Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN HASIL PERKULIAHAN

PRAKTIK AUDIT PERTEMUAN KE- 12


RABU, 22 JULI 2020

Dosen :
Slamet Poernomo

Disusun Oleh :

Kelompok 11 Kelas 6-23


1. Bayu Adjie Priyonggo (08/1302170424)
2. Dian Widya Ningsih (13/1302161099)
3. Mia Sukmadewi (26/1302170514)

PROGRAM STUDI D III AKUNTANSI


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN
2020
AKTIVITAS MAHASISWA

a. Waktu Mulai dan Berakhir Kegiatan Perkuliahan

 Waktu mulai : 10.10

 Waktu berakhir : 12.40

Keterangan :

- Absensi dilakukan di grup Whatsapp sejak pukul 10.15 s.d. 10.27

- Penyampaian materi dilakukan melalui aplikasi zoom sejak pukul 10.40 s.d.

12.14

b. Kehadiran Mahasiswa

Mahasiswa kelas 6-23 berjumlah 39 mahasiswa. Seluruhnya hadir dan mengikuti

kegiatan perkuliahan

c. Penyaji dan Pemberi Tanggapan Presentasi

- Penyaji presentasi adalah kelompok 2 dengan anggota :

1. Abdullah Farhan (01)

2. Faris Adi Dharmawan (14)

3. Mia Sukmadewi (26)

4. Novita Adeliani (30)

5. Nur Azizah Budiantoro (31)

6. Putri Mikha Wariswara (36)

- Pemberi tanggapan presentasi adalah kelompok 1 dengan anggota :

1. Agindra Putri Restroika (02)

2. Angelin Dena Rony (04)

3. Bayu Adjie Priyonggo (08)

4. Laurencia Kurnianta S (24)

5. Meisa Muthia H (25)


6. Muhammad Fauzi (27)

Audit Capital Stock dan Retained Earnings

Akun-akun terkait yang sering ditemukan dalam siklus

 Modal saham – saham biasa  Saham tresuri

 Modal saham – saham preferen  Dividen yang diumumkan

 Kelebihan modal disetor atas nilai par  Dividen terhutang

 Laba ditahan

Modal (ekuitas) adalah bagian hak pemilik dalam perusahaan, yaitu selisih antara aktiva

dan kewajiban yang ada dan bukan sebagai ukuran nilai jual perusahaan tersebut. Ekuitas

berasal dari investasi pemilik dan hasil usaha perusahaan yang akan berkurang terutama

dengan penarikan kembali penyertaan oleh pemilik, pembagian keuntungan atau karena

kerugian (SAK, 2007).

Pembagian modal berdasarkan bentuk bisnisnya

 Modal Perusahaan perseorangan terdiri atas pemilik tunggal, laba yang diperoleh dalam

suatu periode dan tambahan setoran modal akan menambah saldo modal, kerugian yang

diderita dalam suatu periode dan pengambilan prive akan mengurangi saldo modal

 Modal firma terdiri dari modal para partner. Modal masing-masing partner akan

bertambah dengan adanya pembagian laba dan/atau tambahan setoran modal dan akan

berkurang dengan adanya pembagian kerugian dan/atau pengambilan prive.

 Koperasi, modal pokoknya adalah simpanan pokok anggota yang tak dapat

dipindahtangankan dan dapat diambil kembali pada saat anggota mengundurkan diri

 Modal Perseroan Terbatas terdiri dari :


a. Komponen modal yang dipersyaratkan untuk pengesahan badan hukum PT (UU

no. 40 tahun 2007)

- Modal Dasar

Modal dasar adalah seluruh nilai nominal saham yang disebut dalam Anggaran

Dasar. Modal dasar pada prinsipnya merupakan total jumlah saham yang dapat

diterbitkan Perseroan. 

- Modal Ditempatkan

Modal ditempatkan adalah jumlah saham yang sudah diambil pendiri atau

pemegang saham, dan saham yang diambil tersebut ada yang sudah dibayar dan

ada yang belum dibayar.

- Modal Disetor

Modal disetor adalah adalah saham yang telah dibayar penuh oleh pemegang atau

pemiliknya

b. Treasury Stock (saham perusahaan yang sudah beredar lalu dibeli kembali oleh

perusahaan).

c. Premium (agio) atau Discount (Disagio) dari penjualan saham baik saham biasa

(common stock) maupun saham preferen (preffered stock).

d. Komponen Akumulasi atas Other Comprehensive Income

e. Retained Earnings (Laba ditahan/sisa laba tahun lalu) atau Deficit/Accumulated

Losses (sisa rugi tahun lalu).

Beberapa hal yang harus diperhentikan mangenai pemeriksaan ekuitas:

1. Jika akte pendirian suatu PT belum mendapat pengesahan dari menteri kehakiman dan

HAM menurut undang-undang perseroan terbatas no.1 tahun 1995, yang mulai berlaku

tanggal 7 maret 1996, transaksi hukum perusahaan (perjanjian- perjanjian yang dibuat

perusahaan) belum dianggap sah


2. Modal Disetor dan Modal Ditempatkan tidak dapat melebihi Modal Dasar.

3. Modal yang tercantum di neraca adalah Modal Disetor.

4. Mengevaluasi tujuan pembelian kembali saham (treasury stock)

5. Jika akumulasi kerugian suatu perusahaan mencapai 50% dari modal disetor,

perusahaan harus melaporkan hal tersebut ke pengadilan negeri untuk diumumkan

dalam berita negara.

6. Adjustment ke Retained earnings (deficit) hanya diperbolehkan jika menyangkut laba

rugi tahun lalu yang jumlahnya material (besar) atau menyangkut pembayaran pajak

yang berasal dari STP (Surat Tagihan Pajak). Atau SKPKB (Surat Ketetapan Pajak

Kurang Bayar) walaupun jumlahnya kecil

7. Setoran saham dalam bentuk barang (inbreng), harus menggunakan nilai wajar aktiva

bukan kas yang diserahkan (disetor), yaitu nilai appraisal yang disetujui Dewan

Komisaris untuk PT yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek, atau nilai yang disepakati

oleh dewan komisaris dan penyetor bentuk barang

Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectivies) Ekuitas

1. Pengendalian intern atas modal saham dan deviden terkait mencukupi.

2. Transaksi ekuitas pemilik dibukukan dengan semestinya

3. Saldo ekuitas pemilik disajikan dan diungkapkan dengan semestinya

Pengendalian Intern

1. Otorisasi transaksi yang tepat. Jenis transaksi ekuitas berikut biasanya memiliki

otorisasi khusus:

a. Penerbitan modal saham;

b. Pembelian kembali modal saham;

c. Pengumuman dividen
2. Penyimpanan catatan dan pemisahan tugas yang tepat.

3. Panitera independen dan agen transfer saham.

Audit atas Modal Saham dan Tambahan Modal Disetor

1. Seluruh transaksi modal saham yang ada telah dicatat (kelengkapan)

2. Transaksi saham yang dicatat telah diotorisasi dan nilainya tepat (keberadaan dan

keakuratan)

3. Modal saham dinilai dengan benar (keakuratan)

4. Modal saham disajikan dan diungkapkan secara memadai (penyajian dan

pengungkapan)

Audit Deviden

Penekanan pada audit atas dividen adalah pada transaksinya dan bukan saldo akhir. Kecuali

jika ada hutang dividen. Tetapi biasanya dividen diaudit seluruhnya dan jarang timbul

masalah.

Tujuan Audit yang terkait dengan deviden :

1. Dividen yang dibukukan ada

2. Deviden yang ada dibukukan

3. Deviden yang dibukukan secara akurat

4. Deviden yang dibayarkan ke pemegang saham adalah benar ada

5. Hutang deviden dibukukan

6. Hutang Deviden telah dibukukan dengan akurat

Audit atas Laba Ditahan

Bagi sebagian besar perusahaan, satu-satunya transaksi yang melibatkan laba ditahan

adalah laba bersih untuk tahun berjalan dan dividen yang diumukan. Tetapi mungkin pula
ada koreksi terhadap laba tahun-tahun sebelumnya, penyesuaian terhadap transaksi-

transaksi tahun sebelumnya yang dikredit atau dibebankan langsung terhadap laba ditahan.

Substantive Test

Tujuan pengujian substantif terhadap ekuitas pemegang saham adalah:

1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan

ekuitas pemegang saham.

2. Membuktikan bahwa saldo modal saham mencerminkan kepentingan pemegang saham

yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan

dengan ekuitas pemegang saham selama tahun yang diaudit.

3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang diaudit dan

kelengkapan saldo ekuitas pemegang saham yang disajikan di neraca.

4. Membuktikan bahwa saldo ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca

merupakan klaim pemilik terhadap aktiva entitas.

5. Membuktikan kewajaran penilaian ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di

neraca.

6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang saham di

neraca.

Prosedur Audit Ekuitas

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas ekuitas dan transaksi jual beli saham,

pembagian dan pembayaran dividen dan sertifikat saham.

2. Minta copy dari akta pendirian, SK Pengesahan Menteri Kehakiman dan HAM, SK

BKPM/BKPMD, SK Bapepam, SK Presiden, untuk disimpan dalam permanent file.

3. Cocokkan data yang ada dalam akta pendirian tersebut dengan modal yang tercantum di

neraca dan penjelasan dalam catatan atas laporan keuangan.


4. Untuk perusahaan yang baru didirikan dan perusahaan yang mempunyai tambahan

setoran modal dalam periode yang diperiksa, periksalah bukti setoran dan bukti

pembukuan lainnya serta otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang dan instansi

pemerintah.

5. Jelaskan dalam kertas kerja pemeriksaan :

- Beberapa modal dasar, modal ditempatkan, modal disetor serta premium dan

discount dari penjualan saham.

- Jenis saham yang dimiliki perusahaan, berapa jumlah common stock dan

preferred stock baik dalam jumlah lembar maupun nilai nominalnya.

- Rincian pemegang saham.

6. Periksa dokumenk pendukung dari setiap perubahan dalam perkiraan retained

earnings/deficit, untuk mengetahui apakah perubahan tersebut sudah diotorisasi oleh

pejabat perusahaan yang berwenang dan apakah adjustment ke retained earnings/deficit

memang reasonable dan jumlahnya cukup materil.

7. Seandainya ada pembagian dividen, periksa apakah :

- Dividen dibagika dala betuk cash dividend, stock dividend, atau property

dividend.

- Pencatatannya sudah benar (baik pada waktu deklarasi dividen maupun pada saat

pembayaran dividen)

- Sudah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang (melalui notulen rapat

direksi dan rapat umum pemegang saham).

- Aspek perpajakannya sudah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.

8. Periksa apakah akumulasi kerugian perusahaan (accumulated losses/deficit) sda

melebihi modal disetor, kalau ini terjadi pertimbangan going concern perusahaan.
9. Pertimbangkan untuk mengirim konfirmasi ke pemegang saham atau biro administrasi

efek (stock transfer agent).

10. Seandainya ada treasury stock;

- Periksa bukti pembelian dan otorisasinya.

- Periksa bukti penjualannya dan otorisasinya (jika treasur stock dijual kembali)

- Tanyakan kepada manajemen tujuan pembelian treasury stock (apakah untuk

memperbaiki harga pasar saham perusahaan atau untuk dibagikan sebagai saham

bonus)

- Perhatikan bahwa treasury stock tidak berak atas pembagian deviden.

11. Periksa apakah penyajian ekuitas di neraca dan catatan atas laporan keuangan sudah

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK).

12. Buat kesimpulan mengenai kewaaran ekuitas.

Prosedur Pengujian Substantif Atas Saldo Ekuitas

1. Prosedur Audit awal :

a. Usut saldo ekuitas yang tercantum di neraca ke saldo akun ekuitas dalam buku

besar

b. Hitung kembali saldo akun ekuitas di dalam buku besar

c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam akun ekuitas

d. Usut saldo ekuitas ke kertas kerja tahun lalu

e. Usut saldo kredit dan debit ekuitas

2. Melaksanakan prosedur analitis;

Pengujian analitis dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien

dalam menemukan akun yang memerlukan audit lebih dalam. Rasio ini dihitung dan

dibandingkan dengan rasio tahun lalu atau rasio industri dengan maksud auditor dapat

mengungkapkan: Peristiwa/transaksi tidak biasa, perubahan akuntansi, salah saji, dll.


3. Pengujian rincian transaksi:

a. Memvouching ayat jurnal dalam akun modal disetor;

b. Memvouching ayat jurnal dalam laba ditahan.

4. Pengujian rincian saldo:

a. Mereview anggaran dasar dan anggaran rumah tangga

b. Menelaah otorisasi dan syarat penerbitan saham;

c. Mengkonfirmasi saham yang beredar dengan registrar dan agen transfer;

d. Memeriksa buku sertifikat saham;

e. Memeriksa sertifikat saham yang ditahan sebagai saham treasuri.

5. Penyajian dan pengungkapan : Membandingkan penyajian laporan keuangan dengan

SAK yang berlaku

Assignment 11 Audit Capital Apple Blossom Cologne Company

Dokumen terkait

1. Notulensi Rapat
2. Program Audit

APPLE BLOSSOM COLOGNE COMPANY

AUDIT PROGRAM

Capital Stock and Retained Earnings

   

No PROSEDUR AUDIT

A EXISTENCE OR OCCURENCE

1 Mintalah atau siapkan analisis jumlah saham dan nilai dari setiap modal saham

2 Cocokan saldo awal dengan kertas kerja tahun lalu

3 Periksa catatan hasil rapat (corporate minute), artikel tentang perusahaan, izin saham,

saran dari broker, penerimaan kas atau pengeluaran kas yang mempengaruhi

perubahan struktur modal.

4 Mintalah atau siapkan analisis akun dan transaksi saham treasuri.

5 Vouching transaksi saham treasuri pada periode ini


B COMPLETENESS

1 Review sertifikat saham, proses akuntansi untuk semua sertifikat.

2 Review perjanjian, catatan pinjaman, dan hal lain yang memberi dampak pada

struktur modal.

3 Tentukan apakah semua deviden telah dibayar atau termasuk dalam hutang.

C VALUATION AND ALLOCATION

1 Rekonsiliasi akun capital stock dengan buku besar pembantu modal, sertifikat saham,

dan buku besar.

D RIGHT AND OBLIGATION

1 Minta penjelasan dan lakukan inspeksi catatan sertifikat saham treasuri yang berada

di bawah nama perusahaan dan siapa yang memberi otorisasi.

2 Mintalah atau siapkan analisis kontribusi modal lain (other contributed capital)

selama periode ini :

  a. Cocokan saldo awal dengan kertas kerja tahun lalu.

  b. Periksa dokumen pendukung untuk semua perubahan pada akun other contributed

capital.

3 Mintalah atau siapkan analisis akun laba ditahan (retained earnings) selama periode

ini:

  a. Cocokan saldo awal dengan kertas kerja tahun lalu.

  b. Periksa dokumen pendukung untuk semua perubahan pada akun retained earning.

  c. Periksa catatan hasil rapat (corporate minute) untuk mendukung keputusan

pembayaran deviden.

E PRESENTATION AND DISCLOSURE

1 Dapatkan data pengungkapan laporan keuangan seperti otorisasi saham, nilai par,
preferensi, atau pembatasan terkait dengan capital stock.

2 Mintalah keterangan tentang keberadaan (existence) dari opsi saham, jaminan, hak,

atau perubahan/konversi pada akhir tahun.

3 Hitung jumlah rata-rata saham beredar selama periode dengan perhitungan jumlah

awal dan perhitungan dilusi earning per share.

4 Tentukan jika terdapat pembatasan pada reatained earnings. Buat daftar pertimbangan

untuk kecukupan pengungkapan laporan keuangan

3. Analisis Kekuatan dan Kelemahan Internal Kontrol

APPLE BLOSSOM COLOGNE COMPANY ICSA-

11

CAPITAL STOCK AND RETAINED EARNINGS  

INTERNAL CONTROL STRENGTHS ANALYSIS  

No. Kekuatan Pengendalian Internal Prosedur Analitis

1 Otorisasi

  Sertifikat saham yang tidak Memeriksa penyimpanan

diterbitkan disimpan oleh pejabat yang dokumen/sertifikat saham yang tidak

bertanggung jawab. diterbitkan di tempat sekretaris

perusahaan.

  Buku besar pembantu pemegang Menelusuri pengelolaan buku besar

saham (stockholders) dikelola oleh pembantu pemegang saham menurut

bookeeper sistem yang ada.

2 Pengendalian Input-Proses-Output

  Sertifikat saham sudah dinomori Memeriksa penomoran di sertifikat


sebelumnya (prenumbered) saham

  Sertifikat saham yang dibatalkan Memeriksa buku sertifikat saham.

sudah dibatalkan dengan benar dan

disimpan dalam buku sertifikat saham.

APPLE BLOSSOM COLOGNE COMPANY

CAPITAL STOCK AND RETAINED EARNINGS

INTERNAL CONTROL WEAKNESS ANALYSIS

No. Weakness Potential Error Substantive Test

1 Perusahaan tidak memiliki Kemungkinan adanya Memeriksa pencatatan

agen penerbitan dan kesalahan pada perusahaan terkait

pencatatan saham yang penerbitan saham yang penerbitan, penerimaan kas,

independent beredar dan catatan saham yang

beredar

2 Tidak memiliki agen terkait Kemungkinan Memeriksa besaran dividen

dividen yang independen kesalahan pada yang dibagikan dan

pembagian dividen bagaimana proses

kepada pemegang pembagiannya

saham

3 Tidak dilakukan rekonsiliasi Kemungkinan Merekonsiliasi antara buku

secara berkala antara buku perbedaan pencatatan sertifikat dengan buku

sertifikat dengan buku dari buku sertifikat pembantu saham

pembantu saham dengan buku pembantu

saham
4. Schedule H-3 (Informasi Penghitungan Dividen)

5. Schedule J-1

Apple Blossom Cologne Company

Memorandum Regarding Capital Stock Transactions

31 Desember 2003

                       

Setelah melakukan evaluasi atas notulensi rapat, buku besar pembantu saham, termasuk

penerimaan dan pengeluaran kas terkait. Dari data tersebut menunjukkan tidak ada

transaksi modal saham selama tahun 2003. Saldo Capital Stock dan Other Contributed

Capital menunjukkan adanya 9.250 lembar saham yang diterbitkan dari total saham modal

dasar sebanyak 20.000 lembar. Saldo atas akun-akun tersebut (Capital in Stock dan Other

Contributed Capital) adalah sebesar $925.000 dan $736.550 secara berturut-turut pada 31

Desember 2003

6. Schedule K-1
Mahasiswa memberi tanggapan:

1. Agindra Putri R (02)


“Menurut kelompok kami untuk pemaparan dari kelompok 2 sudah cukup baik dan

lengkap, cuma menurut kelompok kami ada sedikit miss perihal materi paparan berjudul

Audit untuk Capital Stock dan Retained Earning ini. Menurut kami untuk bagian

Retained Earning agak kurang dibahas seperti apa prosedur auditnya karena daritadi

berdasarkan yang saya tangkap hanya dibahas bagian Capital Stock saja.”

Jawaban Oleh Putri Mikha W (36) :

Jadi sebenarnya terkait Retained Earning/ Laba ditahan itu sudah mencakup dalam

pembahasan ini. Karena Laba ditahan itu adalah Laba Bersih dikurang Dividen yang

dibayar. Jadi memang lebih difokuskan ke dividen, seperti yang sudah dijelaskan Pak

Slamet sebelumnya bahwa laba ditahan merupakan muara dari hasil operasional

perusahaan sebelumnya. Kemudian mengenai prosedur audit RE sendiri, terdapat pada

Slide 17 dengan melakukan periksa dokumen pendukung dari setiap perubahan dalam

perkiraan retained earning untuk mengetahui apakah perubahan tersebut sudah

diotorisasi. Jadi lebih ditekankan ke otoriasi prosedur mengenai akun Laba ditahan

tersebut.

Mahasiswa memberi pertanyaan :

1. Laurencia Kurnianta (24)

Pertanyaan:

Pada slide ke 13 disebutkan bahwa audit atas dividen biasanya dilakukan seluruhnya

(tidak menggunakan sampling) dan jarang timbul masalah. Jika memang jarang timbul

masalah kenapa tidak dilakukan sampling saja atas audit dividennya? Lalu, apakah akun

dividen ini memiliki risiko bawaan?

Jawaban oleh Faris Adi Dharmawan (14):

Kenapa tidak dilakukan sampling saja atas audit dividennya, karena yang dividen

dibagikan tidak setiap tahun tergantung perusahaan. Jika perusahaan untung dan
mempunyai saldo laba positif maka perusahaan akan membagikan dividen atau memilih

tidak membagikan dividen karena keuntungan digunakan untuk ekspansi perusahaan

dan memperluas pasar. Dividen tidak dilakukan sampling karena dalam periode

keuangan, tranksaksi dividen berjumlah sedikit namun jumlah nilainya sangat material.

Ketika perusahaan sudah mengumumkan dividen, maka timbul kewajiban bagi

perusahaan untuk membayarkan dividen yang mana sudah diatur dalam undang-undang.

Dividen juga jarang terjadi masalah karena baik penerima hak dividen dan pemilik

kewajiban dividen masing-masing melakukan pencatatan terkait dividen tersebut.

Tambahan oleh Mia Sukmadewi (26) :

Sebagai contoh dari Apple Blossom (untuk tahun 2003) terkait transaksi dividen

hanya berjumlah satu karena memang perusahaan biasanya melakukan transaksi dividen

hanya sakali dalam satu tahun. Resiko yang bisa muncul terkait audit atas dividen yaitu

apakah pembayarannya sudah sesuai dengan notulen pada rapat direksi. Audit dividen

sifatnya sangat sederhana dan transaksinya tidak terlalu banyak.

Tambahan dari dosen:

Kenapa auditor melihat keseluruhan transaksi dividen (bukan sampling), karena

jenis transaksi yang sederhana dengan menghitung berapa dividen masing-masing

pemegang saham. Hanya perlu melihat berapa jumlah pemegang saham, masing-masing

jumlah kepemilikan (lembar saham), dan dikalikan nilai/jumlah dividen yang

dibayarkan per lembar saham. Jumlah pemegang saham relatif tidak banyak sehingga

masih memungkinkan dalam ketersediaan waktu jika dilakukan pemeriksaan transaksi

dividen secara keseluruhan, dengan fokus terhadap perhitungan nilai dividen dan

pengecekan pembayaran para penerima dividen.

2. Muhammad Fauzi (27)

Pertanyaan:
 Pada slide ke 10 terkait dengan tujuan pemeriksaan, bisa dijelaskan lagi tujuan

pemeriksaan tersebut untuk menguji asersi manajemen yg apa?

 Pada slide ke 20 tentang rasio-rasio, ketika auditor membandingkan rasio keuangan

klien terkait dengan ekuitas, kadang terdapat beberapa rasio yang selisihnya sangat

signifikan antara tahun ini dan tahun lalu, bagaimana auditor merespon hal

tersebut? Apa saja yang perlu diperhatikan oleh auditor terhadap masalah tersebut?

Jawaban oleh Mia (26):

Terkait tujuan pemeriksaan ekuitas yaitu asersi manajemen yang terkait masuk

semuanya karena audit ekuitas, sebagai contoh pada bagian Capital lebih berfokus pada

saldo yang sudah disajikan dengan semestinya dan pada bagian Dividen lebih berfokus

pada transaksi yang sudah dibukukan dengan semestinya. Namun secara umum untuk

audit ekuitas ini semua asersi mencakup, jika ingin di breakdown sesuai asersi

manajemen menurut Arens terdapat asersi golongan transaksi seperti keterjadian,

kelengkapan, keakurasian, pisah batas, dan klasifikasi. Kemudian untuk asersi saldo

akun seperti keberadaan, hak dan kewajiban, kelengkapan, penilaian, dan

pengalokasian. Dan untuk penyajian dan pengungkapan terdapat asersi keterjadian, hak

dan kewajiban, kelengkapan, klasifikasi, understandability, akurasi dan evaluasi.

Jawaban oleh Nur Azizah (31):

Hal pertama yang dilakukan auditor dalam melakukan analisis rasio adalah

menentukan tingkat signifikansi yang diperoleh dari pengalaman auditor pada tahun-

tahun sebelumnya. Misal auditor menentukan tingkat signifikansi 20%, artinya rasio-

rasio yang memiliki kenaikan/penurunan dari tahun lalu sebesar lebih dari atau sama

dengan 20%, akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap akun-akun yang

mempengaruhi rasio tersebut. Hal yang perlu diperhatikan terhadap masalah tersebut

adalah kewajaran kenaikan/penurunan rasio dan cara untuk menguji kewajaran tersebut
dilihat dari perbandingan terhadap benchmark industri. Apabila rasio pada auditee

memiliki perbedaan cukup signifikan maka perlu ditelaah lebih lanjut dan auditor perlu

menanamkan sikap skeptis terhadap akun yang dinilai salah saji sehingga auditor dapat

mengumpulkan lebih banyak bukti terkait dengan transaksi terkait.

Tambahan dari dosen:

Jika dalam keadaan saat ini (terjadi pandemi secara global) bisa dikatakan kondisi

tidak normal menyebabkan rasio-rasio yang terjadi jauh jika dibandingkan rasio tahun-

tahun sebelumnya. Analisis terhadap rasio ini hanya merupakan indikator yang

mengarahkan auditor untuk perlunya dilakukan pendalaman terhadap akun-akun terkait

rasio yang dianalisis atau tidak. Setelah itu baru bisa disimpulkan terkait terjadinya

salah saji atau tidak, apakah terdapat kesalahan yang perlu diperbaiki.

3. Angelin Dena R (04)

Pertanyaan :

Pada (Slide 14) dikatakan bahwa mungkin perusahaan memiliki koreksi terhadap

laba tahun-tahun sebelumnya dan penyesuaian terhadap transaksi transaksi tahun

sebelumbya. Bagaimana prosedur yang dilakukan auditor / Apa yang dilakukan oleh

auditor bila koreksi terhadap transaksi terjadi lebih dari 3 tahun berturut-turut?

Jawaban oleh Faris (14):

Prosedur yang dilakukan Auditor mengenai koreksi laba tahun-tahun sebelumnya, yaitu:

 Auditor melihat apakah perubahan yang terjadi adalah perubahan prospektif atau

retrospektif. Perubahan prospektif adalah suatu penerapan dari dampak perubahan

kebijakan akuntansi baru untuk transaksi disesuaikan setelah tanggal perubahan

kebijakan tersebut. Sehingga untuk prospektif tidak perlu menyesuaikan akun laba

sebelumnya, tetapi hanya diubah di masa yang akan mendatang setelah perubahan
kebijakan tersebut terjadi. Sedangkan untuk perubahan retrospektif, maka transaksi

tahun-tahun sebelumnya yang telah terbit laporan keuangan harus disesuaikan.

Misalnya perubahan kebijakan depresiasi dari double declining ke straight line,

maka akan dilakukan penyesuaian yang berpengaruh ke akun laba ditahan/ retained

earning.

 Selanjutnya terhadap apa yg dilakukan oleh auditor bila koreksi terhadap transaksi

terjadi lebih dari 3 tahun berturut-turut. Selama laporan keuangan disajikan secara

wajar, auditor mengeluarkan opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian), tetapi apabila

selama 3 tahun berturut-turut terdapat koreksi, maka akan mengubah opini dari WTP

menjadi WTP PP (Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelas) bahwa

terdapat pengaruh ketidakpastian peristiwa di masa yang akan mendatang dapat

terkirakan.

Jawaban oleh Mia(26):

Selain melihat apakah koreksi yang ada bersifat prospektif atau retrospektif, Auditor

juga dapat melihat apakah kesalahan yang ada dapat ter counterbalance dalam hal ini

kasusnya terjadi selama 3 tahun berturut-turut. Beberapa jenis kesalahan sifatnya dapat

langsung tercounter balance oleh transaksi tahun selanjutnya, namun ada juga yang

tidak. Biasanya pada akun Retained Earning, jika sudah 2 periode maka akan langsung

tercounter balance oleh akun/ transaksi di tahun selanjutnya. Jika belum tercounter

balance misalnya depresiasi berarti auditor harus menyarankan jurnal koreksi terhadap

retained earning karena sifatnya sudah tutup buku. Kemudian auditor juga tidak perlu

sebenarnya melihat kebenaran akun-akun di tahun-tahun sebelumnya, melainkan Auditor

bisa melihat hasil audit Auditor sebelumnya saja (koreksi audit yg telah

direkomendasikan sebelumnya). Auditor kemudian tetap harus melihat apakah kesalahan

tsb masih terbawa di tahun berjalan. Jikapun audit tersebut adalah audit pertama, auditor
dapat mencari lebih banyak bukti audit lainnya guna meyakinkan auditor akan opini nya

nanti apakah WTP atau ada pengecualian dan sebagainya.

Tambahan (Dosen) :

Jawaban sudah cukup jelas. Jadi untuk retrospektif maupun prospektif itu adalah

akibat adanya perubahan aturan/kebijakan. Retrospektif itu ke belakang, sedangka

prospektif kedepan. Tetapi jika terdapat salah saji/ koreksi terhadap hal yg sudah terjadi

sebelumnya, itu pasti akan berdampak pada retained earning karena semua hasil operasi

tahun-tahun sebelumnya itu muaranya ke retained earning. Sedangkan untuk saldo, saat

memasuki priode diperiksa misal 1 jan 2020, yang menjadi tanggung jawab auditor

hanya saldo Januari 2020 ke depan, untuk saldo sebelum Januari 2020 adalah tanggung

jawab auditor sebelumnya.

Kemudian umumnya perubahan atau koreksi yangg terjadi tidak signifikan, sehingga

tidak sampai merubah opini Auditor. Koreksi terkait aktiva misalnya tidak berpengaruh

ke laba rugi sehingga tidak berpengaruh ke retained earning, hanya pengaruh ke saldo

asset saja. Tetapi jika ada pengaruh ke laba rugi pasti akan merubah retained earning.

4. Meisa Muthia (25)

Pertanyaan :

Jika ditemukan salah saji saat audit capital stock & RE, apakah salah saji tsb hanya

mengindikasikan kesalahan yang tidak disengaja spt human error, atau apakah ada

kemungkinan kesalahan itu disengaja? Kalau disengaja apa keuntungan yang akan

diperoleh pihak perusahaan?

Jawaban oleh Mia (26)

Dua kemungkinan tersebut bisa saja terjadi. Jadi bisa saja manajemen perusahaan

sengaja atau tidak sengaja, karena terutama pada akun RE itu mencerminkan kegiatan
operasional perusahaan di tahun-tahun sebelumnya. Jadi untuk melihat apakah disengaja

atau human error, kita harus menelusuri lagi ke bagian transaksi/ saldo yang

menyangkut nilai Net Income. Kemudian untuk Audit capital stocks sendiri bisa juga

terjadi dua-duanya nya, baik sengaja ataupun tidak. Kemudian keuntungan yang

diperoleh perusahaan sangat bervariasi. Misalnya disengaja dalam kasus capital stock/

premium nya terlalu tinggi itu bisa menguntungkan perusahaan bahwa nilai saham

perusahaan menjadi lebih tinggi di pasar padahal sebenarnya tidak. Atau misalnya akun

RE dimana akun tersebut merupakan akumulasi dari operasional perusahaan tahun

sebelumnya, berarti jika RE yang disajikan tinggi akibat penjualan yang tinggi dimana

seharusnya penjualan tersebut dikoreksi atau lebih rendah, nah disitu mengindikasikan

bahwa perusahaan bisa melakukan penjualan yang massif/ besar padahal kenyataannya

tidak seperti itu. Hal tersebut menguntungkan perusahaan tetapi tidak menguntungkan

pihak investor/ pihak luar perusahaan.

5. Bayu Adjie P (08)

Pertanyaan :

(Slide 18) poin paling atas, bagaimana respon auditor saat terjadi akumulasi

kerugian perusahaan yang sudah melebihi modal disetor dan kenapa nantinya akan

menjadi pertimbangan going concern perusahaan. Apakah saat menjadi pertimbangan

itu akumulasi kerugiannya melebihi keseluruhan dari modal disetor atau hanya 50% dari

modal disetor sesuai yang tertera di slide 9

Jawaban oleh Novita Adeliani(30) :

Dalam slide 9 disebutkan bahwa, jika akumulasi kerugian suatu perusahaan

mencapai 50% dari modal yang disetor, perusahaan harus melaporkan hal tersebut ke

pengadilan negeri untuk diumumkan dalam berita negara. Kemudian jika akumulasi

kerugian mencapai 75% dari modal yang disetor, dalam hal ini menurut kitab UU
Hukum Dagang Indonesia perusahaan tersebut harus bubar, jika dipaksakan untuk

beroperasi maka para manajer harus bertanggung jawab atas kewajiban perusahaan

kepada pihak ketiga jika suatu saat perusahaan itu dibubarkan. Hal ini juga menyangkut

kelangsungan hidup perusahaan, apabila akumulasi >50% maka akan mempengaruhi

opini yang diberikan KAP atas kewajaran laporan keuangan perusahaan secara

keseluruhan, sehingga atas hal tersebut apabila terdapat kerugian mencapai 50% atau

lebih maka harus diungkapkan dalam CALK. Hal tersebut juga dijelaskan dalam UU

NO 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.

Tambahan (Dosen) :

Dari segi Auditor, tanggung jawab nya hanya menyampaikan dan menginformasikan

kepada pembaca laporan keuangan dan laporan hasil audit mengenai kondisi

perusahaan, dalam hal ini mengalami kerugian mencapai 50% atau lebih. Sesuai aturan

yang ada, jika suatu perusahaan mengalami kondisi tersebut, sudah dapat dikatakan

sebagai perusahaan yang pailit/ bangkrut. Akan tetapi, memang ada tenggang waktu

bagi manajemen untuk melakukan restukturisasi atau refinancing, sehingga ada periode

transisi yang diberikan. Seperti saat pandemi ini terdapat banyak perusahaan yang

mengalami kesulitan financial, maka diadakan restukturisasi pinjaman dan sebagainya.

Kemudian untuk perusahaan yang sudah berstatus pailit tadi maka proses berikutnya

adalah melakukan likuidasi.

Anda mungkin juga menyukai