang lebih luas
dan dalam.

Langkah-langkah tersebut di atas tidak akan bisa mengurangi tindakan korupsi masyarakat bila
tidak dilakukan secara bersama-sama, baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Oleh sebab itu, di
bawah ini akan dibahas mengenai instrumen antikorupsi yang meliputi hukum yang mempunyai daya
cegah terhadap tindakan korupsi, dan lembagalembaga yang menegakkan hukum tersebut dan menuntut
orang-orang yang melakukan tindakan korupsi.

Peraturan Hukum yang Mengatur Masalah Korupsi :

Perangkat hukum dibuat untuk mengadili orang-orang yang telah melakukan tindakan korupsi
dan sekaligus mempunyai daya cegah yang tinggi karena mempunyai sanksi yang sangat berat. Semakin
berat sanksi hukum yang diberikan terhadap koruptor, semakin kuat daya cegah melawan korupsi, karena
orang yang akan melakukan korupsi akan berfikir lebih panjang.

Ada beberapa perangkat hukum yang mengatur masalah korupsi, yaitu:

1) Tap MPR No. VII/MPR/2001 tentang rekomendasi arah kebijakan pemberantasan dan
pencegahan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;
2) UU No.28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
KKN;

3) UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;

4) UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;

5) UU No.5 Tahun 2004 tentang Pembentukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

6) Peraturan Pemerintah No 56 Tahun 2001 tentang pelaporan Penyelenggaraan Pemerintah


Daerah;

7) Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 200 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta
Masyarakat dan Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi;

8) Peraturan Pemerintah No.67 Tahun 1999 tentang Tata cara Pemantauan dan Evaluasi
Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Komisi Pemeriksa.

Lembaga yang Mengurusi Masalah Korupsi di Indonesia :

a. Kejaksaan dan Kepolisian

Kepolisian mempunyai tugas untuk memeriksa dan mengadakan penyelidikan dan


penyidikan dalam rangka mengumpulkan buktibukti agar koruptor dapat diajukan ke pengadilan
melalui kejaksaan. Dengan demikian, tugas kejaksaan adalah untuk menuntut koruptor dengan
hukuman sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Berdasarkan KUHP (Kitab UndangUndang
Hukum Pidana) disebutkan Penyidik dalam tindak pidana korupsi mempunyai hak untuk:

 meminta keterangan kepada tersangka tentang seluruh harta bendanya dan harta benda istri atau
suami, anak, dan harta benda setiap orang atau korporasi;

 meminta keterangan kepada bank tentang keadaan keuangan tersangka;

 membuka, memeriksa, dan menyita surat kiriman melalui pos, telekomunikasi, atau alat lainnya
yang dicurigai mempunyai hubungan dengan tindak pidana korupsi yang sedang diperiksa.
b. Komisi Pemeriksa

UU No. 28 Tahun 1999, tentang penyelenggara negara yang bersih dan bebas KKN,
mengamanatkan kepada presiden selaku kepala negara untuk membentuk Komisi Pemeriksa.
Komisi Pemeriksa merupakan lembaga independen yang bertanggung jawab langsung kepada
presiden selaku kepala negara, yang berfungsi untuk mencegah praktik-praktik korupsi, kolusi,
dan nepotisme. Adapun tugas dan wewenang Komisi Pemeriksa adalah:

 melakukan pemantauan dan klarifikasi atas harta kekayaan penyelenggara negara;

 meneliti laporan dan pengaduan masyarakat, lembaga swadaya masyarakat atau instansi
pemerintah tentang dugaan adanya KKN dari para penyelanggara negara;

 melakukan penyelidikan atas inisiatif sendiri mengenai harta kekayaan penyelenggara negara
berdasarkan petunjuk adanya KKN terhadap penyelenggara negara yang bersangkutan;

 meminta pejabat yang berwenang membuktikan dugaan KKN sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang berlaku.

c. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

Komisi Pemberantasan Korupsi dibentuk berdasarkan Undang-Undang No.5 Tahun 2004,


yang anggota-anggotanya terdiri dari nsur pemerintah dan masyarakat. Dari unsur pemerintah
meliputi keasaan, kepolisian dan lembaga lain yang berkaitan dengan pemberantasan korupsi.
Sedangkan dari unsur masyarakat dapat berupa LSM aembaga Swadaya Masyarakat) dan
organisasi sosial politik. Tugas dan wewenang KPK hampir sama dengan kewenangan Komisi
Pemeriksa.

Peran Serta Masyarakat

Untuk memberdayakan masyarakat dalam rangka mewujudkan penyelenggara negara yang bersih
dan bebas KKN, masyarakat diharapkan tetap bergairah dalam melaksanakan kontrol sosial secara
maksimal. Peran serta masyarakat tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk:

 hak mencari, memperoleh dan memberikan informasi tentang penyelenggara negara;


 hak untuk memperoleh pelayanan yang sama dan adil dari penyelenggara negara;

 hak menyampaikan saran dan pendapat serta tanggung jawab terhadap kebijakan
penyelenggara negara;

 hak memperoleh perlindungan hukum.

MENERAPKAN SIFAT ANTI KORUPSI DI KALANGAN MAHASISWA

Pendidikan merupakan pilar penting untuk membentuk karakter generasi muda. Salah
satu pendidikan yang dinilai sangat penting bagi generasi muda adalah pendidikan anti korupsi.
Hampir setiap universitas atau perguruan tinggi di Indonesia sudah memberikan pendidikan anti
korupsi sebagai mata kuliah wajib bagi setiap mahasiswanya. Pendidikan anti korupsi adalah
pendidikan yang bertujuan untuk membangun kepedulian warga negaranya khususnya kepada
generasi muda terhadap bahaya dari tindakan korupsi. Tujuan utama dari pendidikan anti
korupsi adalah memperlihatkan fenomena korupsi sampai dengan akibat dari korupsi itu sendiri.
Oleh karena itu, pendidikan anti korupsi merupakan pendidikan penanaman nilai-nilai dasar
untuk membentuk sifat anti korupsi dari setiap mahasiswa.

Berdasarkan rumusan yang dibuat oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), ada
sembilan nilai dasar yang perlu ditanamkan melalui pendidikan anti korupsi terutama kepada
mahasiswa, yaitu kejujuran, adil, berani, sederhana, tanggung jawab, disiplin, kerja keras, hemat
dan mandiri. Selain untuk menanamkan kesembilan nilai dasar tersebut, tujuan lainnya
mempelajari pendidikan anti korupsi adalah sebagai berikut :

1. Memahami Pengetahuan tentang Korupsi

Banyak hal yang dapat diketahui mengenai korupsi. Mulai dari kriteria, penyebab,
sampai dengan akibat perbuatan korupsi itu sendiri. Mahasiswa diharapkan
mendapatkan pengetahuan tersebut secara menyeluruh agar mereka dapat mengenal
perbuatan korupsi, dapat membedakan kejahatan korupsi dengan kejahatan yang
lainnya, dapat membedakan mana perbuatan baik dan perbuatan buruk dan juga dapat
membuat pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam menilai sesuatu. Dengan
pertimbangan tersebut, mahasiswa dapat menentukan perilaku yang akan dilakukan.

Mahasiswa juga diharapkan dapat mempunyai argumen yang jelas terhadap


perbuatan korupsi yang dianggap sebagai perbuatan yang harus dihindari serta
merugikan banyak pihak dan juga dapat menilai perbuatan korupsi di sekitar
lingkungan mereka.

2. Dapat Merubah Sikap

Memang tidak mudah untuk dapat merubah sikap yang telah dimiliki sebelumnya.
Apalagi jika sifat tersebut berlawanan dengan sifat sebelumnya. Contohnya seperti jika
sebelumnya tidak dapat membiasakan hidup tepat waktu, berbuat curang pada saat ujian
sampai menyogok aparat penegak hukum pada saat melanggar lalu lintas. Jika sikap
tersebut telah berkelanjutan, maka akan terasa sulit untuk mengubahnya dan tidak
melakukan hal tersebut.

Dengan adanya pendidikan anti korupsi, sifat-sifat seperti itu perlu untuk diubah
sesuai dengan nilai-nilai dasar anti korupsi. Memang, diperlukannya waktu untuk
mengatasi hal ini karena ketika menerapkan pengetahuan sifat-sifat anti korupsi ke dalam
suatu tindakan yang tidak biasa dilakukan membutuhkan waktu yang lama.

3. Dapat Mengembangkan Sikap

Dalam pengembangan sikap, pendidikan anti korupsi memberikan perhatian yang


cukup besar untuk pengembangan sikap mahasiswa. Pendidikan anti korupsi bukanlah
suatu aturan yang dibuat oleh orang dan harus diikuti oleh orang lain karena korupsi
adalah suatu kejahatan yang dapat dihindari.

Pada dasarnya, pendidikan anti korupsi akan mengatur mahasiswa agar dapat
berperilaku sesuai dengan norma yang ada di dalam masyarakat. Untuk mengembangkan
sikap dari nilai dasar anti korupsi, diperlukannya langkah yang dapat dilakukan, seperti
melibatkan para generasi muda secara langsung dalam aktifitas sosial di lingkungan
sekitar dan juga memberikan kesempatan untuk generasi muda mengembangkan
pemahaman yang mereka miliki.

PELAKSANAAN PENERAPAN SIFAT ANTI KORUPSI DI KALANGAN MAHASISWA

Pendidikan anti korupsi bagi mahasiswa tidak terlepas dari pengetahuan yang
didapatkannya selama belajar di kampus. Termasuk memberikan pengetahuan dalam proses
pemberantasannya. Nilai-nilai korupsi harus terus ditanamkan agar mahasiswa juga memiliki
kompetensi dalam melakukan pencegahan pada orang lain untuk korupsi.

