Dosen :
Slamet Poernomo
Disusun Oleh :
Keterangan :
- Penyampaian materi dilakukan melalui aplikasi zoom sejak pukul 10.40 s.d.
12.14
b. Kehadiran Mahasiswa
kegiatan perkuliahan
Laba ditahan
Modal (ekuitas) adalah bagian hak pemilik dalam perusahaan, yaitu selisih antara aktiva
dan kewajiban yang ada dan bukan sebagai ukuran nilai jual perusahaan tersebut. Ekuitas
berasal dari investasi pemilik dan hasil usaha perusahaan yang akan berkurang terutama
dengan penarikan kembali penyertaan oleh pemilik, pembagian keuntungan atau karena
Modal Perusahaan perseorangan terdiri atas pemilik tunggal, laba yang diperoleh dalam
suatu periode dan tambahan setoran modal akan menambah saldo modal, kerugian yang
diderita dalam suatu periode dan pengambilan prive akan mengurangi saldo modal
Modal firma terdiri dari modal para partner. Modal masing-masing partner akan
bertambah dengan adanya pembagian laba dan/atau tambahan setoran modal dan akan
Koperasi, modal pokoknya adalah simpanan pokok anggota yang tak dapat
dipindahtangankan dan dapat diambil kembali pada saat anggota mengundurkan diri
- Modal Dasar
Modal dasar adalah seluruh nilai nominal saham yang disebut dalam Anggaran
Dasar. Modal dasar pada prinsipnya merupakan total jumlah saham yang dapat
diterbitkan Perseroan.
- Modal Ditempatkan
Modal ditempatkan adalah jumlah saham yang sudah diambil pendiri atau
pemegang saham, dan saham yang diambil tersebut ada yang sudah dibayar dan
- Modal Disetor
Modal disetor adalah adalah saham yang telah dibayar penuh oleh pemegang atau
pemiliknya
b. Treasury Stock (saham perusahaan yang sudah beredar lalu dibeli kembali oleh
perusahaan).
c. Premium (agio) atau Discount (Disagio) dari penjualan saham baik saham biasa
1. Jika akte pendirian suatu PT belum mendapat pengesahan dari menteri kehakiman dan
HAM menurut undang-undang perseroan terbatas no.1 tahun 1995, yang mulai berlaku
tanggal 7 maret 1996, transaksi hukum perusahaan (perjanjian- perjanjian yang dibuat
5. Jika akumulasi kerugian suatu perusahaan mencapai 50% dari modal disetor,
rugi tahun lalu yang jumlahnya material (besar) atau menyangkut pembayaran pajak
yang berasal dari STP (Surat Tagihan Pajak). Atau SKPKB (Surat Ketetapan Pajak
7. Setoran saham dalam bentuk barang (inbreng), harus menggunakan nilai wajar aktiva
bukan kas yang diserahkan (disetor), yaitu nilai appraisal yang disetujui Dewan
Komisaris untuk PT yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek, atau nilai yang disepakati
Pengendalian Intern
1. Otorisasi transaksi yang tepat. Jenis transaksi ekuitas berikut biasanya memiliki
otorisasi khusus:
c. Pengumuman dividen
2. Penyimpanan catatan dan pemisahan tugas yang tepat.
2. Transaksi saham yang dicatat telah diotorisasi dan nilainya tepat (keberadaan dan
keakuratan)
pengungkapan)
Audit Deviden
Penekanan pada audit atas dividen adalah pada transaksinya dan bukan saldo akhir. Kecuali
jika ada hutang dividen. Tetapi biasanya dividen diaudit seluruhnya dan jarang timbul
masalah.
Bagi sebagian besar perusahaan, satu-satunya transaksi yang melibatkan laba ditahan
adalah laba bersih untuk tahun berjalan dan dividen yang diumukan. Tetapi mungkin pula
ada koreksi terhadap laba tahun-tahun sebelumnya, penyesuaian terhadap transaksi-
transaksi tahun sebelumnya yang dikredit atau dibebankan langsung terhadap laba ditahan.
Substantive Test
yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang diaudit dan
neraca.
neraca.
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas ekuitas dan transaksi jual beli saham,
2. Minta copy dari akta pendirian, SK Pengesahan Menteri Kehakiman dan HAM, SK
3. Cocokkan data yang ada dalam akta pendirian tersebut dengan modal yang tercantum di
setoran modal dalam periode yang diperiksa, periksalah bukti setoran dan bukti
pembukuan lainnya serta otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang dan instansi
pemerintah.
- Beberapa modal dasar, modal ditempatkan, modal disetor serta premium dan
- Jenis saham yang dimiliki perusahaan, berapa jumlah common stock dan
- Dividen dibagika dala betuk cash dividend, stock dividend, atau property
dividend.
- Pencatatannya sudah benar (baik pada waktu deklarasi dividen maupun pada saat
pembayaran dividen)
- Sudah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang (melalui notulen rapat
melebihi modal disetor, kalau ini terjadi pertimbangan going concern perusahaan.
9. Pertimbangkan untuk mengirim konfirmasi ke pemegang saham atau biro administrasi
- Periksa bukti penjualannya dan otorisasinya (jika treasur stock dijual kembali)
memperbaiki harga pasar saham perusahaan atau untuk dibagikan sebagai saham
bonus)
11. Periksa apakah penyajian ekuitas di neraca dan catatan atas laporan keuangan sudah
a. Usut saldo ekuitas yang tercantum di neraca ke saldo akun ekuitas dalam buku
besar
Pengujian analitis dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien
dalam menemukan akun yang memerlukan audit lebih dalam. Rasio ini dihitung dan
dibandingkan dengan rasio tahun lalu atau rasio industri dengan maksud auditor dapat
Dokumen terkait
1. Notulensi Rapat
2. Program Audit
AUDIT PROGRAM
No PROSEDUR AUDIT
A EXISTENCE OR OCCURENCE
1 Mintalah atau siapkan analisis jumlah saham dan nilai dari setiap modal saham
3 Periksa catatan hasil rapat (corporate minute), artikel tentang perusahaan, izin saham,
saran dari broker, penerimaan kas atau pengeluaran kas yang mempengaruhi
2 Review perjanjian, catatan pinjaman, dan hal lain yang memberi dampak pada
struktur modal.
3 Tentukan apakah semua deviden telah dibayar atau termasuk dalam hutang.
1 Rekonsiliasi akun capital stock dengan buku besar pembantu modal, sertifikat saham,
1 Minta penjelasan dan lakukan inspeksi catatan sertifikat saham treasuri yang berada
2 Mintalah atau siapkan analisis kontribusi modal lain (other contributed capital)
b. Periksa dokumen pendukung untuk semua perubahan pada akun other contributed
capital.
3 Mintalah atau siapkan analisis akun laba ditahan (retained earnings) selama periode
ini:
b. Periksa dokumen pendukung untuk semua perubahan pada akun retained earning.
pembayaran deviden.
1 Dapatkan data pengungkapan laporan keuangan seperti otorisasi saham, nilai par,
preferensi, atau pembatasan terkait dengan capital stock.
2 Mintalah keterangan tentang keberadaan (existence) dari opsi saham, jaminan, hak,
3 Hitung jumlah rata-rata saham beredar selama periode dengan perhitungan jumlah
4 Tentukan jika terdapat pembatasan pada reatained earnings. Buat daftar pertimbangan
11
1 Otorisasi
perusahaan.
2 Pengendalian Input-Proses-Output
beredar
saham
saham
4. Schedule H-3 (Informasi Penghitungan Dividen)
5. Schedule J-1
31 Desember 2003
Setelah melakukan evaluasi atas notulensi rapat, buku besar pembantu saham, termasuk
penerimaan dan pengeluaran kas terkait. Dari data tersebut menunjukkan tidak ada
transaksi modal saham selama tahun 2003. Saldo Capital Stock dan Other Contributed
Capital menunjukkan adanya 9.250 lembar saham yang diterbitkan dari total saham modal
dasar sebanyak 20.000 lembar. Saldo atas akun-akun tersebut (Capital in Stock dan Other
Contributed Capital) adalah sebesar $925.000 dan $736.550 secara berturut-turut pada 31
Desember 2003
6. Schedule K-1
Mahasiswa memberi tanggapan:
lengkap, cuma menurut kelompok kami ada sedikit miss perihal materi paparan berjudul
Audit untuk Capital Stock dan Retained Earning ini. Menurut kami untuk bagian
Retained Earning agak kurang dibahas seperti apa prosedur auditnya karena daritadi
berdasarkan yang saya tangkap hanya dibahas bagian Capital Stock saja.”
Jadi sebenarnya terkait Retained Earning/ Laba ditahan itu sudah mencakup dalam
pembahasan ini. Karena Laba ditahan itu adalah Laba Bersih dikurang Dividen yang
dibayar. Jadi memang lebih difokuskan ke dividen, seperti yang sudah dijelaskan Pak
Slamet sebelumnya bahwa laba ditahan merupakan muara dari hasil operasional
Slide 17 dengan melakukan periksa dokumen pendukung dari setiap perubahan dalam
diotorisasi. Jadi lebih ditekankan ke otoriasi prosedur mengenai akun Laba ditahan
tersebut.
Pertanyaan:
Pada slide ke 13 disebutkan bahwa audit atas dividen biasanya dilakukan seluruhnya
(tidak menggunakan sampling) dan jarang timbul masalah. Jika memang jarang timbul
masalah kenapa tidak dilakukan sampling saja atas audit dividennya? Lalu, apakah akun
Kenapa tidak dilakukan sampling saja atas audit dividennya, karena yang dividen
dibagikan tidak setiap tahun tergantung perusahaan. Jika perusahaan untung dan
mempunyai saldo laba positif maka perusahaan akan membagikan dividen atau memilih
dan memperluas pasar. Dividen tidak dilakukan sampling karena dalam periode
keuangan, tranksaksi dividen berjumlah sedikit namun jumlah nilainya sangat material.
perusahaan untuk membayarkan dividen yang mana sudah diatur dalam undang-undang.
Dividen juga jarang terjadi masalah karena baik penerima hak dividen dan pemilik
Sebagai contoh dari Apple Blossom (untuk tahun 2003) terkait transaksi dividen
hanya berjumlah satu karena memang perusahaan biasanya melakukan transaksi dividen
hanya sakali dalam satu tahun. Resiko yang bisa muncul terkait audit atas dividen yaitu
apakah pembayarannya sudah sesuai dengan notulen pada rapat direksi. Audit dividen
pemegang saham. Hanya perlu melihat berapa jumlah pemegang saham, masing-masing
dibayarkan per lembar saham. Jumlah pemegang saham relatif tidak banyak sehingga
dividen secara keseluruhan, dengan fokus terhadap perhitungan nilai dividen dan
Pertanyaan:
Pada slide ke 10 terkait dengan tujuan pemeriksaan, bisa dijelaskan lagi tujuan
klien terkait dengan ekuitas, kadang terdapat beberapa rasio yang selisihnya sangat
signifikan antara tahun ini dan tahun lalu, bagaimana auditor merespon hal
tersebut? Apa saja yang perlu diperhatikan oleh auditor terhadap masalah tersebut?
Terkait tujuan pemeriksaan ekuitas yaitu asersi manajemen yang terkait masuk
semuanya karena audit ekuitas, sebagai contoh pada bagian Capital lebih berfokus pada
saldo yang sudah disajikan dengan semestinya dan pada bagian Dividen lebih berfokus
pada transaksi yang sudah dibukukan dengan semestinya. Namun secara umum untuk
audit ekuitas ini semua asersi mencakup, jika ingin di breakdown sesuai asersi
kelengkapan, keakurasian, pisah batas, dan klasifikasi. Kemudian untuk asersi saldo
pengalokasian. Dan untuk penyajian dan pengungkapan terdapat asersi keterjadian, hak
Hal pertama yang dilakukan auditor dalam melakukan analisis rasio adalah
menentukan tingkat signifikansi yang diperoleh dari pengalaman auditor pada tahun-
tahun sebelumnya. Misal auditor menentukan tingkat signifikansi 20%, artinya rasio-
rasio yang memiliki kenaikan/penurunan dari tahun lalu sebesar lebih dari atau sama
dengan 20%, akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap akun-akun yang
mempengaruhi rasio tersebut. Hal yang perlu diperhatikan terhadap masalah tersebut
adalah kewajaran kenaikan/penurunan rasio dan cara untuk menguji kewajaran tersebut
dilihat dari perbandingan terhadap benchmark industri. Apabila rasio pada auditee
memiliki perbedaan cukup signifikan maka perlu ditelaah lebih lanjut dan auditor perlu
menanamkan sikap skeptis terhadap akun yang dinilai salah saji sehingga auditor dapat
Jika dalam keadaan saat ini (terjadi pandemi secara global) bisa dikatakan kondisi
tidak normal menyebabkan rasio-rasio yang terjadi jauh jika dibandingkan rasio tahun-
tahun sebelumnya. Analisis terhadap rasio ini hanya merupakan indikator yang
rasio yang dianalisis atau tidak. Setelah itu baru bisa disimpulkan terkait terjadinya
salah saji atau tidak, apakah terdapat kesalahan yang perlu diperbaiki.
Pertanyaan :
Pada (Slide 14) dikatakan bahwa mungkin perusahaan memiliki koreksi terhadap
sebelumbya. Bagaimana prosedur yang dilakukan auditor / Apa yang dilakukan oleh
auditor bila koreksi terhadap transaksi terjadi lebih dari 3 tahun berturut-turut?
Prosedur yang dilakukan Auditor mengenai koreksi laba tahun-tahun sebelumnya, yaitu:
Auditor melihat apakah perubahan yang terjadi adalah perubahan prospektif atau
kebijakan tersebut. Sehingga untuk prospektif tidak perlu menyesuaikan akun laba
sebelumnya, tetapi hanya diubah di masa yang akan mendatang setelah perubahan
kebijakan tersebut terjadi. Sedangkan untuk perubahan retrospektif, maka transaksi
maka akan dilakukan penyesuaian yang berpengaruh ke akun laba ditahan/ retained
earning.
Selanjutnya terhadap apa yg dilakukan oleh auditor bila koreksi terhadap transaksi
terjadi lebih dari 3 tahun berturut-turut. Selama laporan keuangan disajikan secara
wajar, auditor mengeluarkan opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian), tetapi apabila
selama 3 tahun berturut-turut terdapat koreksi, maka akan mengubah opini dari WTP
terkirakan.
Selain melihat apakah koreksi yang ada bersifat prospektif atau retrospektif, Auditor
juga dapat melihat apakah kesalahan yang ada dapat ter counterbalance dalam hal ini
kasusnya terjadi selama 3 tahun berturut-turut. Beberapa jenis kesalahan sifatnya dapat
langsung tercounter balance oleh transaksi tahun selanjutnya, namun ada juga yang
tidak. Biasanya pada akun Retained Earning, jika sudah 2 periode maka akan langsung
tercounter balance oleh akun/ transaksi di tahun selanjutnya. Jika belum tercounter
balance misalnya depresiasi berarti auditor harus menyarankan jurnal koreksi terhadap
retained earning karena sifatnya sudah tutup buku. Kemudian auditor juga tidak perlu
bisa melihat hasil audit Auditor sebelumnya saja (koreksi audit yg telah
tsb masih terbawa di tahun berjalan. Jikapun audit tersebut adalah audit pertama, auditor
dapat mencari lebih banyak bukti audit lainnya guna meyakinkan auditor akan opini nya
Tambahan (Dosen) :
Jawaban sudah cukup jelas. Jadi untuk retrospektif maupun prospektif itu adalah
prospektif kedepan. Tetapi jika terdapat salah saji/ koreksi terhadap hal yg sudah terjadi
sebelumnya, itu pasti akan berdampak pada retained earning karena semua hasil operasi
tahun-tahun sebelumnya itu muaranya ke retained earning. Sedangkan untuk saldo, saat
memasuki priode diperiksa misal 1 jan 2020, yang menjadi tanggung jawab auditor
hanya saldo Januari 2020 ke depan, untuk saldo sebelum Januari 2020 adalah tanggung
Kemudian umumnya perubahan atau koreksi yangg terjadi tidak signifikan, sehingga
tidak sampai merubah opini Auditor. Koreksi terkait aktiva misalnya tidak berpengaruh
ke laba rugi sehingga tidak berpengaruh ke retained earning, hanya pengaruh ke saldo
asset saja. Tetapi jika ada pengaruh ke laba rugi pasti akan merubah retained earning.
Pertanyaan :
Jika ditemukan salah saji saat audit capital stock & RE, apakah salah saji tsb hanya
mengindikasikan kesalahan yang tidak disengaja spt human error, atau apakah ada
kemungkinan kesalahan itu disengaja? Kalau disengaja apa keuntungan yang akan
Dua kemungkinan tersebut bisa saja terjadi. Jadi bisa saja manajemen perusahaan
sengaja atau tidak sengaja, karena terutama pada akun RE itu mencerminkan kegiatan
operasional perusahaan di tahun-tahun sebelumnya. Jadi untuk melihat apakah disengaja
atau human error, kita harus menelusuri lagi ke bagian transaksi/ saldo yang
menyangkut nilai Net Income. Kemudian untuk Audit capital stocks sendiri bisa juga
terjadi dua-duanya nya, baik sengaja ataupun tidak. Kemudian keuntungan yang
diperoleh perusahaan sangat bervariasi. Misalnya disengaja dalam kasus capital stock/
premium nya terlalu tinggi itu bisa menguntungkan perusahaan bahwa nilai saham
perusahaan menjadi lebih tinggi di pasar padahal sebenarnya tidak. Atau misalnya akun
sebelumnya, berarti jika RE yang disajikan tinggi akibat penjualan yang tinggi dimana
seharusnya penjualan tersebut dikoreksi atau lebih rendah, nah disitu mengindikasikan
bahwa perusahaan bisa melakukan penjualan yang massif/ besar padahal kenyataannya
tidak seperti itu. Hal tersebut menguntungkan perusahaan tetapi tidak menguntungkan
Pertanyaan :
(Slide 18) poin paling atas, bagaimana respon auditor saat terjadi akumulasi
kerugian perusahaan yang sudah melebihi modal disetor dan kenapa nantinya akan
itu akumulasi kerugiannya melebihi keseluruhan dari modal disetor atau hanya 50% dari
mencapai 50% dari modal yang disetor, perusahaan harus melaporkan hal tersebut ke
pengadilan negeri untuk diumumkan dalam berita negara. Kemudian jika akumulasi
kerugian mencapai 75% dari modal yang disetor, dalam hal ini menurut kitab UU
Hukum Dagang Indonesia perusahaan tersebut harus bubar, jika dipaksakan untuk
beroperasi maka para manajer harus bertanggung jawab atas kewajiban perusahaan
kepada pihak ketiga jika suatu saat perusahaan itu dibubarkan. Hal ini juga menyangkut
opini yang diberikan KAP atas kewajaran laporan keuangan perusahaan secara
keseluruhan, sehingga atas hal tersebut apabila terdapat kerugian mencapai 50% atau
lebih maka harus diungkapkan dalam CALK. Hal tersebut juga dijelaskan dalam UU
Tambahan (Dosen) :
Dari segi Auditor, tanggung jawab nya hanya menyampaikan dan menginformasikan
kepada pembaca laporan keuangan dan laporan hasil audit mengenai kondisi
perusahaan, dalam hal ini mengalami kerugian mencapai 50% atau lebih. Sesuai aturan
yang ada, jika suatu perusahaan mengalami kondisi tersebut, sudah dapat dikatakan
sebagai perusahaan yang pailit/ bangkrut. Akan tetapi, memang ada tenggang waktu
bagi manajemen untuk melakukan restukturisasi atau refinancing, sehingga ada periode
transisi yang diberikan. Seperti saat pandemi ini terdapat banyak perusahaan yang
Kemudian untuk perusahaan yang sudah berstatus pailit tadi maka proses berikutnya