POLITEKNIK KESEHATAN ACEH PRODI D-III KEBIDANAN TAHUN 2023 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya pemberantasan korupsi di Indonesia telah mengalami perjalanan yang cukup Panjang dan tidak terlepas dari dinamika perkembangan di sekelilingnya. Seiring dengan tuntutan masyarakat yang menginginkan roda kehidupan bernegara yang bersih, kebutuhan politik, tuntutan dunia usaha, dan bahkan tekanan internasional, serta berbagai kepentingan lainnya. Dimulai sejak terbitnya regulasi pertama untuk pemberantasan korupsi di tahun 1957 melalui Peraturan Penguasa Militer Nomor PRT/PM/06/1957, regulasi dan Lembaga anti korupsi silih berganti dibentuk dan dibubarkan dengan berbagai alasan. Sekian lama bangsa kita bergulat dengan isu korupsi dan berbagai upaya pencegahan dan pemberantasnya, sudah cukup banyak pelajaran yang kita capai (Wibowo A, dkk 2020). Korupsi berasal dari bahasa Latin “corruptio” (Andrea:1951) atau “corruptus” (Webster Student Dictionary:1960). Selanjutnya dikatakan bahwa “corruptio” berasal dari kata “corrumpere”, suatu bahasa Latin yang lebih tua. Dari bahasa Latin tersebut kemudian dikenal istilah “corruption, corrupt” (Inggris), “corruption” (Perancis) dan “corruptie/korruptie” (Belanda). Arti kata korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian. Istilah korupsi yang telah diterima dalam pembendaharaan kata bahasa Indonesia, adalah “kejahatan, kebusukan, dapat disuap, tidak bermoral, kebejatan dan ketidakjujuran.” (S.Wojowasito-WJS Poerwadarminta:1978). Pengertian korupsi lainnya, “perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan sebagainya” (Wibowo A, dkk 2020). Pengertian Korupsi sesuai Undang-undang RI Nomor: 31 tahun 1999 jo Undang- undang RI Nomor 20 tahun 2001 dikemukakan bahwa Korupsi adalah: a) Tindakan melawan hukum untuk memperkaya diri sendiri yang merugikan Keuangan Negara; b) Menyalahgunakan kewenangan untuk memperkaya diri yang dapat merugikan keuangan negara, misalnya menyuap petugas (pemberi dan penerima suap), benturan kepentingan dalam pengadaan barang dan jasa, pemerasan, gratifikasi; c) Perbuatan curang dan mark up (Wibowo A, dkk 2020). B. Tujuan C. Manfaat BAB II TINJAUAN TEORI A. Strategi Dalam Pemberantasan Korupsi Menurut Yusyanti (2015), Strategi pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia melalui pendekatan politik hukum, yaitu: a. Pemerintah telah meratifikasi United Nations Convention Against Corruption (UNCAC) 2003 melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006 dan telah mengimpelentasikan UNCAC dengan membuat Undang-Undang khususnya Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. b. Membentuk KPK melalui Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi mengatur bahwa Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi bekerja secara kolektif dan membentuk Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) melalui Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. c. Membuat UU Nomor 11 Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap, walaupun hal itu belum cukup. untuk memberantas tindak pidana korupsi di Indonesia.
Menurut Andi Hamzah dalam Yusyanti (2015), strategi pemberantasan korupsi
bisa disusun dalam tiga tindakan terprogram, yaitu Prevention, Public Education, dan Punishment. Prevention ialah pencerahan untuk pencegahan. Publik Education yaitu pendidikan masyarakat untuk menjauhi korupsi. Punishment adalah pemidanaan atas pelanggaran tindak pidana korupsi (Agasi P.A, dkk 2020). 1. Strategi Prevention Strategi Prevention diarahkan untuk mencegah terjadinya korupsi dengan cara menghilangkan atau meminimalkan faktor-faktor penyebab atau peluang terjadinya korupsi. Konvensi PBB Antikorupsi, United Nations Convention Against Corruption (UNCAC), menyepakati langkah-langkah untuk mencegah terjadinya korupsi. Masing-masing negara setuju untuk: "mengembangkan dan menjalankan kebijaksanaan antikorupsi terkoordinasi dengan mempromosikan partisipasi masyarakat dan menunjukkan prinsip-prinsip supremasi hukum, manajemen urusan publik dan properti publik dengan baik, integritas, transparan, dan akuntabel, saling bekerja sama untuk mengembangkan langkah-langkah yang efektif untuk pemberantasan korupsi." Seperti membentuk lembaga antikorupsi (Agasi P.A, dkk 2020). 2. Public Education Public Education atau pendidikan antikorupsi untuk rakyat perlu digalakkan untuk membangun mental antikorupsi. Pendidikan antikorupsi ini bisa dilakukan melalui berbagai pendekatan, seperti pendekatan agama, budaya, sosioal, ekonomi, etika, dsb. Adapun sasaran pendidikan antikorupsi secara garis besar bisa dikelompokkan menjadi dua yaitu: a. Pendidikan antikorupsi bagi aparatur pemerintah dan calon aparatur pemerintah, b. Public education antikorupsi bagi masyarakat luas melalui lembaga-lembaga keagamaan dan tokoh-tokoh masyarakat. Semua itu dilakukan untuk meningkatkan moral antikorupsi. Publik perlu mendapat sosialisasi terkait konsep-konsep seperti kantor publik dan pelayanan publik dengan konsekuensi- konsekuensi tentang biaya- biaya sosial, ekonomi, politik, moral, dan agama yang diakibatkan korupsi. Contohnya. adalah pencegahan sosial dan pemberdayaan masyarakat (Agasi P.A, dkk 2020). 3. Strategi Punishment Strategi Punishment adalah tindakan memberi hukuman terhadap pelaku tindak pidana korupsi. Dibandingkan negara-negara lain, Indonesia memiliki dasar hukum pemberantasan korupsi paling banyak, mulai dari peraturan perundang-undangan yang lahir sebelum era reformasi sampai dengan produk hukum era reformasi, tetapi pelaksanaannya kurang konsisten sehingga korupsi tetap subur di negeri ini. Contoh strategi ini adalah pembuatan instrumen hukum. Komisi Pemberantasan Korupsi dalam bukunya Mengenal Panduan Memberantas Korupsi dengan Mudah. dan Menyenangkan. Mengelompokan strategi pemberantasan tersebut ke dalam 3 strategi yakni: a. Strategi Represif Strategi ini adalah strategi penindakan tindak pidana korupsi dimana seseorang diadukan, diselidiki, dituntut, dan dieksekusi berdasarkan saksi-saksi dan alat bukti yang kuat (Agasi P.A, dkk 2020). b. Strategi Perbaikan Sistem Strategi perbaikan sistem dilakukan untuk mengurangi potensi korupsi caranya dengan kajian sistem, penataan layanan publik koordinasi/supervisi pencegahan melalui serta transparansi penyelenggara negara, seperti monitoring dan evaluasi (Agasi P.A, dkk 2020). c. Strategi Edukasi dan Kampanye Strategi ini merupakan bagian dari upaya pencegahan yang memiliki peran strategis dalam pemberantasan korupsi. Melalui strategi ini akan dibangun perilaku dan budaya antikorupsi. Edukasi dilakukan pada segenap lapisan masyarakat sejak usia dini. Ketiga strategi tersebut harus dilaksanakan secara bersamaan (Agasi P.A, dkk 2020). B. Rencana Menyusun Rencana Aksi Merancang rencana aksi adalah tahapan yang mesti dilalui para peserta diklat, e-learning, atau siapapun yang ingin terlibat dalam gerakan pemberantasan korupsi. Bukan tanpa sebab, rencana aksi akan menjadi pengejawantahan ilmu yang telah didapat ke dalam tataran praktis. Harapannya, ilmu yang terwujud menjadi aksi dapat membantu mencegah tindak korupsi di instansi atau lembaga yang bersangkutan (Ibrahim 2003). Merancang rencana aksi tidak bisa sembarangan, mesti sistematis dan terstruktur agar bisa berhasil. Salah satu metode yang bisa digunakan adalah SMART, kependekan dari Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Timely. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh konsultan Amerika Serikat George T. Doran dalam artikelnya pada 1981 berjudul "There's a S.M.A.R.T. Way to Write Management's Goals and Objectives". Dalam tulisan tersebut, Doran menyadari bahwa banyak perusahaan memiliki objektif yang terlalu luas dan sulit tercapai. Metode SMART dirancang untuk memberikan arah yang jelas dan terukur bagi perusahaan untuk mencapai target mereka (Ibrahim 2003). Berikut adalah penjabaran tentang metode SMART yang bisa diaplikasikan oleh siapa saja dan organisasi apa saja, termasuk untuk membentuk rencana aksi pemberantasan korupsi: 1. Specific Sesuai artinya, maka kata pertama ini menekankan pentingnya menetapkan target yang spesifik. Hindari target yang terlalu umum atau kurang mendetail. Target tidak boleh ambigu, harus jelas. dan dipaparkan dengan bahasa yang lugas. 2. Measurable Kata kedua yang bermakna "terukur" ini menekankan pentingnya kriteria yang digunakan untuk mengukur besarnya kemajuan yang dibuat dalam mencapai target. 3. Attainable Kata ketiga yang bermakna "dapat dicapai" ini menekankan bahwa target harus realistis dan bisa diraih. Target tidak boleh dibuat terlalu mudah sehingga tidak mampu mendongkrak kinerja, tapi juga tidak boleh terlalu sulit sehingga terasa mustahil dicapai. 4. Relevant Kata keempat "relevan" menekankan memilih target yang tepat. Target yang ditetapkan, khususnya dalam rencana aksi pemberantasan korupsi, mestilah relevan dengan kebutuhan masyarakat dan target-target lainnya. 5. Timely Kata kelima yaitu "tepat waktu" menekankan pentingnya menetapkan target dengan kerangka waktu, yaitu memberikan tenggat waktu pencapaiannya. Setiap target memerlukan tenggat waktu untuk membantu kita tetap fokus dan bergerak maju. C. Praktik/Implementasi dari Rencana Aksi Pemberantasan Korupsi Firli menjabarkan, Aksi PK Tahun 2023-2024 akan melibatkan 76 kementerian/lembaga, 34 pemerintah provinsi, dan 68 pemerintah kabupaten/kota. Aksi PK Tahun 2023-2024 tersebut terdiri dari 15 aksi, yaitu: 1. Percepatan Penyelesaian Ketidaksesuaian Pemanfaatan Ruang dan Tumpang Tindih Perizinan Berbasis Lahan melalui Implementasi Kebijakan Satu Peta 2. Pengendalian Ekspor Impor 3. Peningkatan Kualitas Data Pemilik Manfaat serta Pemanfaatan untuk Perizinan, Pengadaan Barang/Jasa 4. Perbaikan Tata Kelola di Kawasan Pelabuhan 5. Percepatan Proses Digitalisasi Sertifikasi Pendukung Kemudahan Berusaha 6. Penguatan Digitalisasi Perencanaan Penganggaran di Tingkat Pusat, Daerah, dan Desa 7. Peningkatan Efektivitas Pencegahan Korupsi dalam Pengadaan Barang dan Jasa 8. Optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) melalui Intensifikasi dan Ekstensifikasi di Subsektor Mineral dan Batu Bara (Minerba) 9. Penataan Aset Pusat 10. Penguatan Partai Politik dalam Pencegahan Korupsi 11. Optimalisasi Interoperabilitas Data Berbasis NIK untuk Program Pemerintah 12. Penguatan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dalam Pengawasan Program Pemerintah 13. Penguatan Sistem Penanganan Perkara Tindak Pidana 14. Optimalisasi Pengawasan Keuangan Desa dan Penataan Aset Desa 15. Penguatan Integrasi Sistem Informasi Aparatur Sipil Negara (ASN) D. Kampanye Sosial Antikorusi Mahasiswa merupakan agen perubahan yang tempatnya sangat penting dalam berbagai sektor. Mahasiswa dituntut untuk selalu aktif dalam mengkritik berbagai kebijakan yang merugikan rakyat. Salah satu sektor yaitu pemberantasan korupsi yang dimana mahasiswa dapat berpartisipasi dalam kampanye antikorupsi. Kampanye antikorupsi bisa dilakukan dengan berbagai cara untuk mengawasi agar tidak terjadi korupsi. Kampanye antikorupsi berguna dalam mencegah terjadinya tindak pidana korupsi. Korupsi sendiri merupakan masalah yang rentan di negara kita dimana sudah menjadi hal yang lumrah setiap tahun pasti ada pejabat daerah maupun dari pihak swasta yang menangkap kasus korupsi (Agasi PA, 2020). Menindaklanjuti Surat Deputi Bidang Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nomor B/3250/DKM.02.01/10-14/07/2020 terkait kolaborasi kampanye antikorupsi bersama Pemerintah Daerah, Kementrian Dalam Negeri perlu menyampaikan beberapa hal sebagai berikut : 1. Kampanye pencegahan tindak lanjuti pidana korupsi adalah upaya untuk memperkenalkan nilai-nilai antikorupsi kepada masyarakat; 2. Kampanye perlu dilakukan mengingat pemberantasan korupsi di Indonesia tidak cukup hanya dengan melakukan tindakan represif namun juga memerlukan tindakan preventif/pencegahan, sehingga perlu kolaborasi Pemerintah Pusat dan Daerah untuk mendorong serta seluruh masyarakat memahami nilai-nilai antikorupsi; 3. Kampanye antikorupsi dilakukan melalui penyampaian materi sosialisasi, kampanye dan pendidikan antikorupsi dalam berbagai kanal media antara media lain elektronik, media sosial/digital atau media luar ruang (luar rumah).
KPK sendiri mempunyai program untuk mahasiswa dengan kampanye integritas
ala mahasiswa. Dalam beberapa tahun terakhir, Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK telah mengadakan Festival Integritas Kampus atau yang lebih dikenal dengan FIK. FIK merupakan wadah yang dibangun oleh KPK dalam bentuk kampanye sosial integritas dengan tujuan mengajak mahasiswa untuk berperan secara aktif dalam menyebarkan nilai-nilai integritas. FIK menjadi bentuk nyata pergerakan mahasiswa dalam upaya pencegahan korupsi melalui kegiatan kampanye sosial integritas kampus yang efektif. (Agasi PA, 2020). Kampanye didefinisikan dalam banyak cara oleh para teoretisi dan praktisi. Definisi ini berbeda berdasarkan tujuan umum atau spesifik yang diharapkan dari suatu kampanye, durasi kampanye, efek yang diharapkan, unit analisis dan lokus manfaat dari suatu kampanye, dan saluran komunikasi yang digunakan (Rogers & Storey, 1987). Paisley (1981) mencatat bahwa definisi kampanye menekankan baik pada (1) najuan, maupun (2) proses dari kampanye (Agasi PA, 2020). Kampanye menampilkan berbagai maksud atau tujuan. la bisa ditujukan pada populasi di kota atau desa, laki-laki atau perempuan, orang dewasa atau anak-anak, di negara maju atau sedang. berkembang Kampanye berupaya untuk mempengaruhi individu-individu (lobi politik untuk mempengaruhi pemilihan anggota dewan atau pengambilan keputusan politik), kelompok sosial yang besar dan kecil (penerimaan fasilitas manufaktur yang kontroversial dalam suatu komunitas), dan seluruh warga masyarakat (kampanye keluarga berencana dan termasuk kampanye antikorupsi) (Agasi PA, 2020). Para perancang kampanye harus menyadari bahwa kegiatan kampanye yang dilakukan bukan semata-mata untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang apa itu korupsi dan bahayanya, melainkan juga mempengaruhi masyarakat untuk bertindak. Jadi, kampanye di sini harus dilihat sebagai proses komunikasi yang bersifat persuasif, tidak hanya informatif. Bahkan kampanye juga harus diarahkan. untuk tujuan- tujuan yang lebih sekadar perubahan kognitif, tapi juga perubahan sikap dan perilaku terhadap korupsi. Kalau uspek-aspek perubahan sikap dan perilaku ini dipertimbangkan dalam tujuan kampanye dan jika kampanye itu dilakukan secara komunikatif dan efektif dengan menggunakan me- dia yang tepat, niscaya akan diperoleh beberapa manfaat dari kegiatan kampanye, antara lain: Pertama, akan tergalang opini public mengenai perlunya eliminasi korupsi secara sistematik dan integrative. Kedua, akan tergalang pula tuntutan dan tekanan dari masyarakat tentang perlunya upaya mengeliminasi korupsi dalam birokrasi. Ketiga, akan menguat pula partisipasi masyarakat pengguna layanan publik dalam mengeliminasi korupsi (Agasi PA, 2020). E. Sosialisasi Bersama Tentang Antikorupsi Pendidikan yang diberikan sejak usia dini hingga tingkat mahasiswa. tentang penumbuhan budaya anti korupsi berpengaruh penting. Dimana mahasiswa merupakan generasi yang bisa menyalurkan pengarahan tentang anti korupsi kepada generasi sekarang ataupun ke generasi berikutnya. Menggunakan langkah ini memudahkan semua generasi memahami sosialisasi atau kampanye mengenai anti korupsi. Media penyalurannya bisa berupa media sosial. Karena media sosial pada zaman sekarang berpengaruh di lingkungan kehidupan (Putri E, dkk 2021). Perkembangan teknologi yang pesat membuat banyak perubahan, salah satunya informasi yang bisa menyebar lebih cepat. Lewat media sosial, mahasiswa bisa menyebarkan informasi diadakannya seminar yang dimana pembahasan materinya adalah mengenai anti korupsi. Melalui seminar atau sosialisasi yang dilakukan oleh mahasiswa dengan narasumber dari berbagai bidang seperti narasumber dari KPK, BNN, Kemendikbud dan lainnya. Seminar yang dilakukan dengan bekerja sama bersama narasumber KPK memberikan sosialisasi mengenai pendidikan budaya anti korupsi (Putri E, dkk 2021). Sudah banyak universitas yang melakukan kegiatan seminar dengan. pembahasan materinya mengenai anti korupsi. Seminar ini tak hanya bisa diikuti oleh mahasiswa universitas itu saja, namun bisa juga untuk mahasiswa dari universitas lainnya. Namun ada juga kegiatan seminar yang hanya bisa diikuti oleh mahasiswa universitas tersebut saja. Hal tersebut bisa terjadi sesuai keputusan dan kebijakan dari universitas yang bersangkutan (Putri E, dkk 2021). Dengan seminar seperti ini memberikan pemahaman terhadap mahasiswa bahkan pada dosen dan staff kampus lainnya tentang pentingnya memahami budaya anti korupsi. Peranan mahasiswa dalam pencegahan. korupsi ini tak lain sebagai generasi penerus bangsa yang diharuskan paham tentang dampak buruknya terlibat dalam korupsi. Dengan mengerti pemahaman anti korupsi otomatis akan mengurangi jumlah tingkat korupsi. Sosialisasi seperti ini juga bisa dilakukan oleh Universitas manapun. Bentuk seminar seperti ini juga bisa diikuti oleh siapapun sesuai ketentuan yang diberlakukan (Putri E, dkk 2021). Mahasiswa sebagai salah satu generasi yang berpengaruh besar pada negara memiliki peranan yang penting. Mereka harus bisa mengerti dan memahami pengaruh atau dampak buruk dari kasus korupsi. Dimana mereka dapat mengerti cara mencegah dan mengatasi kasus seperti ini dalam bentuk. peranan mereka dalam generasi bangsa. Dengan begini pencegahan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik (Putri E, dkk 2021). Bentuk lain peranan mahasiswa dalam mengkampanyekan atau mensosialisasikan budaya anti korupsi lainnya adalah seperti penyebaran informasi mengenai budaya anti korupsi melalui pemanfaatan media sosial. Salah satunya pembuatan video pendek tentang pendidikan dan penumbuhan budaya anti korupsi yang kemudian disebarkan melalui media sosial seperti instagram. Di video tersebut mereka bisa menjelaskan bagaimana pentingnya sikap anti korupsi. Mahasiswa juga bisa membuat event seperti event kreasi poster, pidato atau event-event lainnya sebagai bentuk tindakan sosialisasi selain dalam bentuk seminar (Putri E, dkk 2021). Mahasiswa sendiri bisa menyampaikan kritik dan menghentikan ketidakadilan di dalam negara dengan berbagai cara. Contohnya dengan aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para mahasiswa. Meskipun tindakan unjuk rasa bukanlah tindakan yang baik untuk dilakukan, tetapi dari hal tersebut. mahasiswa menyampaikan bentuk suara masyarakat. Seperti yang dikutip dari detiknews: KPK Minta Aksi Mogok Dihentikan, 14 Mahasiswa Bergeming. Selasa, 03 November 2009 pukul 22.16 WIB. Dimana ada dugaan terlibatnya Wapres Boediono dalam kasus korupsi. Dimana mahasiswa melakukan aksi mogok makan di depan Gedung KPK. Plt KPK Tumpak Hatorangan Panggabean menyerukan kepada para mahasiswa untuk menghentikan aksi mogok makannya, tetapi tidak ada gubrisan dari para mahasiswa. Menanggapi permintaan tersebut, 14 mahasiswa bergeming. Salah satu peserta mogok makan dari UIN jakarta mengatakan bahwa aksi itu tidak hanya ditujukan pada kasus ini saja, melainkan untuk menghadapi kasus korupsi yang lebih besar lagi, perjuangan ini dilakukan sampai kasus ini terselesaikan (Putri E, dkk 2021). Hal tersebut menunjukkan dalam negara mahasiswa memiliki peranan penting untuk melakukan perubahan dalam negara ini. Mahasiswa merupakan aset negara yang paling menentukan kondisi zaman di masa yang akan datang.. Mahasiswa yang berani menyampaikan suara rakyat tak hanya pada kasus korupsi saja tetapi juga dalam hal memperoleh keadilan terhadap hak mereka (Putri E, dkk 2021). DAFTAR PUSTAKA Agasi PA. dkk. 2020. Strategi Pemberantasan Korupsi: Buku Pendidikan Antikorupsi. Pustaka Rumah Cinta; Jawa Tengah Putri Eka AD. 2021. Budaya Antikorupsi Menurut Perspektif Mahasiswa. CV Srikandi Kreatif Nusantara; Kediri Wibowo A, dkk. 2022. Pengetahuan Dasar Antikorupsi Dan Integritas. CV. Media Sains Indonesia; Jawa Barat Kampanye Publik tentang Antikorupsi - Neliti https://media.neliti.com/media/publications/150871-ID-kampanye-publik-tentang- antikorupsi.pdf?shem=ssusba https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20220511-merancang-rencana-aksi- pemberantasan-korupsi-dengan-metode-smart Kampanye antikorupsi bersama pemerintah daerah inspektorat.jogjakota.go.id diakses 13 Oktober 2021
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro