OLEH
Hilaliyah NPM.19.12.0051
Rizqi Ananda Inayah NPM.19.12.0032
Norkhadiza NPM.19.12.0457
A.Yuda Mahendra NPM.19.12.0040
Kelas : Non Reguler Bjm
Prodi : Administrasi Publik
3. Kesimpulan
1) Sarana dan prasarana Puskesmas Bayan pada tingkat persediaan dan
perlengkapannya masih dalam proses pengembangan sehingga menjadi
faktor penghambat dalam memberikan proses administrasi yang efektif
kepada pasien.
2) Puskesmas Bayan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien
umum masih menggunakan system manual yang artinya tetap
menggunakan perangkat komputer tetapi tidak tersambung jaringan data
local area network (LAN) dan tidak menggunakan server sebagai
database.
3) Sistem informasi pelayanan kesehatan di Puskesmas Bayan
menggunakan mekanisme pelaporan, dimana informasi yang dihasilkan
dari data masukan di proses dan akhirnya output yang dihasilkan akan
dilaporkan atau dikirim kepada instansi yang bersangkutan.
4) Data keluaran meliputi kegiatan untuk menyajikan dan mendistribusikan
informasi yang ada kepada pihak yang membutuhkan, yaitu Departemen
Kesehatan Pusat, Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan kabupaten/
Kota, Puskesmas Bayan dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS).
Dalam perjalanan waktu, berbagai pendekatan yang berlaku menurut
Presthus, dapat diklasifikasi dalam empat pendekatan, yakni:
1) Pendekatan institusional (the institutional approach)Pendekatan
Institusional Mungkin pendekatan paling awal untuk administrasi publik
dapat ditetapkan sebagai pendekatan hukum dan kelembagaan.Sebagian
besar didasarkan pada hak dan kewajiban hukum pemerintah, pendekatan
ini cenderung menekankan hubungan formal dan pemisahan kekuasaan di
antara tiga cabang pemerintahan. Kebijakan dan administrasi sering
didikotomisasi, dengan asumsi bahwa peran administrator hampir
seluruhnya terbatas pada sekadar melaksanakan kebijakan yang dirancang
oleh lengan politik resmi pemerintah.
Hal Puskesmas Bayan dalam pelayanan kesehatan kepada harus
menetapkan dengan pendekatan hukum agar kebijakan pelayanan yang
dilakukan tidak lepas dari keliru, karena adanya aturan aturan hokum
administasi
2) Pendekatan struktural (the struktural approach) Pendekatan Struktural
Titik pandang kedua untuk studi administrasi publik disebut pendekatan
struktural. Pendekatan ini, yang dipengaruhi oleh manajemen ilmiah dan
keberhasilan orang Amerika cenderung berfokus pada struktur organisasi
dan manajemen pers, ditambah dengan banyak perhatian dengan kontrol
hukum finansial administrasi dan administrator. Pendekatan ini kadang-
kadang dikritik karena tidak berhubungan dengan administrasi ke
lingkungan politiknya dan untuk tidak secara emplas fakta bahwa
organisasi terdiri dari manusia dan ketika keputusan dibuat, mereka, dalam
analisis terakhir, dijadikan individu. Ada beberapa kecenderungan untuk
menegaskan kembali organisasi, bahwa mereka memiliki kehidupan yang
berbeda dari kegiatan dan norma para pembagi yang membentuknya.
Dalam hal ini dimana Puskesmas Bayan melakukan dengan kurangnya
organisasi, hal ini dimana Puskesmas Bayan masih masih menggunakan
yang diperoleh dari penelitian ini adalah sistem informasi administrasi
yang diterapkan pada Puskesmas Bayan masih menggunakan sistem
manual, yang artinya tetap menggunakan perangkat komputer tetapi tidak
terhubung dengan jaringan data local area network (LAN) dan tidak
menggunakan server sebagai database.
3) Pendekatan perilaku (the behavioral approach) Pendekatan perilaku
kadang-kadang disebut pendekatan “orang tanpa organisasi” karena
kecenderungannya untuk menekankan tujuan nyata dan tujuan organisasi
yang lebih besar yang mendukung analisis intensif dari lingkungan
internal mereka, motivasi individu yang mengelola perangkat
administrasi, dan apa yang dapat disebut “aspek informal” dari
administrasi publik.
Pendekatan perilaku cenderung memusatkan masalah metodologi yang
sangat kuat, penggunaan analisis survei untuk menentukan realitas
organisasi, “dan kepedulian terhadap aspek manusia dalam administrasi
dan pengambilan keputusan. Para pendukungnya sering merasa bahwa
tidak banyak diketahui tentang proses operasional aktual dalam
administrasi publik, dan sampai pengetahuan semacam itu menjadi lebih
mapan pada tingkat validitas yang lebih tinggi, mungkin terlalu dini untuk
dipertimbangkan terutama dengan aspek-aspek normatif yang seharusnya
dilakukan oleh administrasi publik.
Untuk pasien umum masih menggunakan sistem manual yang membuat
pelayanan kurang cepat dan akurat, sedangkan peserta jaminan sosial
sudah bisa di akses secaraonline.
4) Pendekatan pasca-perilaku (the post-behavioral approach)Pendekatan ini
dapat dikarakteristikkan sebagai post-behaviourial, sangat menarik bagi
banyak orang yang tidak puas dengan beberapa ketidakmampuan dan
prioritas yang terdistorsi dari sistem pemerintahan yang ada dan sistem
ekonomi yang ada. Tentu saja, ia memiliki banyak aspek yang patut
dikagumi.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sistem informasi pelayanan
kesehatan pada Puskesmas Bayan sudah berjalan dengan baik
meskipunterdapat beberapa kekurangan pada sarana prasaran dan sumber
daya manusia.