Anda di halaman 1dari 31

CONTOH SOAL PERENCANAAN KAS

Contoh soal ini akan dipergunakan dalam praktek aplikasi perencanaan kas pada tingkat satker Semua data adalah dalam jutaan rupiah

1. Penerimaan Perpajakan
Penerimaan perpajakan terdiri dari : a. Pajak Penghasilan Non Minyak Bumi dan Gas Alam; b. Pajak Pertambahan Nilai; c. Pajak Bumi dan Bangunan; d. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan; e. Pajak Lainnya; f. Restitusi/pengembalian kelebihan pembayaran pajak dan imbalan bunga.

Data penerimaan perpajakan tersebut didapatkan dari Direktorat Jenderal Pajak. Walaupun sebenarnya satker memungut pajak tetapi agar tidak terjadi perhitungan ganda maka informasi tersebut dikumpulkan dari Direktorat Jenderal Pajak. Saat ini informasi mengenai penerimaan pajak didapatkan langsung dari Direktorat Potensi Penerimaan Perpajakan DJP, sehingga data yang diperoleh dari satker dan kantor-kantor DJP di daerah dipergunakan sebagai data pembanding. Memperkirakan penerimaan perpajakan tersebut memang cukup sulit meskipun ada polanya karena sangat terkait dengan pihak ketiga yaitu wajib pajak/setor.

2. Penerimaan Bea Masuk dan Bea Keluar dan Cukai


Data penerimaan bea masuk/keluar dan cukai didapatkan dari unit-unit pada Ditjen Bea dan Cukai terdiri dari : a. Bea Masuk; b. Pungutan Ekspor/Bea Keluar; c. Cukai; d. Pengembalian kelebihan pembayaran di bidang kepabeanan dan cukai serta imbalan bunga. Untuk bea masuk dan bea keluar cukup sulit untuk memprediksinya karena besarnya ekspor atau impor sulit untuk ditentukan. Besarannya juga dapat berubah sewaktu waktu jika ada perubahan tarif impor atau ekpor contoh pada saat terjadi peningkatan bea keluar atas ekpor minyak goreng. Untuk penerimaan cukai relatif lebih mudah karena biasanya perusahaan 1

pembuat rokok memesan pita cukai terlebih dahulu dan membayar kemudian pada saat yang telah disepakati dengan DJBC.

3. Penerimaan Bukan Pajak


PNBP adalah penerimaan bukan pajak satuan kerja terkait dengan tupoksinya yang bersifat rutin maupun penerimaan bukan pajak lainnya yang sifatnya incidental dan berada hampir pada setiap satuan kerja. Misal, penerimaan dari talk, nikah, rujuk berada hanya pada satuan kerja di Departemen Agama. Sedangkan PNBP untuk penjualan barang inventaris dengan lelang ada hampir pada semua satuan kerja. Untuk PNBP yang bersifat rutin dan berulang biasanya ditunjuk bendahara penerimaan. Bendahara inilah yang akan membuat perencanaan penerimaan nantinya sesuai dengan tupoksi satuan kejanya. Contoh, Satker A tahun 2008 diperkirakan akan mempunyai penerimaan PNBP yang berasal dari lelang mobil dinas. Lelang tersebut diperkirakan dapat dilaksanakan pada bulan Maret total nilai jual ditaksir Rp 90 juta. Selain itu Satker A juga mempunyai penerimaan PNBP. Untuk itu berdasarkan pola penerimaan tahun lalu diperkirakan penerimaan untuk tahun ini adalah sama. Maka perencanaan kas untuk PNBP diperkirakan sebagai berikut :
Jan Jual aset PNBP Total 0 50 50 Feb 0 50 50 Mar 90 60 150 Apr 0 80 80 Mei 0 90 90 Jun 0 100 100 Jul 0 100 100 Agus 0 90 90 Sep 0 100 100 Okt 0 80 80 Nov 0 70 70 Des 0 50 50

Setelah membuat perencanaan kas untuk setahun maka perencanaan kas tersebut harus dibuat lebih detail lagi menjadi mingguan untuk tiga bulan kedepan. Dengan asumsi pola penerimaan sama dengan tahun lalu maka perencanaan kas menjadi :
Januari Minggu ke Jual aset PNBP Total PNBP I 0 12 12 II 0 14 14 III 0 15 15 IV 0 9 9 I 0 10 10 Pebuari II 0 15 15 III 0 7 7 IV 0 18 18 I 0 15 15 Maret II 0 13 13 III 90 7 97 IV 0 15 15

4. Penerimaan Hibah
Penerimaan Hibah merupakan penerimaan bukan pajak yang berasal dari satuan kerja lain dan/atau pemerintah lain dengan tidak ada kewajiban untuk melakukan pengembalian atas 2

hibah yang diterimanya. Pada umunya hibah diberikan dalam bentuk barang atasu jasa. Sangat jarang hibah yang diberikan berupa fresh money/uang tunai kepada satuan kerja Kementerian/Lembaga. Contoh, Satker A menerima Hibah dari Bank Dunia untuk kegiatan peningkatan sanitasi masyarakat berupa dana untuk program air bersih. Untuk itu Bank Dunia bersedia memberikan bantuan Rp 250 juta dengan ketentuan pembayaran 30%, 40% dan 30% jika sesuai dengan kemajuan yang disyaratkan. Diperkirakan persyaratan pembangunan terkait program air bersih tersebut dapat dicapai pada bulan Juni, September dan November. Maka perencanaan kas untuk hibah tersebut :

Jan Hibah 0

Feb 0

Mar 0

Apr 0

Mei 0

Jun 75

Jul 0

Agus 0

Sep 100

Okt 0

Nov 75

Des 0

Setelah membuat perencanaan kas untuk setahun maka perencanaan kas tersebut harus dibuat lebih detail lagi menjadi mingguan untuk tiga bulan kedepan. Perencanaan kas tersebut menjadi:
Januari Minggu ke Hibah I 0 II 0 III 0 IV 0 I 0 Pebuari II 0 III 0 IV 0 I 0 Maret II 0 III 0 IV 0

Total perencanaan kas untuk penerimaan tahun 2008 adalah :


Jan PNBP Hibah 50 0 Feb 50 0 Mar 150 0 Apr 80 0 Mei 90 0 Jun 100 75 Jul 100 0 Agus 90 0 Sep 100 100 Okt 80 0 Nov 70 75 Des 50 0

Perencanaan kas untuk penerimaan untuk tiga bulan pertama 2008 :


Januari Minggu ke Hibah PNBP Total I 0 12 12 II 0 14 14 III 0 15 15 IV 0 9 9 I 0 10 10 Pebuari II 0 15 15 III 0 7 7 IV 0 18 18 I 0 15 15 Maret II 0 13 13 III 0 97 97 IV 0 15 15

Nilai diatas akan dicantumkan pada perencanaan satker untuk penerimaan.

Contoh soal untuk Belanja Semua data adalah dalam jutaan rupiah

1. Belanja Pegawai,
a. Gaji dan tunjangan PNS Satker A mempunyai 20 orang pegawai dengan pagu DIPA 2008 untuk gaji pokok sebesar Rp 650 juta dan untuk tunjangan anak, istri, jabatan dan lain-lain sebesar Rp 260 juta. Maka dalam perencanaan kas diperkirakan belanja pegawai adalah : Jika diasumsikan bahwa pembayaran gaji ada 13 kali maka rata-rata pembayaran gaji setuap bulannya adalah : Rp 650 / 13 bulan = Rp 50 juta Untuk tunjangan diperkirakan sebesar : Rp 260/ 13 bulan = Rp 20 juta Maka total belanja pegawai adalah : Rp 50 juta + 20 juta = Rp 70 juta

Jan Gaji Tunjangan 50 20

Feb 50 20

Mar 50 20

Apr 50 20

Mei 50 20

Jun 50 20

Jul 50 20

Agus 50 20

Sep 50 20

Okt 50 20

Nov 50 20

Des 50 20

Hal tersebut diasumsikan bahwa sepanjang tahun tidak ada penambahan atau pengurangan pegawai. Jika terjadi penambahan atau pengurangan pegawai maka perencanaan kas harus disesuaikan dengan besaran gaji dan tunjangan pegawai yang bersangkutan. Perencanaan kas tersebut jika dibagi kedalam mingguan untuk tiga bulan kedepan menjadi :

