Anda di halaman 1dari 24

TUGAS PEMBELAJARAN AGENDA 3

(20 September)

Tugas:

Mengidentifikasi isu-isu terkait materi WOG, mencari data primer dan sekunder
terkait isu tersebut, dampak isu jika tidak dipecahkan, menganalisis isu, membuat
kegiatan gagasan pemecahan masalah dan tahapan kegiatannya. tugas dibuat individu
dan kelompok. Membuat paparan serta learning jurnal modul WOG.

Kelompok:

➢ Muhammad Arsyad Faiz,A.Md.A.Pj.


➢ Sandi Priatma
➢ Nurul Naura Nadhira, A.Md.Ak.
➢ Tinton Difa Yudha, AMd.PnI
➢ Muhammad Farhan, A.Md.Ak.
➢ Teguh Riyo Prasetyo, A.Md.PnI
➢ Hilda Prilistia Nurhayati,A.Md.Ak.
➢ Dian Widya Ningsih, A.Md.Ak.
PEMANFAATAN DATABASE KEPENDUDUKAN TERDISTRIBUSI

A. Identifikasi masalah

Penerapan sistem informasi administrasi kependudukan daring diatur dalam Keppres


No. 88/2004 tentang pengelolaan administrasi kependudukan, UU no. 23 tahun 2006 tentang
administrasi kependudukan dan Permendagri no. 18/2005 serta PP no. 37 tahun 2007.
pencatatan data penduduk suatu daerah yang melalui sistem informasi administrasi
kependudukan menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten kota dimana pelaksanaannya
diawali dari desa dan kelurahan sebagai awal pendataan penduduk disuatu daerah. Data
tersebut kemudian terintregasi secara nasional melalui jaringan internet yang selanjutnya
menjadi tanggung jawab pemerintah pusat sesuai UU. NO 23 TAHUN 2006. SIAK adalah
sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
memfasilitasi pengelolaan data kependudukan tingkat penyelenggara dan instansi pelaksana
dalam satu kesatuan database. Sistem informasi ini mampu menyediakan data kependudukan
yang akurat, kemudahan distribusi data ke lembaga atau instansi yang membutuhkan seperti
kebutuhan data untuk kemensos dalam pendataan tingkat perekonomian penduduk untuk
penyaluran BLT dimasa pandemi seperti ini, kemudahan lembaga penyelenggara pelayanan
kesehatan seperti BPJS dan berbgai program layanan kesehatan nasional lainnya dan jenis
pelayanan yang lainnya. Dalam penerapannya, beberapa program layanan pemerintah saat ini
masyarakat masih diminta berkas dalam bentuk hardcopy untuk menikmati pelayanan
tersebut yang pada hakekatnya data-data tersebut sudah berada dalam satu database SIAK.

1. Keuntungan.

Keberadaan SIAK akan berdampak:

• menghasilkan data yang akurat baik dari segi jumlah penduduk, tingkat
ekonomi, pendidikan, dan lain-lain;
• kemudahan akses data bagi penyelenggara,pelaksana dan masyarakat;
• data kependudukan yang terjamin keamanannya dari pihak yang ingin
menyalahgunakan data tsb;
• Peningkatan kualitas pelayanan publik yang terintegritas.
2. Kelemahan.
• Perlu sumber daya yang berkualitas dalam pelaksanaannya.
• Kemampuan masyarakat yang kurang memadai dalam mengakses layanan tsb.

B. Gagasan Pemecahan Isu

Setelah mengetahui isu yang akan ditindaklanjuti, maka diperlukan metode untuk
mengetahui akar dari permasalahan tersebut. Terdapat beberapa metode untuk menganalisis
pemecahan isu, salah satunya adalah dengan menggunakan metode 6 Why yaitu salah satu
metode analisa yang paling sederhana dan mudah, tanpa perlu melakukan analisa statistik untuk
mencari akar permasalahan dari suatu isu dengan mengeksplorasi semua potensi kesalahan
ataupun masalah. Analisa 6 Why Method terhadap isu prioritas yang telah dipilih melalu teknik
USG dapat dilihat sebagai berikut:

1. Masih digunakannya/ diperlukannya hardcopy dalam pelayanan


pengadministrasian yang akan digunakan oleh masyarakat walau telah ada SIAK

2. Kurangnya pengetahuan baik oleh ASN ataupun masyarakat mengenai Sistem


Informasi Administrasi Kependudukan

3. Kurangnya sosialisasi dan aktualisasi penggunaan SIAK dalam lingkungan


pelayanan masyarakat secara administrasi

4. Sosialisasi dan Optimasi mengenai SIAK kepada ASN dan masyarakat

Berdasarkan analisa penyebab isu dengan Metode USG sebagaimana ditunjukkan


diatas, diketahui bahwa isu utama yang mendesak untuk segera dicarikan solusinya adalah "
Masih digunakannya/ diperlukannya hardcopy dalam pelayanan pengadministrasian yang akan
digunakan oleh masyarakat walau telah ada SIAK". Atas isu tersebut muncul gagasan
pemecahan isu yakni " Sosialisasi dan Optimasi mengenai SIAK kepada ASN dan masyarakat".

C. Rencana Usulan dan Tahapan Pemecahan Masalah


Gagasan pemecahan isu pada masalah tersebut adalah Sosialisasi dan Optimasi
mengenai SIAK kepada ASN dan masyarakat, dengan tahaan kegiatan sebagai berikut:
1. Merencanakan tahapan awal dalam persiapan pemutakhiran penggunaan Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan
2. Memperbaiki SIAK untuk menjadi lebih user-friendly dan mudah diakses dan
dioperasikan tanpa mengurangi kegunannya
3. Mendidik untuk para ASN lebih memahami SIAK dan menggunakannya secara
efektif
4. Sosialisasi pada masyarakat mengenai SIAK dan kegunaannya dalam
memudahkan proses administrasi
A. Pokok Pikiran

WoG lahir dilatarbelakangi sebelumnya old public administration (OPA)


mengutamakan keteraturan, penjenjangan atau hirarki di dalam pelaksanaannya sehingga
biroksasi panjang disebut juga birokrasi weber OPA muncul dengan tokoh-tokoh antara lain
Woodrow Wilson dan Max Weber. OPA ada aturan yang rigid (kaku), ego sektoral
(siloisme), Pembagian Tugas, Kedinasan, Hierarki, Dokumen
tertulis, Spesialisasi, akuntabel. Sementara Pita Merah (the red tape state) adalah istilah yang
menunjuk kepada peraturan yang berlebihan atau penerapan terhadap aturan resmi yang kaku
yang dianggap mengurangi produktivitas dan menyebabkan penundaan pengambilan
keputusan. Hal ini biasanya menunjuk ke pemerintah, perusahaan, dan organisasi besar
lainnya. Pita merah biasanya termasuk kegiatan seperti mengisi dokumen, mendapatkan
lisensi, harus melewati beberapa orang atau komite untuk menyetujui sebuah keputusan yang
menyebabkan kegiatan seseorang menjadi lebih lambat, sulit, atau keduanya. Kemudian model
NPM (New Publik Management) masih terkotak-kotak, terpecah-pecah, ego
sektor/mementingkan unitnya sendiri kemudian melahirkan WoG dengan pendekatan yang
menekankan aspek kebersamaan dan menghilangkan sekat-sekat sektoral yang selama ini
terbangun dalam NPM sehingga menawarkan fleksibilitas, efisiensi, devolusi, dsb. Semula
sistem pembagian tugas yang rentan bekerja berdasarkan persepsi dan kepentinngan masing-
masing dan terkotak-kotak/terfragmentasi digantikan dengan menyelaraskan perbedaan tugas,
masing-masing berkontribusi sehingga mencapai tujuan organisasi/pemerintah
melalui komunikasi, koordinasi dan kolaborasi.

Whole of Government (WoG) merupakan sebuah pendekatan penyelenggaraan


pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintah dari keseluruhan sektor
dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas dalam rangka mencapai tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program, dan pelayanan publik. WoG muncul dari dorongan
eksternal: dorongan publik untuk mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan supaya tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Selain itu, dorongan
internal: adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral akibat adanya nuansa kompetisi
antar sektor dalam pembangunan serta adanya keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat
istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya yang mendorong terjadinya potensi disintegrasi
bangsa. Selain itu, karena adanya persepsi tentang kehidupan dunia yang semakin tidak aman
dan berbayaha, isu terorisme, radikalisme, perubahan iklim, dan lain sebagainya.

