Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Implementasi

Secara etimologis pengertian implementasi menurut Kamus Webster yang


dikutip oleh Solichin Abdul Wahab adalah: “Konsep implementasi berasal dari
bahasa inggris yaitu to implement. Dalam kamus besar webster, to implement
(mengimplementasikan) berarti to provide the means for carrying out (menyediakan
sarana untuk melaksanakan sesuatu); dan to give practical effect to (untuk
menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu)” (Webster dalam Wahab, 2004:64).
Implementasi berasal dari Bahasa Inggris yaitu to implement yang berarti
mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk
melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu.
Sesuatu tersebut dilakukan untuk menimbulkan dampak atau akibat itu dapat berupa
undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan dan kebijakan yang
dibuat oleh lembaga-lembaga pemerintah dalam kehidupan kenegaraan.
“Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses
interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan
pelaksana, birokrasi yang efektif”(Setiawan, 2004:39).

B. Kebijakan

Kebijakan secara efistimologi, istilah kebijakan berasal dari bahasa Inggris


“policy”. Akan tetapi, kebanyakan orang berpandangan bahwa istilah kebijakan
senantiasa disamakan dengan istilah kebijaksanaan. Padahal apabila dicermati

berdasarkan tata bahasa, istilah kebijaksanaan berasal dari kata “wisdom ”.


Kebijakan adalah serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang
mesti diikuti dan dilakukan oleh para pelakunya untuk memecahkan suatu masalah
(a purposive corse of problem or matter of concern) : Menurut  Anderson (1979).
Menurut Keban (2004: 55) bahwa “Public Policy dapat dilihat sebagai konsep filosofi,
sebagai suatu produk, sebagai suatu proses, dan sebagai suatu kerangka kerja”.
Selanjutnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kebijakan sebagai suatu konsep filosofis merupakan serangkaian prinsip atau
kondisi yang diinginkan.
2. Sebagai suatu produk, kebijakan dipandang sebagai serangkaian kesimpulan
atau rekomendasi.
3. Sebagai suatu proses, kebijakan dipandang sebagai suatu cara dimana
melalui cara tersebut suatu organisasi dapat mengetahui apa yang
diharapkan darinya yaitu program dan mekanisme dalam mencapai
produknya, dan
4. Sebagai suatu kerangka kerja, kebijakan merupakan suatu proses tawar
menawar dan negosiasi untuk merumuskan isu-isu dan metode
implementasinya.

C. Implementasi Kebijakan
Pengertian implementasi kebijakan menurut Edward III adalah sebagai berikut:
“policy implementation as we have seen is the stage of policy making between the
establishment of a policy such as the passage of a legislative act, the issuing of an
executive order, the handing down of a judicial decision, or the promulgation of a
regulatory rule and the consequences of the policy for the people whom it affects”.
(Edward III, 1980:1).
Berdasarkan pernyataan dari George C. Edwards III tentang implementasi
kebijakan, maka dapat dikatakan bahwasanya implementasi kebijakan adalah tahap
pembuatan kebijakan antara pembentukan kebijakn seperti bagian dari tindakan
legislatif,menerbitkan perintah eksekutif, penyerahan down keputusan peradilan,
atau diterbitkannya suatu peraturan dan konsekuensi dari kebijakan bagi orang-
orang yang mempengaruhi. Edwards III menunjuk empat faktor yang berperan
penting dan dapat mempengaruhi pencapaian keberhasilan suatu implementasi
kebijakan. Empat faktor tersebut adalah:

1)      Komunikasi, keberhasilan kebijakan mensyaratkan agar implementor


mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi tujuan dan sasaran
kebijakan (target group) sehingga akan mengurangi distorsi implementasi. Apabila
tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak jelas atau bahkan tidak diketahui sama
sekali oleh kelompok sasaran, maka kemungkinan akan terjadi resistensi dari
kelompok sasaran.
2)      Sumber daya, walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas dan
konsistensi, tetapi apabila implementor kekurangan sumber daya untuk
melaksanakan, implementasi tidak akan berjalan efektif. Sumber daya tersebut
dapat berwujud sumber daya manusia, yakni kompetisi implementor, dan sumber
daya financial. Sumber daya adalah faktor penting untuk implementasi kebijakan
agar efektif. Tanpa sumber daya, kebijakan hanya tinggal di kertas menjadi
dokumen saja.

3)      Disposisi, adalah watak dan karakteristik atau sikap yang dimiliki oleh
implementor seperti komitmen, kejujuran, sifat demokratis. Apabila implementor
memiliki disposisi yang baik, maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan
baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementor
memiliki sifat atau perspektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses
implementasi kebijakan juga menjadi tidak efektif.

4)      Struktur birokrasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki


pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Salah satu dari aspek
struktur yang penting dari setiap organisasi adalah adanya prosedur operasi yang
standar (standard operating procedures) atau SOP. SOP menjadi pedoman bagi
setiap implementor dalam bertindak. Struktur organisasi yang terlalu panjang akan
cenderung melemahkan pengawasan dan menimbulkan red tape, yakni prosedur
birokrasi yang rumit dan kompleks. Ini pada gilirannya menyebabkan aktivitas
organisasi tidak fleksibel.

D. Perencanaan

Planning ( Perencanaan ) adalah keseluruhan proses pemikiran dan


penentuan secara matang dari pada hal-hal yang akan dikerjakan dimasa akan
dating dalam rangka pencaian tujuan yang telah ditentukan. (Siagian. S. P; Filsafat
Administrasi. Jakarta; Penerbit Gunung Agug, 1977 )
Perencaan diartikan sebagai usaha sadar untuk memikirkan alternatif –
alternatif yang mungkin dapat dicapai pada masa depan, menguji alternative
tersebut dan memili alternative yang dikehendaki agar dapat ditentukan pula
bagaimana cara mencapainya. Perencanaan suatu proses yang menetapkan lebih
dahulu kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan, prosedur dan metode
pelaksanaan untuk mencapai tujuan organisasi atau bagian dari organisasi selama
priode waktu tertentu.
Perencanaan adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk
dilaksanakan pada suatau periode tertentu dalam rangka tujuan yang ditetapkan.
Sedangkan menurut Bintarao Tjokroaminoto ialah proses mempersiapkan kegiatan
kegiatan secara sistematis yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Secara
rinci Tjokroamidjojo (1977) menguraikan tahap-tahap dalam suatu proses
perencanaan yang meliputi penyusunan rencana, penyusunan program rencana,
pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi

Landasan Hukum Penyusunan dokumen perencanaan antara lain:

a. Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional;
b. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah;
c. Peraturan pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa;
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 tahun2007 tentang Perencanaan
Pembangunan Desa;
e. Peraturan Mentri dalam Negeri Nomor 29tahun 2006 Tentang pedoman
Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan Peraturan Desa;
f. Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 29 tahun 2006 Tentang pedoman
Pembentukan ds Mekanisme Penyusunan Peraturan Desa

D. Pelaksanaan
Menurut Bintoro Tjokroadmudjoyo, Pengertian Pelaksanaan  ialah sebagai
proses dalam bentuk rangkaian kegiatan, yaitu berawal dari kebijakan guna
mencapai suatu tujuan maka kebijakan itu diturunkan dalam suatu program dan
proyek.
Siagian S.P mengemukakan bahawa Pengertian Pelaksanaan merupakan
keseluruhan proses pemberian motivasi bekerja kepada para bawahan sedemikian
rupa, sehingga pada akhirnya mereka mau bekerja secara ikhlas agar tercapai
tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.
Lembaga Administrasi Negara RI merumuskan Pengertian Pelaksanaan
adalah upaya agar tiap pegawai atau tiap anggota organisasi berkeinginan dan
berusaha mencapai tujuan yang telah direncanakan.

E. Pembangunan
Secara umum pembangunan merupakan proses kegiatan berencana untuk
melakukan perubahan terhadap kondisi kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Untuk menjadi dasar pemikiran dalam membahas tentang pembangunan maka
penulis akan menyajikan beberapa pendapat terkait dengan masalah
pembangunan.Menurut Lembaga Administrasi Negara RI(1995:12),dalam buku
system administrasi negara RI ,menyatakan sebagai berikut :
Selanjutnya dikatakan pembangunan dalam arti luas merupakan suatu usaha
perubahan untuk menuju keadaan lebih baik berdasarkan norma-
norma ,perencanaan,dan pendayagunaan potensi sumber daya alam ,manusia,dan
social budaya. Dalam kata pembangunan ,yang berlawanan dengan merusak .Oleh
karena itu ,perubahan kearah keadaan yang lebih baik seperti yang diinginkan dan
dengan upaya yang terencana ,harus dilakukan melalui jalan yang tidak
merusak ,tetapi justru mengoptimalkan sumber daya yang tersedia dan
mengembangkan potensi yang ada.
Menurut Taliziduhu Ndraha (2003:386),dalam bukunya berjudul kybernology
(ilmu pemerintahan baru).Menurutnya bahwa :
Titik berat pembangunan yang di selenggarakan oleh Negara-negara yang sedang
berkembang ,termasuk Indonesia ,pada umumnya diletakkan di bidang ekonomi
dalam arti usaha-usaha yang cepat menghasilkan perubahan yang terlihatsecara
fisik. Pengelolaan usaha-usaha yang demikian, memerlukan tenaga-tenaga
pemerintahan dan brokrasi berketerampilan tinggi dan sikap untuk menggerakan
mesin pembangunan secara profesional.
Menurut Sondang P. Siagian (1992:2-3) dalam buku administrasi pembangunan
dnyatakan bahwa :
Pembangunan sebagai suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan
perubahan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa,negara
dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa.
Apabila pendapat yang dikemukankan diatas dapat dianalisis lebih lanjut
terhadap beberapa hal-hal yang penting sebagai berikut :
1. Pembangunan merupakan suatu proses. Proses berarti suatu kegiatan yang
terus menerus dilaksanakan
2. Pembangunan merupakan suatu yang secara sadar dilaksakan.
3. Pembangunan dilakukan secara berencana dan perencanaan itu berorientasi
kepada pertumbuhan dan perubahan.
4. Pembangunan mengarah kepada mederinitas. Modernitas disini diartiakan
sebagi cara hidup yang baru dan lebih baik daripada sebelumnya serta
kemampuan untuk lebih menguasai alam dan lingkungan.
5. Moderinitas yang dicapai melalui pembangunan bersifat multi dimensional.
Artinya bahwa moderinitas itu mencangkup seluruh aspek kehidupan bangsa
dan negara.
6. Bahwa semua hal yang telah disebutkan dimuka ditunjukkan kepada usaha
pembina bangsa yang terus menerus harus dilaksanakan dalam rangka
pencapaian tujuan bangsa,yang telah di tetapkan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai