Anda di halaman 1dari 12

BAB II

LANDASAN NORMATIF DAN TEORITIS

2.1 Landasan Normatif

Berlakunya Undang-undang Republik Indonesia No. 9 tahun 2015 tentang

pemerintahan daerah, diharapkan memberikan dampak yang nyatadan luas

terhadap peningkatan pelayanan terhadap masyarakat.

Pemerintah daerah punya kewenangan mangatur dan mengurus sendiri

urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan yang

diwujudkan dalam pembentukan daerah otonom dan penyelenggaraan otonomi

daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat

melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta

peningkatan daya saing daerah, dengan memperhatikan prinsip demokrasi,

pemerataan, keadilan, dan potensi keanekaragaman daerah dalam system Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat ke daerah inilah yang

memungkinkan terjadinya penyelenggaraan pelayanan dengan jalur birokrasi yang

lebih ringkas dan membuka peluang bagi Pemerintah Daerah untuk melakukan

inovasi dalam pemberian dan peningkatan kualitas pelayanan Peraturan

perundang-undangan yang mengatur tentang kebijakan jaminan kesehatan

masyarakat (jamkesmas) terdapat pula :


1. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) bahwa setiap orang

berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan

mendapat lingkungan yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan

kesehatan. Pasal 34 mengamanatkan ayat 76 (1) bahwa fakir miskin dan anak-

anak yang terlantar dipelihara oleh Negara, sedangkan ayat (3) bahwa Negara

bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas

umum yang layak

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor

3495

3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun

2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor

3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Tahun

2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara No. 4548) Pasal 14 menyebutkan

bahwa Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk

Kabupaten/Kota merupakan urusan yang berskala Kabupaten/Kota pada huruf e

yaitu penanganan bidang kesehatan

4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintah Antar Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran


Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737

5. peraturan daerah provinsi riau nomor 7 tahun 2011 tentang pelaksanaan

jaminan kesehatan provinsi riau pasal 3 menyebutkan pelaksanaan jaminan

kesehatan daerah meliputi kepesertaan, pelayanan kesehatan, pendanaan, dan

penyelenggaraan

2.2 Landasan Teoritis

2.2.1 Pengertian implementasi

Berdasarkan teori yang dikemukakan Edward III dalam Wirman Syafri (2010:35)

menjelaskan bahwa model implementasi bahwasanya keberhasilan dari suatu

kebijakan ditentukan oleh beberapa faktor penting yaitu :

1. Komunikasi (communication),

Proses komunikasi merupakan proses yang penting dilaksanakan oleh suatu

organisasi karena menentukan apa yang akan dilakukan oleh organisasi

tersebut. Semua pihak yang terlibat dalam suatu impelementasi sangat

memerlukan suatu komunikasi mengenai petunjuk pelaksanaannya,

menjalankan perintah dan diskusi agar tercipta keefektifan suatu implementasi

tersebut. Dalam proses komunikasi terkandung 3 hal yang perlu diperhatikan

yaitu transmisi kejelasan dan konsistensi. Transmisi merupakan menyangkut

penyaluran penyampaian suatu informasi diantara sesama implementator

sehingga menyangkut pemahaman akan keterkaitan antara keputusan yang

dibuat dengan aturan pelaksanaan yang dikeluarkan. Kejelasan menyangkut

ptunjuk pelaksanaan maupun kejelasan pesan komunikasi yang disampaikan.


Konsistensi menyangkut kepastian dan kejelasan perintah yang harus

dilaksanakan oleh para pelaksana agar berdampak pada implementasi.

2. Sumber Daya (resource),

Sumber daya yang dimaksud adalah kemampuan untuk mengelola segala

sesuatu yang berada dalam ruang lingkup organisasi. Dan sumber daya

inimerupakan suatu keahlian individu dalam suatu organisasi. Dalam sumber

daya terdapat keahlian unsur yaitu staf yang memadai dengan berbagai

keahliannya, wewenang, informasi dan fasilitas yang diperlukan. Staf ini agar

suatu kebijakan atau program dapat dijalankan dengan baik maka perlu

didukung oleh sejumlah staf yang memadai baik itu kompetensinya, keahliannya

serta keterampilan yang dibutuhkan. Wewenang menyangkut besaran jangkauan

tugas yang mampu dilakukan oleh pejabat pembuat kebijakan maupun

pelaksana. Informasi merupakan suatu hal yang sangat penting karena

menyangkut efisiensi dan kesanggupan dalam melaksanakan tugas masing-

masing. Fasilitas disini merupakan menyangkut tentang ketersediaan saran fisik

dalam rangka melaksanakan implementasi suatu program kegiatan

3. Sikap Implementator (dispotition),

Maksudnya adalah sikap implementator kebijakan apabila menerima kebijakan

dengan baik maka pelaksanaan kebijakan juga akan naik, begitu juga sebaliknya

apabila implementator kebijakan menerima kebijakan dengan cara yang tidak

baik, maka dalam pelaksanaan kebijakan tersebut juga tidak baik. Terdapat dua

hal yang perlu diperhatikan dalam disposisi yaitu pengangkatan birokrat dan

insentif. Pengangkatan birokrat yaitu orang-orang yang memiliki kompetensi,


integritas dan loyalitas terhadap kebijakan yagn dilaksanakan; integritas disini

merupakan suatu cara tentang bagaimana orang tersebut melakukan kegiatan

yang akan dilaksanakan, sehingga mendorong motivasi untuk bekerja untuk

melaksanakan program/kegiatan tersebut.

4. Struktur Birokrasi (bureucratic structure),

Struktur birokrasi disini yaitu dapat menentukan kearah mana kebijakan tersebut

akan dilakukan. Pada dasarnya yang paling penting dari semua unsur

implementasi kebijakan yaitu struktur birokrasi. Apabila semua unsur dalam

implementasi kebijakan telah dilakukan akan tetapi tidak sesuai dengan struktur

birokrasi maka akan sia-sia seluruh kegiatan yang telah dilakukan. Terdapat dua

hal yang sangat penting dalam struktur birokrasi yaitu SOP (Standar Operasional

Prosedur) dan Fragmentasi. SOP (Standar Operasional Prosedur) disini yaitu

suatu prosedur atau ukuran dasar kerja yang berasal dalam organisasi itu

sendiri. Fragmentasi itu merupakan suatu pembagian tugas antar sesama

organisasi.

5. Kebijakan atas-bawah (top-down),

Menurut Wirman Syafri (2010:42) “pendekatan top-down bermaksud memahami

implementasi sebagai proses delivery-mechanism semata-mata agar

implementasi program bisa dijalankan secara efektif dan efisien lalu Isu penting

adalah command and control atau yang sering disebut top-down perspective.

Dalam praktek command and control ini terwujud dalam bentuk petunjuk teknis

dan petunjuk pelaksana”.


Berdasarkan pendapat tersebut mengenai faktor yang mempengaruhi keberhasilan dari

implementasi kebijakan, maka penulis akan mengacu pada teori Edward III dalam

Wirman Syafri (2010:35).

Menurut Penulis, Teori ini mengemukakan bahwa setiap daerah agar daerahnya

mengalami kemajuan baik dalam sistim sarana maupun kesejahteraan Sumber Daya

Manusia, oleh karena itu teori ini sangat mengukur kualitas pelayanan yang dilakukan

pemerintah kepada masyarakat.

Menurut Syafri dan Setyoko (2008:22) “Aktifitas implementasi ini biasanya

terkandung di dalamnya : siapa pelaksanaannya, besar dana dan sumbernya, siapa

kelompok sasarannya, bagaimana manajemen program atau proyeknya, dan

bagaimana keberhasilan dan program diukur”. Sedangkan menurut Browne dan

Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2004:70) mengemukakan bahwa “implementasi

adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”.

Menurut Mazmanian dan Sabatier dalam Widodo (2010:89) : Hakikat utama

implementasi kebijakan adalah memahami apa yang seharusnya tejadi sesudah suatu

program dinyatakan berlaku atau dirumuskan. Pemahaman tersebut mencakup usaha-

usaha untuk mengadministrasikan dan menimbulkan dampak nyata pada masyarakat.

Majone dan Wildavsky dalam Nurdin dan Usman 2002, mengemukakan

“implementasi sebagai evaluasi”. Sedangkan Schubert (2002:70) mengemukakan

bahwa “implementasi adalah sistem rekayasa”.


Berdasarkan definisi implementasi menurut para ahli di atas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa kata implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan

atau mekanisme suatu sistem. Implementasi merupakan suatu pelaksanaan dari

sebuah rencana yang sudah disusun secara terperinci untuk mencapai tujuan kegiatan.

Kecamatan Rimba Melintang masih terdapat kelemahan dalam implementasi

BPJS, khususnya kesehatan. Pelaksanaan program BPJS Kesehatan di Kecamatan

Rimba Melintang saat ini masih dirasa kurang optimal karena terdapat berbagai

masalah yang dihadapi seperti kurangnya sarana dan prasarana dalam pelaksanaan

program BPJS Kesehatan. Kelemahan yang ada dalam pelaksanaan BPJS Kesehatan

di Kecamatan Rimba Melintang, semua pihak harus bahu-membahu untuk

memperbaikinya.

2.2.2 pengertian sehat dan sosiologi kesehatan

Pengertian sehat menurut WHO adalah "Health is a state of complete physical,

mental and social well-being and not merely the absence of diseases or infirmity".

Menurut WHO, ada tiga komponen penting yang merupakan satu kesatuan dalam

defenisi sehat yaitu:

1. Sehat Jasmani

Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya,

berupa sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut

tersisir rapi, berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau, selera makan

baik, tidur nyenyak, gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan normal.
2. Sehat Mental

Sehat mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain dalam

pepatah kuno "Jiwa yang sehat terdapat di dalam tubuh yang sehat" (Men Sana

In Corpore Sano).

3. Sehat Spritual

Spritual merupakan komponen tambahan pada pengertian sehat oleh WHO dan

memiliki arti penting dalam kahidupan sehari-hari masyarakat. Setiap individu

perlu mendapat pendidikan formal maupun informal, kesempatan untuk berlibur,

mendengar alunan lagu dan musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan

lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton.

Solita Sarwono (2004) mengatakan bahwa sosiologikesehatan merupakan mata

ajar yang penting, bukan hanya bagi mahasiswa kesehatan,melainkan bagi masyarakat

yang lainnya.

Sosiologi kesehatan yaitu :

Sosiologi kesehatan juga membahas pula perilaku kesehatan , pengaruh norma sosial

terhadap perilaku kesehatan, serta interaksi antara petugas kesehatan ( dokter dengan

petugas kesehatan lainnya) dan antara petugas dengan masyarakat, dalam hal ini

sosiologi kesehata berkaitan erat dengan hubungan petugas dan masyarakat dalam

biang kesehatan , tentunya hal ini memiliki peran penting dalam pelaksanaan BPJS

yang mecakup masyarakat dan kesehatan, di kecamatan Rimba Melintang terlihat


kurang dalam hal sosiologi kesehatan khususnya sosialisasi, yang pada akhirnya

mendapatkan kendala kendala di pelakasanaannya

2.2.3 Program BPJS Kesehatan

Jones dalam Joko Widodo (2001:194), mengatakan “aktivitas implementasi

kebijakan publik terdapat tiga macam aktivitas antara lain organisation, interpretation,

dan aplication”

1. Aktivitas Organisation (pengorganisasian) merupakan suatu upaya

menetapkan dan menata kembali sumber daya, unit-unit, dan metode-

metode yang mengarah pada upaya mewujudkan/merealisasikan kebijakan

sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan.

2. Aktivitas Interpretation (interpretasi) merupakan aktivitas penjelasan

substansi dari suatu kebijakan dalam bahasa yang lebih operasional dan

mudah dipahami sehingga dapat diterima oleh para pelaku dan sasaran

kebijakan.

3. Aktivitas Application (aplikasi) merupakan aktivitas penyediaan pelayanan

secara rutin, pembahasan atau lainya sesuai dengan tujuan dan sasaran

kebijakan yang ada.

Dari Teori ini Penulis dapat menyimpulkan bahwa untuk berjalannya program

ini, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan selaku Badan

Penyelenggara dan Aparatur Kecamatan harus menata kembali sumber daya yang

dimiliki untuk mewujudkan apa yang telah menjadi kebijakan seuai dengan tujuan
Program PBJS kesehatan itu sendiri, kemudian menggunakan bahasa yang

profesional untuk memberikan informasi terkait Program BPJS kesehatan kepada

masyarakat di kecamatan sehingga dapat dipahami dengan benar dan jelas.

Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan atau BPJS merupakan

lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial di indonesia

menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004. Berdasarkan UU Nomor 24 Tahun

2011, BPJS menggantikan sejumlah lembaga jaminan kesehatan PT Askes Indonesia.

BPJS kesehatan adalah jaminan yang dibentuk pemerintah untuk memberikan jaminan

kesehatan untuk masyarakat.

Prinsip hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya

untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta

Kepesertaan BPJS kesehatan mengacu pada Perturan Presiden Nomor 12

Tahun 2013 tentang jaminan kesehatan, terdiri atas 2 kelompok yaitu peserta penerima

bantuan iuran (PBI), dan peserta bukan PBI. Peserta PBI adalah orang yang tergolong

faskir miskin dan tidak mampu, yang preminya akan di bayar oleh pemerintah.

Sedangkan peserta BPJS kesehatan yang tergolong bukan PBI, yaitu pekerja penerima

upah (pegawai negeri sipil, anggota TNI/Polri, pejabat negara, pegawai pemerintah

non-pegawai negeri, dan pegawai swasta), pekerja bukan penerima upah dan bukan

pekerja (investor, pemberi kerja, pensiunan, janda veteran, dan anak veteran).

Program BPJS Kesehatan yang telah diberlakukan pemerintah sejak 1 Januari

2004 dirasakan masyarakat Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir


masih kurang sosialisasi. BPJS yang merupakan salah satu program pemerintah

dalam rangka perwujudan Sistem Jaminan Sosial dan Kesehatan (SJSN) dirasakan

masyarakat masih belum merata terutama di wilayah-wilayah terpencil.

Sosialisasi yang dilakukan oleh aparatur Kecamatan Rimba Melintang di

Kabupaten Rokan Hilir dalam program BPJS Kesehatan mempunyai pengaruh yang

sangat besar dalam upaya memberi pemahaman kepada masyarakat terhadap

pentingnya kesehatan. Dengan adanya program baru dari pemerintah yaitu Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial maka masyarakat mengharapkan pemberian jaminan

kesehatan untuk kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap masyarakat.

Kesehatan sudah merupakan kebutuhan pokok dalam hidup seseorang.

Terwujudnya keadaan sehat adalah keinginan pemerintah dalam berlangsungnya

program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kesehatan untuk dapat tercapainya

kesejahteraan rakyat khususnya masyarakat Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten

Rokan Hilir

BPJS Kesehatan akan menjadi solusi kesehatan bagi masyarakat karena

berbagai manfaat dan fasilitasnya. Manfaat yang didapat oleh peserta BPJS Kesehatan

mencakup pelayanan pencegahan dan pengobatan termasuk pelayanan obat dan

bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis. Namun di Kabupaten Rokan

Hilir masih kurangnya pelayanan terkait dengan program BPJS Kesehatan khususnya

di Kecamatan Rimba Melintang

Pelaksanaan sosialisasi yang kurang dan sarana prasarana yang belum

memadai terkait program BPJS Kesehatan di Kecamatan Rimba Melintang kiranya


dapat diselesaikan oleh pemerintah sehingga masyarakat dapat menikmati kehidupan

yang sejahtera dan hidup sehat.

2.3 Operasionalisasi Fokus Magang

Tabel 2.1

Operasionalisasi Konsep

Judul Konsep Dimensi Indikator


- Struktur -Fragmentasi
birokrasi -Standar prosedur
operasi
- Komitmen aparatur
IMPLEMENTASI
PROGRAM BPJS - Dukungan
DALAM aparatur
PENINGKATAN - Sumber - Dukungan
PELAYANAN daya anggaran
KESEHATAN DI Implementasi - Dukungan fasilitas
KECAMATAN kebijakan
RIMBA
MELINTANG - Sosialisasi tujuan
KABUPATEN kebijakan
ROKAN HILIR - Manfaat kebijakan
- Komunikasi
- Disiplin aparatur
- Kejujuran aparatur
- Budaya kerja
aparatur
- Disposisi - Sifat demokrasi
aparatur

Sumber : Levinsion dalam Sokonto (2012:212) Sosiologi suatu pengantar.

Anda mungkin juga menyukai