Pendidikan karakter anti korupsi mahasiswa harus disosialisasikan secara terus menerus
karena ini penting untuk pembangunan bangsa yang bebas dari kata korupsi. Sebagai mahsiswa
harus mampu melaksanakan sifat anti korupsi sejak menempuh Pendidikan dan sampai di dunia
kerja. Pelaksanaan sifat anti korupsi di kalangan mahasiswa di mulai dari hal kecil seperti:

a) Tidak bolos kuliah dengan cara menitip absensi kepada teman, jangan anggap
sepele perbuatan ini karena ini menunjukan sifat korupsi di dunia mahasiswa.
Tidak hanya sekedar menipu dosen tetapi berdampak pada diri sendiri.
b) Tidak Menyontek saat ujian maupun di dalam setiap pengerjaan tugas kuliah
yang di berikan oleh dosen.jadilah mahasiswa yang jujur dan mempersiapkan
segala nya dengan kemampuan diri kita sendiri.
c) Tidak melakukan cpy paste yang tidak sewajarnya tanpa berpikir panajng ini
merupakan contoh sikap korupsi.
d) Tidak memalsukan data-data untuk kepentingan pribadi dan tidak
mementingkan atau memikirkan kedepannya.
e) Tidak menggunakan uang kuliah yang di berikan orang tua untuk hal yang
tidak berguna.

PERAN MAHASISWA DALAM PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

Untuk dapat berperan secara optimal dalam pemberantasan atau anti korupsi adalah
terlebih dahulu pembenahan terhadap diri dan kampusnya. Dengan kata lain, mahasiswa harus
mendemonstrasikan bahwa diri dan kampusnya harus bersih dan jauh dari perbuatan korupsi.
Untuk mewujudkan hal tersebut, upaya pemberantasan korupsi di mulai dari awal masuk
perkuliahan, dimana mahasiswa diharapkan mengkritisi kebijakan internal kampus dan sekaligus
melakukan pressure agarvpemerintah dan undang-undang yang yang mengatur Pendidikan tidak
memberikan peluang terjadinya korupsi. Disamping itu, mahasiswa melakukan control terhadap
jalannya kegiatan kampus dengan baik tanpa adanya sifat-sifat korupsi.

Selanjutnya adalah mahsiswa dapat melaporkan kepada pihak-pihak yang berwenang atas
penyelewengan yang ada. Selain itu, mahasiswa juga bias melakukan kegiatan edukasi kepada
rekan-rekannya maupun kepada mahasiswa baru agar dapat menghindari praktik-praktik yang
tidak sehat. Di lingkungan perkuliahan mahasiswa juga dapat penekanan terhadap moralitas
dalam berkompetensi untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat. Upsys ysng preventative yaitu
daapat melakukan jalan sadar dan mebentangi diri dari rasa malas.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mahasiswa sangat berperan aktif dalam penerapan sifat anti korupsi karena sebagai generasi
yang akan memajukan bangsa ini kedepannya.sifat anti korupsi merupakan sifat yang harus ada
dalam diri setiap mahasiswa bukan saja itu yang perlu di tanamkan namun mempunyai karakter
yang baik dan moralitas yang sesuai dengan pribadi sendiri sangat menetukan kemajuan dan
pembangunan bangsa kedepannya.

Penerapan anti korupsi ini dengan kekuatan yang berupa semangat dapat menyuarakan dan
memperjuangkan nilai-nilai kebenaran serta keberanian dalam menentang segala bentuk ketidak
adilan dengan prilaku korupsi ini. Mahasiswa menempati posisi yang paling penting dalam
upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Kekuatan tersebut bagaikan pisau bermata dua, di
satu sisi mahsiswa bias mendorong dan menggerakkan masyarakat untuk bertindak atas ketidak
adilan system termasuk di dalamnya tindakan penyelewengan jabatan dan korupsi. Sedangkan di
sisi lain, mahasiswa merupakan factor penekanbagi penegakkan hokum bagi pelaku korupsi serta
pegawai bagi terciptanya kebijakan public yang berpihak kepada kepentingan masyarakat
banyak.

B. Saran

Itu penjelasan seputar pentingnya mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi bagi mahasiswa serta
penerapan sifat anti korupsi di kalangan mahasisswa. Jadi, jika penerapan sifat anti korupsi anti
itu dilaksanakan dalam jangka panjang dan diterapkan sesuai dengan nilai-nilai dasar anti
korupsi, maka akan dapat berkontribusi terhadap upaya pencegahan terjadinya tindakan korupsi
khususnya untuk kita para generasi muda. Kita sebagai penerus bangsa harus terus meningkatkan
sifat anti korupsi di dalam diri kita sendiri sebagai mahasiswa yang aktif dan memiliki
kompetensi dalam bersaing secara sehat.

NAMA ANGGOTA KELOMPOK YANG AKTIF

1. ESI MARSYA FITRI (207985)

2. ERIC MAHENDAR (207984)

3. NELSIKA TASIRELELU (208005)

4. RAINARU AZHA (187914)

Anda mungkin juga menyukai