lebih ringkas dan membuka peluang bagi Pemerintah Daerah untuk melakukan
mendapat lingkungan yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan. Pasal 34 mengamanatkan ayat 76 (1) bahwa fakir miskin dan anak-
anak yang terlantar dipelihara oleh Negara, sedangkan ayat (3) bahwa Negara
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3495
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara No. 4548) Pasal 14 menyebutkan
penyelenggaraan
Berdasarkan teori yang dikemukakan Edward III dalam Wirman Syafri (2010:35)
1. Komunikasi (communication),
sesuatu yang berada dalam ruang lingkup organisasi. Dan sumber daya
daya terdapat keahlian unsur yaitu staf yang memadai dengan berbagai
keahliannya, wewenang, informasi dan fasilitas yang diperlukan. Staf ini agar
suatu kebijakan atau program dapat dijalankan dengan baik maka perlu
didukung oleh sejumlah staf yang memadai baik itu kompetensinya, keahliannya
dengan baik maka pelaksanaan kebijakan juga akan naik, begitu juga sebaliknya
baik, maka dalam pelaksanaan kebijakan tersebut juga tidak baik. Terdapat dua
hal yang perlu diperhatikan dalam disposisi yaitu pengangkatan birokrat dan
Struktur birokrasi disini yaitu dapat menentukan kearah mana kebijakan tersebut
akan dilakukan. Pada dasarnya yang paling penting dari semua unsur
implementasi kebijakan telah dilakukan akan tetapi tidak sesuai dengan struktur
birokrasi maka akan sia-sia seluruh kegiatan yang telah dilakukan. Terdapat dua
hal yang sangat penting dalam struktur birokrasi yaitu SOP (Standar Operasional
suatu prosedur atau ukuran dasar kerja yang berasal dalam organisasi itu
organisasi.
implementasi program bisa dijalankan secara efektif dan efisien lalu Isu penting
adalah command and control atau yang sering disebut top-down perspective.
Dalam praktek command and control ini terwujud dalam bentuk petunjuk teknis
implementasi kebijakan, maka penulis akan mengacu pada teori Edward III dalam
Menurut Penulis, Teori ini mengemukakan bahwa setiap daerah agar daerahnya
mengalami kemajuan baik dalam sistim sarana maupun kesejahteraan Sumber Daya
Manusia, oleh karena itu teori ini sangat mengukur kualitas pelayanan yang dilakukan
implementasi kebijakan adalah memahami apa yang seharusnya tejadi sesudah suatu
kesimpulan bahwa kata implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan
sebuah rencana yang sudah disusun secara terperinci untuk mencapai tujuan kegiatan.
Rimba Melintang saat ini masih dirasa kurang optimal karena terdapat berbagai
masalah yang dihadapi seperti kurangnya sarana dan prasarana dalam pelaksanaan
program BPJS Kesehatan. Kelemahan yang ada dalam pelaksanaan BPJS Kesehatan
memperbaikinya.
mental and social well-being and not merely the absence of diseases or infirmity".
Menurut WHO, ada tiga komponen penting yang merupakan satu kesatuan dalam
1. Sehat Jasmani
berupa sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut
tersisir rapi, berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau, selera makan
baik, tidur nyenyak, gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan normal.
2. Sehat Mental
Sehat mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain dalam
pepatah kuno "Jiwa yang sehat terdapat di dalam tubuh yang sehat" (Men Sana
In Corpore Sano).
3. Sehat Spritual
Spritual merupakan komponen tambahan pada pengertian sehat oleh WHO dan
mendengar alunan lagu dan musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan
lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton.
ajar yang penting, bukan hanya bagi mahasiswa kesehatan,melainkan bagi masyarakat
yang lainnya.
Sosiologi kesehatan juga membahas pula perilaku kesehatan , pengaruh norma sosial
terhadap perilaku kesehatan, serta interaksi antara petugas kesehatan ( dokter dengan
petugas kesehatan lainnya) dan antara petugas dengan masyarakat, dalam hal ini
sosiologi kesehata berkaitan erat dengan hubungan petugas dan masyarakat dalam
biang kesehatan , tentunya hal ini memiliki peran penting dalam pelaksanaan BPJS
kebijakan publik terdapat tiga macam aktivitas antara lain organisation, interpretation,
dan aplication”
substansi dari suatu kebijakan dalam bahasa yang lebih operasional dan
mudah dipahami sehingga dapat diterima oleh para pelaku dan sasaran
kebijakan.
secara rutin, pembahasan atau lainya sesuai dengan tujuan dan sasaran
Dari Teori ini Penulis dapat menyimpulkan bahwa untuk berjalannya program
Penyelenggara dan Aparatur Kecamatan harus menata kembali sumber daya yang
dimiliki untuk mewujudkan apa yang telah menjadi kebijakan seuai dengan tujuan
Program PBJS kesehatan itu sendiri, kemudian menggunakan bahasa yang
BPJS kesehatan adalah jaminan yang dibentuk pemerintah untuk memberikan jaminan
Tahun 2013 tentang jaminan kesehatan, terdiri atas 2 kelompok yaitu peserta penerima
bantuan iuran (PBI), dan peserta bukan PBI. Peserta PBI adalah orang yang tergolong
faskir miskin dan tidak mampu, yang preminya akan di bayar oleh pemerintah.
Sedangkan peserta BPJS kesehatan yang tergolong bukan PBI, yaitu pekerja penerima
upah (pegawai negeri sipil, anggota TNI/Polri, pejabat negara, pegawai pemerintah
non-pegawai negeri, dan pegawai swasta), pekerja bukan penerima upah dan bukan
pekerja (investor, pemberi kerja, pensiunan, janda veteran, dan anak veteran).
dalam rangka perwujudan Sistem Jaminan Sosial dan Kesehatan (SJSN) dirasakan
Kabupaten Rokan Hilir dalam program BPJS Kesehatan mempunyai pengaruh yang
pentingnya kesehatan. Dengan adanya program baru dari pemerintah yaitu Badan
kesehatan untuk kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap masyarakat.
Rokan Hilir
berbagai manfaat dan fasilitasnya. Manfaat yang didapat oleh peserta BPJS Kesehatan
bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis. Namun di Kabupaten Rokan
Hilir masih kurangnya pelayanan terkait dengan program BPJS Kesehatan khususnya
Tabel 2.1
Operasionalisasi Konsep