Anda di halaman 1dari 5

PROFIL BADAN URUSAN ADMINISTRASI

Badan Urusan Administrasi merupakan salah satu unit organisasi Eselon I


di bawah Mahkamah Agung yang memiliki tugas membantu Sekretaris
Mahkamah Agung dalam membina dan melaksanakan perencanaan,
pengorganisasian, administrasi kepegawaian, finansial, perlengkapan dan
ketatausahaan Pengadilan di semua lingkungan Peradilan, serta kehumasan,
keprotokolan dan kerumahtanggaan di lingkungan Sekretariat Mahkamah Agung
dan Kepaniteraan Mahkamah Agung. Dasar hukum pembentukan Badan Urusan
Administrasi adalah Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2005 tentang
Sekretariat Mahkamah Agung, yang juga menetapkan fungsi unit Eselon I ini,
sebagai berikut :
1. koordinasi dan pembinaan perencanaan, pengorganisasian, administrasi
kepegawaian, finansial, perlengkapan dan ketatausahaan Pengadilan di
semua lingkungan Peradilan, serta kehumasan, keprotokolan dan
kerumahtanggaan di lingkungan Sekretariat Mahkamah Agung dan
Kepaniteraan Mahkamah Agung;
2. pelaksanaan urusan perencanaan, pengorganisasian, administrasi
kepegawaian, finansial, perlengkapan dan ketatausahaan Pengadilan di
semua lingkungan Peradilan, serta kehumasan, keprotokolan dan
kerumahtanggaan di lingkungan Sekretariat Mahkamah Agung dan
Kepaniteraan Mahkamah Agung.
Visi Badan Urusan Administrasi yaitu “Badan Urusan Administrasi
mendukung terwujudnya Badan Peradilan yang Agung”, dan untuk mencapai
visinya, maka ditetapkan misi dengan uraian sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas perencanaan dan penganggaran.
2. Meningkatkan kelembagaan/ organisasi dan tata laksana peradilan yang
efektif dan efisien.
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia.
4. Meningkatkan akuntabilitas kinerja pegawai.
5. Meningkatkan pengelolaan anggaran secara akuntabel dan transparan.
6. Meningkatkan penatausahaan aset negara.
7. Meningkatkan kualitas pelayanan publik.
8. Meningkatkan sistem informasi yang handal dan profesional.
Sesuai dengan visi dan misi di atas, Badan Urusan Administrasi memiliki tujuan,
yaitu:
1. Terwujudnya dukungan man, money and material atas pelaksanaan tugas
dan fungsi utama Mahkamah Agung dan Badan Peradilan dibawahnya.
2. Terlaksananya layanan rumah tangga Mahkamah Agung.
Badan Urusan Administrasi memiliki 4 (empat) sasaran strategis yang
merupakan turunan dari tujuan strategis Mahkamah Agung: “Terwujudnya
dukungan pelaksanaan tugas Mahkamah Agung”. Keempat sasaran strategis
Badan Urusan Administrasi, adalah:
1. Mewujudkan manajemen sumber daya manusia yang profesional dan
berkesinambungan.
2. Meningkatkan layanan perencanaan, keuangan dan BMN yang akuntabel.
3. Mewujudkan regulasi dan tata kelola yang baik.
4. Mewujudkan pelayanan kesekretariatan prima.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 367 Keputusan Sekretaris Mahkamah
Agung Nomor MA/SEK/07/SK/III/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Mahkamah Agung Republik Indonesia Sekretaris Mahkamah Agung
Republik Indonesia, Badan Urusan Administrasi terdiri dari:
1. Biro Perencanaan dan Organisasi;
2. Biro Kepegawaian;
3. Biro Keuangan;
4. Biro Perlengkapan;
5. Biro Sekretariat Pimpinan;
6. Biro Hukum dan Humas;
7. Biro Umum.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Reformasi Birokrasi merupakan langkah strategis Pemerintah untuk


merubah citra birokrasi Indonesia menjadi budaya organisasi yang lebih
profesional, efisien, efektif, akuntabel, transparan serta responsif. Penerapan
Reformasi Birokrasi pada Kementerian/Lembaga diharapkan akan mendorong
pada perbaikan tata kelola pemerintahan dengan memperhatikan perubahan-
perubahan yang terjadi pada lingkungan strategis nasional, lingkungan strategis
global dan paradigma manajemen pemerintahan.
Sejak menjadi pilot project pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada tahun
2008, Mahkamah Agung tidak henti-hentinya melakukan perubahan dan
perbaikan secara sistematis melalui penerapan 8 (delapan) area perubahan. Hal
ini dapat terwujud dengan adanya komitmen Pimpinan Mahkamah Agung untuk
mendorong transformasi budaya organisasi yang berorientasi pada kualitas
pelayanan publik dan berkinerja tinggi, serta komitmen penegakan hukum
terhadap berbagai penyimpangan dalam penyelenggaraan birokrasi seperti
korupsi, kolusi, nepotisme dan tindakan indisipliner lainnya. Dimulai dari
komitmen tersebut, hingga saat ini Reformasi Birokrasi telah menjadi bagian tak
terpisahkan dari pelaksanaan tugas dan fungsi seluruh unit di lingkungan
Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada di bawahnya.
Salah satu Area Perubahan Reformasi Birokrasi adalah Area IV:
Penataan Tatalaksana. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 26 Tahun 2020 tentang
Pedoman Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi bahwa penataan
tatalaksana bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem,
proses, dan prosedur kerja pada masing-masing
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah. Kondisi yang ingin dicapai dari Area
IV adalah:
1. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam proses
penyelenggaraan manajemen pemerintahan di
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah;
2. Terciptanya pemanfaatan teknologi informasi terintegrasi yang akan
menghasilkan keterpaduan proses bisnis, data, infrastruktur, dan aplikasi
secara nasional;
3. Meningkatnya efektivitas dan efisiensi proses manajemen pemerintahan;
4. Meningkatnya kinerja di kementerian/lembaga/pemerintah daerah.
Untuk mengukur pencapaian pelaksanaan Area IV Reformasi Birokrasi
digunakan indikator antara lain Aspek Pemenuhan: Proses Bisnis dan Prosedur
Operasional Tetap (SOP) dengan melihat kondisi sebagai berikut:
1. Telah disusun peta proses bisnis yang sesuai dengan pedoman penyusunan
Peta Proses Bisnis Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah;
2. Telah tersedia peta proses bisnis yang sesuai dengan tugas dan fungsi;
3. Telah disusun peta proses bisnis yang sesuai dengan dokumen rencana
strategis dan rencana kerja organisasi;
4. Telah memiliki peta proses bisnis yang sesuai dengan tugas dan fungsi dan
selaras dengan Kinerja Organisasi secara berjenjang;
5. Peta proses bisnis sudah dijabarkan ke dalam prosedur operasional tetap
(SOP);
6. Telah dilakukan penjabaran peta lintas fungsi (peta level n) ke dalam SOP;
7. Prosedur operasional tetap (SOP) telah diterapkan;
8. Peta proses bisnis dan Prosedur operasional telah dievaluasi dan disesuaikan
dengan perkembangan tuntutan efisiensi, dan efektivitas birokrasi;
9. Telah dilakukan evaluasi terhadap peta proses bisnis yang sesuai dengan
efektivitas hubungan kerja antar unit organisasi untuk menghasilkan kinerja
sesuai dengan tujuan pendirian organisasi.

Manfaat dari SOP, adalah:


1. Sebagai standarisasi cara yang dilakukan aparatur dalam menyelesaikan
pekerjaan yang menjadi tugasnya;
2. Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin dilakukan oleh
seorang aparatur atau pelaksana dalam melaksanakan tugas;
3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab individual aparatur dan organisasi secara keseluruhan;
4. Membantu aparatur menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada
intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan pimpinan
dalam pelaksanaan proses sehari-hari;
5. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas;
6. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan aparatur cara
konkrit untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha yang
telah dilakukan;
7. Memastikan pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintahan dapat
berlangsung dalam berbagai situasi;
8. Menjamin konsistensi pelayanan kepada masyarakat, baik dari sisi mutu,
waktu, dan prosedur;
9. Memberikan informasi mengenai kualifikasi kompetensi yang harus dikuasai
oleh aparatur dalam melaksanakan tugasnya;
10. Memberikan informasi bagi upaya peningkatan kompetensi aparatur;
11. Memberikan informasi mengenai beban tugas yang dipikul oleh seorang
aparatur dalam melaksanakan tugasnya;
12. Sebagai instrumen yang dapat melindungi aparatur dari kemungkinan
tuntutan hukum karena tuduhan melakukan penyimpangan;
13. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas;
14. Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural dalam
memberikan pelayanan;
15. Membantu memberikan informasi yang diperlukan dalam penyusunan standar
pelayanan, sehingga sekaligus dapat memberikan informasi bagi kinerja
pelayanan.

Anda mungkin juga menyukai