Anda di halaman 1dari 20

MATERI DASAR ANTIKORUPSI

Oleh :
Agestina Dwi Kurniawati
Kantor Cabang Grha BPJamsostek
1. Dasar Hukum Pemberantasan Korupsi di Indonesia

2. Pengertian, Faktor-Faktor, dan Teori Penyebab Korupsi

3. Delik Tindak Pidana Korupsi dan Pengelompokannya

4. Perbedaan Gratifikasi, Pemerasan, dan Suap

5. Bahaya dan Dampak Korupsi dalam Berbagai Sektor

6. Pengertian dan Unsur-Unsur Biaya Sosial Korupsi

7. Strategi Pemberantasan Korupsi

8. Referensi Pengukuran Tingkat Korupsi

9. Integritas dan Nilai-Nilai Antikorupsi

10. Referensi, Role Model Negara/Daerah/Instansi, Individu yang Antikorupsi


Data Diri

Nama : Agestina Dwi Kurniawati


Jabatan : Petugas Administrasi Kepesertaan
Khusus
Unit Kerja : Kantor Cabang Grha BPJamsostek
NPK : 288471995
1. Dasar Hukum Pemberantasan Korupsi di Indonesia

UU Nomor 20 Tahun Peraturan


Ketetapan MPR No
UU No. 3 tahun 1971 UU no 28 tahun 1999 2001 jo UU No. Pemerintah No 71
XI/MPR/1998
31/1999 Tahun 2000
• Pemberantasan • Penyelenggara • Penyelenggaraan • Definisi korupsi • Tentang Tata Cara
Tindak Pidana Negara yang Bersih Negara yang Bersih dijelaskan dalam Pelaksanaan Peran
Korupsi dan Bebas KKN dan Bebas KKN 13 buah pasal, Serta Masyarakat
dipetakan ke dalam dan Pemberian
30 bentuk, yang Penghargaan
dikelompokkan lagi dalam Pencegahan
menjadi 7 jenis dan
Pemberantasan
Tindak Pidana
Korupsi
1. Dasar Hukum Pemberantasan Korupsi di Indonesia

Undang-undang Peraturan Presiden Peraturan Presiden Permenristekdikti


UU No 15 tahun 2002
Nomor 19 Tahun 2019 Nomor 54 tahun 2018 No.102/2020 Nomor 33 Tahun 2019
• Tindak Pidana • Strategi Nasional • tentang Pelaksanaan • Permenristekdikti
• Perubahan Kedua Pencucian Uang Pencegahan Korupsi Supervisi Nomor 33 Tahun
Atas Undang-undang (Stranas PK) Pemberantasan 2019 tentang
Nomor 30 Tahun Tindak Pidana Kewajiban
2002 Tentang Komisi Korupsi. Penyelenggaraan
Pemberantasan Pendidikan Anti
Tindak Pidana Korupsi (PAK) di
Korupsi. Perguruan Tinggi
2. Pengertian, Faktor-Faktor, dan Teori Penyebab Korupsi

Kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio


atau corruptus. Corruptio memiliki arti beragam
yakni tindakan merusak atau menghancurkan.
Corruptio juga diartikan kebusukan, keburukan,
kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak
bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-
kata atau ucapan yang menghina atau
memfitnah.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),


korupsi adalah penyelewengan atau
penyalahgunaan uang negara (perusahaan,
organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk
keuntungan pribadi atau orang lain.
Pengertian, Faktor-Faktor, dan Teori Penyebab Korupsi

Faktor Penyebab Korupsi

Interna Eksterna
l l

Sifat
serakah/tama Gaya hidup Moral Yang
Sosial Politik Hukum Ekonomi Organisasi
k/rakus konsumtif Lemah
manusia
2. Pengertian, Faktor-Faktor, dan Teori Penyebab Korupsi

Teory Fraud Triangle (TFT)

Menurut Donald R.
Cressey
3. Delik Tindak Pidana Korupsi dan Pengelompokannya

• Perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau


Kerugian Keuangan Negara korporasi yaitu dengan penyalahgunaan wewenang.
Misalnya markup pengadaan

• Pemberian yang dilakukan korporasi atau pihak swasta berupa


pemberian uang, barang, dan lain-lain yang bersifat transaksional.
Suap Menyuap Pertemuan kehendak antara pemberi dan penerima

• Tindakan dengan sengaja menggelapkan uang atau surat berharga, atau


Penggelapan dalam Jabatan, melakukan pemalsuan buku-buku atau daftar-daftar yang khusus untuk
pemeriksaan administrasi

• Ada permintaan sepihak dari pejabat (penerima) yang


Pemerasan bersifat memaksa untuk mempengaruhi keputusan
tertentu
3. Delik Tindak Pidana Korupsi dan Pengelompokannya

• Seseorang yang berbuat curang ingin memperoleh keuntungan


tanpa tenaga dan usaha. Misalnya pemborong, ahli bangunan
Perbuatan Curang yang pada waktu membuat bangunan, atau penjual bahan
bangunan yang pada waktu menyerahkan bahan bangunanm
melakukan perbuatan curang

• Pegawai negeri atau penyelenggara negara baik langsung


Benturan Kepentingan maupun tidak langsung dengan sengaja turut serta dalam
dalam Pengadaan pemborongan, pengadaan atau persewaan padahal dia
ditugaskan untuk mengurus atau mengawasinya

• Pemberian yang dilakukan korporasi atau pihak swasta


berupa pemberian uang, barang, dan lain-lain yang tidak
Gratifikasi membutuhkan sesuatu transaksional. Bersifat tanam budi
(inventif)
4. Perbedaan Gratifikasi, Pemerasan, dan Suap

• Pemberian yang dilakukan korporasi atau pihak swasta berupa pemberian


Gratifikasi uang, barang, dan lain-lain yang tidak membutuhkan sesuatu transaksional.
Bersifat tanam budi (inventif)

• Pemberian yang dilakukan korporasi atau pihak swasta berupa pemberian


Suap uang, barang, dan lain-lain yang bersifat transaksional. Pertemuan
kehendak antara pemberi dan penerima

• Ada permintaan sepihak dari pejabat (penerima) yang bersifat


Pemerasan memaksa untuk mempengaruhi keputusan tertentu
5. Bahaya dan Dampak Korupsi dalam Berbagai Sektor

Dampak Korupsi di • Investor enggan masuk, pertumbuhan ekonomi yang lambat


Bidang Ekonomi akibat

Dampak Korupsi di • Perangkat medis yang dibeli dalam proses korupsi berkualitas
Bidang Kesehatan buruk, secara langsung mengancam nyawa masyarakat.

Dampak Korupsi • kualitas bangunan yang buruk sehingga dapat mengancam


Terhadap keselamatan public. Proyek infrastruktur yang sarat korupsi juga
tidak akan bertahan lama, cepat rusak.
Pembangunan
5. Bahaya dan Dampak Korupsi dalam Berbagai Sektor

Korupsi Meningkatkan • membuat masyarakat miskin semakin menderita, dengan


Kemiskinan mahalnya harga pelayanan publik dan kesehatan

• Ketika korupsi telah menjadi kebiasaan, maka masyarakat


Dampak Korupsi akan menganggapnya sebagai hal lumrah dan bukan sesuatu
Terhadap Budaya yang berbahaya. Hal ini akan membuat korupsi mengakar di
tengah masyarakat sehingga menjadi norma dan budaya.
6. Pengertian dan Unsur-Unsur Biaya Sosial Korupsi

Biaya sosial korupsi adalah besarnya dampak korupsi terhadap


perekonomian negara, serta kerugian yang dialami masyarakat dan dunia usaha.
Berikut unsur-unsur biaya sosial korupsi :

Biaya Antisipasi Korupsi adalah biaya pencegahan korupsi yang dikeluarkan oleh KPK
seperti edukasi anti korupsi, serta sosialisasi pencegahan korupsi.

Biaya Reaksi Korupsi adalah adalah biaya yang dikeluarkan oleh negara dalam
memproses pelaku korupsi, baik dari penyelidikan, penyidikan, penuntutan, pengadilan,
pemasyarakatan, hingga menjalani hukuman fisik.

Biaya Implisit, biaya oportunitas yang ditimbulkan akibat korupsi misalnya cicilan
bunga yang semakin besar. biaya yang hilang akibat sumber daya yang teralihkan dari
produktif menjadi tidak produktif (defisit).

Biaya Eksplisit adalah nilai uang yang dikorupsi yang diterjemahkan sebagai kerugian
negara, serta telah dihitung oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) dan BPKP (Badan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan).
7. Strategi Pemberantasan Korupsi

Trisula Pemberantasan Korupsi memiliki tiga strategi utama

Sula Penindakan
Sula Penindakan adalah strategi represif KPK dalam menyeret
koruptor ke meja hijau, membacakan tuntutan, serta
menghadirkan saksi-saksi dan alat bukti yang menguatkan.

Sula Pencegahan Sula Pendidikan


mencakup perbaikan pada sistem Sula Pendidikan digalakkan dengan
sehingga meminimalisasi terjadinya kampanye dan edukasi tentang
tindak pidana korupsi. tindak pidana korupsi,
8. Referensi Pengukuran Tingkat Korupsi
Indeks Persepsi
Pemberantasan Korupsi
korupsi yang (IPK)sebagai
digunakan adalah pengukuran korupsi sektor
alat pengukuran publik sebuah
di Indonesia, negara
yaitu yang
Survei
digunakan secara internasional. Hasil survei diwujudkan dalam bentuk ranking dan skor dengan skala 1-100.
Penilaian
SemakinIntegritas (SPI),
tinggi skornya, Indeks
maka Perilaku
semakin Antikorupsi
bersih negara tersebut(IPAK), danJika
dari korupsi. Indeks Persepsi
skornya semakin Korupsi
mendekati(IPK).
nol, maka semakin korup negara tersebut.

IPK untuk tahun 2022, Indonesia mendapat score 34 peringkat 110/180


negara. sedangkan negara yang dinobatkan sebagai negara anti korupsi
adalah Denmark dengan score IPK 90
9. 9. Integritas dan Nilai-Nilai Antikorupsi
Integritas adalah bertindak dengan cara yang konsisten dengan apa yang dikatakan. Integritas
merupakan kesatuan antara pola pikir, perasaan, ucapan, dan perilaku yang selaras dengan hati nurani dan norma
yang berlaku

Jujur
Tanggun
Adil g
jawab

Peduli Dispilin
Nilai-Nilai
Anti Korupsi

Berani Mandiri

Kerja
Sederhana
Keras
10. Referensi, Role Model Negara yang Antikorupsi

Denmark kembali dinobatkan sebagai negara paling antikorupsi


pada 2022. Menurut laporan Transparency International, skor
Indeks Persepsi Korupsi (IPK) negara ini sebesar 90 poin dari skala
0-100 pada tahun lalu. Katadata, (2023, Februari 1)

Denmark menerapkan toleransi nol terhadap korupsi di berbagai


lembaga pemerintah. Salah satu perwujudannya dengan
menempatkan lembaga serupa KPK Komisi Pemberantasan
Korupsi) di tiap lembaga tersebut. Fasilitas hotline 24 jam sehingga
masyarakat dapat berpartisipasi melaporkan setiap ada dugaan
korupsi di instansi, sedangkan laporan ditindaklanjuti tanpa
birokrasi yang rumit. Serta, Setiap pejabar wajib mengkuti
pelatihan antikorupsi.

Refrensi: https://elearning.kpk.go.id/moodle/pluginfile.php/1674480/mod_resource/content/5/Negara%20Paling%20Antikorupsi.pdf
“Mari berani melawan, menolak korupsi
menjadi kewajaran” Najwa Shibah

Refrensi: https://elearning.kpk.go.id/moodle/pluginfile.php/1674480/mod_resource/content/5/Negara%20Paling%20Antikorupsi.pdf
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai