Anda di halaman 1dari 15

KORUPSI DAN

PELAYANAN PUBLIK

Disusun Oleh:
1. Cindy Paraditha Kasandra
2. Zalikha Nabila Syafiqa
3. Yulia Ismatuti
4. Reno Nurvi Wahyuni
5. Ilham Kurniansyah
LATAR BELAKANG KORUPSI

KORUP artinya buruk, suka


menerima uang suap atau sogok,
memakai kekuasaan untuk
kepentingan diri sendiri.
KORUPTOR orang yang melakukan
kegiatan korupsi.

KORUPSI adalah kejahatan luar


biasa (Extra Ordinary Crime), atau
perbuatan busuk seperti
penggelapan uang, penerimaan
uang sogok, dan sebagainya yang
merugikan dan dampaknya sangat
luar biasa.
GERAKAN ANTI KORUPSI

Berdasarkan UU No. 30 tahun 2002, Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi dirumuskan sebagai tindakan
untuk mencegah dan memberantas tindak pidana
korupsi melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor,
penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan
pemeriksaan di sidang pengadilan dengan peran serta
masyarakat berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Berdasarkan UU No. 30 tahun 2002 menyiratkan bahwa upaya
pemberantasan korupsti tidak akan pernah berhasil tanpa
melibatkan peran (tiga) unsur utama, yaitu:

Pencegahan

penindakan
BERANTAS

Peran Serta
Masyarakat
Perbuatan yang dapat dijerat dengan UU.31 Tahun 1999
dan No. 20 Tahun 2001

*Merugikan keuangan negara


*Perbuatan suap-menyuap
*Perbuatan penggelapan dalam
jabatan
*Perbuatan pemerasan
*Perbuatan curang
*Benturan kepentingan dalam
pengadaan
*Gravikasi
(Hadiah,Imbalan,Insentif dll)
Contoh Bentuk Korupsi

1.Penyalahgunaan wewenang
2.Benturan kepentingan
3.Pembayaran fiktif
4.kolusi/persekongkolan
5.Biaya perjalan dinas fiktif
6.Suap /uang pelicin
7.Pemungutan tidak resmi
8.Penyalahgunaan fasilitas/inventaris kantor
9.Imbalan tidak resmi
10.Bekerja tidak sesuai ketentuan dan prosedur
11.Penerimaan/komisi atas tranksaksi jual beli yang
tidak disetor ke khas negara.
Kenapa perlu pencegahan korupsi?

• Jika telah terjadi, korupsi mengakibatkan


kerugian keungan yang besar
• Pengembalian atas uang negara yang
dikorupsi sangat kecil
• Kasus korupsi merusak reputasi baik institusi
maupun individu
Proses ligtigasi menyita waktu dan harta,biaya
baik bagi harta
tindak pidana korupsi dalam pelayanan
publik oleh pemerintah

Pemerintah dalam bingkai negara ketatalaksanaan


(administrative state) senantiasa dipertalikan dengan
cita-cita negera kesejahteraan (welfare state). Dalam
melaksanakan tugasnya, pemerintah di berikan
wewenang yang luas dalam mengatur hingga
menyelesaikan segala permasalahan yang dialami oleh
warga masyarakatnya.
• alat pemerintahan yang
berfungsi menentukan
haluan politik negara
A.M. Donner dan Djenal (politiek taakstelling)
Hoesen, membagi dan,
pemerintahan dalam dua • alat pemerintahan yang
tingkat kekuasaan
(dwipraja), yaitu:
berfungsi
menyelenggarakan /
merealisasikan politik
negara yang telah di
tentukan
( verwekenlijking van de
taak).
Dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 dan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi15, telah di jelaskan secara detil dengan berbagai model yang
menyebutkan bahwa pengertian korupsi mencakup perbuatan:

1. Melawan hukum, memperkaya diri orang/badan lain yang


merugikan keuangan /perekonomian negara
2. Menyalahgunakan kewenangan karena jabatan/kedudukan
yang dapat merugikan keuangan/kedudukan yang dapat
merugikan keuangan/perekonomian negara.
3. Kelompok delik penyuapan.
4. Kelompok delik penggelapan dalam jabatan.
5. Delik pemerasan dalam jabatan.
6. Delik yang berkaitan dengan pemborongan.
7. Delik gratifikasi.
Dalam kegiatan pelayanan publik apabila melihat dari proses
terjadinya perilaku korupsi dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Korupsi yang bersifat eksternal yaitu dengan adanya


keterlibatan pihak ketiga. Biasanya terjadi karena seseorang
mempunyai kewenangan yang strategis dalam menentukan
jalannya pelayanan publik, baik dalam mengeluarkan ijin atau
surat atau rekomendasi tertentu. Dengan kewenangan yang
di milikinya tersebut, seseorang mensyaratkan adanya
imbalan tertentu baik berupa materi maupun jasa untuk
mempercepat kelancaran pelayanan publik.
b. Penyogokan atau penyuapan, tindakan ini juga
melibatkan orang lain. Tindakan semacam ini seringkali
terjadi pada kantor atau instansi yang mempunyai tugas
dan fungsi melakukan pelayanan, menerbitkan surat ijin,
rekomendasi dan sebagainya sehingga mereka yang
berkepentingan lebih suka mencari calo, memberi uang
pelicin agar urusannya dapat diperlancar.
Survey persepsi Pelayanan Publik
(Eksternal)
Kejelasan dan kemudahan
Kecukupan petugas layanan
persyaratan pelayanan

Kepastian dan kesederhanaan Petugas layanan berkompeten


prosedur pelayanan dan beretika

Waktu pelayanan cepat dan


sesuai standar
Kejelasan maklumat pelayanan
Kewajaran dan keterjangkauan
biaya
Kenyaman dan keamanan
Kesesuaian pelayanan dengan sarana dan prasana
ketentuan
Penyelenggara layanan dengan
Terdapat penanganan komitmen tinggi
pengaduan/masukan
Survey persepsi anti korupsi (Eksternal)

Transparansi standar dan


Kecenderungan tindakan
prosedur
melanggar hukum
Kemudahan standar dan
Kecenderungan benturan
prosedur
kepentingan
Legitimasi kekuasaan dan
kewenangan

Perlakuan spesialis/khusus

Perbedaan layanan bersasar


nepotisme

Anda mungkin juga menyukai