Januari Minggu ke Gaji Tunjangan I 50 20 II 0 0 III 0 0 IV 0 0 I 50 20

Pebuari II 0 0 III 0 0 IV 0 0 I 50 20

Maret II 0 0 III 0 0 IV 0 0

b. Honorarium Satker A untuk tahun 2008 berdasarkan DIPA mempunyai beberapa tim dengan besaran honor yang berbeda-beda. Tim 1 berdasarkan DIPA diberikan honor dengan total sebesar Rp 180 juta untuk 12 bulan dan 30 orang. Tim 2 diberikan honor dengan total sebesar Rp 120 juta untuk 6

bulan untuk 20 orang. Untuk Tim 2 honor diberikan mulai bulan Maret s.d Agustus. Maka perencanaan kas untuk kedua tim tersebut : Tim 1 : Rp 180 juta / 12 bulan = Rp 15 juta / bulan Tim 2 : Rp 120 juta / 6 bulan = Rp 20 juta / bulan Karena berbagai permasalahan honor untuk Tim 1 diperkirakan baru dapat dibayarkan pada bulan Juni dan setiap tiga bulan kemudian. Honor untuk Tim 2 dibayarkan bulan Juni 2008 dan setiap bulan berikutnya. Maka perencanaan kas untuk honor tim tersebut untuk satu tahun :

Jan Tim 1 Tim 2 0 0

Feb 0 0

Mar 0 0

Apr 0

Mei

Jun

Jul

Agus

Sept 45 20

Okt 0 0

Nov 0 0

Des 60 0

0 0

75 60

0 20

0 20

Perencanaan kas tersebut jika dibagi kedalam mingguan untuk tiga bulan kedepan menjadi :

Januari Minggu ke Tim 1 Tim 2 I 0 0 II 0 0 III 0 0 IV 0 0 I 0 0

Pebuari II 0 0 III 0 0 IV 0 0 I 0 0

Maret II 0 0 III 0 0 IV 0 0

c. Lembur Pada Satker A disediakan anggaran untuk lembur yang biasanya dibayarkan setiap dua bulan. Berdasarkan data pada tahun anggaran yang lalu besarnya lembur hampir sama untuk setiap dua bulan tersebut kecuali ada pegawai baru atau pindah. Pada DIPA 2008 untuk Satker A dengan jumlah pegawai 20 orang disediakan anggaran lembur sama seperti tahun sebesar Rp 60 juta. Maka untuk perencanaan kas tahun 2008 diperkirakan belanja pegawai untuk lembur adalah : Rp 60 juta / 12 = Rp 5 juta setiap bulan. Maka perencanaan kas tahun 2008 :

Jan Lembur 0

Feb 5

Mar 0

Apr 10

Mei 0

Jun 10

Jul 0

Agus 10

Sep 0

Okt 10

Nov 0

Des 15

Perencanaan kas tersebut jika dibagi kedalam mingguan untuk tiga bulan kedepan menjadi :

Januari Minggu ke Lembur I 0 II 0 III 0 IV 0 I 0

Pebuari II 0 III 5 IV 0 I 0

Maret II 0 III 0 IV 0

d. Vakasi Vakasi disediakan untuk imbalan bagi penguji atau pemeriksa kertas/jawaban ujian. Oleh karena peruntukannya tersebut, biasanya vakasi ini hanya terdapat pada DIPA yang mempunyai fungsi pendidikan. Pengeluaran untuk vakasi tidak setiap bulan dilakukan, hanya pada bulan-bulan tertentu saja yang biasanya ada banyak dilakukan ujian berkaitan dengan tupoksi satker bersangkutan. Contoh : Satker B adalah sebuah sekolah pada Departemen Pendidikan Nasional. Anggaran untuk kegiatan pemeriksaan lembar jawaban disediakan dua tahun sekali. Anggaran tersebut biasanya akan dikeluarkan pada saat ujian nasional yaitu pada bulan November dan Mei besarannya tergantung satker yang bersangkutan. Jika anggaran disediakan sebesar Rp 200 juta maka dapat direncanakan pengeluaran pada bulan November dan Mei masing-masing sebesar Rp 100 juta.

e. Uang Makan/Lauk Pauk Lauk Pauk dibayarkan untuk anggota TNI/Polri, sedangkan uang makan dibayarkan kepada PNS. Biasanya pengeluaran untuk uang makan dan lauk-pauk jumlahnya relatif sama setiap bulan. Pengurangan atau penambahan untuk uang makan PNS biasanya terjadi jika ada pengurangan atau penambahan pegawai atau pegawai tersebut cuti atau dinas luar sehingga tidak dapat dibayarkan uang makannya Contoh : Satker A yang mempunyai 20 orang pegawai dengan asumsi satu orang mendapatkan Rp 10.000 dengan jumlah hari kerja rata-rata 22 maka setiap bulan diperkirakan uang makan sebesar : Rp 10.000 x 20 orang x 22 hari kerja = Rp 4.400.000

Jan Uang Makan 4.4

Feb 4.4

Mar 4.4

Apr 4.4

Mei 4.4

Jun 4.4

Jul 4.4

Agus 4.4

Sep 4.4

Okt 4.4

Nov 4.4

Des 4.4

Perencanaan kas tersebut jika dibagi kedalam mingguan untuk tiga bulan kedepan menjadi :

Januari Minggu ke Uang Makan I 0 II 4,4 III 0 IV 0 I 0

Pebuari II 4,4 III 0 IV 0 I 0

Maret II 4,4 III 0 IV 0

Total Belanja Pegawai untuk perencanaan kas adalah untuk satu tahun :

Jan Gaji Tunjangan Tim 1 Tim 2 Lembur U. Makan Total 50 20 0 0 0 4.4 74,4

Feb 50 20 0 0 5 4.4 74,4

Mar 50 20 0 0 0 4.4 74,4

Apr 50 20 0 0 10 4.4 74,4

Mei 50 20 0 0 0 4.4 74,4

Jun 50 20 75 60 10 4.4 219,4

Jul 50 20 0 20 0 4.4 74,4

Agus 50 20 0 20 10 4.4 104,4

Sep 50 20 45 20 0 4.4 139,4

Okt 50 20 0 0 10 4.4 84,4

Nov 50 20 0 0 0 4.4 74,4

Des 50 20 60 0 15 4.4 149,4

Perencanaan kas untuk tiga bulan pertama yang terbagi dalam empat minggu :
Januari Minggu ke Gaji Tunjangan Tim 1 Tim 2 Uang Makan Lembur Total I 50 20 0 0 0 0 70 II 0 0 0 0 4,4 0 4,4 III 0 0 0 0 0 0 0 IV 0 0 0 0 0 0 0 I 50 20 0 0 0 0 70 Pebuari II 0 0 0 0 4,4 0 4,4 III 0 0 0 0 0 5 5 IV 0 0 0 0 0 0 0 I 50 20 0 0 0 0 70 Maret II 0 0 0 0 4,4 0 4,4 III 0 0 0 0 0 0 0 IV 0 0 0 0 0 0 0

2. Belanja Barang,
a. Belanja barang dan jasa Satker A memiliki anggaran untuk belanja barang dan jasa untuk keperluan antara lain pengadaan ATK, pembayaran tagihan listrik, PAM dan telepon. Satker A mempunyai DIPA 7

2008 untuk pengadaan ATK sebesar Rp 40 juta. Sebagaimana kebiasaan satker A selalu melakukan pembelian setiap dua bulan sekali dengan jumlah yang lebih besar pada awal tahun. Perencanaan kas diperkirakan : Rp 40 juta : 6 = 6,7 juta setiap dua bulan diperkirakan digunakan sebesar Rp 6 juta dan sisanya Rp 10 juta di awal tahun.

Jan ATK 0

Feb 10

Mar 0

Apr 6

Mei 0

Jun 6

Jul 0

Agus 6

Sep 0

Okt 6

Nov 0

Des 6

Perencanaan kas tersebut harus dibagi lagi menjadi perencanaan kas mingguan :

Januari Minggu ke ATK I 0 II 0 III 0 IV 0 I 0

Pebuari II 0 III 0 IV 4,4 I 0

Maret II 0 III 0 IV 0

Untuk tagihan listrik diperkirakan akan bertambah 10% dari tahun lalu karena adanya kenaikan tarif listrik sedangkan PAM naik 5% dan untuk tarif telpon masih sama seperti tahun lalu. Dengan asumsi bahwa tingkat pemakaian sama dengan tahun lalu maka perencanaan kas dapat dibuat :

2007 Listrik PAM Telp

Jan 1,2 0,35 1,2

Feb 1,3 0,40 1,2

Mar 1,3 0,40 1,2

Apr 1,4 0,40 1,3

Mei 1,3 0,40 1,3

Jun 1,4 0,45 1,4

Jul 1,4 0,40 1,3

Agus 1,5 0,45 1,4

Sep 1,5 0,45 1,4

Okt 1,5 0,5 1,5

Nov 1,5 0,5 1,5

Des 1,6 0,5 1,6

2008 Listrik PAM Telp

Jan 1,32 0,37 1,2

Feb 1,43 0,42 1,2

Mar 1,43 0,42 1,2

Apr 1,54 0,42 1,3

Mei 1,43 0,42 1,3

Jun 1,54 0,47 1,4

Jul 1,54 0,42 1,3

Agus 1,65 0,47 1,4

Sep 1,65 0,47 1,4

Okt 1,65 0,53 1,5

Nov 1,65 0,53 1,5

Des 1,76 0,53 1,6

Perencanaan kas tersebut harus dibagi lagi menjadi perencanaan kas mingguan :

Januari Minggu ke Listrik I 1,32 II 0 III 0 IV 0 I 1,43

Pebuari II 0 III 0 IV 0 I 1,43

Maret II 0 III 0 IV 0

PAM Telp

0,37 1,2

0 0

0 0

0 0

0,42 1,2

0 0

0 0

0 0

0,42 1,2

0 0

0 0

0 0

Sebagian satker mungkin membayar tagihan tersebut pada minggu kedua, jika demikian maka perencanaan kas tersebut harus disesuaikan. Demikian pula waktu pembayaran seperti halnya listrik di Jakarta waktu pembayarannya dibagi antara tanggal 10 dan tanggal 20 setiap bulannya. Apabila data pemakaian tahun lalu tidak bisa didapat maka cara yang paling mudah adalah membagi rata setiap bulannya dengan pembebanan lebih pada bulan tertentu misalnya menjelang akhir tahun karena kegiatan satker yang baisanya meningkat. Belanja barang dapat berupa kontrak yang berupa kegiatan misalnya Satker A mengadakan pelatihan untuk itu disediakan dana untuk menyewa akomodasi di hotel untuk penginapan, makan dan ruang rapat sebesar Rp 500 juta. Kegiatan tersebut dilakukan dua kali dengan jumlah peserta sama. Karena nilai kegiatan diatas Rp 50 juta maka harus dilakukan lelang. Berdasarkan kontrak kegiatan akan dilakukan pada bulan Mei dan September 2008 dengan perkiraan biaya masing-masing Rp 250 juta.

Jan Hotel 0

Feb 0

Mar 0

Apr 0

Mei 250

Jun 0

Jul 0

Agus 0

Sep 250

Okt 0

Nov 0

Des 0

Pada kontrak selalu dispesifikkan tanggal bayar, berdasarkan data tersebut maka dapat dibuat perencanaan kas mingguannya.
Januari Minggu ke Hotel I 0 II 0 III 0 IV 0 I 0 Pebuari II 0 III 0 IV 0 I 0 Maret II 0 III 0 IV 0

b. Belanja pemeliharaan Satker A mempunyai anggaran pada DIPA 2008 untuk belanja pemeliharaan gedung sebesar Rp 50 juta. Selain itu terdapat juga biaya untuk pemeliharaan AC sebesar Rp 20 juta. Sebagaimana kebiasaan satker A pemeliharaan gedung dilaksanakan setiap bulan Juni. Sedangkan untuk pemeliharaan AC dilaksanakan setiap bulan April dan Oktober.

Jan Pem. Gedung 0

Feb 0

Mar 0

Apr 0

Mei 0

Jun 50

Jul 0

Agus 0

Sep 0

Okt 0

Nov 0

Des 0

Pem. AC

10

10

Dalam perencanaan kas mingguan :

Januari Minggu ke Pem. Gedung Pem. AC I 0 0 II 0 0 III 0 0 IV 0 0 I 0 0

Pebuari II 0 0 III 0 0 IV 0 0 I 0 0

Maret II 0 0 III 0 0 IV 0 0

c. Belanja perjalanan dinas Satker A mempunyai anggaran pada DIPA 2008 sebesar Rp 120 juta. Perjalanan dinas biasanya dilakukan tiga kali dalam setahun yaitu bulan Mei, Agustus dan November setelah memperhitungkan lokasi tujuan dan jumlah orang yang akan melakukan perjalanan dinas dengan memperhatikan mengenai ketentuan perjalanan dinas yang baru (at cost) maka diperkirakan pada bulan Mei diperlukan dana sebesar Rp 40 juta, Agustus Rp 30 juta dan Rp 50 juta.
Jan Perjal Dinas 0 Feb 0 Mar 0 Apr 0 Mei 40 Jun 0 Jul 0 Agus 30 Sep 0 Okt 0 Nov 50 Des 0

Total Perencanaan Kas untuk tiga bulan pertama dalam mingguan adalah :
Januari Minggu ke Perjal. Dinas I 0 II 0 III 0 IV 0 I 0 Pebuari II 0 III 0 IV 0 I 0 Maret II 0 III 0 IV 0

Total perencanaan kas untuk Belanja Barang adalah :


Jan ATK Listrik PAM Telp Hotel Pem. Gedung Pem. AC Perjal Dinas Total 0 1,32 0,37 1,2 0 0 0 0 2,89 Feb 10 1,43 0,42 1,2 0 0 0 0 13,05 Mar 0 1,43 0,42 1,2 0 0 0 0 2,05 Apr 6 1,54 0,42 1,3 0 0 10 0 19,26 Mei 0 1,43 0,42 1,3 250 0 0 40 293,15 Jun 6 1,54 0,47 1,4 0 50 0 0 59,41 Jul 0 1,54 0,42 1,3 0 0 0 0 3,26 Agus 6 1,65 0,47 1,4 0 0 0 30 39,52 Sep 0 1,65 0,47 1,4 250 0 0 0 253,52 Okt 6 1,65 0,53 1,5 0 0 10 0 19,68 Nov 0 1,65 0,53 1,5 0 0 0 50 53,68 Des 6 1,76 0,53 1,6 0 0 0 0 9,89

10

Total Perencanaan Kas untuk tiga bulan pertama dalam mingguan adalah :
Januari Minggu ke ATK Listrik PAM Telp Hotel Pem. Gedung Pem. AC Perjal. Dinas Total I 0 1,32 0,37 1,2 0 0 0 0 2,89 II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 III 0 0 0 0 0 0 0 0 0 IV 0 0 0 0 0 0 0 0 0 I 0 1,43 0,42 1,2 0 0 0 0 2.89 Pebuari II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 III 0 0 0 0 0 0 0 0 0 IV 4,4 0 0 0 0 0 0 0 4,4 I 0 1,43 0,42 1,2 0 0 0 0 2.89 Maret II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 III 0 0 0 0 0 0 0 0 0 IV 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3. Belanja Modal,
a. Belanja Modal Tanah Belanja modal untuk pembelian tanah sangat jarang dilakukan dan jika memang ada maka besaran dan saat terjadinya biasanya dapat dipastikan dengan akurasi yang tinggi karena nilainya sangat material. Contoh Satker A akan membangun gedung kantor baru karena gedung yang selama ini dipakai adalah dipinjam dari pemda. Untuk itu pada DIPA satker telah disediakan dana sebesar Rp 300 juta untuk membeli tanah tersebut. Nilai tersebut didasarkan pada nilai pasar dan ditambah dengan persentase perkiraan kenaikan harga. Berdasarkan survey terakhir nilai tanah diperkirakan Rp 285 juta. Nilai tersebut telah termasuk biaya pengurusan Notaris dan biaya lainnya. Berdasarkan perjanjian dengan notaris dan pemilik tanah, pembayaran akan dilakukan pada minggu terakhir bulan Maret sehingga pembangunan segera dapat dilaksanakan.
Jan Tanah 0 Feb 0 Mar 285 Apr 0 Mei 0 Jun 0 Jul 0 Agus 0 Sep 0 Okt 0 Nov 0 Des 0

Perencanaan Kas untuk tiga bulan pertama dalam mingguan adalah :


Januari Minggu ke Tanah I 0 II 0 III 0 IV 0 I 0 Pebuari II 0 III 0 IV 0 I 0 Maret II 0 III 0 IV 285

11

b. Belanja Modal Peralatan dan Mesin Satker A pada tahun 2008 berencana untuk mengganti PC dan Printer lama. Selain itu akan dilaksanakan juga pembelian UPS. Jumlah PC yang akan diganti 5 buah dengan nilai total Rp 75 juta dan 5 printer senilai Rp 7,5 juta. UPS direncanakan diperlukan dana sebesar Rp 10 juta untuk dua buah UPS. Karena nilai total pengadaan tersebut diatas Rp 50 juta maka semuanya harus dilelang dalam satu paket. Setelah dilaksanakan lelang maka nilai masingmasing untuk PC unit total Rp 50 juta, Printer Rp 5 juta dan UPS Rp 7,5 juta. Pemenang lelang akan menyerahkan barang dan pembayaran dilakukan pada bulan Juni.

Jan Perl & Mesin 0

Feb 0

Mar 0

Apr 0

Mei 0

Jun 62,5

Jul 0

Agus 0

Sep 0

Okt 0

Nov 0

Des 0

Perencanaan Kas untuk tiga bulan pertama dalam mingguan adalah :


Januari Minggu ke Perl. & Mesin I 0 II 0 III 0 IV 0 I 0 Pebuari II 0 III 0 IV 0 I 0 Maret II 0 III 0 IV 0

c. Belanja Modal Gedung dan Bangunan Satker A pada tahun 2008 berencana untuk membangun gedung kantor baru diatas tanah yang baru dibeli. Untuk itu telah disediakan dana pada DIPA sebesar Rp 1,5 miliar. Nilai tersebut telah disesuaikan dengan RAB terakhir. Berdasarkan lelang maka nilai total pembagunan gedung dengan spesifikasi yang telah ditentukan adalah sebesar Rp 1,25 miliar. Berdasarkan kontrak didapatkan bahwa pola pembayaran adalah 25% pada saat pekerjaan telah diselesaikan sekitar 30%; 25% setelah pekerjaan diselesaikan sebesar 60%; 40% setelah pekerjaan selesai (100%) dan sisanya 10% setelah serah terima. Diperkirakan saat pembayaran tersebut adalah pada bulan Juni, Agustus, Oktober dan Desember. Perencanaan kas untuk pembangunan gedung baru tersebut adalah : Juni : 25 % x 1,25 miliar = Rp 312,5 juta Agustus : 25 % x 1,25 miliar = Rp 312,5 juta Oktober : 25 % x 1,25 miliar = Rp 312,5 juta Desember: 10 % x 1,25 miliar = Rp 125 juta. Maka perencanaan kas untuk tahun 2008 adalah :

12

Jan Bangunan 0

Feb 0

Mar 0

Apr 0

Mei 0

Jun 312,5

Jul 0

Agus 312,5

Sep 0

Okt 312,5

Nov 0

Des 125

Pada kontrak pasti dinyatakan tanggal berapa atau syarat pembayaran. Berdasarkan data tersebut dapat dipergunakan untuk membuat perencanaan kas dalam mingguan.

Januari Minggu ke Bangunan I 0 II 0 III 0 IV 0 I 0

Pebuari II 0 III 0 IV 0 I 0

Maret II 0 III 0 IV 0

d. Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja modal untuk jalan, irigrasi dan jaringan biasanya terdapat pada satker pada Departemen Pekerjaan Umum. Meskipun demikian dapat juga dilakukan oleh departemen lain. Perencanaan kas untuk pembangunan jalan, irigrasi atau jaringan ini dapat disesuaikan dengan kontraknya. Pada kontrak pasti dinyatakan syarat-syarat pembayaran dan kapan dapat dilakukan, perencanaan kas baik untuk setahun maupun mingguan dapat merujuk ke informasi tersebut.

e. Belanja Modal Lainnya. Belanaja modal lainnya seperti belanja pemeliharaan yang dikapitalisasi. Belanja yang dikapitalisasi jika memenuhi persyaratan kapitalisasi menurut akuntansi misalnya menambah usia pakai dan menambah kapasitas. Belanja pemeliharaan yang dikapitalisasi berlaku untuk gedung dan bangunan, peralatan dan mesin, jalan, jaringan dan irigrasi. Total Belanja Modal untuk perencanaan kas untuk 2008 adalah :

Jan Tanah Perl & Mesin Bangunan Total 0 0 0 0

Feb 0 0 0 0

Mar 285 0 0 285

Apr 0 0 0 0

Mei 0 0 0 0

Jun 0 62,5 312,5 375,0

Jul 0 0 0 0

Agus 0 0 312,5 312,5

Sep 0 0 0 0

Okt 0 0 312,5 321,5

Nov 0 0 0 0

Des 0 0 125 125

Perencanaan kas untuk mingguan untuk tiga bulan pertama 2008 :

13

Januari Minggu ke Tanah Perl. & Mesin Bangunan Total I 0 0 0 0 II 0 0 0 0 III 0 0 0 0 IV 0 0 0 0 I 0 0 0 0

Pebuari II 0 0 0 0 III 0 0 0 0 IV 0 0 0 0 I 0 0 0 0

Maret II 0 0 0 0 III 0 0 0 0 IV 285 0 0 285

4. Belanja Bunga
Belanja Bunga tidak terdapat di Satker manapun di daerah. Jadi jika ada satker yang mengisi bagian ini dalam perencanaan kasnya dapat dipastikan hal tersebut salah. Unit yang membuat perencanaan kas untuk belanja bunga adalah DJPU. Belanja bunga tersebut terdiri dari bunga dan biaya sedangkan pokok (cicilan) adalah bagian dari dari pembiayaan. Jadwal pembayaran utang tampak sebagai berikut :

TANGGAL 01/06/08 02/06/08 03/06/08 04/06/08 05/06/08 06/06/08 07/06/08 08/06/08 09/06/08 10/06/08

POKOK USD 479.479.661,81 201.006.895,96 374.173,91 897.748,97 3.432.407,40 1.150.945,74 637.628,67 53.624,99 5.250.743,05 545.234,80 RUPIAH 4.452.448.139.585,19 1.866.550.035.863,98 3.474.578.882,28 8.336.496.935,42 31.873.335.116,40 10.687.682.141,64 5.921.019.829,62 497.961.657,14 48.758.399.962,47 5.063.050.392,30 USD 165.060.362,45 123.967.155,86 29.348,62 55.089,06 350.513,35 225.671,05 168.711,12 387.095,15 1.608.382,78 37.627,04

BUNGA RUPIAH 1.532.750.525.721,29 1.151.159.009.355,78 272.531.277,26 511.557.011,16 3.254.866.968,10 2.095.581.370,30 1.566.651.460,32 3.594.565.562,90 14.935.442.518,04 349.404.654,27 3.390,09 165.077,06 USD 2.303.003,45 1.213.726,32

BIAYA RUPIAH 21.691.989.535,41 11.432.088.233,91

1.554.860.856,40

31.931.269,84

Perencanaan kas untuk pembayaran bunga utang relatif mudah untuk disusun karena jadwal pembayarannya sudah pasti. Faktor yang mempengaruhi nilainya adalah perubahan kurs untuk valuta asing tersebut karena utang LN pemerintah terdiri dari berbagai jenis mata uang.

14

Tabel diatas merupakan contoh perencanaan kas untuk Surat utang Negara. Perencanaan kas untuk surat utang negara harus memperhitungkan besaran bunga yang dibayar, jumlah penerbitan, jumlah buy back. Merencanakan kas untuk SUN juga relatif mudah karena tanggal pembayaran bunga dan pokok serta biaya-biaya terkait sudah jelas. Demikian pula tanggal penerbitan dan jumlah indikatifnya.

5. Belanja Subsidi
Belanja subsidi terdiri atas : Belanja subsidi BBM (minyak tanah, diesel, premium, elpiji, solar, avtur). Subsidi BBM ini dibayarkan pada waktu-waktu tertentu saja. Pembayaran kepada Pertamina dilakukan setelah diadakan perhitungan atas kewajiban pemerintah terhadap pemerintah. Perhitungan tersebut dilaksanakan oleh DJA. DJA juga bertanggungjawab untuk subsidi listrik. Subsidi ini tidak selalu dibayarkan dalam bentuk kas tetapi dapat juga dibayarkan sengan cara offset atas setoran keuntungan Pertamina terhadap kewajiban pemerintah. Karena pembayaran subsidi ini disetai dengan berbagai persiapan dan hanya terjadi beberapa kali dalam setahun seharusnya perencanaan kasnya relatif lebih mudah untuk dibuat. Belanja subsidi non BBM terdiri atas (subsidi pangan, listrik, benih, gula, pupuk, obat dan lain-lain). Subsidi ini dibayarkan oleh departemen tertentu : i. ii. iii. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat c.q. Deputi Bidang Koordinasi Perlindungan Sosial dan Perumahan Rakyat untuk subsidi pangan; Departemen Pertanian c.q. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan untuk subsidi benih dan pupuk; Departemen Perhubungan c.q. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut untuk Public Service Obligation (PSO) PT.Pelni dan c.q. Direktorat Jenderal Perkeretaapian untuk PSO PT.KAI; Departemen Komunikasi dan Informasi c.q. Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi untuk PSO PT. Posindo dan LKBN Antara; Kementerian negara perumahan rakyat c.q. Deputi Bidang pembiayaan untuk subsidi KPRSH dan Rusunami; Subsidi pajak (PPh, PPN dan bea masuk) dilakukan oleh DJP dan DJ Bea dan Cukai.

iv. v. vi.

6. Belanja Bantuan Sosial,


Yang termasuk dalam kategori belanja bantuan sosial antara lain: a. b. c. Bantuan Kompensasi sosial, misalnya BLT dari kenaikan BBM Bantuan kepada lembaga pendidikan dan peribadatan Bantuan kepada lembaga sosial lainnya. 15

Perencanaan arus kas keluar untuk belanja ini dilakukan oleh instansi terkait dengan memperkirakan kapan saat terjadinya pembayaran. Misalnya untuk pembayaran BLT kompensasi kenaikan BBM, diajukan oleh Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Pelaksanaan pembayarannya dilakukan sesuai dengan jadwal waktu yang telah disusun. Updating/pemutakhiran atas pelaksanaan pembayaran belanja ini dilakukan apabila pelaksanaan pembayarannya tidak sesuai dengan yang telah direncanakan. Laporan updating perencanaan kas disampaikan kepada Direktorat Pengelolaan Kas Negara

7. Belanja Hibah
Hibah merupakan transfer barang/jasa/uang yang sifatnya tidak wajib kepada negara lain atau organisasi internasional. Pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian/lembaga terkait. Namun demikian belanja ini sangat jarang dilakukan. Perencanaan arus kas keluar untuk belanja ini dilakukan oleh instansi terkait dengan memperkirakan kapan saat terjadinya pembayaran. Belanja hibah ini terdiri atas : Belanja hibah kepada pemerintah luar negeri Belanja hibah kepada organisasi internasional Belanja hibah kepada pemerintah daerah

8. Belanja Lain-lain.
Belanja lain-lain yaitu pengeluaran pemerintah pusat yang tidak dapat diklasifikasikan kedalam jenis belanja pada poin-poin yang telah dibahas di atas. Perencanaan arus kas keluar untuk belanja ini dilakukan oleh instansi terkait (pada umumnya DJA) dengan memperkirakan kapan saat terjadinya pembayaran. Belanja lain-lain terdiri atas : Belanja untuk rekonstruksi aceh Pengeluaran tak tersangka Dana tanggap darurat Belanja kompensasi BBM Belanja lain-lain.

16

Laporan Perencanaan Kas Dalam jutaan rupiah

Jika data perencanaan kas diatas digabungkan dalam laporan sebagai berikut :
Penerimaan Perpajakan & Cukai PNBP Hibah Pengeluaran Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Hibah Belanja Bantuan Sos Belanja Lain-lain Jan 0 50 0 Jan 74,4 2,89 0 0 0 0 Feb 0 50 0 Feb 74,4 13,05 0 0 0 0 Mar 0 150 0 Mar 66,9 2,05 285 0 0 0 Apr 0 80 0 Apr 82,15 19,26 0 0 0 0 Mei 0 90 0 Mei 68,34 293,15 0 0 0 0 Jun 0 100 75 Jun 212,98 59,41 375,0 0 0 0 Jul 0 100 0 Jul 87,98 3,26 0 0 0 0 Agus 0 90 0 Agus 97,98 39,52 312,5 0 0 0 Sep 0 100 100 Sep 133,07 253,52 0 0 0 0 Okt 0 80 0 Okt 68,07 19,68 321,5 0 0 0 Nov 0 70 75 Nov 68,07 53,68 0 0 0 0 Des 0 50 0 Des 68,07 9,89 125 0 0 0

Perencanaan kas tersebut harus di sempurnakan lagi dengan membagi kedalam mingguan karena laporan perencanaan kas saat ini masih bersifat mingguan. Untuk mencapai hal tersebut maka Satker juga harus memperkirakan minggu tertentu terjadinya pengeluaran. Selain itu perencanaan kas dibuat untuk tiga bulan kedepan dengan setiap bulannya dibagi kedalam 4 minggu. Perencanaan kas dalam mingguan untuk tiga bulan pertama 2008 :
Penerimaan Minggu ke Perpajakan & Cukai Hibah PNBP Pengeluaran Belanja Pegawai Belanja barang Belanja Modal Belanja Hibah Belanja Bantuan Sos Belanja Lain-lain 70 2,89 0 0 0 0 I 0 0 12 Januari II 0 0 14 III 0 0 15 IV 0 0 9 I 0 0 10 Pebuari II 0 0 15 III 0 0 7 IV 0 0 18 I 0 0 15 II 0 0 13 Maret III 0 0 97 IV 0 0 15

Januari 4,4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 70 2.89 0 0 0 0

Pebuari 4,4 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0 4,4 0 0 0 0 70 2.89 0 0 0 0

Maret 4,4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 285 0 0 0

17

RENCANA PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KANTOR : Satker A KODE SATKER : 30265 Dalam Jutaan rupiah
KETERANGAN A Arus Kas Masuk APBN 1 2 3 B Penerimaan Perpajakan dan Cukai Penerimaan Bukan Pajak Hibah 1 s.d. 7 12 0 12 0 72,89 70 2,89 0 0 0 0 -60,89 JANUARI 7 s.d. 15 16 s.d. 23 14 0 14 0 4,4 4,4 0 0 0 0 0 9,6 15 0 15 0 0 0 0 0 0 0 0 15 24 s.d. a.b 9 0 9 0 0 0 0 0 0 0 0 9 1 s.d. 7 10 0 10 0 72,89 70 2,89 0 0 0 0 -62,89 PEBUARI 7 s.d. 15 16 s.d. 23 15 0 15 0 4,4 4,4 0 0 0 0 0 10,6 7 0 7 0 5 5 0 0 0 0 0 2 24 s.d. a.b 18 0 18 0 4,4 0 4,4 0 0 0 0 13,6 1 s.d. 7 15 0 15 0 72,89 70 2,89 0 0 0 0 -62,11 MARET 7 s.d. 15 16 s.d. 23 13 0 13 0 4,4 4,4 0 0 0 0 0 7,6 97 0 97 0 0 0 0 0 0 0 0 97 24 s.d. a.b 15 0 15 0 285 0 0 285 0 0 0 -270

Arus Kas Keluar APBN 1 2 3 4 5 Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Hibah Bantuan Sosial

6 Belanja Lain-lain SURPLUS / DEFISIT

Palembang, 3 Januari 2008 Brad Pitt

NIP. 06009999

a.b = akhir bulan

18

Updating / Pemutakhiran 1. Penerimaan Perpajakan 2. Penerimaan Bea Masuk dan Bea Keluar dan Cukai 3. Penerimaan Bukan Pajak
Berdasarkan contoh sebelumnya perencanaan kas untuk PNBP diperkirakan sebagai berikut :
Jan Jual aset PNBP Total 0 50 50 Feb 0 50 50 Mar 90 60 150 Apr 0 80 80 Mei 0 90 90 Jun 0 100 100 Jul 0 100 100 Agus 0 90 90 Sep 0 100 100 Okt 0 80 80 Nov 0 70 70 Des 0 50 50

Berdasarkan perkembangan terbaru diketahui bahwa lelang aset yang semula direncanakan bulan Maret total nilai jual ditaksir Rp 90 juta tidak dapat dilaksanakan karena persetujuannya belum jelas untuk itu diperkirakan diundur hinggar Juni. Sedangkan untuk penerimaan PNBP diperkirakan tetap sama. Maka perencanaan kas untuk PNBP diperkirakan sebagai berikut :
Jan Jual aset PNBP Total 0 50 50 Feb 0 50 50 Mar 0 60 60 Apr 0 80 80 Mei 0 90 90 Jun 90 100 190 Jul 0 100 100 Agus 0 90 90 Sep 0 100 100 Okt 0 80 80 Nov 0 70 70 Des 0 50 50

Perencanaan kas detail lagi untuk tiga bulan kedepan :


Januari Minggu ke Jual aset PNBP Total PNBP I 0 12 12 II 0 14 14 III 0 15 15 IV 0 9 9 I 0 10 10 Pebuari II 0 15 15 III 0 7 7 IV 0 18 18 I 0 15 15 Maret II 0 13 13 III 0 7 97 IV 0 15 15

4. Penerimaan Hibah

19

Karena sesuatu dan lain hal, program yang dibiayai oleh Bank Dunia tersebut harus dipercepat dan diminta agar dapat dimulai pada bulan April. Nilai program tetap dan syarat pencairan juga tetap. Maka perencanaan kas untuk hibah tersebut :

Jan Hibah 0

Feb 0

Mar 0

Apr 75

Mei 0

Jun 100

Jul 0

Agus 75

Sep 0

Okt 0

Nov 0

Des 0

Setelah membuat perencanaan kas untuk setahun maka perencanaan kas tersebut harus dibuat lebih detail lagi menjadi mingguan untuk tiga bulan kedepan. Perencanaan kas tersebut menjadi:
Januari Minggu ke Hibah I 0 II 0 III 0 IV 0 I 0 Pebuari II 0 III 0 IV 0 I 0 Maret II 0 III 0 IV 0

Total perencanaan kas untuk penerimaan tahun 2008 adalah :


Jan PNBP Hibah 50 0 Feb 50 0 Mar 60 0 Apr 80 75 Mei 90 0 Jun 190 100 Jul 100 0 Agus 90 75 Sep 100 0 Okt 80 0 Nov 70 0 Des 50 0

Perencanaan kas untuk penerimaan untuk tiga bulan pertama 2008 :


Januari Minggu ke Hibah PNBP Total I 0 12 12 II 0 14 14 III 0 15 15 IV 0 9 9 I 0 10 10 Pebuari II 0 15 15 III 0 7 7 IV 0 18 18 I 0 15 15 Maret II 0 13 13 III 0 97 97 IV 0 15 15

Nilai diatas akan dicantumkan pada perencanaan satker untuk penerimaan.

1. Belanja Pegawai
a. Gaji dan tunjangan PNS Contoh : Dua orang pegawai akan pensiun pada bulan Maret Pegawai A mempunyai gaji pokok Rp 2,5 juta dan tunjangan jabatan, anak, istri dan lainnya dengan total Rp 1,5 juta sedangkan untuk

20

pegawai B mempunyai gaji pokok sebesar Rp 2,25 juta dengan total tunjangan sebesar Rp 1,25 juta. Maka pada bulan Maret perencanaan kas harus disesuaikan sebesar : Jumlah pengurangan gaji pokok sebesar : Rp 2,5 juta + Rp 2,25 juta = Rp 4,75 juta Maka perencanaan belanja untuk gaji menjadi : Rp 50 juta Rp 4,75 juta = Rp 45,25 juta Jumlah pengurangan tunjangan sebesar : Rp 1,5 juta + 1,25 juta = Rp 2,75 juta Maka perencanaan untuk tunjangan : Rp 20 juta Rp 2,75 juta = Rp 17,25 juta Pada bulan April diperkirakan akan diterima rapel kenaikan gaji sebesar 10% dari gaji pokok untuk tahun 2008 dari bulan Januari hingga Maret. Besaran rapel diperkirakan sebesar : 10 % x Rp 650 juta / 12 x 3 bulan = Rp 16,25 juta. Maka perencanaan kas untuk bulan April untuk gaji menjadi : Rp 45,25 + Rp 16,25 juta = Rp 61,5 juta, dan untuk bulan selanjutnya akan bertambah menjadi : Rp 45,25 + Rp 5,42 (kenaikan 10%) = Rp 50,67 juta.

Maka perencanaan kas tahun 2008 perlu disesuaikan menjadi :

Jan Gaji Tunjangan 50 20

Feb 50 20

Mar 45,25 17,25

Apr 61.5 17,25

Mei 50,67 17,25

Jun 50,67 17,25

Jul 50,67 17,25

Agus 50,67 17,25

Sep 50,67 17,25

Okt 50,67 17,25

Nov 50,67 17,25

Des 50,67 17,25

Untuk penyesuaian perencanaan kas terkait dengan penambahan anak atau istri dan tunjangan lainnya dapat disesuaikan dengan standar tunjangan yang ada. Misalnya untuk tunjangan istri sebesar 10% dari gaji, tunjangan anak sebesar 2% dari gaji dan tunjangan struktural atau kenaikan gaji berdasarkan golongan dapat mengikuti ketentuan yang berlaku. Penyesuaian perencanaan kas untuk bulan berikutnya dapat mempergunakan data bulan-bulan sebelumnya karena besaran perubahan tunjangan tersebut pasti sama. Pegawai C menikah pada bulan Mei dan diperkirakan tunjangan istri akan mulai dibayarkan pada bulan September 2008. Jika gaji pokok pegawai C adalah Rp 1.8 juta maka tambahan tunjangan istri adalah : 10% x Rp 1,8 juta = Rp 180,000 Pegawai D mendapatkan promosi dan menjabat sebagai esolon IVB dengan tunjangan sebesar Rp 360 ribu. Pegawai D dilantik pada bulan Maret dan tunjangannya dibayarkan pada bulan Mei. Maka pegawai D akan mendapatkan rapel tunjangan sebesar Rp 720 ribu untuk dua bulan. Belanja tunjangan untuk Mei 2008 diperkirakan : Rp 17,25 juta + 3 x 360.000 = RP 18,33 juta. Untuk bulan September 2008 = Rp 18,33 juta + Rp 90.000 = Rp 18,42 juta

21

Maka perencanaan kas tahun 2008 perlu disesuaikan menjadi :

Jan Gaji Tunjangan 50 20

Feb 50 20

Mar 45,25 17,25

Apr 61.50 17,25

Mei 45,25 18.690

Jun 45,25 18,33

Jul 45,25 18,33

Agus 45,25 18.33

Sep 45,25 18,42

Okt 45,25 18,42

Nov 45,25 18,42

Des 45,25 18,42

Perencanaan kas tersebut jika dibagi kedalam mingguan untuk tiga bulan kedepan menjadi :
Januari Minggu ke Gaji Tunjangan I 50 20 II 0 0 III 0 0 IV 0 0 I 50 20 Pebuari II 0 0 III 0 0 IV 0 0 I 45,25 17,25 Maret II 0 0 III 30 0 IV 0 0

b. Honorarium Melanjutkan contoh awal, Tim 1 pembayaran honornya ternyata dapat dibayarkan pada bulan Maret sebesar Rp 15 juta x 2 bulan = Rp 30 juta. Maka perencanaan kas untuk honor tim tersebut untuk satu tahun :

Jan Tim 1 Tim 2 0 0

Feb 0 0

Mar 30 0

Apr 0

Mei

Jun

Jul

Agus

Sept 45 20

Okt 0 0

Nov 0 0

Des 60 0

0 0

45 60

0 20

0 20

Perencanaan kas tersebut jika dibagi kedalam mingguan untuk tiga bulan kedepan menjadi :

Januari Minggu ke Tim 1 Tim 2 I 0 0 II 0 0 III 0 0 IV 0 0 I 0 0

Pebuari II 0 0 III 0 0 IV 0 0 I 0 0

Maret II 0 0 III 30 0 IV 0 0

Selain itu biasanya yang dapat merubah perencanaan kas untuk honorarium adalah mutasi pegawai karena mempengaruhi jumlah anggota Tim.

c. Lembur Perubahan perencanaan kas untuk lembur biasanya dipengaruhi oleh jumlah pegawai yang lembur dan lamanya lembur karena tarif lembur sudah fixed. Selain itu waktu pembayarannya 22

juga bisa bergeser terutama jika syarat pengajuan lembur belum dipenuhi sehingga menunda saat pencairan. Misalkan berdasarkan daftar lembur untuk Januari didapatkan bahwa jumlah pegawai yang lembur rata-rata 17 orang karena sisanya dinas luar berdasarkan perhitungan didapatkan bahwa nilai yang akan dibayarkan adalah Rp 4,3 juta maka perencanaan kas diupdate :

Jan Lembur 0

Feb 4,3

Mar 0

Apr 10

Mei 0

Jun 10

Jul 0

Agus 10

Sep 0

Okt 10

Nov 0

Des 15

Pembayaran lembur tersebut mundur ke minggu ke IV karena ada persyaratan administrasi yang belum dilengkapi sehingga perencanaan kas tersebut jika dibagi kedalam mingguan menjadi :

Januari Minggu ke Lembur I 0 II 0 III 0 IV 0 I 0

Pebuari II 0 III 0 IV 4,3 I 0

Maret II 0 III 0 IV 0

Total belanja pegawai setelah updating menjadi :

Jan Gaji Tunjangan Tim 1 Tim 2 Lembur Total 50 20 0 0 0 70

Feb 50 20 0 0 4,3 74,3

Mar 45,25 17,25 30 0 0 92,5

Apr 61.50 17,25 0 0 10 88,75

Mei 45,25 18.69 0 0 0 63,94

Jun 45,25 18,33 45 60 10 178,58

Jul 45,25 18,33 0 20 0 83,58

Agus 45,25 18.33 0 20 10 93,58

Sep 45,25 18,42 45 20 0 128,67

Okt 45,25 18,42 0 0 10 73,67

Nov 45,25 18,42 0 0 0 63,67

Des 45,25 18,42 60 0 15 78,67

Total Perencanaan Kas untuk tiga bulan pertama dalam mingguan adalah :
Januari Minggu ke Gaji Tunjangan Tim 1 Tim 2 Lembur Total I 50 20 0 0 0 70 II 0 0 0 0 0 0 III 0 0 0 0 0 0 IV 0 0 0 0 0 0 I 50 20 0 0 0 70 Pebuari II 0 0 0 0 0 0 III 0 0 0 0 0 0 IV 0 0 0 0 4,3 4,3 I 45,25 17,25 0 0 0 62,5 Maret II 0 0 0 0 0 0 III 30 0 30 0 0 30 IV 0 0 0 0 0 0

23

2. Belanja Barang,
a. Belanja barang dan jasa Satker A sudah memesan berbagai ATK yang diperlukan dan sesuai perhitungan tersebut maka ternyata nilai transaksi sebesar Rp 11,5 juta. Dan ATK tersebut akan diserahkan pada bulan Pebuari minggu ke tiga dan dibayar lunas minggu yang sama. Sehingga perencanaan kas menjadi :

Jan ATK 0

Feb 11,5

Mar 0

Apr 6

Mei 0

Jun 4,5

Jul 0

Agus 6

Sep 0

Okt 6

Nov 0

Des 6

Perencanaan kas tersebut harus dibagi lagi menjadi perencanaan kas mingguan :

Januari Minggu ke ATK I 0 II 0 III 0 IV 0 I 0

Pebuari II 0 III 0 IV 11,5 I 0

Maret II 0 III 0 IV 0

Untuk tagihan listrik diperkirakan yang diperkirakan naik 10% ternyata naik 15% dan untuk PAM naik 15% dan telp tetap. Kenaikan tersebut dipastikan akan mulai bulan Maret. Maka perencanaan kas harus disesuaikan.

2007 Listrik PAM Telp

Jan 1,2 0,35 1,2

Feb 1,3 0,40 1,2

Mar 1,3 0,40 1,2

Apr 1,4 0,40 1,3

Mei 1,3 0,40 1,3

Jun 1,4 0,45 1,4

Jul 1,4 0,40 1,3

Agus 1,5 0,45 1,4

Sep 1,5 0,45 1,4

Okt 1,5 0,5 1,5

Nov 1,5 0,5 1,5

Des 1,6 0,5 1,6

2008 Listrik PAM Telp

Jan 1,2 0,35 1,2

Feb 1,3 0,40 1,2

Mar 1,38 0,46 1,2

Apr 1,61 0,46 1,3

Mei 1,38 0,46 1,3

Jun 1,61 0,52 1,4

Jul 1,61 0,46 1,3

Agus 1,73 0,52 1,4

Sep 1,73 0,52 1,4

Okt 1,73 0,58 1,5

Nov 1,73 0,58 1,5

Des 1,84 0,58 1,6

Berdasarkan tagihan yang terlambat dibayar tagihan listrik beserta denda adalah Rp 1.3200.000 dan PAM Rp 370.000 Perencanaan kas tersebut harus dibagi lagi menjadi perencanaan kas mingguan : 24

Januari Minggu ke Listrik PAM Telp I 0 0 1,2 II 0 0,37 0 III 0 0 0 IV 1,32 0 0 I 1,43 0,42 1,2

Pebuari II 0 0 0 III 0 0 0 IV 0 0 0 I 1,43 0,42 1,2

Maret II 0 0 0 III 0 0 0 IV 0 0 0

Untuk kegiatan yang bersifat kontraktual tentunya saat pembayaran sudah dapat dipastikan dan sangat jarang berubah kecuali memang dinyatakan dalam kontrak dapat berubah.

b. Belanja pemeliharaan Belanja pemeliharaan yang memelukan updating biasanya adalah yang non kontraktual karena saat pembayarannya dapat saja berubah. Sedangkan yang sudah ada kontraknya sudah dapat dipastikan bahwa tanggal dan besarannya tetap.

c. Belanja perjalanan dinas Karena ada permasalahan tertentu, perjalanan dinas satker A harus dipercepat pelaksanaannya pada bulan Maret. Setelah menghitung biaya perjalanan dengan mempertimbangkan kota tujuan, ongkos pesawat, uang harian, uang hotel, dan biaya perjalanan lainnya serta banyaknya orang maka didapatkan bahwa dana yang diperlukan adalah Rp 35,7 juta. Maka perencanaan kas diupdate :

Jan Perjal Dinas 0

Feb 0

Mar 35,7

Apr 0

Mei 0

Jun 0

Jul 0

Agus 34,3

Sep 0

Okt 0

Nov 50

Des 0

Total Perencanaan Kas untuk tiga bulan pertama dalam mingguan adalah :
Januari Minggu ke Perjal. Dinas I 0 II 0 III 0 IV 0 I 0 Pebuari II 0 III 0 IV 0 I 0 Maret II 0 III 0 IV 35,7

Total perencanaan kas untuk Belanja Barang adalah :


Jan ATK Listrik 0 1,2 Feb 11,5 1,3 Mar 0 1,38 Apr 6 1,61 Mei 0 1,38 Jun 4,5 1,61 Jul 0 1,61 Agus 6 1,73 Sep 0 1,73 Okt 6 1,73 Nov 0 1,73 Des 6 1,84

25

PAM Telp Perjal Dinas Total

0,35 1,2 0 2.75

0,40 1,2 0 14.4

0,46 1,2 35,7 38.7

0,46 1,3 0 9.37

0,46 1,3 0 3.14

0,52 1,4 0 8.07

0,46 1,3 0 3.37

0,52 1,4 34,3 43.95

0,52 1,4 0 3.65

0,58 1,5 0 9.81

0,58 1,5 50 53.81

0,58 1,6 0 10.02

Total Perencanaan Kas untuk tiga bulan pertama dalam mingguan adalah :
Januari Minggu ke ATK Listrik PAM Telp Perjal. Dinas Total I 0 0 0 1,2 0 1.2 II 0 0 0,37 0 0 0.37 III 0 0 0 0 0 0 IV 0 1,32 0 0 0 1.32 I 0 1,43 0,42 1,2 0 3.05 Pebuari II 0 0 0 0 0 0 III 0 0 0 0 0 0 IV 11,5 0 0 0 0 11.5 I 0 1,43 0,42 1,2 0 3.05 II 0 0 0 0 0 0 Maret III 0 0 0 0 0 0 IV 0 0 0 0 35,7 37.5

3. Belanja Modal,
a. Belanja Modal Tanah Belanja modal untuk pembelian tanah sangat jarang dilakukan dan jika memang ada maka besaran dan saat terjadinya biasanya dapat dipastikan dengan akurasi yang tinggi karena nilainya sangat material. Tapi dapat saja berubah, misalnya proses pembebasan tanah mengalami masalah sehingga diperkirakan pembelian tanah menjadi mundur diperkirakan menjadi April dan nilainya bertambah maka diupdate menjadi :

Jan Tanah 0

Feb 0

Mar 0

Apr 300

Mei 0

Jun 0

Jul 0

Agus 0

Sep 0

Okt 0

Nov 0

Des 0

Perencanaan Kas untuk tiga bulan pertama dalam mingguan adalah :


Januari Minggu ke Tanah I 0 II 0 III 0 IV 0 I 0 Pebuari II 0 III 0 IV 0 I 0 Maret II 0 III 0 IV 0

b. Belanja Modal Peralatan dan Mesin Apabila pembelian peralatan atau mesin menggunakan kontrak (diatas Rp 50 juta) maka kemungkinan untuk merubah perencanaan kas terkait kecil. Biasanya perencanaan kas dapat 26

berubah untuk belanja peralatan dan mesin dengan nilai dibawah Rp 50 juta. Misalkan satker A berniat tidak jadi melakukan lelang dan memecah pengadaan tersebut menjadi dua pengadaan dibawah Rp 50 juta. Terdiri dari : Pengadaan pertama : 3 PC @ Rp 11 juta + 2 printer @ Rp 2 juta = Rp 37 Juta Pengadaan kedua : 2 PC @ Rp 11 juta + 3 printer @ Rp 2 juta = Rp 28 juta

Pengadaan pertama dilakukan awal bulan Juni dan kedua dilakukan awal bulan Oktober Maka perencanaan kas menjadi :
Jan Perl & Mesin 0 Feb 0 Mar 0 Apr 0 Mei 0 Jun 37 Jul 0 Agus 0 Sep 0 Okt 28 Nov 0 Des 0

Perencanaan Kas untuk tiga bulan pertama dalam mingguan tidak mengalami perubahan :
Januari Minggu ke Perl. & Mesin I 0 II 0 III 0 IV 0 I 0 Pebuari II 0 III 0 IV 0 I 0 Maret II 0 III 0 IV 0

c. Belanja Modal Gedung dan Bangunan Karena masalah dengan pengadaan tanah maka saat pembangunan juga menjadi mundur. Karena pengadaan tanah diperkirakan bulan April maka saat memulai pembangunan juga menjadi mundur sehingg kesepakatan kontrak (misalnya) harus di undur satu bulan. Maka saat pembayaran juga harus dirubah dalam perencanaan kas menjadi :

Jan Bangunan 0

Feb 0

Mar 0

Apr 0

Mei 0

Jun 0

Jul 312,5

Agus 0

Sep 312,5

Okt 0

Nov 312,5

Des 125

Pada kontrak pasti dinyatakan tanggal berapa atau syarat pembayaran. Berdasarkan data tersebut dapat dipergunakan untuk membuat perencanaan kas dalam mingguan.

Januari Minggu ke Bangunan I 0 II 0 III 0 IV 0 I 0

Pebuari II 0 III 0 IV 0 I 0

Maret II 0 III 0 IV 0

d. Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan

27

Perencanaan kas untuk jalan, iringrasi dan jaringan seharusnya relatif mudah karena pekerjaan ini biasanya ada kontraknya jadi apabila kontraknya mengalami perubahan maka perencanaan kas tinggal disesuaikan saja dengan perubahan klausul pada kontrak tersebut.

e. Belanja Modal Lainnya. Untuk belanja modal lainnya contoh belanja pemeliharaan yang dikapitalisasi maka penyesuaian perencanaan kas tinggal mengukuti saat terjadinya belanja pemeliharaan tersebut.

Total perencanaan kas untuk Belanja Modal adalah :

Jan Tanah Perl & Mesin Bangunan 0 0 0

Feb 0 0 0

Mar 0 0 0

Apr 300 0 0

Mei 0 0 0

Jun 0 37 0

Jul 0 0 312,5

Agus 0 0 0

Sep 0 0 312,5

Okt 0 28 0

Nov 0 0 312,5

Des 0 0 125

Perencanaan kas untuk mingguan untuk tiga bulan pertama 2008 :


Januari Tanah Perl. & Mesin Bangunan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Pebuari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Maret 0 0 0 0 0 0 0 0 0

28

Updating Laporan Perencanaan Kas Dalam jutaan rupiah

Jika data updating perencanaan kas diatas digabungkan dalam laporan sebagai berikut :
Penerimaan Perpajakan & Cukai PNBP Hibah Pengeluaran Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Hibah Belanja Bantuan Sos Belanja Lain-lain Jan 0 50 0 Jan 70 2,89 0 0 0 0 Feb 0 50 0 Feb 74,3 13,05 0 0 0 0 Mar 0 60 0 Mar 92,5 2,05 285 0 0 0 Apr 0 80 75 Apr 88,75 19,26 0 0 0 0 Mei 0 90 0 Mei 63,94 293,15 0 0 0 0 Jun 0 190 100 Jun 178,58 59,41 375,0 0 0 0 Jul 0 100 0 Jul 83,58 3,26 0 0 0 0 Agus 0 90 75 Agus 93,58 39,52 312,5 0 0 0 Sep 0 100 0 Sep 128,67 253,52 0 0 0 0 Okt 0 80 0 Okt 73,67 19,68 321,5 0 0 0 Nov 0 70 0 Nov 63,67 53,68 0 0 0 0 Des 0 50 0 Des 78,67 9,89 125 0 0 0

Perencanaan kas tersebut harus di sempurnakan lagi dengan membagi kedalam mingguan karena laporan perencanaan kas saat ini masih bersifat mingguan. Untuk mencapai hal tersebut maka Satker juga harus memperkirakan minggu tertentu terjadinya pengeluaran. Selain itu perencanaan kas dibuat untuk tiga bulan kedepan dengan setiap bulannya dibagi kedalam 4 minggu. Perencanaan kasd dalam mingguan untuk tiga bulan pertama 2008 :
Penerimaan Minggu ke Perpajakan & Cukai Hibah PNBP Pengeluaran Belanja Pegawai Belanja barang Belanja Modal Belanja Hibah Belanja Bantuan Sos Belanja Lain-lain 70 2,89 0 0 0 0 I 0 0 12 Januari II 0 0 14 III 0 0 15 IV 0 0 9 I 0 0 10 Pebuari II 0 0 15 III 0 0 7 IV 0 0 18 I 0 0 15 II 0 0 13 Maret III 0 0 97 IV 0 0 15

Januari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 70 2.89 0 0 0 0

Pebuari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4,3 4,4 0 0 0 0 62,5 2.89 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Maret 30 0 0 0 0 0 0 0 285 0 0 0

29

RENCANA PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KANTOR : Satker A (Update I) KODE SATKER : 30265 Dalam Jutaan rupiah
KETERANGAN A Arus Kas Masuk APBN 1 2 3 B Penerimaan Perpajakan dan Cukai Penerimaan Bukan Pajak Hibah 1 s.d. 7 12 0 12 0 72,89 70 2,89 0 0 0 0 -60,89 JANUARI 7 s.d. 15 16 s.d. 23 14 0 14 0 0 0 0 0 0 0 0 14 15 0 15 0 0 0 0 0 0 0 0 15 24 s.d. a.b 9 0 9 0 0 0 0 0 0 0 0 9 1 s.d. 7 10 0 10 0 72,89 70 2,89 0 0 0 0 -62,89 PEBUARI 7 s.d. 15 16 s.d. 23 15 0 15 0 0 0 0 0 0 0 0 15 7 0 7 0 0 0 0 0 0 0 0 7 24 s.d. a.b 18 0 18 0 4,4 0 4,4 0 0 0 0 13,6 1 s.d. 7 15 0 15 0 72,89 62,5 2,89 0 0 0 0 -57.89 MARET 7 s.d. 15 16 s.d. 23 13 0 13 0 0 0 0 0 0 0 0 13 97 0 97 0 0 0 0 0 0 0 0 97 24 s.d. a.b 15 0 15 0 285 0 0 285 0 0 0 -270

Arus Kas Keluar APBN 1 2 3 4 5 Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Hibah Bantuan Sosial

6 Belanja Lain-lain SURPLUS / DEFISIT

Palembang, 3 Januari 2008 Brad Pitt

NIP. 06009999

a.b = akhir bulan

30

31

Anda mungkin juga menyukai