WoG memiliki karakteristik pendekatan yang menekankan pelayanan yang


terintegrasi sehingga memiliki rumusan prinsip-
prinsip kolaborasi, kebersamaan, kesatuan tujuan bersama dan mencakup keseluruhan aktor
dari seluruh sektor dalam pemerintahan. WoG menekankan adanya penyatuan keseluruhan
(whole) elemen pemerintahan lintas sektor. WoG dikenal sebagai pendekatan interagency,
yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah instansi yang terkait dengan urusan-urusan
relevan. WoG menunjukkan atau menjelaskan bagaimana instansi pelayanan publik
bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan sebagai respon
terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu. Pendekatan WoG ini sudah dikenal dan lama
berkembang terutama di negara-negara Anglo-Saxon seperti Inggris, Australia dan Selandia
Baru. Di Inggris, misalnya, ide WoG dalam mengintegrasikan sektor-sektor ke dalam sutu cara
pandang dan sistem sudah dimulai sejak pemerintahan Partai Buruhnya Tony Blair pada tahun
1990-an dengan gerakan modernisasi program pemerintahan, dikenal dengan istilah Joined-up
Government.
Beberapa manfaat WoG adalah meningkatkan efisiensi, adanya sharing informasi dan
lingkungan kerja, meningkatkan daya saing, akuntabilitas serta koherensi kebijakan,
menurunkan biaya, menghindari adanya duplikasi dan inkonsistensi kebijakan serta
menurunkan waktu penyelesaian layanan tertentu, lembaga atau kementerian dapat fokus
pada outcome yang tidak dapat dicapai oleh K/L sektoral secara sendiri-sendiri. Mendorong
pencegahan terhadap masalah yang mungkin berkembang lebih jauh, implementasi kebijakan
tidak hanya melibatkan satu instansi tetapi lintas instansi, dan membuat pemerintah lebih
mampu menangani tantangan yang kompleks.

Bentuk WoG, Integrating Service Delivery (ISD) adalah Proses penyatuan pemberian
layanan kepada publik; Koordinasi dan Kolaborasi adalah Pemerintah horizontal yang
berkoordinasi atau berkolaborasi dalam mencapai tujuan bersama; Integrating and
Rebalancing Governance adalah Kontrol politik dan otonomi administrasi seperti di
Inggris; Culture Change adalah Konsep-konsep social glue (perekat), budaya
organisasi. Penerapan WoG pada kementerian atau lembaga dapat dilihat dalam
layanan Integrating Service Delivery (ISD) atau penyatuan layanan yang diberikan oleh
kementerian atau lembaga kepada publik, koordinasi pemerintah secara horizontal, kontrol
politik dan otonomi admnistrasi seperti yang diterapkan di Inggris, budaya organisasi sebagai
perekat. Best practice penerapan WoG memiliki persyaratan antara lain: 1) budaya dan
pilosofi; 2) cara kerja yang baru; 3) akuntabilitas dan insentif; dan 4) adanya cara baru dalam
pengembangan kebijakan. Berikut ini beberapa implementasi WoG dalam perspektif kebijakan
di Indonesia:

a. Hakikat dasar pelayanan publik, sebagaimana cita-cita yang tertuang dalam Pembukaan
UUD 1945.

b. WoG dalam penyelenggaraan negara, adanya check and balance system antara lembaga
eksekutif, yudikatif, dan legislatif.

c. Dalam penyelenggaraan pemerintahan negara, memanfaatkan dan mendayagunakan


kemampuan pemerintah, ASN, dan masyarakat, serta dana dan sumber daya yang tersedia.

d. WoG antar pemerintah daerah dan pusat.

e. ASN dan pelayanan publik.

f. WoG dalam pelayanan publik pada lingkup administrasi pemerintahan.

g. WoG dalam lingkup penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Banyak yang dapat kita harapkan dapat kita peroleh dari pembelajaran WoG antara
lain kolaborasi, bagaimana membangun tim, trust antar anggota tim, nilai (values), team
building, kerja sama, keterlibatan sektor, trust, value-based management, komunikasi,
koordinasi dan kolaborasi, dan Pembangunan karakter ASN sebagai perekat dan pemersatu
bangsa.

Tantangan praktik WoG adalah (1) Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat
dalam WoG tidaklah sama. Perbedaan kapasitas ini bisa menjadi kendala serius ketika
pendekatan WoG, misalnya, mendorong terjadinya merger atau akuisisi kelembagaan, di mana
terjadi penggabungan SDM dengan kualifikasi yang berbeda. Seperti halnya kapasitas SDM
dan institusi, (2) Nilai dan budaya organisasi pun menjadi kendala manakala terjadi upaya
kolaborasi sampai dengan penyatuan kelembagaan; dan Kepemimpinan menjadi salah satu
kunci penting dalam pelaksanaan WoG. Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah
kepemimpinan yang mampu mengakomodasi perubahan nilai dan budaya organisasi serta
meramu SDM yang tersedia guna mencapai tujuan yang diharapkan.

Penerapan whole of government dalam pelayanan yang terintegrasi seperti pelayanan


satu atap (One roof system), pelayanan satu pintu seperti (OSS dan PTSP Penanaman
Modal. Contoh di Indonesia: Pelayanan bergerak (mobile) seperti SIM Keliling, Pelayanan
Sertifikat Tanah One Day Service, Pelayanan Online, Portal layanan publik
di www.layanan.go.id (kominfo). Implementasi whole of government dalam perspektif
kebijakan di Indonesia yakni penanganan Covid 19 di Indonesia tidak bisa hanya satu pihak
saja yang dapat menghentikan persebaran covid 19 yang sudah menjadi Pandemi. Diperlukan
kerjasama dan kemauan dari semua pihak agar pandemi Covid-19 dapat segera diatasi. Peran
Pemerintah di masing-masing Negara sangat besar dalam hal ini dan juga kerjasama antar
negara. Jadi, implementasi WoG akan sangat besar pada upaya penanganan Covid 19
ini. Berbagai Langkah kebijakan telah diambil oleh Pemerintah di Indonesia, baik pusat
maupun di daerah. Langkah-langkah tersebut memerlukan koordinasi, kolaborasi atau
kerjasama antar berbagai elemen. Di Indonesia dibentuk Tim Gugus Tugas Covid-19.

Pelayanan terintegrasi: (1) Penguatan koordinasi antar lembaga, Mengurangi jumlah


lembaga yang ada sampai mendekati jumlah yang ideal untuk sebuah koordinasi. Dengan
jumlah lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah; (2) Membentuk
lembaga koordinasi khusus, Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas
dalam mengkoordinasikan sektor atau kementerian adalah salah satu cara melakukan WoG;
(3) Membentuk gugus tugas, Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang
dilakukan di luar struktur formal, yang sidatnya tidak permanen; (4) Koalisi sosial, Koalisi
sosial ini merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar sektor atau lembaga,
tanpa perlu membentuk pelembagaan khsus dalam koordinasi ini.

Profil Tokoh

H. Sutarmidji, S.H., M.Hum. adalah Gubernur Kalimantan barat periode 2018-2023 yang
sebelumnya menjabat Wali Kota Pontianak. Di bawah kepemimpinannya sebagai Wali kota,
dia berhasil membuat banyak kemajuan pembangunan kota, terutama di
bidang infrastruktur. Sutarmidji menekankan pada perbaikan-perbaikan fasilitas dan
pelayanan, di antaranya: (1) pelebaran jalan-jalan utama; (2) perbaikan lebih dari seribu rumah
yang tak layak huni; (3) pembangunan kembali pasar-pasar tradisional dan sekolah-sekolah
negeri; (4) perbaikan gang dan saluran air; (5) meningkatkan kualitas puskesmas; (6)
pembangunan RSUD baru yang menerapkan sistem rumah sakit tanpa kelas; (7) pembangunan
dan penataan taman-taman publik seperti Taman Alun Kapuas dan Taman Digulis. Di
bidang birokrasi, demi mempercepat pelayanan, Sutarmidji menerapkan Pelayanan Satu
Atap dalam mengurus perizinan. Jumlah perizinan pun dipangkas dari yang sebelumnya 99
jenis izin hingga menjadi hanya 14 jenis perizinan. Transparansi juga dikedepankan dengan
mempublikasikan APBD Kota Pontianak serta penggunaan dana Bantuan Sosial melalui koran
maupun situs Pemkot Pontianak. Sejak tahun 2011, Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD) Kota Pontianak selalu mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari
BPK. Pada tahun 2015, Kota Pontianak dianugerahi predikat pelayanan publik terbaik se-
Indonesia oleh OMBUDSMAN RI (ORI). Sampai saat ini sudah 231 Penghargaan yang
diraihnya baik tingkat Nasional maupun Internasional. Penghargaan bergengsi yang pernah
diraih Sutarmidji adalah Wali kota Terbaik Tahun 2017 oleh Kementerian Dalam Negeri. Di
masa awal kepemimpinannya, tak lama ia menjabat gubernur, ia berhasil menambah
APBD Kalbar dari Rp 5,3 triliun menjadi Rp 5,9 triliun. Hal yang pertama akan disentuhnya
ialah soal jalan dan infrastruktur. Tokoh Sutarmidji telah menerapkan nilai-nilai dasar ASN
dalam tugasnya yaitu nilai Komitmen Mutu menggunakan kekayaan dan barang milik negara
secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien. Tercermin kebijakannya yang berdampak besar
pada kesejahteraan masyarakat yaitu perbaikan-perbaikan fasilitas dan pelayanan.

B. Penerapan

Whole of government di perguruan tinggi. Sejalan dengan fungsi perguruan tinggi dalam
pelayanan publik, sudah seharusnya whole of government ini diterapkan dalam memberikan
layanan. Sejauh ini penerapan WoG di perguruan tinggi masih sebatas memberikan pelayanan
yang terpusat bagi mahasiswa, dosen, dan alumni yang berbasis teknologi informasi. Layanan
bagi mahasiswa antara lain integrasi pelayanan akademik dan kemahasiswaan dalam satu
pintu pada Gedung Biro akademik kemahasiswaan perencanaan dan kerjasama. Layanan
berbasis teknologi informasi pada sistem informasi akademik (SIAKAD) dimana mahasiswa
dengan mudah mengakses layanan yang tersedia seperti melihat prestasi akademik, jadwal
perkuliahan, monitoring kehadiran, informasi skripsi dan khusus untuk alumi terdapat layanan
tracking ijazah. Sedangkan untuk dosen, terdapat sistem informasi yang dapat digunakan untuk
managemen kebutuhan dosen mulai dari pengurusan beban kerja dosen, sistem remunerasi,
absensi. Selain itu, untuk manajemen perkuliahan terdapat aplikasi sistem informasi dosen
yang berisi beberapa fasilitas terkait pengajaran, absensi mahasiswa, dan pembimbingan
akademik. Kemudian peluncuran Aplikasi SILAT Fakultas Kedokteran Untan. SILAT adalah
Sistem Pelayanan Administrasi Persuratan Terpadu Berbasis Digital untunk meningkatkan
mutu layanan mahasiswa Fakultas Kedokteran Untan seperti surat-menyurat, permohonan
beaiswa, dll. Hal ini mendukung visi dan misi Rektor Untan digitalisasi kampus, Membangun
Ekosistem Digital dan Inovasi Menuju Universitas Siber.

Sebagai dosen, penerapan whole of government mengacu kepada tugas kita dalam
pelaksanaan tridharma perguruan tinggi. Pada bidang Pendidikan dan pengajaran, proses
pembelajaran di kelas dilaksanakan dengan menggunakan blended learning atau full e-
learning apalagi dengan kondisi pandemi covid-19 dengan memanfaatkan e-learning. Semua
proses pembelajaran telah terintegrasi mulai dari pemberian bahan ajar, video conference,
forum diskusi/live chat, tugas/asssignment, dan kuis. Sehingga mahasiswa dapat dengan
mudah mengakses materi pembelajaran, mengerjakan tugas atau kuis, dan mengetahui hasil
penilaian dalam satu aplikasi. Sedangkan pada kegiatan penelitian dan pengabdian pada
masyarakat sebagai dosen kita dapat melakukan komunikasi, koordinasi, kolaborasi dan
kerjasama penelitian dengan program studi atau fakultas lain dalam satu universitas, atau
melakukan kerjasama dengan universitas lain dan industri baik di dalam maupun luar negeri.
Kerjasama tersebut tentunya dapat meningkatkan kualitas penelitian dan pengabdian pada
masyarakat yang kita miliki serta meningkatkan jumlah artikel pada prosiding dan jurnal
berskala internasional sehingga dapat meningkatkan rangking unit kerja kita dan meningkatkan
kepercayaan masyarakat untuk mempercayakan anaknya dididik di perguruan tinggi kita.
WHOLE OF
GOVERNMENT
LATSAR CPNS ANGKATAN IV PROV.
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
KELOMPOK IV

SANDI PRIATMA MUHAMMAD FARHAN


19970611 202012 1 002 20000227 202102 1 002

NURUL NAURA NADHIRA TEGUH RIYO PRASETYO

19990607 202102 2 001 19981224 202102 1 001

TINTON DIFA YUDHA HILDA PRILISTIA NURHAYATI


19980403 202102 1 001 19980403 202102 2 001

MUHAMMAD ARSYAD FAIZ DIAN WIDYA NINGSIH


19980403 202102 1 001 19990923 202102 2 001
WHOLE OF GOVERNMENT

Sebuah pendekatan penyelenggaraan


pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif dari keseluruhan sektor dalam
ruanglingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan- tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik.
MENGAPA WOG DIPERLUKAN?

FAKTOR EKSTERNAL
Dorongan publik untuk mewujudkan
penyelenggaraan pemerintahan yang
lebih baik.

FAKTOR INTERNAL
Ketimpangan kapasitas
sektoral/kompetisi antar sektor.

KONTEKS INDONESIA
Keberagaman latar belakang budaya
PRAKTEK WOG DI BEBERAPA
NEGARA

1. PENGUATAN KOORDINASI ANTAR


LEMBAGA

2. MEMBENTUK LEMBAGA KOORDINASI


KHUSUS

3. MEMBENTUK GUGUS TUGAS

4. KOALISI SOSIAL
TANTANGAN
PRAKTEK WOG

KAPASITAS SDM DAN NILAI DAN BUDAYA KEPEMIMPINAN


INSTITUSI ORGANISASI
Perbedaan kapasitas Kendala dalam upaya Kepemimpinan menjadi
menjadi kendala serius kolaborasi dan kunci dalam
dalam WoG penyatuan mengakomodasi
kelembagaan perubahan nilai,
budaya dan SDM
PRAKTEK WOG DALAM PELAYANAN PUBLIK

PELAYANAN ADMINISTRATIF PELAYANAN JASA


Menghasilkan produk Berbentuk jasa yang
dokumen resmi yang dibutuhkan masyarakat.
dibutuhkan masyarakat.

PELAYANAN BARANG PELAYANAN REGULATIF


Meghasilkan jenis barang Melalui penegakan
yang dibutuhkan hukum, peraturan
masyarakat. perundang-undangan
maupun kebijakan.
POLA PELAYANAN PUBLIK

01 02 03
TEKNIS FUNGSIONAL SATU ATAP SATU PINTU
Pola yang diberikan sesuai Pola pelayanan secara Pola pelayanan secara
bidang tugas, fungsi dan terpadu pada satu tunggal oleh suatu unit kerja
kewenangannya. instansi. brdsr pelimbahan
wewenang.

04 05
TERPUSAT ELEKTRONIK
Pelayanan masyarakat oleh Pelayanan menggunakan
instansi sbg koordinator teknologi informasi dan
pelayanan instansi lain. komunikasi.
BEST PRACTICE WOG
3 JENIS KEGIATAN WOG AUSTRALIA

WOG antar Kementerian/lembaga


tingkat pusat

Channel:
WOG antar level pemerintahan yang
PRESS berbeda

WoG antar sektor publik, bisnis, non-


profit dan masyarakat.
BEST PRACTICE WOG
E-GOVERNMENT
E -G o v e rn m e n t da pa t m e n d u ku n g W o G

INTEGRASI PELAYANAN
KETERSEDIAAN CIO
ONLINE
Chief Information
Officer

INTEROPERABILITAS SEKTOR % PORTAL NASIONAL YANG


PUBLIK TERHUBUNG WEBSITE K/L
Indikator sejauh mana
kapasitas pertukaran
informasi antar sektor
WOG Lingkup Penyelenggaraan Pemerintah Negara

Sistem penyelenggaraan pemerintahan


negara adalah keseluruhan penyelenggaraan
kekuasaan pemerintahan (executive power)
dengan memanfaatkan dan mendayagunakan
kemampuan pemerintah dan segenap
aparaturnya dari semua peringkat
pemerintahan beserta seluruh rakyat di
wilayah negara Indonesia, serta dengan
memanfaatkan pula segenap dana dan daya
yang tersedia secara nasional demi
tercapainya tujuan negara dan terwujudnya
cita-cita bangsa sebagaimana dimaksud
Pembukaan UUD 1945.
WOG dalam lingkup hubungan
antar pusat dan daerah serta Mengacu pada ketentuan Pasal 18A 18B UUD 1945
antar daerag

Hubungan Keuangan
Hubungan dalam hal
Pembentukan Daerah

Hubungan Wewenang 100%


100%
100%
ASAS TERKAIT IMPLEMENTASI
WOG

● Asas Kepastian Hukum ● Asas Profesionalitas


● Asas Kepentingan Umum ● Asas Keterbukaan
● Asas Akuntabilitas ● Asas Efisiensi
● Asas Proporsionalitas ● Asas Efektifitas
Pemerintah Daerah wajib menjamin
WOG dalam Lingkup
terselenggaranya
pelayanan publik berdasarkan
Penyelenggaraan Pemda Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah.
THANKS!
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai