Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PRAKTIK DAN KOMPETENSI DASAR PENYULUHAN ANTIKORUPSI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan dan Budaya Antikorupsi

Dosen Pengampu : Dr. Yuni Kusmiyati, SST., MPH

Disusun Oleh :

Kelompok 11

1. Hanifah Nabilah Akna (P07124221044)


2. Devis Avrilian Aisyah (P07124221045)
3. Januar Woro Maninggar (P07124221046)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN + PROFESI

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wr.wb

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Praktik dan
Kompetensi Dasar Penyuluhan Anti Korupsi".

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan dan


Budaya Anti Korupsi. Kami menyadari masih banyak kekurangan pada makalah
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca.
Terimakasih.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wr.wb

Yogyakarta, 28 September 2021

Kelompok 11

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 4

A. Praktik Penyuluhan Anti Korupsi ................................................... 4


B. Penanganan Konflik dalam Penyuluhan ......................................... 6
C. Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) dalam Penyuluhan ................. 10
BAB III PENUTUP .................................................................................... 12

A. Kesimpulan ..................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Korupsi merupakan musuh bersama, bukan hanya persoalan
nasional akan tetapi merupakan persoalan internasional, bersifat universal
dan lintas negara (national border). Kecanggihan teknologi dan
perkembangan ekonomi global memungkinkan tindak pidana korupsi
terjadi dan menimbulkan dampak negatif di beberapa negara. Sehingga
perlu bagi masyarakat dunia bersama-sama mengambil langkah-langkah
strategis untuk menanggulangi dan memberantas tindak pidana korupsi.
Di dalam preamble United Nations Convention Against Corruption
yang telah diterima oleh Majelis Umum PBB pada 31 Oktober 2003, antara
lain dinyatakan bahwa korupsi merupakan:
1. Ancaman bagi keamanan dan kestabilan masyarakat (threat
to the stability and security of societies)
2. Merusak nilai-nilai dan lembaga-lembaga demokrasi
(undermining the institutions and values of democracy)
3. Merusak nilai-nilai moral dan keadilan (undermining ethical
values and justice)
4. Membahayakan “pembangunan yang berkelanjutan” dan
“rule of law” (jeopardizing sustainable development and the
rule of law)
5. Mengancam stabilitas politik (threaten the political
stability).
Secara internasional korupsi diakui sebagai fenomena global yang
bersifat extra ordinary crime. Sifatnya sebagai kejahatan yang luar biasa
tersebut tentunya diperlukan pendekatan-pendekatan lain yang bersifat luar
biasa pula (extra ordinary measure). Perubahan pendekatannya tidak
terbatas pada kebutuhan perubahan yang bersifat instrumental saja, akan

1
tetapi diperlukan perubahan pendekatan yang bersifat paradikmatik.
Pendekatan pemberantasan korupsi dengan hukum sebagai instrumen
utamanya, lebih mengutamakan pendekatan-pendekatan yang bersifat
represif, dengan melakukan penindakan terhadap pelaku tindak pidana
dengan tujuan utamanya adalah penjeraan dan perlindungan masyarakat.
Dampaknya yang sangat masif membutuhkan sistem yang baik
untuk dapat melakukan pencegahan terhadapnya. Ada tiga cara
pemberantasan korupsi yaitu pertama melalui penindakan sehingga
mendorong masyarakat takut korupsi, kedua melalui program pencegahan
sehingga masyarakat tidak bisa korupsi dan ketiga melalui pendidikan serta
peran serta masyarakat sehingga masyarakat tidak ingin korupsi. Penyuluh
antikorupsi mengambil peran di jalan ketiga. Oleh karena itu, program
penyuluhan mengenai anti korupsi perlu dilakukan dengan tujuan memberi
pendidikan mengenai korupsi dan bahayanya, serta mencegah terjadinya
korupsi. Selain itu, menjadi penyuluh harus memiliki keterampilan dasar
untuk menerapkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan menangani
konflik yang muncul dalam kegiatan penyuluhan untuk menunjang
efektivitas kegiatan penyuluhan antikorupsi. Untuk itu sebagai seorang
penyuluh perlu adanya pemahaman mengenai praktik penyuluhan
antikorupsi dan penunjang keberhasilan serta efektivitas penyuluhan
antikorupsi.

B. Rumusan Masalah
Dengan adanya latar belakang diatas, maka dapat diperoleh rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan praktik penyuluhan antikorupsi?
2. Bagaimana langkah menangani konflik dalam penyuluhan
antikorupsi?
3. Apa saja langkah yang ditempuh untuk menerapkan K3 dalam
penyuluhan antikorupsi?

2
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui cara pelaksanaan praktik penyuluhan
antikorupsi
2. Untuk mengetahui langkah menangani konflik dalam
penyuluhan antikorupsi
3. Untuk mengetahui langkah yang ditempuh untuk menerapkan
K3 dalam penyuluhan antikorupsi.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Praktik Penyuluhan Antikorupsi


Penyuluh antikorupsi adalah agen perubahan yang turut serta
bersama KPK memberantas korupsi melalui kegiatan penyuluhan
antikorupsi. Adapun 3 langkah praktis menyuluh antikorupsi, diantaranya:
1. Menyiapkan materi penyuluhan antikorupsi
a. Contoh materi dasar
- Memiliki semangat perlawanan terhadap korupsi
- Menyadari bahaya dan dampak korupsi termasuk perilaku
koruptif, kolusi, dan nepotisme
- Mampu berpikir kritis terhadap masalah korupsi
- Mengaktualisasikan nilai-nilai integritas
- Contoh-contoh berbagai usaha mencegah dan menentang
korupsi
- Tujuan akhir dari berbagai usaha mencegah dan menentang
korupsi
- Indikator keberhasilan pemberantasan korupsi
- Referensi/role model negara/daerah/instansi yang
antikorupsi
- Dampak korupsi dalam berbagai bidang/sektor
- Perbandingan antara kerugian keuangan negara dengan
hukuman finansial koruptor
- Pengertian dan unsur-unsur biaya sosial korupsi
- Hubungan antara dampak korupsi, biaya sosial korupsi, dan
indikator keberhasilan pemberantasan korupsi
- Pengertian korupsi
- Faktor-faktor dan teori penyebab korupsi
- Dasar hukum pemberantasan korupsi di Indonesia

4
- 30 delik tindak pidana korupsi dan pengelompokannya
- Perbedaan gratifikasi, uang pelicin, pemerasan, dan suap
- Strategi dan rencana aksi pemberantasan korupsi
- Integritas dan nilai-nilai antikorupsi
b. Materi lanjut
- Tindak lanjut yang harus dilakukan masyarakat/kelompok
sasaran adalah mengimplementasikan rencana aksi
pemberantasan korupsi sesuai dengan kapasitasnya masing-
masing.
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok
sasaran sehingga mampu mengimplementasikan rencana
aksinya di masing-masing fokus area yang dipilih.
- Melaporkan dugaan tindak pidana korupsi
- Melaporkan LHKPN
- Membangun unit pengendali gratifikasi
- Membangun zona integritas
- Memantau layanan publik
- Melaksanakan pengadaan barang dan jasa berintegritas
- Membangun tata kelola kampus berintegritas
- Membangun tata kelola sekolah berintegritas
- Membangun bisnis berintegritas
- Melakukan kajian dan penelitian
- Mengembangkan media kampanye antikorupsi
- Membangun politik cerdas berintegritas
2. Melakukan langkah-langkah penyuluhan antikorupsi berdasarkan
SKKNI penyuluh antikorupsi
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pelaksanaan
d. Evaluasi
e. Pelaporan

5
Selain 5 (lima) langkah dasar diatas, seorang penyuluh antikorupsi
harus memiliki kompetensi penanganan konflik dalam penyuluhan dan
penerapan K3 dalam penyuluhan sebagai penunjang keberhasilan dan
efektivitas kegiatan penyuluhan antikorupsi.
3. Memfasilitasi kegiatan analisis dan bedah kasus korupsi dalam kegiatan
penyuluhan antikorupsi
Berikut ini langkah memfasilitasi kegiatan analisis dan bedah kasus
korupsi berdasarkan SKKNI penyuluh antikorupsi.
a. Menyiapkan contoh kasus korupsi
b. Memfasilitasi diskusi interaktif
c. Memfasilitasi simulasi berperan peran
d. Memfasilitasi penyusunan rencana aksi kelompok sasaran
e. Menyusun laporan pelaksanaan

B. Penanganan Konflik dalam Penyuluhan


1. Pengertian konflik
Konflik merupakan sesuatu yang melekat dalam kehidupan manusia
baik secara personal, komunal dan institusional. Konflik merupakan
ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok
dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini,
pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih
individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami (Pace and Faules,
1994). Konflik merupakan perbedaan pandangan, kebutuhan, sasaran
dan tujuan yang berpengaruh terhadap hubungan antara dua belah pihak
atau lebih.
2. Penyebab terjadinya konflik
a. Setiap individu/kelompok berinteraksi untuk memenuhi
kebutuhannya
b. Keterbatasan akses terhadap sumber daya
c. Presepsi harapan dan tujuan yang berbeda
d. Kekuasaan atau kekuatan antar kelompok

6
3. Cara penanganan konflik dalam penyuluhan
a. Mengelola konflik secara langsung
Langkah ini melibatkan sejumlah proses yang mendukung,
membangun dan memelihara prinsip-prinsip serta praktek yang
disepakati dan saling menguntungkan pihak-pihak yang berkonflik.
Suatu komitmen dan tindakan yang dibangun secara bersama dalam
menangani masalah yang dihadapi untuk memperoleh pola
penyelesaian langsung terkait dengan peran dan fungsi masing-
masing pihak.
b. Komunikasi intrapersonal
Komunikasi intrapersonal yaitu cara penanganan konflik
dengan penyampaian pesan tatap muka langsung atau melalui
berbagai media dengan menggunakan bahasa verbal dan non verbal
antara dua orang secara berduaan saja atau dalam kelompok.
c. Mengidentifikasi dan menganalisa konflik
Cara mengidentifikasi konflik yaitu dengan menganalisa
karakteristik, jenis, pola, penyebab, dan ciri-ciri konflik,
diantaranya:
1. Karakteristik konflik
- Muncul sebagai respon ketidakadilan atau kesenjangan yang
terjadi dalam masyarakat
- Mempengaruhi orientasi dan tujuan individu atau kelompok
- Intensitas berlangsung secara dinamis dan terpola
- Membutuhkan pendekatan dan pengelolaan yang sistematis
dan komperehensif
- Jika tidak terkendali kerap kali menimbulkan tindak
kekerasan
- Dapat diarahkan secara positif
- Arah dan tujuan menjadi terbatas dan masing-masing pihak
semakin berkurang sikap komprominya serta dapat
mengarahkan ke hal negatif.

7
2. Jenis konflik
- Konflik negatif, yaitu menjelaskan ketimpangan akibat
struktur kekuatan yang tidak seimbang dalam melakukan
akses dan kontrol terhadap sumber daya.
- Konflik kepentingan, yaitu pertentangan yang terjadi akibat
persaingan yang dirasakan menjadi kebutuhan yang harus
dipenuhi atau yang secara nyata memang tidak bersesuaian.
- Konflik nilai, yaitu pertentangan terjadi akibat perbedaan
sistem nilai atau keyakinan yang dianut oleh pihak-pihak
terkait.
- Konflik hubungan, yaitu pertentangan disebabkan ikatan
sosial atau interaksi sosial antar pribadi, antarkelompok,
antarkomunitas dan antarorganisasi.
- Konflik data, yaitu pertentangan menyangkut keabsahan dan
penggunaan metode analisis data yang dipergunakan untuk
pengambilan keputusan.
3. Pola konflik
- Interpersonal, manusia sebagai sering mengalami
pertentangan dalam diri menyangkut nilai-nilai, pilihan,
harapan dan komitmen.
- Interpersonal, pola konflik yang berbuhungan dengan
pertentangan antara dua orang pada tingkat hubungan
personal.
- Antar peran, pertentangan antara dua orang atas pembagian
kerja atau tugas (misal : manager, petugas dan pengawas).
- Antar kelompok/organisasi, pertentangan yang terjadi antara
dua kelompok atau lebih yang memiliki kekuatan seimbang
atau berbeda jenis., militer dengan kelompok pro-demokrasi.
- Antar komunitas, pertentangan antara dua kelompok besar
yang dipersatukan oleh wilayah, adat, agama/nilai-nilai,
sejarah atau filsafat tertentu.

8
4. Penyebab konflik
- Perbedaan antar individu
- Perbedaan kebudayaan
- Perbedaan kepentingan
- Perbedaan sosial
5. Ciri-ciri konflik
- Arah dan tujuan menjadi terbatas dan masing-masing pihak
semakin berkurang sikap komprominya
- Stereotipe semakin kuat
- Semakin menghindari komunikasi yang membuka diri dan
membangun kepercayaan
- Masing-masing kelompok semakin kohesif sebagai sebuah
kelompok dan semakin negatif terhadap kelompok lain
- Pemimpin dan kekuasaan politik semakin kuat dan tidak
kenal kompromi pada perbedaan
- Tidak mengupayakan titik temu atau penyelesaian yang
menguntungkan kedua belah pihak
- Kurangnya inisiatif untuk membangun komunikasi dan
upaya perdamaian.
d. Mediasi dan negosiasi
Mediasi merupakan cara penyelesaian dengan melibatkan
pihak ketiga, yaitu pihak ketiga yang dapat diterima. Artinya para
pihak yang berkonflik mengizinkan keterlibatan pihak ketiga untuk
membantu mencapai penyelesaian. Pihak ketiga bersifat netral dan
tidak memiliki kewenangan dalam pengambilan keputusan.
Negosiasi adalah suatu proses komunikasi antara dua pihak.
Di mana masing-masing pihak memiliki tujuan serta pandangan
mereka sendiri dan berusaha mencapai kesepakatan yang
memuaskan kedua belah pihak tentang masalah yang sama. Hal
yang dibahas dalam negosiasi adalah proses tawar-menawar tentang
solusi konflik yang terjadi.

9
C. Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) dalam Penyuluhan
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan
keselamatan orang, mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan lingkungannya.
Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja. Keselamatan
kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan cacat dan kematian
sebagai akibat kecelakaan kerja. Secara umum keselamatan kerja dapat
dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya yang berkaitan dengan
operator/orang, mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja. Kesehatan
kerja adalah suatu ilmu yang penerapannya untuk meningkatkan kualitas
hidup tenaga kerja melalui peningkatan kesehatan pencegahan penyakit
akibat kerja yang diwujudkan melalui pemeriksaan ke sehatan pengobatan
dan asupan makanan yang bergizi.
Dalam penyelenggaraan penyuluhan antikorupsi juga mempunyai
potensi bahaya yang dapat menimbulkan dampak terhadap keselamatan dan
kesehatan serta menimbulkan penyakit akibat penyelenggaraan penyuluhan
tersebut. Oleh sebab itu, penyuluh harus menerapkan K3 dalam pelaksanaan
penyuluhan antikorupsi. Adapun langkah-langkah aspek K3 untuk penyuluh
diantaranya:
1. Mengidentifikasi kebutuhan dan langkah K3 di lokasi penyuluhan
Adapun poin-poin yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Lokasi tempat penyuluhan diidentifikasi sesuai Standar K3.
b. Penanggung jawab lokasi tempat penyuluhan dikonfirmasi oleh
pihak penyelenggara.
c. Fasilitas penunjang K3 yang tersedia diidentifikasi ketersediaannya.
d. Tempat dan jalur evakuasi untuk penyelamatan dalam keadaan
darurat dipastikan sesuai Standar K3.
e. Keberadaan dan penanggung jawab lokasi serta fasilitas kesehatan
diakses sesuai kondisi dan lokasi.
2. Menyampaikan penjelasan K3 kepada peserta (safety briefing)
Adapun poin-poin yang perlu diperhatikan, yaitu:

10
a. Materi informasi tentang K3 pada lokasi penyuluhan disiapkan.
b. Penjelasan umum kepada peserta tentang langkah K3 ketika terjadi
keadaan darurat disampaikan.
c. Penjelasan teknis langkah K3 ketika terjadi keadaan darurat
disampaikan oleh penanggung jawab lokasi.
d. Tanggapan singkat dari peserta dimintakan untuk memastikan
pemahamannya.
3. Memantau pelaksanaan penyuluhan dari aspek K3
Adapun poin-poin yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Situasi dan kondisi pelaksanaan penyuluhan dipantau dari adanya
potensi yang dapat menimbulkan keadaan darurat.
b. Hasil pemantauan situasi dan kondisi dicatat dengan menggunakan
check list yang telah tersedia.
c. Langkah antisipasi K3 dilakukan apabila terjadi potensi keadaan
darurat sesuai dengan prosedur yang diberlakukan.
4. Membuat laporan penerapan K3 pada pelaksanaan penyuluhan
antikorupsi
Adapun poin-poin yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Catatan hasil penerapan K3 pada pelaksanaan penyuluhan
antikorupsi dihimpun dari lembar check list yang ada.
b. Laporan penerapan K3 pada pelaksanaan penyuluhan antikorupsi
disusun dengan menggunakan format laporan yang telah tersedia.
c. Laporan penerapan K3 pada pelaksanaan penyuluhan antikorupsi
disampaikan kepada KPK sesuai dengan prosedur yang berlaku.
d. Laporan penerapan K3 pada pelaksanaan penyuluhan antikorupsi
didokumentasikan.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Seperti yang sudah diketahui, tindak pidana korupsi menimbulkan
dampak yang sangat masif membutuhkan sistem yang baik untuk dapat
melakukan pencegahan terhadapnya, salah satunya dengan penyuluhan
antikorupsi. Dalam melakukan penyuluhan antikorupsi harus dengan
langkah-langkah yang tepat. Selain itu, penyuluh harus memiliki
kompetensi dasar untuk menangani konflik yang muncul dalam penyuluhan
sehingga kegiatan penyuluhan berjalan dengan baik. Hal penting yang harus
diperhatikan dalam penyuluhan adalah penerapan keselamatan kesehatan
kerja yang baik sebagai salah satu penunjang keberhasilan penyuluhan.

B. Saran
Manfaat mempelajari praktik penyuluhan antikorupsi sangatlah
penting. Karena dapat memberikan banyak manfaat dalam kehidupan
sebagai warga negara sebagai upaya menanggulangi tindak pidana korupsi.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kritik dan saran akan
bermanfaat bagi penulis.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://aclc.kpk.go.id

https://journal.uii.ac.id/ajie/article/download/7810/6790

http://bpsdm.jatimprov.go.id/assets/images/3_LANGKAH_PRAKTIS.pdf

http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/HKUM4310-M1.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai