DASAR HUKUM
Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 20102014; Peraturan Menneg PPN/Kepala Bappenas No. 5 tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Strategis kementerian Negara/Lembaga (Renstra K/L) 2010-2014; Keputusan Menteri Keuangan No. 40/KMK.01/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2010-2014; Kepdirjen No. 17/2010 tentang Penetapan Renstra DJPK 2010-2014. 3
Misi
Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh organisasi dalam usahanya mewujudkan Visi. Misi organisasi adalah tujuan dan alasan mengapa organisasi itu ada. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan.
4
Visi DJPK
Menjadi unit organisasi yang profesional, kredibel, transparan, dan akuntabel dalam perumusan dan pengelolaan kebijakan di bidang hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
Misi DJPK
1. Mewujudkan optimalisasi pendapatan asli daerah melalui pengkajian, supervisi, dan evaluasi kebijakan pajak daerah dan retribusi daerah yang konstruktif, adil, dan selaras dengan kebijakan perpajakan nasional; 2. Mewujudkan optimalisasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan dana perimbangan yang transparan, adil, proporsional, dan demokratis; 3. Mewujudkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan keuangan dalam rangka desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pem-bantuan berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas; 4. Mewujudkan optimalisasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan pembiayaan daerah agar diperoleh sumber pembiayaan dengan biaya rendah dan tingkat risiko yang dapat ditolerir; 5. Mewujudkan penyelenggaraan sistem in-formasi keuangan daerah yang transparan, akurat, relevan, tepat waktu, dan dapat dipertanggungjawabkan.
5
*) PMK 184/2010
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah; c. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah; d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah; dan e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.
*) PMK 184/2010
Fungsi: Koordinasi kegiatan Direktorat Jenderal; Koordinasi dan fasilitasi penyusunan peraturan di bidang hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah; Penyelenggaraan pengelolaan urusan organisasi dan ketatalaksanaan, kepegawaian, dan keuangan serta pembinaan jabatan fungsional pada Direktorat Jenderal; Koordinasi penyusunan rencana kerja, rencana anggaran, rencana strategik, dan laporan akuntabilitas kinerja Direktorat Jenderal; Koordinasi dan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat; Koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan pendampingan hukum dan pertimbangan hukum; Pelaksanaan tata usaha, kearsipan, dokumentasi, dan perpustakaan Direktorat Jenderal; dan Pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan Direktorat Jenderal.
8
10
11
13
Dasar Hukum
PP No. 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode
Etik Pegawai Negeri Sipil; KMK No. 15/KMK.01/UP.6/1985 tentang Ketentuan Penegakan Disiplin Kerja Dalam Hubungan Pemberian Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara Kepada Pegawai Dalam Lingkungan Departemen Keuangan Republik Indonesia; KMK No. 2/KM.1/2003 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Peningkatan Efisiensi dan Disiplin Kerja Aparatur Negara di Lingkungan Departemen Keuangan; Keputusan Menteri Keuangan Nomor 580/KMK.01/UP.11/2006 tentang Pendelegasian Wewenang kepada Para Pejabat di Lingkungan Departemen Keuangan untuk Menjatuhkan Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil; KMK No. 30/KMK.01/2007 tentang Reformasi Birokrasi Departemen Keuangan; KMK No. 29/PMK.01/2007 tentang Pedoman Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Departemen Keuangan dan Perubahannya yaitu KMK Nomor 71/PMK.01/2007
14
DEFINISI
Kode Etik adalah pedoman sikap tingkah laku dan perbuatan pegawai yang diterapkan oleh semua pegawai DJPK dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta pergaulan hidup sehari-hari sehari-hari.
15
SASARAN
Sasaran dari pemberlakuan Kode Etik Pegawai DJPK : 1. Terbentuknya Pegawai DJPK yang memiliki kualitas, integritas, dan kredibilitas serta bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme di dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang diamanatkan; 2. Terselenggaranya perimbangan keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan, dan efisien dalam rangka penyelenggaraan desentralisasi fiskal dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah; 3. Terwujudnya visi dan misi DJPK.
17
PRINSIP DASAR
Religius setiap pegawai harus bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Nasionalis setiap pegawai harus patuh dan setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah Republik Indonesia serta taat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; Profesional setiap pegawai harus berpengetahuan luas dan memiliki ketrampilan tinggi sesuai dengan kompetensi, mandiri tanpa intervensi pihak lain, konsisten dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya; Produktif setiap pegawai harus mampu dan mau bekerja keras dengan orientasi hasil kerja yang sistematis, terarah dan berkualitas; Integritas setiap pegawai harus berperilaku jujur terhadap diri sendiri dan lingkungan, memiliki komitmen terhadap visi dan misi Organisasi; Inovatif setiap pegawai harus mampu memunculkan ide-ide baru yang kreatif dan dapat menunjang tugas dan fungsi yang lebih efektif dan efisien; Kompeten setiap pegawai harus selalu meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, keahlian dan kapasitas pribadi yang mendukung pelaksanaan tugas kedinasan.; Transparan keterbukaan.
19
20
SANKSI
Sanksi atau hukuman dapat berupa :
sanksi moral permohonan maaf secara lisan dan/atau tertulis atau pernyataan penyesalan; dan/atau hukuman disiplin atau tindakan administratif lainnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 dalam hal pelanggaran disiplin Pegawai.
Penyampaian
sanksi moral secara terbuka disampaikan oleh Pejabat yang berwewenang atau Pejabat lain yang ditunjuk melalui : forum pertemuan resmi Pegawai; upacara bendera; papan pengumuman; media massa; atau forum lain yang dipandang sesuai untuk itu.
21
Kewajiban
Semua Pegawai berkewajiban berperilaku sebagai berikut :
untuk
bersikap
dan
Menghormati agama, kepercayaan, dan adat istiadat orang lain; Jujur dan profesional dalam menjalankan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab; Berpakaian rapi dan bertingkah laku sopan; Mematuhi ketentuan mengenai jam masuk, istirahat, pulang kantor dan pemanfaatan jam kerja sesuai ketentuan yang berlaku; Menaati perintah kedinasan dari atasan; Selalu berusaha meningkatkan kemampuan, pengetahuan, dan profesionalisme dalam melaksanakan tugas; Menjaga keutuhan, kekompakan, persatuan, dan kesatuan korps pegawai negeri sipil; Menyelesaikan masalah secara cepat dan obyektif serta mengacu kepada ketentuan yang berlaku;
22
Kewajiban
.Lanjutan
kepentingan dalam melaksanakan tugas; Memusnahkan dokumen yang tidak terpakai sesuai dengan prosedur yang berlaku; Mengamankan file, dokumen atau berkas yang berada dalam tanggung jawabnya; Menjalin kerjasama yang baik antar Pegawai dan pihak/unit kerja terkait; Menjadi teladan, membimbing dan mengawasi bawahan dalam pelaksanaan tugas; Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan kariernya; Memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya setiap laporan yang diterima mengenai pelanggaran disiplin; Bertindak dan bersikap tegas, adil dan bijaksana terhadap bawahannya; Bersikap netral dari pengaruh semua golongan dan partai politik; Menaati peraturan perundang-undangan dan peraturan 23 kedinasan.
Larangan
Semua Pegawai dilarang melakukan tindakan dan berperilaku tercela sebagai berikut : Menggunakan wewenang, barang-barang, uang atau suratsurat berharga milik negara selain untuk kepentingan kedinasan; Memanfaatkan data dan informasi selain untuk kepentingan kedinasan; Membantu, melindungi, bekerja sama, mengurus atau memberi kesempatan pihak lain untuk melakukan tindak kecurangan dalam pelaksanaan tugas; Melakukan kegiatan yang merugikan negara; Melakukan pungutan dalam bentuk apapun juga dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain; Melakukan tindakan yang bersifat negatif dengan maksud membalas dendam terhadap bawahan/atasan atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya;
24
Larangan
.Lanjutan
26