Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MANDIRI

Mata kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh ;

13. Putu Ika Sintiana (2006091043)

ROMBEL 26

PRODI KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2020
TUGAS 1
Jenis Masalah : Asesmen Berbasis Projek
Waktu Pengerjaan : 1 (Satu Minggu)
Jenis Tugas : Individu

Petujuk:
1. Kerjakanlah projek dengan sebaik mungkin untuk mendapatkan nilai yang maksimal;
2. Gunakan data yang ada di buku, artikel, hasil penelitian, UU dan Peraturan lainnya untuk
memperkuat projek;
3. Cantumkan daftar pustaka secara alfabetis untuk menujukkan projek yang dilakukan
bersifat ilmiah;
4. Projek bersifat individual, dimana setiap orang akan mengkaji berdasarkan pada perpektif
dan pengalamannya.
Masalah:
1. Pada konteks globalisasi saat ini batas-batas region menjadi hilang/boundaryless, karena
semua orang sudah hidup pada kampung global. Masyarakat dunia telah menyatu dengan
koneksitas teknologi yang canggih, sehingga segala informasi sudah bisa diakses kapan saja,
dimana saja dan oleh siapa saja ketika dibutuhkan. Eksistensi dan urgensi negara menjadi
gamang dalam konteks globalisasi saat ini. Buatlah kajian yang bersifat komperhensif
bertalian dengan urgensi dan peran negara dalam modernisasi dan globalisasi saat ini!
2. Setiap desa yang ada di Indonesia saat ini diberikan otonomi untuk melakukan pengelolaan
potensi desa sesuai dengan Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Hal ini
menujukkan eksistensi kesatuan hukum masyarakat terkecil menjadi tulang pungung
kemajuan bangsa dan negara. Buatlah analisis secara mendalam dan komperhensif anomaly
`otonomi desa dengan globalisasi dan universalisme saat ini!

“Selamat Bekerja”
JAWABAN :

1. Secara garis besar globalisasi dapat dipahami sebagai suatu proses penyebaran kebiasaan-
kebiasaan yang mendunia, ekspansi hubungan yang melintasi benua, organisasi kehidupan pada
skala global dan pertumbuhan dari kesadaran global bersama (George Ritzer). Globalisasi telah
membuat bumi seakan-akan menjadi seperti desa yang global tanpa adanya batas-batas yang
membatasi setiap kegiatan globalisasi. Secara ekonomi, politik, budaya, dunia seakan-akan tidak
memiliki sekat territorial negara karena semuanya seakan menjadi satu dalam sebuah dunia.
Globalisasi secara massif diberlakuakn sejak tahun 1980 seiring dengan kian dominannya blok
barat dan timur. Ada beberapa dampak positif dari munculnya globalisasi yakni meningkatkan
perekonomian beberpa negara yang menggunakan era globalisasi ini dengan baik, serta
pengetahuan yang lebih terhadap dunia dan informasi-infomasi yang bisa kita dapatkan dengan
mudah. Dibalik sisi positif dari adanya globalisasi, ada beberapa dampak negative yang
mempengaruhi dunia, yakni beberapa informasi dalam suatu negara yang tidak boleh diketahui
oleh negara lain keumngkinan akan terjadi kebocoran informasi ke negara-negara lainnya,
kebudayaan asli atau tradisi yang semakin hari akan menghilang jika tidak adanya kesadaran
masyarakat untuk mempertahankan, dan masih banyak lagi dampak negative dari adanya era
globalisasi ini. Dari beberapa deretan dampak negative yang dipaparkan, globalisasi juga pernah
menjadi perdebatan mengeai peran negara dan pemerintah dalam pembangunan. Adapun salah
satu contoh yang dapat diterapkan bagaimana signifikannya peran pemerintah di era globalisasi
ini adalah terkait petani karet akan meningkat karena harga karet selama ini ditentukan
sepenuhnya oleh negara-negara pengimpor, dapat dtetapka sendiri oleh pemerintah sebagai
penguna utamanya.

https://www.unja.ac.id/2019/11/18/diskursus-globalisasi-dan-urgensi-peran-pemerintah-melalui-
kebijakan-publik/

2. Otonomi desa disahkan oleh Bapak Presiden Susilo Bambang Yudoyono pada tahun 2014
yang tercantum dalam UU no 6 Tahun 2014, yang berlandaskan pada pasal 5 ayat (1), pasal 18.
Pasal 18B ayat (2), pasal 20 dan pasal 22D ayat (2) UUD NRI Tahun 1945. Konperhensif
anomaly otonomi desa dengan globalisasi dan universal saat ini sangat menyimpang karena
adanya pengaruh globalisasi ini. Sesuai denngan keadaan desa saya, maka saya akan
memusatkan pokok pembahasan pada UU No 6 Tahun 2014 Bab 1 pasal 4 pada bagian c, d dan
h, dimana bagian c yang berbunyi “melestarikan dan memajukan adat, tradisi dan budaya
masyarakat desa”, bagian d yang berbunyi “mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi
masyarakat desa untuk pengembangan potensi aset desa guna kesejahteraan bersama” dan bagian
h yang berbunyi “memajukan perekonomian masyarakat desa serta mengatasi kesenjangan
pembangunan nasional”. Semua hal itu tidak sesuai dengan keadaan nyata dan praktik lapangan
yang dikerjakan oleh petinggi desa atau aparatur desa yang sangat berperan dalam pembahasan
tersebut. Pada pemerintahan desa secara nyata, pemerintah otonomi desa tidak mengupayakan
pelestarian budaya, akan tetapi mereka memilih meningkatkan kebudayaan asing. Seperti
contohnya hut desa, untuk saat ini semakin minim pementasan tentang kebudayaan, lebih banyak
memperlihatkan tentang kebudayaan luar seperti kpop dan lagu-lagu asing yang booming saat
itu. Kemudian aparatur desa tidak pernah melakukan kegiatan yang bertujuan meningkatkan
masyarakat, mereka lebih mementingkan untuk kesejahteraan pribadi. Seperti sembako
contohnya, pemerintah pusat memberikan sembako kepada otonom desa untuk dibagikan secara
adil bagi masyarakat yang membutuhkan, namun apa kenyataannya? Justru yang mendapatkan
bantuan tersebut adalah keluarga atau kerabat dekat para aparatur desa yang tidak pantas
menerima bantuan tersebut. Bukan hanya itu, aparatur desa juga banyak melakukan kasus
korupsi yang sangat merugikan masyarakat, apakah ini namanya yang memberikan kesejahteraan
bagi masyarakat? Pmerintah pusat memberikan bantuan untuk membangun kantor LPD agar
menjadi lebih baik, namun hal itu tidak terjadi ditempat saya, kantor LPD tetap saja seerti dahlu
yang tidak ada perubahan. Hal ini dilakukan aparatur desa hanya untuk kepentingan dan
kesejahteraan pribadi, dimana kesejahteraan mereka mengarah ke arah globalisasi yang selalu
ingin mengikuti zaman. Jika para apparat desa tidak mengedepankan kesejahteraan masyarakat
dan hal ini terus berulang hingga di masa periode berikutnya, dapat dipastikan bahwa masyarakat
desa ini akan semakin tertinggal.

https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2014_6.pdf

Anda mungkin juga menyukai