Anda di halaman 1dari 27

USULAN RENCANA PENELITIAN (PROPOSAL)

PENGARUH TRAINING ADMINISTRASI PERKANTORAN


TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA TATA USAHA
SMK/SMA SEDERAJAT KABUPATEN BARRU

SUDIRMAN
NIM : 20191147

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )


AL GAZALI BARRU
2022
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah

Pada dasarnya setiap organisasi menyelenggarakan dua jenis fungsi yaitu


fungsi utama yang berkaitan langsung dengan pencapaian tujuan dan berbagai
sasaran organisasi, dan fungsi penunjang yang berguna untuk mendukung.

penyelenggaraan fungsi utama, salah satunya yaitu peranan dalam


kegiatan administrasi perkantoran. Peranan ini merupakan suatu kesatuan yang
penting dalam pencapaian tujuan organisasi. Organisasi dalam pencapaian
tujuan ada kalanya jauh dari yang diharapkan, tetapi ada kalanya diakhiri
dengan hasil yang optimal.Hal ini tergantung dari administrasi yang dijalankan
oleh tiap-tiap organisasi tersebut. Agar pelaksanan kegiatan kantor dapat berjalan
dengan baik maka diperlukannya administrasi perkantoran. Disini adalah
rangkaian aktivitas perkantoran yang mencakup perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengawasan, pengendalian serta penyelenggaraan pekerjaan kantor.

Administrasi adalah proses penyelenggaraan kerja yang dilakukan bersama-


sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Administrasi, baik dalam
pengertian luas maupun sempit di dalam penyelenggaraannya diwujudkan melalui
fungsi-fungsi manajemen, yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan Jadi administrasi adalah penyelenggaraannya, dan
manajemen adalah orang-orang yang menyelenggarakan kerja. Maka kombinasi
dari keduanya adalah penyelenggaraan kerja yang dilakukan oleh orang-orang
secara bersama-sama (kerjasama) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Administrasi Perkantoran merupakan hal yang sangat diperlukan untuk


menyusun data-data pada sebuah Instansi atau Perusahaan agar teratur dan sesuai
dengan prosedur penyusunan file, dan penyusunan jadwal dan sebagainya.
Seiring berjalannya waktu administrasi perkantoran saat ini sudah semakin
berkembang dengan adanya sistem penyimpanan file pada komputer yang
semakin memudahkan pekerjaan yang ada pada perusahaan ataupun instansi
pemerintahan untuk menyimpan ataupun melihat kembali data yang diinginkan.
Menurut Sondang P. Siagian administrasi adalah keseluruhan pross
pelaksanaan dari pada keputusan-keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan itu
dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Menurut Gavinov (2016 : 11) administrasi perkantoran dalam arti sempit
adalah semua kegiatan yang bersifat teknis ketatausahaan dari suatu
perkantoran yangmempunyai peranan penting dalam pelayanan terhadap

2
pelaksanaan pekerjaan operatif,penyediaan keterangan bagi pimpinan dan juga
membantu dalam kelancaran perkembangan organisasi.

Administrasi perkantoran merupakan kegiatan yang berkaitan dengan


penanganan informasi yang diperlukan oleh pimpinan dalam proses pengambilan
keputusan yang menyangkut kepentingan dan tujuan organisasi (Robert D.
Calkins, 1947). Selain itu juga administrasi perkantoran merupakan pusat
komunikasi yang sangat penting untuk seluruh unit yang ada didalam organisasi.
Dengan adanya komunikasi yang baik didalam suatu organisasi maka
penyimpangan pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan dapat dikurangi, sedangkan
pada pemberian informasi dapat diberikan dengan cepat dan tepat serta tujuan
mempelancar aktivitas serta meningkatkan mutu pekerjaan dari setiap anggota
yang ada didalam organisasi tersebut, semua ini tergantung dari kegiatan
administrasi perkantoran yang dilakukan secara efisien dan efektif (Moekijat,
2001). Administrasi perkantoran adalah administrasi yang memiliki fungsi pada
tata penyelenggaraan terhadap pelayanan dan komunikasi warkat dari sebuah
organisasi (Athur Grager, 1958).
Undang-Undang Pelayanan Publik (secara resmi bernama Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik) adalah undang-undang yang
mengatur tentang prinsip-prinsip pemerintahan yang baik yang merupakan
efektivitas fungsi-fungsi pemerintahan itu sendiri. perlayanan publik yang
dilakukan oleh pemerintahan atau koporasi yang efektif dapat memperkuat
demokrasi dan hak asasi manusia, mempromosikan kemakmuran ekonomi, kohesi
sosial, mengurangi kemiskinan, meningkatkan perlindungan lingkungan, bijak
dalam pemanfaatan sumber daya alam, memperdalam kepercayaan pada
pemerintahan dan administrasi publik.

Negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk


memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik yang
merupakan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan
penyelenggara pelayanan publik merupakan kegiatan yang harus dilakukan seiring
dengan harapan dan tuntutan seluruh warga negara dan penduduk tentang
peningkatan pelayanan publik, sebagai upaya untuk mempertegas hak dan
kewajiban setiap warga negara dan penduduk serta terwujudnya tanggung jawab
negara dan korporasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik, diperlukan norma
hukum yang memberi pengaturan secara jelas, sebagai upaya untuk meningkatkan
kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum
pemerintahan dan korporasi yang baik serta untuk memberi perlindungan bagi
setiap warga negara dan penduduk dari penyalahgunaan wewenang di dalam
penyelenggaraan pelayanan publik

3
Pelayanan publik, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2009, dimaknai sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan atas barang, jasa dan pelayanan administratif
yang disediakan penyelenggara pelayanan publik.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012, ruang lingkup
pelayanan publik meliputi pelayanan barang, jasa dan administratif. Pelayanan
barang dan jasa dimaknai sebagai pengadaan dan penyaluran barang dan jasa publik
oleh penyelenggara yang sebagian dan seluruh dananya bersumber dari anggaran
negara. Sementara pelayanan administratif dipahami sebagai pelayanan oleh
penyelenggara yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang
diperlukan masyarakat. Dokumen resmi tersebut bisa berupa dokumen perizinan
maupun non-perizinan. Inilah jenis pelayanan yang paling banyak diakses
masyarakat pada umumnya.
Adapun komponen standar pelayan publik dari UU NO.25 tahun 2009

a. Pesyaratan Layanan
b. Sistem dan mekanisme Layanan
c. Jangka waktu layanan
d. Biaya/ tarif
e. Produk pelayanan
f. Sarana, prasarana atau fasilitas Layanan
g. Maklumat pelayan
h. Pengelolah pengaduan
i. Sistem informasi pelayanan publik
j. Pelayanan khusus, dan
k. Atribut.

Semua perusahaan mempunyai administrasi kantor salah satu nya staf dan
Tata usaha SMA SMK sederajat yang ada di Kabupaten Barru, tetapi setiap
perusahaan/ organisasi pasti mempunyai tata cara administrasi yang berbeda. Tentu
saja setiap perusahaan mempunyai alasan yang berbeda dalam menyikapi
perbedaan prosedur dan tata cara administrasi. Administrasi kantor merupakan
suatu hal yang sangat vital bagi perusahaan karena untuk mengukur baik atau
tidaknya suatu perusahaan salah satunya dapat dilihat melalui administrasi kantor
khususnya pada Tata usaha SMA SMK sederajat Kabupaten Barru .Tariningini
bertujuan pelatihan kepada staf tata usaha agar supaya mwngerti dan memahami
fungsi dan peranan dalam menjalankan kegiatan administrasi. Untuk
memperlancar pengelolaan kegiatan pada Tata usaha SMA/SMK sederajat
Kabupaten Barru maka dibutuhkannya adanya training administrasi perkantoran .

4
Administrasi perkantoran pada Tata usaha SMA/SMK sederajat Kabupaten
Barru harus dapat berperan dengan baik dan lancar, sehingga diharapkan dapat
menjamin efisiensi kegiatan organisasi, membantu kelancaran perkembangan
organisasi serta dapat menyediakan keterangan-keterangan yang dibutuhkan oleh
kantor. Kegiatan yang biasanya dilakukan administrasi perkantoran pada Tata
Usaha SMA/SMK sederajat Kabupaten Barru adalah mengurus dan melaksanakan
administrasi perkantoran, diantaranya mempunyai fungsi merencanakan,
mengkoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas pokok
pada pengelolaan arsip, pengorganisasian surat masuk dan surat keluar,
penanganan alat-alat kantor seperti telepon, mesin fax, Administrasi Persediaan
Logistik dalam pendidikan.

SMK merupakan salah satu instansi public service di bidang pendidikan harus
mampu memberikan kepuasan pada pelanggan. Pelanggan dalam hal ini adalah
siswa yang bersekolah di tempat tersebut. Pemberi pelayanan di SMK terdapat dua
macam yaitu tenaga pendidik yang memberikan pembelajaran kepada siswa dan
tenaga kependidikan yang mendukung proses pembelajaran di sekolah. Staf dan
Tata usaha mendukung seluruh kegiatan Administrasi sebagai pelayanan rumah
tangga. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat tergantung pada kinerja
para aktor di lembaga pendidikan sekolah.Instansi sekolah tidak dapat maksimal
dalam menjalankan tujuannya jika tidak ada petugas administrasi/ tenaga
kependidikan. Bagaimanapun juga, administrasi sangat penting dalam menunjang
pembelajaran di sekolah. Kompetensi keahlian di SMK terdapat berbagai macam
seperti administrasi perkantoran, akuntansi, tata niaga, jasa boga, tata busana,
teknik permesinan, teknik audio,video, dan sebagainya.
Administrasi perkantoran mempunyai peran penting dalam pengelolaan sebuah
kantor terlebih kepada SMA / SMK yang mempunyai kompetensi keahlian
administrasi perkantoran. Administrasi perkantoran yang dilakukan oleh tenaga staf
dan tata usaha dapat menjadi acuan atau bahkan penilaian oleh siswa pada
kompetensi keahlian administrasi perkantoran. Sehingga diharapkan tenaga tata
usaha dapat menjadi teladan dalam pengelolaan kantor atau pengadministrasian.
Untuk itu kinerja pegawai harus didahului dari training administrasi. Karena
Training administrasi perkantoran dapat
menunjukkan baik buruknya kinerja pegawai, maka kinerja pegawai yang akan
melakukan pelayanan administrasi . Akan tetapi kinerja tenaga Staf dan Tata usaha
yang ada di Daerah Kabupaten barru belum menunjukkan kinerja yang baik karena
masih adanya tugas pokok untuk kompetensi teknis yang belum dilaksanakan
dengan baik.

5
Penelitian yang di lakukan mirna menemukan kinerja pegawai Tata Usaha
SMKN 1 Barru berdasarkan kompetensi teknis masuk dalam kategori kurang
dengan frekuensi sebanyak 89 atau sebesar 40,3% yaitu dalam hal kehumasan,
persuratan dan pengarsipan, kesiswaan, manajemen layanan khusus, serta
penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pada penelitian yang berbeda
yang dilakukan menunjukan bahwa kinerja tenaga adminsitrasi sekolah SMAN 3
BARRU melaksanakan administrasi kesiswaan, kepegawaian, keuangan,
hubungan masyarakat dan sekolah (Humas) dan kurikulum dengan baik sedangkan
pelaksanaan administrasi sarana prasarana dan persuratan masih belum maksimal
yaitu belum sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun
2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah.

Kurangnya Training administrasi perkantoran kepada pegawai atau karyawan


staf tata usaha SMA/SMK sederajat Kabupaten Barru dapat menghambat proses
pelayanan administrasi di sekolah, sehingga berakibat pada kinerja fungsi dan tugas
pokok administrator pelayanan pendidikan.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa administrasi
perkantoran mempunyai fungsi yang sangat penting dan utama dalam suatu
organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi sangat ditentukan oleh
administrasi yang baik. Administrasi kantor yang baik memegang peranan penting
dalam menentukan arah maupun ukuran untuk menilai sampai seberapa jauh usaha
yang sudah dilaksanakan maupun yang sudah berhasil. Jadi, tanpa dukungan
administrasi yang baik, aktivitas suatu instansi atau perusahaan akan terganggu.

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas penulis tertarik untuk memilih
judul :
PENGARUH TRAINING ADMINISTRASI PERKANTORAN TERHADAP
EFEKTIVITAS TATA USAHA SMA / SMK SEDERAJAT KABUPATEN
BARRU.
B.RUMUSAN MASALAH

a. bagaimanakah pengaruh training administrasi terhadap kinerja tata usaha


SMK/SMA sederajat kabupaten barru?
b.apakah penyelenggaraan training adminidtrasi mempengaruhi pelaksanaan tugas
pokok dari tata usaha SMK\SMA sederajat kabupaten barru?
C. TUJUAN PENELITIAN
a. Menganalisis pengaruh training administrasi terhadap kinerja tata usaha
SMK/SMA sederajat kabupaten barru?

6
b.mengetahui pengaruh penyelenggaraan training administrasi terhadap kinerja tata
usaha SMK/SMA sederajat kabupaten barru

D. MAMFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi mamfaat :
1. Mamfaat teoritis

Penelitian ini merupakan usaha untuk meningkatkan kemampuan


berfikir melalui penulisan proposal dan untuk menerapkan teori- teori
yang telah penulis terima selama mengikuti mata kuliah metode
penelitian administrasi.
2. Mamfaat praktis
Penelitian ini di harapkan menjadi literatur tambahan dan wawasan
baru yang dapat di jadikan sebagai bahan pengetahuan tentang pengaruh
training administrasi perkantoran terhadap efektivitas kinerja tata usaha
SMK/SMA sederajat Kabupaten Barru.

7
II TINJAUAN PUSTAKA

1. Teori konsep dan definisi


A. Pengaruh
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2015:1045), ―pengaruh adalah daya
yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak,
kepercayaan, atau perbuatan seseorang.‖ Pengaruh merupakan suatu daya atau
kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala
sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada disekitarnya
(Yosin,2012:1).
Menurut surakhmad (2012: 1), Pengaruh adalah kekuatan yang muncul
darisesuatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan
perubahan yang dapat membentuk kepercayaan atau perubahan.Dapat disimpulkan
pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang dapat timbul dari sesuatu, baik
itu watak,orang, benda, kepercayaan dan perbuatan seseorang yang dapat
mempengaruhi lingkungan yang ada di sekitarnya.
B.Training

Training ( Pelatihan) adalah sesuatu proses pendidikan jangka pendek dengan


menggunakan prosedur yang sistematis dan terorganisir, sehingga karyawan
operasional belajar pengetahuan teknik pengerjaan dan keahlian untuk tujuan
tertentu.
Menurut Henry Simamora dalam Jurnal (Martina & Syarifuddin, 2014)
pelatihan adalah cara untuk memotivasi dan meningkatkan keterampilan kerja,
termasuk pemberian konseling pada perilaku karyawan yang menindaklanjuti
dengan pengadaan training.

Menurut Widodo (2015:84), mengemukakan bahwa tujuan pelatihan yang


dilakukan oleh perusahaan adalah untuk meningkatkan produktivitas,
meningkatkan kualitas, mendukung perencanaan SDM, meningkatkan moral
anggota, memberikan kompensasi yang tidak langsung, meningkatkan kesehatan
dan keselamatan kerja, mencegah kedaluarsa.
Jenis - jenis Training ( pelatihan) :

1. Pelatihan Tim.
2. Melatih Keahlian Karyawan.
3. Cross Functional Training.

8
4. Pelatihan Teknologi Yang Berhubungan Gengan Perusahaan.
5. Melatih kreatifitas perusahaan.

6. Pelatihan Bahasa.
7. Pelatihan Ulang.
Tujuan training

1. Memastikan tim memiliki kinerja yang efektif


Sebagaimana sudah kami singgung, training umumnya diberikan bagi
karyawan baru. Tanpa memberikan ini pada para pendatang baru, kinerja
perusahaan bisa jadi terganggu. Langsung memasukan orang dengan ritme berbeda
dalam tim tentu berpotensi jadi masalah.
2. Mengembangkan kinerja tim untuk naik pada level tertentu

Training juga bisa dilakukan ketika perusahaan memiliki target tertentu yang
membutuhkan adanya peningkatan kapasitas dan kualitas timnya.
Ketika satu tujuan atau target ditetapkan, hal yang sangat krusial untuk membuat
semuanya ada dalam frekuensi sama dalam mewujudkannya. Maka dari itu,
pelatihan perlu dilakukan.
3. Menyesuaikan tim dengan perubahan yang ada

Sifat kultur bisnis yang dinamis pasti meniscayakan perusahaan untuk


menyesuaikan diri. Baik dalam bentuk mengadopsi metode, strategi, cara, maupun
teknologi baru.
Tentu saja, hal hal baru tak bisa tiba tiba diadopsi begitu saja oleh tim. Perlu ada
penyesuaian diri. Salah satu langkah yang bagus untuk ditempuh adalah
memberikan training bagi tim.
Metode training
Secara garis besar, hanya ada dua metode training yang lazim diterapkan di
lingkungan perusahaan. Namun, dari dua metode ini, ada berbagai jenis program
turunannya. Keduanya antara lain:
1. On Job Training

Berupa training yang dilakukan di tempat kerja dan memang dikondisikan dengan
memanfaatkan berbagai kegiatan saat bekerja.
Untuk metode pertama ini, ada beberapa program yang bisa perusahaan lakukan:

9
a. Program magang
b. Program rotasi karyawan dari satu divisi ke divisi lain
c. Asistensi dari senior kepada junior
d. Coaching
e. Promosi sementara

Kegiatan kegiatan di atas menyatu dengan aktivitas kerja karyawan. Biasanya


dilakukan kepada tim yang memang secara resmi sudah bergabung dengan
perusahaan.

2. Off Job Training


Metode ini berarti memberikan fasilitas kepada tim untuk mendapatkan
pelatihan di luar kegiatan perusahaan. Karyawan mendapatkan training yang benar
benar terpisah dari lingkungan perusahaan.
Pilihan programnya sangat variatif. Perusahaan bisa mengirim timnya untuk terlibat
dalam berbagai program sesuai dengan kebutuhan.

Beberapa program yang termasuk off job training antara lain:


a. Kuliah
b. Diskusi
c. Seminar dan konferensi
d. Pemodelan
e. Simulasi bisnis

Pada dasarnya, antara on job dan off job ada kelebihan dan kekurangan masing
masing. Perusahaan tentu bisa menimbang mana yang lebih cocok.
C. Administrasi perkantoran
Administrasi Perkantoran adalah serangkaian aktivitas rutin di dalam suatu
organisasi yang berhubungan dengan pengelolaan data dan informasi untuk
mencapai tujuan organisasi tersebut secara sistematik.
Secara etimologi kata Administrasi berasal dari bahasa Latin, yaitu Ad yang
artinya intensif dan ministrare atau dalam bahasa Indonesia berarti membantu,
melayani, atau memenuhi.
Definisi administrasi perkantoran dalam arti sempit adalah semua kegiatan
teknis dan punya peranan pokok dalam pelaksanaan kegiatan operatif, menyajikan
laporan pada direksi, serta berperan dalam menciptakan organisasi perusahaan yang
lebih efektif.

10
Sedangkan dalam arti luas, administrasi perkantoran dapat diartikan sebagai
aktivitas perencanaan, mengorganisir, mengarahkan, menyelenggarakan, serta
mengawasi berbagai pekerjaan yang berhubungan dengan ruang lingkup di kantor
dan tata usaha yang tertib.
Menurut William Spriegel dan Ernest Daview, pengertian administrasi
perkantoran adalah pemberian yang tertuju pada semua kegiatan operasional seperti
transportasi, manufacturing, produksi, pengelolaan gudang, dan marketing.

Tujuan Administrasi Perkantoran


Seperti yang disebutkan pada pengertian administrasi perkantoran di atas, secara
umum tujuan dari proses manajemen perkantoran ini adalah agar tujuan perusahaan
dapat tercapai secara efektif dan efisien serta memenuhi syarat dari sisi teknis,
ekonomi, dan psikologis.
Teknis; memiliki manfaat dan daya guna.

Ekonomis; harganya pantas atau sesuai dengan yang seharusnya.


Psikologis; memberikan kepuasan.
Berikut ini adalah tujuan administrasi perkantoran secara lengkap:

a. Menyediakan data dan informasi secara lengkap kepada pihak-pihak yang


membutuhkan untuk pelaksanaan tugas organisasi secara efektif dan efisien.
b. Melakukan pengawasan pekerjaan kantor dan administrasi agar dapat
memastikan terlaksananya standar kualitas, tenggat waktu, serta prosedur
yang tepat.
c. Menerapkan kebijakan perusahaan atau departemen dan memberikan
standar pelayanan dalam kaitannya dengan manajemen.
d. Berdiskusi dengan karyawan mengenai prestasi kerja untuk
mengidentifikasi masalah dan penyebabnya, serta berupaya untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
e. Memberikan pelatihan atau perintah kerja kepada pegawai.
f. Melakukan verifikasi, pemantauan, serta evaluasi kerja dengan membuat
laporan terkait kegiatan produksi, pengiriman, dan penggajian.
g. Melakukan proses perekrutan karyawan, mulai dari wawancara hingga
memilih pegawai.
h. Menafsirkan dan mengomunikasikan semua prosedur kerja dan kebijakan
perusahaan kepada para pegawai.

Ruang Lingkup Administrasi Perkantoran

11
Seorang administrator bertanggungjawab dalam perencanaan kerja bagi
pegawai, pengawasan pegawai, serta meminta pengadaan sarana dan prasarana
yang diperlukan atau perbaikan peralatan kantor yang sudah ada.
Berikut ini adalah Ruang Lingkup Administrasi Perkantoran selengkapnya:
1. Aktivitas Kantor

Beberapa aktivitas kantor yang termasuk dalam ruang lingkup administrasi


perkantoran diantaranya:
a. Perencanaan Perkantoran (office planning)
b. Pengorganisasian Perkantoran (office organizing)
c. Pengarahan Perkantoran (office actuating)
d. Pengawasan Perkantoran (office controlling)

2. Sarana/ Fasilitas Kerja Perkantoran


Beberapa sarana/ fasilitas yang termasuk di dalam ruang lingkup administrasi
perkantoran adalah:

a. Lokasi kantor
b. Gedung
c. Peralatan
d. Interior
e. Mesin-Mesin Kantor

Fungsi Administrasi Perkantoran


Secara umum ada lima fungsi administrasi perkantoran dalam kaitanya dengan
operasional suatu organisasi. Berikut ini adalah uraian fungsi administrasi
perkantoran tersebut:
a. Fungsi Rutin, yaitu fungsi administrasi yang memerlukan pemikiran
minimal mencakup pengarsipan dan penggandaan.
b. Fungsi Teknis, yaitu fungsi administrasi yang memerlukan pendapat,
keputusan, serta keterampilan perkantoran yang mumpuni.
c. Fungsi Analis, yaitu fungsi administrasi yang memerlukan cara berpikir
kritis dan kreatif serta kemampuan memutuskan sesuatu dengan cepat dan
tepat.
d. Fungsi Interpersonal, yaitu fungsi administrasi yang memerlukan analisis
dan penilaian sebagai dasar dalam memutuskan sesuatu serta keterampilan
dalam berkomunikasi dengan orang lain.

12
e. Fungsi Manajerial, yaitu fungsi administrasi yang memerlukan
perencanaan, pengorganisasian, pengukuran, memberikan motivasi.

D. Efektivitas kinerja
Efektivitas kinerja merupakan kemampuan berhasilnya suatu kerja yang
dilakukan manusia untuk memberikan sesuatu yang diharapkan, juga untuk
memilih tujuan yang tepat dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Kurniawan (2005), efektivitas kerja adalah kemampuan melaksanakan
tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi) dari pada suatu organisasi atau
sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaannya.
Menurut Gibson (Bungkaes 2013:46), pengertian efektivitas adalah penilaian
yang dibuat sehubungan dengan prestasi individu, kelompok, dan organisasi.
Semakin dekat prestasi mereka terhadap prestasi yang diharapkan (standar), maka
mereka dinilai semakin efektif.

Konsep Efektivitas Kinerja


Hasibuan (2007) Efektivitas yaitu kemampuan berhasilnya suatu kerja yang
dilakukan manusia untuk memberikan sesuatu yang diharapkan. Sedangkan kinerja
yaitu pengorbanan jasa, jasmani dan pikiran berupaya untuk menghasilkan barang
dan jasa untuk memperoleh imbalan prestasi kerja. Jadi efektivitas kerja adalah
kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat.Mangkunegara (2009) menyatakan
bahwa kinerja itu dapat di artikan sebagai: “ Hasil kerja secara secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.” Kinerja merupakan
hasil kerja yang diperoleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya yang telah
dibebankan yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan tepat
waktu.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia dikatakan bahwa kinerja merupakan
prestasi kerja,yaitu suatu kemampuan untuk melakukan sesuatu menurut standar
yang sudah ditetapkan. Agus Fharma (1991) mengemukakan bahwa ” kinerja atau
prestasi kerja adalah suatu yang dikerjakan, jasa yang dihasilkan, diberikan oleh
seseorang atau sekelompok orang.

Musanef (2000) mengatakan bahwa “kinerja merupakan kemampuan


seseorang dalam usaha mencapai hasil kerja yang lebih baik terhadap tercapainya
tujuan organisasi. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 tahun1999
tentang perubahan atas Undang Undang Nomor 8 tahun 1974 tentang pokok-pokok
kepegawaian, BAB I dan ketentuan pasal 1 angka 8 yang berbunyi:manajemen

13
pegawai negeri sipil adalah keseluruhan upaya untuk meningkatkan efektivitas, dan
derajat profesionalisme penyelenggaraan tugas, fungsi dan kewajiban kepegawaian
yang meliputi perencanaan, pengadaan, pengembangan kualitas, penempatan,
promosi, penggajian, kesejahteraan dan pemberhentian.
Bisa dinyatakan bahwa upaya peningkatan kualitas kinerja pegawai melalui
pendidikan dan pelatihan dapat menciptakan pelaksanaan tugas yang lebih baik
serta menciptakan efektivitas pencapaian sasaran tugas yang ditentukan bagi setiap
bagian dalam organisas

Menurut Kurniawan (2005), indikator efektivitas kerja adalah sebagai berikut:


a. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini ditujukan supaya karyawan
atau pekerja dalam melaksanakan tugasnya dapat mencapai target dan
sasaran yang terarah sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
b. Kejelasan strategi pencapaian tujuan, merupakan penentuan cara, jalan atau
upaya yang harus dilakukan dalam mencapai semua tujuan yang sudah
ditetapkan agar para implementer tidak tersesat dalam pencapaian tujuan
organisasi. Seperti penentuan wawasan waktu, dampak dan pemusatan
upaya.
c. Proses analisis dan perumusan kebijaksanaan yang mantap, berkaitan
dengan tujuan yang hendak dicapai dan strategi yang telah ditetapkan
artinya kebijakan yang sudah dirumuskan tersebut harus mampu
menjembatani tujuan-tujuan dengan usaha-usaha pelaksanaan kegiatan
operasional.
d. Perencanaan yang matang, diperlukan untuk pengambilan keputusan yang
akan dilakukan oleh organisasi untuk mengembangkan program atau
kegiatan dimasa yang akan datang.
e. Penyusunan program yang tepat, suatu rencana yang baik masih perlu
dijabarkan dalam program-program pelaksanaan yang tetap sebab apabila
tidak, para pelaksana akan kurang memiliki pedoman untuk bertindak dan
bekerja.
f. Tersedianya sarana dan prasarana, sarana dan prasarana dibutuhkan untuk
menunjang proses dalam pelaksanaan suatu program agar berjalan dengan
efektif.
g. Pelaksanaan yang efektif dan efisien, apabila suatu program tidak
dilaksanakan secara efektif dan efisien maka organisasi tersebut tidak dapat
mencapai tujuannya.
h. Sistem pengawasan dan pengendalian, pengawasan ini diperlukan untuk
mengatur dan mencegah kemungkinan-kemungkinan adanya
penyimpangan dalam pelaksanaan suatu program atau kegiatan, sehingga
tujuan organisasi dapat tercapai.

14
Menurut Martani dan Lubis (1987), kriteria yang digunakan untuk mengukur
efektivitas kerja adalah sebagai berikut:

a. Pendekatan Sumber (resource approach), yakni mengukur efektivitas dari


input. Pendekatan mengutamakan adanya keberhasilan organisasi untuk
memperoleh sumber daya, baik fisik maupun non fisik yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
b. Pendekatan Proses (process approach), adalah untuk melihat sejauh mana
efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan proses internal atau
mekanisme organisasi.
c. Pendekatan Sasaran (goals approach), dimana pusat perhatian pada output,
mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil (output) yang
sesuai dengan rencana.

Aspek-aspek Efektivitas Kerja


Efektivitas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam mencapai sasaran
yang telah ditetapkan secara tepat. Pencapaian sasaran yang telah ditetapkan
berdasarkan ukuran maupun standar yang berlaku mencerminkan suatu perusahaan
tersebut telah memperhatikan efektivitas operasionalnya. Menurut Saleh (2010),
aspek-aspek atau dimensi efektivitas kerja adalah sebagai berikut:
a. Keterlibatan (involvement)

Keterlibatan adalah suatu perlakuan yang membuat staf merasa diikutsertakan


dalam kegiatan organisasi sehingga membuat staf bertanggung jawab tentang
tindakan yang dilakukannya. Keterlibatan (involvement) adalah kebebasan atau
independensi yang dipunyai setiap individu dalam mengemukakan pendapat.
Keterlibatan tersebut perlu dihargai oleh kelompok atau pimpinan suatu organisasi
sepanjang menyangkut ide untuk memajukan dan mengembangkan
organisasi/perusahaan. Keterlibatan terdiri dari tiga indikator yaitu pemberdayaan
(empowerment), kerja tim (team orientation) dan kemampuan berkembang
(capability development).

b. Konsistensi (consistency).
Konsistensi (consistency) merupakan tingkat kesepakatan anggota organisasi
terhadap asumsi dasar dan nilai-nilai inti organisasi. Konsistensi menekankan pada
sistem keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, dan simbol-simbol yang dimengerti dan
dianut bersama oleh para anggota organisasi serta pelaksanaan kegiatan-kegiatan
yang terkoordinasi. Adanya konsistensi dalam suatu organisasi ditandai oleh staf
merasa terikat; ada nilai-nilai kunci; kejelasan tentang tindakan yang dapat
dilakukan dan tidak dapat dilakukan. Konsistensi di dalam organisasi merupakan
dimensi yang menjaga kekuatan dan stabilitas di dalam organisasi. konsistensi

15
dapat dilihat dari tiga indikator yaitu nilai inti (core value), kesepakatan
(agreement), koordinasi dan integrasi (coordination and integration).

c. Adaptasi (adaptability) .
Kemampuan adaptasi merupakan kemampuan organisasi untuk menerjemahkan
pengaruh lingkungan terhadap organisasi. Adaptasi merupakan kemampuan
organisasi dalam merespon perubahan-perubahan lingkungan eksternal dengan
melakukan perubahan internal organisasi. Kemampuan adaptasi dapat dilihat dari
tiga indikator yaitu perubahan (creating change), berfokus pada pasien (customer
focus) dan keadaan organisasi (organizational learning).
d. Misi (mission)
Misi merupakan dimensi budaya yang menunjukkan tujuan inti organisasi yang
menjadikan
anggota organisasi teguh dan fokus terhadap apa yang dianggap penting oleh
organisasi. Organisasi yang kurang dalam menerapkan misi akan mengakibatkan
staf tidak mengerti hasil yang akan dicapai dan tujuan jangka panjang yang
ditetapkan menjadi tidak jelas. kemampuan adaptasi dapat dilihat dari tiga indikator
yaitu strategi yang terarah dan tetap (strategic direction and intent), tujuan dan
objektivitas (goals and objectif).

Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kerja


Menurut O'reilly (2003), terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
efektivitas kerja, yaitu sebagai berikut:
Waktu. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan merupakan faktor
utama. Semakin lama tugas yang dibebankan itu dikerjakan, maka semakin banyak
tugas lain menyusul dan hal ini akan memperkecil tingkat efektivitas kerja karena
memakan waktu yang tidak sedikit.

Tugas. Bawahan harus diberitahukan maksud dan pentingnya tugas-tugas yang


didelegasikan kepada karyawannya.
Produktivitas. Seorang pegawai mempunyai produktivitas kerja yang tinggi dalam
bekerja tentunya akan dapat menghasilkan efektivitas kerja yang baik demikian
pula sebaliknya.
Motivasi. Pimpinan dapat mendorong pegawainya melalui perhatian pada
kebutuhan dan tujuan mereka yang sensitif.Semakin termotivasi karyawan untuk
bekerja secara positif semakin baik pula kinerja yang dihasilkan.

16
Evaluasi Kerja. Pimpinan memberikan dorongan, bantuan dan informasi kepada
bawahannya, sebaliknya pegawai harus melaksanakan tugas dengan baik dan
menyelesaikan untuk dievaluasi tugas terlaksana dengan baik atau tidak.
Pengawasan. Dengan adanya pengawasan maka kinerja pegawai dapat terus
terpantau dan hal ini dapat memperkecil resiko kesalahan dalam melaksanakan
tugas.
Lingkungan Kerja. Lingkungan Kerja adalah menyangkut tata ruang, cahaya alam
dan pengaruh suara yang mempengaruhi konsentrasi seseorang sewaktu bekerja.

Perlengkapan dan Fasilitas. Adalah suatu sarana dan peralatan yang disediakan
oleh pimpinan dalam bekerja. Fasilitas yang kurang lengkap akan mempengaruhi
kelancaran pegawai dalam bekerja.

Contoh Efektivitas kinerja


Ada banyak sekali bentuk dan contoh efektivitas di berbagai bidang kerja maupun
organisasi. Adapun beberapa contoh efektivitas dalam lingkungan organisasi
diantaranya;
Seorang karyawan customer service diharapakan dapat melayani 10 pelanggan
setiap harinya. Pada kenyataannya karyawan tersebut dapat melayani 11 pelanggan
per hari, maka karyawan tersebut dianggap memiliki efektivitas yang baik.
E.Tata Usaha

Tata usaha iyalah penyelenggaraan pekerjaan administrasi yang berkaitan pada


tulis-menulis atau kumpulkan data, termasuk dalam soal keuangan dan lain-lain
dalam sebuah perusahaan, organisasi atau negara.

Menurut Saiman (2002)


Tata usaha adalah satu aktivitas pendataan dan pengaturan bermacam jenis info.
Maksudnya iyalah supaya keterangan-keterangan itu bisa dipakai langsung untuk
bahan atau sumber info untuk siapa yang memerlukan, terutamanya pimpinan
organisasi/perusahaan yang berkaitan.
Tugas Tata Usaha

Berdasar dari susunan organisasinya tata usaha dibagi dalam bermacam sub
bagian yang di mana tiap sub bagian memiliki perincian pekerjaannya masing-
masing. Berikut sejumlah pekerjaan tata usaha menurut sub bagiannya:

Kepala TU (Tata Usaha)


a. Mengkoordinasi dan melakukan aktivitas organisasi/lembaga

17
b. Membina dan peningkatan profesi karyawan tata usaha
c. Memberikan penilaian hasil kerja pegawai
d. Membuat program tata usaha
e. Menolong mengurus keuangan
f. Membagi pekerjaan tata usaha dan pembantu eksekutor
g. Membuat laporan penerapan aktivitas pengurusan ketatausahaan secara
periodik

Sie Keuangan/Pemegan Kas Cabang (PKC)

a. Membuat LPJ keuangan


b. Membuat saran keperluan berbelanja teratur (DUKDA)
c. Mencatatkan semua keuangan teratur, upah dan kesra
d. Merangkum daftar datang karyawan
e. Mengambil dan menyimpan dana rutin
f. Mengambil dan membayar upah dan kesra pegawai
g. Membayar belanja dari dana rutin
h. Membuat SPJ pemakaian dana teratur
i. Membuat penilaian performa bulanan
j. Sie Keuangan/Pembantu Bendahara Komite
k. Menulis/membuat beberapa surat
l. Terima IPDB/iuran
m. Menolong kerjakan pembukuan komite

Sie Sarana/Prasarana (Investaris)

a. Pelayanan penggunaan barang investaris


b. Menyarankan penghapusan barang investaris
c. Laporan investaris barang secara periodik
d. Membuat daftar keperluan barang
e. menulis barang yang masuk di buku akseptasi
f. Menulis barang yang hancur berat, hancur ringan ke buku kondisi barang
g. Simpan document barang investaris
h. Menulis barang investarus ke buku induk investaris
i. Menulis barang yang diperbarui ke buku perawatan
j. Menyimpan, menjaga, dan membenahi barang investaris
k. Memberi nomor code barang investaris
l. Membuat daftar barang investaris setiap ruangan

Sie Kepegawaian
Pelayanan umum administrasi kepegawaian

18
a. Membuat DP3 tahunan
b. Membuat laporan kepegawaian seperti keinginan dinas atau secara periodik
c. Kumpulkan data kepegawaian
d. Masukkan data kepegawaian ke buku induk karyawan
e. Membuat SK pembagian pekerjaan pegawai
f. Membuat analisis keperluan pegawai
g. Membuat DUK tahunan
h. Membuat catatan statistik kehadiran pegawai
i. Membuat buku kontrol peningkatan pangkat dan upah periodik
j. Menyarankan peningkatan pangkat dan peningkatan upah periodik, dan
tanda penghargaan dedikasi.
k. Membuat perhitungan kedatangan pegawai

Agenda dan Arsip


a. Menulis papan statistik
b. Pelayanan surat-menyurat
c. Membuat helai disposisi pada surat masuk
d. Mengagendakan surat masuk dan surat keluar
e. Menyimpan atau mengarsipkan surat masuk dan keluar pada file seperti
f. kelompok/kategorisasi surat
g. Mengarsipkan dan menjaga kesatuan document
h. Pengetikan beberapa surat

i. Fungsi Tata Usaha

j. Dalam jalankan pekerjaannya, tata usaha menyelenggarakan fungsi sebagai


berikut ini:
k. Pelayanan informasi
l. Penerapan kepentingan keuangan
m. Pengaturan penyusunan gagasan, penilaian program dan budget, dan
laporan
n. Penyusunan organisasi dan tata seperti
o. Pengendalian kepentingan kepegawaian
p. Penyusunan peraturan dan penerapan kepentingan ketatausahaan, rumah
tangga, perlengakapan, dan pengendalian barang punya organisasi/lembaga

Dasar hukum tugas dari Tata Usaha Sekolah ada di dalam Keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 260 dan 261 Tahun 1996 Tugas
Pokok Kepala Tata Usaha.
Tugas-tugasnya adalah sebagai berikut:

19
a. Menyusun program kerja tata usaha sekolah
b. Pengelolaan keuangan sekolah
c. Pengurusan adminstrasi ketenagaan dan siswa
d. Pembinaan dan pengembangan karier pegawai tata usaha sekolah
e.
f. Penyusunan administrasi perlengkapan sekolah
g. Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah
h. Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7 K
i. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan, pengurusan ketatausahaan
secara berkala

B. Kerangka Fikir
Berdasarkan uraian pada tinjauan pustaka penulis membuat kerangka fikir
sebagai berikut:

BAGAN KERANGKA FIKIR

Kinerja tata usaha di sekolah

Tugas-tugas dari tata usaha


berikut:
Pengaruh training administrasi a. Menyusun program
terhadap kinerja tata usaha di kerja tata usaha sekolah
sekolah b. Pengelolaan keuangan
sekolah
c. Pengurusan adminstrasi
ketenagaan dan siswa
d. Pembinaan dan
pengembangan karier
pegawai tata usaha
sekolah
e. Penyusunan
administrasi
perlengkapan sekolah
f. Penyusunan dan
20
penyajian data/statistik
sekolah
g. Mengkoordinasikan dan
C. Hipotesis
Menurut Sugiyono (Sugiyono 2018:63) hipotesis adalah jawaban
sementara terhadap rumusan penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh tunggakan piutang palanggan perusahaan daerah air minum terhadap
efektivitas pelayanan perusahaan daerah air minum.

H0 : tidak ada pengaruh antara training administrasi terhadap efektivitas kinerja


tata usaha di sekolah

H1 : Ada pengaruh antara training administrasi terhadap efektivitas kinerja tata


usaha di sekolah.

21
III. METODE PENELITIAN
A. Tipe penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuantitatif.
Metode penelitian Deskriptif Kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang
spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas. Metode ini
dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme yang digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu
(Sugiyono 2018:8)

Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu suatu bentuk penelitian
yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara umum dengan berbagai macam
data yang dikumpul dari lapangan secara objektif, sedangkan dasar penelitiannya
adalah survey yaitu tujuan dari penelitian kuantitatif ini adalah menggambarakan
mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat mengenai Pengaruh Training
administrasi perkantoran terhadap efektivitas kinerja tata usaha SMK/SMA
sederajat Kabupaten Barru Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan
random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.

Filsafat positivisme memandang realitas/ gejala/ fenomena itu dapat


diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala atau
sampel tertentu yang representatif. Proses penelitian ini bersifat deduktif, dimana
untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat
dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan
data lapangan. Untuk mengumpulkan data digunakan instrumen penelitian. Data
yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan
statistic deskriptif atau inferensial sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang
dirumuskan terbukti atau tidak. Penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan
pada sampel yang diambil secara random, sehingga kesimpulan hasil penelitian
dapat digeneralisasikan pada populasi dimana sampel tersebut diambil. (Sugiyono
2018:8).

B. Lokasi dan waktu penelitian


Lokasi penelitian tempat atau objek untuk diadakan suatu penelitian yang
merupakan tahap yang sangat penting dalam penelitian kuantitatif, karena dengan
ditetapkannya lokasi penelitian berarti objek dan tujuan sudah ditetapkan sehingga
mempermudah penulis dalam melakukan penelitian. Lokasi penelitian atau wilayah

22
yang diambil oleh penulis yaitu di Sekolah SMK/SMA sederajat Kabupaten Barru
yang di mulai dari bulan April sampai dengan Mei 2022.

C. Populasi dan sampel


1. Populasi
Menurut Sugiyono (2019:126) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya Populasi dalam penelitian ini adalah sebagai populasi yang
dijadikan responden. Populasi dalam penelitian ini adalah Staf tata usaha
SMAN 3 BARRU yang berjumlah 10 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. (Sugiyono, 2019: 127). Cara pengambilan sampelnya adalah
dengan teknik simple random sampling karna pengambilan anggota sampel
dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sampel dalampenelitian
ini adalah 10 orang karyawan PDAM yang terdiri dari :

a. Kepala Staf tata usaha : 1 orang


b. Kepala Bagian : 6 orang

c. Karyawan : 3 orang

D. Jenis Dan Sumber Data


1. Jenis Data
Jenis Data yang digunakan oleh penulis yaitu adalah data kuantitatif. Data
kuantitatif adalah data informasi yang berupa simbol angka atau bilangan.
Berdasarkan simbol-simbol angka tersebut, perhitungan secara kuantitatif
dapat dilakukan untuk menghasilkan suatu kesimpulan yang berlaku umum di
dalam suatu parameter.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Sumber data berupa data primer yang dikumpulkan sendiri langsung dari
informan tempat objek penelitian dilakukan. Data diperoleh langsung dari
penyebaran angket (quesioner).
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diambil sebagai penunjang atau bahan

23
banding guna mendukung data primer yang berasal dari peraturan perundang-
undangan, tulisan, makalah, buku-buku, dokumen atau arsip dan bahan
lainnya. Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat
dokumen. (Sugiyono 2019:296).D. Jenis Dan Sumber Data

1. Jenis Data
Jenis Data yang digunakan oleh penulis yaitu adalah data kuantitatif.
Data kuantitatif adalah data informasi yang berupa simbol angka atau bilangan.
Berdasarkan simbol-simbol angka tersebut, perhitungan secara kuantitatif
dapat dilakukan untuk menghasilkan suatu kesimpulan yang berlaku umum di
dalam suatu parameter.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Sumber data berupa data primer yang dikumpulkan sendiri langsung dari
informan tempat objek penelitian dilakukan. Data diperoleh langsung dari
penyebaran angket (quesioner).
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diambil sebagai penunjang atau bahan
banding guna mendukung data primer yang berasal dari peraturan perundang-
undangan, tulisan, makalah, buku-buku, dokumen atau arsip dan bahan
lainnya. Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat
dokumen. (Sugiyono 2019:296).

E. Teknik pengumpulan data.


Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka
digunakan tiga macam instrument pengumpulan data, yaitu angket,
dokumentasi dan observasi
1. Kuesioner Angket

Teknik pengumpulan data untuk memperoleh data primer dilakukan melalui


angket (quesioner), yang disebarkan kepada seluruh responden yang telah
ditentukan sebelumnya. Angket (quesioner) yang diedarkan disiapkan jawaban
untuk dipilih oleh responden sesuai keadaan sebenarnya. Setiap jawaban diberi
skor.
2. Observasi
Observasi yaitu melakukan kegiatan pengamatan secara langsung pada objek

24
penelitian dengan cara non-partisipan artinya peneliti tidak terlibat dan hanya
sebagai pengamat independen. (Sugiyono.2018:146).
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,
sejarah kehidupan (life histories), ceriteria, biografi, peraturan, kebijakan.
Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan
lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat
berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. (Sugiyono 2018:240).
4. Wawancara

Menurut (Sugiyono, 2019:195) Wawancara digunakan sebagai teknik


pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil.

F. Teknik Analisis data


Untuk menghasilkan dan memperoleh data yang akurat dan objektif sesuai
dengan apa yang menjadi tujuan dalam penelitian ini, maka analisis data yang
di gunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kuantitatif dengan
cara analisis konteks dari telah pustaka dan analisis pertanyaan dari hasil
kuesioner. Untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif, maka teknik
analisis data ini berkenaan dengan perhitungan yang menghasilkan angka-
angka dan pengelohannya menggunaka aplikasi SPSS.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Data primer yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner dibentuk
dalam skala pengukuran kuesioner disebarkan kepada seluruh responden yang
menjadi sampel dalam penelitian. Skala pengukuran didefinisikan sebagai
kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang
pendeknya interval yang ada dalam alat ukur sehingga alat ukur tersebut bila
digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif
(Sugiyono.2018). Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan
adalah skala likert.Untuk analisis data kuantitatif, maka jawaban responden
diberi skor sebagai

berikut :
- Pilihan Jawaban a : skornya 4

25
- Pilihan Jawaban b : skornya 5
- Pilihan Jawaban c : skornya 1

- Pilihan Jawaban d : skornya 0


Setiap data jawaban akan menghasilkan data ordinal. Data ordinal adalah
angka yang mengandung tingkatan yang mengurutkan objek dari yang paling
rendah sampai yang paling tinggi atau sebaliknya. Data primer tersebut
kemudian dianalisis berdasarkan metode analisis data menggunakan aplikasi
SPSS

2. Uji Faliditas Dan Reabilitas


Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pada kuesioner mampu mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini
menggunakan Pearson Correlatioan yaitu dengan cara menghitung korelasi
antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Suatu pertanyaan
dikatakan valid jika tingkat signifikansinya berada dibawah 0,05. Perhitungan
menggunakan aplikasi SPSS.Uji Reliabilitas dilakukan untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indicator dari variable atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadappertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Butir
kuesioner dikatakan reliabel jika <0,05. Perhitungan menggunakan aplikasi
SPSS.
3. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi merupakan salah satu analisis yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh suatu variable terhadap variable lain. Analaisis regresi
linear berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel
independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis Regresi pada
penelitian ini menggunakan program SPSS.

G. Definisi operasional variabel


Untuk memudahkan pemahaman dalam penelitian ini maka penulis
memberikan beberapa batasan penelitian dan fokus penelitian yang di jabarkan
melalui bebrapa indikator sebagai berikut :

1. Pengaruh training administrasi terhadap efektivitas kinerja tata usaha


di sekolah SMK/SMA sederajat.

2. Pengaruh training administrasi terhadap tugas pokok tata uasaha di


sekolah

26
DAFTAR PUSTAKA

BSNP Indonesia, Standar Nasional Pendidikan, diakses dari http://bsnp-


indonesia.org/standar-nasional-pendidikan/ pada 24 Januari 2018
Dimuru, Ali Hadi La, Penyelenggaraan Tertib Administrasi Pemerintahan Desa,
Jurnal Sosial
Dan Politik Al-Qisthi, Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Fitriana, Umi, Kinerja Tenaga Administrasi Sekolah Di Sma Negeri 1 Kasihan
Dan SMA
Muhammadiyah 1 Bantul Kabupaten Bantul, UNY, 2015
Gie, The Liang, Kamus Administrasi, Gunung Agung, Jakarta, 1972
Gie, The Liang, dkk., Ensiklopedi Administrasi,Gunung Agung, Jakarta, 1981
Hasibuan, Malayu S. P., Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara,
Jakarta, 2008

Kharisma, Noorma Putri, Persepsi Siswa Persepsi Siswa Tentang Kinerja Pegawai
Tata
Usaha Smk Negeri 1 Yogyakarta, UNY, 2014
Nawawi, Hadari, Administrasi Pendidikan, Gunung Agung, Jakarta, 1997
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008 Tentang Standar
Tenaga Administrasi Sekolah/ Madrasah
Ponce, Juli, Good Administration and Administrative Procedures, Indiana Journal
of Global

Jurnal penanganan pengaduan siswa terhadap kualitas pelayanan administrasi tata


usaha sekolah vol.15 no.1 juli 2020

27

Anda mungkin juga menyukai